Jurnal FIX - Journal Student UNY

advertisement
Pemberdayaan Kesehatan Lanjut Usia di Posdaya Ontoseno Puton, Trimulyo,
Jetis, Bantul, Yogyakarta
Oleh:
Rimawati dan Dr. Amika Wardana
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan kesehatan untuk warga lanjut usia di
Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Ontoseno serta manfaat dan dampaknya dalam
pemeliharaan kesehatan warga berusia lanjut di Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta.
Berdasarkan data-data yang terkumpul dari lapangan diperoleh informasi bahwa pasca gempa
Bantul 2006 banyak bantuan datang ke Puton yang termasuk wilayah terdampak bencana cukup
parah untuk membantu korban dan memulihkan kondisi fisik dan sosial masyarakat, termasuk
pelayanan sosial-kesehatan pasca-trauma bencana untuk warga lanjut usia. Selanjutnya,
diprakarsai oleh penggerak sosial lokal di Puton Soraya Isfandiari Posdaya Ontoseno yang
bertujuan melakukan pemberdayaan sosial-kesehatan bagi warga lanjut usia. Pemberdayaan
kesehatan lanjut usia di Posdaya Ontoseno memiliki 2 aktivitas yaitu senam lanjut usia dan
Posyandu lanjut usia yang bernama Arum Ndalu. Senam lanjut usia dibedakan menjadi 3 macam
yaitu, senam mingguan, senam bulanan, dan senam tahunan. Sedangkan Posyandu Arum Ndalu
dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Berbagai aktivitas pemberdayaan kesehatan lanjut usia
yang dilaksanakan oleh Posdaya Ontoseno membawa beberapa dampak positif yang dirasakan
oleh anggotanya, diantaranya yaitu kesehatan lanjut usia terpelihara, jalinan silaturahmi antarlanjut usia lebih erat, dan peningkatan partisipasi sosial lanjut usia.
Kata kunci: Lanjut Usia, Pemberdayaan Kesehatan, Posdaya
The Health Empowerment for the Elders
in Posdaya Ontoseno Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta
Rimawati dan Dr. Amika Wardana
[email protected]
ABSTRACT
The study aimed to investigate the health empowerment addressed for the elders in Posdaya (Pos
Pemberdayaan Keluarga or Centre for the societal empowerment) Ontoseno and its impacts and
advantages to maintain their healthiness in Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Based on
the data gathered from the fieldwork, it was understood that the post-Bantul earthquake in 2006
had been pursued by the coming of diverse helps to Puton - which badly hit by the quake - to
give supports for the victims and for the physical and social recovery including addressed for the
elders in their post-disaster traumatic condition. Later, initiated by a local social activist – Soraya
Isfandiari – together with other members of the village, they set up Posdaya Ontoseno to purge a
health empowerment program for the elders. The health empowerment has two activities that are
gymnastic for the elders and also a health centre named Arum Ndalu. The gymnastic is divided
into three periods that are weekly gymnastic, monthly gymnastic, and annual gymnastic, whether
“Posyandu Arum Ndalu” is held once a month. Many health empowerment activities for the old
villagers which are held by “Posdaya Ontoseno” bring some positive effects for its members
such as make sure the old villagers’ health is under control, strengthen their neighbourhood, and
improve the old villagers’ social participation.
Keywords: Elderly, Health Empowerment, Posdaya
I. PENDAHULUAN
advokasi,
Penelitian bertujuan untuk
komunikasi,
informasi, edukasi, dan sekaligus bisa
mengetahui kegiatan dan pengaruh
dikembangkan
dari pemberdayaan kesehatan bagi
koordinasi kegiatan penguatan fungsi-
lanjut usia di Yogyakarta. Dengan
fungsi
menganalisis salah satu posdaya di
Silaturahmi,
Yogyakarta,
dari
penyebaran informasi, dan edukasi
pelbagai sumber empiris menjelaskan
tersebut tercipta ketika antar-warga
bahwa Yogyakarta merupakan provinsi
saling bertemu dalam suatu kegiatan
dengan angka harapan hidup paling
yang dinaungi oleh Posdaya dan
tinggi di Indonesia, sekaligus provinsi
melakukan berbagai kegiatan bersama,
yang memiliki posdaya terbanyak
sehingga berbagai hal tersebut bisa
penelitian ini diharapkan mendapatkan
dilakukan secara efektif.
hasil
yang
yang
berangkat
mendalam
menjadi
keluarga
secara
advokasi,
wadah
terpadu.
komunikasi,
tentang
Lanjut usia dipilih menjadi
pemberdayaan kesehatan lanjut usia di
subjek penelitian karena beberapa
salah satu posdaya di Yogyakarta,
alasan.
yaitu Posdaya Ontoseno, Pedukuhan
menyatakan,
Puton Desa Trimulyo Kecamatan Jetis
proporsinya terhadap total penduduk,
Kabupaten Bantul. Posdaya Ontoseno
jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas
dijadikan sebagai objek penelitian
(lanjut usia) mengalami peningkatan
karena
yang
dari sekitar 4,5% (5,3 juta jiwa) pada
juara
tahun 1971 menjadi 7,1% (14,4 juta
nasional lomba posdaya pada tahun
jiwa) pada tahun 2000. Bahkan pada
2014
oleh
tahun 2020, diproyeksikan proporsinya
Yayasan Damandiri, yaitu payung dari
akan mencapai 11,3% (28,8 juta jiwa).
kegiatan posdaya.
Kondisi
memiliki
cemerlang,
yang
yaitu
prestasi
menjadi
diselenggarakan
Suyono
(2007)
sebagai
Survey
ini
Indonesia
BPS
jika
dilihat
menunjukkan
telah
memasuki
(2004)
dari
bahwa
era
penggagas sekaligus pendiri posdaya
“penduduk berstruktur tua” (dikutip
menjelaskan
dari Suardiman, 2011).
bahwa
merupakan forum silaturahmi,
posdaya
Menurut Cicih (2005) jumlah
penduduk lanjut usia yang semakin
meningkat
menyebabkan
ketergantungan
terhadap
penduduk
dilakukan oleh Pemerintah Daerah
maupun
pihak
swasta,
usia produktif ikut meningkat (dikutip
menunjukkan
dari
Artinya,
pelbagai pihak terhadap lanjut usia.
semakin besar jumlah penduduk lanjut
Pelbagai kegiatan pemberdayaan yang
usia maka semakin besar pula beban
sudah ada diantaranya Rumah Sehat
yang harus ditanggung oleh penduduk
Lanjut Usia, Posyandu Lanjut Usia,
usia
Posdaya, dan lain-lain.
Suardiman,
produktif
2011).
(15-59
tahun).
adanya
ini
kepedulian
Meningkatnya jumlah lanjut usia tidak
Perkembangan posdaya bisa
hanya menyebabkan ketergantungan
dibilang cukup signifikan dan paling
pada
produktif,
menonjol jika dibandingkan dengan
melainkan juga menuntut perhatian
program pemberdayaan yang lain,
dari
karena pada tahun 2008 lebih dari 600
penduduk
pelbagai
pemerintah
usia
pihak
mulai
sampai
dari
masyarakat.
posdaya
sudah
terbentuk
dan
Perhatian dari pemerintah tercermin
dikembangkan secara meluas di tidak
dari
program
kurang dari 83 Kabupaten/ Kota yang
pemberdayaan, seperti Asistensi Sosial
tersebar di 12 provinsi yang meliputi
Lanjut Usia (ASLUT), Usaha Ekonomi
seluruh provinsi di Pulau Jawa, Bali,
Produktif (UEP), Home care, Day
Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatera
care, Bantuan Sosial melalui Lembaga
Selatan,
Kesejahteraan
Belitung (Suyono, 2009: 1). Sebagian
adanya
pelbagai
Sosial
Lanjut
Usia
Bengkulu,
besar
tersebut
berjalan
pemberdayaan lanjut usia di atas
mulus, ada saatnya timbul suatu
bergerak dalam hal kesehatan, karena
ketegangan.
kesehatan merupakan masalah paling
selamanya
Ketegangan dan keterbatasan
dari
Pemerintah
Indonesia
dari
Bangka
(LKS), dan lain-lain. Program-program
tidak
tujuan
dan
kegiatan
umum di hadapi oleh lanjut usia.
bukan
Peneliti memfokuskan diri
berarti membuat lanjut usia hanya bisa
pada bagaimana aktivitas Posdaya
pasif dan tidak berdaya. Sekarang
Ontoseno
banyak bermunculan upaya untuk
pemberdayaan kesehatan lanjut usia
memberdayakan lanjut usia baik yang
dan
dalam
bagaimana
melakukan
pengaruh
adanya
pemberdayaan
kesehatan
bagi
kesehatan lanjut usia di Posdaya
sebenarnya
bisa
dihindari
dan
dikontrol (Papalia, 2008:845).
Ontoseno.
Ilmuan sosial dan ahli
perkembangan yang mempelajari
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Mendefinisikan
tentang
Lanjut
Usia
Secara Akademik
penuaan
menyebutkan
terdapat tiga kelompok lanjut usia
yaitu lanjut usia muda (young old),
Proses menua merupakan
lanjut usia tua (old-old), dan lanjut
sesuatu yang alami dan dialami
usia tertua (oldest old). Secara
oleh
kronologis
semua
makhluk
hidup.
yang
termasuk
ke
Sedangkan lanjut usia merupakan
dalam young old adalah orang yang
istilah untuk tahap akhir dari
berusia antara 65 sampai 74 tahun,
proses
biasanya lanjut usia ini masih
penuaan
(Suardiman,
tersebut
2011:
Ada
tergolong aktif, vital, dan bugar,
beberapa jenis penuaan diantaranya
sehingga lanjut usia muda biasanya
yaitu
masih
penuaan
1).
primer
dan
bisa
melakukan
sekunder. Penuaan primer yaitu
pekerjaannya.
proses kemunduran tubuh secara
termasuk ke dalam old-old yaitu
gradual yang tak terhindarkan dan
orang yang berusia 75 tahun ke
dimulai dari masa awal kehidupan
atas, dan yang termasuk ke dalam
selama
terlepas
oldest old adalah orang yang
dari apa yang orang lakukan untuk
berusia 85 tahun ke atas. Oldest old
menundanya (Papalia, 2008: 845).
biasanya memiliki kecenderungan
Jadi penuaan primer merupakan
yang lemah, tidak bugar, dan
penuaan yang tidak bisa dicegah
memiliki
dan terus berlangsung. Sedangkan
mengelola
yang dimaksud penuaan sekunder
(Papalia, 2008; Santrock, 2002).
bertahun-tahun,
Sedangkan
kesulitan
aktivitas
yang
dalam
keseharian
yaitu penuaan yang disebabkan
Ketiga klasifikasi di atas
oleh hasil penyakit, kecelakaan,
bukanlah satu-satunya cara untuk
dan
mengelompokkan
kesalahan
tertentu
yang
lanjut
usia
menurut ilmu sosial dan ahli
perkembangan. Masih ada cara lain
(Hardjomarsono, 2011; Indriana,
untuk mengelompokkan lanjut usia
2012; Hooyman, 2014). Para ahli
menurut
gerontologi
ilmu
menggunakan
sosial,
menjelaskan
bahwa
fungsional.
terdapat 4 tahap yang berbeda
merupakan
dalam proses penuaan, yaitu: (a)
seberapa baik seseorang berfungsi
Penuaan kronologis, penuaan ini
dalam lingkungan fisik dan sosial
didasarkan pada perhitungan umur
dibandingkan dengan orang lain
seseorang. Cara yang mudah untuk
seusianya.
seseorang
mengidentifikasi seseorang sudah
yang berusia 90 tahun namun tetap
tergolong tua atau belum adalah
memiliki kesehatan yang prima
melalui usia kronologis, usia yang
bisa jadi berfungsi lebih muda
didasarkan pada umur kalender
dibandingkan orang berusia 65
atau umur dari ulang tahun terakhir
tahun yang tidak sehat (Papalia,
(Suardiman: 2011: 3); (b) Penuaan
2008: 845).
biologis, penuaan ini mengacu
Usia
usia
yaitu
fungsional
Misalnya,
2. Gerontologi dan Gejala Penuaan
Masyarakat
pada
perubahan
fisik
yang
mengurangi efisiensi sistem kerja
Meningkatnya
angka
organ, seperti paru-paru, jantung,
harapan hidup menandakan bahwa
dan sistem peredaran darah;
masa
Penuaan
tua
penduduk
menjadi
Indonesia
semakin
panjang.
psikologis,
psikologis
meliputi
(c)
penuaan
perubahan
Pembahasan mengenai pelbagai hal
yang terjadi dalam proses sensorik,
tentang lanjut usia termasuk ke
persepsi,
dalam
kemampuan
studi
gerontologi.
kepribadian,
kognitif
dan
(memori,
Gerontologi merupakan salah satu
belajar, kecerdasan) (Hooyman,
cabang
2011: 2); (d) Penuaan sosial,
ilmu
psikologi
mempelajari
kehidupan
lanjut
dimana
usia
yang
orang
kajiannya
penuaan
yang
psikologis,
keluarga,
kultural,
fisiologis, ekonomi, dan lain-lain
mengacu
pada
perubahan peran pada individu
mencakup aspek-aspek biologis,
sosial,
ini
berhubungan
teman,
dengan
maupun
masyarakat (Hooyman, 2011: 2).
Pada
kajian
tentang
menjelaskan bahwa lanjut usia
gerontologi terdapat beberapa teori
bertindak sesuai dengan apa yang
mengenai penuaan, yaitu: (a) Teori
dihargai oleh masyarakat. Hal ini
aktivitas/ Activity theory, teori ini
dimaksudkan agar mereka tetap
dipopulerkan oleh Neugarten, inti
bisa diterima dan dihargai dalam
teorinya menjelaskan agar lanjut
kehidupan bermasyarakat (dikutip
usia berhasil maka ia harus tetap
dari Hardywinoto, 1999); (d) Teori
seaktif
bisa
perkembngan/ development theory,
berpartisipasi dalam masyarakat
inti dari teori ini yaitu bahwa masa
(Feldman,
2010;
Suardiman,
tua merupakan masa dimana lanjut
2011);
Teori
Kontinuitas/
mungkin
(b)
Continuity
dan
theory,
diungkapkan
teori
oleh
usia
merumuskan
masa
ini
kehidupannya (Hardywinoto, 1999:
pakar
50); (e) Teori stratifikasi usia/ Age
gerontologi yaitu Robert Atchley
stratification
(1989) yang menekankan bahwa
digunakan untuk mempelajari sifat
orang
kelompok lanjut usia yang bersifat
perlu
memelihara
satu
theory,
teori
ini
hubungan antara masa lalu dan
makro (Hardywinoto, 1999: 51).
masa kini (dikutip dari Suardiman,
3. Penuaan dan Tantangan Lanjut
2011); (c) Teori pengunduran diri/
Usia
Disengangement theory, teori ini
secara
formal
diajukan
oleh
Pasal 1 ayat 2 Undangundang
No.
13
Tahun
Cumming dan Henry pada tahun
menyebutkan
1961. Teori ini berpendapat bahwa
dimaksud
semakin tinggi usia manusia akan
adalah seseorang yang berusia 60
diikuti
tahun ke atas. Sedangkan di negara
secara
berangsur-angsur
bahwa
1998
dengan
lanjut
maju
sosial, fisik, psikologis dan emosi
Kanada, Australia, Swedia, dan
dengan
beberapa negara Eropa lainnya
(Suardiman,
2011;
dunia
Feldman,
yang
angka
Amerika
usia
oleh semakin mundurnya interaksi
kehidupan
seperti
yang
harapan
Serikat,
hidup
2010); (d) Teori interaksi sosial/
penduduknya lebih tinggi daripada
Social exchange theory, Teori ini
negara-negara
berkembang
menggunakan
batasan
usia
65
tahun sebagai batas terbawah untuk
dokumen resmi lainnya (Moleong,
2011: 11).
kelompok penduduk lanjut usia.
Metode
kualitatif
Hal ini berbeda dengan beberapa
untuk
negara di Asia termasuk Indonesia
kesehatan lanjut usia karena melalui
yang menggunakan batas lanjut
pengamatan peneliti dapat melihat
usia 60 tahun ke atas (Hanum,
kegiatan pemberdayaan tersebut, dan
2008;
Suardiman,
Biro
melalui
Pusat
Statistik
juga
memperoleh
2011).
(BPS)
meneliti
sesuai
pemberdayaan
wawancara
data
peneliti
dari
informan
memberikan batasan yang sama
sesuai dengan data yang diperlukan
untuk menyebut lanjut usia, yaitu
yaitu
60 tahun ke atas (Hardjomarsono,
kesehatan
lanjut
2011: 4).
wawancara
peneliti
terkait
langsung
III. METODE PENELITIAN
penelitian
ini
menggunakan metode penelitian
kualitatif
(observasi)
ke
usia.
Selain
juga
terjun
lapangan
guna
mendokumentasikan
1. Bentuk Penelitian
Penelitian
pemberdayaan
sebagai
proses
bukti
dalam
pelaksanaan penelitian.
2. Loksi Penelitian
yaitu
pengamatan
Penelitian ini mengambil
dan
wawancara.
lokasi di Yogyakarta, tepatnya di
Metode penelitian kualitatif adalah
Posdaya
metode penelitian yang digunakan
Trimulyo,
untuk meneliti pada kondisi objek
Yogyakarta.
alamiah. Peneliti menyajikan hasil
penelitian
secara
deskriptif
yaitu
Puton,
Jetis,
Bantul,
3. Waktu Penelitian
kualitatif
pendekatan
Ontoseno,
Penelitian
pemberdayaan
tentang
kesehatan
lanjut
penelitian dengan data-data yang
usia dilaksanakan pada 26 Januari
telah dikumpulkan berupa naskah
– 26 Februari 2016.
wawancara, catatan lapangan, foto,
4. Teknik Pengumpulan Data
video, dokumen pribadi, arsip, dan
Teknik
data
yang
pengumpulan
dilakukan
dalam
penelitian ini yaitu, observasi dan
wawancara.
Observasi
Wawancara
percakapan
adalah
dengan
maksud
merupakan teknik pengumpulan
tertentu yang dilakukan oleh dua
data dimana seorang peneliti
pihak, yaitu pewawancara yang
melakukan
mengajukan
pengamatan
masyarakat
yang
pada
menjadi
objeknya.
Observasi
dilakukan
adalah
yang
observasi
pertanyaan
dan
terwawancara yang memberikan
jawaban
atas
(Moleong,
pertanyaan
2011:
itu
186).
partisipan, yaitu bentuk observasi
Wawancara mutlak diperlukan
dimana peneliti juga ikut serta
karena
dalam kegiatan yang dilakukan
pengaruh dari kegiatan yang
oleh
Ontoseno.
diikuti oleh subjek penelitian di
dilakukan
Posdaya
peneliti adalah untuk mengamati
tersebut
berbagai
pertanyaan mengenai apa yang
Posdaya
Observasi
yang
aktivitas
dalam
untuk
pemberdayaan kesehatan lanjut
dirasakan,
usia
di
mengetahui
Ontoseno.
diperoleh
Pengaruh
dari
pendapat,
Posdaya
Ontoseno.
pengalaman, perilaku, dan segala
observasi
partisipan
hal yang berkaitan dengan hal-
peneliti berharap dapat melihat
hal yang dirasakan oleh subjek
persamaan ataupun perbedaan
penelitian
antara
dan
pelbagai kegiatan pemberdayaan
mengetahui
kesehatan di Posdaya Ontoseno.
fasilitas, jumlah lanjut usia yang
Pertanyaan utama juga berkaitan
ikut, hubungan antarlanjut usia,
dengan kegiatan pemberdayaan
keantusiasan lanjut usia dalam
kesehatan yang ada di Posdaya
mengikuti
kegiatan,
Ontoseno.
terstruktur
atau
Melalui
hasil
wawancara
pengamatan,
pelaksanaan
pemberdayaan
tersebut.
dan
tidaknya
kegiatan
kesehatan
setelah
mengikuti
5. Pemilihan Informan Penelitian
Untuk
informasi
penelitian
memperoleh
mengenai
ini,
menggunakan
maka
teknik
fokus
peneliti
sampling
bertujuan
(purposive
sampling)
programmer lanjut usia dengan
yaitu berdasarkan pada ciri-ciri
hasil wawancara informan lanjut
yang dimiliki oleh subjek yang
usia, (3) hasil wawancara informan
dipilih karena ciri-ciri tersebut
penanggungjawab kegiatan lanjut
sesuai dengan tujuan penelitian
usia
yang
informan programmer lanjut usia,
akan
dilakukan
dengan
wawancara
(Hendriansyah, 2010: 106). Ciri-
(4)
ciri informan untuk penelitian ini
kesesuaian jawaban dari informan
adalah
pengurus,
tentang pelaksanaan pemberdayaan
penanggungjawab kegiatan lanjut
kesehatan lanjut usia. Keseluruhan
usia, anggota Posdaya Ontoseno
proses
khususnya lanjut usia yang masih
pengecekan selalu dalam konteks
mengikuti
untuk menjawab rumusan masalah
kegiatan
bersama
hasil
hasil
observasi
perbandingan
dengan anggota Posdaya Ontoseno
penelitian
yang lain, instruktur senam lanjut
pemberdayaan
usia dan programmer lanjut usia.
usia di Posdaya Ontoseno.
6. Validitas Data
dengan
yaitu
dan
tentang
kesehatan
lanjut
7. Teknik Analisis Data
Teknik
pemeriksaan
Analisis
data
pada
keabsahan data pada penelitian ini
penelitian ini mengikuti analisis
menggunakan teknik triangulasi
grounded theory atau teoritisasi
sumber, yaitu seperangkat heuristic
data. Analisis ini diperoleh secara
pembantu bagi seorang peneliti
induktif dari penelitian tentang
untuk memahami sesuatu yang
fenomena yang dijelaskan. Hasil
baru (Ratna, 2010: 243). Dalam
observasi
penelitian
merupakan data penelitian yang
perbndingan
ini,
perbandingan-
yang
dan
wawancara
dilakukan
secara khusus terserak dengan
peneliti adalah (1) hasil wawancara
sedemikian rupa. Tugas peneliti
informan
untuk bisa mencapai kesimpulan
penanggungjawab
kegiatan lanjut usia dengan hasil
umum
secara
induktif
wawancara informan lanjut usia,
dengan
proses
teoritisasi
(2)
adalah memperlakukan data yang
hasil
wawancara
informan
sesuai
data
terserak
tersebut
dengan
IV. HASIL
PENELITIAN
DAN
sedemikian rupa sehingga bisa
PEMBAHASAN
menjadi beragam kategori yang
1. Deskripsi Wilayah Penelitian
bisa dilihat secara jelas pola dan
Penelitian ini mengambil
fenomena yang terjadi di tempat
lokasi di Puton, Trimulyo, Jetis,
penelitian
Bantul,
(Strauss
&
Colbin,
2003).
karena
menjadi
lokasi
Posdaya Ontoseno. Pusat kegiatan
Setelah
mentranskrip
Posdaya Ontoseno ada dibeberapa
semua hasil wawancara, peneliti
tempat yaitu pendopo milik Kepala
melakukan proses koding atau
Dukuh Puton dan pendopo milik
pengkodean dengan cara memilih
Pedukuhan Puton yang terletak di
pernyataan-pernyataan
Petilasan Watu Ngelak sehingga
yang
sesuai
wawancara.
informan
dengan
sering
disebut
pendopo
Watu
adalah
Ngelak. Kedua pendopo tersebut
berdasarkan
lokasinya strategis karena berada
kategori kode wawancara yang
di pinggir jalan sehingga aksesnya
bisa memudahkan peneliti untuk
mudah. Terlebih lagi pendopo
membuat deskripsi hasil penelitian.
Watu Ngelak letaknya berdekatan
Sebab peneliti bisa mengambil data
dengan area persawahan, sehingga
yang diperlukan untuk analisis per
bisa menyejukkan mata siapa saja
sub-bab dengan mudah. Beberapa
yang ada disana.
kumpulan
sub-bab
Hasilnya
kode
data
tersebut
adalah
2. Deskripsi Informan
kesimpulan induktif yang dianalisis
peneliti
untuk
menjawab
dua
Penelitian ini melibatkan
11 orang informan dengan ciri-ciri
rumusan masalah dalam penelitian
pengurus,
penanggungjawab
ini.
kegiatan
lanjut
Posdaya
Ontoseno
usia,
anggota
khususnya
lanjut usia yang masih mengikuti
kegiatan bersama dengan anggota
Posdaya
Ontoseno
yang
lain,
instruktur senam lanjut usia dan
programmer lanjut usia. Nama dari
pembinaan dan kegiatan Posyandu
informan diantaranya KH, NG,
(Suyono,
DL, SS, AP, KR, RK, LG, SL, SB,
dikembangkan
SP. Nama dari informan tersebut
pemberdayaan masyarakat, oleh
sengaja disamarkan untuk menjaga
masyarakat, dan menjadi milik
kerahasiaannya.
masyarakat.
3. Pembentukan dan
5).
Perlu
lembaga
Lembaga ini harus bisa
Perkembangan Posdaya
Posdaya
forum
2007:
menampung
merupakan
silaturahmi,
komunikasi,
berbagai
masukan
untuk mengembangkan keluarga
agar
mampu
melaksanakan
advokasi dan wadah kegiatan bagi
fungsi
penguatan fungsi-fungsi keluarga
terbentuklah Pos Pemberdayaan
secara
Keluarga
terpadu.
Dalam
hal-hal
utamanya.
8
Akhirnya
(Posdaya)
di
bawah
tertentu bisa juga menjadi wadah
naungan Yayasan Dana Sejahtera
pelayanan keluarga secara terpadu,
Mandiri
yaitu
pengembangan
menjadi wadah untuk melakukan
berkelanjutan
pemberdayaan 8 fungsi keluarga
dalam berbagai bidang, terutama
secara terpadu, diantaranya fungsi
kesehatan, pendidikan, ekonomi,
agama,
agar keluarga tumbuh mandiri di
perlindungan,
desanya
8).
reproduksi, pendidikan, ekonomi,
Posdaya adalah hasil revitalisasi
dan lingkungan. Posdaya dibentuk
dari
Revitalisasi
bukan
ketika
di
pelayanan yang sudah ada di
gejala
masyarakat, tetapi dimaksudkan
pelayanan
keluarga
tersebut
secara
(Suyono,
2007:
Posyandu.
diperlukan
masyarakat
muncul
(Damandiri).
budaya,
untuk
terjadinya gizi buruk, bangkitnya
untuk
kembali
pemberdayaan
polio,
serta
penyakit
perencanaan,
Banyak
pengendalian,
mengkaitkan
cinta
kasih,
kesehatan/
menggantikan
mengembangkan
menular lainnya pada tahun 2005.
pihak
Posdaya
terpadu
forum
(dalam
pelaksanaan,
pembinaan,
kejadian tersebut sebagai akibat
evaluasi
semakin
petugas atau sukarelawan yang
menurunnya
intensitas
melibatkan
dan
berbagai
terkoordinir) dan dinamis (Suyono,
Posdaya agar Puton bisa bangkit
2007: 7).
melawan keterpurukan.
4. Pembentukan Posdaya Ontoseno
Posdaya Ontoseno resmi
5. Struktur Kepengurusan Posdaya
Ontoseno
dibentuk pada 31 Januari 2009.
Susunan
kepengurusan
Posdaya ini merupakan program
Posdaya
pemberdayaan masyarakat milik
Ketua yang dijabat oleh Soraya
Pedukuhan Puton, Trimulyo, Jetis,
Isfandiari,
Bantul, Yogyakarta. Pembentukan
dijabat oleh Samroni, Sekretaris
Posdaya Ontoseno dilatarbelakangi
dijabat
oleh bencana gempa bumi yang
Bendahara
melanda Bantul dan sekitarnya
Sudalmiyati, Koordinator Bidang
pada
itu
Pendidikan
dijabat
oleh
Pedukuhan Puton menjadi salah
Suherman,
M.Pd.,
Koordinator
satu korban dari adanya bencana
Bidang Kesehatan dijabat oleh Siti
tersebut, sehingga roda kehidupan
Mujahadah, Koordinator Bidang
di
sempat
Lingkungan dijabat oleh Sogiman,
berhenti. Pasca gempa, banyak
dan Koordinator Bidang Ekonomi
bantuan
dijabat oleh Joko Purwono, S.Pd.
2006.
Pada
Pedukuhan
saat
Puton
yang
datang
untuk
Ontoseno
Wakil
oleh
terdiri
Ketua
Rojio,
yang
S.Pd.,
dijabat
oleh
Drs.
membantu warga di Puton, bantuan
Susunan
tersebut
berbagai
masih bersifat umum, karena di
pemerintah
dalam masing-masing bidang yaitu
sampai pihak swasta. Seakan tidak
lingkungan, ekonomi, kesehatan,
mau dininabobokkan oleh berbagai
dan pendidikan masih terdapat
bantuan tersebut, beberapa aggota
penanggungjawab
masyarakat
masing-masing.
pihak,
berasal
mulai
dari
dari
di
Puton
yang
diprakarsai oleh Soraya Isfandiari,
yang sekarang menjabat sebagai
ketua Posdaya Ontoseno mencoba
membentuk
program
pemberdayaan masyarakat yaitu
kepengurusan
dari
tersebut
kegiatannya
6. Aktivitas
Pemberdayaan
Kesehatan
Lanjut
Usia
di
berkaitan
dengan
kesehatan
lanjut usia.
Posdaya Ontoseno
Tidak bisa dipungkiri
Beberapa kegiatan yang
bahwa memasuki masa lanjut
ada di Posdaya Ontoseno untuk
usia banyak tantangan yang
pemberdayaan
harus dihadapi oleh lanjut usia,
kesehatan
lanjut
usia yaitu:
namun dengan adanya usaha
a. Senam Lanjut Usia
dari masyarakat seperti halnya
Senam lanjut usia di
yang dilakukan oleh Posdaya
Posdaya Ontoseno dibedakan
Ontoseno yaitu melalui senam
menjadi
setidaknya
tiga,
yaitu
senam
bisa
membantu
mingguan, senam bulanan, dan
lanjut usia untuk mengurangi
senam tahunan. Biaya yang
tantangan
yang
dipatok untuk peserta senam
terutama
kesehatan
lanjut usia adalah Rp. 2.000
menjadi
setiap pertemuan, tapi ada juga
umum
yang memberi lebih. Senam
(Suardiman,
lanjut
Tantangan
usia
dipimpin
oleh
dirasakan,
tantangan
bagi
lanjut
2011:
kesehatan
usia
paling
usia
13).
yang
instruktur senam yang sudah
dihadapi
berpengalaman,
sehingga
dianalisis menggunakan teori
gerakan-gerakan
dari Cumming dan Henry yaitu
mengetahui
lanjut
yang
dapat
apa saja yang sesuai untuk
pengunduran
lanjut usia. Selain itu instruktur
(disengangement theory). Teori
senam
ini
juga
mengetahui
diri
menyebutkan
bahwa
bagaimana pola hidup sehat
semakin tinggi usia manusia
yang harus diterapkan oleh
maka
lanjut usia. Hal ini membuat
berangsur-angsur oleh semakin
senam menjadi tidak monoton,
mundurnya
karena
fisik, psikologis, dan emosi
berbagai
diselingi
obrolan
dengan
yang
dengan
akan
diikuti
interaksi
kehidupan
secara
sosial,
dunia
(Suardiman, 2011; Feldman,
2010).
Sehingga
dipungkiri
ketika
tidak
seseorang
menghimpun kelompok lanjut
usia
dalam
memasuki masa lanjut usia ia
kegiatan
akan
mereka
menarik
masyarakat
diri
dan
dari
kehilangan
suatu
wadah
memungkinkan
berbagi
rasa
dan
menikmati hidup (dikutip dari
beberapa peran karena jika
Suardiman,
dilihat dari segi fisik, lanjut
tersebut sudah dilakukan oleh
usia
Posdaya
jelas
mengalami
kemunduran.
2011).
Upaya
Ontoseno
melalui
kegiatan senam lanjut usia.
Senam
lanjut
usia
Tantangan sosial yang
tidak hanya membantu lanjut
dihadapi
usia
tantangan
dianalisis menggunakan teori
kesehatan, tapi juga membantu
pengunduran diri yang diajukan
mengurangi tantangan sosial
oleh Cumming dan Henry.
dan
ahli
Teori ini berpendapat bahwa
menyebut
semakin tinggi usia manusia
tantangan sosial sebagai akibat
akan diikuti secara berangsur-
dari proses penuaan sosial.
angsur
Proses penuaan ini mengacu
mundurnya
pada perubahan peran individu
fisik, psikologis dan emosi
yang
dengan
mengurangi
psikologis.
Para
gerontologi
berhubungan
keluarga,
teman,
masyarakat.
kenyataan
dengan
ini
lanjut
usia
oleh
dapat
semakin
interaksi
kehidupan
sosial,
dunia
maupun
(Suardiman, 2011; Feldman,
Menghadapi
2010). Hal ini dikarenakan
maka
perlu
lanjut usia tidak bisa lagi
dibentuk kelompok-kelompok
memenuhi
lanjut
memiliki
masyarakat, selain itu mereka
untuk
juga sudah memasuki waktu
anggotanya
untuk istirahat dan introspeksi
usia
yang
kegiatan
mempertemukan
agar
kontak
sosial
tetap
diri,
tuntutan
sehingga
berlangsung.
Ancok
(1993)
memungkinkan
menyatakan
bahwa
upaya
kehilangan
dari
hal
ini
lanjut
usia
perannya
dalam
masyarakat
dan
digantikan
dengan yang lebih muda.
mengalami
sarang
kosong, yaitu ditinggal oleh
Para ahli gerontologi
mengungkapkan
rentan
bahwa
pasangan
dan
anak
yang
dulunya tinggal bersama yang
tantangan psikologis meliputi
bisa
perubahan yang terjadi dalam
psikologis lanjut usia semakin
proses
menurun.
sensorik,
persepsi,
kepribadian, dan kemampuan
kognitif
(memori,
membuat
keadaan
b. Posyandu Arum Ndalu
belajar,
Kegiatan
Posyandu
Ndalu
merupakan
kecerdasan) (Hooyman, 201:
Arum
2). Tantangan psikologis yang
serangkaian
dihadapi oleh lanjut usia pada
Puskesmas
umumnya meliputi kesepian,
dilaksanakan oleh Puskesmas
terasing
lingkungan
Jetis 1, oleh karena itu segala
ketidakberdayaan,
hal yang berkaitan dengan
dari
sekitar,
dari
kegiatan
Keliling
yang
perasaan tidak berguna, kurang
pemeriksaan
percaya diri, ketergantungan,
tanggungjawab
keterlantaran,
power
Jetis 1 termasuk di dalamnya
syndrome, dan lain-lain. Seperti
tenaga medis dan obat-obatan.
halnya tantangan kesehatan dan
Sedangkan
sosial,
pemeriksaan
post
tantangan
psikologis
menjadi
Puskesmas
kegiatan
diluar
seperti
yang dihadapi oleh lanjut usia
penimbangan berat badan, tensi
juga
darah,
dapat
dianalisis
menggunakan
teori
dan
pemberian
gizi
menjadi tanggungjawab kader
pengunduran diri yang diajukan
lanjut
oleh Cumming dan Henry,
Posyandu
dimana
diantaranya yaitu penimbangan
penurunan/
terjadi
banyak
pengunduran
berat
usia.
badan,
psikologis yang dihadapi oleh
penyuluhan
lanjut usia, terlebih lagi lanjut
pemeriksaan
usia merupakan golongan yang
Kegiatan
Arum
di
Ndalu
tensi
darah,
kesehatan,
kesehatan,
dan
pemberian gizi yang dilakukan
atas, maka Posyandu Arum
setiap bulan sekali.
Ndalu
Pemeriksaan
setidaknya
telah
memberikan akses yang mudah
kesehatan secara rutin menjadi
kepada
hal yang penting. Terdapat dua
melakukan
alasan
mengapa
kesehatan secara rutin, bahkan
pemeriksaan kesehatan penting
bukan setahun sekali melainkan
dilakukan,
yaitu
sebulan sekali. Posyandu Arum
dokter
Ndalu menjadi kegiatan rutin
menemukan masalah kesehatan
yang penting untuk dilakukan,
di
dan
karena memberikan jaminan
perawatan
pelayanan kesehatan kepada
sehingga
lanjut usia di Pedukuhan Puton
pokok
memungkinkan
saat
masih
dini
mendapatkan
pencegahan
mengurangi
resiko
terkena
dan
lanjut
usia
untuk
pemeriksaan
membantu
usia
penyakit (Hanum, 2008: 182).
disana
Terlebih lagi pada lanjut usia
kesehatannya
secara
rutin.
masalah kesehatan merupakan
Selain
manfaat
dari
sesuatu yang kompleks karena
Posyandu Arum Ndalu bagi
dibarengi dengan kondisi fisik
lanjut usia sama halnya dengan
yang melemah serta daya tahan
senam
tubuh yang menurun sehingga
mengurangi
mempermudah
datangnya
tantangan, seperti sosial dan
penyakit jika tidak ada upaya
psikologis. Karena di dalam
pencegahan.
(2004)
itu
lanjut
mengontrol
usia,
yaitu
berbagai
Mayo
Clinic
kegiatan Posyandu antar lanjut
menyatakan
bahwa
usia bisa saling cerita mengenai
dalam
hal yang dirasakan, bertemu,
pada
lanjut
bercanda
dilakukan
setiap
masih merasa memiliki teman,
pemeriksaan
kondisi
untuk
lanjut
rutin
sehat
seharusnya
tahun (Hanum, 2008: 183).
Berdasarkan
pernyataan dari Mayo Clinic di
dianggap,
sehingga
dilibatkan
mereka
dalam
aktivitas kemasyarakatan dan
diperhatikan.
Lanjut usia juga tidak
7. Dampak Pemberdayaan
hanya bisa bercerita dengan
Kesehatan Lanjut Usia di
sesama
Posdaya Ontoseno
lanjut
berdasarkan
usia
saja,
observasi
yang
Kegiatan
yang
dilakukan peneliti lanjut usia
dilaksanakan
banyak yang mengungkapkan
pengaruh, baik secara langsung
keluhannya kepada kader lanjut
ataupun tidak. Begitu pula dengan
usia. Biasanya kader selalu
berbagai kegiatan pemberdayaan
mengawali pembicaraan ketika
kesehatan lanjut usia di Posdaya
lanjut usia sedang ditensi, hal
Ontoseno. Senam dan Posyandu
tersebut dilakukan agar kader
Arum Ndalu telah memberikan
bisa
beberapa
mengetahui
apa
yang
pasti
rutin
dampak
memiliki
positif
bagi
sedang dirasakan oleh lanjut
lanjut usia di tempat tersebut,
usia. Terlebih lagi pelaksanaan
diantaranya yaitu:
Posyandu
a. Kesehatan Lanjut Usia Lebih
Arum
Ndalu
bersamaan dengan Posyandu
Terpelihara
Salak, yaitu Posyandu balita
yang
Posdaya
dilaksanakan
Ontoseno
memungkinkan
Senam
lanjut
usia
oleh
yang dilakukan oleh Posdaya
sehingga
Ontoseno merupakan wujud
lanjut
usia
dari usaha untuk membuat
bertemu dengan banyak orang,
lanjut
tidak hanya sesama lanjut usia
sesuai dengan porsi mereka.
saja dan lanjut usia pun bisa
Terlebih senam lanjut usia di
datang ke Posyandu bersama
Posdaya Ontoseno ditunjang
cucunya,
bisa
dengan instruktur senam yang
hubungan
berpengalaman dan memiliki
mempererat
kekeluargaan.
sehingga
usia
tetap
bergerak
banyak ilmu tentang kesehatan
lanjut usia serta gerakan senam
yang
mudah
untuk
ditiru,
sehingga membuat lanjut usia
tidak
merasa
sulit
untuk
menirukan berbagai gerakan
Posdaya Ontoseno merupakan
senam.
wujud perhatian dari warga di
Selain senam lanjut
Pedukuhan
Puton
terhadap
usia Posdaya Ontoseno juga
lanjut usia yang ada disana.
melaksanakan Posyandu Arum
Selain membuat lanjut usia bisa
Ndalu.
olahraga
Posyandu
digunakan
dan
melakukan
sebagai pelayanan kesehatan
pemeriksaan
yang memberikan kemudahan,
membuat
kemurahan,
bertemu dengan teman sebaya
kesehatan
dan
perawatan
yang
rutin
kesehatan
lanjut
usia
juga
bisa
bagi
dan membuat mereka semakin
lanjut usia. Disadari atau tidak
akrab dengan satu sama lain.
pertambahan
Hal ini dikarenakan sebelum
usia
menyebabkan
telah
timbulnya
dan
sesudah
senam
dan
berbagai penyakit degeneratif,
Posyandu Arum Ndalu antar
sehingga
menuntut
lanjut usia berjabat tangan yang
lanjut usia agar lebih sering
dibarengi dengan saling bicara,
memeriksakan
entah
hal
ini
kondisi
menanyakan
kabar,
kesehatannya meskipun tidak
kondisi
dalam keadaan sakit. Upaya ini
aktivitas
dinamakan dengan preventif
bertani, karena sebagian besar
atau
lanjut usia di Pedukuhan Puton
pencegahan,
dilakukan
agar
teratur
secara
melakukan
hal
lanjut
ini
usia
maupun
keseharian
seperti
masih aktif bekerja di sawah.
periodik
pemeriksaan
kesehatan,
Terlebih lagi sambil
menunggu
instruktur
ketika
dengan tenaga medis sehingga
senam lanjut usia dan sambil
ia tahu kondisi kesehatannya.
menunggu
b. Jalinan
Silaturahmi
antar-
Lanjut Usia Lebih Erat
untuk
menimbang berat badan, tensi
darah,
Senam lanjut usia dan
giliran
kesehatan
dan
ketika
pemeriksaan
Posyandu
Posyandu Arum Ndalu yang
Arum Ndalu, antar-lanjut usia
rutin
bisa berbicara dan cerita lebih
dilaksanakan
oleh
lama, maka hal ini membuat
hubungan sosial lanjut usia
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
semakin baik sehingga secara
Berdasarkan
penelitian
langsung ataupun tidak sudah
mengenai pemberdayaan kesehatan
mengurangi tantangan sosial
lanjut usia di Posdaya Ontoseno
yang menjadi tantangan umum
maka dapat disimpulkan bahwa
bagi lanjut usia.
terdapat 2 macam aktivitas dalam
c. Peningkatan Partisipsi Sosial
Lanjut Usia
pemberdayaan
tersebut,
yaitu
senam lanjut usia dan Posyandu
Lanjut
usia
di
lanjut usia yang bernama Arum
Pedukuhan Puton tergolong ke
Ndalu.
dalam lanjut usia yang sehat,
dibedakan menjadi 3 macam yaitu
karena masih bisa melakukan
senam mingguan, senam bulanan,
kegiatan
dan senam tahunan.
sehari-hari
secara
Senam
lanjut
usia
mandiri. Bahkan mereka pun
Senam lanjut usia dan
masih terlibat dalam berbagai
Posyandu Arum Ndalu yang rutin
kegiatan
dilakukan oleh Posdaya Ontoseno
kemasyarakatan,
misalnya ikut pemberdayaan
selama
lanjut usia yang dilaksanakan
memberikan dampak yang baik
oleh Posdaya Ontoseno seperti
bagi kesehatan lanjut usia disana.
senam
Beberapa
dan
Posyandu,
ini
ternyata
dampak
telah
dari
kemudian jika di Pedukuhan
pemberdayaan tersebut diantaranya
Puton ada kunjungan dari luar
yaitu, kesehatan lanjut usia lebih
maka lanjut usia khususnya
terpelihara,
jalinan
yang perempuan dan masih
antar-lanjut
usia
mampu
peningkatan partisipsi sosial lanjut
kegiatan
untuk
beserta
melakukan
beberapa
warga lain dilibatkan untuk
memasak dan mempersiapkan
hidangan untuk suguhan
usia.
silaturahmi
lebih
erat,
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan
penelitian
yang dilakukan oleh penulis maka
dirumuskanlah beberapa masukan
terhadap masalah yang ditemukan
dalam proses penelitian. Adapun
beberapa masukan berupa gagasan
ide yakni:
a. Sebaiknya diadakan pertemuan
rutin antara pengurus Posdaya
Ontoseno
lanjut
dengan
usia
kelompok
diluar
kegiatan
Elsy, P. (2012). Dinamika Lanjut usia Di
Jepang. Depok: ILUNI KWJ.
Evie. (2014). Kemensos Bedah Rumah
Lanjut usia Miskin Agar Hidup
Layak. Tersedia di
http://www.rri.co.id/post/berita/
83075/nasional/kemensos_beda
h_rumahlanjut
usia_miskin_agar_hidup_layak.
html.
Diakses
pada
27
November 2015.
Feldman. R. S. (2010). Psychology And
Your Life. Amerika: Mc Gwaw
Hill.
senam dan Posyandu Arum
Ndalu sebagai bentuk adanya
perhatian dari pengurus seperti
halnya yang dilakukan kepada
kelompok
pemberdayaan
ekonomi.
b. Kepala
Posdaya
Dukuh
dan
Ketua
Ontoseno
perlu
kiranya sesekali datang ke
salah
satu
kegiatan
pemberdayaan kesehatan lanjut
usia sebagai wujud perhatian
terhadap kelompok lanjut usia.
c. Bina Keluarga Lanjut Usia
(BKL) perlu kiranya membuat
kas agar pengeluaran tidak
selalu
ditanggung
penanggungjawab (BKL).
Forum
Komunikasi
Pemberdayaan
Masyarakat. (2009). Forum
Komunikasi
Pemberdayaan
Masyarakat Menuju Desa
Hijau
Mandiri
Posdaya
Ontoseno. Yogyakarta: Tidak
diterbitkan.
Haditono, S. R. et. al. (2006). Psikologi
Perkembangan:
Pengantar
Dalam Pelbagai Bagiannya.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Hardjomarsono, B. (2011). Stopping The
Clock: Jurus Tetap Bugar Dan
Bahagia Di Masa Lanjut usia.
Jakarta: Kompas.
Hendriansyah, H. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif untuk
Ilmu-ilmu
Sosial.
Jakarta:
Salemba Humanika.
oleh
Hooyman, N. & H. Asuman Kiyak.
(2014). Social Gerontology: A
Multidisciplinary Perspective.
Amerika: Pearson.
Pelajar.Suardiman,
S.
P.
(2011). Psikologi Lanjut usia.
Yogyakarta: UGM Press.
Ihromi, T. O. (2004). Bunga Rampai
Sosiologi Keluarga. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Suyono, H. & Rohadi, H. (2007). Buku
Pedoman Pembentukan Dan
Pengembangan
Pos
Pemberdayaan
Keluarga
(POSDAYA). Jakarta: Balai
Pustaka.
Indriana, Y. (2012). Gerontologi &
Progeria. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Intelresos. (2015). Program Bedah
Rumah Lanjut Usia Terlantar.
Tersedia
di:
http://intelresos.kemsos.go.id/?
module=Program+Lan.
Diakses pada 27 November
2015.
Jahja,
Suyono, H. & Rohadi, H. (2009). Buku
Pedoman Pembentukan Dan
Pengembangan
Pos
Pemberdayaan
Keluarga
(POSDAYA). Jakarta: Balai
Pustaka.
Yin, R. K. (2013). Studi Kasus Desain
dan Metode. Jakarta: PT. Raja
Grafino Persada.
Y.
(2011).
Psikologi
Perkembangan.
Jakarta:
Kencana
Prenada
Media
Group.
Kementerian Sosial RI. (2014). Modul
Pendampingan
Pelayanan
Sosial Lanjut Usia. Jakarta:
Kementerian Sosial RI.
Moleong, L. J. (2011). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nasir, M. (2005). Metode Penelitian.
Bogor: Refika Aditama.
Papalia, D. E. et. al. (2008). Human
Development. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Santrock, J. W. (2002). Perkembangan
Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
Strauss, A. & Corbin, J. (2003). Dasardasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta:
Pustaka.
Download