BAB II KAJIAN TEORITIS A. 1. Tinjauan Pengelolaan Layanan Khusus Pengertian Pengelolaan Layanan Khusus Guna mencapai tujuan dari rencana kegiatan yang dilakukan maka dalam mempersiapkan rencana tersebut perlu adanya suatu pengelolaan (manajemen) yang tangguh serta berkesinambungan agar tujuan yang di inginkan tercapai. Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata pengelolaan diartikan sebagai proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi, proses yang memberikan pengawasan pada semua kelompok yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Menurut Daryanto (1997:348) mengemukakan pengelolaan adalah proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggunakan tenaga orang lain. Sedangkan menurut Siagian (1990:15) mengemukakan bahwa pengelolaan adalah seluk liku usaha yang dijalankan dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan potensi yang ada, yang dilakukan oleh personil dan dikerjakan di bawah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan koordinasi dari pengurus. Memperhatikan kedua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa yang di maksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkain proses kegiatan yang menggunakan tenaga orang lain yang bertujuan dalam mencapai tujuan-tujuan organisai yang telah ditetapkan. Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan kepada peserta didik oleh lembaga pendidikan agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan kegiatan balajar di sekolah. Mengacu pada beberapa teori dan pendapat diatas maka yang dimaksud dengan pengelolaan layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien. Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapain tujuan pendidikan di sekolah. 2. Subtansi Pengelolaan Layanan Khusus Subtansi pengelolaan layanan khusus di SMK 1 Gorontalo : a. Perencanaan, meliputi analisis kebutuhan layanan bagi warga sekolah dan penysusunan program layanan khusus bagi warga sekolah. b. Pengorganisasian, berupa pembagian tugas untuk melaksanakan program layanan khusus bagi warga sekolah. c. Penggerakan, meliputi pengaturan pelaksanaan perpustakaan,tata usaha,sarana dan prasarana, dan koperasi sekolah. d. Pengawasan, meliputi pemantauan program layanan khusus dan penilain kinerja program layanan khusus bagi warga sekolah. B. Penerapan Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Layanan Khusus Telah diuraikan di atas bahwa Manajemen atau pengelolaan adalah suatu kegiatan mengelola berbagai sumber daya dengan cara bekrja sama dengan orang lain melalui proses tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu penerapan fungsi manajemen dalam pengelolaan layanan khusus di sekolah sangatlah penting guna membantu dalam pelaksanaan kegiatan sekaligus pencapaian tujuan sesuai dengan apa yang di inginkan. Fungsi manajamen dalam pengelolan layanan khusus sangat memiliki hubungan dan keterkaitan satu sama lain. Fungsi manajemen antara lain perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (contolling). 1. Perencanaan Perencanaan merupakan suatu proses awal dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara pencapainnya. Perencanaan suatu hal yang sangat esensial kerena dalam kenyataan perencanaan memegang peranan lebih bila dipandang dengan fungsi-fungsi manajemen lainya, dimana fungsi-fungsi manajemen tersebut sebenarnya hanya merupakan pelaksanan dari sebuah perencanaan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang ingin di capai dan menetapkan sumber yang di perlukan guna mencapai tujuan yang efsien dan efektif. Menurut Gibson (dalam Sagala, 2007:56) mengemukakan bahwa perencanaan adalah kegiatan menentukan sasaran dan alat untuk mencapai tujuan. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah. Pengorganisasian merupakan suatu proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya. Menurut Handoko (dalam Barnawi, 2012:24) mengemukakan dua aspek utama proses dalam penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Depermentalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama, sedangkan pembagian kerja merupakan pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam prganisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan terbatas. 3. Penggerakan atau Pelaksanaan (actuating) Pelaksanaan adalah fungsi menggerakan pelaksanaan kegiatan yang meliputi pemberian motivasi dan pemberian rangsangan, agar semua anggota kelompok dan organisasi yang sesamanya adalah keterlaksanaan serta ketercapaian tujuan. Menurut Terry (dalam Sagala, 2007:60) mengemukakan bahwa penggerak atau menggerakan adalah suatu rangkian kegiatan untuk merangsang anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. 4. Pengawasan Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan sutu kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan perlu diperlukan melihat sejauh mana hasil tercapai. Pengwasan adalah kegiatan untuk menjamin kegiatan-kegiatan atau program-program telah berjalan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya pengawasan di lakukan guna melihat sejauh mana hasil yang telah di capai. Menurut Murdick (dalam Fattah, 2011:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap di perlukan bagaimana rumit dan luasnya suatu organisasi. Memperhatikan uraian di atas jelaslah bahwa fungsi pengelolaan atau manajemen mencakup empat unsur, yakni fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Keempat fungsi pengelolaan tersebut yang dijadikan fokus kajian dalam kaitannya dengan proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Gorontalo. C. Strategi Pelaksanaan Pengelolaan Layanan Khusus di SMK Negeri 1 Gorontalo Pada dasarnya strategi sebagai suatu langkah untuk memilih alternatif yang paling tepat dalam organisasi yang dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan. Untuk itu strategi sangatlah penting dalam pelaksanaan pengelolaan layanan khusus di SMK Negeri 1 Gorontalo karena strategi memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pengelolaan layanan khusus di SMK Negeri 1 Gorontalo. Menurut Gaffar (dalam Sagala 2007:137) strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat di jadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompotisi. Muler (dalam Sagala 2007:139) mengemukakan bahwa strategi akan cukup mudah bagi kita akan menentukan kemana kita mencari, sedangkan menurut Mheelen dan Huger (dalam Mulyasa 2003:139) strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan (sekolah) dalam jangka panjang. Dari ketiga pengertian diatas tentang strategi yang dikemukan, dapat di simpulkan bahwa strategi diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan arah yang dijalani oleh suatu organisasi agar tujuan tercapai. Dengan adanya strategi maka, suatu organisasi akan dapat memperoleh kedudukan atau posisi yang kuat dalam wilayah kerjanya. Hal ini disebabkan, karena organisasi tersebut mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik dalam melakukan pendekatan bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam wilayah kerja yang di jalaninya. Pengelolaan layanan khusus sebagai sumber pembelajaran di SMK 1 Gorontalo antara lain pengelolaan perpustakaan, pengelolaan koperasi sekolah, layanan laboratorium, dan pengelolaan kantin sekolah a. Layanan Perpustakaan Pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik apabila guru dan siswa tidak didukung dengan perpustakaan yang memadai. Perpustakaan adalah tempat untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis pustaka. Bahan pustaka disediakan untuk membantu guru dan siswa menyelesaikan tugastugas dalam proses pembelajaran. Di sana tersimpan buku pelajaran, buku bacaan, buku penunjang, dan referensi lain, baik berbentuk cetak maupun elektronik yang dapat mendukung tercapainnya tujuan pendidikan. Selain itu, perpustakaan dilengkapi dengan tempat membaca buku-buku. Bagi guru dan siswa yang ingin membaca dirumah, perpustakaan menyediakan layanan peminjaman buku dengan jangka waktu beberapa hari. Perpustakaan memungkinkan para guru dan siswa memperluas dan memperdalam pengetahuan yang diperlukan. Perpustakaan sekolah akan bermanfaat jika benar-benar memperlancar pencapain tujuan proses pembelajaran di sekolah. Jika benar-benar indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid, tetapi lebih jauh lagi, antara lain murid mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi. Pengelola perpustakaan harus memiliki sejumlah kompetensi yang dapat menunjang pekerjaanya. Kompetensi pengelola perpustakaan dapat digolongkan menjadi enam dimensi kompetensi yaitu kompetensi manajerial, kompetensi pengelolaan informasi, kompetensi kependidikan, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompotensi pengembangan profesi. Dimensi manajerial berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi. Dimensi pengelolaan informasi berkaitan dengan pengembangan, pengorganisasian, dan penerapan teknologi informasi untuk mengoptimalkan pelayanan perpustakaan. Dimensi pendidikan berkaitan dengan penguasaan wawasan pendidikan, peningkatan jumlah pengguna perpustakaan, dan pembimbingan litersi informasi bagi warga sekolah. Dimensi kepribadian berkaitan dengan sikap integritas dan etos kerja dalam melaksankan berkomunikasi dan tugas. Dimensi membangun sosial hubungan berkitandengan sosila. kemampuan Sementara dimensi pengembangan profesi berkaitan dengan kemampuan mengembangkan ilmu perpustakaan, menghayati etika profesi, dan menunjukan kebiasaan membaca. 1. Kepala Perpustakaan Kepala perpustakaan adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan perpustakaan. Kepala perpustakaan harus ada jika sekolah mempunyai jumlah tenaga perpustakaan lebih dari satu orang. Selain itu, jika sekolah mempunyai enam rombel dan memiliki koleksi minimal 1.000 judul materi perpustakaan, idealnya harus memilik kepala perpustakaan. 2. Tenaga Perpustakaan Setiap perpustakaan sekolah dapat mengangkat tenaga perpustakaan minimal satu orang. Tenaga perpustakaan dapat bertugas di bagian layanan teknis dan layanan pembaca. Bagian layanan teknis bertanggung jawab mulai dari pengadaan bahan pustaka sampai proses pembuatan kartu katalog. Sementara bagian layanan pembaca bertanggung jawab pada kegiatan layanan semua lini mulai dari peminjaman buku, layanan referensi, dan layanan penelusuran informasi. b. Layanan Koperasi Sekolah Pada dasarnya koperasi sekolah memiliki tiga aspek penting yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kegiatan belajar mengajar didalam kelas belum mampu mencapai tiga aspek yang di harapkan. Untuk itu diperlukan satu wadah yang di harapkan mampu mencapai tujuan tersebut yaitu koperasi sekolah. Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang anggotanya terdiri atas siswa sekolah. Sebagai organisasi koperasi yang terdiri dari para siswa, maka koperasi siswa sewaktu pembentukannya, pelaksanaan organisasi dan usahanya dilakukan sepenuhnya oleh para siswa dengan dengan bimbingan dan pembinaan dari guru pembina dari sekolah yang bersangkutan. 1. Tujuan Koperasi Sekolah Setiap pembentukan badan uasaha pasti mempunyai tujuan yang hendak di capai. Demikian pula dengan halnya koperasi sekolah. Adapun tujuan yang hendak dicapai antara lain adalah : a) mendidik menanamkan dan memelihara suatu kesadaran hidup bergotong royong dan setia kawan serta jiwa demokrasi diantara para siswa, b) memupuk dan mendorong tumbuhnya kesadaran serta semangat berkoperasi dikalngan siswa, c) memasyrakatnkan koperasi melalui pengintegrasian pendidikan perkoprasian dalam kegiatan kulikuler dan ekstra kulikuler di sekolah, d) mengembangkan rasa tanggung jawab, disiplin dan jiwa semangat serta sikap kewirakoprasian, e) menunjang program pembangunan pemerintah disektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah, f) membantu dan melayani pemenuhan kebutuhan ekonomi para siswa dengan melalui pengembangan di berbagai kegiatan usaha. Menurut Ima Suwandhi tujuan koperasi sekolah adalah untuk menanamkan rasa harga diri, menanamkan kesaman derajat dan untuk menumbuhkan ajaran demokrasi serta membangkitkan sikap berani mengungkapkan pendapat terhadap siswa menjadi anggotanya. 2. Fungsi Koperasi Sekolah Mengingat peran koperasi sekolah sebagai tempat latihan berkoperasi dan berwirausaha , peranan tersebut antra lain : a) membina keterampilan sesuai dengan tujuan praktek koperasi sekolah, b) koperasi sekolah digunakan untuk tempak praktek akuntansi, praktek administrasi dan tata niaga, c) koperasi sekolah digunakan untuk tempat membina rasa tanggung jawab, disiplin, kerjasama, kepemimpinan dan jiwa demokrasi. c. Layanan Laboratorium Laboratorium merupakan salah satu sarana penunjang proses belajar mengajar di sekolah. Laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk memecahkan masalah, mendalami suatu fakta, melatih kemampuan, keterampilan ilmiah, dan mengembangkan sikap ilmiah. Dengan demikian peserta didik akan mempunyai keyakinan yang mendalam bahwa apa yang ia dapatkan secara teoritik memang dapat bisa di buktikan secara empirik. Pengelola laboratorium terdiri atas koordinator laboratorium, kepala laboratorium dan teknisi laboratorium. Koordinator laboratorium bertanggung jawab mengoordinasikan seluruh laboratorium yang ada di sekolah. Sementara kepala laboratorium bertanggung jawab untuk mengoordinasikan dan mengatur penggunaan salah satu laboratorium untuk mendukung proses pembelajaran. 1. Kepala Laboratorium Seorang kepala laboratorium harus menguasai bidang ilmu yang sesuai dengan laboratorium yang dikepalinya. Ada dua jalur yang bisa ditempuh untuk menjadi kepala laboratorium. Yaitu jalur guru dan jalur laboran atau teknisi. Kompetensi yang harus dikuasai kepala laboratorium mencakup empat dimensi, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi manajerial, dan kompetensi profesioanl. 2. Teknisi Laboratorium Teknisi laboratorium merupakan tenaga laboratorium yang membantu kepala laboratorium terutama dalam mempersiapkan alat dan bahan praktikum, serta pemeliharaan alat dan bahan. d. Layanan Kesehatan (UKS) Layanan kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik, untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek. Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. e. Layanan Kantin Sekolah Alasan mengapa didirikan kantin sekolah adalah agar para peserta didik tidak kekurangan energi dalam belajar, yang lebih lanjut dapat mengurangi kosentrasi belajar karena peserta didik dapat mengeluarkan aktivitas-aktivitas fisik. Selain itu agar sekolah dapat mengontrol seluruh konsumsi peserta didik di sekolah dan bisa turut serta dalam menjaga kebersihan dan kesehatan peserta didik. Layanan kafetaria atau layanan kantin sekolah merupakan merupakan layanan khusus yang menyediakan makanan dan minuman untuk para siswa dan staf sekolah yang biasa menempati suatu bangunan yang merupakan bagian dari bangunan sekolah. Hal ini di maksudkan agar para siswa tidak perlu keluar dari komplek sekolah selama waktu istrahat hanya untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum selama belajar. Adapun tujuan dari kantin sekolah antara lain : a) tersedianya wahana bagi pesreta didik untuk memenuhi energinya pada saat dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung, b) agar peserta didik mudah mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin kebersihan dan kesehatannya serta memadai kandungan gizinya dan sesuai daya jangkau uang saku peserta didik, c) sebagai tempat berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran sekolah dan tempat menunggu apabila ada jam kosong Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan kebiaaan positif dikalangan siswa dengan demikian keberadaan kantin sekolah tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana mendidik siswa tentang kesehatan, kejujuran, saling menghargai dan disiplin. f. Manajemen Manajemen dimaksud di sini adalah pengelolaan terhadap ke lima poin bidang kerja sebagaimana tercantum di atas. Kegiatan-kegiatan yang di lakukan dalam pengelolaan itu mencakup perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Melalui pengelolaan ini semua sumber daya yang ada akan berdayaguna secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang di harapkan.