Pemberdayaan Kesehatan Lanjut Usia di Posdaya Ontoseno Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta Oleh: Rimawati dan Dr. Amika Wardana [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan kesehatan untuk warga lanjut usia di Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Ontoseno serta manfaat dan dampaknya dalam pemeliharaan kesehatan warga berusia lanjut di Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Berdasarkan data-data yang terkumpul dari lapangan diperoleh informasi bahwa pasca gempa Bantul 2006 banyak bantuan datang ke Puton yang termasuk wilayah terdampak bencana cukup parah untuk membantu korban dan memulihkan kondisi fisik dan sosial masyarakat, termasuk pelayanan sosial-kesehatan pasca-trauma bencana untuk warga lanjut usia. Selanjutnya, diprakarsai oleh penggerak sosial lokal di Puton Soraya Isfandiari Posdaya Ontoseno yang bertujuan melakukan pemberdayaan sosial-kesehatan bagi warga lanjut usia. Pemberdayaan kesehatan lanjut usia di Posdaya Ontoseno memiliki 2 aktivitas yaitu senam lanjut usia dan Posyandu lanjut usia yang bernama Arum Ndalu. Senam lanjut usia dibedakan menjadi 3 macam yaitu, senam mingguan, senam bulanan, dan senam tahunan. Sedangkan Posyandu Arum Ndalu dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Berbagai aktivitas pemberdayaan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan oleh Posdaya Ontoseno membawa beberapa dampak positif yang dirasakan oleh anggotanya, diantaranya yaitu kesehatan lanjut usia terpelihara, jalinan silaturahmi antarlanjut usia lebih erat, dan peningkatan partisipasi sosial lanjut usia. Kata kunci: Lanjut Usia, Pemberdayaan Kesehatan, Posdaya The Health Empowerment for the Elders in Posdaya Ontoseno Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta Rimawati dan Dr. Amika Wardana [email protected] ABSTRACT The study aimed to investigate the health empowerment addressed for the elders in Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga or Centre for the societal empowerment) Ontoseno and its impacts and advantages to maintain their healthiness in Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Based on the data gathered from the fieldwork, it was understood that the post-Bantul earthquake in 2006 had been pursued by the coming of diverse helps to Puton - which badly hit by the quake - to give supports for the victims and for the physical and social recovery including addressed for the elders in their post-disaster traumatic condition. Later, initiated by a local social activist – Soraya Isfandiari – together with other members of the village, they set up Posdaya Ontoseno to purge a health empowerment program for the elders. The health empowerment has two activities that are gymnastic for the elders and also a health centre named Arum Ndalu. The gymnastic is divided into three periods that are weekly gymnastic, monthly gymnastic, and annual gymnastic, whether “Posyandu Arum Ndalu” is held once a month. Many health empowerment activities for the old villagers which are held by “Posdaya Ontoseno” bring some positive effects for its members such as make sure the old villagers’ health is under control, strengthen their neighbourhood, and improve the old villagers’ social participation. Keywords: Elderly, Health Empowerment, Posdaya I. PENDAHULUAN advokasi, Penelitian bertujuan untuk komunikasi, informasi, edukasi, dan sekaligus bisa mengetahui kegiatan dan pengaruh dikembangkan dari pemberdayaan kesehatan bagi koordinasi kegiatan penguatan fungsi- lanjut usia di Yogyakarta. Dengan fungsi menganalisis salah satu posdaya di Silaturahmi, Yogyakarta, dari penyebaran informasi, dan edukasi pelbagai sumber empiris menjelaskan tersebut tercipta ketika antar-warga bahwa Yogyakarta merupakan provinsi saling bertemu dalam suatu kegiatan dengan angka harapan hidup paling yang dinaungi oleh Posdaya dan tinggi di Indonesia, sekaligus provinsi melakukan berbagai kegiatan bersama, yang memiliki posdaya terbanyak sehingga berbagai hal tersebut bisa penelitian ini diharapkan mendapatkan dilakukan secara efektif. hasil yang yang berangkat mendalam menjadi keluarga secara advokasi, wadah terpadu. komunikasi, tentang Lanjut usia dipilih menjadi pemberdayaan kesehatan lanjut usia di subjek penelitian karena beberapa salah satu posdaya di Yogyakarta, alasan. yaitu Posdaya Ontoseno, Pedukuhan menyatakan, Puton Desa Trimulyo Kecamatan Jetis proporsinya terhadap total penduduk, Kabupaten Bantul. Posdaya Ontoseno jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas dijadikan sebagai objek penelitian (lanjut usia) mengalami peningkatan karena yang dari sekitar 4,5% (5,3 juta jiwa) pada juara tahun 1971 menjadi 7,1% (14,4 juta nasional lomba posdaya pada tahun jiwa) pada tahun 2000. Bahkan pada 2014 oleh tahun 2020, diproyeksikan proporsinya Yayasan Damandiri, yaitu payung dari akan mencapai 11,3% (28,8 juta jiwa). kegiatan posdaya. Kondisi memiliki cemerlang, yang yaitu prestasi menjadi diselenggarakan Suyono (2007) sebagai Survey ini Indonesia BPS jika dilihat menunjukkan telah memasuki (2004) dari bahwa era penggagas sekaligus pendiri posdaya “penduduk berstruktur tua” (dikutip menjelaskan dari Suardiman, 2011). bahwa merupakan forum silaturahmi, posdaya Menurut Cicih (2005) jumlah penduduk lanjut usia yang semakin meningkat menyebabkan ketergantungan terhadap penduduk dilakukan oleh Pemerintah Daerah maupun pihak swasta, usia produktif ikut meningkat (dikutip menunjukkan dari Artinya, pelbagai pihak terhadap lanjut usia. semakin besar jumlah penduduk lanjut Pelbagai kegiatan pemberdayaan yang usia maka semakin besar pula beban sudah ada diantaranya Rumah Sehat yang harus ditanggung oleh penduduk Lanjut Usia, Posyandu Lanjut Usia, usia Posdaya, dan lain-lain. Suardiman, produktif 2011). (15-59 tahun). adanya ini kepedulian Meningkatnya jumlah lanjut usia tidak Perkembangan posdaya bisa hanya menyebabkan ketergantungan dibilang cukup signifikan dan paling pada produktif, menonjol jika dibandingkan dengan melainkan juga menuntut perhatian program pemberdayaan yang lain, dari karena pada tahun 2008 lebih dari 600 penduduk pelbagai pemerintah usia pihak mulai sampai dari masyarakat. posdaya sudah terbentuk dan Perhatian dari pemerintah tercermin dikembangkan secara meluas di tidak dari program kurang dari 83 Kabupaten/ Kota yang pemberdayaan, seperti Asistensi Sosial tersebar di 12 provinsi yang meliputi Lanjut Usia (ASLUT), Usaha Ekonomi seluruh provinsi di Pulau Jawa, Bali, Produktif (UEP), Home care, Day Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatera care, Bantuan Sosial melalui Lembaga Selatan, Kesejahteraan Belitung (Suyono, 2009: 1). Sebagian adanya pelbagai Sosial Lanjut Usia Bengkulu, besar tersebut berjalan pemberdayaan lanjut usia di atas mulus, ada saatnya timbul suatu bergerak dalam hal kesehatan, karena ketegangan. kesehatan merupakan masalah paling selamanya Ketegangan dan keterbatasan dari Pemerintah Indonesia dari Bangka (LKS), dan lain-lain. Program-program tidak tujuan dan kegiatan umum di hadapi oleh lanjut usia. bukan Peneliti memfokuskan diri berarti membuat lanjut usia hanya bisa pada bagaimana aktivitas Posdaya pasif dan tidak berdaya. Sekarang Ontoseno banyak bermunculan upaya untuk pemberdayaan kesehatan lanjut usia memberdayakan lanjut usia baik yang dan dalam bagaimana melakukan pengaruh adanya pemberdayaan kesehatan bagi kesehatan lanjut usia di Posdaya sebenarnya bisa dihindari dan dikontrol (Papalia, 2008:845). Ontoseno. Ilmuan sosial dan ahli perkembangan yang mempelajari II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Mendefinisikan tentang Lanjut Usia Secara Akademik penuaan menyebutkan terdapat tiga kelompok lanjut usia yaitu lanjut usia muda (young old), Proses menua merupakan lanjut usia tua (old-old), dan lanjut sesuatu yang alami dan dialami usia tertua (oldest old). Secara oleh kronologis semua makhluk hidup. yang termasuk ke Sedangkan lanjut usia merupakan dalam young old adalah orang yang istilah untuk tahap akhir dari berusia antara 65 sampai 74 tahun, proses biasanya lanjut usia ini masih penuaan (Suardiman, tersebut 2011: Ada tergolong aktif, vital, dan bugar, beberapa jenis penuaan diantaranya sehingga lanjut usia muda biasanya yaitu masih penuaan 1). primer dan bisa melakukan sekunder. Penuaan primer yaitu pekerjaannya. proses kemunduran tubuh secara termasuk ke dalam old-old yaitu gradual yang tak terhindarkan dan orang yang berusia 75 tahun ke dimulai dari masa awal kehidupan atas, dan yang termasuk ke dalam selama terlepas oldest old adalah orang yang dari apa yang orang lakukan untuk berusia 85 tahun ke atas. Oldest old menundanya (Papalia, 2008: 845). biasanya memiliki kecenderungan Jadi penuaan primer merupakan yang lemah, tidak bugar, dan penuaan yang tidak bisa dicegah memiliki dan terus berlangsung. Sedangkan mengelola yang dimaksud penuaan sekunder (Papalia, 2008; Santrock, 2002). bertahun-tahun, Sedangkan kesulitan aktivitas yang dalam keseharian yaitu penuaan yang disebabkan Ketiga klasifikasi di atas oleh hasil penyakit, kecelakaan, bukanlah satu-satunya cara untuk dan mengelompokkan kesalahan tertentu yang lanjut usia menurut ilmu sosial dan ahli perkembangan. Masih ada cara lain (Hardjomarsono, 2011; Indriana, untuk mengelompokkan lanjut usia 2012; Hooyman, 2014). Para ahli menurut gerontologi ilmu menggunakan sosial, menjelaskan bahwa fungsional. terdapat 4 tahap yang berbeda merupakan dalam proses penuaan, yaitu: (a) seberapa baik seseorang berfungsi Penuaan kronologis, penuaan ini dalam lingkungan fisik dan sosial didasarkan pada perhitungan umur dibandingkan dengan orang lain seseorang. Cara yang mudah untuk seusianya. seseorang mengidentifikasi seseorang sudah yang berusia 90 tahun namun tetap tergolong tua atau belum adalah memiliki kesehatan yang prima melalui usia kronologis, usia yang bisa jadi berfungsi lebih muda didasarkan pada umur kalender dibandingkan orang berusia 65 atau umur dari ulang tahun terakhir tahun yang tidak sehat (Papalia, (Suardiman: 2011: 3); (b) Penuaan 2008: 845). biologis, penuaan ini mengacu Usia usia yaitu fungsional Misalnya, 2. Gerontologi dan Gejala Penuaan Masyarakat pada perubahan fisik yang mengurangi efisiensi sistem kerja Meningkatnya angka organ, seperti paru-paru, jantung, harapan hidup menandakan bahwa dan sistem peredaran darah; masa Penuaan tua penduduk menjadi Indonesia semakin panjang. psikologis, psikologis meliputi (c) penuaan perubahan Pembahasan mengenai pelbagai hal yang terjadi dalam proses sensorik, tentang lanjut usia termasuk ke persepsi, dalam kemampuan studi gerontologi. kepribadian, kognitif dan (memori, Gerontologi merupakan salah satu belajar, kecerdasan) (Hooyman, cabang 2011: 2); (d) Penuaan sosial, ilmu psikologi mempelajari kehidupan lanjut dimana usia yang orang kajiannya penuaan yang psikologis, keluarga, kultural, fisiologis, ekonomi, dan lain-lain mengacu pada perubahan peran pada individu mencakup aspek-aspek biologis, sosial, ini berhubungan teman, dengan maupun masyarakat (Hooyman, 2011: 2). Pada kajian tentang menjelaskan bahwa lanjut usia gerontologi terdapat beberapa teori bertindak sesuai dengan apa yang mengenai penuaan, yaitu: (a) Teori dihargai oleh masyarakat. Hal ini aktivitas/ Activity theory, teori ini dimaksudkan agar mereka tetap dipopulerkan oleh Neugarten, inti bisa diterima dan dihargai dalam teorinya menjelaskan agar lanjut kehidupan bermasyarakat (dikutip usia berhasil maka ia harus tetap dari Hardywinoto, 1999); (d) Teori seaktif bisa perkembngan/ development theory, berpartisipasi dalam masyarakat inti dari teori ini yaitu bahwa masa (Feldman, 2010; Suardiman, tua merupakan masa dimana lanjut 2011); Teori Kontinuitas/ mungkin (b) Continuity dan theory, diungkapkan teori oleh usia merumuskan masa ini kehidupannya (Hardywinoto, 1999: pakar 50); (e) Teori stratifikasi usia/ Age gerontologi yaitu Robert Atchley stratification (1989) yang menekankan bahwa digunakan untuk mempelajari sifat orang kelompok lanjut usia yang bersifat perlu memelihara satu theory, teori ini hubungan antara masa lalu dan makro (Hardywinoto, 1999: 51). masa kini (dikutip dari Suardiman, 3. Penuaan dan Tantangan Lanjut 2011); (c) Teori pengunduran diri/ Usia Disengangement theory, teori ini secara formal diajukan oleh Pasal 1 ayat 2 Undangundang No. 13 Tahun Cumming dan Henry pada tahun menyebutkan 1961. Teori ini berpendapat bahwa dimaksud semakin tinggi usia manusia akan adalah seseorang yang berusia 60 diikuti tahun ke atas. Sedangkan di negara secara berangsur-angsur bahwa 1998 dengan lanjut maju sosial, fisik, psikologis dan emosi Kanada, Australia, Swedia, dan dengan beberapa negara Eropa lainnya (Suardiman, 2011; dunia Feldman, yang angka Amerika usia oleh semakin mundurnya interaksi kehidupan seperti yang harapan Serikat, hidup 2010); (d) Teori interaksi sosial/ penduduknya lebih tinggi daripada Social exchange theory, Teori ini negara-negara berkembang menggunakan batasan usia 65 tahun sebagai batas terbawah untuk dokumen resmi lainnya (Moleong, 2011: 11). kelompok penduduk lanjut usia. Metode kualitatif Hal ini berbeda dengan beberapa untuk negara di Asia termasuk Indonesia kesehatan lanjut usia karena melalui yang menggunakan batas lanjut pengamatan peneliti dapat melihat usia 60 tahun ke atas (Hanum, kegiatan pemberdayaan tersebut, dan 2008; Suardiman, Biro melalui Pusat Statistik juga memperoleh 2011). (BPS) meneliti sesuai pemberdayaan wawancara data peneliti dari informan memberikan batasan yang sama sesuai dengan data yang diperlukan untuk menyebut lanjut usia, yaitu yaitu 60 tahun ke atas (Hardjomarsono, kesehatan lanjut 2011: 4). wawancara peneliti terkait langsung III. METODE PENELITIAN penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (observasi) ke usia. Selain juga terjun lapangan guna mendokumentasikan 1. Bentuk Penelitian Penelitian pemberdayaan sebagai proses bukti dalam pelaksanaan penelitian. 2. Loksi Penelitian yaitu pengamatan Penelitian ini mengambil dan wawancara. lokasi di Yogyakarta, tepatnya di Metode penelitian kualitatif adalah Posdaya metode penelitian yang digunakan Trimulyo, untuk meneliti pada kondisi objek Yogyakarta. alamiah. Peneliti menyajikan hasil penelitian secara deskriptif yaitu Puton, Jetis, Bantul, 3. Waktu Penelitian kualitatif pendekatan Ontoseno, Penelitian pemberdayaan tentang kesehatan lanjut penelitian dengan data-data yang usia dilaksanakan pada 26 Januari telah dikumpulkan berupa naskah – 26 Februari 2016. wawancara, catatan lapangan, foto, 4. Teknik Pengumpulan Data video, dokumen pribadi, arsip, dan Teknik data yang pengumpulan dilakukan dalam penelitian ini yaitu, observasi dan wawancara. Observasi Wawancara percakapan adalah dengan maksud merupakan teknik pengumpulan tertentu yang dilakukan oleh dua data dimana seorang peneliti pihak, yaitu pewawancara yang melakukan mengajukan pengamatan masyarakat yang pada menjadi objeknya. Observasi dilakukan adalah yang observasi pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas (Moleong, pertanyaan 2011: itu 186). partisipan, yaitu bentuk observasi Wawancara mutlak diperlukan dimana peneliti juga ikut serta karena dalam kegiatan yang dilakukan pengaruh dari kegiatan yang oleh Ontoseno. diikuti oleh subjek penelitian di dilakukan Posdaya peneliti adalah untuk mengamati tersebut berbagai pertanyaan mengenai apa yang Posdaya Observasi yang aktivitas dalam untuk pemberdayaan kesehatan lanjut dirasakan, usia di mengetahui Ontoseno. diperoleh Pengaruh dari pendapat, Posdaya Ontoseno. pengalaman, perilaku, dan segala observasi partisipan hal yang berkaitan dengan hal- peneliti berharap dapat melihat hal yang dirasakan oleh subjek persamaan ataupun perbedaan penelitian antara dan pelbagai kegiatan pemberdayaan mengetahui kesehatan di Posdaya Ontoseno. fasilitas, jumlah lanjut usia yang Pertanyaan utama juga berkaitan ikut, hubungan antarlanjut usia, dengan kegiatan pemberdayaan keantusiasan lanjut usia dalam kesehatan yang ada di Posdaya mengikuti kegiatan, Ontoseno. terstruktur atau Melalui hasil wawancara pengamatan, pelaksanaan pemberdayaan tersebut. dan tidaknya kegiatan kesehatan setelah mengikuti 5. Pemilihan Informan Penelitian Untuk informasi penelitian memperoleh mengenai ini, menggunakan maka teknik fokus peneliti sampling bertujuan (purposive sampling) programmer lanjut usia dengan yaitu berdasarkan pada ciri-ciri hasil wawancara informan lanjut yang dimiliki oleh subjek yang usia, (3) hasil wawancara informan dipilih karena ciri-ciri tersebut penanggungjawab kegiatan lanjut sesuai dengan tujuan penelitian usia yang informan programmer lanjut usia, akan dilakukan dengan wawancara (Hendriansyah, 2010: 106). Ciri- (4) ciri informan untuk penelitian ini kesesuaian jawaban dari informan adalah pengurus, tentang pelaksanaan pemberdayaan penanggungjawab kegiatan lanjut kesehatan lanjut usia. Keseluruhan usia, anggota Posdaya Ontoseno proses khususnya lanjut usia yang masih pengecekan selalu dalam konteks mengikuti untuk menjawab rumusan masalah kegiatan bersama hasil hasil observasi perbandingan dengan anggota Posdaya Ontoseno penelitian yang lain, instruktur senam lanjut pemberdayaan usia dan programmer lanjut usia. usia di Posdaya Ontoseno. 6. Validitas Data dengan yaitu dan tentang kesehatan lanjut 7. Teknik Analisis Data Teknik pemeriksaan Analisis data pada keabsahan data pada penelitian ini penelitian ini mengikuti analisis menggunakan teknik triangulasi grounded theory atau teoritisasi sumber, yaitu seperangkat heuristic data. Analisis ini diperoleh secara pembantu bagi seorang peneliti induktif dari penelitian tentang untuk memahami sesuatu yang fenomena yang dijelaskan. Hasil baru (Ratna, 2010: 243). Dalam observasi penelitian merupakan data penelitian yang perbndingan ini, perbandingan- yang dan wawancara dilakukan secara khusus terserak dengan peneliti adalah (1) hasil wawancara sedemikian rupa. Tugas peneliti informan untuk bisa mencapai kesimpulan penanggungjawab kegiatan lanjut usia dengan hasil umum secara induktif wawancara informan lanjut usia, dengan proses teoritisasi (2) adalah memperlakukan data yang hasil wawancara informan sesuai data terserak tersebut dengan IV. HASIL PENELITIAN DAN sedemikian rupa sehingga bisa PEMBAHASAN menjadi beragam kategori yang 1. Deskripsi Wilayah Penelitian bisa dilihat secara jelas pola dan Penelitian ini mengambil fenomena yang terjadi di tempat lokasi di Puton, Trimulyo, Jetis, penelitian Bantul, (Strauss & Colbin, 2003). karena menjadi lokasi Posdaya Ontoseno. Pusat kegiatan Setelah mentranskrip Posdaya Ontoseno ada dibeberapa semua hasil wawancara, peneliti tempat yaitu pendopo milik Kepala melakukan proses koding atau Dukuh Puton dan pendopo milik pengkodean dengan cara memilih Pedukuhan Puton yang terletak di pernyataan-pernyataan Petilasan Watu Ngelak sehingga yang sesuai wawancara. informan dengan sering disebut pendopo Watu adalah Ngelak. Kedua pendopo tersebut berdasarkan lokasinya strategis karena berada kategori kode wawancara yang di pinggir jalan sehingga aksesnya bisa memudahkan peneliti untuk mudah. Terlebih lagi pendopo membuat deskripsi hasil penelitian. Watu Ngelak letaknya berdekatan Sebab peneliti bisa mengambil data dengan area persawahan, sehingga yang diperlukan untuk analisis per bisa menyejukkan mata siapa saja sub-bab dengan mudah. Beberapa yang ada disana. kumpulan sub-bab Hasilnya kode data tersebut adalah 2. Deskripsi Informan kesimpulan induktif yang dianalisis peneliti untuk menjawab dua Penelitian ini melibatkan 11 orang informan dengan ciri-ciri rumusan masalah dalam penelitian pengurus, penanggungjawab ini. kegiatan lanjut Posdaya Ontoseno usia, anggota khususnya lanjut usia yang masih mengikuti kegiatan bersama dengan anggota Posdaya Ontoseno yang lain, instruktur senam lanjut usia dan programmer lanjut usia. Nama dari pembinaan dan kegiatan Posyandu informan diantaranya KH, NG, (Suyono, DL, SS, AP, KR, RK, LG, SL, SB, dikembangkan SP. Nama dari informan tersebut pemberdayaan masyarakat, oleh sengaja disamarkan untuk menjaga masyarakat, dan menjadi milik kerahasiaannya. masyarakat. 3. Pembentukan dan 5). Perlu lembaga Lembaga ini harus bisa Perkembangan Posdaya Posdaya forum 2007: menampung merupakan silaturahmi, komunikasi, berbagai masukan untuk mengembangkan keluarga agar mampu melaksanakan advokasi dan wadah kegiatan bagi fungsi penguatan fungsi-fungsi keluarga terbentuklah Pos Pemberdayaan secara Keluarga terpadu. Dalam hal-hal utamanya. 8 Akhirnya (Posdaya) di bawah tertentu bisa juga menjadi wadah naungan Yayasan Dana Sejahtera pelayanan keluarga secara terpadu, Mandiri yaitu pengembangan menjadi wadah untuk melakukan berkelanjutan pemberdayaan 8 fungsi keluarga dalam berbagai bidang, terutama secara terpadu, diantaranya fungsi kesehatan, pendidikan, ekonomi, agama, agar keluarga tumbuh mandiri di perlindungan, desanya 8). reproduksi, pendidikan, ekonomi, Posdaya adalah hasil revitalisasi dan lingkungan. Posdaya dibentuk dari Revitalisasi bukan ketika di pelayanan yang sudah ada di gejala masyarakat, tetapi dimaksudkan pelayanan keluarga tersebut secara (Suyono, 2007: Posyandu. diperlukan masyarakat muncul (Damandiri). budaya, untuk terjadinya gizi buruk, bangkitnya untuk kembali pemberdayaan polio, serta penyakit perencanaan, Banyak pengendalian, mengkaitkan cinta kasih, kesehatan/ menggantikan mengembangkan menular lainnya pada tahun 2005. pihak Posdaya terpadu forum (dalam pelaksanaan, pembinaan, kejadian tersebut sebagai akibat evaluasi semakin petugas atau sukarelawan yang menurunnya intensitas melibatkan dan berbagai terkoordinir) dan dinamis (Suyono, Posdaya agar Puton bisa bangkit 2007: 7). melawan keterpurukan. 4. Pembentukan Posdaya Ontoseno Posdaya Ontoseno resmi 5. Struktur Kepengurusan Posdaya Ontoseno dibentuk pada 31 Januari 2009. Susunan kepengurusan Posdaya ini merupakan program Posdaya pemberdayaan masyarakat milik Ketua yang dijabat oleh Soraya Pedukuhan Puton, Trimulyo, Jetis, Isfandiari, Bantul, Yogyakarta. Pembentukan dijabat oleh Samroni, Sekretaris Posdaya Ontoseno dilatarbelakangi dijabat oleh bencana gempa bumi yang Bendahara melanda Bantul dan sekitarnya Sudalmiyati, Koordinator Bidang pada itu Pendidikan dijabat oleh Pedukuhan Puton menjadi salah Suherman, M.Pd., Koordinator satu korban dari adanya bencana Bidang Kesehatan dijabat oleh Siti tersebut, sehingga roda kehidupan Mujahadah, Koordinator Bidang di sempat Lingkungan dijabat oleh Sogiman, berhenti. Pasca gempa, banyak dan Koordinator Bidang Ekonomi bantuan dijabat oleh Joko Purwono, S.Pd. 2006. Pada Pedukuhan saat Puton yang datang untuk Ontoseno Wakil oleh terdiri Ketua Rojio, yang S.Pd., dijabat oleh Drs. membantu warga di Puton, bantuan Susunan tersebut berbagai masih bersifat umum, karena di pemerintah dalam masing-masing bidang yaitu sampai pihak swasta. Seakan tidak lingkungan, ekonomi, kesehatan, mau dininabobokkan oleh berbagai dan pendidikan masih terdapat bantuan tersebut, beberapa aggota penanggungjawab masyarakat masing-masing. pihak, berasal mulai dari dari di Puton yang diprakarsai oleh Soraya Isfandiari, yang sekarang menjabat sebagai ketua Posdaya Ontoseno mencoba membentuk program pemberdayaan masyarakat yaitu kepengurusan dari tersebut kegiatannya 6. Aktivitas Pemberdayaan Kesehatan Lanjut Usia di berkaitan dengan kesehatan lanjut usia. Posdaya Ontoseno Tidak bisa dipungkiri Beberapa kegiatan yang bahwa memasuki masa lanjut ada di Posdaya Ontoseno untuk usia banyak tantangan yang pemberdayaan harus dihadapi oleh lanjut usia, kesehatan lanjut usia yaitu: namun dengan adanya usaha a. Senam Lanjut Usia dari masyarakat seperti halnya Senam lanjut usia di yang dilakukan oleh Posdaya Posdaya Ontoseno dibedakan Ontoseno yaitu melalui senam menjadi setidaknya tiga, yaitu senam bisa membantu mingguan, senam bulanan, dan lanjut usia untuk mengurangi senam tahunan. Biaya yang tantangan yang dipatok untuk peserta senam terutama kesehatan lanjut usia adalah Rp. 2.000 menjadi setiap pertemuan, tapi ada juga umum yang memberi lebih. Senam (Suardiman, lanjut Tantangan usia dipimpin oleh dirasakan, tantangan bagi lanjut 2011: kesehatan usia paling usia 13). yang instruktur senam yang sudah dihadapi berpengalaman, sehingga dianalisis menggunakan teori gerakan-gerakan dari Cumming dan Henry yaitu mengetahui lanjut yang dapat apa saja yang sesuai untuk pengunduran lanjut usia. Selain itu instruktur (disengangement theory). Teori senam ini juga mengetahui diri menyebutkan bahwa bagaimana pola hidup sehat semakin tinggi usia manusia yang harus diterapkan oleh maka lanjut usia. Hal ini membuat berangsur-angsur oleh semakin senam menjadi tidak monoton, mundurnya karena fisik, psikologis, dan emosi berbagai diselingi obrolan dengan yang dengan akan diikuti interaksi kehidupan secara sosial, dunia (Suardiman, 2011; Feldman, 2010). Sehingga dipungkiri ketika tidak seseorang menghimpun kelompok lanjut usia dalam memasuki masa lanjut usia ia kegiatan akan mereka menarik masyarakat diri dan dari kehilangan suatu wadah memungkinkan berbagi rasa dan menikmati hidup (dikutip dari beberapa peran karena jika Suardiman, dilihat dari segi fisik, lanjut tersebut sudah dilakukan oleh usia Posdaya jelas mengalami kemunduran. 2011). Upaya Ontoseno melalui kegiatan senam lanjut usia. Senam lanjut usia Tantangan sosial yang tidak hanya membantu lanjut dihadapi usia tantangan dianalisis menggunakan teori kesehatan, tapi juga membantu pengunduran diri yang diajukan mengurangi tantangan sosial oleh Cumming dan Henry. dan ahli Teori ini berpendapat bahwa menyebut semakin tinggi usia manusia tantangan sosial sebagai akibat akan diikuti secara berangsur- dari proses penuaan sosial. angsur Proses penuaan ini mengacu mundurnya pada perubahan peran individu fisik, psikologis dan emosi yang dengan mengurangi psikologis. Para gerontologi berhubungan keluarga, teman, masyarakat. kenyataan dengan ini lanjut usia oleh dapat semakin interaksi kehidupan sosial, dunia maupun (Suardiman, 2011; Feldman, Menghadapi 2010). Hal ini dikarenakan maka perlu lanjut usia tidak bisa lagi dibentuk kelompok-kelompok memenuhi lanjut memiliki masyarakat, selain itu mereka untuk juga sudah memasuki waktu anggotanya untuk istirahat dan introspeksi usia yang kegiatan mempertemukan agar kontak sosial tetap diri, tuntutan sehingga berlangsung. Ancok (1993) memungkinkan menyatakan bahwa upaya kehilangan dari hal ini lanjut usia perannya dalam masyarakat dan digantikan dengan yang lebih muda. mengalami sarang kosong, yaitu ditinggal oleh Para ahli gerontologi mengungkapkan rentan bahwa pasangan dan anak yang dulunya tinggal bersama yang tantangan psikologis meliputi bisa perubahan yang terjadi dalam psikologis lanjut usia semakin proses menurun. sensorik, persepsi, kepribadian, dan kemampuan kognitif (memori, membuat keadaan b. Posyandu Arum Ndalu belajar, Kegiatan Posyandu Ndalu merupakan kecerdasan) (Hooyman, 201: Arum 2). Tantangan psikologis yang serangkaian dihadapi oleh lanjut usia pada Puskesmas umumnya meliputi kesepian, dilaksanakan oleh Puskesmas terasing lingkungan Jetis 1, oleh karena itu segala ketidakberdayaan, hal yang berkaitan dengan dari sekitar, dari kegiatan Keliling yang perasaan tidak berguna, kurang pemeriksaan percaya diri, ketergantungan, tanggungjawab keterlantaran, power Jetis 1 termasuk di dalamnya syndrome, dan lain-lain. Seperti tenaga medis dan obat-obatan. halnya tantangan kesehatan dan Sedangkan sosial, pemeriksaan post tantangan psikologis menjadi Puskesmas kegiatan diluar seperti yang dihadapi oleh lanjut usia penimbangan berat badan, tensi juga darah, dapat dianalisis menggunakan teori dan pemberian gizi menjadi tanggungjawab kader pengunduran diri yang diajukan lanjut oleh Cumming dan Henry, Posyandu dimana diantaranya yaitu penimbangan penurunan/ terjadi banyak pengunduran berat usia. badan, psikologis yang dihadapi oleh penyuluhan lanjut usia, terlebih lagi lanjut pemeriksaan usia merupakan golongan yang Kegiatan Arum di Ndalu tensi darah, kesehatan, kesehatan, dan pemberian gizi yang dilakukan atas, maka Posyandu Arum setiap bulan sekali. Ndalu Pemeriksaan setidaknya telah memberikan akses yang mudah kesehatan secara rutin menjadi kepada hal yang penting. Terdapat dua melakukan alasan mengapa kesehatan secara rutin, bahkan pemeriksaan kesehatan penting bukan setahun sekali melainkan dilakukan, yaitu sebulan sekali. Posyandu Arum dokter Ndalu menjadi kegiatan rutin menemukan masalah kesehatan yang penting untuk dilakukan, di dan karena memberikan jaminan perawatan pelayanan kesehatan kepada sehingga lanjut usia di Pedukuhan Puton pokok memungkinkan saat masih dini mendapatkan pencegahan mengurangi resiko terkena dan lanjut usia untuk pemeriksaan membantu usia penyakit (Hanum, 2008: 182). disana Terlebih lagi pada lanjut usia kesehatannya secara rutin. masalah kesehatan merupakan Selain manfaat dari sesuatu yang kompleks karena Posyandu Arum Ndalu bagi dibarengi dengan kondisi fisik lanjut usia sama halnya dengan yang melemah serta daya tahan senam tubuh yang menurun sehingga mengurangi mempermudah datangnya tantangan, seperti sosial dan penyakit jika tidak ada upaya psikologis. Karena di dalam pencegahan. (2004) itu lanjut mengontrol usia, yaitu berbagai Mayo Clinic kegiatan Posyandu antar lanjut menyatakan bahwa usia bisa saling cerita mengenai dalam hal yang dirasakan, bertemu, pada lanjut bercanda dilakukan setiap masih merasa memiliki teman, pemeriksaan kondisi untuk lanjut rutin sehat seharusnya tahun (Hanum, 2008: 183). Berdasarkan pernyataan dari Mayo Clinic di dianggap, sehingga dilibatkan mereka dalam aktivitas kemasyarakatan dan diperhatikan. Lanjut usia juga tidak 7. Dampak Pemberdayaan hanya bisa bercerita dengan Kesehatan Lanjut Usia di sesama Posdaya Ontoseno lanjut berdasarkan usia saja, observasi yang Kegiatan yang dilakukan peneliti lanjut usia dilaksanakan banyak yang mengungkapkan pengaruh, baik secara langsung keluhannya kepada kader lanjut ataupun tidak. Begitu pula dengan usia. Biasanya kader selalu berbagai kegiatan pemberdayaan mengawali pembicaraan ketika kesehatan lanjut usia di Posdaya lanjut usia sedang ditensi, hal Ontoseno. Senam dan Posyandu tersebut dilakukan agar kader Arum Ndalu telah memberikan bisa beberapa mengetahui apa yang pasti rutin dampak memiliki positif bagi sedang dirasakan oleh lanjut lanjut usia di tempat tersebut, usia. Terlebih lagi pelaksanaan diantaranya yaitu: Posyandu a. Kesehatan Lanjut Usia Lebih Arum Ndalu bersamaan dengan Posyandu Terpelihara Salak, yaitu Posyandu balita yang Posdaya dilaksanakan Ontoseno memungkinkan Senam lanjut usia oleh yang dilakukan oleh Posdaya sehingga Ontoseno merupakan wujud lanjut usia dari usaha untuk membuat bertemu dengan banyak orang, lanjut tidak hanya sesama lanjut usia sesuai dengan porsi mereka. saja dan lanjut usia pun bisa Terlebih senam lanjut usia di datang ke Posyandu bersama Posdaya Ontoseno ditunjang cucunya, bisa dengan instruktur senam yang hubungan berpengalaman dan memiliki mempererat kekeluargaan. sehingga usia tetap bergerak banyak ilmu tentang kesehatan lanjut usia serta gerakan senam yang mudah untuk ditiru, sehingga membuat lanjut usia tidak merasa sulit untuk menirukan berbagai gerakan Posdaya Ontoseno merupakan senam. wujud perhatian dari warga di Selain senam lanjut Pedukuhan Puton terhadap usia Posdaya Ontoseno juga lanjut usia yang ada disana. melaksanakan Posyandu Arum Selain membuat lanjut usia bisa Ndalu. olahraga Posyandu digunakan dan melakukan sebagai pelayanan kesehatan pemeriksaan yang memberikan kemudahan, membuat kemurahan, bertemu dengan teman sebaya kesehatan dan perawatan yang rutin kesehatan lanjut usia juga bisa bagi dan membuat mereka semakin lanjut usia. Disadari atau tidak akrab dengan satu sama lain. pertambahan Hal ini dikarenakan sebelum usia menyebabkan telah timbulnya dan sesudah senam dan berbagai penyakit degeneratif, Posyandu Arum Ndalu antar sehingga menuntut lanjut usia berjabat tangan yang lanjut usia agar lebih sering dibarengi dengan saling bicara, memeriksakan entah hal ini kondisi menanyakan kabar, kesehatannya meskipun tidak kondisi dalam keadaan sakit. Upaya ini aktivitas dinamakan dengan preventif bertani, karena sebagian besar atau lanjut usia di Pedukuhan Puton pencegahan, dilakukan agar teratur secara melakukan hal lanjut ini usia maupun keseharian seperti masih aktif bekerja di sawah. periodik pemeriksaan kesehatan, Terlebih lagi sambil menunggu instruktur ketika dengan tenaga medis sehingga senam lanjut usia dan sambil ia tahu kondisi kesehatannya. menunggu b. Jalinan Silaturahmi antar- Lanjut Usia Lebih Erat untuk menimbang berat badan, tensi darah, Senam lanjut usia dan giliran kesehatan dan ketika pemeriksaan Posyandu Posyandu Arum Ndalu yang Arum Ndalu, antar-lanjut usia rutin bisa berbicara dan cerita lebih dilaksanakan oleh lama, maka hal ini membuat hubungan sosial lanjut usia V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN semakin baik sehingga secara Berdasarkan penelitian langsung ataupun tidak sudah mengenai pemberdayaan kesehatan mengurangi tantangan sosial lanjut usia di Posdaya Ontoseno yang menjadi tantangan umum maka dapat disimpulkan bahwa bagi lanjut usia. terdapat 2 macam aktivitas dalam c. Peningkatan Partisipsi Sosial Lanjut Usia pemberdayaan tersebut, yaitu senam lanjut usia dan Posyandu Lanjut usia di lanjut usia yang bernama Arum Pedukuhan Puton tergolong ke Ndalu. dalam lanjut usia yang sehat, dibedakan menjadi 3 macam yaitu karena masih bisa melakukan senam mingguan, senam bulanan, kegiatan dan senam tahunan. sehari-hari secara Senam lanjut usia mandiri. Bahkan mereka pun Senam lanjut usia dan masih terlibat dalam berbagai Posyandu Arum Ndalu yang rutin kegiatan dilakukan oleh Posdaya Ontoseno kemasyarakatan, misalnya ikut pemberdayaan selama lanjut usia yang dilaksanakan memberikan dampak yang baik oleh Posdaya Ontoseno seperti bagi kesehatan lanjut usia disana. senam Beberapa dan Posyandu, ini ternyata dampak telah dari kemudian jika di Pedukuhan pemberdayaan tersebut diantaranya Puton ada kunjungan dari luar yaitu, kesehatan lanjut usia lebih maka lanjut usia khususnya terpelihara, jalinan yang perempuan dan masih antar-lanjut usia mampu peningkatan partisipsi sosial lanjut kegiatan untuk beserta melakukan beberapa warga lain dilibatkan untuk memasak dan mempersiapkan hidangan untuk suguhan usia. silaturahmi lebih erat, 2. SARAN DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dirumuskanlah beberapa masukan terhadap masalah yang ditemukan dalam proses penelitian. Adapun beberapa masukan berupa gagasan ide yakni: a. Sebaiknya diadakan pertemuan rutin antara pengurus Posdaya Ontoseno lanjut dengan usia kelompok diluar kegiatan Elsy, P. (2012). Dinamika Lanjut usia Di Jepang. Depok: ILUNI KWJ. Evie. (2014). Kemensos Bedah Rumah Lanjut usia Miskin Agar Hidup Layak. Tersedia di http://www.rri.co.id/post/berita/ 83075/nasional/kemensos_beda h_rumahlanjut usia_miskin_agar_hidup_layak. html. Diakses pada 27 November 2015. Feldman. R. S. (2010). Psychology And Your Life. Amerika: Mc Gwaw Hill. senam dan Posyandu Arum Ndalu sebagai bentuk adanya perhatian dari pengurus seperti halnya yang dilakukan kepada kelompok pemberdayaan ekonomi. b. Kepala Posdaya Dukuh dan Ketua Ontoseno perlu kiranya sesekali datang ke salah satu kegiatan pemberdayaan kesehatan lanjut usia sebagai wujud perhatian terhadap kelompok lanjut usia. c. Bina Keluarga Lanjut Usia (BKL) perlu kiranya membuat kas agar pengeluaran tidak selalu ditanggung penanggungjawab (BKL). Forum Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat. (2009). Forum Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat Menuju Desa Hijau Mandiri Posdaya Ontoseno. Yogyakarta: Tidak diterbitkan. Haditono, S. R. et. al. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Pelbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hardjomarsono, B. (2011). Stopping The Clock: Jurus Tetap Bugar Dan Bahagia Di Masa Lanjut usia. Jakarta: Kompas. Hendriansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. oleh Hooyman, N. & H. Asuman Kiyak. (2014). Social Gerontology: A Multidisciplinary Perspective. Amerika: Pearson. Pelajar.Suardiman, S. P. (2011). Psikologi Lanjut usia. Yogyakarta: UGM Press. Ihromi, T. O. (2004). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Suyono, H. & Rohadi, H. (2007). Buku Pedoman Pembentukan Dan Pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA). Jakarta: Balai Pustaka. Indriana, Y. (2012). Gerontologi & Progeria. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Intelresos. (2015). Program Bedah Rumah Lanjut Usia Terlantar. Tersedia di: http://intelresos.kemsos.go.id/? module=Program+Lan. Diakses pada 27 November 2015. Jahja, Suyono, H. & Rohadi, H. (2009). Buku Pedoman Pembentukan Dan Pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA). Jakarta: Balai Pustaka. Yin, R. K. (2013). Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafino Persada. Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kementerian Sosial RI. (2014). Modul Pendampingan Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Jakarta: Kementerian Sosial RI. Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Refika Aditama. Papalia, D. E. et. al. (2008). Human Development. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santrock, J. W. (2002). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga. Strauss, A. & Corbin, J. (2003). Dasardasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka.