eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3): 743-757 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016 VARIABEL PERILAKU KONSUMEN YANG MEMPENGARUH KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA PADA CV. SEMOGA JAYA SAMARINDA Indrawati 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan (i) untuk mengetahui pengaruh dari variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada CV. Semoga Jaya Samarinda, (ii) untuk mengetahui pengaruh dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara parsial terhadap keputusan pembelian pada CV. Semoga Jaya Samarinda, (iii) untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh dominan dari variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan pembelian. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif populasi sebanyak 15.818 orang dan sampel sebanyak 100 responden. Teknik pengumpulan data studi kepustakaan dan penelitian lapangan berupa kuesioner, wawancara, dan observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini (i) variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen (ii) variabel budaya (X1), sosial (X2), pribadi (X3), dan psikologis (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen (Y), (iii) hasil penelitian variabel pribadi (X3) berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen. Kata Kunci : Budaya, Sosial, Pribadi, Psikologis dan Keputusan Pembelian Pendahuluan Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai berbagai macam persaingan di segala bidang yang mengakibatkan perubahan perilaku konsumen di dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Mengingat perkembangan teknologi yang makin dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Alat transportasi sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas seseorang. Bahkan dapat dikatakan aktivitas seseorang dapat tertunda jika alat transportasinya tidak mendukung. Hampir setiap keluarga dituntut untuk memiliki kendaraan pribadi baik itu mobil, sepeda motor maupun sepeda. Ditambah dengan semakin padatnya jumlah kendaraan yang ada di jalan dan semakin tingginya tingkat kemacetan serta adanya kenaikan harga bbm, membuat orang lain mencari alternatif kendaraan atau alat transportasi yang lebih sederhana dan hemat energi. 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 743-757 Penjualan sepeda motor di Indonesia pada saat ini dimonopoli oleh dua produsen yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) dan PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI). Kedua merek tersebut hampir menguasai pasar motor hingga di atas 90%. Dimana Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) memiliki kapasitas produksi 3,6 juta unit per tahun, sedangkan sang pemimpin pasar, PT Astra Honda Motor (AHM) sekitar 5,8 juta per tahun.Salah satu pendekatan yang dilakukan kedua merek tesebut dengan meluncurkan produk-produk terbaru, sehingga pemasara penjualan kedua merek tersebut terjadi persaingan yang ketat. Dalam penelitian ini obyek yang akan diteliti adalah Perusahaan CV. Semoga Jaya Kota Samarinda merupakan dealer motor Honda di Kalimantan Timur yang dipimpin oleh Hari Tandio dan diresmikan pada tanggal 6 juni 1984 yang beralamatkan di jalan Gajah Mada No 08. Dealer Honda Semoga Jaya memiliki 150 karyawan dan 58 Cabang di Kalimantan Timur. CV Semoga Jaya telah bersertifikasi 3S (Sales,Service, Spare Parts). Sesuai dengan hasil observasi yang telah didapat menyatakan pada tahun 2015 CV. Semoga Jaya telah mengalami penurunan penjualan, Berikut ini data penjualan sepeda motor Honda dari tahun 2013-2015. Tabel Total Unit Penjualan Sepeda Motor Tahun 2013 – 2015 Tahun Total Unit Desember 2013 65.876 Desember 2014 70.961 Desember 2015 52.985 (Sumber : CV.Semoga Jaya Samarinda Tahun 2016) Penjualan pada tabel di atas menyatakan pada tahun 2013 penjualan mencapai 65.876 unit motor, pada tahun 2014 penjualan meningkat mencapai 70.961 unit motor, Namun pada tahun 2015 penjualan tersebut menurun menjadi 52.985 unit motor. Diduga dengan penurunan penjualan karena lemahnya pemahaman perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian motor Honda. Oleh karena itu, CV.Semoga Jaya wajib memahami keragaman perilaku konsumen agar mampu memasarkan produknya dengan baik. Disamping itu, CV. Semoga Jaya juga perlu memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan membeli, sehingga CV. Semoga Jaya dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik. Faktor lain dari penurunan tersebut akibat dari dampak kondisi ekonomi Indonesia yang kurang baik. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar terus memburuk sehingga secara otomatis juga berpengaruh harga pokok dalam negeri, sehingga masyarakat pun lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dibandingkan dengan membeli barang mewah seperti motor. Sehingga, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Variabel Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda Pada CV. Semoga Jaya Kota Samarinda. 744 Variabel Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Indrawati) Kerangka Dasar Teori Pemasaran Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Sabran ( 2009:59) pengertian pemasaran adalah : pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain, sedangkan menurut, Alma (2005:112) sebagai berikut : pemasaran adalah suatu kegiatan yang menyalurkan barang barang dan jasa dari produsen ke konsumen Dari definisi para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, menawarkan dan pertukaran (nilai) produk dengan pihak lain, di mana hal ini juga diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Atau kesimpulan yang lain bahwa aktivitas pemasaran merupakan suatu proses merencanakan, melaksanakan konsep harga, promosi, dan distribusi barang-barang, jasa-jasa dan ide-ide untuk menciptakan pertukaran yang sesuai target. Manajemen Pemasaran Kotler & Keller (2009:76) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah sebagai berikut : Sebagai seni dan Ilmu Memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut Saladin (2007 : 93) definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut : Analisis perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi Berdasarkan definis-definisi tersebut di atas menerangkan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, barang, jasa, dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Perilaku Konsumen Menurut Hasan (2008:182) menjelaskan perilaku konsumen adalah bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Metode Penelitian Jenis Penelitian Berdasarkan jenis data yang kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:18) yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan 745 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 743-757 instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik, untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Analisis Dan Pembahasan Analisis Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam variabel regresi terhadapat korelasi antar variabel bebas (independent). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Penelitian Budaya (X1) Sosial (X2) Pribadi (X3) Psikologis (4) VIF 4,576 5,053 8,177 3,592 Tollerance 0,219 0,198 0,122 0,278 Sumber ; Data diolah Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 pada Tabel diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Variance Inflation Faktor (VIF) tidak lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang 0,10. 1) Nilai Tolerance X1 0, 219 > 0,10 dan VIF 4,576 < 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas variabel X1 dengan variabel lainnya. 2) Nilai Tollerance X2 0,198 > 0,10 dan VIF 5,053 < 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas variabel X2 dengan variabel lainnya. 3) Nilai Tollerance X3 0,122 > 0,10 dan VIF 8,177 < 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas variabel X3 dengan variabel lainnya 4) Nilai Tollerance X4 0,278 > 0,10 dan VIF 3,592 < 10, berarti tidak terjadi multikolniearitas variabel X4 dengan variabel lainnya Maka penulis menyimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam penelitian ini. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual didapat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dilakukan bahwa tidak terjadi problem Heteroskedastisitas. Dasar kriteria dalam pengambilan keputusan yaitu: 1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian, menyempit), maka terjadi Heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka terjadi heteroskedastisitas. 746 Variabel Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Indrawati) Gambar Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data diolah Bedasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada Gambar 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai-nilai residunya menyebar di bawah angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Untuk pengujian autokorekasi dapat dideteksi nilai Durbin Watson ( DW) bedasarkan kriteria. 1) Jika d < dL atau d > (4-dL), berarti terdapat autokorelasi 2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), berarti tidak terdapat autokorelasi. 3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara ( 4-dU) dan (4-dL),tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Tabel Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1 R .977 R Square a .954 Adjusted R Square .952 Std. Error of the Estimate .11763 Durbin-Watson 2.087 a. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3 b. Dependent Variable: y Dari satu metode pengujian yang dapat digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson ( Uji Dw) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika d < dL atau d > ( 4-dL), berarti terdapat autokorelasi 2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), berarti tidak autokorelasi 3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara ( 4-dU) dan (4-dL) tidak menhasilkan kesimpulan yang pasti. Dari Tabel di atas, output SPSS menghasilkan nilai d = 2.087. Selanjutnya dari tabel Dw dengan n ( jumlah observasi) = 100, K (jumlah variabel bebas) = 4, dan Alpha 0,5 di peroleh dL= 1,5922 dan dU=1,7582, sehingga (4-dL)= 2, 4078 dan (4-dU) = 2,2418. Dengan demikian nilai d terletak antara dU dan ( 4-dU), berarti tidak ada autokorelasi. Uji Normalitas uji normalitas mengahasilkan Normal probability plot. Yang tampak pada gambar berikut ini. 747 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 743-757 Gambar Gambar Grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tabel Uji normalitas menghasilkan Norma Uji Kolmogorof yang tampak pada tabel berikut; One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Mean 0E-7 a,b Normal Parameters Std. Deviation .11522879 Absolute .084 Most Extreme Differences Positive .064 Negative -.084 Kolmogorov-Smirnov Z .837 Asymp. Sig. (2-tailed) .486 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data diolah Bedasarkan Output diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,486 lebih besar dibandingkan dari sig 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal. Hasil Regresi Liniear Berganda a. Persamaan Regresi Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variabel independen (budaya, sosial, pribadi dan psikologis) terhadap veriabel dependen (keputusan pembelian). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan program SPSS versi 20. Bedasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut: 748 Variabel Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Indrawati) Tabel Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model (Constant) 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error .265 .080 x1 .104 .032 x2 -.108 .041 x3 .640 x4 .297 Standardized Coefficients Beta t Sig. 3.306 .001 .152 3.220 .002 -.130 -2.624 .010 .059 .680 10.772 .000 .035 .351 .000 8.387 Sumber : Data diolah Bedasarkan hasil perhitungan di atas di peroleh persamaan regresi linear berganda dari variabel budaya (X1), sosial (X2), pribadi (X3), psikologis (X4) dan keputusan pembelian (Y) adalah sebagai berikut: Y= 0,265 + 0,104 X1 - 0,108 X2 + 0,640 X3 + 0,297 X4 + e Persamaan regresi di atas memiliki pengertian sebagai berikut : 1) Konstanta (α) Nilai konstanta 0,265 berarti bahwa pembelian sepeda motor Honda sebesar 0,265 jika tidak dipengaruhi variabel budaya, social, pribadi, dan psikologis. Maka dapat diartikan bahwa konsumen di CV. Semoga Jaya Samarinda dalam melakukan pembelian tidak terlalu memperhatikan variabel-variabel di atas. 2) Koefisien Regresi Variabel Budaya Variabel budaya mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar 0,104 atau berpengaruh positif terhadap Y ( keputusan pembelian konsumen), yang artinya jika variabel budaya dinaikkan 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen akan naik sebesar 0,104. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan 3) Koefisien Regresi Variabel Sosial Variabel sosial mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar -0,108 atau berpengaruh positif terhadap Y (keputusan pembelian), yang artinya jika variabel sosial dinaikkan 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen akan turun sebesar -0,108. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. 4) Koefisien Regresi Variabel Pribadi Variabel pribadi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar 0,640 atau berpengaruh positif terhadap Y ( keputusan pembelian), yang artinya jika variabel pribadi dinaikkan 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen akan naik sebesar 0,640. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. 5) Koefisien Regresi Variabel Psikologis Variabel psikologis mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar 0,297 atau berpengaruh positif terhadap Y ( keputusan pembelian), 749 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 743-757 yang artinya jika variabel psikologis dinaikkan 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen akan naik sebesar 0,297. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Pengujian Koefisien Korelasi ( R) Pengujian koefisien korelasi ( R) bertujuan untuk mengetahui hubungan yang erat antara variabel independen yang terdiri dari budaya ( X1), sosial (X2), pribadi (X3), psikologis (X4), terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) Pada CV. Semoga Jaya Samarinda. Dalam output SPSS, koefisien korelasi terletak pada Tabel Model Summary dan R. Tabel Hasil Analisis Koefisien Korelasi ( R) Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) .265 .080 x1 .104 .032 x2 -.108 x3 x4 Standardized Coefficients Beta t Sig. 3.306 .001 .152 3.220 .002 .041 -.130 -2.624 .010 .640 .059 .680 10.772 .000 .297 .035 .351 8.387 .000 Dalam output SPSS pada Tabel diatas Model Summary diperoleh nilai koefisien korelasi ( R) sebesarn 0,977 yang berarti tingkat hubungan antara variabel budaya (X1), variabel sosial (X2),variabel pribadi (X3), dan psikologis (X4), terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) pada CV. Semoga Jaya Samarinda termasuk pada tingkat hubungan yang kuat. Pengujian Koefisien Determinasi ( Pengujian koefisien determinasi ( bertujuan untuk menegetahui seberapa besar kemampuan variabel independen (bebas) menjelaskan variabel dependen (terikat). Dalam output SPSS, kemudian determinasi terletak pada tabel dan tertulis . Tabel Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square 1 .977a .954 a. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3 b. Dependent Variable: y .952 Std. Error of the Estimate .11763 Durbin-Watson 2.087 Dalam out put SPSS di peroleh pada nilai Adjusted R Square adalah 0,952, maka Adjusted R Square = 0,952 x 100% = 95,2% secara serentak dalam menjelaskan perubahan variabel terikat (Y) didapati besarnya pengaruh variabel bebas 95,2% sedangkan sisanya yaitu 100% - 95,2% = 0,48% di pengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian. 750 Variabel Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Indrawati) Uji F ( Uji Serentak ) Uji F digunakan untuk menguji apakah perubahan variabel independen (budaya, sosial, pribadi, dan psikologis) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian) pada CV. Semoga Jaya Samarinda yakni dengan membandingkan dengan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% ( , hasil uji F dari perhitungan SPSS sebagai berikut : Tabel Uji F ( Simultan) ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Regression 27.036 4 6.759 488.473 1 Residual 1.314 95 .014 Total 28.350 99 a. Dependent Variable: y b. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3 Sig. .000b Sumber : Data diolah Bedasarkan perhitungan di peroleh hasil sebesar 2.460 sedangkan sebesar 488.473 Jika dibandingkan dengan nilai maka terlihat bahwa > Ftabel dan tingkat signifikan diperoleh hasil 0,000 < 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa perilaku konsumen yang terdiri dari budaya, sosial, pribadi, dan psikologis secara bersama-sama ( simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sehingga dapat dinyatakan di tolak dan di terima. Uji t ( Uji Parsial ) Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada CV. Semoga Jaya Samarinda dengan cara membandingkan dan dengan tingkat kepercayaan sebesar , sehingga diperioleh hasil perhitungan SPSS. Tabel Uji t ( Parsial) a Coefficients Model (Constant) x1 1 x2 x3 x4 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta .265 .080 .104 .032 .152 -.108 .041 -.130 .640 .059 .680 .297 .035 .351 t 3.306 3.220 -2.624 10.772 8.387 Sig. .001 .002 .010 .000 .000 Bedasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel di atas dapat dijelaskan pengaruh antara variabel terhadap keputusan pembelian konsumen pada CV. Semoga Jaya Samarinda adalah sebagai berikut: a. Variabel Budaya Nilai menunjukkan bahwa variabel budaya sebesar 3.220 751 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 743-757 dengan nilai Sig = 0,002. Karena = 3,220 > = 1,66023 serta nilai Sig = 0,002 < , maka dapat disimpulkan bahwa diterima dan ditolak. Artinya variabel budaya secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). b. Variabel Sosial Nilai menunjukkan bahwa variabel Sosial sebesar – 2.624 .dengan nilai Sig = 0,010 Karena = -2,624 < =1,66023 serta nilai Sig. = 0,010 < , maka dapat disimpulkan bahwa diterima dan ditolak. Artinya variabel sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) c. Variabel Pribadi Nilai menunjukkan bahwa variabel pribadi sebesar 10.772 dengan nilai Sig = 0,000. Karena = 10,643 > = 1,66023 serta nilai Sig.= 0,000 < , maka dapat disimpulkan bahwa diterima dan ditolak. Artinya variabel pribadi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) d. Variabel Psikologis Nilai menunjukkan bahwa variabel Psikologis sebesar 8.387 dengan nilai Sig = 0,000. Karena = 8,387 > =1,66023 serta nilai Sig.= 0,000 < , maka dapat disimpulkan bahwa diterima dan ditolak. Artinya variabel psikologis secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ( Y) . Variabel Yang Paling Berpengaruh Dari hasil penelitian secara signifikan dari hasil parsial diketahui variabel bebas yang memiliki pengaruh kuat terhadap CV. Semoga Jaya Samarinda dapat di lihat pada Tabel berikut: Tabel Hasil Variabel Yang paling berpengaruh a Coefficients Model 1 (Constant) x1 x2 x3 x4 Unstandardized Coefficients B Std. Error .265 .080 .104 .032 -.108 .041 .640 .059 .297 .035 Standardized Coefficients Beta .152 -.130 .680 .351 t 3.306 3.220 -2.624 10.772 8.387 Sig. .001 .002 .010 .000 .000 Sumber : Data diolah Bedasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai standar koefisien Beta tertinggi yaitu variabel sebesar 0,680 yang berarti bahwa variabel kepribadian merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada CV. Semoga Jaya Samarinda. 752 Variabel Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Indrawati) Pembahasan Pengaruh secara simultan Dari hasil analisis variabel budaya , sosial , Pribadi dan Psikologis , secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Bedasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ke empat variabel tersebut memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Ini sejalan dengan penelitian terdahulu dari Kurniawan (2006) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap pada fakultas ekonomi unmer malang, Kiswanto (2012), pengaruh perilaku konsumen faktor eksternal terhadap keputusan pembelian sepeda motor Beat Cw pada CV. Rambi di Kota Samarinda. dan Andriyanto (2015), Pengaruh budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan pembelian Smartphone pada Oke Shop di Samarinda, dimana variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,977 yang berarti tingkat hubungan yang sangat kuat serta dibuktikan dengan koefisien determinasi (Adjusted R Squre) sebesar 0,952 atau 95,2 %. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel terikat. Artinya besarnya pengaruh variabel bebas yaitu budaya, sosial, pribadi, psikologis terhadap perubahan variabel terikat keputusan pembelian (Y), dan besarnya pengaruh variabel terikat dalam penelitian ini 0,952 atau 95,2 % sisanya yaitu 4,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel penelitian. Bedasarkan hasil analisis dan interprestasi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada CV. Semoga Jaya Samarinda. Dari analisis korelasi diketahui bahwa tingkat hubungan antara perilaku konsumen dan keputusan pembelian berada pada tingkat hubungan yang sangat kuat. Kemudian pada analisis determinasi diketahui besarnya pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 95,2%, yang berarti bahwa kontribusi variabel bebas terhadap naik turunya variabel terikat adalah sebesar 95,2% dan sisanya 4,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Kemungkinan variabel tersebut adalah faktor promosi, harga, dll. Pengaruh secara parsial a. Pengaruh faktor variabel budaya terhadap keputusan pembelian Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel budaya secara parsial berpengaruh signifikan terhahap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada CV. Semoga Jaya Samarinda. Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu dari Kurniawan (2012), dimana variabel budaya secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap pada Mahasiswa fakultas ekonomi Unmer malang. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang 753 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 743-757 dilakukan oleh penulis karena lokasi penelitian ini berbeda. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:214) yang menyatakan bahwa budaya merupakan susunan nilai dasar, keinginan dan perilaku yang dipelajari anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya. Fakta yang penulis temukan di lapangan bahwa hasil tanggapan responden atas pernyataan variabel budaya direspon setuju oleh konsumen. Namun masih ada konsumen yang membeli sepeda motor merek Honda tidak terpengaruh dari desain. Pengendara sepeda motor sekarang ini didominasi oleh ibu-ibu maupun anak remaja. Sesuai fakta tersebut saran yang dapat penulis sampaikan adalah pemasar menambah varian desain atau inovasi terhadap produk agar konsumen menjatuhkan pilihannya pada merek Honda selain merek Honda masih ada merek lain yang memiliki desain yang lebih menarik. b. Pengaruh faktor variabel sosial terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhahap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada CV. Semoga Jaya Samarinda. Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu dari Andriyanto (2015), dimana variabel sosial secara parsial tidak signifikan terhadap keputusan pembelian Smartphone Pada Oke Shop di Samarinda. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis karena objek penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriyanto (2015). Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:214) yang menyatakan faktor sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang berbentuk dan berasal dari lingkungan sekitar. Aktivitas sosialisasi seseorang dengan orang-orang disekelilingnya sehari-hari akan membentuk pola perilaku yang kas pada masyarakat. Fakta yang penulis temukan di lapangan bahwa hasil tanggapan responden atas variabel sosial direspon setuju oleh konsumen memilih sepeda motor Honda karena adanya rekomendasi dari keluarga. Adapun alasan lain karena setiap konsumen cenderung memiliki kelompok acuan dan kadang konsumen menyesuaikan diri dengan kelompok tersebut. sehingga kelompok acuan dinilai memiliki tekanan untuk keseragaman yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek. Oleh karena itu pemasar bisa meminta konsumen untuk menyarankan kepada teman atau keluarga jika ada yang membeli sepeda motor Honda. c. Pengaruh faktor variabel pribadi terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pribadi secara parsial berpengaruh signifikan terhahap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada CV. Semoga Jaya Samarinda. Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu dari Kurniawan (2006) 754 Variabel Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Indrawati) di mana variabel pribadi secara parsial tidak signifikan terhadap keputusan pembelian Smartphone Pada Oke Shop di Samarinda. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis karena berbeda objek penelitian. Hal ini sejalan dengan teori Kotler dan Keller ( 2009:214) yang menyatakan faktor pribadi merupakan keputusan seseorang dalam melakukan pembelian barang karena dibentuk oleh siklus hidup, pekerjaan, gaya hidup maupun konsep diri seseorang. Fakta yang telah penulis dapatkan hasil di lapangan bahwa tanggapan responden setuju terhadap variabel pribadi . Namun masih ada konsumen membeli sepeda motor merek Honda tidak terpengaruh oleh gaya hidup zaman sekarang. Karena konsumen melakukan pembelian sepeda motor merek Honda tidak mengikuti gaya hidup melainkan karena kebutuhan. Oleh karena itu pemasar harus dapat memahami konsep pribadi seseorang dalam mempengaruhi keputusan pembelian. d. Pengaruh faktor variabel Psikologis terhadap keputusan pembelian Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel psikologis secara parsial berpengaruh signifikan terhahap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada CV. Semoga Jaya Samarinda Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu dari Andriyanto (2015) dan dimana variabel psikologis secara parsial tidak signifikan terhadap keputusan pembelian Smartphone Pada Oke Shop di Samarinda.Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis karena berbeda lokasi dan objek penelitian. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:214) yang menyatakan bahwa faktor psikologis merupakan keputusan seseorang dengan mengenali perasaan seseorang, mengumpulkan dan menganalisa informasi, merumuskan pikiran dan pendapat kemudian mengambil tindakan. Dan faktor-faktor didalamnya yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Fakta yang penulis temukan di lapangan bahwa hasil tanggapan responden atas pernyataan variabel psikologis direspon setuju oleh konsumen. Namun masih ada konsumen yang menilai sepeda motor merek Honda masih memiliki kekurangan. Oleh karena pemasar harus dapat mempengaruhi dan meyakinkan kepada konsumen terhadap intrumen-intrumen pada merek Honda serta dengan membuat iklan yang menarik sehingga menimbulkan motivasi dan menambah pengetahuan konsumen. Penutup Variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada CV. Semoga Jaya Samarinda 755 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 743-757 variabel budaya (X1) , sosial (X2) pribadi (X3) dan psikologis (X4) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada CV. Semoga Jaya Samarinda. Variabel pribadi merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada CV. Semoga Jaya Samarinda. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran kepada perusahaan dalam hal ini produsen Honda yang diwakili dealerdealer resminya harus selalu melakukan riset terus menerus untuk mengetahui perkembangan dan keinginan konsumen terhadap produk Honda, karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan faktor yang dominan berpengaruh adalah faktor pribadi. Maka dari itu perusahaan harus lebih memperhatikan faktor pribadi yang meliputi : 1) Inovasi produk terhadap motor honda, hal ini harus selalu dilakukan agar konsumen membeli merek tersebut terutama dikalangan remaja yang berusia 21-30 dan 30-39 tahun. Karena dari hasil klasifikasi responden yang telah diteliti diketahui usia tersebut banyak menggunakan motor merek honda. 2) Penentuan harga, dengan banyaknya pesaing disarankan kepada perusahaan untuk mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi. Pemasar dapat mengambil langkah-langkah untung merancang ulang, dan mengubah harga sesuai dengan kondisi ekonomi target pasar yang ditentukan, agar konsumen memilih produk yang ditawarkan oleh perusahaan. 3) Gaya hidup, bagi perusahaan ini sangat penting diperhatikan terutama dikalangan remaja dengan menciptakan desain yang beda dari merek lain. Hal ini menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk memilih motor yang dianggap memiliki desain yang unik dan lebih baik. Diharapkan bagi variabel sosial yang mempunyai pengaruh masih rendah terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda kepada perusahaan untuk lebih memahami di CV. Semoga Jaya hendaknya pihak perusahaan atau karyawan bisa meminta konsumen untuk menyarankan kepada teman atau keluarga jika ada yang membeli sepeda motor Honda. Faktor sosial dapat dilihat dari hubungan dengan teman, keluarga dan orang tua dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Dari keempat variabel independen terhadap keputusan pembelian dalam penelitian ini hasilnya lebih besar dibandingkan sisanya, hal ini mungkin masih di pengaruhi oleh faktor di luar penelitian ini. Maka untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menambah variabel dependen lain yang tidak termasuk dalam variabel ini. Daftar Pustaka Alma, Buchari.2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta 756 Variabel Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Indrawati) Ghozali, Iman. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Iman. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Programn SPSS. Edisi Keempat. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro. Hasan, Ali. 2008. Marketing. Yogyakarta :Media Utama. Kotler, Phlip dan Amstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi keduabelas. Jakarta: Erlangga Kotler, Philip. 2009. Manajemen pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan kontrol. Jakarta: Penerbit Indeks. Kotler dan Keller, Kevin Lane, 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1. edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga Saladin, Djaslim. 2007. Manajemen Pemasaran. Bandung: Linda Karya Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Singgih, Santoso. 2010. Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2015.Metode Penelitian Bisnis & Ekonomi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu Suharno dan Sutarso. 2010.Marketing in Practisce. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner & Analisis Data Untuk Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supranto dan Limakrisna. 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media. Internet : Kurniawan,Hery.2006.” Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap fakultas unmer malang” (http://Kurniawanhery.html?=m.com) diakses 20 februari 2016 Skripsi : Kiswanto, Heri. 2012. Pengaruh Perilaku Konsumen Faktor Eksternal Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat Cw Pada CV. Rambi: Samarinda. Universitas Mulawarman Andriyanto,2016. Pengaruh Budaya, Sosial, Pribadi, Dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Pada Oke Shop Lembuswana Di Samarinda: Universitas Mulawarman Jurnal : Kurniawan, Hery. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Di Malang. Universitas Merdeka di Malang 757