BAB I

advertisement
BAB III.
BAHASA INDONESIA BAKU
Kompetensi dasar: Mahasiswa dapat menerapkan
Bahasa Baku/ Standar dalam bahasa Lisan maupun
bahasa Tulisan
Bahasa Indonesia Baku/ Standar adalah bahasa yang
memiliki sifat dinamis, mempunyai kaidah dengan
aturan yang tetap.
1
Dengan sifat dinamis berarti bahasa Indonesia
dapat berkembang, terbuka untuk menerima
perubahan yang bersistem terutama dibidang
kosakata, istilah-istilah, di samping perkembangan ragam dan gaya di bidang kalimat dan
makna.
2
Y.S. Badudu mengatakan: bahasa baku adalah
bahasa pokok, bahasa utama, bahasa standar,
yaitu bahasa yang tunduk pada ketetapan yang
dibuat dan disepakati bersama mengenai ejaan,
tatabahasa, kosakata, dan istilah.
3
Ukun Suryana mengatakan: bahasa non-baku
dipergunakan dalam lingkungan atau situasi
tidak resmi yang sering dicampur dengan
unsur-unsur bahasa Daerah sepanjang pengungkapannya itu dimengerti oleh pihak
pembicara dan pihak yang diajak bicara
4
Yang lazim dianggap baku ialah ujaran dan
tulisan yang dipakai oleh golongan masyarakat
yang paling luas pengaruhnya itu dimengerti
oleh pembicara dan pihak yang diajak bicara.
Bertalian dengan ujaran dan tulisan yang dapat
menciptakan kebakuan bahasa Indonesia, ada
tiga ciri penentu:
5
1. Faktor Kewibawaan
Yang mempunyai kewibawaan dalam pemakaian bahasa Indonesia adalah para pejabat
negara, para guru, warga, media massa, alim
ulama, dan para pakar bahasa.
Oleh sebab itu bahasa baku yang didasarkan
pada faktor kewibawaan, akan tumbuh
dengan baik dan akan berkembang ke seluruh
pemakai bahasa
6
2. Faktor Kecendikiaan
Dari faktor ini bahasa Indonesia harus mampu
mengungkapkan proses pemikiran yang jelas
dan rumit dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi dan antarhubungan manusia, tanpa
menghilangkan kodrat dan kepribadiannya.
7
Ragam bahasa baku bersifat cendikia karena
ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi.
Pewujud ragam baku adalah orang-orang
terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh
pembinaan dan pengembangan bahasa yang
lebih banyak melalui jalur pendidikan formal
8
Contoh kalimat yang tidak cendikia:
Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.
Frasa kalimat di atas mengandung konsep
ganda, yaitu rumahnya yang aneh atau sang
jutawan yang aneh
9
Agar menjadi cendikia kalimat diperbaiki
menjadi:
1. Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual.
2. Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual.
Proses pencendikiaan amat penting untuk
menampung aspirasi generasi muda yang
menuntut kemajuan yang lebih tinggi dan yang
ingin mencari pengalaman hidup sebagai akibat
10
perkenalannya dengan kebudayaan lain.
Ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kehidupan modern harus dapat dicapai lewat bahasa
Indonesia.
Jika ragu terhadap kemampuan berbahasa
Indonesia maka akan dipergunakan orang
bahasa Inggris.
11
3. Seragam
Ragam baku bersifat seragam
Pada hakikatnya proses pembakuan bahasa
ialah proses penyeragaman bahasa.
Dengan kata lain pembakuan bahasa adalah
pencaharian titik-titik keseragaman.
12
contoh:
untuk pelayan kapal terbang dianjurkan
memakai kata pramugara untuk laki-laki dan
pramugari untuk wanita, bukan steward dan
stewardes
13
Fungsi Bahasa Indonesia Baku ada empat,
yaitu:
1. Fungsi pemersatu
Sebagai bahasa nasional terbukti di dalam
sejarah perkembangan bahasa. Bahasa
Indonesia mengikat kebinekaan rumpun dan
bahasa yang ada dengan mengatasi batasbatas kedaerahan, karena
14
Bahasa merupakan wahana dan pengungkap
kebudayaan nasional
2. Fungsi penanda kepribadian
Bahasa baku digunakan dalam bahasa pergaulan dengan bangsa lain, karena bahasa baku
merupakan identitas bangsa Indonesia. Kalau
fungsi ini dijalankan secara luas maka bahasa
Indonesia dapat dianggap melaksanakan peranan
pentingnya sebagai bahasa nasional yang baku.
15
3. Fungsi Penambah Wibawa
Masyarakat yang menggunakan bahasa baku
dengan mahir akan menambahkan wibawa
pada dirinya sendiri. Fungsi yang menyangkut
kewibawaan yang tinggi juga terlaksana kalau
bahasa Indonesia dapat dipautkan dengan hasil
teknologi yang modern dan unsur kebudayaan
yang baru.
16
4. Fungsi sebagai Kerangkaacuan
Fungsi ini akan terpenuhi jika pembinaan
diusahakan pada berbagai bidang seperti: suratmenyurat resmi, bentuk surat keputusan,
risalah dan laporan, undangan, iklan, dan
pengumuman, serta sambutan, ceramah dan
pidato
17
Ciri Bahasa Baku:
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
ibu
nyokap
saya
gua, aye, awak, ane, aku
bertemu
ketemu
Apakah kamu sudah makan?
Apa kau sudah makan?
18
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
banyak sarjana banyak sarjana-sarjana
Orang yang berbaju putih itu abangku.
Orang yang mana berbaju putih itu abangku.
itu benar
itu adalah benar
19
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
tetapi
tapi
tidak
nggak
pergi
pigi
bagaimana gimana
begini
gini
begitu
gitu
20
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Ia bekerja keras
Ia kerja keras
Ia terus tertawa
Ia terus ketawa
Itu rumah paman Si Amat.
Itu rumahnya paman si Amat.
21
5. Pemakaian kata yang sesuai dengan konteks
kalimat
lebih besar daripada
lebih besar dari
terlalu kecil
kekecilan
hari ini
ini hari
22
6. Tidak rancu
berkali-kali
berulangkali
berulang-ulang
mengesampingkan
menyampingkan
mengenyampingkan
Di sekolahku diadakan pesta.
Di sekolahku mengadakan pesta.
23
7. Tidak pleonasme
para tamu atau tamu-tamu
para tamu-tamu
hadirin
para hadirin
Kami sudah hadir.
Kami semua sudah hadir.
24
8. Tidak hiperkorek
syukur
akhir
zaman
pantang
ijazah
efektif
sukur
ahir
jaman
fantang
ijajah
efektip
25
Bahasa baku dapat difungsikan dalam:
1. Komunikasi resmi
2. Wacana teknis
3. Dalam pembicaraan umum
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati
atau yang lebih tua
26
Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Kriteria bahasa Indonesia yang baik dan benar
tidak jauh berbeda dengan bahasa baku atau
standar.
Kebakuan suatu kata sudah menunjukkan
masalah benar, masalah baik tidak sampai
kepada sifat kebakuan bahasa
27
Pengertian benar diarahkan kepada segi kaidah
bahasa. Suatu kalimat atau suatu pembentukan
kata dianggap benar apabila bentuk itu
mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku.
Contoh:
Kuda makan rumput di lapangan bola.
Kalimat ini benar karena memenuhi kaidah
suatu kalimat secara struktur, ada subjek,
predikat, objek, dan mempunyai makna
28
Rumput makan kuda di lapangan bola.
Kalimat ini benar menurut struktur karena
semua unsur kalimat ada, tetapi dari segi
makna tidak mendukung makna yang baik.
29
Kata dan istilah serapan
Banyak kosakata dari bahasa asing dan daerah
diambil alih menjadi bahasa serapan, kemudian
kata itu dinaturalisasikan menjadi kata bahasa
Indonesia.
contoh: reformasi, transparansi, provokator,dll.
Melalui proses naturalisasi kata-kata itu tidak lagi
disebut kata-kata asing, karena bunyi dan ejaannya
disesuaikan dengan bunyi bahasa Indonesia.
30
Cara dan kaidah kata-kata asing
1. Cara adopsi: pemakai bahasa mengambil
bentuk dan makna asing itu secara
keseluruhan, seperti super market, plaza,
mall, crane, dll.
2. Cara adaptasi: pemakai bahasa hanya
mengambil makna asing itu, sedangkan ejaan
dan cara penulisannya disesuaikan dengan
ejaan bahasa Indonesia, seperti maksimal, dll.
31
3. Cara penerjemahan: apabila pemakai bahasa
mengambil konsep yang terkandung dalam
bahasa asing itu, kemudian kata tersebut
dicarikan
padanannya
dalam
bahasa
Indonesia, seperti overlap (tumpang tindih),
pilot project (proyek rintisan), try out (uji
coba)
32
4.
Cara kreasi: pemakai bahasa hanya
mengambil konsep dasar yang ada pada
sumbernya.
Kemudian
ia
mencari
padanannya dalam bahasa Indonesia
meskipun
sekilas
mirip
dengan
penerjemahan, namun cara ini memiliki
perbedaan, seperti efektif (berhasil guna),
spare parts (suku cadang)
33
Cara adaptasi merupakan cara penyerapan
bahasa asing yang memang agak rumit
dibandingkan dengan cara-cara lainnya. Untuk
memelihara keseragaman pengadaptasiannya,
pemerintah mengeluarkan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah.
34
Secara garis besar, pengadaptasian kata-kata asing
sebagai berikut:
1. Satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf,
terkecuali untuk bunyi ng, sy, kh, dan ny yang
diwakili oleh dua huruf.
Contoh: foto bukan photo, tema bukan thema
2. Penulisan kata serapan harus sesuai dengan cara
pengucapan yang berlaku dalam bahasa
Indonesia.
Contoh: cek bukan chek, taksi bukan taxi
35
3. Penulisan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata aslinya
Contoh: sistem bukan sistim, frekuensi
bukan frekwensi, kuitansi bukan kwitansi
systeem: dari bahasa Belanda
system : dari bahasa Inggris
36
Rangkuman
Bahasa baku dapat difungsikan di dalam:
1. Komunikasi resmi, yakni dalam suratmenyurat
dinas,
pengumuman,
dan
peristilahan resmi
2. Wacana teknis, yakni dalam laporan resmi
dan karangan ilmiah. Fungsi yang didukung
untuk bahasa tulis
37
3. Pembicaraan di depan umum, yakni di dalam
ceramah, kuliah, khotbah dan sebagainya
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Fungsi yang didukung untuk bahasa lisan
38
Sekian
39
40
Download