RAGAM BAHASA

advertisement
RAGAM BAHASA
Berdasarkan kedudukan dan fungsinya,
bahasa Indonesia memiliki wilayah
pemakaian yang sangat luas.
Oleh karenanya muncul bermacammacam ragam bahasa Indonesia.
Ragam bahasa sendiri pada pokoknya
dibagi dalam dua bagian, yaitu :
• ragam lisan
• ragam tulis (Arifin, 1999: 15).
1. Ragam Lisan
Dalam ragam lisan menghendaki adanya orang kedua,
teman berbicara yang berada di depan pembicara.
Unsur-unsur gramatikal seperti subjek, predikat
dan objek tidak selalu dinyatakan. Hal ini
disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat
dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan
atau intonasi.
Ragam lisan juga sangat terikat pada kondisi,
situasi, ruang dan waktu.
Apa yang dibicarakan secara lisan maka akan
berarti dan berlaku untuk waktu itu saja.
Selain itu ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya dan panjang pendeknya suara.
Contoh :
• Penggunaan bentuk kata
- Bila tak sanggup, tak perlu
lanjutkan tugas itu.
• Penggunaan kosakata
- Saya sudah kasih tahu mereka
tentang hal itu.
• Penggunaan struktur kalimat
- Tugas ini saya sudah sampaikan
kepada Dosen.
2. Ragam Tulis
Dalam ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara
berada di depan. Ragam tulis harus lebih terang dan lengkap,
fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak
mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara.
Kelengkapan tersebut bertujuan agar orang yang ”diajak
bicara” mengerti isi tulisan itu.
Contoh ragam tulis adalah tulisan-tulisan dalam buku, majalah
dan surat kabar.
Ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang dan
waktu.
Hal tersebut berarti sebuah tulisan yang ditulis oleh seorang
penulis di Inggris dapat dipahami oleh orang yang berada di
Indonesia.
Demikian juga dengan tulisan yang ditulis pada tahun 1988
akan dapat dipahami dan dibaca oleh orang yang hidup di
tahun 2000 dan seterusnya.
Hal ini dimungkinkan oleh kelengkapan unsur-unsur dalam
ragam tulis.
Contoh:
• Penggunaan bentuk kata
- Apabila tidak sanggup, engkau tidak
perlu melanjutkan tugas itu.
• Penggunaan kosakata
- Saya sudah memberi tahu mereka
tentang hal itu.
• Penggunaan struktur kalimat
- Tugas ini sudah saya sampaikan
kepada Dosen.
Ragam Baku dan Tidak Baku
Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan sendiri terdiri
atas ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku adalah
ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar
masyarakat pemakainya. Merupakan bahasa resmi dan
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.
Ragam baku itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Kemantapan dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa.
Contoh : rajin – perajin bukan pengrajin
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku.
Contoh : langganan, mempunyai makna ganda :
orang yang berlangganan disebut pelanggan dan
toko tempat berlangganan disebut
langganan.
b. Cendekia
Ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi
dengan demikian ragam baku harus dapat
memberikan gambaran dengan tepat apa yang ada
dalam otak pembicara atau penulis.
Contoh:
Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.
Agar kalimat tersebut menjadi cendekia maka
harus diperbaiki sebagai berikut:
Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual.
c. Seragam
Pada hakikatnya proses pembakuan bahasa adalah
proses penyeragaman bahasa. Pembakuan bahasa
berarti pencarian titik-titik keseragaman.
Contoh:
Orang yang melayani penumpang dalam
penerbangan udara disebut dengan istilah
pramugara dan pramugari (Arifin, 1999: 18-19).
Berkaitan
dengan
penggunaan
ragam
baku,
Kridalaksana dalam Indradi merumuskan empat situasi
penggunaan bahasa baku sebagai berikut :
1. Digunakan dalam situasi resmi: dalam surat-menyurat resmi,
pengumuman yang dikeluarkan intansi resmi, penamaan dan
peristilahan resmi, perundang-undangan dan sebagainya
2. Digunakan dalam wacana teknis: laporan resmi dan karangan
ilmiah
3. Digunakan dalam pembicaraan di depan umum: dalam ceramah,
kuliah, kotbah
4. Digunakan saat berbicara dengan orang yang dihormati: orang
yang lebih tua, lebih tinggi status sosialnya, orang yang baru
dikenal ( Indradi, 2003: 14)
Sedangkan ragam tidak baku adalah ragam yang tidak
dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang
dari norma ragam baku. Penggunaan ragam tidak baku di
luar situasi komunikasi yang telah disebutkan di atas.
Ragam Sosial dan Ragam fungsional
Baik ragam tulis maupun lisan bahasa Indonesia
ditandai dengan adanya ragam sosial. Ragam
sosial adalah ragam bahasa yang sebagaian
norma dan kaidannya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial
yang lebih kecil dalam masyarakat. Sedangkan
ragam fungsional disebut juga dengan ragam
profesional, berkaitan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
Ragam ini juga dikaitkan dengan keresmian
keadaan penggunaannya.
Perhatikan contoh berikut :
Ragam keilmuan : teknologi komputer
Pada dasarnya, Anda dapat memakai
dBASE
untuk
mengimplementasikan
semua program windows yang Anda
inginkan. Kata dBase menyiratkan bahwa
pemrograman dBASE berkaitan dengan
pemrograman database. Dengan visual
dBase Anda dapat merancang aplikasi
canggih yang berkaitan dengan database
(Gurewich, 1997: xiii)
Ragam Kedokteran :
Terapi Lesion Sterilization and Tissue
Repair (LSTR) adalah sebuah konsep
perawatan gigi berdasarkan penelitian
bakteriologikal terhadap komposisi bakteri
dalam berbagai sisi rongga mulut dan
kerentanannya
terhadap
obat-obatan
antibekteri. Kombinasi obat 3 Mix-MP
terbukti mampu membunuh segala jenis
bakteri yang menyebabkan karies, pulpal dan
luka endononotik dan setelah bakteri
dibersihkan (sterilisasi) luka akan langsung
sembuh ( Life, 2003: 12).
Latihan 1 :
1. Sebutkan hal-hal yang dapat mempengaruhi
terbentuknya
bermacam-macam
ragam
bahasa!
2. Jelaskan perbedaan yang menonjol antara
ragam tulis dan ragam lisan suatu bahasa?
3. Bagaimana menurut pendapat anda tentang
bahasa baku dan bahasa tidak baku?
4. Buatlah contoh ragam profesional, seperti
bahasa dalam lingkungan industri kelapa
sawit!
Download