Jurnal Shinta F (11-14-14-12-30-00)

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2014, 2 (4): 556-570
ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2014
PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP
PENINGKATAN PENJUALAN SEPEDA
MOTOR HONDA PADA PT. DAYA
ANUGRAH MANDIRI
SAMARINDA
Shinta Farlela 1
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang terdiri
dari Periklanan, Promosi Pribadi dan Promosi Penjualan terhadap
peningkatan penjualan motor Honda pada PT. Daya Anugrah Mandiri
Samarinda serta mencari variabel mana yang paling berpengaruh. Populasi
dalam penelitian ini adalah calon konsumen sepeda motor Honda di
Samarinda. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan non probability sampling
yang digunakan adalah Insidental sampling Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS Versi 16.0 menunjukkan bahwa faktor-faktor bauran
promosi berpengaruh dan signifikan terhadap peningkatan penjualan. Dari
hasil koefisien regresi Penjualan Y= 2,129 + 0,377 (X1) + 0,370 (X2) + 0,455
(X3). Nilai R (Koefisien Korelasi) yang diperoleh sebesar 0,482 dan nilai R
Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,482 atau 48,2%. Pengujian hipotesis
secara keseluruhan (Uji F) Peningkatan Penjualan sepeda motor Honda
dengan tingkat kepercayaan 95% dari tabel anovab dengan Fhitung 31.748
sehingga secara simultan variabel independen (X) berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hasil pengujian dengan Uji t
diketahui bahwa variabel periklanan, promosi pribadi dan promosi penjualan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan penjualan sepeda motor
Honda di Samarinda.
Kata Kunci : periklanan, promosi pribadi, promosi penjualan dan penjualan
Pendahuluan
Pada dasarnya setiap perusahaan mengharapkan semua tujuan yang
irencanakan dapat tercapai dengan baik. Hal ini sudah menjadi kodrat bagi
perusahaan, demikian juga dengan tujuan perusahaan satu dengan perusahaan
lainnya tidak jauh berbeda walaupun cara untuk mencapainya berbeda-beda
namun pada hakekatnya perusahaan itu bertujuan untuk meningkatkan volume
permintaan barang sehingga terjadinya keuntungan disuatu perusahaan.
1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
Industri kendaraan bermotor merupakan salah satu industri yang sangat
pesat perkembangannya di dunia termasuk di indonesia. Ini disebabkan
kebutuhan manusia akan kendaraansangatlah penting artinya terhadap kegiatan
masyarakat secara langsung. Permintaan kebutuhan kendaraan bermotor akan
terus meningkat seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di
wilayah pemasaran kendaraan tersebut.
Maraknya jenis dan kendaraan motor yang ada di pasaran tentu akan
menimbulkan masalah bagi produsen itu sendiri, dimana terjadi kompetisi
didalam menarik konsumen sebanyak mungkin. Untuk menarik minat para
pembeli, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penerapannya bukan
hanya bagaimana meningkatkan volume penjualan tetapi juga mengamati
tingkah laku konsumen serta memenuhi keinginan konsumen melalui usaha
perbaikan kualitas produk yang sesuai dengan harapan konsumen.
Demikian halnya dengan Perusahaan Sepeda motor Honda pada PT.
Daya Anugrah Mandiri Samarinda terutama pada bidang pemasaran untuk
dapat meningkatkan promosi terhadap peningkatan penjualan Sepeda Motor
Honda pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda yang sudah sangat terkenal
di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur di Jalan A.W.Syahrani No.12
Samarinda. Honda merupakan merek sepeda motor yang dipegang oleh PT.
Astra Honda Motor ( AHM ) sebagai produsen dan pemasok ke dealer-dealer
Honda melalui perwakilan (Main Dealer). Untuk Kalimantan Timur khusunya
Samarinda ada 16 Dealer Honda salah satunya yaitu PT. Daya Anugrah
Mandiri.
Promosi yang telah dilakukan oleh PT. Daya Anugrah Mandiri yaitu
Periklanan (Advertising) Variabel X1, Promosi Pribadi (Personal
Selling)Variabel X2, Promosi Penjualan (Sales Promotion) Variabel X3.
Kerangka Dasar Teori
Bauran Pemasaran
Philip Kotler (2003:24) mengatakan, Marketing Mix adalah serangkaian
alat pemasaran taktis yang dapat di kendalikan produk, harga, tempat, dan
promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran.
Philip Kotler dan Gary Amstrong (2004:320) mengemukakan marketing
mix terbagi atas empat variabel sebagai berikut:
1. Produk
Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan menyediakan
produk yang lebih tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan
konsumen dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam
jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan marker
sharenya
2. Harga
557
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Harga merupakan jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh suatu produk, satu-satunya unsur marketig mix yang
menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan
unsur biasa saja.
3. Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke
konsumen pada waktu yang tepat dan salah satu kebijakan pemasaran yang
mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan distribusi
fisik (physical distribution).
4. Promosi
Suatu produk bagaimanapun bermanfaatnya jika tidak dikenal konsumen
maka produk tersebut tidak akan diketahui dan bermanfaat bagi konsumen.
Promosi
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya
aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau
membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Fungsi Promosi
Setiap perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan fungsi
promosi begitu juga dengan pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda,
adapun tujuan fungsi promosi tersebut adalah :
1. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli, maksudnya
perhatian dari calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal
proses pengambilan keputusan didalam membeli sesuatu barang atau
menggunakan suatu jasa.
2. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli. Perhatian
yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap
berikutnya atau berhenti. Maksud dari pernyataan tahap berikutnya ini
adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang menjadi fungsi
utama dari kegiatan promosi.
3. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli yang untuk memiliki
barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap
sebelumya. Setelah seseorang tertarik kepada sesuatu, maka timbul rasa
untuk dapat memilikinya. Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal
harga, cara pemakainanya, dan sebagainya), maka rasa ingin memilikinya
ini semakin menjadi besar dan diikut oleh suatu keputusan untuk membeli.
Tujuan Promosi
Adapun tujuan promosi tersebut ialah :
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial.
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit.
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan.
558
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
4.
Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.
6. Membentuk konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Rossiter dan Percy (dalam Tjiptono,2002:222)
Bauran Promosi
Promotion mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variablevariabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Menurut Philip Kotler (2005:264) promotion mix terdiri dari atas 5
perangkat utama yakni:
1. Advertising
Merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk
atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.
2. Personal Selling
Berupa insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau
membeli suatu produk atau jasa.
3. Sales Promotion
Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan
presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan.
4. Publicty
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra
perusahaan atau produk individualnya.
5. Direct Marketing
Penggunaan surat, telepon, faksimil, email dan alat penghubung nonpersonal
lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan
langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Periklanan Menurut Philip Kotler (2005:277), bahwa iklan adalah segala
bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh
sponsor yang tertentu yang harus bayar. Sedangkan yang dimaksud dengan
periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyampaian, perencanaan,
pelaksanaan, dan
pengawasan iklan.
Penjualan Pribadi Basu Swastha dan Irawan (2008:350) mengemukakan
definisi penjualan pribadi dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern
sebagai berikut penjualan pribadi adalah presentasi lisan dalam suatu
percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk
menciptakan penjualan.
Promosi Penjualan Promosi penjualan merupakan kegiatan komunikasi
yang bukan iklan, publisitas, atau penjualan pribadi. Tujuannya adalah menarik
konsumen untuk membeli, yaitu dengan pajangan di toko-toko, pameran, dan
demonstrasi dengan menggunakan alat-alat penjualan seperti posterr, selebaran,
dan gambar tempel. Biasanya kegiatan ini juga dilakukan bersama-sama
dengan kegiatan promosi lainnya. Biayanya relatif lebih murah dibandingkan
559
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
periklanan dan penjualan pribadi. Selain itu promosi penjualan juga lebih
fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya tersedia dan dimana
saja, sedangkan penjualan yang terjadi sifatnya tidak kontiniu dan berjangka
pendek.
Pengaruh promosi terhadap penjualan
Menurut Basu swastha DH (2004 : 403) Penjualan adalah interaksi antara
individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga
menguntungkan bagi pihak lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi promosi
1. Jeni pasar produk
Tingkat pemanfaatan alat promosi bervariasi antara pasar konsumen dan
pasaar industri. Pada perusahaan barang konsumsi penjualan, periklanan,
penjualan perorangan dan hubungan masyarakat, sesuai dengan urutannya.
Sedangkan perusahaan industri akan lebih memuasatkan pada penjualan
perorangan, promosi penjualan, periklanan dan hubungan masyarakat.
2. Strategi dorong lawan strategi tarik
Bauran promosi sangat dipengaruhi oleh apakah perusahaan memilih
strategi dorong atau strategi menarik untuk menciptakan penjualan. Pada
strategi dorong, penjualan perorangan dan promosi penjualan yang lebih
diperhatikan sedang pada strategi tarik,periklanan dan promosi kepada
konsumen akan lebih berperan.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan masalah pokok yang dikemukakan, maka
hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Diduga bahwa bauran promosi yang meliputi periklanan, promosi pribadi,
dan promosi penjualan, berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
peningkatan penjualan Motor Honda PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda.
2. Diduga bahwa bauran promosi yang meliputi periklanan, promosi pribadi,
dan promosi penjualan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
peningkatan penjualan Motor Honda PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda
3. Diduga bahwa promosi periklanan dan promosi penjualan berpengaruh
dominan terhadap peningkatan penjualan Motor Honda pada PT. Daya
Anugrah Mandiri Samarinda.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penlitian deskriptif dan penelitian kuntitatif
variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas Periklanan
(Advertising), Promosi Pribadi (Personal Selling) dan Promosi Penjualan (Sales
Promotion) dan variabel terikat Penjualan (Y)
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis mengadakan penelitian
pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda. Variabel penulis teliti adalah
variabel bauran promosi (X) yang mempengaruh terhadap peningkatan
560
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
penjualan (Y) sepeda motor Honda pada PT. Daya Anugrah Mandiri
Samarinda.
Teknik Analisis Data
Dari hasil penelitian yang dikumpulkan maka selanjutnya akan dapat
disajikan metode analisis sebagai berikut:
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji
validasi
dan
reliabilitas
perlu
dilakukan
untuk
dipertanggungjawabkan
keakuratan dan kehandalannya.
1. Validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahsihan alat ukur yang
digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan dala itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004:137).
2. Uji Reliability
Berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner
dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama
akan menghasilkan data yang konsisten mencirikan tingkat konsistensi.
Banyak rumus yng dapat digunakan untuk mengukur reliabiliti diantaranya
adalah rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2004:137).
Uji Asumsi Klasik
Uji penyimpangan asumsi klasik digunakan untuk meyakinkan bahwa
persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan dapat dipergunakan (valid)
untuk mencari peramalan. Uji penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini
menggunakan empat jenis uji asumsi, yaitu uji asumsi normalitas, uji asumsi
autokorelasi. uji asumsi multikolinearitas, dan uji asumsi heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi variabel
terikat dan variabel bebas dalam model regresi. Santoso (2000:53) menjelaskan
bahwa uji normalitas bisa dilakukan dengan menggunakan rasio skewness dan
rasio kurtosis.
Rasio skewness adalah nilai statistik skewness dibagi dengan standard
error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai statistik kurtosis dibagi
dengan stan.dard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio kurtosis dan
skewness berada di antara – 2 hingga + 2, maka distribusi data memenuhi
asumsi normalitas.
Uji Autokorelasi
Ghozali (2009:111) mengatakan bahwa uji autokorelasi digunakan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya).
Keputusan ada tidaknya Autokorelasiadalah : Jika nilai DW terletak
antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU) berarti bebas dari
561
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Autokorelasi, sebaliknya jika nilai DW <dL atau DW > (4 – dL) berarti
terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston,
yaitu nilai dL ;dU ; α ; n ; (k – 1). Keterangan : n = jumlah sampel, k = jumlah
variabel, dan α = taraf signifikan.
Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. (ghozali, 2009:91). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variable bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
bebas sama dengan nol.
Dalam penelitian ini, penulis mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolinearitas dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF), dengan
asumsi bahwa gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF lebih besar dari
10.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Untuk menguji Hiteroskedastisitas dapat diketahui dari
nilai signifikan korelasi Rank Spearman antara masing-masing variabel
independen dengan residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%)
maka tidak terdapat Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α
(5%) maka terdapat Heteroskedastisitas.
Bila variabel penjelas (bebas) secara statistik signifikan mempengaruhi
residual maka dipastikan model regresi memiliki masalah Heteroskedastisitas.
Model RegresiLinierBerganda
Regresi linier berganda adalah suatu proses memperkirakan secara
sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang
berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya
dapat diperkecil. Riduwan dan Sunarto (2010:96), menyatakan bahwa
kegunaan analisis regresi ganda adalah untuk meramalkan nilai variable
dependen (Y) apabila variable independen minimal dua atau lebih untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara
dua variable bebas atau lebih dengan satu variable terikat.
1. Uji Koefisien Korelasi
Uji korelasi dalam penelitian ini dilakukan mencari besarnya hubungan
antara variabel Periklanan (X1), Promosi Pribadi (X2) dan Promosi
Penjualan (X3) dengan variabel Penjualan (Y).
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi yang
diberikan oleh variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen
(Y). Koefisien determinasi juga digunakan untuk menetuka apakah regresi
berganda Penjualan terhadap Periklanan, Promosi Pribadi dan Promosi
562
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
Penjualan sudah tepat untuk digunakan sebagai pendekatan atas hubungan
linier variabel berdasarkan hasil observasi (Gujarati, 2003).
3. Uji F (Simultan)
Menurut Sugiyono (2005:266) uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh
secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F
(simultan) digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel penjelas
yang digunakan dalam model regresi secara serentak berpengaruh terhadap
variabel yang dijelaskan.
4. Uji t (Parsial)
Pengujian secara parsial ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari
tiaptiap variabel independen periklanan, promosi pribadi dan promosi
penjualan terhadap variabel dependen penjualan.
Hasil Penelitian
Uji Validitas
Communalities
Pearson
Tingkat
Keterangan
Correlation
Sig.
Item_1 .871
0,05
Valid
Item_2 .848
0,05
Valid
Item_3 .696
0,05
Valid
Item_4 .727
0,05
Valid
Item_5 .737
0,05
Valid
Item_6 .643
0,05
Valid
Item_7 .654
0,05
Valid
Item_8 .696
0,05
Valid
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber : Data SPSS, 2014
Dari setiap item pertanyaan diperoleh nilai Pearson Correlation maka
item pertanyaan pada penelitian di atas adalah valid dan dengan demikian data
yang diperoleh layak digunakan untuk analisis selanjutnya, menggunakan
analisis regresi.
Uji Reabilitas
Item-Total Statistics
Cronbach's
Kesimpulan
Alpha if
Item Deleted
Item_1
.871
Reliabel
Item_2
.866
Reliabel
Item_3
.865
Reliabel
Item_4
.864
Reliabel
Item_5
.866
Reliabel
563
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Item_6
.854
Item_7
.858
Item_8
.866
Sumber : Data SPSS, 2014
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Cronbach
Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,8 sehingga dapat dikatakan semua
konsep pengukur variabel dari kuisioner adalah reliabel yang berarti bahwa
kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuisioner yang
handal. Secara keseluruhan butir-butir pertanyaan dari tiap-tiap variabel
digunakan dan dapat di distribusikan kepada seluruh responden (100 orang),
karena tiap-tiap butir menunjukkan hasil yang valid dan reliabel.
Uji Normalitas
Descriptive Statistics
Skewness
Kurtosis
Statistic
Std. Error
Statistic
Std. Error
Unstandardized
-.264
.241
1.044
.478
Residual Valid N
(listwise)
Sumber : Data SPSS, 2014
Pada rasio skewness diperoleh nilai -0,264 / 0,241 = 1,095 dan pada rasio
kurtosis diperoleh nilai 1,044 / 0,478 = 2,184 Hasil uji ini membuktikan bahwa
distribusi data benar-benar memenuhi asumsi normalitas, karena nilai rasio
skewness dan rasio kurtosis berada di antara -2 dan +2.
Uji Auto Korelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
a
1
.706
.498
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data SPSS, 2014
Std. Error of
Adjusted R
the
Square
Estimate
.482
.48286
DurbinWatson
1.898
Nilai Durbin Watson pada signifikan α = 0,05; n = 100; k – 3 = 3
diperoleh nilai dL = 1.6131 dan nilai dU = 1.7364 sehingga nilai DW berada
diantar dU dan (4 – dU) atau dU 1.7364 < 1.898 < (4 – dU), jadi dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam analisis regresi linier berganda
tidak terdapat gejala autokorelasi diantara kesalahan penggangu.
Uji Multiklonearitas
Coefficientsa
564
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1 (Constant)
X1
X2
X3
Dependent Variable: Y
Sumber : Data SPSS, 2014
.714
.730
.636
1.400
1.369
1.571
Pada tabel tersebut terlihat nilai VIF untuk masing-masing variabel
bebas, Periklanan (X1) = 1,400 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 10 atau
VIF = 1,400 > 10, Promosi Pribadi (X2) = 1,369, dimana nilai tersebut lebih
kecil dari 10 atau VIF = 1,369 > 10, dan Promosi Penjualan = 1,571 dimana
nilai tersebut lebih kecil dari 10 atau VIF = 1,571 > 10. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ditemukan gejala multikolinearitas dalam model
regresi linier berganda.
Uji Hetereskodestasitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
T
Sig.
1
.787
.193
4.083
.000
(Constant
.028
.041
.080
.688
.493
)
-.115
.049
-.267
-2.333
.022
X1
-.022
.033
-.083
-.677
.500
X2
X3
a. Dependent Variable: ABRESID
Sumber : Data SPSS, 2014
Nilai signifikan coefficient nilai pada variabel periklanan (X1) diperoleh
nilai 0,493 artinya tidak berpengaruh secara statistik, nilai signifikan promosi
pribadi (X2) 0,022 artinya tidak berpengaruh secara statistik dan nilai
signifikan promosi penjualan (X3) adalah 0,500 artinya tidak berpengaruh
secara statistik.
Uji Koefosien Korelasi
Correlations
Control Variables
Y
X1
Correlation
X1
1.000
X2
.468
X3
.493
565
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
X2
Significance (2tailed)
.
.000
.000
Df
0
97
97
Correlation
.468
1.000
.373
Significance (2tailed)
.000
.
.000
97
0
97
Correlation
.493
.373
1.000
Significance (2tailed)
.000
.000
.
97
97
0
Df
X3
Df
Sumber : Data SPSS, 2014
Hasil korelasi variabel periklanan (X1) dengan penjualan (Y) diperoleh
nilai 1,000 terdapat tingkat hubungan yang sangat lemah, hasil dari variabel
promosi pribadi (X2) dengan penjualan (Y) diperoleh nilai 0,468 terdapat
tingkat hubungan yang cukup kuat dan hasil korelasi variabel promosi
penjualan (X3) dengan penjualan (Y) diperoleh hasil 0,493 terdapat tingkat
hubungan yang cukup kuat.
Uji Korelasi Determinasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
1
.706a
.498
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data SPSS, 2014
Adjusted R
Square
.482
Std. Error of the
Estimate
.48286
Hasil koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0,482 ( Kuadrat dari R =
0,706 ). Hal ini dapat dijelaskan bahwa variabel Periklanan (X1), Promosi
Pribadi (X2) dan Promosi Penjualan (X3) di pengaruhi sebesar 48,2% oleh
variabel penjualan (Y) . Sedangkan sisanya dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel yang lain, yaitu sebesar (100% - 48,2% = 51,8%) . 51,8% dapat
dipengaruh oleh variabel lain diluar model ini, yaitu publisitas dan pemasaran
langsung.
Uji F
ANOVAb
566
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
Sum of
Squares
Model
1
Mean
Square
Df
Regressio
n
22.207
3
Residual
22.383
97
F
Sig.
.000a
7.402 31.748
.233
Total
44.590
100
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data SPSS, 2014
Pada tabel uji Anova diperoleh nilai Fhitung 31,748 Jadi secara simultan variabel
independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1 (Constant)
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
2.129
.306
X1
-.013
.065
X2
.342
X3
.259
Beta
T
Sig.
6.962
.000
-.017
-.201
.841
.078
.370
4.378
.000
.052
.455
5.019
.000
Dependent Variable: Y
Sumber : Data SPSS, 2014
Menunjukkan bahwa faktor-faktor bauran promosi berpengaruh dan
signifikan terhadap peningkatan penjualan. Dari hasil koefisien regresi
Penjualan Y = 2,129 + 0,337 X1 + 0,370 X2 + 0,455 X3.
1. Pengaruh Variabel X1 Terhadap Y
Pada tabelcoefficient, variabel periklanan (X1) diperoleh Persamaan
regresi Y = 2,129 + -0,377 (X1), Selanjutnya dilakukan uji signifikansi,
Diperoleh nilai thitung = 4.447 artinyaberpengaruh secara signifikan.
2. Pengaruh Variabel X2 Terhadap Y
Pada tabel coefficien,t variabel
promosi pribadi (X2) diperoleh
Persamaan regresi Y = 2,129 + 0,370 (X2), selanjutnya dilakukanuji
signifikan, Pada tabel coefficient diperoleh nilai t hitung =4,378,
selanjutnya artinya berpengaruh secara signifikan.
3. Pengaruh Variabel X3 Terhadap Y
567
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Pada tabel coefficient variabel promosi pribadi (X3) diperoleh Persamaan
regresi Y = 2,129 + 0,455 (X3), selanjutnya dilakukan uji signifikan,
Pada tabel coefficientdiperoleh nilai thitung 5,019 artinya berpengaruh
secara signifikan.
Hasil korelasi variabel periklanan (X1) dengan penjualan (Y) diperoleh
nilai 1,000 terdapat tingkat hubungan yang sangat lemah, hasil dari variabel
promosi pribadi (X2) dengan penjualan (Y) diperoleh nilai 0,468 terdapat
tingkat hubungan yang cukup kuat dan hasil korelasi variabel promosi
penjualan (X3) dengan penjualan (Y) diperoleh hasil 0,493 terdapat tingkat
hubungan yang cukup kuat.
Nilai (R Square sebesar) 0,482 oleh variabel (Kuadrat dari R = 0,706)
artinya variabel X1, variabel X2 dan variabel X3 dipengaruhi sebesar 48,2%
oleh variabel yang lain, yaitu sebesar (100% - 48,2% = 51.8%). 51.8% dapat
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model ini, yitu Publisitas, Pemasaran
Langsung, Harga dan Distribusi.
Pada tabel uji t diperoleh nilai 31,748 Jadi secara simultan variabel
independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Hasil pengujian dengan Uji f diketahui bahwa variabel periklanan dan
promosi penjualan merupakan variabel yang paling dominan signifikan
pengaruhnya terhadap peningkatan penjualan sepeda motor Honda di
Samarinda.
Penutup
Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi bahwa variabel
periklanan (X1), promosi pribadi (X2) dan promosi penjualan (X3) dipengaruhi
sebesar 48,2% oleh variabel penjualan (Y). Sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh variabel yang lain, yaitu sebesar (100% - 48,2% = 51,8%) seperti
Publisitas, Pemasaran Langsung, Harga, dan Distribusi.
Berdasarkan hasil analisis uji F (Uji Simultan) menunjukkan bahwa
secara bersama-sama variabel periklanan, promosi pribadi dan promosi
penjualan mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap peningkatan penjualan
sepeda motor Honda di Samarinda dengan nilai 31,621 jadi secara simultan
variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (Y).
Berdasarkan uji t (parsial) terdapat pengaruh signifikan dari variabel
variabel X1 berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y yaitu nilai 4.447,
promosi pribadi variabel X2berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y
yaitu nilai 4,378 dan variabel X3berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y
yaitu nilai5,019.
Saran bagi perusahaan :
PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda diharapkan dapat
mempertahankan promosi yang ada yaitu melalui media cetak baik itu brosur
maupun surat kabar dan juga menambahkan promosi melalui media elektronik
568
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
seperti iklan di radio dan pemasangan iklan di internet, promosi pribadi melalui
salesman dan promosi penjualan melalui mengadakan pameran sepeda motor
Honda dan suku cadang Honda PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda agar
produk yang ditawarkan dapat diterima dan diketahui oleh masyarakat luas dan
dapat meningkatkan penjualan Informasi potongan harga sesuai program yang
ada diberitahukan secara terbuka kepada konsumen guna menarik minat
konsumen dan juga melakukan promosi periklanan dengan gencar -gencarnya
agar promosi periklanan dapat berpengaruh secara parsial terhadap penjualan.
PT. Daya Anugrah Mandiri diharapkan melengkapi ketersediaan tipe unit
sepeda motor yang paling banyak diminati konsumen dilokasi, ditunjang
dengan pembekalan kepada seluruh karyawan tentang informasi produk yang
dijual serta memberikan pelayanan terbaik selama proses penjualan
berlangsung baik secara tunai maupun kredit, dan menambah fasilitas kantor
lainnya seperti kursi tunggu guna memberikan kenyamanan kepada konsumen
selama proses penjualan berlangsung.
Daftar Pustaka
Alma Buchari. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Bandung: Alfabeta
Assauri, sofjan. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas Jilid Dua.
Jakarta:Indeks
Kotler, Philip Gary Armstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi
Kesembilan. Jilid 1. Jakarta; Indeks
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Jilid Dua. Jakarta: Salemba Empat
Kotler, Philip. 2003. Marketing Manajemen. Edisi Kesembilan Jilid 1.
Jakarta:
Indeks
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei.
Jakarta. Lp3S
Wells, William, et al. 1989. Advertising : Princoples dan Practice.
Englewood Cliffd, N.J. : prentice Hall
Kotler, Philip.2005. Manajemen Pemasaran. Samarinda: Perpustakaan
Daerah
Durianto, Darmadi, et al. 2001. Srategi Pemasaran Pasar. Samarinda:
Perpustakaan Daerah
Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Edisi Keenam. Jilid 2. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Edisi Ketiga. Jilid 2. Bandung:
Alfabeta
569
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Ghozali. 2000. Aplikasi Analisis Mulvarlate Dengan Program SPSS. Jilid
Keempat. Jilid 2. Jakarta: Indeks
Riduan dan Sunarto. 2010. Dasar statistik. Edisi Keenam. Jilid 1 Jakarta:
Indeks
570
Download