Konflik Organisasi

advertisement
1
Konflik Organisasi
Oleh: Anna Antyaning K.
S
ama halnya dengan manusia
yang tidak jauh dari konflik,
organisasi-pun begitu. Terlebih
organisasi terdiri dari berbagai
karakteristik orang dimana memiliki
pemikiran, pandangan dan sikap yang
berbeda. Hal seperti ini tentunya
menjadi salah satu faktor pemicu
konflik. Lalu, sebenarnya apa itu
konflik? Menurut Stephen P.Robbins dan Timothy A. Judge, konflik merupakan
sebuah proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain
telah mempengaruhi secara negatif, atau akan mempengaruhi secara negatif,
sesuatu yang menjadi perhatian dan kepentingan pihak pertama. Lalu, bagaimana
konflik di suatu organisasi dapat terjadi? Konflik terjadi melalui beberapa tahap
(Robbins-Judge, 2008) yaitu :
1. Potensi pertentangan atau ketidakselarasan
Potensi terjadinya konflik dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu komunikasi, struktur, dan
variabel-variabel pribadi. Komunikasi dapat terhambat ketika seseorang dalam
berkomunikasi menggunakan kata-kata yang tidak umum, akibatnya lawan bicara
memiliki interpretasi yang berbeda atau terjadinya gangguan pada saat pertukaran
informasi, sehingga penerima informasi mendapatkan informasi yang berbeda.
Selain komunikasi, struktur juga pemicu terjadinya konflik. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan struktur mencakup variabel-variabel seperti ukuran, kadar
spesialisasi dalam tugas-tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan
PT COGNOS CENDEKIA GLOBAL
Tel : (021) 2902 2128 – 29
e-mail : [email protected]
Fax : (021) 2902 2121
website : www.ccg.co.id
2
yurisdiksi, keserasian antara anggota dan tujuan, gaya kepemimpinan, sistem
imbalan, dan kadar ketergantungan antarkelompok. Terakhir, sumber potensi
terjadinya pertentangan adalah variabel-variabel pribadi yang meliputi kepribadian,
emosi, dan nilai-nilai. Tingkat emosi yang tinggi, sifat pribadi yang otoriter, dan
perbedaan nilai-nilai yang dianut tiap orang dapat memicu terjadinya konflik.
2. Kognisi dan Personalisasi
Pada tahap ini isu konflik mulai didefinisikan dan para pihak mulai memutuskan
konflik yang terjadi tentang apa. Selanjutnya hal ini menjadi penentuan untuk
penyelesaian konflik.
3. Maksud
Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. Terdapat lima
keputusan untuk bertindak, yaitu bersaing, bekerja sama, menghindar, akomodatif,
dan kompromis.
4. Perilaku
Perilaku merupakan pernyataan, aksi, dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang
berkonflik.
5. Akibat
Timbulnya aksi dan reaksi dari pihak yang berkonflik menghasilkan konsekuensi.
Akibat atau konsekuensi tersebut dapat menimbulkan akibat fungsional
(menghasilkan perbaikan kinerja kelompok) atau akibat disfungsional
(menghambat kinerja kelompok).
Terkadang konflik dipandang negatif, tetapi sebenarnya terdapat sisi
positifnya juga. Seperti yang sudah dijelaskan pada tahap lima, yaitu akibat
terjadinya konflik. Konflik bisa memberikan keuntungan bagi organisasi, karena
PT COGNOS CENDEKIA GLOBAL
Tel : (021) 2902 2128 – 29
e-mail : [email protected]
Fax : (021) 2902 2121
website : www.ccg.co.id
3
dengan
begitu
organisasi
dapat
mengatasi
kelemahan
serta
mengarahkan organisasi untuk belajar
dan berubah untuk menjadi lebih baik.
Tetapi konflik bisa menjadi petaka dan
menciptakan kondisi kacau. Jadi, ada pro
dan kontra antara konflik. Seorang
pemimpin harus mampu mengelola
konflik tersebut, supaya konflik tidak
berujung buruk. Jangan sampai “good
conflict” semakin meningkat dan pada
akhirnya menjadi “bad conflict”.
Beberapa pemimpin pastinya pernah mengalami hal seperti itu dan berbagai
cara sudah pernah dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Berdasarkan
pengalaman para pemimpin, ada dua strategi untuk menyelesaikan konflik, yaitu
mengubah struktur organisasi untuk mengurangi atau menghilangkan penyebab
konflik dan berusaha mengubah perilaku individu atau menggantikan individu
tersebut.
Perubahan struktur artinya perubahan tugas dan wewenang. Salah satu
faktor penyebab konflik bisa juga berkenaan dengan tugas dan wewenang. Adanya
perbedaan pendapat antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam satu tim
yang sama. Sehingga tujuan dari satu tim tersebut pun tidak tercapai karena adanya
perbedaan pendapat atau bisa juga hilangnya kontrol wewenang. Pada saat
anggota organisasi bertugas untuk memberikan keputusan, namun disisi lain
sebenarnya yang berwenang memberi keputusan adalah pemimpinnya sehingga
membuat anggota organisasi menjadi dilema dalam memberikan keputusan
tersebut, karena menurutnya hal tersebut diluar kewenangannya. Strategi
selanjutnya adalah berusaha mengubah perilaku individu atau menggantikan
individu tersebut. Melakukan penggantian individu bisa dengan cara rotasi dari
PT COGNOS CENDEKIA GLOBAL
Tel : (021) 2902 2128 – 29
e-mail : [email protected]
Fax : (021) 2902 2121
website : www.ccg.co.id
4
para pekerja lintas fungsi yang dapat mendorong mereka untuk saling memahami
pandangan masing-masing.
Menurut Jones, dapat disimpulkan bahwa peluang terjadinya konflik dapat
diminimalisir melalui desain organisasi yang disusun dengan baik serta pengelolaan
sikap individu sebagai anggota penggerak organisasi. Oleh karena itu, perlu peran
pemimpin yang mampu mengelola konflik supaya dapat mengantisipasi terjadinya
konflik dengan tepat dan apabila konflik sudah terjadi, konflik tersebut
memberikan akibat fungsional sehingga organisasi justru tumbuh dan berkembang
menjadi organisasi yang lebih baik.
PT COGNOS CENDEKIA GLOBAL
Tel : (021) 2902 2128 – 29
e-mail : [email protected]
Fax : (021) 2902 2121
website : www.ccg.co.id
Download