BAB I A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum belanda menjajah Indonesia.Namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar,salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Oleh karena itu,pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang. Hidup bermasyarakat dan bersosialisasi tidak lepas dari komunikasi dan komunikasi tidak lepas dari bahasa sebagai penghubung dan penyampai konsep riil pikiran seseorang ke dalam pikiran orang lain. Sungguh besar kegunaan bahasa sehingga bahasa dibuat sedemikian rupa sesuai dengan kaidah kebahasaan dan unsur gramatika yang benar agar tidak terjadi kesalahpahaman arti ketika berkomunikasi. Tidak mengherankan jika sebagian besar negara di dunia begitu mengagungkan bahasa nasional mereka seperti Perancis, Jepang, dan Jerman. Mereka bisa dikatakan mengharamkan untuk menggunakan bahasa asing selain bahasa nasional mereka dalam berkomunikasi karena begitu hormatnya mereka terhadap bahasa ibu mereka. Bisa dikatakan hanya orang-orang yang berkepentingan saja atau yang butuh untuk berbicara Bahasa Indonesia karena tuntutan sesuatu hal. Itupun tidak selamanya benar dalam pemakaian unsur gramatikannya. Bahasa Indonesia saat ini bisa dikatakan sebagai bahasa yang di-nomorduakan. Masyarakat Indonesia rata-rata berbicara kesehariannya dengan bahasa gaul/pokem/slang bagi anak muda, bahasa daerah di setiap pelosok daerah. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya variasi atau ragam bahasa adalah tingkat pendidikan dari pembicara atau penulisnya sendiri.Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat tentang ilmu bahasa yang dipelajari pun lebih luas.Dengan demikian diharapkan masyarakat Indonesia data menempuh jenjang pendidikan yang setinggi-tingginya sehingga penerapan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diterapkan. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari bahasa dan bahasa indonesia? 2. Apa sajakah fungsi bahasa itu? 3. Apa saja jenis-jenis ragam bahasa? 4. Bagaimana penggunaan bahasa oleh mahasiswa dalam lingkungan kampus ? 5. Bagaimana penggunaan bahasa oleh mahasiswa saat berkomunikasi di kantin? C. Tujuan Tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk mendeskripsikan variasi bahasa khususnya ragam atau variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan tingkat pendidikan di kalangan masyarakat luas. BAB II A. Kajian Pustaka Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan. Chaer dan Agustina (1995:14) fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang menyatakan bahwa fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai tingkah laku sosial (sosial behavior) yang dipakai dalam komunikasi sosial. Suwarna (2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial. Kridalaksana (dalam Aminuddin, 1985: 28-29) mengartikan bahasa sebagai suatu sistem lambang arbitrer yang menggunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Effendi (1995:15) berpendapat bahwa pengalaman sehari-hari menunjukan bahwa ragam lisan lebih banyak daripada ragam tulis. Lebih lanjut Effendi (1995:78) menyampaikan bahwa ragam lisan berbeda dengan ragam tulis karena peserta percakapan mengucapkan tuturan dengan tekanan, nada, irama,Landasan Teori Ragam bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasikan bahasa,ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. a. Ragam Bahasa lisan Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda. Ciri-ciri ragam Bahasa lisan antara lain memerlukan orang kedua atau teman bicara,tidak harus memperhatikan unsur gramatikal,hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh,berlangsung cepat,sering dapat berlangsung tanpa alat bantu,kesalahan dapat langsung dikoreksi,dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi. b. Ragam bahasa tulis Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat. Ciri-ciri ragam bahasa tulis antara lain tidak memerlukan orang kedua atau teman bicara,harus memperhatikan unsur gramatikal,berlangsung lambat,selalu memakai alat bantu,kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi,tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca. Ketentuan-ketentuan ragam tulis antara lain memakai ejaan resmi,menghindari unsur kedaerahan,memakai fungsi gramatikal secara eksplisit,dan memakai bentuk sintesis 2. Ragam bahasa berdasarkan cara pandang penutur Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa ragam diantara a. nya adalah : Ragam ‘Gue contoh: udah b. dialek baca itu buku.’ Ragam contoh : ‘Saya c. sudah terpelajar membaca buku Ragam contoh : d. ‘Saya sudah Ragam itu.’ resmi membaca buku tak itu.’ resmi contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’ 3. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah : a. Ragam bahasa ilmiah b. Ragam hukum c. Ragam bisnis d. Ragam agama e. Ragam sosial f. Ragam kedokteran g. Ragam sastra Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan: a. Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum) b. Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis) c. Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra) d. Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran) e. Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi) B. Metode Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan oleh kelompok kami, mahasiswa Politeknik Negeri Semarang, yang berjudul Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Interaksi Mahasiswa saat Di Kantin kami merasa perlu ditambahkan salah satu faktor penyebab variasi atau ragam bahasa yang digunakan dalam masyarakat dalam berinteraksi. Maka dari itu kami melakukan penelitian untuk membuktikan apakah benar berinteraksi di kantin dapat menjadi faktor penyebab variasi atau ragam bahasa. Dalam penelitian, kami menggunakan metode berupa tes tertulis untuk membuat deskripsi di kantin kodok politeknik negeri semarang . Narasumber kami sekumpulan mahasiswa yang sedang berkomunikasi dikantin Penelitian ini kami analisis secara kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984). Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, kemudian data dianalisis melalui tahap berikut : a. tahap pereduksian data, b. tahap penyajian data, c. tahap penarikan simpulan dan verifikasi. DAFTAR PUSTAKA http://definisimu.blogspot.com/2012/10/definisi-bahasa.html https://eprints.uny.ac.id/9462/3/bab%202-08205244036.pdf