HUBUNGAN IMFLEMENTASIREINFORCEMENTGURU DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Kurdianto, WayanTamba, dan M. Rasyidridlo AdministrasiPendidikan, FIP IKIP Mataram Email: Abstract: The statement problems of the research stated that; is there any the correlation between teachers reinforcement imflementation with students’ increasing motivation at SMPN 3 PrayaTimur in academic year 2013/2014 and the research aimed at finding out the correlation between teachers reinforcement imflementation with student’ increasing motivation at SMPN 3 PrayaTimur in academic year 2013/2014. The research was used correlation method. The research used population study because the population less than 100 people. The total subject of the research 30 teacher.The data gathering used ankled as main method and interview as completion method. The data analysis was gotten that r-test values 0,474 and r-table 0,361 with signification level 5 %. It means that r-test was higher than r-table (0,474 > 0,362). So that way, alternative hypothesis ( Ha ) was rejected and null hypothesis ( Ho ) was accepted. Therefore, it taken conclusion that there was significant correlation between teacher reinforcement imflementation with students’ increasing motivation at SMPN 3 PrayaTimur in academic year 2013/2014. Abstrak: Reinforcement, motivasi belajar Siswa sangat menunjang sekali di dalam peroses belajar mengajar, dimana imflementasi reinforcement guru kalau di terapkan oleh soorang guru akan mampu menciptakan peroses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan imflementasi reinforcement guru dalam Peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur Tahun Pelajaran 2013/2014. Sedangkan Tujuan Dalam Penelitian ini adalah “Untuk mencari Hubungan Antara imflementasi reinforcement guru dengan Peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini menggunakan metode angket sebagai metode pokok, metode dokumentasi sebagai metode pelengkap, yang menjadi subyek populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa kelas VIII di SMPN 3 Praya Timur dengan jumlah guru 30 orang dan siswa menggunakan teknik sampling karena jumlah siswa lebih dari 100, dari hasil penelitian ini menunjukkan imflementasi reinforcement guru ada hungan dengan Peningkatan motivasi belajar siswa. Karena r tabel pada tarap signipikan 5 % = 0,361. Sedangkan r hitung yaitu 0,474 yang menolak hipotesis nihil (Ho), berarti hipotesis kerja (Ha). Yang berbunyi “Ada Hubungan imflementasi reinforcement guru dengan Peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur Tahun Pelajaran 2013/2014”. Diterima karena (r hitung >r tabel ) yaitu 0,474>0,361. Sesuai dengan analisis diatas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini dinyatakan “Signifikan”dan hubungannya termasuk dalam katagori sedang. Kata Kunci: Reinforcement, Motivasi Belajar Latar Belakang Guru adalah bagian dari komponen utama dalam proses belajar mengajar yang sangat menentukan hasil pembelajaran yang hendak dicapai. Sebagai komponen utama, guru sangat dipengaruhi oleh faktor kompetensi dalam pencapain tujuan pembelajaran. Oleh karena itu sudah seharusnya guru menyadari tentang kompetensi yang dimiliki, sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai guru dan akan dapat terlaksana proses belajar mengajar yang efektif dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam proses interaksi belajar mengajar guru adalah orang yang memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pelajaran. Dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan sebagai guru. Tanpa adanya kompetensi ini tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif. Disinilah kompetensi dalam arti kemampuan mutlak diperlukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Satu kemampuan yang harus dimiliki seorang guru adalah keterampilan dalam memberikan 1 reinforcement (penguatan) yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Penguatan memiliki dua macam yaitu penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah penguatan yang diberikan berupa kata-kata atau kalimat pujian yang diucapkan guru. Seperti, “baik”, “bagus”, “tepat”, dan lain-lain. Sedangkan penguatan non verbal adalah penguatan yang diberikan dengan gerakan badan dan mimik, gerakan mendekati, sentuhan yang berupa menepuk bahu, imflementasi simbol atau benda (Hasibuan, 2002 : 59). Penguatan verbal paling mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, atau pengakuan yang diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku dan penapilan siswa. Penguatan non verbal yang dilakukan dengang gerakan tubuh akan dapat dirasakan oleh siswa dan dirasakan adanya kasih sayang oleh siswa sendiri antara seorang siswa dengan guru (Winataputra, 2003 : 730). Sementaraitudarihasilpengamatan yang penulislihat di SMPN 3 PrayaTimur, penulismenjumpaibahwareinforcement guru sangatberperansekalidalam proses belajarmengajarterutamauntukmeningkatkanmotivasibelajarsiswa. Penulisjugamenjumpaiadasebagiansiswadalamproses belajarmengajarmotivasibelajarnyasangatrendaholehkarenaituimflementasireinforcement guru di sinisangatberperansekalidalammeningkatkanmotivasibelajarsiswa. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang :Hubungan Implementasi Reinforcement guru dengan peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur tahun pelajaran 2013/2014. KajianLiteratur Penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia sehari-hari, yaitu mendorong seseorang memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan usahanya atau kegiatannya. Kegiatan memberikan penghargaan atau reinforcement dalam proses belajar mengajar di dalam kelas sangat dibutuhkan. Didalam kegiatan belajar mengajar, pemberian reinforcement sering dipandang sebagai hal yang sederhana, sehingga banyak guru yang tidak melakukan pemberian reinforcement tersebut. Tidak jarang kita temukan guru memberikan komentar negatif terhadap tingkah laku siswa yang salah, sehingga hal ini merupakan persoalan yang menarik untuk dikaji. Berikut beberapa difinisi reinforcement. Reinforcement pada dasarnya dibedakan dalam dua jenis yaitu reinforcement verbal dan reinforcement non verbal. Komponen dalam memberikan penguatan yang harus dikuasai oleh guru berkaitan dengan keterampilan menggunakan kedua jenis penguatan tersebut. Tujuan pemberian reinforcement. (1) Meningkatkan dan mempertahankan perhatian dan partisifasi serta keaktifan siswa, 2) Memudahkan dan melancarkan proses belajar mengajar, 3) Mengontrol dan mengubah sikap yang mengganggu kearah tingkah laku belajar yang tidak baik, 4) Menimbulkan dan meningkatkan motivasi siswa, 5) Mengarahkan dan kepada cara berfikir yang baik, mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar (Djamarah, 1994 : 110) Prinsip-prinsip pemberian reinforcement sebagai berikut: (1) Kehangatan dan keantusiasa, (2) Kebermaknaan, (3) Menghindari penggunaan respon yang negative.Cara pemberian penguatan yang tepat yaitu : (1) Harus diberikan secara langsung dan sesegera mungkin setelah munculnya tingkah laku siswa yang dikehendaki. Pemberian penguatan yang sering ditunda tidak efektif, (2) Ditujukan kepada pribadi siswa tertentu, (3) Ditujukan kepada kelompok siswa tertentu, (4) Pemberian penguatan harus berfariasi (Hasibuan, 2003 : 60). Menurut Uno (2009 : 3), “istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat”. Sedangkan menurut Sardiman ( 2010 : 73 ),” kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu “.Motivasi belajar dapat timbul karena faktor yang berasal dari dalam dan faktor yang berasal dari luar. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. MetodePenelitian 3 Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian hubungan, karena jenis penelitian ini bertujuan “Ingin mengetahui ada tidaknya Hubungan imflementasi reinforcement guru dengan peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur tahun pelajaran 2013/2014. Rancangan penelitian ini meliputi variabel penelitian yang akan diteliti yaitu Hubungan Imflementasi Reinforcement guru dengan peningkatan motivasi belajar siswa. Imflementasi reinforcement guru sebagai variabel X dan Motivasi Belajar siswa sebagai variabel Y. khusunya pada siswa yang ada di SMPN 3 Praya Timur tahun pelajaran 2013/2014. Sehubungan dengan penelitian ini,yang menjadi subyek adalah seluruh guru dan siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Praya Timur tahun pelajaran 2013/2014. Karena mempertimbangkan jumlah guru yang relatif sedikit, maka seluruh guru akan dikenakan penelitian. Sedangkan subyek siswa akan dikenakan sampel 20% dari 150 orang menjadi 30 orang siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat suharsimi arikunto (2002 : 112 ), yang menyatakan bahwa “ untuk sekedar ancang-ancang, maka apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik semuanya, sehingga penelitiannya penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil 10-15 % atau 20-25% atau lebih. Selanjutnya pengambilan sampel dari subyek dari siswa mempergunakan teknik random sampling. Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak “mencampur” subyek-subyek didalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subyek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel ( Arikunto 2013 : 177) Sehubungan dengan penelitian ini, khususnya untuk memperoleh data yang diperlukan, maka metode yang digunakan adalah : a) Metode Angket b) Metode Dokumentasi. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data, ternyata hasilnya signifikan. Oleh karena itu hipotesis nol (H0) ditolak, yang berbunyi bahwa “Tidak Ada Hubungan imflementasi reinforcement guru dengan peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur Tahun Pelajaran 2013/2014”. Dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang berbunyi bahwa “Ada Hubungan imflementasi reinforcement guru dengan peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur Tahun Pelajaran 2013/2014”.Sehingga kesimpulan analisis adalah: “Ada Hubungan Hubungan imflementasi reinforcement guru dengan peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur Tahun Pelajaran 2013/2014”.Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui nilai rxy 0,474, selanjutnya nilai tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment pada taraf siknifikan 5 % dengan N= 30 ternyata batas angka penolakan hipotesis nihil adalah r hitung > r tabel atau 0,474> 0,361 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Pada taraf siknifikan 5% dengan N=30 berdasarkan kenyatan tersebut, maka analisis data dalam penelitian ini adalah siknifikan. Pembahasan Selanjutnya analisis statistik yang dipergunakan dengan menerapkan rumus Koefisien Korelasi Product Moment sebagai berikut: rxy = xy x y 2 2 Keterangan: rxy = Koefisien korelasi product moment antara variabel X dan Y xy = Product dari hasil X kali Y x2 = Deviasi dari nilai variabel x dikuadratkan y2 = Deviasi dari nilai variabel y dikuadratkan ∑ = Sigma (jumlah). (Sugiyono, 2012 : 255) Berdasarkan hasil analisis data di atas, diketahui 𝑟𝑥𝑦 hitung sebesar 0,474 selanjutnya nilai tersebut dikonsultasikan dengan nilai r table product moment pada taraf signifikansi 5 % dengan N=30, ternyata batas angka penerimaan hipotesis nihil (Ho) yang ditunjukan pada tabel nilai r Product moment adalah sebesar 0,361 kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai r x y hitung sebesar 4 lebih besar dari nilai r tabel product moment sebesar 0,361 (0,474>0,361 ). Ini berarti bahwa hasil penelitian ini adalah “signifikan”. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa imflementasi reinforcement guru mempunyai peran sangat penting dalam peningkatan motivasi belajar siswa, diketahui r hitung sebesar selanjutnya nilai tersebut dikonsultasikan dengan nilai r table product momen pada taraf signifikansi 5 % dengan N=30, ternyata batas angka penerimaan atau penolakan hipotesis nihil (Ho) yang ditunjukan bahwa nilai r Product moment adalah sebesar 0,361 kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,474 lebih besar dari nilai r tabel product moment sebesar 0,361 (0,474>0,361 ). Ini berarti bahwa hasil penelitian ini adalah “signifikan”.Sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi Ada Hubungan antara imflementasi reinforcement guru dengan peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur tahun pelajatan 2013/2014“ diterima”, dan Hipotesis Nol (Ho) “ditolak”. Ini berarti imflementasi reinforcement guru Memiliki Hubungan yang signifikan dengan peningkatan motivasi belajar siswa di SMPN 3 Praya Timur tahun pelajaran 2013/2014. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa semakin baik reinforcement guru maka semakin besar pula tingkat motivasi belajar siswa terutama dalam peroses belajar mengajar disekolah. Referensi Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2013. prosesur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. 2006, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: Bumi Aksara. Bahri Saiful Djamarah, 1996, “Strategi Belajar Mengajar” Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 5