PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kepulauan Indonesia merupakan salah satu daerah dengan kegiatan vulkanisme yang aktif. Suatu hubungan yang erat antara vulkanisme dan tektonik dicerminkan oleh adanya sejumlah 129 gunungapi aktif (http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia, 2009). Subduksi lempeng Indian-Australia berada di bawah lempeng Eurasia sangat membawa peranan penting bagi perkembangan sistem busur magmatik umum yang terbagi atas dua segmen, yaitu Busur Sunda yang terletak di daerah barat dan Busur Timur terletak di daerah selatan (van Bemmelen, 1949). Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dimana kompleks Gunungapi Dieng berada merupakan bagian dari Busur Sunda. Busur gunungapi ini memanjang barat-timur akibat dari pertemuan lempeng Eurasia dan Hindia-Australia dan menerus hingga ke Sumatra dan Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu jalur gunungapi Mediterania. Produk dari subduksi ini menghasilkan gunungapi berkomposisi intermedier hingga asam dan sistem panasbumi (van Bemmelen, 1949). Panasbumi merupakan sumber daya alam yang mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber energi alternatif. Sumber daya alam ini dapat diperbaharui dan pemanfaatannya relatif ramah lingkungan dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi. Indonesia mempunyai total potensi sumberdaya dan cadangan panasbumi sebesar 28,528 MWe (yaitu potensi sebesar 13.486 MWe, cadangan terduga 11.704 MWe, mungkin 1.050 MWe, dan terbukti 2.288 MWe) (Sukhyar et al., 2010). Potensi ini setara dengan 12 milyar barel minyak bumi untuk masa pengoperasian 30 tahun, yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara terkaya potensi energi yang ramah lingkungan ini. Meskipun demikian baru 1.189 MWe dari total potensi tersebut yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik (Sukhyar et al., 2010). Hal ini disebabkan oleh, salah satunya, ketidakpahaman mengenai sistem panasbumi, pola hidrogeokimia fluida panasbuminya serta geokimia tanahnya. Lapangan panas bumi Dieng saat ini merupakan salah satu lapangan panas bumi yang telah beroperasi dengan kapasitas sebesar 60 MWe dari cadangan sebesar 780 Mwe yang pengoperasiannya dilakukan oleh PT GeoDipa PGE (Sukhyar et al., 2010). Di samping 1 PENDAHULUAN potensi panas buminya, Dieng juga memiliki potensi di bidang pertanian dan pariwisata. Di sisi lain, komplek Gunungapi Dieng merupakan daerah berbahaya karena seringkali terjadi hembusan gas racun yang mematikan banyak penduduk, misalnya peristiwa Sinila yang menewaskan 149 orang (http://id.wikipedia.org/wiki/Dieng). Daerah penelitian termasuk ke dalam wilayah Jawa Tengah, berada di daerah Serayu Utara (van Bemmelen, 1949) yang memiliki gunung api yang aktif dengan kenampakan dan berbagai manifestasi yang ada. Disebutkan oleh Syarifuddin et al. (1989), bahwa lapangan panas bumi Dieng memiliki batuan dasar sedimen marin. I.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, dimana setiap mahasiswa diharuskan menyusun tugas akhir berdasarkan penelitian geologi dari suatu daerah dengan menerapkan konsep-konsep dan filosofi ilmu geologi yang telah didapat selama perkuliahan. Berdasarkan hal itu, penulis membuat tugas akhir berjudul “Geologi Daerah Batur dan Sekitarnya, serta Penyebaran Boron dalam Tanah dan Hubungannya dengan Struktur Geologi yang Berkembang, Kabupaten Banjarnegara-Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia”. Penelitian yang dilakukan meliputi pemetaan geologi permukaan daerah Batur dan studi khusus terhadap penyebaran boron (B) di permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola penyebaran batuan, persebaran B dalam tanah sebagai akibat aktivitas panas bum di bawah permukaan. I.3 LOKASI PENELITIAN Daerah penelitian terletak di sebelah baratlaut Gunung Sundoro, Jawa Tengah, dan termasuk dalam kawasan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo (gambar 1.1). Lokasi penelitian dapat dicapai sepanjang tahun dari arah selatan, yaitu dari Kabupaten Wonosobo. Untuk mencapai daerah ini dengan mudah dapat menggunakan kendaraan roda empat atau sepeda motor. Perjalanan dari Wonosobo menuju Dieng memakan waktu sekitar 1 jam dengan kendaraan bermotor melalui jalan yang telah aspal sejauh 26 km. Dari Dieng perjalanan dilanjutkan ke arah barat menuju Batur sekitar 10 km lagi. Pos observasi berada di Karang Tengah, yaitu berada antara Dieng dan Batur. 2 PENDAHULUAN Posisi geografis lokasi penelitian terletak pada 109° 50’ 00” - 109° 52’ 30” BT dan 07° 10’ 30” - 07° 14’ 00” LS dan memiliki luas ± 16 km2. Peta geologi yang digunakan adalah Peta Geologi Komplek Gunung Api Dieng , Jawa Tengah berskala 1:50.000 oleh Sukhyar et al., 1986. Gambar 1.1 Peta Jawa Tengah. I.4 TAHAPAN DAN METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi lima tahapan pengerjaan berupa persiapan, peninjauan lapangan, pekerjaan laboratorium, pekerjaan studio dan penyusunan laporan. 3 PENDAHULUAN a. Tahap Persiapan Mengumpulkan dan mempelajari keadaan geologi dari literatur dan laporan penelitian terdahulu pada daerah ini, dan juga menentukan lintasan-lintasan yang akan dilakukan pada tahapan peninjauan lapangan dengan menggunakan peta topografi dan geologi. Di samping itu dilakukan juga penentuan titik-titik pengambilan sampel tanah untuk dianalisa. b. Tahap peninjauan lapangan Tahapan ini dimaksudkan untuk memperoleh: Gambaran awal mengenai kondisi geologi, geomorfologi, litologi, dan struktur geologi. Pengambilan sampel tanah Pengambilan sampel batuan dilakukan untuk mengetahui komposisi mineralogi batuan tersebut. c. Tahap pekerjaan laboratorium Analisa petrologi secara megaskopis Analisa petrografi Analisa kimia tanah untuk mengetahui kandungan Hg, B, dan pH. Analisa kimia tanah dilakukan di Laboratorium Buangan Padat dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Teknik Lingkungan ITB. d. Tahap pekerjaan studio Analisa/ kompilasi data primer dan sekunder Pembuatan peta geologi, peta penyebaran kandungan kimia, dan model sistem panasbumi daerah Batur. e. Tahap penyusunan laporan Dilakukan bersamaan dengan pekerjaan laboratorium dan studio. 4 PENDAHULUAN I.5 PENELITI TERDAHULU Geologi daerah Batur dan sekitarnya telah mendapat perhatian dari beberapa peneliti yang meneliti secara regional hingga lebih spesifik. Para peneliti terdahulu tersebut antara lain: • van Bemmelen (1949), membahas geologi umum Jawa Tengah • Pardiyanto (1970), membahas tentang geologi daerah Dieng, Jawa Tengah • Sukhyar et al. (1986), peta geologi gunungapi dan membahas geologi umum daerah Kompleks Gunungapi Dieng • Condon et al. (1996), peta geologi regional daerah Banjarnegara- Pekalongan • Syarifudin et al.(1989), asal mula & genesa batuan Gunungapi Dieng, Jawa Tengah • Zaenudin (2006), laporan pengamatan terpadu Gunung Dieng, Jawa Tengah 5