1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan bidang industri secara global menuntut pemenuhan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Hal ini terjadi karena manusia sebagai sumber daya yang sangat potensial dituntut untuk lebih tahu dan terampil dalam melakukan tugas–tugas yang semakin kompleks dan rumit. Hampir setiap organisasi mengakui Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting dalam perkembangan dan kemajuan bidang industri, termasuk juga bidang-bidang yang lain, sehingga banyak yang berpendapat bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang berharga bagi industri maupun organisasi. Manusia atau karyawan merupakan faktor terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh faktor sumber daya manusia. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Motivasi kerja mendapat pertimbangan khusus dalam manajemen saat ini, karena motivasi kerja dapat memberi sumbangan potensial terhadap produktivitas kerja. Motivasi kerja merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap usaha kerja sama dari sekelompok orang didalam mencapai tujuannya. Kwelju (2004) menyatakan bahwa motivasi adalah pemberian gaya penggerak yang menciptakan 1 2 kegairahan seseorang agar bekerja secara efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan. Pada umumnya motivasi kerja digunakan untuk menggambarkan suasana secara keseluruhan yang dirasakan memberi warna dan dorongan bagi usaha kerja karyawan di antara anggota-anggota kelompok, masyarakat, atau perkumpulan. Secara global, di tengah badai krisis saat ini, motivasi kerja banyak yang menurun karena adanya isu-isu PHK untuk mempertahankan perusahaan. Ada berbagai cara untuk mempertahankan operasional perusahaan seperti memangkas biaya, mengurangi produksi dan juga melakukan pengurangan karyawan (PHK). Tetapi tidak semua perusahaan melakukan pengurangan pegawai, tetapi memilih mengurangi biaya agar operasional tetap berjalan, salah satunya dilakukan produsen semen raksasa, PT Holcim Indonesia (Rahmawati, 2009). Menurut Rusli Setiawan (Rahmawati, 2009) Direktur Holcim memperkirakan hingga akhir tahun ini, konsumsi semen domestik dapat kembali lagi seperti tahun lalu. Sepanjang semester satu tahun lalu, produksi perusahaan per semester menghasilkan 17,5 juta ton sehingga belum mampu memenuhi permintaan domestik sebesar 20 juta ton. Laba bersih Holcim enam bulan pertama tahun ini turun menjadi Rp 278 miliar dibanding semester satu tahun lalu sebesar Rp 341,14 miliar. Laba bersih yang diperoleh PT Holcim menurun menunjukkan produktivitas kerja kurang maksimal karena motivasi kerja karyawan menurun. PT Holcim untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan dan sehubungan adanya krisi ekonomi yang belum stabil, PT holcim tidak melakukan PHK terhadap karyawan , melainkan melakukan kebijakan deployment karyawan, yaitu melalui cara bagian atau divisi 3 yang terlalu banyak pegawainya sementara kebutuhannya tidak besar, dilakukan rotasi ke bagian lain yang memang membutuhkan. Dengan cara ini, secara tidak langsung kita juga melakukan efisiensi dengan menempatkan karyawan di bagianbagian yang memang membutuhkan. Akibat kebijakan tersebut, meskipun karyawan tidak di PHK tetapi adanya kebijakan dengan cara rotasi ke bagian lain dapat menurunkan motivasi kerja. Adanya rotasi pembagian kerja membuat karyawan yang sudah melakukan kegiatan rutin sesuai dengan kemampuan menjadi berbeda. Ada kemungkinan karyawan perlu meningkatkan keterampilan kerja sesuai dengan bidang kerja yang ditekuni (Purwadi, 2009). Adanya kebijakan deployment karyawan telah menurunkan motivasi kerja karyawan. Karyawan yang dengan sadar terlibat dalam aktivitas organisasi biasanya mempunyai latar belakang atau motivasi tertentu. Motivasi merupakan aktualisasi diri dalam diri manusia yang kemunculannya didasari pada kebutuhan manusia. Menurut Moekijat (2001) motivasi adalah keadaan dalam pribadi seorang yang mendorong keinginan individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dorongan seseorang untuk bekerja dipengaruhi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dan tingkat kebutuhan yang berbeda pada setiap karyawan, sehingga dapat terjadi perbedaan motivasi dalam bekerja. Faktor kemampuan individual dan iklim organisasi akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Setiap individu pemimpin mempunyai karakteristik yang berbeda dalam menjalankan organisasinya. Pergantian pemimpin dapat membawa perubahan budaya organisasi yang secara tidak langsung akan menyebabkan perubahan iklim organisasi. PT Holcim merupakan perusahaan hasil akuisisi PT Semen Cibinong oleh Holderfin BV Ltd, anak perusahaan Holcim Ltd, Swiss. Holcim 4 mengoperasikan dua pabrik semen yaitu di Narogong, Jawa Barat dan Cilacap, Jawa Tengah dengan kapasitas produksi 7,9 juta ton per tahun. Bahkan saat ini PT Holcim telah mengakuisisi pula PT Bintang Polindo Perkasa (BPP) (www.okezone.com). Saat ini Holcim Participations (Mauritius) melalui Holderfin B.V. tercatat menguasai 77,33 persen saham di PT Semen Cibinong Tbk. Perusahaan asal Swiss ini baru masuk secara resmi ke Semen Cibinong pada 13 Desember 2001 (www.DetikFinance.com). Perubahan kepemilikan dari perusahaan swasta lokal menjadi kepemilikan asing sedikit banyak mempengaruhi iklim yang terjadi di perusahaan ini. Persepsi yang positif terhadap iklim organisasi merupakan sarana yang tepat dalam menciptakan suasana yang dapat mendorong munculnya motivasi kerja karyawan, sehingga ada kesadaran dari para karyawan tentang perlunya kedisiplinan kerja, yang dilakukan dengan sukarela. Menurut Gibson dkk. (Satria, 2004) bahwa iklim organisasi adalah sifat lingkungan kerja atau lingkungan psikologis dalam organisasi yang dirasakan oleh para pekerja atau anggota organisasi dan dianggap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja terhadap pekerjaannya. Iklim suatu organisasi yang positif akan membuat karyawan berusaha mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi tanpa adanya unsur paksaan. Kondisi iklim kerja akan mempengaruhi kondisi motivasi dan semangat kerja karyawan. Karyawan diharapkan dapat berkarir dengan memuaskan sehingga membuat anggota atau karyawan ingin berusaha sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi. Karyawan merasa dekat dengan organisasi sehingga dirinya mampu merasakan bahwa bekerja di organisasi adalah pilihan terbaik bagi dirinya. 5 Iklim organisasi merupakan hal yang sangat perlu menjadi perhatian seorang pemimpin organisasi, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi keefektivitasan kinerja karyawannya. Bahkan ada yang menyatakan bahwa iklim organisasi jauh lebih penting dari pada ketrampilan atau tehnik - tehnik komunikasi dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Menciptakan sebuah iklim organisasi yang mampu membawa para anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki karakteristik tingkah laku yang berbeda sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengajukan rumusan masalah “Apakah ada hubungan antara iklim organisasi dengan motivasi kerja karyawan pada PT Holcim?”. Dengan rumusan masalah tersebut maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada PT Holcim”. B. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara iklim organisasi dengan Motivasi kerja, 2. Tingkat Motivasi kerja, 3. Tingkat iklim organisasi, 4. Peranan Iklim organisasi terhadap Motivasi kerja 6 C. Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi ilmuwan psikologi diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memperdalam, memperkaya, dan mengembangkan khasanah keilmuan psikologi, khususnya psikologi organisasi. 2. Bagi pimpinan perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam mengendalikan jalannya roda organisasi dengan menjadikan iklim organisasi yang kondusif, sehingga bisa meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga dapat mencapai hasil kerja yang optimal.