BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di antara tiga buah lempeng, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Keberadaan ketiga lempeng ini membuat Indonesia kaya akan gunungapi aktif. Gunungapi-gunungapi tersebut merupakan bagian dari cincin-api dunia (Ring of Fire), yaitu wilayah melingkar dimana batasbatas lempeng saling bertemu sehingga terbentuk gunungapi. Sekitar 13% atau 129 gunungapi dari seluruh gunungapi dunia berada di Indonesia (http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi). Aktivitas gunungapi selain memberikan dampak positif juga menimbulkan permasalahan berupa kerusakan yang disebabkan erupsinya. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki gunungapi aktif cukup banyak yakni daerah Jawa Timur. Tidak kurang dari sepuluh gunungapi aktif berada di provinsi tersebut seperti pada gambar 1.1. Gambar 1.1 Deretan gunungapi aktif di Jawa Timur. 1 2 Rangkaian gunungapi di Indonesia terutama di pulau Jawa dipengaruhi oleh aktivitas tektonik yang berada di sebelah selatan pulau tersebut. Keberadaan subduksi kerak samudera yang menunjam ke arah utara menyebabkan lapisan kerak meleleh akibat gesekan dengan kerak benua. Lelehan tersebut membentuk magma yang menekan ke atas melalui rekahan-rekahan membentuk dapur magma. Kumpulan magma yang terakumulasi di dalam dapur magma menimbulkan tekanan dan temperatur tinggi di bawah permukaan. Tekanan dan temperatur tersebut mempengaruhi batuan di sekitarnya sehingga terjadi intrusi magma ke permukaan dan terjadi erupsi (Gambar 1.2). Proses erupsi magma ke permukaan dari waktu ke waktu kemudian membentuk deretan gunungapi di pulau Jawa (Whittaker dkk., 2007). Gambar 1.2 Sistem komplek pada zona subduksi (Stern, 2002). Zona subduksi menjadi tempat pengolahan material-material kasar dan menghasilkan magma yang dikeluarkan melalui aktivitas gunungapi dan membentuk kerak benua, sehingga zona ini dapat dikatakan sebagai “jendela” untuk melihat ke dalam bumi (Tatsumi, 2005). Sebagai “jendela” bumi, penelitian-penelitian banyak dilakukan melalui aktivitas fisis yang terjadi di dalamnya untuk mendapatkan informasi mengenai perilakunya. Lebih dari itu, 3 pengetahuan mengenai evolusi zona subduksi dapat memberikan informasi adanya kemungkinan tambahan terhadap bencana yang ditimbulkan (Shulgin dkk., 2011). Beberapa sifat maupun aktivitas fisis yang terjadi di zona subduksi antara lain kontras densitas dan aktivitas seismik (Silvennoinen dkk., 2010). Pada zona subduksi, daerah dengan profil anomali gravitasi positif memiliki potensi seismik tektonik rendah, dan sebaliknya (Song dan Simons, 2003). Potensi seismik tektonik berpengaruh terhadap aktivitas erupsi gunungapi (Watt dkk., 2009; Eggert dan Thomas, 2009). Aktivitas seismik di daerah subduksi berhubungan erat dengan gaya gesek antar lempeng, yang mana efektifitasnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang paling berpengaruh antara lain sifat fisis material, keberadaan fluida, kekasaran seafloor, geometri slab subduksi, suhu, dan tekanan (Campione dan Gian, 2013). Deretan gunungapi aktif di Jawa Timur yang relatif lebih banyak dibandingkan daerah lainnya di pulau Jawa menimbulkan pertanyaan mengenai aktivitas subduksi yang menyebabkan erupsi di daerah tersebut. Beberapa hipotesis yang muncul karena dipengaruhi oleh kemiringan slab subduksi dan densitas lapisan batuan daerah tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan pemodelan tiga dimensi anomali gravitasi dengan informasi pendukung dari data hiposenter gempa untuk memetakan profil bawah permukaan daerah subduksi dan gunungapi Jawa Timur. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, bebeapa masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana medan anomali gravitasi dapat menggambarkan proses tektonik yang terjadi pada zona subduksi di Jawa bagian Timur? 2. Bagaimana model struktur bawah permukaan zona subduksi dan gunungapi di Jawa bagian Timur berdasarkan medan anomali gravitasi? 4 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah 1. Pemetaan anomali udara bebas, anomali Bouguer lengkap regional, dan anomali residual daerah Jawa bagian Timur sampai ke daerah palung di sebelah Selatan. 2. Pemodelan struktur bawah permukaan daerah Jawa Timur sampai ke palung Jawa di sebelah Selatan. 3. Interpretasi struktur bawah permukaan daerah Jawa Timur sampai ke palung Jawa di sebelah Selatan. 1.4 Batasan Masalah Pada penelitian ini, masalah dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Data yang digunakan merupakan data sekunder anomali Free-Air (FAA) dan Anomali Bouguer Lengkap (ABL) daerah subduksi Jawa Timur. 2. Daerah kajian penelitian adalah Jawa Timur sampai palung Jawa di sebelah Selatan provinsi Jawa Timur. 3. Pemodelan tiga dimensi (3D) menggunakan data FAA, anomali regional hasil dari kontinuasi ke atas, dan anomali residual pada bagian pulau Jawa bagian Timur. 4. Data hiposenter digunakan sebagai informasi tambahan dalam melakukan pemodelan 5. Data dasar gunungapi yang digunakan untuk melihat pengaruh subduksi terhadap aktivitas vulkanik. 1.5 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan gambaran mengenai struktur bawah permukaan zona subduksi dan gunungapi daerah Jawa bagian Timur serta proses yang terjadi di dalamnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian semoga dapat memberikan gambaran awal bagi penelitian selanjutnya.