BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang menimbulkan perubahan pada tubuh wanita baik fisik maupun psikis. Pada masa kehamilan perlu dipersiapkan dengan baik, kesehatan ibu harus baik dan tidak mengalami kelainan (Hartati et al., 2011). Selain pola makan yang seimbang juga diperlukan pemeriksaan kesehatan ibu secara menyeluruh termasuk pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut (Astuti, 2011), wanita hamil adalah kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut (Depkes, 2003). Namun kebutuhan akan kesehatan gigi pada ibu hamil tidak didukung oleh kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi, berdasarkan Riskesdas (2007) 23,4% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut, dan salah satunya adalah penyakit periodontal sebesar 70%. Secara nasional menunjukkan bahwa masyarakat menggosok gigi setiap hari pada waktu mandi pagi atau sore sebesar 90,7%, hanya 12,6% yang menggosok gigi sesudah makan pagi dan 28,7% sebelum tidur malam. Perilaku menggosok gigi terendah 74,7% di Propinsi Nusa Tenggara Timur, hal ini mungkin disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan gigi dan mulut. Keadaan ini akan mempengaruhi kesehatan gigi wanita hamil di wilayah tersebut (Depkes, 2008). Pada wanita hamil, secara klinis terdapat perubahan pada gingivanya, beberapa studi menyatakan bahwa efek perubahan hormon akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut wanita hamil, didapatkan 25-100% yang mengalami 1 gingivitis, dan 10% mengalami granuloma pyogenik (Alwaeli dan Jundi, 2005; Silk et al., 2008 ; ADA, 2006). Gingivitis kehamilan terlihat sejak trimester ke dua kehamilan dan mencapai puncaknya pada bulan ke delapan (Pirie et al., 2007). Eley dan Manson (2004) mengatakan bahwa faktor penyebab gingivitis antara lain, plak, status kebersihan gigi dan mulut, susunan gigi yang tidak teratur, karies gigi, pemakaian kawat ortodonsi, kebiasaan bernafas lewat mulut, dan merokok. Santoso et al., (2009) menyatakan kebersihan mulut yang jelek dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit infeksi pada jaringan periodonsium dan merupakan infeksi lokal yang dapat menyebar secara sistemik dan dapat berpengaruh terhadap keadaan kelainan sistemik sehingga mengakibatkan kejadian bayi lahir dengan berat badan kurang. Gingivitis kehamilan ini disebabkan oleh hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron di dalam darah. Adanya perubahan hormonal yang disertai dengan vaskuler menyebabkan gingiva menjadi sensitif khususnya terhadap toksin maupun iritan lainnya, seperti plak dan kalkulus yang mengakibatkan gingiva meradang (Alwaeli dan Jundi, 2005). Keadaan gingiva ditandai dengan papilla interdental yang memerah, bengkak, mudah berdarah dan disertai rasa sakit sehingga mempengaruhi ibu hamil takut menggosok gigi dan dapat memperburuk keadaan rongga mulut (Langlais dan Miller, 2000 ; Honkala dan Al-Ansari, 2005). Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis yang sering disertai dengan perubahan sikap dan perilaku. Selain itu, perilaku kesehatan ibu hamil juga memiliki pengaruh yang sangat besar bagi dirinya sendiri dan janin (Ekaputri, et al., 2005). Honkala dan Al-Ansari (2005, cit. Blanca, 2009) menyatakan bahwa dari 650 ibu hamil, 35–50% yang melakukan kunjungan perawatan gigi ke dokter gigi, 2 namun lainnya tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi karena faktor karateristik demografi, pendidikan dan pendapatan rumah tangga. Kabupaten Kupang merupakan bagian dari wilayah di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang secara geografis terletak pada posisi 9º19 - 10º57 Lintang Selatan dan 121º30 - 124º11 Bujur Timur dengan luas wilayah 5.898,22 km ², dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sabu, Sebelah Selatan berbatasan dengan Pulau Rote dan Samudera Indonesia, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Sumba dan Laut Sabu. Kabupaten Kupang terdiri dari 24 Kecamatan, 160 Desa dan 17 Kelurahan, tersebar di 2 (dua) pulau besar (Profil Kesehatan Kabupaten Kupang, 2010). Beberapa wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang sulit dijangkau pada musim hujan karena terjadi gelombang laut yang besar seperti di Semau, Semau Selatan dan daratan Amfoang, karena selain musim hujan, topografi wilayah Amfoang berbukit – bukit dan bergunung – gunung serta minimnya sarana transportasi yang ada. Jumlah penduduk tahun 2011 sebanyak 310.573 jiwa, dengan kepadatan penduduk 55 jiwa per km, perempuan sebanyak 151. 415 jiwa dan Laki – laki sebanyak 159. 158 jiwa, dari jumlah tersebut terdapat 208.453 jiwa keluarga miskin berada di daerah terpencil (BPS Kabupaten Kupang, 2011). Upah minimum regional di Propinsi Nusa Tenggara Timur menurut Surat Keputusan, tahun 2006 – 2011 terus meningkat yaitu Rp. 550.000 – 850.000. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Kupang sebagian besar sebagai petani, pedagang, 3 nelayan, buruh, karyawan, wiraswasta, PNS dan TNI/POLRI (BPS Kabupaten Kupang, 2011). Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2010, cakupan kunjungan ibu hamil belum mencapai target nasional, ada 11 (sebelas) Kabupaten berada di bawah rata-rata (62,7%). Kematian bayi dan ibu masih tinggi, maka dengan adanya program Revolusi KIA (semua ibu hamil melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai) di tunjang dengan biaya operasional yang memadai yang diprioritaskan pada penurunan angka kematian bayi dan ibu. Tabel 1. Cakupan kunjungan ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang yang telah melakukan kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2009, 2010, 2011. Tabel 1. Data Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Pelayanan Antenatal Kabupaten Kupang Tahun 2009, 2010, 2011. Tahun 2009 2010 2011 Jumlah ibu hamil Kunjungan Ibu hamil K1 K4 7.180 6.117 7.767 6.935 7.909 7.051 7.635 8173 8.193 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang 2009, 2010, 2011. Puskesmas Baumata berada di perbatasan Kota wilayah Kabupaten Kupang. Wilayah kerja Puskesmas Baumata ini meliputi 8 (delapan) desa yaitu: Bokong, Kuaklalo, Oeletsala, Oeltua, Baumata, Manefu,Tulun dan RSS Baumata, dengan jangkauan pelayanan sangat luas dan transportasi yang sulit. Berdasarkan data kunjungan ibu hamil tahun 2011 sebesar 392, KI adalah pelayanan ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sebesar 362 (92,35%) sedangkan K4 adalah ibu 4 hamil yang telah mendapatkan pelayanan paling sedikit empat kali kunjungan sebesar 325 (82,91%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, 2011). Kabupaten Kupang terdapat 1(satu) Rumah Sakit Pemerintah, 24 puskesmas induk dan 142 Puskesmas pembantu yang berada di 23 Kecamatan. Distribusi nama kecamatan, jumlah puskesmas, jumlah dokter gigi dan perawat gigi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Nama Kecamatan, Jumlah Puskesmas, Jumlah Dokter Gigi Dan Perawat Gigi Di Kabupaten Kupang Tahun 2011 Kecamatan Puskesmas Puskesmas Dokter Gigi Perawat pembantu gigi 1. Semau 1 6 1 2. Semau Selatan 1 4 3. Kupang Barat 1 10 1 4. Nekamese 1 9 1 5. Kupang Tengah 1 8 1 6. Taebenu 1 8 2 3 7. Amarasi 1 5 1 8. Amarasi Barat 1 7 1 2 9. Amarasi Selatan 1 3 1 1 10. Amarasi Timur 1 3 1 1 11. Kupang Timur 1 9 1 12. Amabi Oefeto 1 9 Timur 13. Amabi Oefeto 1 6 1 14. Sulamo 1 6 1 15. Fatuleu 1 9 2 16. Fatuleu Barat 1 5 1 17. Fatuleu Tengah 1 3 1 18. Takari 1 8 1 1 19. Amfoang Selatan 1 10 1 20. Amfoang Barat 1 5 1 Daya 21. Amfoang Utara 1 1 22. Amfoang Barat 1 1 1 Laut 23. Amfoang Timur 1 4 1 24. AmfoangTengah Jumlah 23 142 15 17 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang Tahun 2011 Profil Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2009 menunjukkan masyarakat menderita penyakit gigi dan mulut sebesar 9,4 % dan tahun 2010 penyakit pulpa dan jaringan periapikal sebanyak 4,52%. Tahun 2011 jumlah kunjungan pasien 5 gigi mencapai 3447 dengan pembersihan karang gigi sebanyak 262 orang dan perawatan gigi sebanyak 2060 kasus. Kunjungan ibu hamil tahun 2011 di Puskesmas Kabupaten Kupang sebanyak 8193 orang hanya melakukan pemeriksaan kehamilan dan beberapa yang berobat ke Balai Pengobatan Gigi. Kunjungan ibu hamil ke Balai Pengobatan Gigi sebanyak 144 dan rujukan dari KIA sebanyak 34 orang. Distribusi jumlah ibu hamil, jumlah kunjungan pasien gigi dan jumlah gingivitis dan penyakit periodontal dan prevalensi ibu hamil dengan penyakit gigi di Puskesmas Kabupaten Kupang tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Distribusi Jumlah Ibu Hamil, Jumlah Kunjungan Pasien Gigi, Jumlah Gingivitis, Penyakit Periodontal Dan Prevalensi Ibu Hamil Dengan Penyakit Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Kabupaten Kupang Tahun 2011 Nama Puskesmas Batakte Uitao Oemasi Baumata Tarus Oesao Oekabiti Baun Sonraen Pakubaun Camplong Sulamo Oenontono Takari Lelogama Manubelon Soliu Naikliu Oepoli Fatukanutu Akle Poto Oibitenu Jumlah Jumlah ibu hamil Tahun 2011 411 180 241 392 911 1087 412 388 276 191 620 382 352 546 378 115 237 189 191 260 127 227 131 8193 Jumlah Kunjungan pasien gigi Jumlah gingivitis dan penyakit periodontal Tahun 2011 Tahun 2011 106 114 227 197 228 711 432 170 107 58 231 181 135 186 15 55 94 57 35 0 0 92 22 3447 52 6 27 145 168 208 36 66 50 35 329 86 25 94 5 4 21 61 18 0 0 19 12 1057 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, 2011 6 Prevalensi ibu hamil dengan penyakit gigi dan mulut 0,1 0,03 0,1 0,4 0,2 0,2 0,08 0,2 0,2 0,2 0,5 0,2 0,07 0,2 0,01 0,03 0,08 0,3 0,09 0 0 0,08 0,09 3,36 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal merupakan penyakit rongga mulut yang paling banyak diderita masyarakat yang berkunjung ke Balai Pengobatan Gigi di Puskesmas Kabupaten Kupang yaitu tahun 2011 sebanyak 1813 kasus dan gingivitis dan penyakit periodontal sebanyak 1057 kasus pada tahun 2011. Data penyakit rongga mulut di Poli Gigi Puskesmas Kabupaten Kupang tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4 berikut : Tabel 4. Data penyakit Rongga Mulut Di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Kabupaten Kupang Tahun 2011 Penyakit Rongga Mulut Karies gigi Kelainan pulpa dan jaringan periapikal Gingivitis dan penyakit periodontal Gangguan gigi dan penyangga gigi lainnya Penyakit rongga mulut, kelenjar ludah rahang dan lainnya Lain – lain Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang Tahun 2011 Tahun 2011 607 1813 1057 729 547 347 Tabel 4 menunjukkan banyaknya kasus penyakit pulpa dan jaringan periapikal yang merupakan kondisi lanjutan dari karies yang tidak dirawat sehingga terjadi peradangan pulpa dan akhirnya terjadi kematian pulpa dan menyebabkan gigi tidak bisa dirawat. Kondisi ini dapat dilihat dengan adanya pasien yang berkunjung ke Balai Pengobatan Gigi di Puskesmas Kabupaten Kupang bila sudah dalam keadaan sakit dan bengkak. Survei pendahuluan yang dilakukan bulan Januari 2013 di Puskesmas Baumata Kabupaten Kupang didapatkan bahwa pasien menderita kerusakan gigi yang sudah tidak dapat dilakukan perawatan. Wawancara yang dilakukan dengan perawat gigi yang bertugas di Puskesmas diketahui kebanyakan pasien datang dengan gigi dalam keadaan sudah tidak dapat dilakukan perawatan dan penambalan gigi. Sedikit 7 sekali pasien yang datang dengan keluhan untuk dilakukan penambalan karena peralatan boor yang ada di puskesmas dalam keadaan rusak. Belum ada kerja sama antara poli KIA dengan poli gigi sehingga ibu hamil hanya memeriksakan kehamilan kecuali bila ada keluhan sakit gigi. Kebiasaan masyarakat Nusa Tenggara Timur yang diturunkan dari generasi ke generasi salah satunya adalah menginang. Menginang adalah suatu budaya yang tidak dapat dihilangkan dalam kehidupan masyarakat. Kebiasaan menginang sudah lama dilakukan oleh wanita dan pria, baik tua maupun muda, hal ini juga menjadi sarana bersosialisai sehari - hari. Efek negatif menginang dapat menyebabkan penyakit periodontal (Trivedy et al., 2002 ; Susiarti, 2005). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1) Tujuan Umum : Tujuan umum penelitian ini untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang. 8 2) Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang. b. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang. D. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dalam perencanaan dan evaluasi pelaksanaan program pelayanan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil melalui kerjasama bagian poli gigi dengan bagian poli KIA. 2. Bagi Bidan untuk dapat memberikan masukan dan pengertian kepada ibu hamil untuk pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dan dapat menghindari terjadinya penyakit infeksi pada rongga mulut. 3. Bagi peneliti sendiri sebagai sarana menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu pencegahan dan promosi kesehatan gigi untuk memahami dan mencari solusi masalah kesehatan. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai faktor – faktor mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut pada ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang 9 sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian mengenai kesehatan gigi pada ibu hamil yang pernah dilakukan adalah : 1. Hartati, Rusmini, Waluyo (2011) meneliti tentang analisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian gingivitis pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Talang Tegal 2. Ekaputri, Loes, Sjahruddin (2005) meneliti tentang hubungan perilaku wanita hamil dalam membersihkan gigi dan mulut dengan kedalaman poket periodontal selama masa kehamilan. 3. Santoso, Aditya, Retnoningrum (2009). Judul penelitian hubungan kebersihan mulut dan gingivitis ibu hamil terhadap kejadian bayi berat badan lahir rendah kurang bulan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan Jejaringnya. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah lokasi penelitian, variabel bebas adalah : tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi, sikap terhadap kesehatan gigi, kebiasaan menginang, sarana dan prasarana kesehatan, pelayanan petugas puskesmas. Variabel terikat adalah perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil dan status kebersihan gigi dan mulut 10