1) Skenario D Blok 23 2) Klarifikasi Istilah

advertisement
1) Skenario D Blok 23
Mrs. Tari, 37 years old, from middle income family comes to doctor at a public health center
with chief complain of vaginal bleeding. Mrs. Tari also complain abdominal cramping. She
missed her period for about 8 weeks. She also feel nauseous, sometimes has vomit and breast
tenderness. Since 1 year ago, she has been complaining about vaginal discharge with smelly odor
and sometimes accompanied by vulvar itchy. She already has 2 children before and the youngest
child is 6 years old. Her husband is a truck driver.
You act as the doctor in public health center and be pleased to analyse this case.
In the examination findings :
Heights 155 cm, weight 50kg. BP 120/80 mmHg, pulse 80 x/minute, RR 20x/minute.
Palpebral conjunctiva normal, breast : hyperpigmented, abdomen : flat and soufflé, symmetric,
uterine fundus is not palpable, there are no mass, no painful tenderness, and no free fluid sign.
Internal examination :
Speculum examination : portio is livide, external os opens with blood comes out from external
os, there are no cervical erotion, laceration or polyp.
Bimanual examination : cervix is soft, the external os opens, no cervical motion tenderness,
uterine size is about 8 weeks gestation, both adnexa and parametrium are within normal limit.
Hb 11g/dl, WBC 12000/mm3, ESR 15mm/hour, Peripheral blood image : WNL
Urine : pregnancy test β-HCG positive.
2) Klarifikasi Istilah
1. Perdarahan vagina: pendarahan dari vagina yang disebabkan oleh respon dari nonconceptional atau siklus mentruasi.
2. Abdominal cramping: nyeri kram dari kontraksi otot secara terus menerus pada daerah
perut.
3. Mual muntah: sensasi tidak menyenangkan pada daerah abdominal dan kemudian
mengeluarkan kembali apa yang ada di dalam lambung.
4. Breast tenderness and hyperpigmented: sesitifitas abnormal terhadap sentuhan dan
tekanan & peningkatan pigmentasi pada payudara.
5. Vaginal discharge: cairan didalam atau dikeluarkan dari vagina dan bervariasi warna,
sering seperti keputihan, kuningan dan kehijauan.
1
2
6.
7.
8.
9.
Vulvar itcy: gatal-gatal pada daerah vulva.
Smelly odor: bau tidak sedap pada daerah vagina
Flat and souffle: bunyi yang bertiup dan lembut yang terdengar ketika aulcultasi.
Portio livide: bagian uterus yang menjorok ke vagina, berwarna hitam kebiruan saat
orang tersebut sedang hamil
10. G3P2A0: gravida- wanita yang pernah hamil, partus- jumlah seorang wanita melahirkan,
abortus- fetus dengan berat <500g terlepas/keluarnya dari dinding uterus.
11. Leukositosis: peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit) dalam darah.
3) Identifikasi Masalah
1. Mrs. Tari, 37 years old, from middle income family comes to doctor at a public health
center with chief complain of vaginal bleeding. Mrs. Tari also complain abdominal
cramping.
2. She missed her period for about 8 weeks. She also feel nauseous, sometimes has vomit
and breast tenderness.
3. Since 1 year ago, she has been complaining about vaginal discharge with smelly odor and
sometimes accompanied by vulvar itchy.
4. She already has 2 children before and the youngest child is 6 years old. Her husband is a
truck driver.
5. In the examination findings :
Heights 155 cm, weight 50kg. BP 120/80 mmHg, pulse 80 x/minute, RR 20x/minute.
Palpebral conjunctiva normal, breast : hyperpigmented, abdomen : flat and soufflé,
symmetric, uterine fundus is not palpable, there are no mass, no painful tenderness, and
no free fluid sign.
6. Internal examination :
Speculum examination : portio is livide, external os opens with blood comes out from
external os, there are no cervical erotion, laceration or polyp.
Bimanual examination : cervix is soft, the external os opens, no cervical motion
tenderness, uterine size is about 8 weeks gestation, both adnexa and parametrium are
within normal limit.
7. Hb 11g/dl, WBC 12000/mm3, ESR 15mm/hour, Peripheral blood image : WNL
Urine : pregnancy test β-HCG positive.
3
4) Analisis Masalah
1. Mrs. Tari, 37 years old, from middle income family comes to doctor at a public health
center with chief complain of vaginal bleeding. Mrs. Tari also complain abdominal
cramping.
a. Apa yang dimaksud dengan keluarga berpendapatan menengah?
Maksud dari keluarga berpendapat menengah adalah berkaitan dengan orangorang dengan pendapatan rata-rata dalam populasi secara keseluruhan.
b. Jelaskan hubungan riwayat G3P2A1 dengan aborsi!
c. Jelaskan hubungan usia ibu dan resiko aborsi!
Ny. Tari memiliki faktor risiko usia lanjut (>35 tahun). Usia yang baik untuk
kehamilan yang ideal adalah 20 – 35 tahun. Jika kehamilan terjadi di bawah usia 20
tahun atau lebih dari 35 tahun makan akan besar kemungkinan mengalami aborsi,
karena pada usia kurang dari 20 tahun ibu masih dalam masa pertumbuhan, alat
reproduksi belum terbentuk sempurna misalnya panggul dan rahim sehingga dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi persalinan. Sedangkan usia 35 tahun ke atas kondisi
fisik dan kesehatan seorang wanita sudah mulai menurun.
 35 tahun umur ekstrim karena : - Abnormalitas kromosom janin
- Sel telur yang berkualitas semakin sedikit
- Indung telur semakin kurang peka terhadap
rangsangan gonadotropin sehingga
mengganggu implantasi dan janin.
d. Jelaskan hubungan usia kehamilan dengan resiko aborsi?
Risiko aborsi sering kali terjadi selama trimester pertama. The National Institutes
of Health melaporkan bahwa "sekitar setengah dari semua telur yang dibuahi mati
dan hilang (dibatalkan) secara spontan , biasanya sebelum wanita mengetahui dia
hamil. Kelainan kromosom ditemukan di lebih dari setengah dari embrio keguguran
pada 13 minggu pertama. Terjadi masalah kromosom karena gen orang tua,
bagaimanapun adalah kemungkinan. Hal ini lebih mungkin menjadi penyebab dalam
kasus seorang wanita yang menderita keguguran berulang, atau jika salah satu
orangtua memiliki anak atau kerabat lainnya dengan cacat lahir. Masalah genetik
lebih mungkin terjadi dengan orang tua yang lebih tua. Ini dapat menjelaskan tingkat
yang lebih tinggi diamati pada wanita yang lebih tua. Kekurangan progesteron dapat
menjadi penyebab lain.
4
e. Jelaskan hubungan resiko aborsi dengan pendapatan menengah!
Menurut status sosial keluarga Ny. Tari:
 Berpendapat menengah, orang dengan pendapatan menengah senantiasa perlu
mengatur pembelanjaannya. Maka mungkin
1) Ny. Tari terinfeksi, pendapatan kurang untuk mengobati dirinya dan hal
ini dapat menyebabkan janin sulit hidup dan mengarah terjadinya aborsi.
2) Ny.Tari kurang memiliki nutrisi yang dibutuhkan saat seorang wanita
hamil.
f. Jelaskan etiologi dan mekanisme perdarahan pervaginam!
Etiologi:
 Fisiologis
 Terlepasnya desidua basalis
 Abortus
 Molahidatosa
 Impaementasi kantung gestasi yang rendah
 Kehamilan ektopik/ vasa previa
 Polip
 Karsinoma servix
 Tumor vagina
 Gangguan perdarahan
 Akibar obat
Kematian janin  perdarahan di desisua basalis  nekrosis pada daerah
implantasi  peradangan  perdarahan pervaginam
Mekanisme:
Perdarahan per vagina pada kasus ini diawali dari faktor risiko yang
dimiliki oleh Ny. Tari yakni kehamilan pada usia lanjut (>35 tahun). Usia ini
meningkatkan resiko terjadinya kelainan kromosom pada gamet ibu yang
nantinya akan mencetuskan terjadinya aborsi spontan. Selain itu, faktor infeksi
juga mungkin berpengaruh. Janin yang mungkin mengalami kelainan kromosom
ini menyebabkan kelainan perkembangan zigot yang akhirnya akan memicu
terjadinya aborsi dimulai dengan perdarahan didalam desidua basalis yang
bermanifest pada perdarahan pervagina. Perdarahan ini akan menyebabkan
jaringan sekelilingnya ikut nekrosis, dan akhirnya terjadi pelepasan janin dan
plasenta.
5
g. Jelaskan etiologi dan mekanisme kram perut!
Perdarahan di desidua basalis nekrosis jaringan disekitar perdarahan 
hasil konsepsi terlepas dari tempat menempel  dianggap benda asing  uterus
berontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut  abdominal cramp.
h. Jelaskan kaitan antara kram perut dan perdarahan pervaginam!
Perdarahan di desidua basalis nekrosis jaringan disekitar perdarahan  hasil
konsepsi terlepas dari tempat menempel  dianggap benda asing  uterus
berontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut  abdominal cramp dan
perdarahan pervaginam berlangsung.
i. Apa saja gejala klinis dari aborsi?
 Perdarahan lebih banyak
 Perut mules (sakit) lebih hebat dikarenakan kontraksi rahim kuat
 Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis
terbuka dan jaringan/ hasil konsepsi dapat diraba.
j. Apa saja etiologi dari aborsi?
Terdapat berbagai etiologi janin dan ibu yang menyebabkan aborsi spontan, yani
sebagai berikut:
1. Aneuploidi. Adanya kelainan perkembangan zigot, mudigah, janin dini, atau
kadang-kadang plasenta, dan sering terdapat kelainan kromosom. Tiga perempat
aneuploidi terjadi sebelum delapan minggu sedangkan aborsi euploidi memuncak
pada sekitar 13 minggu. Insiden aborsi euploidi meningkat secara drastis setelah usia
ibu 35 tahun.
2. Infeksi merupakan penyebab yang jarang terjadi pada aborsi awal. Belum
ditemukan hubungan penyebab yang jelas antara infeksi dengan aborsi.
3. Kelainan Endokrin. Wanita dengan hipotiroidisme subklinis dan dengan
autoantibodi tiroid meningkatkan resiko terjadinya aborsi. Aborsi juga meningkat
pada wanita diabetes tergantung insulin dengan derajat pengendalian yang buruk.
4. Gizi. Belum ada bukti defisiensi salah satu nutrien merupakan kausa penting
aborsi.
5. Pemakaian Obat. Merokok dilaporkan berkaitan dengan peningkatan risiko aborsi
euploidi. Sering minum alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan dapat
menyebabkan aborsi spontan dan malformasi janin. Konsumsi kopi lebih dari empat
cangkir sehari juga sedikit meningkatkan resiko aborsi. Paparan terhadap radiasi
kurang dari lima kali tidak meningkatkan resiko aborsi. Kontrasepsi oral dan agen
spermisidal juga tidak berhubungan dengan peningkatan aborsi.
6
6. Faktor Lingkungan. Arsenik, timbal, formaldehid, benzene, dan etilen okside
mungkin menyebabkan aborsi.
7. Faktor Imunologi. Penyakit autoimun yang telah dipastikan berkaitan dengan
aborsi adalah sindrom antibodi antifosfolipid. Beberapa kelainan genetik pada
koagulasi darah juga dapat meningkatkan resiko.
8. Defek Uterus dan Serviks Inkompeten.
9. Trauma.
k. Jelaskan epidemiologi aborsi!
Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar antara 10 dan 15 %
(Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2000). Rekurensi terjadinya abortus sebanyak 20 %
jika terdapat riwayat 1 kali abortus spontan sebelumnya, 35 % jika terdapat riwayat 2
kali abortus spontan sebelumnya, 50 % jika terdapat riwayat 3 abortus spontan
sebelumnya, dan 30 % jika terdapat riwayat 3 kali abortus spontan sebelumnya dan
telah 1 kali mengalami partus spontan.
l. Jelaskan klasifikasi dari aborsi!
1. Abortus Komplet
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20
minggu.
2. Abortus Inkomplet
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal.
3. Abortus Insipiens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan selama 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih
berada dalam uterus. Dalam hal ini, rasa mules menjadi lebih sering dan
kuat perdarahan bertambah.
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah
mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim.
4. Abortus Iminens
Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan lahir
masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.
5. Missed Abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih
dalam kandungan.
6. Abortus Habitualis
Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih.
m. Jelaskan patogenesis dari aborsi! (sintesis)
7
2. She missed her period for about 8 weeks. She also feel nauseous, sometimes has vomit
and breast tenderness.
a. Apa makna klinis dari terlambat menstruasi 8 minggu?
Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan
implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormone ini juga
memperpanjang usia corpus luteum. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara
menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah
terjadinya menstruasi.
b. Jelaskan patofisiologi dari mual, muntah, dan nyeri pada payudara ketika hamil!
Breast tenderness :
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air
susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam perkembangan system
alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan
menyebabkan sensasi noduler pada payudara. Chorionic somatotropin dan kedua
hormon ini menyebabkan pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau
tegang dan sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan).
3. Since 1 year ago, she has been complaining about vaginal discharge with smelly odor and
sometimes accompanied by vulvar itchy. Her husband is a truck driver.
a. Jelaskan mekanisme dari vaginal discharge dengan smelly odor dan vulvar itchy!
- Vaginal discharge, smelly odor, itchy : infeksi gonorrhea dari suaminya ( supir
truk, biasanya berhubungan dengan PSK )  Infeksi Menular Seksual  WBC
meningkat (salah satu petanda infeksi)
b. Jelaskan hubungan antara pekerjaan suaminya dengan keluhan yang diderita 1 tahun
yang lalu!
Gaya hidup seorang supir truk yang sering berpergian seperti suka melakukan
seks bebas ,sehingga suami mengalami infeksi dari kuman tertentu (gonorea,HIV,
dll) bahaya penyakit menular seksual ditularkan pada istrinya yang mengakibatkan
infeksi.
c. Jelaskan hubungan antara keluhan setahun yang lalu dengan aborsi!
Terjadi infeksi kronis. Janin akan sulit hidup. Jika infeksi di plasenta, plasenta
akan defisiensi (insufisiensi). Nekrosis endometrium juga akan mengakibatkan
kematian janin.
4. She already has 2 children before and the youngest child is 6 years old.
a. Berapa jarak ideal antar kehamilan?
8
Jarak normal : 2-5tahun
Kalau <2th  anemia ibu, Kalau >5th akan beresiko abortus
b. Jelaskan hubungan antara jarak kehamilan 6 tahun dengan aborsi!
Jarak kehamilan yang lama ini merupakan infertilitas sekunder yang diduga
disebabkan oleh ibu memakai kontrasepsi. Pemakaian kontrasepsi merupakan
salah satu factor risiko terjadinya abortus.
Adapun rata-rata pemakaian kontrasepsi pada golongan ekonomi menengah
adalah kontrasepsi hormonal (pil dan suntik). Sedangkan dari kontrasepsi
hormonal, antara lain :

Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu dan
abortus terjadi
 Menghambat pergerakan tuba
 Kelebihan progesterone bisa meningkatkan infeksi terhadap kandida
albicans, sehingga ditemukan fluor albus
Sedangkan efek samping serius dari AKDR bisa terjadi infeksi pelvic dan
endometritis.Gejala dini endometritis dengan AKDR ini ialah keputihan yang
berbau, disparenia, metroragia, menoragia.Selain itu, sifat-sifat dan isi cairan
uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakai AKDR, yang
menyebabkan blastokista tidak hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi
nidasi. Jika timbul kehamilan dengan AKDR in situ, 50 % pasien akan mengalami
abortus.
5. In the examination findings :
Heights 155 cm, weight 50kg. BP 120/80 mmHg, pulse 80 x/minute, RR 20x/minute.
Palpebral conjunctiva normal, breast : hyperpigmented, abdomen : flat and soufflé,
symmetric, uterine fundus is not palpable, there are no mass, no painful tenderness, and
no free fluid sign.
a. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik?
H = 155cm ; W = 50kg
Normal. BMI 21,37
BP 120/80 mmHg
HR 80x/m (N 60-100)
RR 20 x/minute (N 16-24)
Palpebral conjunctival
Hyperpigmented breasts
Normal
Normal
Normal
Normal
Estrogen yang me↑ berperan dalam pe↑
melanogenesis dan mungkin menjadi faktor pemicu
Normal
Palpebral conjunctival
9
Estrogen yang me↑ berperan dalam pe↑
melanogenesis dan mungkin menjadi faktor pemicu
External examination (Gynecological examination)
Abdomen flat, souffle, Dalam keadaan normal
symmetric, uterine fundal
not palpable
There is no mass
Menyingkirkan kemungkinan tumor
There is pain tenderness
Tanda infeksi; terjadi kerusakan/kelainan jaringan
No free fluid sign
Tidak ada perdarahan intra abdomen (KET)
Hyperpigmented breasts
6. Internal examination :
Speculum examination : portio is livide, external os opens with blood comes out from
external os, there are no cervical erotion, laceration or polyp.
Bimanual examination : cervix is soft, the external os opens, no cervical motion
tenderness, uterine size is about 8 weeks gestation, both adnexa and parametrium are
within normal limit.
a. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan dalam!
Pemeriksaan in speculo:
Portio livide
Tanda Chardwick - terjadinya perubahan warna pada
porsio
akibat
adanya
bendungan
vaskuler.
Menunjukkan terjadinya kehamilan
External os open
Terjadinya dilatasi serviks yg menunjukkan tanda
kehamilan.
No
cervical
erotion, Dalam kasus perdarahan mungkin disebabkan
laceration or polyp
terjadinya aborsi
Pemeriksaan bimanual:
Cervix is soft
The external os open
No
cervical
motion
tenderness
Uterine size about 8 weeks
gestation
Adnexa and parametrium
WNL
Tanda kehamilan. Terjadi karena edema pada seluruh
servix, hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjarkelenjar servix pada awal kehamilan.
Terjadinya dilatasi serviks yg menunjukkan tanda
kehamilan.
Bukan hamil ektopik; Infeksi belum menyebar ke
servix
Tanda kehamilan.
Normal
10
b. Jelaskan cara melakukan pemeriksaan in speculo dan bimanual! (sintesis)
Pemeriksaan in speculo:
Eksplorasi keluhan utama ;pendarahan.
1. Spekulum sins
2. Spekulum silindris
3. Sepkulum cocor bebek ( paling banyak digunakan)
Pemeriksaan bimanual
Posisi litotomi
- Menggunakan 2 tangan, 1 jari ke vagina dan ke rectum.
- Prosedur: dokter di kedua tungkai pasien, lubrikasi, labia dibuka dan jari
tengah di masukan ke vagina, ditekan kea rah perineum.
- Konsepnya sama dengan pemeriksaan bimanual ginjal.
7. Hb 11g/dl, WBC 12000/mm3, ESR 15mm/hour, Peripheral blood image : WNL
Urine : pregnancy test β-HCG positive.
a. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan laboratorium!
Hasil
Hb 11 g/dL
WBC 12.000 mm3
ESR 15 mm/hour
Pheripheral blood image
Urine
Pregnancy test (βHCG) (+)
Nilai normal
>11g/dl(WHO)
12000-16000/mm3
0-20/ jam
Interpretasi
Normal rendah
Normal saat terjadi abortus
Normal
Normal
Tanda kehamilan
8. Diagnosis banding
- Kehamilan ektopik, Mola, Disfungsional Uterine Bleeding.
9. Cara menegakkan diagnosis (pemeriksaan penunjang)
Anamnesis
 Perdarahan : Kuantitas Kualitas/sifatnya
 Nyeri: kuantitas/kualitasnya
 Hari pertama haid terakhir
 Gejala dan tanda kehamilan : mual, muntah, dll
 Riwayat obstetri terdahulu
 Riwayat ginekologi seperti: riwayat operasi
 Riwayat KB
11
Pemeriksaan fisik
 Tanda vital : tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh
 Pemeriksaan abdomen: datar dan soufflé, simetris, fundus uteri tidak teraba,
 Pemeriksaan speculum: portio livide, OUE terbuka.
 Pemeriksaan bimanual: serviks lunak, OUE terbuka, usia uterus lebih kecil dari
usia kandungan seharusnya, tidak ada motion tenderness pada serviks,
Pemeriksaan penunjang
 Darah rutin (anemia, leukositosis, ↑ LED )
 USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
 Tes kehamilan (kadar βHCG)
 Kultur bakteri
10. Diagnosis kerja
Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang berlangsung dan mengancam dimana
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, ketuban yang teraba akan tetapi
hasil konsepsi masih dalam kavum uteri, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. Nyeri
abdomen : kram suprapubik intermiten, progresif. Perdarahan pervaginam sangat
bervariasi, beberapa berdarah hebat. Abdomen lunak dan tidak nyeri tekan, uterus dapat
teraba perabdomen tergantung pada umur kehamilan. Pada pemeriksaan spekulum, sering
serviks mendatar dan berdilatasi. Selaput amnion dapat terlihat menonjol melalui serviks
atau dapat robek, dengan cairan amnion ada di dalam vagina.
11. Patogenesis (sintesis)
12. Penatalaksanaan
a.
jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
- Beri ergometrin 0,2mg im (diulang setelah 15menit bilaperlu) atau misoprostol
400mcg peroral (diulang sesudah 4 jam bilaperlu).
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
b. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu
- Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
- Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik – (GF) atau larutan ringer laktat- (LRL) dengan kecepatan 40
tetes per menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
c. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
12
d. Penanganan Lanjutan
Setelah abortus pasien perlu diperiksa untuk mencari sebab abortus. Selain
itu perlu diperhatikan involusi uterus dan kadar HCG 1-2 bulan kemudian. Ia
diharapkan tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu memakai kontrasepsi
seperti kondom atau pil.Atau tidak diperbolehkan hamil lagi dengan tubektomi.
e. Pencegahan



Menggunakan AKDR.
Hindari diri dari hamil pada usia tua.
Memastikan jarak kehamilannya yang ideal.
13. Komplikasi
Perdarahan  hemorrhagic shock, sepsis,infeksi,perforasi.
14. Prognosis
Prognosis untuk janin yang berada dikandungan ibu sudah tidak dapat diselamatkan
lagi karena abortus pasti terjadi dilihat dari ostium uterus ekternum yang sudah
membuka. Sedangkan untuk ibu, jika penanganan secara tepat prognosisnya dapat
dipastikan bonam.
15. SKDI
Tingkat Kemampuan 2 : Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke
spesialis yang relevan dan mampu menindak lanjuti sesudahnya
5) Hipotesis
Mrs. Tari, 37 tahun, G3P2A1, mengalami aborsi disebabkan infeksi dan usia
Download