Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA A SMA NEGERI 5 BANJARMASIN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED AND READING COMPOSITION (CIRC) DENGAN TEKNIK MENGGARISBAWAHI PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Oleh : Husnul Khatimah, St. Wahidah Arsyad, A. Naparin Konsep Sistem Peredaran Darah biasa diajarkan di SMAN 5 Banjarmasin dengan cara klasikal maupun kooperatif, namun siswa masih lambat menerima konsep yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang hanya mencakup sekitar 50% ketuntasan klasikal. Di samping itu, keaktifan siswa dalam pembelajaran juga kurang dan perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk: meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar, aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan mengetahui respon siswa kelas XI IPA A SMAN 5 Banjarmasin. Metode penelitian adalah deskriptif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) melibatkan 35 orang siswa dan 1 orang guru serta dibantu 9 orang observer. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi pada konsep Sistem Peredaraan Darah Manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA A SMA Negeri 5 Banjarmasin yaitu sebesar (61,38%-85,50%), proses pembelajaran melalui LKS sebesar (76,00-79,71%) dengan kategori baik, aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan yaitu memperhatikan penjelasan guru (10,73%), mengerjakan LKS secara berkelompok (1,72%), membaca bahan bacaan (15,13%), memberi tanda garisbawah (7,25%), menuliskan jawaban (16,39%), berdiskusi antar siswa (0,24%) dan bertanya dengan guru (6,93%), aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran meningkat yakni pada siklus 1 tergolong dalam kategori cukup baik (2,76) dan siklus 2 tergolong dalam kategori baik (3,46); respon siswa mengenai pembelajaran CIRC dengan teknik menggarisbawahi menyatakan 37,14% motivasi sangat tinggi dan 62,85% menyatakan motivasi yang tinggi. Kata kunci: hasil belajar, sistem peredaran darah, kooperatif tipe CIRC, teknik menggarisbawahi 37 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 PENDAHULUAN Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominansi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalamn proses berpikirnya (Trianto, 2009) Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru biologi kelas XI IPA SMAN 5 Banjarmasin, ternyata pembelajaran masih sering menggunakan cara umum yaitu secara klasikal dengan metode ceramah meskipun terkadang juga sudah dilakukan pembelajaran secara kooperatif dengan diskusi kelompok maupun memanfaatkan media seperti internet melalui handphone. Namun hasil belajar siswa hanya mencakup 50% ketuntasan klasikal. Selain itu aktifitas siswa masih terlihat pasif pada saat guru melakukan pembelajaran secara klasikal, sehingga tidak tercapai pembelajaran berpusat kepada siswa yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu mengatasi permasalahan tersebut, dan tidak hanya mencakup tuntutan akademik semata, namun juga melatih siswa mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting yaitu hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Struktur penghargaan untuk berbagai macam model/tipe pembelajaran pun bervariasi. Contohnya struktur tujuan yang dapat 38 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 diklasifikasikan menjadi individualistik, kompetitif, dan kooperatif (Ibrahim dkk., 2000). Model pembelajaran kooperatif ini memiliki banyak tipe, salah satu diantaranya yaitu tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Ada dua macam ketrampilan yang harus dikuasai siswa sejak mengenal dunia pendidikan, yaitu keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dengan menguasai dua keterampilan inilah maka akan terdapat kemampuan awal. CIRC berasal dari analisis masalah-masalah yang timbul pada pengajaran membaca, menulis, dan gaya bahasa secara konvensional. CIRC merupakan sebuah program yang komprehensip untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga sekolah menengah (Slavin, 2008). Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak (Suyitno, 2005) Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang model CIRC sebelumnya. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan antara lain Madani (2010) terhadap siswa kelas XA MAN Laboratorium UIN Yogyakarta, Fanan (2010) terhadap siswa Kelas VIII A MTs TRIBAKTI Kunjang Kediri, dan Hendi (2009) terhadap siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sambungmacan Sragen, hasilnya diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara hasil penelitian tentang mengarisbawahi telah dilakukan oleh Hayah (2007) terhadap siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Marabahan, hasilnya diketahui bahwa penggunaan teknik menggarisbawahi mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggarisbawahi belum pernah dilakukan di kelas XI A IPA SMAN 5 Banjarmasin terutama pada konsep Sistem Peredaran Darah. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian yang 39 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA A SMA Negeri 5 Banjarmasin melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dengan Teknik Menggarisbawahi pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia”. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar (Arikunto dkk., 2006). Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan 4 kali pertemuan. Siklus pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan, dan siklus kedua dilaksanakan 2 kali pertemuan. Siklus 2 dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus 1. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dimulai pada bulan Agustus 2011 sampai pada bulan Januari 2012.. Subjek pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA A SMAN 5 Banjarmasin tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti dibantu oleh 1 orang guru biologi SMAN 5 Banjarmasin dan 9 orang observer. Tugas masing-masing diatur sedemikian rupa sehingga memperlihatkan kesatuan tindakan antara peneliti dan kolaboran. Hasil penelitian data kuantitatif adalah data hasil belajar siswa yang diambil dari nilai pretes-postes, dan hasil selama proses pembelajaran diambil dari penilaian LKS. Sedangkan penelitian data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Selain itu juga di tambahkan data respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil ketuntasan belajar yang diperoleh dari hasil pretes dan postes dilakukan 40 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan individual skor = Ketuntasan klasikal = Jumlah skor 100 % Jumlah skor maksimal Jumlah siswa yang tuntas belajar 100 % Jumlah seluruh siswa Keterangan: Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan ≥ 70 % Ketuntasan klasikal: Jika ≥ 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan ≥ 70 %. (Trianto, 2008). Data kuantitatif yang diperoleh dari LKS menggunakan kategori yakni baik (76-100%), cukup baik (56-75%), kurang (40-55%), dan tidak baik (< 40%) (Arikunto, 1998). Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif dilakukan secara deskriptif tentang observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru serta respon siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi semua komponen indikator kuantitatif dan indikator kualitatif (Arikunto dkk., 2006). 1. Indikator kuantitatif terdiri atas: a. Siswa mencapai ketuntasan secara individual (skor 70) dan ketuntasan secara klasikal jika 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual (skor 70), sesuai Trianto (2008). b. Hasil selama proses pembelajaran tergolong baik, berdasarkan kategori Arikunto (1998). Kategorinya yaitu baik (76-100%), cukup baik (5675%), kurang baik (40-55%), dan tidak baik (< 40%). 2. Indikator kualitatif adalah apabila aktivitas siswa telah menunjukkan kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 atau kualitas pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. 41 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran menunjukkan persentase jawaban positif yang tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 a. Hasil belajar berupa pretes dan postes pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada diagram di bawah ini. 100 85,5 61,38 44,78 23,05 50 0 Siklus 1 Pretes Siklus 2 Postes Gambar 1. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Pretes dan Postes b. Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 76 79,71 50,5 0,5 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 2. Hasil Selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 42 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 Hasil Pengamatan Kinerja Proses Ringkasan hasil pengamatan kinerja dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Ringkasan Hasil Pengamatan Kinerja Proses Siklus 1 Pertemuan Kinerja SKOR Nilai Siswa Guru 1 Proses 19,04 18,08 2 Proses 21,09 19,87 Siswa Guru 20,06 18,97 Rata-rata nilai 2 78,06 3 Proses 21,67 19,61 4 Proses 21,37 19,45 21,37 Rata-rata nilai 19,82 82,78 Hasil Pengamatan Kinerja Psikomotor Ringkasan hasil pengamatan kinerja psikomotor dapat dilihat dari tabel 2. Tabel 2. Ringkasan Hasil Pengamatan Kinerja Psikomotor Siklus 1 Pertemuan SKOR Kinerja Siswa Guru 1 Psikomotor 20,73 19,35 2 Psikomotor 21,67 21,29 Rata-rata nilai 2 Nilai Siswa Guru 21,20 20,32 83,04 3 Psikomotor 20,67 19,14 4 Psikomotor 22,08 20,51 Rata-rata nilai 21,37 19,82 82,38 43 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 Aktivitas Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 Pengamatan aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada diagram berikut: 100 80 60 Siklus 1 40 Siklus 2 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar 4. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2 Keterangan : 1. Memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru 2. Mengerjakan LKS secara berkelompok 3. Membaca artikel 4. Memberi tanda garis bawah 5. Menuliskan kembali jawaban 6. Berdiskusi antar siswa. 7. Bertanya dengan guru 8. Mempresentasikan hasil LKS 9. Akif bertanya, menjawab dan menyanggah saat diskusi 10. Menyimpulkan hasil diskusi Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Sosial a. Perilaku Berkarakter Dari hasil pengamatan perilaku berkarakter pada saat proses pembelajaran yang meliputi perilaku teliti, peduli, tanggung jawab, kerja sama 44 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 serta keterbukaan dan menghargai teman, pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 3. Ringkasan Pengamatan Perilaku Berkarakter Nilai Siklus 1 Rata- Pertemuan Pertemuan 1 2 rata Siklus Siklus 2 Rata- Pertemuan Pertemuan 3 4 1 rata Siklus 2 A 38,82 47,74 43,28 24,70 38,85 31,77 B 54,70 48,38 51,54 48,38 50,85 49,61 C 4,11 3,22 3,66 11,76 9,71 10,73 D 2.35 0,64 1,49 2,35 0,57 1,46 Keterangan : A = Sangat Baik B = Memuaskan C = Menunjukkan Kemajuan D = Memerlukan Perbaikan b. Keterampilan Sosial Dari hasil pengamatan keterampilan sosial pada saat proses pembelajaran yang meliputi bertanya, menyumbang ide/pendapat, menjadi pendengar yang baik dan komunikasi, pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4. Ringkasan Pengamatan Keterampilan Sosial Nilai Siklus 1 Pertemuan 1 A 31,45 B 54,45 Pertemuan 2 Rata-rata Siklus 1 Siklus 2 Rata-rata Siklus 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 36,02 33,73 22,05 31,42 26,73 50,73 52,59 63,23 58,57 60,90 45 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 C 8,87 11,76 10,31 13,23 7,14 10,18 D 3.22 1,47 2,34 1,47 0,71 1,09 Keterangan : A = Sangat Baik B = Memuaskan C = Menunjukkan Kemajuan D = Memerlukan Perbaikan Hasil observasi pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 Observasi pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan (Susilo, 2008). Ringkasan pengelolaan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini : 4 3,5 3 2,5 kegiatan awal 2 kegiatan inti 1,5 kegiatan akhir 1 0,5 0 siklus 1 siklus 2 Gambar 5. Data Pengelolaan Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2 46 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi ini mendapatkan respon yang positif dari siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari diagram di bawah ini: 200 100 0 37,14 62,85 0 0 0 Predikat Gambar 6. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Pembahasan Hasil belajar siswa berupa nilai pretes dan postes pada siklus 1 dan siklus 2 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi dari siklus 1 dan siklus 2, diketahui bahwa pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana pada postes persentasi ketuntasan klasikalnya adalah 85,50% dan sudah memenuhi indikator kuantitatif ≥85% (Arikunto, 1998). Adapun kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1 diantaranya peneliti hanya memberikan 1 artikel pada masing-masing kelompok padahal ditiap-tiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa, sehingga penguasaan terhadap materi yang terdapat pada bahan penunjang tidak maksimal, di karenakan di kelompok terjadi dominansi yang juga berpengaruh terhadap aktivitas siswa, selain itu siswa masih belum terbiasa dan belum siap dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik 47 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 menggarisbawahi ini serta peran guru terhadap pembimbingan kelompok masih kurang. Menurut Slameto (2010), kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan baik. Dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan persentasi ketuntasan belajar secara klasikal, yaitu dari 61,38% menjadi 85,50% pada postesnya. Hal ini diduga karena perbaikan dari hasil refleksi pada siklus 1 serta dipengaruhi peningkatan aktivitas belajar siswa seperti memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan LKS secara berkelompok, membaca artikel memberi tanda garisbawah, menulis jawaban, berdiskusi, bertanya pada guru, dan mempresentasikan hasil LKS. Secara keseluruhan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2 sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu jika siswa mencapai kriteria ketuntasan individual yang sudah di tentukan oleh sekolah yaitu ≥70 dan ketuntasan klasikal ≥85% (Arikunto, 1998). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah manusia. Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 Terjadinya peningkatan hasil dari siklus 1 ke siklus 2 yakni 3,71% dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas siswa seperti yang tertera pada lampiran .Hampir semua siswa sudah saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Siswa juga sudah mendapat pengalaman dari siklus 1 sehingga kekurangan dan kesalahan yang dilakukan pada pembelajaran sebelumnya dapat diperbaiki pada siklus 2. Secara keseluruhan hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan, yaitu dari 76% menjadi 79,71%. Keduanya termasuk dalam kategori baik, sesuai dengan Arikunto (1998), 48 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 yaitu baik (76-100%), cukup baik (56-75%), kurang baik (40-55%), dan tidak baik ( 40%). Kinerja Proses dan Psikomotor Selama Proses Pembelajaran Dari hasil pengamatan kinerja proses dan psikomotor, dari 2 pertemuan pada siklus 1 dan ternyata penilaian antara siswa dan guru tidak jauh berbeda. Adanya perbedaan rentang nilai yang di berikan oleh guru dan siswa ini dapat menjadi refleksi bagi siswa. Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Sosial Selama Proses Pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan perilaku berkarakter selama proses pembelajaran, menunjukan penurunan dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 1,93%. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa siswa menganggap sudah mengerti mengenai pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggarisbawahi ini, padahal perilaku teliti, peduli, komunikasi, kerjasama dan terbuka serta menghargai teman juga harus tetap di perhatikan. Keterampilan sosial dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 8,31%. Hal ini berarti siswa semakin menunjukkan peningkatan dalam keterampilan sosial. Semakin tinggi nilai sosial semakin erat hubungan antar siswa-siswa maupun siswa-guru. Sehingga pelajaran lebih mudah di mengerti dan di pahami oleh siswa. Aktivitas Siswa Dari hasil observasi pada siklus 1 ada beberapa aktivitas siswa yang dirasakan masih kurang, dari 10 parameter yang di amati ada 4 parameter yang nilainya di bawah dari 50%, yaitu memberi tanda garisbawah, menuliskan jawaban, bertanya dengan guru, dan mempresentasikan hasil LKS. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 2 menunjukkan aktivitas siswa sudah tersebar pada semua parameter yang diamati. Aktivitas siswa lebih banyak mengalami peningkatan. Hanya ada 2 aktivitas dari 10 49 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 parameter yang mengalami penurunan yakni mempresentasikan LKS, aktif bertanya dan menyanggah dalam diskusi serta menyimpulkan hasil diskusi. Hal ini diduga disebabkan oleh kendala waktu, materi pada siklus 2 pertemuan 3 yakni alat-alat dan proses peredaran darah merupakan materi yang cukup banyak dan memerlukan waktu yang cukup banyak pula terhadap pemahamannya, sehingga siswa memerlukan banyak waktu untuk memahami materi sehingga kegiatan inti lebih banyak menyita waktu dari yang sudah di rencanakan. Keaktifan siswa bertanya, menjawab dan menyanggah dalam diskusi juga mengalami penurunan yang mungkin di sebabkan karena sudah kompaknya kerja sama antar anggota kelompok, sehingga siswa sudah percaya kepada anggota kelompoknya untuk mencari jawaban. Aktivitas Guru Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus 1 rata-rata cukup baik yaitu dengan skor 2,76. Ada 1 poin pengelolaan pembelajaran yang memperoleh skor 1 (kurang baik) yaitu kegiatan membimbing siswa dalam membuat kesimpulan pada pertemuan 2. Seharusnya dalam membimbing siswa melakukan CIRC dengan menggarisbawahi, khususnya pada siklus 1 guru harus memberikan bimbingan lebih, karena siswa baru pertama kali mengikuti kegiatan pembelajaran seperti ini. Pada siklus 2 pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik yaitu 3,46. Pengelolan pembelajaran yang memperoleh skor 2 pada siklus 1 sudah meningkat dengan skor 3, bahkan mencapai 4 (sangat baik). Pada siklus 2 guru telah melibatkan siswa agar ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran dan berusaha mengurangi dominasinya. Kurangnya dominasi guru ini menunjukkan kemampuan guru dalam pengelolan kelas. Tampaknya masalah yang dihadapi oleh guru dalam membimbing siswa pada siklus 1 telah diatasi oleh guru. 50 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 Respon Siswa Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi mendapatkan respon yang positif dari siswa. Menurut penghitungan hasil angket siswa, diketahui bahwa 37,14 siswa sangat setuju dan 62,85 menyatakan setuju terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi pada siswa kelas XI IPA A SMAN 5 Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia dapat: meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan mendapatkan respon yang positif dari siswa. Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan yaitu materi/konsep yang cocok menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi ini adalah disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, serta materi yang terdiri atas banyak uraian dan istilah-istilah yang sulit di ucapkan dan di pahami. Dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi guru hendaknya jangan terlalu banyak memberikan materi karena siswa sudah cukup terfasilitasi dengan bahan ajar yang dibagikan. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien, maka guru hendaknya juga memperhatikan alokasi/pembagian waktu. Untuk penelitian yang akan datang pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini sebaiknya di coba di aplikasikan menggunakan teknik lain selain menggarisbawahi. 51 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Fanan, M.A. 2010. Strategi Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition Dipadu dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII A MTs TRIBAKTI Kunjang Kediri. Fakultas MIPA UM. Tidak dipublikasikan Hayah, Z. 2007. Pengaruh Penggunaan Strategi Metakognisi Melalui Teknik Menggarisbawahi Terhadap Hasil Belajar Pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Marabahan. Universitas Lambung Mangkurat. Tidak dipublikasikan Heni, Y. 20011. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas X-A Sma Muhammadiyah Yogyakarta Pada Materi Pembelajaran Virus Melalui Model Pembelajaran CIRC Tahun Ajaran 2010/ 2011. Universitas Ahmad Dahlan. Tidak dipublikasikan Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur M., Ismono. 2000. Pembelajaran koopertif. Surabaya : Unesa – University Press. Kholil, A. 2008. Menfoptimalkan Hasil Belajar dengan Strategi Belajar. http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/mengoptimalkan-hasil-belajarkognitif.html. Madani, I.R. 2010. Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Nur, M., Prima R.W. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pengajaran. Universitas Negeri Surabaya. Ristanto, R.H. 2009. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Kelas Xi Ipa I “Topik Gangguan Sistem Transportasi Pada Manusia” Sma Negeri 1 Sambungmacan 52 Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013 Sragen Tahun Ajaran 2008/ 2009. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tidak dipublikasikan Pratiwi, D.A. dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Slavin, R.R. 2008. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media. Supriyono, W., Abu A. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Susilo, H., H. Chotimah., dan Y.D.Sari. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Profesionalkan Guru dan Calon Guru. Jakarta : Bayumedia Publishing. . Suyitno, A. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F.MIPA UNNES. Tidak dipublikasikan Trianto, 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Surabaya : Cerdas Pustaka. Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana: Jakarta. 53