1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maraknya pergaulan bebas dikalangan remaja akhir-akhir ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja tentang seks yang baik dan benar. Banyak remaja hanya mengetahui pendidikan seks dari penjelasan teman, buku-buku porno, serta penjelasan yang kurang jelas dari orangtua. Semua pengetahuan yang kurang lengkap ini, justru membuat banyak remaja dapat terjerumus kedalam seks bebas (Dianawati, 2006). Adapun dampak negatif dari seks bebas ini meliputi perkawinan usia muda serta terjadinya penyakit menular seksual. Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa umur perkawinan pertama antara 15-19 tahun sebanyak 41,9 %. Menurut data Susenas tahun 2010, secara nasional rata-rata usia kawin pertama di Indonesia 19,70 tahun. Rata-rata usia kawin di daerah perkotaan 20,53 tahun dan di daerah pedesaan 18,94 tahun, masih terdapat beberapa propinsi rata-rata usia kawin pertama perempuan di bawah angka nasional. PMS (Penyakit Menular Seksual) merupakan salah satu dari sepuluh penyebab penyakit yang tidak menyenangkan pada laki-laki dewasa muda dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan di negara berkembang. 25 % dari populasi remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) merupakan populasi yang aktif secara seksual dan memberikan kontribusi 50% dari kasus PMS yang baru (Ros & Schmitt, 2008). Dampak negatif lain yang mengkhawatirkan adalah terjadinya kehamilan usia muda. Menurut data WHO (2004) angka kejadian kehamilan remaja pada tahun 1998 per 1000 pada wanita usia 15-19 tahun rata-rata di Asia Selatan, Asia Timur dan Pasifik adalah 56. Sedangkan angka kehamilan remaja di Indonesia menurut WHO adalah 58 per 1000 pada wanita usia 15-19 tahun. Hal tersebut memicu perempuan muda untuk melakukan aborsi. Universitas Sumatera Utara 2 Pada tahun 2000 di Indonesia diperkirakan bahwa sekitar dua juta kasus aborsi terjadi. Tingginya angka aborsi ini seringkali dihubungkan dengan seks bebas dan kegagalan program KB. Menurut data WHO diperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman di dunia. Dimana 19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman diantaranya terjadi di negara berkembang. Di wilayah Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia, di mana 2.500 diantaranya berakhir dengan kematian (Soetjiningsih, 2004). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimanakah tingkat pengetahuan siswa-siswi remaja SMA N 1 Medan tentang seks bebas pada tahun 2015. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa-siswi remaja SMA N 1 Medan tentang seks bebas. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siwa-siswi remaja SMA N 1 Medan tentang seks bebas. 2. Untuk membandingkan tingkat pengetahuan siswa-siswi remaja SMA N 1 Medan tentang seks bebas. Universitas Sumatera Utara 3 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Pelajar Memberikan informasi kepada pelajar tentang seks bebas sehingga pelajar dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai seks bebas. 1.4.2. Bagi Institusi Sebagai referensi bagi institusi terkait terutama dinas kesehatan dan puskesmas sehingga dapat dijadikan dasar dalam upaya promosi kesehatan mengenai seks bebas terhadap kalangan pelajar. 1.4.3. Bagi Departemen Pendidikan Sebagai masukan bagi Departeman Pendidikan untuk melakukan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan upaya pencegahan seks bebas terhadap kalangan remaja. 1.4.4. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti mengnai bahaya seks bebas pada remaja Sekolah Menengah Atas. Universitas Sumatera Utara