1) Skenario D Blok 23 Mrs. Tari, 37 years old, from middle income family comes to doctor at a public health center with chief complain of vaginal bleeding. Mrs. Tari also complain abdominal cramping. She missed her period for about 8 weeks. She also feel nauseous, sometimes has vomit and breast tenderness. Since 1 year ago, she has been complaining about vaginal discharge with smelly odor and sometimes accompanied by vulvar itchy. She already has 2 children before and the youngest child is 6 years old. Her husband is a truck driver. You act as the doctor in public health center and be pleased to analyse this case. In the examination findings : Heights 155 cm, weight 50kg. BP 120/80 mmHg, pulse 80 x/minute, RR 20x/minute. Palpebral conjunctiva normal, breast : hyperpigmented, abdomen : flat and soufflé, symmetric, uterine fundus is not palpable, there are no mass, no painful tenderness, and no free fluid sign. Internal examination : Speculum examination : portio is livide, external os opens with blood comes out from external os, there are no cervical erotion, laceration or polyp. Bimanual examination : cervix is soft, the external os opens, no cervical motion tenderness, uterine size is about 8 weeks gestation, both adnexa and parametrium are within normal limit. Hb 11g/dl, WBC 12000/mm3, ESR 15mm/hour, Peripheral blood image : WNL Urine : pregnancy test β-HCG positive. 2) Klarifikasi Istilah 1. Perdarahan vagina: pendarahan dari vagina yang disebabkan oleh respon dari nonconceptional atau siklus mentruasi. 2. Abdominal cramping: nyeri kram dari kontraksi otot secara terus menerus pada daerah perut. 3. Mual muntah: sensasi tidak menyenangkan pada daerah abdominal dan kemudian mengeluarkan kembali apa yang ada di dalam lambung. 4. Breast tenderness and hyperpigmented: sesitifitas abnormal terhadap sentuhan dan tekanan & peningkatan pigmentasi pada payudara. 5. Vaginal discharge: cairan didalam atau dikeluarkan dari vagina dan bervariasi warna, sering seperti keputihan, kuningan dan kehijauan. 1 2 6. 7. 8. 9. Vulvar itcy: gatal-gatal pada daerah vulva. Smelly odor: bau tidak sedap pada daerah vagina Flat and souffle: bunyi yang bertiup dan lembut yang terdengar ketika aulcultasi. Portio livide: bagian uterus yang menjorok ke vagina, berwarna hitam kebiruan saat orang tersebut sedang hamil 10. G3P2A0: gravida- wanita yang pernah hamil, partus- jumlah seorang wanita melahirkan, abortus- fetus dengan berat <500g terlepas/keluarnya dari dinding uterus. 11. Leukositosis: peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit) dalam darah. 3) Identifikasi Masalah 1. Mrs. Tari, 37 years old, from middle income family comes to doctor at a public health center with chief complain of vaginal bleeding. Mrs. Tari also complain abdominal cramping. 2. She missed her period for about 8 weeks. She also feel nauseous, sometimes has vomit and breast tenderness. 3. Since 1 year ago, she has been complaining about vaginal discharge with smelly odor and sometimes accompanied by vulvar itchy. 4. She already has 2 children before and the youngest child is 6 years old. Her husband is a truck driver. 5. In the examination findings : Heights 155 cm, weight 50kg. BP 120/80 mmHg, pulse 80 x/minute, RR 20x/minute. Palpebral conjunctiva normal, breast : hyperpigmented, abdomen : flat and soufflé, symmetric, uterine fundus is not palpable, there are no mass, no painful tenderness, and no free fluid sign. 6. Internal examination : Speculum examination : portio is livide, external os opens with blood comes out from external os, there are no cervical erotion, laceration or polyp. Bimanual examination : cervix is soft, the external os opens, no cervical motion tenderness, uterine size is about 8 weeks gestation, both adnexa and parametrium are within normal limit. 7. Hb 11g/dl, WBC 12000/mm3, ESR 15mm/hour, Peripheral blood image : WNL Urine : pregnancy test β-HCG positive. 3 4) Analisis Masalah 1. Mrs. Tari, 37 years old, from middle income family comes to doctor at a public health center with chief complain of vaginal bleeding. Mrs. Tari also complain abdominal cramping. a. Apa yang dimaksud dengan keluarga berpendapatan menengah? Maksud dari keluarga berpendapat menengah adalah berkaitan dengan orangorang dengan pendapatan rata-rata dalam populasi secara keseluruhan. b. Jelaskan hubungan riwayat G3P2A1 dengan aborsi! c. Jelaskan hubungan usia ibu dan resiko aborsi! Ny. Tari memiliki faktor risiko usia lanjut (>35 tahun). Usia yang baik untuk kehamilan yang ideal adalah 20 – 35 tahun. Jika kehamilan terjadi di bawah usia 20 tahun atau lebih dari 35 tahun makan akan besar kemungkinan mengalami aborsi, karena pada usia kurang dari 20 tahun ibu masih dalam masa pertumbuhan, alat reproduksi belum terbentuk sempurna misalnya panggul dan rahim sehingga dapat menyebabkan terjadinya komplikasi persalinan. Sedangkan usia 35 tahun ke atas kondisi fisik dan kesehatan seorang wanita sudah mulai menurun. 35 tahun umur ekstrim karena : - Abnormalitas kromosom janin - Sel telur yang berkualitas semakin sedikit - Indung telur semakin kurang peka terhadap rangsangan gonadotropin sehingga mengganggu implantasi dan janin. d. Jelaskan hubungan usia kehamilan dengan resiko aborsi? Risiko aborsi sering kali terjadi selama trimester pertama. The National Institutes of Health melaporkan bahwa "sekitar setengah dari semua telur yang dibuahi mati dan hilang (dibatalkan) secara spontan , biasanya sebelum wanita mengetahui dia hamil. Kelainan kromosom ditemukan di lebih dari setengah dari embrio keguguran pada 13 minggu pertama. Terjadi masalah kromosom karena gen orang tua, bagaimanapun adalah kemungkinan. Hal ini lebih mungkin menjadi penyebab dalam kasus seorang wanita yang menderita keguguran berulang, atau jika salah satu orangtua memiliki anak atau kerabat lainnya dengan cacat lahir. Masalah genetik lebih mungkin terjadi dengan orang tua yang lebih tua. Ini dapat menjelaskan tingkat yang lebih tinggi diamati pada wanita yang lebih tua. Kekurangan progesteron dapat menjadi penyebab lain. 4 e. Jelaskan hubungan resiko aborsi dengan pendapatan menengah! Menurut status sosial keluarga Ny. Tari: Berpendapat menengah, orang dengan pendapatan menengah senantiasa perlu mengatur pembelanjaannya. Maka mungkin 1) Ny. Tari terinfeksi, pendapatan kurang untuk mengobati dirinya dan hal ini dapat menyebabkan janin sulit hidup dan mengarah terjadinya aborsi. 2) Ny.Tari kurang memiliki nutrisi yang dibutuhkan saat seorang wanita hamil. f. Jelaskan etiologi dan mekanisme perdarahan pervaginam! Etiologi: Fisiologis Terlepasnya desidua basalis Abortus Molahidatosa Impaementasi kantung gestasi yang rendah Kehamilan ektopik/ vasa previa Polip Karsinoma servix Tumor vagina Gangguan perdarahan Akibar obat Kematian janin perdarahan di desisua basalis nekrosis pada daerah implantasi peradangan perdarahan pervaginam Mekanisme: Perdarahan per vagina pada kasus ini diawali dari faktor risiko yang dimiliki oleh Ny. Tari yakni kehamilan pada usia lanjut (>35 tahun). Usia ini meningkatkan resiko terjadinya kelainan kromosom pada gamet ibu yang nantinya akan mencetuskan terjadinya aborsi spontan. Selain itu, faktor infeksi juga mungkin berpengaruh. Janin yang mungkin mengalami kelainan kromosom ini menyebabkan kelainan perkembangan zigot yang akhirnya akan memicu terjadinya aborsi dimulai dengan perdarahan didalam desidua basalis yang bermanifest pada perdarahan pervagina. Perdarahan ini akan menyebabkan jaringan sekelilingnya ikut nekrosis, dan akhirnya terjadi pelepasan janin dan plasenta. 5 g. Jelaskan etiologi dan mekanisme kram perut! Perdarahan di desidua basalis nekrosis jaringan disekitar perdarahan hasil konsepsi terlepas dari tempat menempel dianggap benda asing uterus berontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut abdominal cramp. h. Jelaskan kaitan antara kram perut dan perdarahan pervaginam! Perdarahan di desidua basalis nekrosis jaringan disekitar perdarahan hasil konsepsi terlepas dari tempat menempel dianggap benda asing uterus berontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut abdominal cramp dan perdarahan pervaginam berlangsung. i. Apa saja gejala klinis dari aborsi? Perdarahan lebih banyak Perut mules (sakit) lebih hebat dikarenakan kontraksi rahim kuat Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan/ hasil konsepsi dapat diraba. j. Apa saja etiologi dari aborsi? Terdapat berbagai etiologi janin dan ibu yang menyebabkan aborsi spontan, yani sebagai berikut: 1. Aneuploidi. Adanya kelainan perkembangan zigot, mudigah, janin dini, atau kadang-kadang plasenta, dan sering terdapat kelainan kromosom. Tiga perempat aneuploidi terjadi sebelum delapan minggu sedangkan aborsi euploidi memuncak pada sekitar 13 minggu. Insiden aborsi euploidi meningkat secara drastis setelah usia ibu 35 tahun. 2. Infeksi merupakan penyebab yang jarang terjadi pada aborsi awal. Belum ditemukan hubungan penyebab yang jelas antara infeksi dengan aborsi. 3. Kelainan Endokrin. Wanita dengan hipotiroidisme subklinis dan dengan autoantibodi tiroid meningkatkan resiko terjadinya aborsi. Aborsi juga meningkat pada wanita diabetes tergantung insulin dengan derajat pengendalian yang buruk. 4. Gizi. Belum ada bukti defisiensi salah satu nutrien merupakan kausa penting aborsi. 5. Pemakaian Obat. Merokok dilaporkan berkaitan dengan peningkatan risiko aborsi euploidi. Sering minum alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan dapat menyebabkan aborsi spontan dan malformasi janin. Konsumsi kopi lebih dari empat cangkir sehari juga sedikit meningkatkan resiko aborsi. Paparan terhadap radiasi kurang dari lima kali tidak meningkatkan resiko aborsi. Kontrasepsi oral dan agen spermisidal juga tidak berhubungan dengan peningkatan aborsi. 6 6. Faktor Lingkungan. Arsenik, timbal, formaldehid, benzene, dan etilen okside mungkin menyebabkan aborsi. 7. Faktor Imunologi. Penyakit autoimun yang telah dipastikan berkaitan dengan aborsi adalah sindrom antibodi antifosfolipid. Beberapa kelainan genetik pada koagulasi darah juga dapat meningkatkan resiko. 8. Defek Uterus dan Serviks Inkompeten. 9. Trauma. k. Jelaskan epidemiologi aborsi! Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar antara 10 dan 15 % (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2000). Rekurensi terjadinya abortus sebanyak 20 % jika terdapat riwayat 1 kali abortus spontan sebelumnya, 35 % jika terdapat riwayat 2 kali abortus spontan sebelumnya, 50 % jika terdapat riwayat 3 abortus spontan sebelumnya, dan 30 % jika terdapat riwayat 3 kali abortus spontan sebelumnya dan telah 1 kali mengalami partus spontan. l. Jelaskan klasifikasi dari aborsi! 1. Abortus Komplet Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu. 2. Abortus Inkomplet Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal. 3. Abortus Insipiens Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan selama 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada dalam uterus. Dalam hal ini, rasa mules menjadi lebih sering dan kuat perdarahan bertambah. Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim. 4. Abortus Iminens Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim. 5. Missed Abortion Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan. 6. Abortus Habitualis Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih. m. Jelaskan patogenesis dari aborsi! (sintesis) 7 2. She missed her period for about 8 weeks. She also feel nauseous, sometimes has vomit and breast tenderness. a. Apa makna klinis dari terlambat menstruasi 8 minggu? Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormone ini juga memperpanjang usia corpus luteum. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. b. Jelaskan patofisiologi dari mual, muntah, dan nyeri pada payudara ketika hamil! Breast tenderness : Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam perkembangan system alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada payudara. Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan). 3. Since 1 year ago, she has been complaining about vaginal discharge with smelly odor and sometimes accompanied by vulvar itchy. Her husband is a truck driver. a. Jelaskan mekanisme dari vaginal discharge dengan smelly odor dan vulvar itchy! - Vaginal discharge, smelly odor, itchy : infeksi gonorrhea dari suaminya ( supir truk, biasanya berhubungan dengan PSK ) Infeksi Menular Seksual WBC meningkat (salah satu petanda infeksi) b. Jelaskan hubungan antara pekerjaan suaminya dengan keluhan yang diderita 1 tahun yang lalu! Gaya hidup seorang supir truk yang sering berpergian seperti suka melakukan seks bebas ,sehingga suami mengalami infeksi dari kuman tertentu (gonorea,HIV, dll) bahaya penyakit menular seksual ditularkan pada istrinya yang mengakibatkan infeksi. c. Jelaskan hubungan antara keluhan setahun yang lalu dengan aborsi! Terjadi infeksi kronis. Janin akan sulit hidup. Jika infeksi di plasenta, plasenta akan defisiensi (insufisiensi). Nekrosis endometrium juga akan mengakibatkan kematian janin. 4. She already has 2 children before and the youngest child is 6 years old. a. Berapa jarak ideal antar kehamilan? 8 Jarak normal : 2-5tahun Kalau <2th anemia ibu, Kalau >5th akan beresiko abortus b. Jelaskan hubungan antara jarak kehamilan 6 tahun dengan aborsi! Jarak kehamilan yang lama ini merupakan infertilitas sekunder yang diduga disebabkan oleh ibu memakai kontrasepsi. Pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu factor risiko terjadinya abortus. Adapun rata-rata pemakaian kontrasepsi pada golongan ekonomi menengah adalah kontrasepsi hormonal (pil dan suntik). Sedangkan dari kontrasepsi hormonal, antara lain : Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu dan abortus terjadi Menghambat pergerakan tuba Kelebihan progesterone bisa meningkatkan infeksi terhadap kandida albicans, sehingga ditemukan fluor albus Sedangkan efek samping serius dari AKDR bisa terjadi infeksi pelvic dan endometritis.Gejala dini endometritis dengan AKDR ini ialah keputihan yang berbau, disparenia, metroragia, menoragia.Selain itu, sifat-sifat dan isi cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakai AKDR, yang menyebabkan blastokista tidak hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Jika timbul kehamilan dengan AKDR in situ, 50 % pasien akan mengalami abortus. 5. In the examination findings : Heights 155 cm, weight 50kg. BP 120/80 mmHg, pulse 80 x/minute, RR 20x/minute. Palpebral conjunctiva normal, breast : hyperpigmented, abdomen : flat and soufflé, symmetric, uterine fundus is not palpable, there are no mass, no painful tenderness, and no free fluid sign. a. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik? H = 155cm ; W = 50kg Normal. BMI 21,37 BP 120/80 mmHg HR 80x/m (N 60-100) RR 20 x/minute (N 16-24) Palpebral conjunctival Hyperpigmented breasts Normal Normal Normal Normal Estrogen yang me↑ berperan dalam pe↑ melanogenesis dan mungkin menjadi faktor pemicu Normal Palpebral conjunctival 9 Estrogen yang me↑ berperan dalam pe↑ melanogenesis dan mungkin menjadi faktor pemicu External examination (Gynecological examination) Abdomen flat, souffle, Dalam keadaan normal symmetric, uterine fundal not palpable There is no mass Menyingkirkan kemungkinan tumor There is pain tenderness Tanda infeksi; terjadi kerusakan/kelainan jaringan No free fluid sign Tidak ada perdarahan intra abdomen (KET) Hyperpigmented breasts 6. Internal examination : Speculum examination : portio is livide, external os opens with blood comes out from external os, there are no cervical erotion, laceration or polyp. Bimanual examination : cervix is soft, the external os opens, no cervical motion tenderness, uterine size is about 8 weeks gestation, both adnexa and parametrium are within normal limit. a. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan dalam! Pemeriksaan in speculo: Portio livide Tanda Chardwick - terjadinya perubahan warna pada porsio akibat adanya bendungan vaskuler. Menunjukkan terjadinya kehamilan External os open Terjadinya dilatasi serviks yg menunjukkan tanda kehamilan. No cervical erotion, Dalam kasus perdarahan mungkin disebabkan laceration or polyp terjadinya aborsi Pemeriksaan bimanual: Cervix is soft The external os open No cervical motion tenderness Uterine size about 8 weeks gestation Adnexa and parametrium WNL Tanda kehamilan. Terjadi karena edema pada seluruh servix, hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjarkelenjar servix pada awal kehamilan. Terjadinya dilatasi serviks yg menunjukkan tanda kehamilan. Bukan hamil ektopik; Infeksi belum menyebar ke servix Tanda kehamilan. Normal 10 b. Jelaskan cara melakukan pemeriksaan in speculo dan bimanual! (sintesis) Pemeriksaan in speculo: Eksplorasi keluhan utama ;pendarahan. 1. Spekulum sins 2. Spekulum silindris 3. Sepkulum cocor bebek ( paling banyak digunakan) Pemeriksaan bimanual Posisi litotomi - Menggunakan 2 tangan, 1 jari ke vagina dan ke rectum. - Prosedur: dokter di kedua tungkai pasien, lubrikasi, labia dibuka dan jari tengah di masukan ke vagina, ditekan kea rah perineum. - Konsepnya sama dengan pemeriksaan bimanual ginjal. 7. Hb 11g/dl, WBC 12000/mm3, ESR 15mm/hour, Peripheral blood image : WNL Urine : pregnancy test β-HCG positive. a. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan laboratorium! Hasil Hb 11 g/dL WBC 12.000 mm3 ESR 15 mm/hour Pheripheral blood image Urine Pregnancy test (βHCG) (+) Nilai normal >11g/dl(WHO) 12000-16000/mm3 0-20/ jam Interpretasi Normal rendah Normal saat terjadi abortus Normal Normal Tanda kehamilan 8. Diagnosis banding - Kehamilan ektopik, Mola, Disfungsional Uterine Bleeding. 9. Cara menegakkan diagnosis (pemeriksaan penunjang) Anamnesis Perdarahan : Kuantitas Kualitas/sifatnya Nyeri: kuantitas/kualitasnya Hari pertama haid terakhir Gejala dan tanda kehamilan : mual, muntah, dll Riwayat obstetri terdahulu Riwayat ginekologi seperti: riwayat operasi Riwayat KB 11 Pemeriksaan fisik Tanda vital : tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh Pemeriksaan abdomen: datar dan soufflé, simetris, fundus uteri tidak teraba, Pemeriksaan speculum: portio livide, OUE terbuka. Pemeriksaan bimanual: serviks lunak, OUE terbuka, usia uterus lebih kecil dari usia kandungan seharusnya, tidak ada motion tenderness pada serviks, Pemeriksaan penunjang Darah rutin (anemia, leukositosis, ↑ LED ) USG untuk menentukan apakah janin masih hidup Tes kehamilan (kadar βHCG) Kultur bakteri 10. Diagnosis kerja Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang berlangsung dan mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, ketuban yang teraba akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. Nyeri abdomen : kram suprapubik intermiten, progresif. Perdarahan pervaginam sangat bervariasi, beberapa berdarah hebat. Abdomen lunak dan tidak nyeri tekan, uterus dapat teraba perabdomen tergantung pada umur kehamilan. Pada pemeriksaan spekulum, sering serviks mendatar dan berdilatasi. Selaput amnion dapat terlihat menonjol melalui serviks atau dapat robek, dengan cairan amnion ada di dalam vagina. 11. Patogenesis (sintesis) 12. Penatalaksanaan a. jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan : - Beri ergometrin 0,2mg im (diulang setelah 15menit bilaperlu) atau misoprostol 400mcg peroral (diulang sesudah 4 jam bilaperlu). - Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus. b. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu - Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi. - Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik – (GF) atau larutan ringer laktat- (LRL) dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi. c. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan. 12 d. Penanganan Lanjutan Setelah abortus pasien perlu diperiksa untuk mencari sebab abortus. Selain itu perlu diperhatikan involusi uterus dan kadar HCG 1-2 bulan kemudian. Ia diharapkan tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu memakai kontrasepsi seperti kondom atau pil.Atau tidak diperbolehkan hamil lagi dengan tubektomi. e. Pencegahan Menggunakan AKDR. Hindari diri dari hamil pada usia tua. Memastikan jarak kehamilannya yang ideal. 13. Komplikasi Perdarahan hemorrhagic shock, sepsis,infeksi,perforasi. 14. Prognosis Prognosis untuk janin yang berada dikandungan ibu sudah tidak dapat diselamatkan lagi karena abortus pasti terjadi dilihat dari ostium uterus ekternum yang sudah membuka. Sedangkan untuk ibu, jika penanganan secara tepat prognosisnya dapat dipastikan bonam. 15. SKDI Tingkat Kemampuan 2 : Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindak lanjuti sesudahnya 5) Hipotesis Mrs. Tari, 37 tahun, G3P2A1, mengalami aborsi disebabkan infeksi dan usia