Unlocking Revelation (Sesi 1a).pptx

advertisement
Introduksi
Pdt. Yohanes Adrie Hartopo, Ph.D.
Kitab Wahyu adalah kitab yang “tertutup”
bagi banyak orang Kristen.
Banyak orang Kristen tidak pernah atau
jarang membacanya, dikarenakan mereka
merasa “takut” terhadapnya atau berpikir
tidak dapat mengertinya.
Introduksi
Kitab Wahyu adalah kitab yang sulit
dimengerti & ditafsirkan.
Alasan utama à isinya & bahasanya penuh
dengan berbagai gambaran & simbol yang
“aneh” dan membingungkan, sehingga kita
merasa seperti memasuki suatu “dunia yang
asing.”
Introduksi
“They are supposed to be blessed who
keep what is written in this book; and yet no
one knows what that is, to say nothing of
keeping it. This is just the same as if we did
not have the book at all” (Martin Luther).
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
Introduksi
“Revelation has as many mysteries as it
does words” (Jerome).
Berbagai misteri ini memang dapat
menimbulkan “perasaan putus asa” dalam
usaha mengerti kitab ini.
Introduksi
Sekalipun sulit, ada juga kelompok-kelompok
atau orang-orang Kristen yang tampaknya
“gemar” memakai kitab Wahyu dan
menafsirkannya dengan cukup “berani &
spekulatif.”
1
Introduksi
Pandangan yang “populer” à kitab Wahyu
dianggap menunjukkan rahasia peristiwaperistiwa akhir zaman (pengangkatan,
kesusahan besar, antiKristus, perang
Harmagedon, kerajaan 1000 tahun, dsb).
Introduksi
Pandangan populer meyakini bahwa isi kitab
Wahyu memang diberikan dengan tujuan
khusus untuk merekonstruksi kalender
peristiwa-peristiwa akhir zaman.
Introduksi
Apa yang diajarkan oleh pandangan populer
merupakan “abuse & misuse” yang paling
umum dan paling sering dilakukan dalam
penafsiran kitab Wahyu. Akibatnya kitab ini
sering disalah-mengerti.
Peristiwa-peristiwa sekarang “dicocokkan”
dengan berbagai nubuatan dalam kitab ini.
Introduksi
Donald Hagner: “Revelation is the final book of
the NT, located at the end of the NT canon
precisely because it looks forward to the future.
The purpose of Revelation, however, is wrongly
taken by many as providing detailed prophecy of
what is to come—a virtual blueprint of the end
times—available through a decoding of the text.”
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
Introduksi
Kitab Wahyu tidaklah ditulis untuk
memuaskan keingin-tahuan manusia
mengenai hal-hal akhir zaman.
Raymond Brown: “The author of Rev did not
know how or when the world will end, and
neither does anyone else.”
2
Introduksi
Pandangan “populer” tampaknya tidak
mungkin benar karena berarti isi kitab ini
hanya berguna/relevan untuk generasi yang
hidup menjelang akhir zaman. Lalu apa
gunanya bagi para pembaca mula-mula dan
orang-orang Kristen yang tidak hidup di akhir
zaman?
Introduksi
Karena bagian dari Alkitab, yang adalah firman
Allah, maka kitab Wahyu tidak seharusnya
diabaikan oleh orang-orang percaya sepanjang
zaman.
Memang kitab ini sulit, tetapi tidak seharusnya
menghentikan kita dalam berusaha untuk
mengertinya.
1) Kitab yang menyingkapkan
Encouragement …
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
•  1:1 à “Wahyu” (apokalypsis) = penyingkapan
(unveiling, revelation).
•  Nama lain: Apocalypse.
•  Kitab ini sebenarnya menyingkapkan, bukan
menyembunyikan beritanya.
•  Kitab ini pastilah mempunyai makna bagi
pembaca mula-mula.
•  Penulisnya tampaknya tak mungkin
memaksudkan agar kitabnya tidak dapat
dimengerti.
3
2) Kitab yang menawarkan berkat
Bagaimana Kitab Wahyu
Ditafsirkan Selama ini?
•  Ada berkat untuk mereka yang mendengarkan
dan menuruti apa yang tertulis (1:3; 22:7).
•  Satu-satunya kitab dalam Alkitab yang secara
eksplisit mengumumkan berkat bagi pembaca/
pendengarnya.
•  Bukan hanya membaca/mendengar, tetapi
juga “menuruti” apa yang tertulis di dalamnya.
Bagaimana ditafsirkan selama ini?
Struktur dasar kitab Wahyu adalah sebagai
berikut:
o  Pasal 1 à Introduksi
o  Pasal 2-3 à Surat kepada 7 gereja
o  Pasal 4-20 à Berbagai penglihatan mengenai
berbagai peristiwa
o  Pasal 21 à Permulaan Baru (New Beginning)
o  Pasal 22 à Penutup/Epilog
Empat Pandangan
Penafsiran Kitab Wahyu
Bagaimana ditafsirkan selama ini?
o 
o 
1) Pandangan Preterist
o 
o 
o 
o 
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
Para penafsir berbeda pendapat mengenai
periode waktu dan caranya penglihatanpenglihatan di pasal 4-20 itu digenapi.
Ada empat macam pandangan berbeda yang
pernah muncul dalam sejarah penafsiran kitab
Wahyu.
Pandangan “Past History” Menafsirkan kitab ini dalam konteks historisnya, yakni pada masa penulisnya hidup. Sebagian besar peristiwa-­‐peristiwa yang digambarkan dalam kitab Wahyu terjadi atau digenapi di masa lalu (mis: di abad pertama masehi). Terkait dengan situasi yang dihadapi 7 gereja (pasal 2-­‐3). 4
1) Pandangan Preterist
2) Pandangan Historicist
o 
o 
o 
V
Penggenapan
utama
o 
o 
2) Pandangan Historicist
3) Pandangan Futurist
o 
o 
o 
V
Penggenapan
kronologis
o 
o 
3) Pandangan Futurist
Pandangan “Continuous History” Kitab Wahyu mensurvei sejarah gereja secara keseluruhan. Menafsirkan kitab ini sebagai hunjukan kepada peristiwa-­‐peristiwa yang terjadi dalam sejarah kekristenan yang sedang berjalan. Peristiwa-­‐peristiwa yang terjadi di kemudian hari dalam sejarah gereja menggenapi nubuatan dalam kitab Wahyu. Wahyu 6:1-­‐18:24 memaparkan suatu garis besar kronologis dalam perjalanan sejarah gereja dari abad pertama sampai kedatangan Yesus yang kedua. Pandangan “Future History” Segala sesuatu setelah Wahyu pasal 3 masih menantikan penggenapan di masa depan. Pasal 4-­‐22 berisikan prediksi peristiwa-­‐
peristiwa masa depan yang akan terjadi menjelang kedatangan Yesus dan akhir zaman. Inti kitab Wahyu adalah nubuatan akhir zaman (bnd. 1:19). Ini pandangan yang paling populer di kalangan Injili atau Konservatif. 3) Pandangan Futurist Versi Dispensationalism
Rapture
(Pengangkatan)
V
Final crisis
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
V
5
4) Pandangan Idealist
o 
o 
o 
o 
o 
Pandangan “Symbolic History” Tidak hanya satu penggenapan, hanya prinsip-­‐
prinsip yang transenden dan tema-­‐tema yang berulang. Beranggapan bahwa sekalipun konteks historis kitab Wahyu terkait dengan abad pertama masehi, kitab ini memiliki berita dan prinsip yang “universal & timeless” bagi gereja. Melukiskan peperangan rohani yang muncul di setiap zaman, maka ada penggenapan-­‐
penggenapan yang berulang. Jadi untuk gereja di masa antar 2 kedatangan. Contoh: Binatang dari Laut (Wahyu 13)
o 
o 
o 
o 
4) Pandangan Idealist
Preterist à Kerajaan/Kaisar Romawi di abad pertama masehi. Historicist à Paus (salah satu) di zaman reformasi. Futurist à Antikristus yang akan muncul menjelang akhir zaman. Idealist à Kekuasaan/Penguasa yang melakukan penganiayaan di segala zaman dan tempat. Timeless Truths
V
Kesimpulan
o 
o 
o 
o 
Harus ada kombinasi berbagai pandangan. Pandangan Historicist paling lemah, 3 lainnya dapat digabungkan dan berinteraksi. Karena ada yang peristiwa-­‐peristiwa yang melihat masa lalu, masa depan, dan juga teraplikasi di segala zaman. Binatang dari Laut = kerajaan/kaisar Romawi, final anti-­‐christ & banyak antikristus di sepanjang masa. Genre
Genre Kitab Wahyu
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
• Genre = jenis literatur. • Sangat penting untuk memperhatikan genre sebab asumsi-­‐asumsi yang kita buat untuk suatu teks mempengaruhi cara dan strategi membaca teks tsb. • Different genres require different approaches to interpretation. 6
Genre
• Salah satu alasan utama mengapa banyak orang sulit memahami dan salah menggunakan kitab Wahyu adalah karena gagal atau kurang mengenali genre kitab Wahyu yang khusus. • Kitab Wahyu sebenarnya gabungan dari tiga genres yang berbeda: Surat, Nubuatan, dan Apokaliptik. 1. Surat (Letter)
•  Surat ditulis dalam kaitan dengan “kebutuhankebutuhan khusus atau situasi-situasi konkrit”
para pembaca yang dituju.
•  Ditujukan pada 7 gereja yang berbeda dalam
situasi dan pergumulan mereka.
•  Maka perlu dilakukan usaha rekonstruksi
keadaan atau latar belakang historisnya.
•  Tapi isi kitab Wahyu tidak “cocok” seluruhnya
dengan kategori suatu surat.
2. Nubuatan (Prophecy)
•  Nubuatan bukan hanya berisikan prediksi,
tetapi secara utama merupakan penyampaian
firman Allah kepada umat Allah dalam situasi
mereka yang membutuhkan tuntunan,
dorongan, panggilan, atau teguranperingatan.
•  Maka penulis kitab Wahyu menyampaikan
firman Allah/Kristus kepada ketujuh gereja
yang berisikan penegasan, diagnosa,
panggilan, peringatan, janji, dsb.
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
1. Surat (Letter)
•  Wahyu 1:4 à Ada nama pengirim (Yohanes)
dan penerima (tujuh jemaat yang di Asia kecil).
•  Ada salam pembukaan: “Kasih karunia dan
damai sejahtera menyertai kamu…”
•  Ada berkat penutup (benediction): “Kasih
karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian!
Amin” (22:21).
2. Nubuatan (Prophecy)
•  Bandingkan 1:3; 22:7, 10, 18, 19.
•  Penulisnya adalah seorang nabi (22:6, 9).
•  Penulisnya adalah “prophetic channel” dari
pesan/berita yang datangnya dari Allah.
•  Penulisnya banyak dipengaruhi oleh karya
para nabi di Perjanjian Lama (Yesaya,
Yehezkiel, Daniel).
2. Nubuatan (Prophecy)
•  Tujuan Allah secara utama dalam nubuatan
adalah untuk menstimulasi respons untuk
setia pada masa sekarang, bukan untuk
memberikan “blueprint” yang pasti mengenai
peristiwa-peristiwa yang diduga akan terjadi
di masa depan.
7
3. Kitab Apokaliptik
3. Kitab Apokaliptik
•  Genre Apokaliptik adalah yang paling menonjol
(utama) dalam kitab Wahyu.
•  Terkait dengan kata Yunani “apokalypsis”
yang artinya “penyingkapan.”
•  Istilah “apokaliptik” ini menunjuk pada suatu
jenis literatur tertentu, dan sekaligus juga di
dalamnya mengandung suatu perspektif (mindset) teologis tertentu.
•  Kita tidak terbiasa dengan jenis literatur ini.
Apalagi sudah tidak ada pada zaman sekarang.
•  Literatur ini populer pada sekitar 200 B.C. s/d
100 A.D. Maka orang-orang pada masa itu
sudah terbiasa dengan natur literatur ini (mis:
Daniel 7-12).
•  Literatur apokaliptik adalah untuk “insiders”
yang sudah mengetahui situasi dan simbolsimbol yang dipakai.
3. Kitab Apokaliptik
3. Kitab Apokaliptik
•  Literatur apokaliptik lahir ketika bangsa
Yahudi kehilangan kemerdekaan politik dan
berada di bawah kekuasaan bangsa lain.
•  Timbul berbagai pertanyaan: Di manakah
Allah? Apakah Allah Israel telah dikalahkan
oleh dewa-dewa lain? Apakah Allah masih
melaksanakan pekerjaan penebusan? Dsb.
3. Kitab Apokaliptik
•  Ada yang memahami apokaliptik atau
apokaliptisisme sebagai “suatu gerakan sosial
yang muncul dari konteks penganiayaan di
mana suatu kelompok minoritas dalam suatu
masyarakat merasa tersisih dan berusaha untuk
mengekspresikan harapan mereka akan suatu
masa depan melalui simbol-simbol.”
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
•  Literatur Apokaliptik seringkali disebut “crisis
literature” karena ditulis sebagai respons untuk
krisis-krisis yang dihadapi umat Allah, di mana
mereka melihat dan mengalami “ketidaksesuaian” antara apa yang dipercaya tentang
dunia dan realita dengan apa yang benar-benar
dihadapi.
•  Literatur Apokaliptik memberikan suatu
alternatif dalam cara mengerti dunia ini, suatu
cara pandang (worldview) yang berbeda.
3. Kitab Apokaliptik
•  Cara pandang
Apokaliptik adalah
melihat sejarah dari
sudut pandang
keseluruhan rencana
Allah bagi dunia.
•  Percaya bahwa Allah
berdaulat dan memegang
kendali atas sejarah.
8
3. Kitab Apokaliptik
•  Kuasa-kuasa yang
tampaknya menguasai
dunia hanyalah alat di
tangan Allah yang hidup
atau musuh yang akan
dikalahkan atau
dihancurkan-Nya.
3. Kitab Apokaliptik
•  Kondisi atau realita
kekinian merupakan
panggung di mana
maksud Allah sedang
dilaksanakan.
•  Masa sekarang akan
menemui akhirnya, maka
pengharapan berfokus
pada masa depan.
3. Kitab Apokaliptik
•  Dengan cara pandang
apokaliptik yang
demikian, umat Allah
yang dalam krisis dapat
menemukan pengertian
baru atau pengharapan
baru.
3. Kitab Apokaliptik
•  Apocalypse is a genre of revelatory literature
with a narrative framework, in which a
revelation is mediated by an otherworldly
being to a human recipient, disclosing a
transcendent reality which is both temporal,
insofar as it envisages eschatological
salvation, and spatial, insofar as it envisages
another, supernatural world.
3. Kitab Apokaliptik
•  Literatur Apokaliptik mengajak untuk melihat
realita kekinian dari perspektif transenden: (1)
melihat dari atas (dunia rohani) & (2) melihat
dari masa depan (akhir zaman).
•  Fungsi literatur apokaliptik adalah mengajak
pembaca untuk memeriksa (meneruskan atau
memodifikasi) tingkah laku mereka dari terang
perspektif transendental ini.
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
V
9
3. Kitab Apokaliptik
•  Suatu apocalypse adalah suatu media komunikasi yang
menempatkan situasi sehari-hari dalam perspektif
transendental dengan melihat pada konteks yang lebih
besar yang menafsirkan situasi tsb. Realita dunia
sesehari akan dilihat berbeda dari perspektif
transendental ini. Dari perspektif ini suatu literatur
apokaliptik mendapatkan kekuatannya untuk
menghibur mereka yang putus asa atau tersingkirkan
dalam situasi mereka, mengingatkan mereka yang
tindakan sesehari tidak sesuai dengan nilai-nilai iman,
dan memberikan dorongan yang diperlukan untuk
mengambil tindakan yang direkomendasikan.
3. Kitab Apokaliptik
•  Literatur Apokaliptik juga berfungsi sebagai
“protest literature,” yakni sebagai protest
terhadap pandangan dari budaya yang
dominan, sehingga mendorong pembaca
untuk tidak menerima dan mengikuti
kepercayaan dan cara hidup dunia sekitar
mereka, melainkan tetap setia kepada Allah.
3. Kitab Apokaliptik
Karakteristik Literatur Apokaliptik:
•  Berbagai penglihatan disusun dalam kerangka
narasi.
•  Pesan disampaikan dalam bahasa yang cryptic
dan simbolis.
•  Gambaran-gambaran sering dalam bentuk
fantasi daripada yang sesuai dengan realita.
•  Images & Symbols menggambarkan
pergerakan atau kejadian historis.
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
3. Kitab Apokaliptik
•  Maksud utama tulisan atau literatur
apokaliptik bukanlah meramalkan masa
depan (meskipun berisikan hal-hal masa
depan), melainkan memperingatkan,
membimbing dan/atau menghibur para
pembacanya.
3. Kitab Apokaliptik
Karakteristik Literatur Apokaliptik:
•  Penyingkapan rahasia-rahasia Ilahi.
•  Pewahyuan melalui penglihatan atau
penampakan mediator (malaikat atau figur
ilahi).
•  Ada perjalanan ke dunia lain (otherworldly
journeys).
•  Malaikat sebagai mediator dan penafsir.
3. Kitab Apokaliptik
Karakteristik Literatur Apokaliptik:
•  Dualisme (baik dan jahat) sangat menonjol.
•  Sekalipun ada nada pesimisme mengenai
keadaan zaman sekarang, namun meyakini
arah sejarah sudah pasti (historical
determinism), yakni pemerintahan Allah
ditegakkan.
10
3. Kitab Apokaliptik
Keunikan Kitab Wahyu sebagai kitab Apokaliptik:
•  Kemenangan tidaklah terfokus hanya ke masa
depan, tetapi ke masa lalu melalui karya
pengorbanan Yesus Kristus (5:5; 7:14; 12:11).
•  Sebagai “firman kenabian” (prophetic word)
bagi gereja (kombinasi genre Apokaliptik &
Nubuatan).
KESIMPULAN
n  Penglihatan-penglihatan
tsb, dengan berbagai
images & symbols,
mengajak pembaca
untuk melihat situasi
sesehari mereka dari
perspektif transendental
(dari perspektif sorgawi
& perspektif akhir
zaman).
Unlocking Revelation (Sesi 1a)
KESIMPULAN
n  Kitab
Wahyu adalah “a
report of visionary
revelation” yang di
dalamnya ada pesanpesan langsung dari
Allah untuk para
pembaca mulamulanya.
KESIMPULAN
n  Para
pembaca atau
pendengar sepertinya
dibawa ke dunia yang
baru, yakni “symbolic
world” untuk melihat
realita yang
sebenarnya.
11
Download