PENGARUH KEPUASAN KEPEMILIKAN SAHAM KARYAWAN DAN EKSPEKTASI HARGA SAHAM TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA THE EFFECT SATISFACTION OF OWNERSHIP SHARE EMPLOYEES AND EKSPEKTASI PRICE SHARE TO ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN PT. TELECOMMUNICATIONS INDONESIA Agung Susilo, Djabir Hamzah, Dian AS Parawansa Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Alamat Koresponden: Magister Manajemen Universitas Hasanuddin Makassar 90245 Hp.0811470930 Email: [email protected] Abstrak Salah satu alternatif untuk meningkatkan komitmen organisasi para karyawan adalah dengan memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk memiliki saham perusahaan tempat mereka bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk : a). menguji pengaruh ekpektasi harga saham karyawan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan, b). menguji pengaruh kepuasan kepemilikan saham karyawan terhadap komitmen organisasi, b). menguji pengaruh ekspektasi harga saham karyawan terhadap komitmen organisasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh positif dan cukup signifikan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan, 2). kepuasan kepemilikan saham karyawan berpengaruh positif dan cukup siginifikan terhadap komitmen organisasi, 3). ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Kesimpulannya adalah Ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh positif dan cukup signifikan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan sebesar 32,7 %. Kata kunci: Ekpeksitas harga, saham karyawan, komitmen organisasi Abstract One the of alternative to increase organizational commitment all employees is by giving opportunity to all employees to have share company of their place work. The research purposes are : a). examine the effect of employee’s expectation of stock price on employee stock ownership satisfaction, b). examine the effect of employee stock ownership satisfaction on organizational commitment, c). examine the effect of employee’s expectation of stock price on organizational commitment. The research methods are descriptive analysis and path analysis. The results show : 1). employee’s expectation of stock price has positive and significantly enough impact on employee stock ownership satisfaction, 2). employee stock ownership satisfaction has positive and significantly enough impact on organizational commitment, 3). employee’s expectation of stock price has positive and significantly enough impact on organizational commitment. Its conclusion is Ekspektasi employees share price have an effect on positive and enough signifikan to satisfaction is ownership of employees share equal to 32,7 %. Keyword: Expectation Price, employees share, organizational Commitment. PENDAHULUAN Dalam perjalanan karir seorang karyawan pada umumnya ada suatu masa terjadi penurunan komitmen bekerja. Karyawan yang tidak berkomitmen bekerja akan berdampak negatif pada kinerjanya. Demikian juga yang terjadi pada sebagian karyawan di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau PT. PT. Telkom. Berdasarkan pengamatan ada sebagian karyawan yang menunjukkan tanda-tanda penurunan komitmen bekerja. Tanda-tanda yang dimaksud antara lain adalah melanggar disiplin waktu kerja, tidak antusias dengan pekerjaan, pesimis dengan masa depan perusahaan dan berkeinginan untuk pensiun dini. Penyebab timbulnya gejala penurunan komitmen kerja di kalangan para karyawan di PT. Telkom dikarenakan banyaknya karyawan yang karirnya mentok atau berada pada jenjang kepangkatan (band posisi) yang sama selama bertahun-tahun bahkan lebih dari 10 tahun. Komposisi jumlah karyawan yang berbentuk piramid yaitu semakin tinggi jabatan maka semakin berkurang jumlah posisinya sehingga harus diperebutkan oleh para karyawan. Persaingan untuk meraih jabatan / pangkat yang lebih tinggi sangat ketat sehingga banyak para karyawan yang gagal meningkatkan karirnya. Pola mutasi (pindah tugas) yang tidak jelas dan tidak transparan menyebabkan banyak karyawan terutama yang ditugaskan ke daerah terpencil menjadi frustasi karena bertahun-tahun tidak ada kejelasan kapan akan dipindahtugaskan ke daeran perkotaan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan yang bertugas di daerah perkotaan akan berusaha dengan segala cara agar tidak dipindahkan ke daerah terpencil, bahkan ada yang menolak dipromosikan ke jenjang kepangkatan (band posisi) yang lebih tinggi karena daerah penugasannya terpencil. Sebagian karyawan merasa kompetensinya sudah tidak cocok lagi dengan bidang pekerjaan di PT. Telkom yang dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan kemajuan teknologi telekomunikasi, kompleksitas jenis layanan dan irama kerja yang dituntut untuk lebih kompak, lebih cepat dan lebih cerdas sesuai dengan budaya PT. Telkom yaitu solid, sped dan smart atau yang dipopulerkan oleh jajaran direksi sebagai 3 S. PT. Telkom telah menyediakan sebuah sistem bimbingan dan konseling untuk para karyawannya yang mengalami gejala/tanda-tanda perilaku tidak komitmen tersebut. Bimbingan dan konseling seringkali dilakukan dengan melibatkan perwakilan serikat pekerja sebagai pendamping pihak manajemen, namun sistem tersebut tidak berjalan efektif. Sanksi berat seperti penurunan pangkat atau pemecatan tidak dapat diterapkan karena perilaku tidak berkomitmen bukanlah sebuah pelanggaran berat. Salah satu alternatif untuk meningkatkan komitmen organisasi para karyawan adalah dengan memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk memiliki saham perusahaan tempat mereka bekerja. Penelitian oleh Zheng dkk., (2010) menyatakan perusahaan- perusahaan yang menerapkan program kepemilikan saham untuk karyawan menunjukkan peningkatan kinerjanya. Pada Juni 2013 PT. Telkom menerapkan program kepemilikan saham karyawan. Kepemilikan saham karyawan dikenal secara luas sebagai ESOP (Employee Stock Ownership Plan). Program ini bersifat sukarela artinya karyawan boleh ikut atau tidak ikut berdasarkan dua pilihan yaitu pilihan bonus berupa tunai atau bonus berupa saham. Bonus atau insentif adalah suatu bentuk penghargaan prestasi kepada karyawan jika target-target perusahaan tercapai. Kontribusi perusahaan terhadap karyawan dalam program kepemilikan saham ini adalah berupa diskon harga penawaran sebesar 56 % dari harga pasar. Alokasi jumlah volume saham yang dapat dibeli karyawan dibedakan menurut jenjang kepangkatannya. PT. Telkom beserta subsidiary PT. Telkomsel merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan 8,8 juta pelanggan telepon rumah, 14,2 juta pelanggan Flexi, 107,1 juta pelanggan Seluler yang dikelola oleh subsidiary PT. Telkomsel dan 15,9 juta pelanggan broadband Speedy. Penelitian Klein (1987) menyatakan antara kepuasan kepemilikan saham karyawan dengan komitmen organisasi terdapat korelasi positif dan signifikan. Berdasarkan data survei yang sama dengan Klein (1987), memperjelas indikator-indikator yang berhubungan dengan kepuasan kepemilikan saham karyawan. Kepuasan kepemilikan saham karyawan mempunyai korelasi yang positif dan signifikan dengan komitmen organisasi. Penelitian oleh Buchko (1992) memperkuat penelitian Klein (1987) dan menyatakan bahwa kepuasan kepemilikan saham karyawan dan komitmen organisasi terdapat korelasi positif dan signifikan. Penelitian oleh Wu (2009) dilaksanakan dengan merujuk pada indikator-indikator kepuasan kepemilikan saham karyawan. Dengan analisis regresi berganda dan analisis regresi hirarkial, penelitian oleh Wu (2009) menyatakan bahwa kepuasan kepemilikan saham berkorelasi yang positif dengan komitmen organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk Menguji pengaruh ekspektasi harga saham karyawan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan instrument penelitian. Pada pendekatan kuantitatif, analisis datanya bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Penelitian ex post facto artinya data dikumpulkan setelah semua peristiwa yang diperhatikan terjadi. Pada penelitian ex post facto, variabel bebas sudah terjadi sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ex post facto pada hakikatnya sama dengan penelitian kausal-komparatif. Pada penelitian kausal-komparatif, peneliti tidak memanipulasi variabel bebas. Penelitian tidak memulai prosesnya dari awal, tetapi langsung mengambil hasil. Dari hasil yang diperoleh, peneliti mencoba menemukan sebab-sebab terjadinya peristiwa. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Telkom yang mengikuti program kepemilikan saham pada Juni 2013. Jumlah populasi ini diperkirakan 60% dari total karyawan PT. Telkom atau sekitar 9000 karyawan. Menurut Sekaran (2011) dengan jumlah populasi 9000 orang maka jumlah sampel minimal adalah 368 orang. Pengambilan data penelitian ini direncanakan berjumlah 368 orang yang tersebar di wilayah PT. Telkom di Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara dan Jawa. Karyawan yang diteliti meliputi jenjang kepangkatan terendah (band posisi VII) sampai dengan jenjang kepangkatan tertinggi (band posisi I) sehingga dapat diperoleh data yang komprehensif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan survei via kuisoner dan sedapat mungkin dengan tatap muka khususnya untuk karyawan yang bertugas di wilayah Makassar dan sekitarnya. Sedangkan untuk karyawan yang bertugas di luar Makassar akan dilakukan pengambilan sampel via telepon atau email. Meskipun via telepon atau email, diusahakan tetap ada komunikasi yang intensif agar tidak ada kesalahan dalam pengisian kuisoner. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data lisan yang berasal dari diskusi dengan para karyawan di PT. Telkom. Data tertulis meliputi pemberitaan di web site internal PT. Telkom, jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku manajemen. Data tertulis tersebut menjadi sumber penulisan pada sub bab latar belakang, tinjauan teori dan konsep serta tinjauan empiris. Data tertulis lainnya yaitu kuisoner yang akan menjadi dasar dalam penulisan sub bab deskripsi data, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan, (Wiratna d k k . , 2012). Sumber data meliputi data primer yang diperoleh melalui diskusi dengan para karyawan dan melalui jawaban kuisoner yang akan disebarkan kepada responden. Sumber data sekunder meliputi penelitian sebelumnya yang bertema kepemilikan saham karyawan, jurnal ilmiah, buku-buku manajemen dan website internal PT. Telkom. Metode Pengumpulan Data Setting pengumpulan data primer dilakukan dengan kuisoner tanpa ada intervensi atau perlakuan khusus apapun. Semua responden akan mengisi pertanyaan-pertanyaan kuisoner yang sama. Sumber data primer melalui kuisoner ini yang akan menjadi bahan analisis secara statistik sehingga diperoleh deskripsi responden, korelasi regresi antar variabel-variabel penelitian. Teknik Analisis Data Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan teknik statistika untuk menganalisis data dibantu dengan software SPSS. Analisis Regresi Linier Berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel bebas X1, X2, …., Xn dengan variabel terikat Y. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, apakah antara variabel tersebut terjadi hubungan positif atau negatif. Nilai variabel terikat dapat diprediksi mengalami kenaikan atau penurunan dengan melihat nilai variabel bebasnya. Persamaan umumnya adalah : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + . . . . . + βnXn Persamaan khusus terkait rencana penelitian Y = β0 + β1X1 + β2X2 HASIL Tabel 1 memperlihatkan Variabel X1 terdiri dari 4 item pertanyaan yang mewakili 4 indikator dari ekspektasi karyawan terhadap harga saham. Setiap item pertanyaan mempunyai lima pilihan jawaban yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju, setuju dan sangat setuju. Hasil keseluruhan jawaban menunjukkan bahwa mayoritas memilih setuju dengan ekspektasi karyawan terhadap kenaikan harga saham dengan jumlah 1078, disusul dengan pilihan jawaban sangat setuju sejumlah 211, kemudian kurang setuju sejumlah 162, dan seterusnya. Dalam penelitian ini variabel X1 adalah ekspektasi karyawan terhadap harga saham mempunyai indikator-indikator sebagai berikut : X1.1 = kebijakan stock split, X1.2 = aksi-aksi korporasi, X1.3 = pertumbuhan industri infokom, X1.4 = kondisi perekonomian nasional / global. Rata-rata total jawaban responden adalah 3,97 sehingga dapat dikategorikan baik responnya. Secara umum para responden menyatakan setuju dengan ekspektasi kenaikan harga saham PT. Telkom di masa yang akan datang. Untuk setiap indikator pada variabel X1, nilai skor terendah 3,89 adalah indikator X1.2 yaitu indikator aksi-aksi korporasi. Dari 374 responden, terdapat 71 responden (20%) yang orang menyatakan setidaknya kurang setuju bahwa aksi-aksi korporasi seperti merger akuisisi dan konsolidasi anak perusahaan menuju holding company dapat meningkatkan harga saham PT. Telkom. Sedangkan indikator pada variabel X1 dengan nilai skor tertinggi 4,04 adalah indikator X1.3 yaitu industri infokom. Para responden masih yakin bahwa industri infokom yang saat ini sudah menjadi industri broadband akan terus berkembang dan memikat para investor sehingga harga saham PT. Telkom akan terus naik. Industri broadband ditandai dengan kebutuhan pelanggan akan kecepatan akses internet yang super cepat dan dapat diakses di mana saja. Tabel 2 memperlihatkan Variabel X2 kepuasan kepemilikan saham karyawan terdiri dari 10 item pertanyaan yang mewakili 10 indikator. Setiap item pertanyaan mempunyai lima pilihan jawaban yaitu sangat tidak puas, tidak puas, kurang puas, puas dan sangat puas. hasil keseluruhan jawaban menunjukkan bahwa mayoritas memilih puas terhadap kepemilikan saham karyawan dengan jumlah 2425, disusul dengan pilihan jawaban kurang puas sejumlah 632, kemudian sangat puas sejumlah 420, dan seterusnya. Variabel X2 kepuasan kepemilikan saham karyawan mempunyai indikator-indikator sebagai berikut : X2.1 = prosentase kepemilikan, X2.4 = kontribusi perusahaan, X2.3 = distribusi saham, X2.4 = hak suara, X2.5 = komunikasi, X2.6 = tenggat waktu, X2.7 = alasan kebijakan, X2.8 = filosofi kepemilikan, X2.9 = mekanisme kepemilikan, X2.10 = tingkat pengembalian. Rata-rata total jawaban responden adalah 3,80 sehingga dapat dikategorikan baik responnya. Secara umum para responden menyatakan kepuasan terhadap program kepemilikan saham. Untuk setiap indikator pada variabel X2, nilai skor terendah 3,62 adalah indikator X2.3 yaitu indikator distribusi saham. Distribusi saham dalam program kepemilikan saham di PT. Telkom ini dibedakan berdasarkan jenjang kepangkatan seperti yang dapat dilihat pada lampiran. Semakin tinggi jenjang kepangkatan seorang karyawan, semakin besar porsi volume saham yang dapat dibeli oleh karyawan tersebut. Mengingat sebagian besar karyawan berada pada jenjang kepangkatan menengah ke bawah ( band posisi 4, band posisi 5, band posisi 6, band posisi 7) maka indikator kepuasan terhadap porsi pendistribusian saham menjadi lebih rendah dibanding indikator lainnya. Dari 374 responden ada 138 responden (37 %) menyatakan setidaknya kurang puas dengan porsi pendistribusian saham. Indikator pada variabel X2 dengan nilai skor tertinggi 4,05 adalah indikator X2.8 yaitu filosofi kepemilikan. Indikator filosofi kepemilikan berkaitan dengan perasaan ikut memiliki perusahaan dengan kepemilikan saham karyawan (kepuasan instrinsik). PEMBAHASAN Pada penlitian ini terlihat bahwa Ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh positif dan cukup signifikan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan sebesar 32,7 %. Harga saham terhadap kepuasan ESOP dan komitmen organisasi telah dilakukan oleh Wu (2009) terhadap perusahaan-perusahaan yang menerapkan program kepemilikan saham karyawan di Taiwan. Penelitian dilakukan terhadap 20 perusahaan di Taiwan yang menerapkan program kepemilikan karyawan dengan total karyawan yang disurvey berjumlah 400 orang dan yang memberi respon berjumlah 145 orang. Variabel kepuasan kepemilikan saham karyawan yang digunakan oleh Wu (2009) adalah gabungan dari variabel karakteristik kepemilikan saham, karakteristik karyawan dan identifikasi karyawan. Ketiga variabel tersebut menjadi variabel bebas dalam penelitian Wu (2009). Variabel-variabel kepuasan kepemilikan saham karyawan diadopsi. Variabel terikatnya ada dua yaitu komitmen organisasi dan intensi turnover, dimana pengukuran komitmen organisasi menggunakan instrumen OCQ. Sedangkan pengukuran intensi turnover menggunakan instrumen survei atau kuisoner. Variabel mediator yang digunakan dalam penelitian Wu (2009) adalah ekspektasi harga saham dengan definisi operasionalnya sebagai kesadaran karyawan tentang ekspektasi harga saham di masa depan. Mengingat terdapat tiga variabel bebas yaitu satu variabel mediator, dua variabel terikat serta kerangka konseptualnya, maka metode analisis statistik terhadap data yang diperoleh dalam penelitian Wu (2009) ada beberapa metode. Metode tersebut adalah analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan karakteristik data karyawan meliputi usia karyawan, pengalaman kerja, posisi dan gaji. Kemudian analisis ANOVA yaitu menguji pengaruh usia, pengalaman kerja, posisi dan gaji terhadap variabel bebas. Selanjutnya analisis faktor yaitu menyederhanakan hubungan yang sudah ada pada penelitian sebelumnya yang kompleks dan beragam. Test reliabilitas yang dilaksanak meliputi koefisien Cronbach's alpha dan koefisien item-total untuk menguji reliabilitas antar item dari skala pengukuran. Analisis regresi berganda diperlukan untuk menguji hubungan antara kepuasan kepemilikan saham karyawan, komitmen organisasi dan intensi turnover dengan total 5 variabel. Analisis regresi hirarkial (HRA), sebagaimana menurut Cohen & Cohen adalah tes yang paling sesuai untuk menguji variabel mediator terkait hubungannya dengan variabel bebas dan variabel terikat. Hasil penelitian Wu (2009) menyatakan bahwa kepuasan kepemilikan saham berdampak positif atau mendukung terhadap komitmen organisasi dan intensi turnover. Sedangkan ekspektasi harga saham tidak berdampak siginifikan terhadap hubungan antara kepuasan kepemilikan saham dengan komitmen organisasi. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian Wu (2009) antara lain 1) Penelitian kepemilikan ini mempelajari pengaruh kepuasan saham karyawan dan komitmen organisasi. Namun terdapat kompleksitas faktor yang dapat berpengaruh pada komitmen organisasi seperti keterlibatan kerja dan kepuasan kerja, bukan hanya kepemilikan saham karyawan, 2) Kuisoner menjelaskan pengambilan data seharusnya perbandingan antara sebelum dan sesudah karyawan ikut program kepemilikan saham. Namun karena keterbatasan waktu dan finansial, perbandingan tersebut tidak dapat dikerjakan, 3) Variabel mediator ekspektasi harga saham oleh seorang karyawan akan senatiasa berubah sesuai dengan pasar saham. Berdasarkan keterbatasan- keterbatasan itu maka akan sulit dilakukan generalisasi terhadap hasil penelitian Wu (2009). Kruse (1993) menyimpulkan motivasi utama yang mendasari perusahaan menerapkan kebijakan kepemilikan saham karyawan ESOP yaitu Kepemilikan saham karyawan dapat menggantikan biaya pengawasan yang tinggi, meningkatkan produktivitas dan kerjasama antar karyawan. Perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam memberikan gaji dan kompensasi kepada para karyawan. Kepemilikan saham karyawan dapat mendorong karyawan untuk fokus pada kinerja perusahaan. Perusahaan dapat melipatgandakan sumber-sumber modal. Freeman (2007), mengkategorikan pengaruh penerapan kebijakan kepemilikan saham karyawan dalam 3 hal yaitu Pengaruh terhadap individu (karyawan), perusahaan dan sosial masyarakat. Pengaruh kepemilikan saham terhadap karyawan terutama dalam perihal peningkatan kesejahteraan para karyawan, peningkatan upah dan stabilitas dalam ketenagakerjaan perusahaan, peningkatan kepuasan kerja, komitmen organisasi, motivasi kerja dan partisipasi kerja oleh karyawan, (Rohani dkk., 2012). Pengaruh kepemilikan saham karyawan terhadap perusahaan terutama dalam perihal peningkatan produktivitas dan profitabilitas perusahaan, peningkatan ketahanan dan keberlanjutan perusahaan, peningkatan keuntungan para pemegang saham (shareholder). Pengaruh kepemilikan saham karyawan pada sosial masyarakat adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan sosial, peningkatan partisipasi kaum pekerja dan masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh positif dan cukup signifikan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan sebesar 32,7 %. Program kepemilikan saham karyawan perlu dilanjutkan karena sebagian besar karyawan menyatakan kepuasannya terhadap program tersebut dan juga menyatakan ekspektasi akan kenaikan harga saham di masa yang akan datang. Kedua hal tersebut berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan komitmen organisasi karyawan. DAFTAR PUSTAKA Buchko Aaron A., (1992). Effect of Employee Ownership on Employee Attitude, A Test of Three Teorical Perspective. Freeman Steven F, (2007). Effect of ESOP Adoption and Employee Ownership: 30 Years of Research and Experiences. Klein Katherine J, (1987). Employee Stock Ownership And Employee Attitudes, A Test of Three Models. Kruse Douglas,. ( 2002). Research Evidence on Prevalence and Effect of Employee Ownership. Rohani Salleh, Mishaliny S Nair and Haryani Harun, ( 2012). Job Satisfaction, Organizational Commitment and Turnover Intention : A Case Study on Employees Of A Retail Company in Malaysia. Sekaran Uma, ( 2011). Research Methods For Business, 4 th Edition terjemahan Bahasa Indonesia, Jilid 1 dan Jilid 2. Wiratna Sujarweni dan Poly Indrayanto, ( 2012). Statistika untuk Penelitian, Edisi Pertama. Wu, (2009). The Impacts of ESOP Satisfaction, Organizational Commitment, Turnover Intention and the Moderating Effect of Employee's Expectation of Stock Price. Zheng Weibo, Sharan Kaur dan Wei, (2010). New development of organizational commitment : A critical review (1960 – 2009). Tabel 1. Tabulasi data variabel X1 ekspektasi karyawan terhadap harga saham Skor X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 Jumlah Sangat tidak setuju 1 1 2 3 3 9 Tidak setuju 2 12 11 4 9 36 Kurang setuju 3 33 58 29 42 162 Setuju 4 265 260 277 276 1078 Sangat setuju 5 63 43 61 44 211 4,01 3,89 4,04 3,93 Rata-rata skor Rata-rata skor total 3,97 Tabel 2. Tabulasi data variabel X2 kepuasan kepemilikan saham karyawan Skor X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 1 5 4 4 3 5 4 4 5 9 7 50 Tidak puas 2 38 18 27 24 23 17 15 11 20 10 203 Kurang puas 3 50 40 107 85 80 57 38 27 66 82 632 Puas 4 234 243 206 238 236 254 267 248 260 239 2425 Sangat puas 5 47 69 30 24 30 42 50 83 19 36 430 3,75 3,95 3,62 3,68 3,70 3,84 3,92 4,05 3,70 3,77 3,77 Sangat tdk X2.8 X2.9 X2.10 Jumlah puas Rata-rata skor Rata-rata skor total . 3,80