PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AFRIKA SELATAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Afrika Selatan 1. Total perdagangan Afrika Selatan periode Januari-Juli 2013 tercatat sebesar US$ 107,23 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 2,88% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor sebesar US$ 48,74 miliar, turun sebesar 5,30% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dan impor dengan nilai US$ 58,49 miliar, turun sebesar 0,76%, dibandingkan periode yang sama tahun 2012. 2. Neraca perdagangan Afrika Selatan pada periode Januari-Juli 2013 ini, tercatat defisit sebesar US$ 9,75 miliar, meningkat 30,56% dibandingkan periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 7,47 miliar. Sementara itu, tingkat inflasi bulan Agustus 2013 sebesar 6,4%, atau mengalami peningkatan 0,1% dari bulan Juli 2013, sebesar 6,3%. 3. Pemasok utama pasar Afrika Selatan selama Januari-Juli 2013, adalah China yang masih terus menduduki ranking nomor satu dengan nilai ekspor US$ 9,07 miliar, dengan pangsa 15,51% dan naik 11,57% dibanding periode yang sama tahun 2012; disusul Jerman US$ 6,61 miliar, dengan pangsa 11,29% dan naik 12,37%; Saudi Arabia (US$ 4,39 miliar dan pangsanya 7,51%); Amerika Serikat (US$ 3,81 miliar, dan pangsanya 6,52%), serta India (US$ 2,94 miliar, dan pangsanya 5,02%). Indonesia menjadi pemasok ranking ke 28, dengan total nilai ekspor sebesar US$ 468,27 juta, dengan pangsa 0,80%. 4. Pada bulan September 2013 tingkat kurs mata uang Rand terdapat peningkatan terhadap kurs mata uang dollar Amerika Serikat dan menurut pengamat meningkatnya tingkat kurs mata uang Rand disebabkan faktor domestik seperti meredanya ketegangan tenaga kerja di industri pertambangan, dan masuknya investor asing ke Afrika Selatan terutama di sektor pertambangan. Di samping adanya peningkatan nilai inflasi yang mencapai sebesar 6,4% pada periode bulan Agustus 2013, yang disebabkan adanya peningkatan angka index transportasi meningkat sebesar 1,0% . Sehingga, mempengaruhi tingkat PPI (Producer Price Index) yang meningkat hingga mencapai sebesar 6,7% pada bulan Juli dan Agustus 2013. B. Perkembangan perdagangan bilateral Afrika Selatan dengan Indonesia 1. Pada periode Januari-Juli 2013, total perdagangan Afrika Selatan dengan Indonesia tercatat senilai US$ 759,25 juta, turun sebesar 12,61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, dengan nilai US$ 868,81 juta. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor sebesar US$ 290,98 juta, dan impor sebesar US$ 468,27 juta. 2. Posisi neraca perdagangan Afrika Selatan terhadap Indonesia pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus bagi Indonesia sebesar US$ 177,29 juta, atau meningkat sebesar 20,68% dibandingkan periode Januari-Juli 2012. 3. Selama periode Januari-Juli 2013, Afrika Selatan mengimpor 3 komoditi non migas utama dari Indonesia (nilai di atas US$ 31 juta, dan kontribusinya di atas 6,70%), yaitu : Palm Oil & Its Fractions; Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha dan Motor Cars & Vehic Transp Person. Untuk Palm Oil (HS 1511), turun 6,80 % dibanding Januari – Juli 2012, dengan nilai sebesar US$ 96,03 juta memberi kontribusi sebesar 20,51% terhadap impor Afrika Selatan dari Indonesia. Kemudian Natural Rubber (HS 4001), turun 8,44% menjadi US$ 40,40 juta dan kontribusinya 8,63%; serta Motor Cars & Vehic Transp Person (HS 8703), turun 22,30% menjadi US$ 31,48 juta, dan kontribusinya 6,72%. Ketiga komoditi tersebut, memberi kontribusi sebesar 35,86% terhadap total impor Afrika Selatan dari Indonesia. C. Kebijakan perdagangan Afrika Selatan 1. ITPC Johannesburg memfasilitasi Pengusaha Indonesia pameran di Afrika Selatan. Pada tgl 1 – 9 September 2013, ITPC Johannesburg mengikutsertakan 8 perusahaan Indonesia Instrore Promotion di Swaziland dengan berbagai produk yaitu PT. Mayora; PT. Kinocare; Frahana; PT. Indofood; PT. Astra; PT. AHRS (perlengkapan motor); dan promosi pariwisata Indonesia melalui presentasi video. Adapun transaksi yang dicapai USD 250 dan USD 50.000 untuk Baju Turing Motor dari AHRS dan pengiriman 4 cointener pada bulan Oktober 2013. Pameran tersebut, mendapat penghargaan sebagai stand yang dipadati pengunjung selama pameran dari Kerajaan Swaziland, dan rencana akan membuka Kantor dengan nama Remakable Indonesia. 2. Networking ITPC Johannesburg dengan instansi terkait Afrika Selatan Pada bulan September 2013, ITPC Afrika Selatan mengadakan pembahasan rencana kerjasama Special Economic Zone (SEZ) dan persiapan Joint trade Commission ke 3 di Afrika Selatan dengan Direktur Investasi Infrastruktur Kawazulu Natal juga pertemuan dengan KADIN Leshoto dalam rangka exploring peningkatan kerjasama ekonomi dan perdagangan. Pihak pemerintah Leshoto menawarkan low cost labour dan storage warehouse yang berlokasi di Special Economic Zone (SEZ) untuk barang Indonesia. Sumber : Laporan ITPC Johannesburg, September 2013