peningkatan produktivitas dan daya saing komoditas

advertisement
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING
KOMODITAS PERTANIAN
Kementerian Pertanian
Seminar Nasional Agribisnis, Universitas Galuh
Ciamis, 1 April 2017
Isi Paparan
Pendahuluan
Kinerja dan permasalahan
Posisi daya saing
Strategi dan kebijakan
Penutup
Pendahuluan
Trend integrasi ekonomi dan perdagangan global;
Didorong kemajuan teknologi transportasi, informasi
dan komunikasi (ICT);
Tuntutan koherensi kebijakan antar negara
=>membatasi kedaulatan kebijakan suatu negara;
Peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing
3
Kinerja dan permasalahan
4
Peran Sektor Pertanian
Bahan
pangan&
serat; bahan baku
industri
Sumber
devisa
Tenaga kerja
& akumulasi kapital
Fungsi pelestarian
lingkungan
Kontribusi sektor
pertanian
Pasar potensial dan
sumber pendapatan
Kinerja Sektor Pertanian
No.10 terbesar di
dunia
Netexporter
Produsen CPO terbesar
Kinerja sektor
pertanian
Produsen karet no.2
Produsen padi no. 3
Poduksi Padi, Jagung dan Kedele
Produksi Padi naik 4,97%
Nilai Rp 15,73 T
Produksi Jagung naik
18,11%
Nilai Rp 11,191 T
Produksi Kedelai 2015
naik 0,8%
Nilai Rp 0,07 T
Permasalahan Pokok
Status dan luas pemilikan lahan petani yang sempit
Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, air ,
energi yang belum memadai
Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan
masih tingginya suku bunga perbankan
Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani
dan penyuluh pertanian,
Kemampuan manajerial petani dalam agribisnis yang
masih terbatas
Perubahan iklim global , bencana alam, degradasi sumberdaya pertanian
dan meningkatnya kerusakan lingkungan
Kinerja Daya Saing
9
Posisi Indonesia
Dibutuhkan inovasi dI berbagai bidang
Inovasi dalam pertanian adalah inovasi yang
berorientasi peningkatan produktivitas
Mempercepat peningkatan daya saing ?
• Permintaan  permintaan konsumen terhadap suatu produk
semakin kompleks yang menuntut berbagai atribut atau produk
yang dipersepsikan bernilai tinggi oleh konsumen (consumer’s
value perception),
• Penawaran  produsen dituntut untuk dapat bersaing
berkaitan dengan kemampuan merespons atribut produk yang
diinginkan oleh konsumen secara efisien.
Daya saing antar provinsi
bervariasi
Pengelompokan wilayah
14
Kwadran IV (Memiliki daya saing WILAYAH
tetapi kurang memiliki daya saing
PERTANIAN)
Kwadran I ( Memiliki daya saing WILAYAH dan
daya saing PERTANIAN)
D.I. Yogyakarta
Banten
Sulawesi Utara
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Timur
Jawa Tengah
Jawa Barat
Sulawesi Selatan
Riau
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kwadran III ( Kurang memiliki daya saing
WILAYAH dan daya saing PERTANIAN)
Kwadran II (Memiliki daya saing PERTANIAN tetapi
kurang memiliki daya saing WILAYAH)
Bengkulu
Aceh
Sulawesi Tengah
Kepulauan Bangka Belitung
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Gorontalo
Maluku
Lampung
Sumatera Utara
Sumatera Selatan
Bali
Jambi
Sumatera Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
15
Peta Daya Saing Provinsi Menurut Kuadran
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
:
:
:
:
Memiliki daya saing wilayah dan daya saing pertanian
Memiliki daya saing pertanian tetapi kurang memiliki daya saing wilayah
Kurang memiliki daya saing wilayah dan daya saing pertanian
Memiliki daya saing wilayah tetapi kurang memiliki daya saing pertanian
16
Daya saing menurut komoditas pertanian
Beberapa komoditas: padi/beras, jagung, bawang
merah, cabai merah, kentang, sawit/CPO, kopi dan
lainnya memiliki daya saing yang tinggi memiliki
keunggulan komparatif.
Nilai DRC Beberapa Komoditas Pertanian
Komoditas
Padi/beras
Jagung
Sawit/CPO
Kopi
Kakao
Bawang Merah
Cabai Merah
Kentang
DRCR
0,65
0,48
0,60
0,30
0,62
0,30
0,56
0,63
Jika nilai Domestic Resources Cost Ratio (DRCR) <1, memiliki daya saing.
Ciri-ciri agribisnis berdayasaing
Keterlibatan rakyat: SDA, teknologi, kearifan lokal
Pengembangan sistem berkelanjutan
Berakar pada SD dan org. ekonomi lokal
Inovasi ramah lingkungan dan kreativitas
rakyat
Strategi dan Kebijakan
19
Amanat UU bidang pertanian
Dilakukan secara komprehensif meliputi
seluruh segmen rantai nilai
Mendorong pertanian yg produktif,
efisien, berdaya saing, mensejahterakan
Memberdayakan dan melindungi petani
Mengutamakan produk pertanian DN
Kebijakan peningkatan daya saing
Pembangunan sarana dan prasarana pedesaan dan pertanian
Investasi penelitian dan pengembangan pertanian
Peningkatan kapasitas SDM melalui diklat
Peningkatan anggaran pembangunan pertanian
Pengembangan industri hilir (pengolahan dan
pemasaran hasil)
Koordinasi dan sinergi kebijakan antar sektor
Penciptaan stabilitas sosial-politik (keamanan,
ketertiban dan kerawanan sosial)
Perlunya Keterpaduan Lintas Kementerian/Lembaga
PEMDA
KEMEN.
PU
BPS
PT SHS, PT
PERTANI,
PENANGKAR
KEMEN
PERINDUS
TRIAN
KEMENTERIAN
PERTANIAN
PUPUK
INDONESIA
HOLDING
COMPANY
(PIHC)
KEMENDAG
KEMENKOP
UKM
LEMBAGA
LAIN
BULOG
22
Penutup
Peningkatan daya saing memerlukan kebijakan
terintegrasi antar sektor dan multidisiplin baik teknis
maupun manajemen dan sosial-ekonomi.
Diperlukan upaya-upaya penyelarasan kebijakan di
semua bidang yang terkait rantai nilai pertanian, baik di
pusat maupun daerah.
Peningkatan daya saing pertanian tidak hanya terfokus
pada peningkatan volume dan nilai ekspor, tetapi juga
peningkatan kinerja pertanian DN=> impor produk
pertanian dapat dikurangi.
23
Download