37 abstrak meningkatkan hasil belajar siswa kelas xi

advertisement
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA A SMA
NEGERI 5 BANJARMASIN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE COOPERATIVE INTEGRATED AND READING COMPOSITION
(CIRC) DENGAN TEKNIK MENGGARISBAWAHI PADA KONSEP SISTEM
PEREDARAN DARAH MANUSIA
Oleh : Husnul Khatimah, St. Wahidah Arsyad, A. Naparin
Konsep Sistem Peredaran Darah biasa diajarkan di SMAN 5 Banjarmasin
dengan cara klasikal maupun kooperatif, namun siswa masih lambat
menerima konsep yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat dari hasil belajar
siswa yang hanya mencakup sekitar 50% ketuntasan klasikal. Di samping itu,
keaktifan siswa dalam pembelajaran juga kurang dan perlu ditingkatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk: meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas
siswa selama kegiatan belajar mengajar, aktivitas guru dalam pengelolaan
pembelajaran, dan mengetahui respon siswa kelas XI IPA A SMAN 5
Banjarmasin. Metode penelitian adalah deskriptif dengan jenis penelitian
tindakan kelas (PTK) melibatkan 35 orang siswa dan 1 orang guru serta
dibantu 9 orang observer. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan
masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Hasil penelitian
menunjukkan melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik
menggarisbawahi pada konsep Sistem Peredaraan Darah Manusia dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA A SMA Negeri 5 Banjarmasin
yaitu sebesar (61,38%-85,50%), proses pembelajaran melalui LKS sebesar
(76,00-79,71%) dengan kategori baik, aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran mengalami peningkatan yaitu memperhatikan penjelasan guru
(10,73%), mengerjakan LKS secara berkelompok (1,72%), membaca bahan
bacaan (15,13%), memberi tanda garisbawah (7,25%), menuliskan jawaban
(16,39%), berdiskusi antar siswa (0,24%) dan bertanya dengan guru (6,93%),
aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran meningkat yakni pada siklus
1 tergolong dalam kategori cukup baik (2,76) dan siklus 2 tergolong dalam
kategori baik (3,46); respon siswa mengenai pembelajaran CIRC dengan
teknik menggarisbawahi menyatakan 37,14% motivasi sangat tinggi dan
62,85% menyatakan motivasi yang tinggi.
Kata kunci: hasil belajar, sistem peredaran darah, kooperatif tipe CIRC,
teknik menggarisbawahi
37
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
PENDAHULUAN
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak
dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran
yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi
peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar
untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran
hingga dewasa ini masih memberikan dominansi guru dan tidak memberikan
akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan
dalamn proses berpikirnya (Trianto, 2009)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru biologi kelas
XI IPA SMAN 5 Banjarmasin, ternyata pembelajaran masih sering
menggunakan cara umum yaitu secara klasikal dengan metode ceramah
meskipun terkadang juga sudah dilakukan pembelajaran secara kooperatif
dengan diskusi kelompok maupun memanfaatkan media seperti internet
melalui handphone. Namun hasil belajar siswa hanya mencakup 50%
ketuntasan klasikal. Selain itu aktifitas siswa masih terlihat pasif pada saat
guru melakukan pembelajaran secara klasikal, sehingga tidak tercapai
pembelajaran berpusat kepada siswa yang diharapkan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu
mengatasi permasalahan tersebut, dan tidak hanya mencakup tuntutan
akademik semata, namun juga melatih siswa mencapai tujuan-tujuan
hubungan sosial dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting
yaitu hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial. Struktur penghargaan untuk berbagai macam model/tipe
pembelajaran pun bervariasi. Contohnya struktur tujuan yang dapat
38
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
diklasifikasikan menjadi individualistik, kompetitif, dan kooperatif (Ibrahim
dkk., 2000).
Model pembelajaran kooperatif ini memiliki banyak tipe, salah satu
diantaranya yaitu tipe Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC). Ada dua macam ketrampilan yang harus dikuasai siswa sejak
mengenal dunia pendidikan, yaitu keterampilan membaca dan keterampilan
menulis. Dengan menguasai dua keterampilan inilah maka akan terdapat
kemampuan awal. CIRC berasal dari analisis masalah-masalah yang timbul
pada pengajaran membaca, menulis, dan gaya bahasa secara konvensional.
CIRC merupakan sebuah program yang komprehensip untuk mengajarkan
membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih
tinggi dan juga sekolah menengah (Slavin, 2008). Namun, CIRC telah
berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga
pelajaran eksak (Suyitno, 2005)
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang model CIRC
sebelumnya. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan antara
lain Madani (2010) terhadap siswa kelas XA MAN Laboratorium UIN
Yogyakarta, Fanan (2010) terhadap siswa Kelas VIII A MTs TRIBAKTI
Kunjang Kediri, dan Hendi (2009) terhadap siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Sambungmacan Sragen,
hasilnya diketahui bahwa penggunaan model
pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara hasil
penelitian tentang mengarisbawahi telah dilakukan oleh Hayah (2007)
terhadap siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Marabahan, hasilnya diketahui
bahwa penggunaan teknik menggarisbawahi mempunyai pengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
menggarisbawahi belum pernah dilakukan di kelas XI A IPA SMAN 5
Banjarmasin terutama pada konsep Sistem Peredaran Darah. Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian yang
39
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA A SMA Negeri 5
Banjarmasin melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated
and Reading Composition (CIRC) dengan Teknik Menggarisbawahi pada
Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk
memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu
pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru
dengan siswa yang sedang belajar (Arikunto dkk., 2006).
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan 4 kali pertemuan. Siklus
pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan, dan siklus kedua dilaksanakan 2 kali
pertemuan. Siklus 2 dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus 1.
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dimulai pada bulan Agustus
2011 sampai pada bulan Januari 2012.. Subjek pada penelitian ini adalah
semua siswa kelas XI IPA A SMAN 5 Banjarmasin tahun ajaran 2011/2012
dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa
laki-laki dan 23 orang siswa perempuan. Dalam pelaksanaan pembelajaran
peneliti dibantu oleh 1 orang guru biologi SMAN 5 Banjarmasin dan 9 orang
observer.
Tugas
masing-masing
diatur
sedemikian
rupa
sehingga
memperlihatkan kesatuan tindakan antara peneliti dan kolaboran.
Hasil penelitian data kuantitatif adalah data hasil belajar siswa yang
diambil dari nilai pretes-postes, dan hasil selama proses pembelajaran
diambil dari penilaian LKS. Sedangkan penelitian data kualitatif berupa data
hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Selain
itu juga di tambahkan data respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
ketuntasan belajar yang diperoleh dari hasil pretes dan postes dilakukan
40
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan
ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan individual skor =
Ketuntasan klasikal =
Jumlah skor
100 %
Jumlah skor maksimal
Jumlah siswa yang tuntas belajar
100 %
Jumlah seluruh siswa
Keterangan:
Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan ≥ 70 %
Ketuntasan klasikal: Jika ≥ 85% dari seluruh siswa yang mencapai
ketuntasan ≥ 70 %. (Trianto, 2008).
Data kuantitatif yang diperoleh dari LKS menggunakan kategori yakni baik
(76-100%), cukup baik (56-75%), kurang (40-55%), dan tidak baik (< 40%)
(Arikunto, 1998). Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif
dilakukan secara deskriptif tentang observasi aktivitas siswa dan aktivitas
guru serta respon siswa dalam pembelajaran.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi semua komponen
indikator kuantitatif dan indikator kualitatif (Arikunto dkk., 2006).
1. Indikator kuantitatif terdiri atas:
a. Siswa mencapai ketuntasan secara individual (skor  70) dan
ketuntasan secara klasikal jika  85% dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan individual (skor  70), sesuai Trianto (2008).
b. Hasil selama proses pembelajaran tergolong baik, berdasarkan kategori
Arikunto (1998). Kategorinya yaitu baik (76-100%), cukup baik (5675%), kurang baik (40-55%), dan tidak baik (< 40%).
2. Indikator kualitatif adalah apabila aktivitas siswa telah menunjukkan
kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 atau kualitas pengelolaan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus
2.
41
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran menunjukkan persentase
jawaban positif yang tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
a. Hasil belajar berupa pretes dan postes pada siklus 1 dan siklus 2 dapat
dilihat pada diagram di bawah ini.
100
85,5
61,38
44,78
23,05
50
0
Siklus 1
Pretes
Siklus 2
Postes
Gambar 1. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Pretes dan Postes
b. Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat
pada diagram di bawah ini:
76
79,71
50,5
0,5
Siklus 1 Siklus 2
Gambar 2. Hasil Selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus
42
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
Hasil Pengamatan Kinerja Proses
Ringkasan hasil pengamatan kinerja dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan Hasil Pengamatan Kinerja Proses
Siklus
1
Pertemuan
Kinerja
SKOR
Nilai
Siswa
Guru
1
Proses
19,04
18,08
2
Proses
21,09
19,87
Siswa
Guru
20,06
18,97
Rata-rata nilai
2
78,06
3
Proses
21,67
19,61
4
Proses
21,37
19,45
21,37
Rata-rata nilai
19,82
82,78
Hasil Pengamatan Kinerja Psikomotor
Ringkasan hasil pengamatan kinerja psikomotor dapat dilihat dari tabel 2.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Pengamatan Kinerja Psikomotor
Siklus
1
Pertemuan
SKOR
Kinerja
Siswa
Guru
1
Psikomotor
20,73
19,35
2
Psikomotor
21,67
21,29
Rata-rata nilai
2
Nilai
Siswa
Guru
21,20
20,32
83,04
3
Psikomotor
20,67
19,14
4
Psikomotor
22,08
20,51
Rata-rata nilai
21,37
19,82
82,38
43
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
Aktivitas Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
Pengamatan aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada
diagram berikut:
100
80
60
Siklus 1
40
Siklus 2
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar 4. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2
Keterangan :
1. Memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
2. Mengerjakan LKS secara berkelompok
3. Membaca artikel
4. Memberi tanda garis bawah
5. Menuliskan kembali jawaban
6. Berdiskusi antar siswa.
7. Bertanya dengan guru
8. Mempresentasikan hasil LKS
9. Akif bertanya, menjawab dan menyanggah saat diskusi
10. Menyimpulkan hasil diskusi
Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Sosial
a. Perilaku Berkarakter
Dari hasil pengamatan perilaku berkarakter pada saat proses
pembelajaran yang meliputi perilaku teliti, peduli, tanggung jawab, kerja sama
44
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
serta keterbukaan dan menghargai teman, pada siklus 1 dan siklus 2 dapat
dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 3. Ringkasan Pengamatan Perilaku Berkarakter
Nilai
Siklus 1
Rata-
Pertemuan
Pertemuan
1
2
rata
Siklus
Siklus 2
Rata-
Pertemuan
Pertemuan
3
4
1
rata
Siklus
2
A
38,82
47,74
43,28
24,70
38,85
31,77
B
54,70
48,38
51,54
48,38
50,85
49,61
C
4,11
3,22
3,66
11,76
9,71
10,73
D
2.35
0,64
1,49
2,35
0,57
1,46
Keterangan :
A = Sangat Baik
B = Memuaskan
C = Menunjukkan Kemajuan
D = Memerlukan Perbaikan
b. Keterampilan Sosial
Dari hasil pengamatan keterampilan sosial pada saat proses
pembelajaran yang meliputi bertanya, menyumbang ide/pendapat, menjadi
pendengar yang baik dan komunikasi, pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat
dari tabel di bawah ini:
Tabel 4. Ringkasan Pengamatan Keterampilan Sosial
Nilai
Siklus 1
Pertemuan 1
A
31,45
B
54,45
Pertemuan 2
Rata-rata
Siklus 1
Siklus 2
Rata-rata
Siklus 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
36,02
33,73
22,05
31,42
26,73
50,73
52,59
63,23
58,57
60,90
45
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
C
8,87
11,76
10,31
13,23
7,14
10,18
D
3.22
1,47
2,34
1,47
0,71
1,09
Keterangan :
A = Sangat Baik
B = Memuaskan
C = Menunjukkan Kemajuan
D = Memerlukan Perbaikan
Hasil observasi pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru selama
proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2
Observasi pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru
berdasarkan (Susilo, 2008). Ringkasan pengelolaan pembelajaran dapat
dilihat pada Gambar 5 di bawah ini :
4
3,5
3
2,5
kegiatan awal
2
kegiatan inti
1,5
kegiatan akhir
1
0,5
0
siklus 1
siklus 2
Gambar 5. Data Pengelolaan Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2
46
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi ini
mendapatkan respon yang positif dari siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari
diagram di bawah ini:
200
100
0
37,14 62,85
0
0
0
Predikat
Gambar 6. Respon Siswa terhadap Pembelajaran
Pembahasan
Hasil belajar siswa berupa nilai pretes dan postes pada siklus 1 dan
siklus 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi dari
siklus 1 dan siklus 2, diketahui bahwa pembelajaran ini dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, dimana pada postes persentasi ketuntasan klasikalnya
adalah 85,50% dan sudah memenuhi indikator kuantitatif ≥85% (Arikunto,
1998).
Adapun
kekurangan-kekurangan
yang
terjadi
pada
siklus
1
diantaranya peneliti hanya memberikan 1 artikel pada masing-masing
kelompok padahal ditiap-tiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa, sehingga
penguasaan terhadap materi yang terdapat pada bahan penunjang tidak
maksimal,
di
karenakan
di
kelompok
terjadi dominansi yang
juga
berpengaruh terhadap aktivitas siswa, selain itu siswa masih belum terbiasa
dan belum siap dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik
47
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
menggarisbawahi ini serta peran guru terhadap pembimbingan kelompok
masih kurang. Menurut Slameto (2010), kesiapan adalah kesediaan untuk
memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses
belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka
hasil belajarnya akan baik.
Dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan persentasi ketuntasan
belajar secara klasikal, yaitu dari 61,38% menjadi 85,50% pada postesnya.
Hal ini diduga karena perbaikan dari hasil refleksi pada siklus 1 serta
dipengaruhi peningkatan aktivitas belajar siswa seperti memperhatikan
penjelasan guru, mengerjakan LKS secara berkelompok, membaca artikel
memberi tanda garisbawah, menulis jawaban, berdiskusi, bertanya pada
guru, dan mempresentasikan hasil LKS.
Secara keseluruhan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2 sudah
memenuhi indikator keberhasilan yaitu jika siswa mencapai kriteria
ketuntasan individual yang sudah di tentukan oleh sekolah yaitu ≥70 dan
ketuntasan klasikal
≥85% (Arikunto, 1998). Hal ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan teknik
menggarisbawahi ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep
sistem peredaran darah manusia.
Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2
Terjadinya peningkatan hasil dari siklus 1 ke siklus 2 yakni 3,71%
dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas siswa seperti yang tertera pada
lampiran
.Hampir
semua
siswa
sudah
saling
bekerjasama
dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya. Siswa juga sudah mendapat pengalaman
dari siklus 1 sehingga kekurangan dan kesalahan yang dilakukan pada
pembelajaran sebelumnya dapat diperbaiki pada siklus 2.
Secara keseluruhan hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1
dan siklus 2 mengalami peningkatan, yaitu dari 76% menjadi 79,71%.
Keduanya termasuk dalam kategori baik, sesuai dengan Arikunto (1998),
48
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
yaitu baik (76-100%), cukup baik (56-75%), kurang baik (40-55%), dan tidak
baik ( 40%).
Kinerja Proses dan Psikomotor Selama Proses Pembelajaran
Dari hasil pengamatan kinerja proses dan psikomotor, dari 2
pertemuan pada siklus 1 dan ternyata penilaian antara siswa dan guru tidak
jauh berbeda. Adanya perbedaan rentang nilai yang di berikan oleh guru dan
siswa ini dapat menjadi refleksi bagi siswa.
Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Sosial Selama Proses
Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan perilaku berkarakter selama proses
pembelajaran, menunjukan penurunan dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak
1,93%. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa siswa menganggap sudah
mengerti
mengenai
pembelajaran
kooperatif
tipe
CIRC
dengan
menggarisbawahi ini, padahal perilaku teliti, peduli, komunikasi, kerjasama
dan terbuka serta menghargai teman juga harus tetap di perhatikan.
Keterampilan sosial dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan
sebesar 8,31%. Hal ini berarti siswa semakin menunjukkan peningkatan
dalam keterampilan sosial. Semakin tinggi nilai sosial semakin erat hubungan
antar siswa-siswa maupun siswa-guru. Sehingga pelajaran lebih mudah di
mengerti dan di pahami oleh siswa.
Aktivitas Siswa
Dari hasil observasi pada siklus 1 ada beberapa aktivitas siswa yang
dirasakan masih kurang, dari 10 parameter yang di amati ada 4 parameter
yang nilainya di bawah dari 50%, yaitu memberi tanda garisbawah,
menuliskan jawaban, bertanya dengan guru, dan mempresentasikan hasil
LKS.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 2 menunjukkan aktivitas
siswa sudah tersebar pada semua parameter yang diamati. Aktivitas siswa
lebih banyak mengalami peningkatan. Hanya ada 2 aktivitas dari 10
49
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
parameter yang mengalami penurunan yakni mempresentasikan LKS, aktif
bertanya dan menyanggah dalam diskusi serta menyimpulkan hasil diskusi.
Hal ini diduga disebabkan oleh kendala waktu, materi pada siklus 2
pertemuan 3 yakni alat-alat dan proses peredaran darah merupakan materi
yang cukup banyak dan memerlukan waktu yang cukup banyak pula
terhadap pemahamannya, sehingga siswa memerlukan banyak waktu untuk
memahami materi sehingga kegiatan inti lebih banyak menyita waktu dari
yang sudah di rencanakan. Keaktifan siswa bertanya, menjawab dan
menyanggah dalam diskusi juga mengalami penurunan yang mungkin di
sebabkan karena sudah kompaknya kerja sama antar anggota kelompok,
sehingga siswa sudah percaya kepada anggota kelompoknya untuk mencari
jawaban.
Aktivitas Guru
Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus 1 rata-rata
cukup baik yaitu dengan skor 2,76. Ada 1 poin pengelolaan pembelajaran
yang memperoleh skor 1 (kurang baik) yaitu kegiatan membimbing siswa
dalam membuat kesimpulan pada pertemuan 2. Seharusnya dalam
membimbing siswa melakukan CIRC dengan menggarisbawahi, khususnya
pada siklus 1 guru harus memberikan bimbingan lebih, karena siswa baru
pertama kali mengikuti kegiatan pembelajaran seperti ini.
Pada siklus 2 pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru sudah
baik yaitu 3,46. Pengelolan pembelajaran yang memperoleh skor 2 pada
siklus 1 sudah meningkat dengan skor 3, bahkan mencapai 4 (sangat baik).
Pada siklus 2 guru telah melibatkan siswa agar ikut aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan berusaha mengurangi dominasinya. Kurangnya dominasi
guru ini menunjukkan kemampuan guru dalam pengelolan kelas. Tampaknya
masalah yang dihadapi oleh guru dalam membimbing siswa pada siklus 1
telah diatasi oleh guru.
50
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
Respon Siswa
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan teknik menggarisbawahi mendapatkan respon yang positif
dari siswa. Menurut penghitungan hasil angket siswa, diketahui bahwa 37,14
siswa sangat setuju dan 62,85 menyatakan setuju terhadap kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
teknik menggarisbawahi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat ditarik
beberapa kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
teknik menggarisbawahi pada siswa kelas XI IPA A SMAN 5 Banjarmasin
pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia dapat: meningkatkan hasil
belajar siswa, meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan kualitas
pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru, dan mendapatkan
respon yang positif dari siswa.
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan yaitu
materi/konsep yang cocok menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan teknik menggarisbawahi ini adalah disesuaikan dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, serta materi yang terdiri atas banyak
uraian dan istilah-istilah yang sulit di ucapkan dan di pahami. Dalam
menggunakan
pembelajaran
kooperatif
tipe
CIRC
dengan
teknik
menggarisbawahi guru hendaknya jangan terlalu banyak memberikan materi
karena siswa sudah cukup terfasilitasi dengan bahan ajar yang dibagikan.
Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien, maka guru
hendaknya juga memperhatikan alokasi/pembagian waktu. Untuk penelitian
yang akan datang pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini sebaiknya di coba di
aplikasikan menggunakan teknik lain selain menggarisbawahi.
51
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Bumi Aksara
Fanan, M.A. 2010. Strategi Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
And Composition Dipadu dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII A MTs TRIBAKTI Kunjang Kediri.
Fakultas MIPA UM. Tidak dipublikasikan
Hayah, Z. 2007. Pengaruh Penggunaan Strategi Metakognisi Melalui Teknik
Menggarisbawahi Terhadap Hasil Belajar Pada Konsep Sistem
Pencernaan Makanan
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Marabahan. Universitas Lambung Mangkurat. Tidak dipublikasikan
Heni, Y. 20011. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas
X-A Sma Muhammadiyah Yogyakarta Pada Materi Pembelajaran
Virus Melalui Model Pembelajaran CIRC Tahun Ajaran 2010/ 2011.
Universitas Ahmad Dahlan. Tidak dipublikasikan
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur M., Ismono. 2000. Pembelajaran koopertif.
Surabaya : Unesa – University Press.
Kholil, A. 2008. Menfoptimalkan Hasil Belajar dengan Strategi Belajar.
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/mengoptimalkan-hasil-belajarkognitif.html.
Madani, I.R. 2010. Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC). UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak
dipublikasikan.
Nur, M., Prima R.W. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pengajaran. Universitas Negeri
Surabaya.
Ristanto, R.H. 2009. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading And Composition) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Kelas Xi Ipa I “Topik Gangguan
Sistem Transportasi Pada Manusia” Sma Negeri 1 Sambungmacan
52
Jurnal Wahana-Bio Volume X Desember 2013
Sragen Tahun Ajaran 2008/ 2009. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Tidak dipublikasikan
Pratiwi, D.A. dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Slavin, R.R. 2008. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.
Supriyono, W., Abu A. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Susilo, H., H. Chotimah., dan Y.D.Sari. 2008. Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Sarana Pengembangan Profesionalkan Guru dan Calon
Guru. Jakarta : Bayumedia Publishing.
.
Suyitno, A. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan
Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional
F.MIPA UNNES. Tidak dipublikasikan
Trianto, 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) di Kelas. Surabaya : Cerdas Pustaka.
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana:
Jakarta.
53
Download