bab ii dasar teori

advertisement
 BAB II
DASAR TEORI
2.1.Tambal Ban
Tempat Tambal ban adalah tempat yang jamak kita temui disisi jalan, tempat
ini biasanya didatangi oleh para pengendara kendaraan tidak bermotor atau
bermotor baik roda dua atau roda empat. Para pengunjung biasanya bertujuan
hanya sekesar mengecek tekanan angin pada ban kendaraan atau melakukan
penamblan ban jika terjadi kebocoran. Penambalan ban biasa dilakukan untuk
menutup
lubang jika terjadi kebocoran pada ban kendaraan yang menggunakan
ban dalam. Hal ini biasanya dilakukan untuk menghemat biaya jika dibandingkan
langsung mengganti ban yang bocor dengan ban yang baru, sehingga banyak
orang yang lebih memilih penambalan ban. Penambalan ban ada 2 cara yang
pertama menambal ban dengan hanya menempelkan karet dan perekat ke ban dan
yang menggunakan
karet yang dilelehkan menggunakan proses pemanasan
menggunakan plat besi yang dipanaskan.
Gambar 2.1 Tempat Tambal Ban
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
6
2.2. Alat Tambal Ban Konvensional
Alat tambal ban konvensional atau yang biasa kita lihat adalah alat yang
digunakan untuk membantu proses penambalan ban dengan cara melelehkan karet
sebagai
penambal kebocoran. Alat ini biasanya terbuat dari plat besi yang dibuat
sedemikian
rupa sehingga memiliki tempat yang akan dipanaskan dan juga
sekaligus untuk meletakkan karet yang akan dilelehkan dan direkatkan ke ban
yang bocor. Selain itu alat ini juga diatas plat tersebut ditempatkan kayu dan besi
ulir yang berfungsi sebagai penekan ban dan karet yang sedang dilelehkan agar
merekat
dengan baik.
Gambar 2.2 Alat Tambal Ban Konvensional
Dalam melakukan penambalan plat besi sebagai tempat pelehan karet yang
akan ditempel ke lubang pada ban adalah dengan memanaskan plat dengan
semacam kompor kecil yang diisi oleh minyak tanah, dan proses pemansan ini
juga harus terus dipantau agar panasnya tidak terlalu berlebih yang dapat
mengakibatkan ban dapat meleleh juga. Kemudian untuk menekan juga masih
menggunakan tenaga manusia.
2.3. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus. Sederhananya, cara kerja mikrokontroler sebenarnya hanya
membaca dan menulis data. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
7
yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan
efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut "pengendali kecil"
dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan
komponen-komponen
pendukung
seperti
IC
TTL
dan
CMOS
dapat
direduksi/diperkecil
dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler
ini. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :

Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas

Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar
dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang
kompak.
Gambar 2.3 IC AVR ATmega8535
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
8
Gambar 2.4 Konfigurasi Pin ATmega8535
AVR merupakan seri mikrokontroller CMOS 8-bit buatan AMEL,
berbasisarsitektur RISC (Reduced Instruction Set Komputer) dengan kecepatan 16
MHz. Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Alasan
menggunakan ATmega32 ini karena mikrokontroler mudah diperoleh di pasaran
dan harganya yang terjangkau. Selain itu ATmega8535 memiliki kapasitas Flash
Program Memory yang cukup besar yaitu 8Kbytes sehingga dapat menampung
banyak routine program. Selain itu mikrokontroler ATmega8535 dipilih karena
memiliki saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D.
ADC (Analog to Digital
Converter) pada ATmega8535 dibangun dari
successive approximation ADC yang mempunyai resolusi 10 bit. Didalam
ATmega8535 terdapat 8 jalur masukan untuk ADC yang dapat diaktifkan
semuanya.
2.4. Sensor Suhu
Dalam kegiatan Penambalan ban sangat dipengaruhi oleh suhu saat pelelehan
karet dan suhu tersebut cukup tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sensor
yang bisa mengetahui tingkat suhu yang cukup tinggi.
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
9
2.4.1. Sensor Thermocouple
Secara harfiah thermocouple berasal dari kata “thermo” yang
berarti suhu dan “couple” yang berartgi sepasang. Dalam pengertian
sebenarnya thermocouple adalah sepasang kawat logam yang tidak sama
jenisnya dihubungkan bersama-sama yang apabila kedua ujungnya
masing-masing dimasukan kedalam dua tempat yang berbeda suhunyha,
maka timbul gaya gerak listrik (ggl). Tegangan gerak listrik dipengaruhi
oleh temperatur antara kedua ujungnya.
2.4.2 Prinsip Kerja Thermocouple
Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas
Johann Seeback menemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam)
yang diberi perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan
listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur
perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering
dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini
kemudian akan mengalami gradasi suhu, dan mengalami perubahan
tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda.
Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan
menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil
tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah
sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 – 70
mikrovolt tiap derajat celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi
logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar
industri, dilihat dari biaya, ketersediaannya, kemudahan, titik lebur,
kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa
thermocouple perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur
absolut.
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
10
Gambar 2.5 Hubungan Thermocouple
Salah satu sambungan – sambungan yang dingin dijaga sebagai
temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek
pengukuran. Contoh pada gambar 2.5, hubungan dingin akan ditempatkan
pada tembaga pada papan sirkuit. Sensor suhu yang lain akan mengukur
suhu pada titik ini, sehingga suhu pada ujung benda yang diperiksa dapat
dihitung termocouple dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk
membuat termopile dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu
yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah.
Dengan begitu, tegangan pada setiap termocouple menjadi naik, yang
memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan
adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk
pengukuran di laboratorium, secara sederhana termocouple tidak mudah
dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan lansung dan instrumen
kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka
yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau
diode) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan
tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya.
Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat
disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal
dengan kompensasi hubungan dingin. Biasanya termocouple dihubungkan
dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut kabel ekstensi atau
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
11
kompensasi. Tujuannya sudah jelas. Kabel ekstensi menggunakan kawat Termocouple itu sendiri. Kabel-kabel ini lebih murah daripada kabel
termocouple, walaupun tidak terlalu murah, dan biasanya diproduksi pada
bentuk yang tepat untuk pengangkutan jarak jauh - umumnya sebagai
kawat tertutup fleksibel atau kabel multi inti. Kabel-kabel ini biasanya
memiliki spesifikasi untuk rentang suhu yang lebih besar dari kabel
kawat dengan jumlah yang sama dengan kondoktur yang dipakai pada
termocouple. Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan tinggi. Kabel
kompensasi pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah. Mereka memakai
perbedaan kecil, biasanya campuran material konduktor yang murah yang
memiliki koefisien termoelektrik yang sama dengan termocouple (bekerja
pada rentang suhu terbatas), dengan hasil yang tidak seakurat kabel
ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output yang mirip dengan
termocouple, tetapi operasi rentang suhu pada kabel kompensasi dibatasi
untuk menjaga agar kesalahan yang diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau
kompensasi harus dipilih sesuai kebutuhan termocouple. Pemilihan ini
menghasilkan tegangan yang proporsional terhadap beda suhu antara
sambungan panas dan dingin, dan kutub harus dihubungkan dengan benar
sehingga tegangan tambahan ditambahkan pada tegangan termocouple,
menggantikan perbedaan suhu antara sambungan panas dan dingin.
2.5.Motor DC
Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang
tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang
tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga
komponen utama:
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
12
Dinamo
Commutator
Kutub
Medan
Gambar 2.6 Tiga Komponen Utama Pada Motor DC

Kutub medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan
yang stationer dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara
kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara
dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukan diantara
kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima
listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.

Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet.
Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar
dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan
selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk
mengubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
13

Commutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga
membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
Gambar 2.7 Bagian Dalam Motor DC
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
14
BAB II DASAR TEORI
2.6. Relay
Relay adalah saklar elektro-magnetik yang menggunakan tegangan DC rendah
untuk menghidupkan dan mematikan suatu alat atau sistem yang terhubung
dengan tegangan DC yang tinggi atau tegangan AC. Susunan relay yang paling
sederhana
terdiri atas kumparan kawat penghantar yang dugulung pada inti besi.
Susunan kontak relay, secara umum terdiri dari:

relay dalam keadaan tidak dialiri arus.

Normally Open (NO) : posisi saklar berada pada keadaan terbuka saat
Normally Close (NC) : posisi saklar berada pada keadaan tertutup saat
relay dalam keadaan tidak dialiri arus. Gambar di bawah menunjukkan
kondisi relay dengan normally open.
Gambar 2.8 Keadaan Relay Saat Normally Open
Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena
adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat
kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul
medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan
kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik
saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan pada kumparan dimatikan
maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik
saklar ke kontak NC.
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
15
BAB II DASAR TEORI
Pin Normally Open
(NO)
Pin Normally Close
(NC)
Pin Supply Relay
Common
Gambar 2.9 Konfigurasi Pin Relay
Gambar 2.10 Bentuk Fisik Relay 5V
2.7. Transistor
Transistor merupakan komponen semikonduktor yang biasanya digunakan
sebagai penguat dan sebagai rangkaian sakelar atau penyambung dan pemutus
rangkaian. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitter
(E) dan Collector (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat
dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input
Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
16
BAB II DASAR TEORI
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator).
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan
tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya.
2.7.1. Transistor Sebagai Sakelar
Telah dipaparkan sebelumnya bahwa salah satu fungsi dari transistor
adalah sebagai sakelar. Untuk menghasilkan kondisi on/off seperti pada
saklar, transistor dioperasikan pada salah satu titik kerjanya, titik saturasi
dan cut off.
Saat kondisi saturasi, transistor seperti sebuah saklar yg tertutup (on)
sehingga arus dapat mengalir dari kolektor menuju emitor. Sedangkan saat
kondisi cutoff, transistor seperti sebuah saklar yg terbuka (off) sehingga
tidak ada arus yg mengalir dari kolektor ke emitor.
Ic adalah arus beban yang akan mengalir dari kaki kolektor ke emitor.
Besarnya arus beban ini tidak boleh lebih besar dari Ic maksimum yang
dapat dilewatkan oleh transistor. Arus beban ini dapat dicari dengan
persamaan berikut :
Syarat :
(
(
)
(
)
............................................................. (2-3)
)
Setelah arus beban yang akan dilewatkan pada transistor diketahui
maka selanjutnya adalah menentukan transistor yg akan dipakai dgn syarat
seperti berikut :
(
(
)
)
................................................... (2-4)
Setelah transistor yang akan dipakai sebagai saklar telah ditentukan
maka selanjutnya adalah menentukan hambatan pada basis (Rb). Besarnya
Rb ini dapat dicari dengan persamaan berikut:
(
)
.......................................................................... (2-5)
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
17
BAB II DASAR TEORI
Untuk menentukan Rb rumusnya adalah sebagai berikut :
......................................................................... (2-6)
Gambar 2.11 Bentuk Fisik Transistor
2.8. Push Button
Push button adalah salah satu jenis saklar yang secara mendasar fungsinya
sama dengan semua saklar lainnya yaitu melakukan kontak nyala-padam (on-off)
dengan cara membuka dan menutup sirkuit listrik.
Push button adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa
melakukan dua fungsi berbeda, yakni menutup sirkuit bila ditekan (Normally
Open), atau justru membuka sirkuit bila ditekan (Normally Close). Jika tekanan
dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali
tombol ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula.
Gambar 2.12 Simbol Saklar Push button Secara Umum
Ada beberapa jenis Push button, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. PTM (push to make) switch atau NOPB (normally-open push-button)
Push button jenis ini bekerja apabila tombol ditekan maka akan menutup
sirkuit. Contoh tombol PTM atau NOPB adalah seperti yang digunakan
sebagai tombol klakson sepedamotor dan mobil.
2. PTB (push to-break) switch atau NCPB (normally-close push-button)
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
18
BAB II DASAR TEORI
Push button jenis ini bekerja apabila tombol ditekan, maka akan
membuka sirkuit. Jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan
berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula
dan sirkuit kembali ke status semula. Contoh tombol PTB atau NCPB
adalah seperti yang digunakan sebagai tombol penyala lampu
penerangan-dalam pada pintu kulkas dan pintu mobil, dimana lampu
padam bila pintu ditutup dan sebaliknya menyala bila pintu dibuka.
Gambar 2.13 Macam-Macam Push button
2.9 LCD (Liquid Crystal Display)
Sarana penampil (display) jenisnya sangat beragam, contohnya seperti
Cathode Ray Tube (CRT), Liquid Crystal Display (LCD), Dot Matrix, Seven
Segment, dan lain sebagainya. Masing-masing sarana penampil tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan, tentu saja semuanya tergantung kepada aplikasi
penampil yang akan digunakan.
Pada alat ini digunakan sarana penampil berupa LCD karena cenderung lebih
mudah dalam aplikasinya dan dapat menampilkan karakter baik berupa huruf
maupun angka. LCD juga memiliki ukuran yang bermacam-macam, seperti LCD
dengan jumlah 1-4 baris, 16-40 karakter per baris, dan sebagainya.
Salah satu contoh LCD yang disebutkan diatas adalah LCD 2x16. Gambar
LCD 2x16 ini ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.14 LCD 2x16
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
19
BAB II DASAR TEORI
Pada umumnya LCD ini memiliki 16 pin yang terdiri dari delapan pin jalur
data (D0-D7), tiga pin jalur kontrol (RS, E, dan RW), pin sumber tegangan dan
ground, sebuah pin driver LCD dan dua pin backlight. Tabel berikut menunjukkan
konfigurasi
dari pin-pin LCD tersebut.
Tabel 2.1. Konfigurasi Pin LCD
Pin
Simbol
Fungsi
1
GND
Data bus line 7 (MSB) Power supply (GND)
2
Vcc
Data bus line 6 Power supply (+5V)
3
VO
Pengaturan kontras LCD
4
RS
Register Select, H = Baca, L = instruksi
5
R/W
Read/Write, H = Baca, L = tulis
6
E
Enable Signal
7
D0
Data Bit 0
8
D1
Data Bit 1
9
D2
Data Bit 2
10
D3
Data Bit 3
11
D4
Data Bit 4
12
D5
Data Bit 5
13
D6
Data Bit 6
14
D7
Data Bit 7
15
A+
Led Backlight (+)
16
A-
Led Backlight (-)
Dalam mengatur tampilan LCD diperlukan karakter generator, yaitu bentukbentuk karakter yang dapat ditampilkan. Urutan dan posisi dari karakter yang
akan ditampilkan dan pergantian ke display harus disimpan dan digabungkan
kemudian disimpan dalam RAM. Semua pengontrol tampilan ini telah dibentuk
dalam satu IC module LCD yang berfungsi menerima kode-kode karakter (8-bit
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
20
BAB II DASAR TEORI
per karakter) dari suatu mikroprosesor atau komputer kemudian menyimpannya di
display data RAM (DD RAM).
Untuk menampilkan satu karakter, posisi data pada tampilan dikirim ke
register instruksi dan diikuti karakter ke register data. Modul LCD akan
menghubungkan
karakter dengan pola karakter pada CG ROM dan mengirimkan
pola karakter pada display sesuai posisinya. Posisi dari tampilan dapat dikurangi
atau ditambah secara otomatis tergantung dari inisialisasi yang dilakukan sebelum
mengisi karakter. Sehingga dapat mengirimkan karakter yang berurutan (string
yang lebih dari satu karakter) dan akan ditampilkan satu string yang kontinyu.
Langkah awal sebelum menampilkan karakter pada LCD adalah melakukan
inisialisasi untuk LCD terlebih dahulu. Inisialisasi LCD adalah hal yang
terpenting karena apabila inisialisasi gagal maka tampilan pada LCD atau yang
akan ditampilkan pada LCD adalah karakter-karakter aneh. Tahap inisialisasi
berisi konfigurasi-konfigurasi untuk LCD yang akan digunakan. Adapun
konfigurasi yang harus diatur pada tahap inisialisasi ini adalah sebagai berikut :

Banyaknya bit data interface dengan MPU yang digunakan (8-bit atau 4-bit)

Jumlah baris pada LCD yang digunakan

Pergeseran kursor

Pergeseran tampilan

Kursor atau tanpa kursor, berkedip atau tidak berkedip.
2.10
Regulator
Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari
sebuah catu daya agar efek dari naik atau turunnya tegangan jala-jala tidak
mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil.
Ada 4 jenis regulator :
1. Regulator dengan Zener
2. Regulator Zener Follower
3. Regulator dengan op-amp
4. Regulator dengan IC (Integrated Circuit)
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
21
BAB II DASAR TEORI
2.10.1 Regulator IC (Integrated Circuit)
IC regulator adalah suatu circuit / rangkaian electronik yang
terintegrasi yang berfungsi mengatur (membatasi) arus tegangan listrik
yang dihasilkan oleh altenator atau sumber tegangan. Sekarang mestinya
tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan komponen
lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator karena rangkaian
semacam ini sudah dikemas menjadi satu IC regulator tegangan tetap.
Salah satu metode agar dapat menghasilkan tegangan output DC stabil
adalah dengan menggunakan IC 78XX untuk tegangan positif dan IC
79XX untuk tegangan negatif dalam sistem Regulator Tegangan.
1. IC 7805 untuk menstabilkan tegangan DC +5 Volt
2. IC 7809 untuk menstabilkan tegangan DC +9 Volt
3. IC 7812 untuk menstabilkan tegangan DC +12 Volt
4. IC 7824 untuk menstabilkan tegangan DC +24 Volt
5. IC 7905 untuk menstabilkan tegangan DC -5 Volt
6. IC 7909 untuk menstabilkan tegangan DC -9 Volt
7. IC 7912 untuk menstabilkan tegangan DC -12 Volt
8. IC 7924 untuk menstabilkan tegangan DC -24 Volt
Komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus
( current limiter ) dan juga pembatas suhu ( thermal shutdown ).
Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa komponen
saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan
baik. Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt,
7812 regulator tegangan 12 volt dan seterusnya, sedangkan seri 79XX
misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator
tegangan negatif 5 dan 12 volt.
IC regulator tersebut akan bekerja sebagai regulator tegangan DC
yang stabil jika tegangan input di atas atau sama dengan MIV (Minimum
Input
Voltage),
sedangkan
arus
maksimum
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
beban
output
yang
22
BAB II DASAR TEORI
diperbolehkan harus kurang dari atau sama dengan MC (Maximum
Current) sesuai karakteristik masing-masing.
Tabel 2.2. Nilai MIV dan MC IC Regulator
Type
Number
Regulation
Voltage
Maximum
Current
Minimum Input
Voltage
78L05
+5V
0.1A
+7V
78L12
+12V
0.1A
+14.5V
78L15
+15V
0.1A
+17.5V
78M05
+5V
0.5A
+7V
78M12
+12V
0.5A
+14.5V
78M15
+15V
0.5A
+17.5V
7805
+5V
1A
+7V
7806
+6V
1A
+8V
7808
+8V
1A
+10.5V
7812
+12V
1A
+14.5V
7815
+15V
1A
+17.5V
7824
+24V
1A
+26V
78S05
+5V
2A
+8V
78S09
+9V
2A
+12V
78S12
+12V
2A
+15V
78S15
+15V
2A
+18V
Berikut ini adalah gambar rangkaian dasar regulator tegangan dengan input
DC stabil.
78XX
Gambar 2.15 Rangkaian Dasar IC Regulator
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
23
BAB II DASAR TEORI
Untuk mengetahui susunan kaki IC regulator 78XX dan 79XX, dapat dilihat
dari gambar berikut :
Gambar 2.16 Susunan Kaki IC Regulator 78XX
Keterangan :
1. INPUT
2. GND
3. OUTPUT
Gambar 2.17 Susunan Kaki IC Regulator 79XX
Keterangan :
1. GND
2. INPUT
3. OUTPUT
Gambar 2.18 Bentuk Fisik IC Regulator
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
24
BAB II DASAR TEORI
2.11
Pemrograman BASCOM (Basic Compiler)
Software aplikasi yang digunakan untuk pemrograman ATmega8535 adalah
BASCOM (Basic Compiler) AVR. BASCOM AVR ini menggunakan bahasa
tingkat
tinggi yang merupakan pengembangan dari bahasa Basic. Compiler ini
berfungsi untuk mengubah format program kedalam format heksadesimal agar
program yang telah dibuat dapat dimengerti oleh mikrokontroler.
BASCOM (Basic Compiler) AVR merupakan suatu perangkat lunak untuk
memrogram hardware yang diimplementasikan pada mikrokontroler jenis AVR.
Kumpulan karakter pada BASCOM terdiri dari karakter alphabet, karakter angka,
dan karakter khusus. Karakter alphabet dalam BASCOM terdiri dari huruf kapital
(A-Z) dan huruf kecil (a-z). Sedangkan karakter angka pada BASCOM adalah 09. Huruf A-H dapat digunakan sebagai bagian angka heksadesimal.
Perancangan perangkat lunak dilakukan dengan membuat diagram alir
terlebih dahulu dari perangkat lunak yang akan direalisasikan. Pemograman yang
akan dibuat adalah dalam bahasa Basic.
2.11.1. Program GetADC
Untuk pemrograman konversi sinyal analog ke digital dengan
menggunakan software BASCOM-AVR version 1.11.9.5. terdapat perintah
“getadc” yang berfungsi sebagai konversi sinyal analog yang berasal dari
transducer ke sinyal digital. Pada Atmega8535 terdapad 8 channel pin ADC
yang terdapat pada PORTA.
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
25
Download