BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo 2006) Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami perubahan mendasar dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kedua undang-undang tersebut telah memberikan wewenang yang lebih luas kepada pemerintah daerah. Kewenangan dimaksud diantaranya adalah keleluasaan dalam mobilisasi sumber dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan anggaran. Untuk dapat melakukan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah secara baik dan benar, pemerintah daerah memerlukan suatu alat perencanaan yang dapat menampung segala aspirasi dan kepentingan masyarakat di daerah tersebut. Dengan demikian pemerintah daerah dapat membuat dan menetapkan suatu bentuk perencanaan keuangan yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD menggambarkan segala kekayaan pemerintah dalam bentuk uang maupun aset-aset pemerintah. APBD disusun setiap awal tahun anggaran sebelumnya dan memuat rincian pos pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Pada akhir tahun Anggaran, pemerintah menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan keuangan daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) merupakan dasar pengambilan keputusan perencanaan maupun pengendalian yang ada dalam pemerintahan daerah tidak hanya menjadi dasar tapi sebagai tolak ukur keberhasilan pengelolaan keuangan daerah. Laporan keuangan merupakan catatan informasi suatu entitas pada suatu periode akuntansi, yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas tersebut. Laporan keuangan adalah laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan laporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan serta untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepada pemerintah. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran dan indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan, termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD. Informasi dalam laporan keuangan tersebut relevan untuk memenuhi tujuan laporan keuangan pemerintah, namun tidak dapat sepenuhnya memenuhi tujuan tersebut. Informasi tambahan, termasuk laporan keuangan untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai aktivitas suatu entitas pelaporan selama satu periode. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua pengguna laporan keuangan. Untuk tujuan tersebut, pelaporan keuangan harus mempertimbangkan kebutuhan para pengguna dan keputusan yang akan mereka buat. Oleh karena itu laporan keuangan pemerintah daerah harus memenuhi syarat kebutuhan pengguna yang menginginkan transparansi dan akuntabilitas atas pengelolaan keuangan publik. Salah satu fungsi penggunaan informasi laporan keuangan adalah sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah baik pusat maupun daerah, harus berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan memiliki karakteristik dasar, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah akan digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan, sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perancanaan, pengendalian, dan pengembalian keputusan. Informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah daerah harus mempunyai beberapa karakteristik kualitatif yang disyaratkan, sebagaimana disebutkan dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005) antara lain relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Kota Kupang merupakan salah satu kota bagian pemerintahan dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mengelola keuangannya secara otonom. Pemerintah Kota Kupang juga membuat suatu perencanaan keuangan dalam bentuk laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang kemudian pada akhir tahun membuat laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran tersebut dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bentuk laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran tersebut diantaranya Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca. LRA menggambarkan aktivitas pendapatan, belanja, dan pembiayaan pemerintah Kota Kupang selama satu periode anggaran. Sedangkan di dalam neraca tergambar posisi keuangan Pemerintah Kota Kupang. Pengelolaan Laporan Keuangan tersebut menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. Informasi yang terkandung dalam LKPD Kota Kupang harus sesuai dengan kriteria nilai informasi yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan. Apabila tidak sesuai dengan perundang-undangan, maka akan menimbulkan permasalahan Berikut adalah ringkasan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) yang terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Laporan Arus Kas (LAK) tabel Laporan Ralisasi Anggaran pada Pemerintah Daerah Kota Kupang Tahun Anggaran 2012 : Tabel 1.1 Data Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Kupang Tahun Anggaran 2012 Uraian Anggaran Pendapatan 689.031.760.216,00 Pendapatan Asli Daerah 61,379,555,364.00 Pendapatan Transfer 623,652,204,852.00 Lain-Lain Pendapatan 4,000,000,000.00 Yang Sah Belanja 728.520.836.804,00 Belanja Operasi 643,737,932,721.00 Belanja Modal 83,432,904,083.00 Belanja Tak Terduga 1,350,000,000.00 Transfer 7.638.240.000,00 Surplus/Defisit (47.127.316.588,00) Pembiayaan 57.099.137.123,00 Penerimaan Pembiayaan 59,099,137,123.00 Pengeluaran Pendapatan 2,000,000,000.00 SiLPA 9.971.820.535,00 Sumber : Bagian Keuangan Walikota Kupang Realisasi 695.700.352.437,64 66,068,087,201.64 625,632,265,236.00 4,000,000,000.00 Presentase (%) 100,97% 107,64% 100,32% 100,00% 667.063.597.721,00 608,344,059,700.00 58,249,003,021.00 443,535,000.00 7.022.360.000,00 21.641.394.716,64 57.938.827.998,05 59,938,827,998.05 2,000,000,000.00 79.580.222.714,69 91,56% 94,50% 69,82% 32,85% 91,94% -45,92% 101,47% 101,42% 100,00% 798,05% Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa baik pendapatan, belanja maupun pembiayaan daerah pada tahun anggaran 2012 melebihi target yang telah ditetapkan Pemerintah Kota Kupang. Selain itu juga terjadi defisit anggaran, sedangkan realisasinya mengalami surplus karena realisasi belanja lebih kecil dari realisasi pendapatan. Presentase pendapatan daerah Pemerintah Kota Kupang tahun anggran 2012 adalah sebesar 100,97%, sedangkan presentase belanja daerah Pemerintah Kota Kupang adalah sebesar 91,56% dan presentase pembiayaan daerah Pemerintah Kota Kupang adalah sebesar 101,47%. LRA menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Berdasarkan penyajian LRA sebagaimana tersebut di atas, maka informasi keuangan yang disajikan antara lain: a. Informasi sumber pendapatan daerah yaitu sumber pendapatan asli daerah, dana perimbangan serta sumber dana lainnya (Pendapatan Daerah Lainnya yang sah). b. Informasi mengenai alokasi pendanaan per jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja operasional, belanja modal, subsidi, belanja bunga, belanja bantuan sosial, hibah, belanja bantuan keuangan dan belanja tak terduga. c. Informasi pembiayaan daerah yaitu sumber dana untuk menutup defisit anggaran serta optimalisasi dana surplus anggaran. Tabel 1.2 Data Neraca Pemerintah Daerah Kota Kupang Tahun Anggaran 2012 Uraian Aset Aset Lancar Investasi Jangka Panjang Aset Tetap Aset Lainnya Kewajiban Kewajiban Jangka Pendek Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Sumber : Bagian Keuangan Walikota Kupang Jumlah (Rp) 1.788.057.388.224,81 108.628.411.891,81 84.915.487.157,00 1.578.095.092.026,00 16.418.397.150,00 388.188.616,00 388.188.616,00 1.787.669.199.608,81 108.240.223.275,81 1.679.428.976.333,00 Data tabel 1.2 di atas dapat dilihat posisi keuangan Pemerintah Kota Kupang tahun anggaran 2012 yang digambarkan dalam Neraca. Neraca tersebut menggambarkan posisi jumlah aset Pemerintah Kota Kupang tahun anggaran 2012 adalah sebesar Rp 1.788.057.388.244,81 yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp 108.628.411.891,81, investasi jangka panjang adalah sebesar Rp 84.915.487.157,00, aset tetap Rp 1.578.095.092.026,00, dan aset lainnya sebesar Rp 16.418.397.150,00, kewajiban Pemerintah Kota Kupang adalah sebesar Rp 388.188.616,00 yang merupakan saldo dari kewajiban jangka pendek dan Ekuitas Dana Pemerintah Kota Kupang Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp 1.787.669.199.608,81 yang terdiri dari ekuitas dana lancar sebesar Rp 108.240.223.275,81 dan ekuitas dana investasi adalah sebesar Rp 1.679.428.976.333,00. Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Informasi yang dapat diperoleh dari format laporan keuangan berupa neraca antara lain : a. Informasi keuangan berupa kondisi aset lancar, seperti : kas, piutang, persediaan yang mempunyai masa manfaat dalam periode 12 bulan atau 1 tahun mendatang. b. Informasi keuangan tentang investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang yang memberikan informasi manfaat yang akan diperoleh pada periode 12 bulan berikutnya (investasi jangka pendek) maupun manfaat tahun-tahun selanjutnya (investasi jangka panjang) c. Informasi keuangan tentang kondisi aset tetap, yang mempunyai manfaat ekonomis bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat pada masa mendatang d. Informasi keuangan tentang beban kewajiban yang harus diselesaikan pada periode jangka pendek maupun jangka panjang (lebih dari 1 tahun). e. Informasi keuangan berupa ekuitas daerah yang mencerminkan nilai kekayaan bersih daerah pada tanggal neraca disusun. Tabel 1.3 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kota Kupang Tahun Anggaran 2012 Uraian Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Arus Kas Dari Aktivitas Non Anggaran Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Sumber : Bagian Keuangan Walikota Kupang Jumlah (Rp) 72,328,452,373.64 695,559,661,337.64 623,231,208,964.00 (58,466,472,222.00) 140,691,100.00 58,607,163,322.00 5,549,516,769.00 7,549,516,769.00 2,000,000,000.00 (1,525,047,314.00) 50,543,353,026.00 52,068,400,340.00 Data tabel 1.3 di atas dapat dilihat sumber, penggunaan, dan perubahan kas Pemerintah Kota Kupang tahun anggaran 2012 yang digambarkan dalam Laporan Arus Kas. Informasi yang dilaporkan dalam Laporan Arus Kas, memberikan informasi yang terkait dengan pengelolaan kas oleh Bendahara Umum Negara/Daerah, sebagai berikut : a. Arus kas aktivitas operasional Memberikan informasi sumber penerimaan dana untuk kegiatan operasional pemerintah dan penggunaannya. Sumber penerimaan berasal dari pendapatan asli daerah,pendapatan transfer dan pendapatan lainnya; sedangkan penggunaan kas digunakan untuk belanja operasional pemerintahan. Jumlah arus kas masuk aktivitas operasi pada Laporan Arus Kas Pemerintah Kota Kupang tahun anggaran 2012 adalah sebesar Rp 695,559,661,337.64 sedangkan arus kas keluar aktivitas operasi adalah sebesar Rp 623,231,208,964.00 sehingga arus kas bersih aktivitas operasi adalah sebesar Rp 72,328,452,373.64 yang merupakan selisih dari arus kas masuk dan kas keluar pada aktivitas operasi. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat kenaikan dari kas bersih aktivitas operasi artinya bahwa belanja operasi mampu dibiayai dengan pendapatan operasi yang diperoleh selama tahun 2012. b. Arus kas aktivitas investasi Memberikan informasi penerimaan dan penggunaan dana untuk kegiatan investasi yaitu pengadaan aset tetap untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan. Investasi ini harus dimanfaatkan hanya untuk pengadaan aset yang memberikan nilai tambah (benefit) pada penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Arus kas masuk dari aktivitas investasi nonkeuangan adalah sebesar Rp 140,691,100.00 sedangkan arus kas keluar sebesar Rp 58,607,163,322.00 sehingga arus kas bersih aktivitas investasi nonkeuangan sebesar Rp (58,466,472,222.00) saldo tersebut menunjukan bahwa terdapat penurunan kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi artinya arus kas keluar berupa belanja modal yang tidak diimbangi dengan arus kas masuk dari pendapatan penjualan asset tetap, namun dapat dibiayai dari arus kas masuk aktivitas operasi. c. Arus kas pembiayaan Memberikan informasi penerimaan dan penggunaan dana yang terkait dengan aktivitas penerimaan pembiayaan untuk menutup kekurangan kas (defisit),maupun kelebihan kas (surplus). Arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan adalah sebesar. Rp 7,549,516,769.00 sedangkan arus kas keluar sebesar Rp 2,000,000,000.00 sehingga arus kas bersih aktivitas pembiayaan sebesar Rp 5,549,516,769,00 yang merupakan selisih dari arus kas masuk dan arus kas keluar hal tersebut menunjukan bahwa terdapat kenaikan dari kas bersih aktivitas pembiayaan. d. Arus kas non anggaran,memberikan informasi tentang pengelolaan penerimaan dan penggunaan kas yang berasal dari titipan pihak lain yang harus disetor kembali kepada pemiliknya dana tersebut, seperti kas utang pajak yang belum disetor. Arus kas masuk dari aktivitas non anggaran adalah sebesar Rp 50,543,353,026.00 sedangkan arus kas keluar sebesar Rp 52,068,400,340.00 sehingga arus kas bersih aktivitas pembiayaan sebesar Rp (1,525,047,314.00) yang merupakan selisih dari arus kas masuk dan arus kas keluar hal tersebut menunjukan bahwa terdapat penurunan dari kas bersih aktivitas non anggaran. Pada tahun 2012 LKPD Kota Kupang mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK RI-NTT. Pengecualian tersebut terkait dengan adanya temuan (1) Akun Kas di Kas Daerah, per 31 Desember 2012 sebesar Rp 71.970.160.501,69 dimana terdapat satu buah deposit milik Pemerintah Kota Kupang senilai Rp 1.750.000.000 atas nama KPN Maju. Deposit tersebut digunakan sebagai jaminan kredit tambahan modal kerja KPN Maju untuk finishing rumah bagi warga dan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II di lingkungan Pemerintah Kota Kupang. (2) Piutang Pajak, dilaporkan sebesar Rp2.966.367.484,00 yang penyajiannya belum didukung dengan: pencatatan pelunasan piutang dan denda keterlambatan yang akurat dan benar, pencatatan pajak reklame, pelaksanaan self assesment system yang belum optimal sehingga menimbulkan kehilangan kesempatan penetapan pajak daerah minimal sebesar Rp1.146.766.875,90 dan rincian penjualan rekening listrik sebagai dasar pengenaan PPJ (Pajak Penerangan Jalan); (3) Aset Tetap, per 31 Desember 2012 disajikan sebesar Rp1.578.095.092.026,00. Saldo Aset Tetap tersebut belum didukung dengan Daftar Aset Tetap, dan pemanfaatan aplikasi SIMBADA secara optimal; (4) Saldo Investasi Permanen, per 31 Desember 2012 pada Perusahaan Daerah Pasar sebesar Rp8.905.277.406,00 disajikan berdasarkan nilai ekuitas bersih pada kas PD Pasar yang belum diaudit oleh auditor independen; (5) Realisasi Belanja Modal, untuk Aset Tetap Lainnya berupa Rp345.618.000,00 pengadaan dan buku diantaranya yang tidak berindikasi sesuai kontrak minimal sebesar kerugian negara minimal sebesar Rp215.254.200,00 serta terdapat denda keterlambatan yang belum dikenakan minimal sebesar Rp17.280.900,00. Fenomena-fenomena tersebut menggambarkan nilai informasi Laporan Keuangan pemerintah Kota Kupang tahun anggaran 2012 dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Kota Kupang dalam mengambil keputusan untuk perencanaan pendapatan dan belanja daerah tahun berikutnya dan acuan bagi pihak yang berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman daerah dalam memutuskan untuk pemberian pinjaman, donasi dan berinvestasi pada pemerintah Kota Kupang. Dengan melihat uraian tersebut, manfaat informasi Laporan Keuangan bagi pengambilan keputusan keuangan menarik untuk diteliti. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan “Analisis Manfaat Informasi Laporan Keuangan Bagi Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Dalam Pengambilan Keputusan ” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Manfaat Informasi Laporan Keuangan Bagi Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Dalam Pengambilan Keputusan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat informasi Laporan Keuangan Bagi Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Dalam Pengambilan Keputusan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Daerah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta bahan pertimbangan bagi pemerintah Kota Kupang dalam melakukan pengambilan keputusan pengelolaan dan pemanfaatan anggaran berdasarkan acuan informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengangkat persoalan serupa.