bab 2 kajian pustaka

advertisement
7
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
State Of The Art
Tabel 2.1
Keterangan
Peneliti
I
Peneliti
II
No
Hotlan Siahaan
Penelitian
The Ethic Of
Business Ethic On
Lebaneseuniversity
Students:
Can
Business Ethic Be
Learned
(2013)
Communicating
Corporate Ethics
And The World
Wide Web: A
Discourse Analysis
Of Selected
Company Website
(2003)
Analisis Pngaruh
Perilaku Beretika
Dan
Aspek
Kepuasan Kerja
Terhadap
Komitmen
Organisasi Di
PT.
Sumber
Abadi
Karya
(2013)
Metode
Yang
Digunakan
Kuantitatif
Kualitatif
Kuantitatif
Kualitatif
Kualitatif
Jurnal Ini Meneliti
Tentang
Efek
Pembelajaran
Etika
Bisnis Di Berbagai
Mahasiswa Lebanon
Yang Telah Berhasil
Menyelesaikan Kursus
Etika.
Penelitian
Ini
Membahas
Tentang
Bagaimana Sebuah
Perusahaan
Melakukan
Komunikasi
Efektif Dan Tidak
Terlepas
Dari
Etika Yang Baik
Penelitian Ini
Membahas
Tentang
Bagaimana Sebuah
Perusahaan
Melakukan
Komunikasi
Efektif Dan Tidak
Terlepas Dari
Etika Yang Baik.
, Penelitian Ini
Mengadopsi
Pendekatan Yang
Berbeda Untuk
Etika Perusahaan
Dan Strategi
Komunikatif Yang
Berubah
Jurnal Ini
Mengangkat
Tema Tentang
Customer
relationship
Management Di
Perpustakaan
Merupakan
Sarana Dalam
Upaya Dan
Memberikan
Pelayanan Yang
Terbaik Bagi
Pelanggan
Pelanggan CRM
Juga Bertujuan
Untk Lebih
Memperkuat
Hubungan Antara
Perpustakaan Dan
Pelanggannya.
Terciptanya Citra
Yang Baik Di
Mata Public
Akan
Menguntungkan,
Karena Akan
Membawa Citra
Baik Ke Semua
Produk.
Jurnal ini mencoba
membahas konsep
dan pentingnya
etika pelayanan
publik, dilemma
dalam beretika dan
implikasinya bagi
pelayanan publik
Hasil
Penelitian
Menunjukan Bahwa
Kursus Etika Tidak
Berpengarus Positif
Terhadap
Perilaku
.Tidak Ada Perubahan
Yang
Signifikan
Mengenai
Perilaku
Etis.
Penelitian Ini
Membahas
Mengenai
Beberapa Faktor
Yang Dapat
Mempengaruhi
Komitmen
Organisasi Yaitu
Perilaku Dan
Aspek Kepuasan
Kerja Didalam
Perusahaan PT.
Sumber Abadi
Karya
Kesimpulan Dari
Penelitian Ini
Adalah Semakin
Baik Perilaku
Beretika Yang Di
Terapkan Dalam
Perusahaan Dan
Lingkungan Kerja
Mampu
Memberikan
Pengaruh
Significant
Terhadap
Komitmen
Organisasi
Subjek
Penelitian
4
Ivon
Qonita
Cudire
dan
Ineke Wibawa
Peneliti
V
Irene pollach
Judul
3
Peneliti
IV
Alamadinne, mira
1
2
Peneliti
III
Hasil
Penelitian
7
Customer
relationship
Management
Sebagai Sarana
Meraih Citra
Positif Untuk
Perpustakaan
(2008)
Ipah
Jumiati
Emah
Dimensi Etika
Dalam Pelayanan
Publik Arti Penting,
Dilema Dan
Implikasinya Bagi
Pelayanan Publik
Di Indonesia.
(2012)
Penerapan Etika
Seharusnya
Memperhatikan
Konteks Atau
Dimana Kita
Bekerja Berada.
Mendahulukan
Orang Atau Suku
Sendiri Merupakan
Tindakan Tidak
Terpuji Bila Itu
Diterapkan Dalam
Konteks Organisasi
Public Yang
Menghendaki
Perlakuan Yang
Sama Kepada
Semua Suku. Oleh
Karena Harus Ada
Kedewasaan
Tingkatan Hirarki
Yg Harus
Ditingkatkan.
8
Peneliti
I
No
5
6
Peneliti
II
Peneliti
III
Keterangan
Perbedaan
MasingMasing
Penelitian
Persamaan
MasingMasing
Penelitian
Ivon
Qonita
Cudire
dan
Ineke Wibawa
Peneliti
IV
Peneliti
V
Alamadinne, mira
Irene pollach
Dari Segi
Pengamatan, Jurnal
Tersebut
Mengamati Dari
Segi Pembelajaran
Etika Bisnis Di
Kalangan
Mahasiswa,
Dari Segi
Pengamatan,
Jurnal Tersebut
Mengamati Dari
Segi Perusahaan
Melakukan
Komunikasi
Efektif Dan
Tidak Terlepas
Dari Etika Yang
Baik,
Dari Segi
Pengamatan,
Jurnal Tersebut
Mengamati Dari
Segi Perilaku
Beretika Dan
Aspek
Kepuasan kerja
Dari Segi
Pengamatan,
Jurnal Tersebut
Mengamati
Tentang CRM
Di Perpustakaan
, Sedangkan
Penelitian Ini
Membahas Dari
Segi Etika Kerja
Karyawan
Dapat
Membangun
Citra Sebuah
Perusahaan
Penelitian Ini Lebih
Membahas Dimensi
Dari Segi
Pengamata,
Persamaan Yang
Ada Dari Penelitian
Ini Adalah, SamaSama Mengambil
Cakupan Garisbesar
Etika.
Dari Segi
Kesamaan
Antara Jurnal
Tersebut Dengan
Penelitian Ini
Adalah SamaSama Membahas
Mengenai Etika.
Dari Segi
Kesamaan
Antara Jurnal
Tersebut
Dengan
Penelitian Ini
Adalah SamaSama
Membahas
Mengenai Etika
Dari Segi
Kesamaan
Antara Jurnal
Tersebut
Dengan
Penelitian Ini
Adalah SamaSama
Membahas
Mengenai CRM
Dalam
Membangun
Citra
Organisasi.
Persamaan
penelitian ini
antara jurnal
tersebut adalah
sama-sama
mengangkat
tentang etika.
7
Hotlan Siahaan
Ipah
Jumiati
Emah
Etika Dalam
Pelayanan Publik Arti
Penting, Dilema Dan
Implikasinya Bagi
Pelayanan Publik Di
Indonesia,
Sedangkan
Penelitian Ini
Membahas Dari
Segi Etika Kerja
Karyawan Dapat
Membangun Citra
Sebuah Perusahaan
9
Penjelasan
Jurnal Internasional
1. Judul : The Ethic Of Business Ethic On LebaneseUniversity Students: Can
Business Ethic Be Learned (2013)
Penulis :Alamadinne, mira
Deskripsi : Jurnal ini meneliti tentang efek pembelajaran etika bisnis di
berbagai mahasiswa Lebanon yang telah berhasil menyelesaikan kursus
etika. Penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif, yaitu memakai
metode pengambilan populasi sample secara acak.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kursus etika tidak berpengaruh positif
terhadap perilaku .tidak ada perubahan yang signifikan mengenai perilaku
etis.
Perbedaan penelitian ini
dengan jurnal
tersebut adalah dari segi
pengamatan, jurnal tersebut mengamati dari segi pembelajaran etika
bisnis di kalangan mahasiswa, sedangkan penelitian ini membahas dari
segi etika kerja karyawan. Dari segi metodelogi yang digunakan juga
berbeda, jurnal tersebut menggunakan metode
pengambilan populasi
sample acak atau metodelogi kuantitatif. Sedangkan penelitian ini
menggunakan metodelogi kualitatif
2. Judul : Communicating Corporate Ethics And The World Wide Web :
A Discourse Analysis Of Selected Company
Website (2003)
Penulis :Irene pollach
Deskripsi : Penelitian ini membahas tentang bagaimana sebuah
perusahaan melakukan komunikasi efektif dan tidak terlepas dari etika
yang baik. , penelitian ini mengadopsi pendekatan yang berbeda untuk
etika perusahaan dan strategi komunikatif yang berubah
.
metodelogi
yang di gunakan adalah kualitatif
Perbedaan penelitian ini
dengan jurnal
tersebut adalah dari segi
pengamatan, jurnal tersebut mengamati dari segi perusahaan melakukan
komunikasi efektif dan tidak terlepas dari etika yang baik, sedangkan
penelitian ini membahas dari segi etika kerja karyawan dapat membangun
Citra sebuah perusahaan. Dari segi kesamaan antara jurnal tersebut
dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai etika.Dan
metodelogi yang digunakan kualitatif.
10
Penjelasan
Jurnal Lokal
1.
Judul
:
Analisis
Pngaruh
Perilaku
Beretika
Dan
Aspek
KepuasanKerja Terhadap Komitmen Organisasi Di PT.Sumber Abadi
Karya (2013)
Penulis : Ivon Qonita Cudire dan Ineke Wibawa
Deskipsi : Penelitian ini membahas mengenai beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi komitmen organisasi yaitu perilaku dan aspes kepuasan
kerja didalam perusahaan PT. sumber abadi karya
yang bergerak di
bidang outsorcing. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif ,sebaga
alat pendukung penelitian dengan teknik pengumpulan data, wawancara
serta quisioner. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin baik
perilaku beretika yang di terapkan dalam perusahaan dan lingkungan
kerja mampu memberikan pengaruh significant terhadap komitmen
organisasi.
Perbedaan penelitian ini
dengan jurnal
tersebut adalah dari segi
pengamatan, jurnal tersebut mengamati dari segi Perilaku Beretika Dan
Aspek KepuasanKerja, sedangkan penelitian ini membahas dari segi etika
kerja karyawan dapat membangun Citra sebuah perusahaan. Dari segi
kesamaan antara jurnal tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama
membahas mengenai etika. Dari segi metodelogi yang digunakan juga
berbeda jurnal tersebut menggunakan metodelogi kuantitatif sedangkan
penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif, melakukan observasi
secara mendalam.
2.
Judul : Customer relationship Management Sebagai Sarana Meraih
Citra Positif Untuk Perpustakaan (2008)
Penulis : Hotlan Siahaan
Deskripsi :jurnal ini mengangkat tema tentang Customer relationship
Management ( CRM ) di perpustakaan merupakan sarana dalam upaya
dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan CRM juga
bertujuan untk lebih memperkuat hubungan antara perpustakaan dan
pelanggannya.
Terciptanya Citra yang baik di mata public
akan
menguntungkan, karena akan membawa citra baik ke semua produk.
Jurnal ini menggunakan metode penelitian kualitatif (observasi).
11
Perbedaan penelitian ini
dengan jurnal
tersebut adalah dari segi
pengamatan, jurnal tersebut mengamati tentang CRM di perpustakaan ,
sedangkan penelitian ini membahas dari segi etika kerja karyawan dapat
membangun Citra sebuah perusahaan. Dari segi kesamaan antara jurnal
tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai
customer relations management dapat membangun Citra positif. . Dan
metodelogi yang digunakan kualitatif.
3.
Judul : Dimensi Etika Dalam Pelayanan Publik Arti Penting,
Dilema Dan Implikasinya Bagi Pelayanan Publik Di Indonesia. (2012)
Penulis : Ipah Emah Jumiati
Deskripsi : Jurnal ini mencoba membahas konsep dan pentingnya etika
pelayanan publik, dilemma dalam beretika dan implikasinya bagi
pelayanan public. Penerapan Etika Seharusnya Memperhatikan Konteks
Atau Dimana Kita Bekerja Berada. Mendahulukan Orang Atau Suku
Sendiri Merupakan Tindakan Tidak Terpuji Bila Itu Diterapkan Dalam
Konteks Organisasi Public Yang Menghendaki Perlakuan Yang Sama
Kepada Semua Suku. Oleh Karena Harus Ada Kedewasaan Tingkatan
Hirarki Yg Harus Ditingkatkan.
Perbedaan Penelitian Ini Lebih Membahas Dimensi Etika Dalam
Pelayanan Publik Arti Penting, Dilema Dan Implikasinya Bagi
Pelayanan Publik Di Indonesia, Sedangkan Penelitian Ini Membahas
Dari Segi Etika Kerja Karyawan Dapat Membangun Citra Sebuah
Perusahaan. Persamaan penelitian ini antara jurnal tersebut adalah samasama mengangkat tentang etika.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1
Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication,
berasal dari kata latin communicatio yang bersumber dari kata communis
berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi
komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaaan makna mengenai suatu
pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan
(Effendi, 2004:9).
12
Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan
melalui sarana atau media komunikasi kepada komunikan yang dituju.
Menurut Hovland “Communication is the process to the modify the
behavior of other individuals” Komunikasi adalah proses mengubah
perilaku orang lain (Effendi, 2004:10).
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi yang telah banyak
memberi perhatian pada riset komunikasi, khususnya dalam hal
penyebaran inovasi membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Cangara,
2008:20)
Definisi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Rogers
bersama D. Lawrence Kincaid dalam Cangara melahirkan suatu definisi
baru yang menyatakan bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses dimana
dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam.” (Cangara, 2008:20)
(Widjaja, 2002 hal.13)
Komunikasi adalah proses penyampaian
pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu untuk
menghasilkan efek atau tujuan dengan mengharapkan feedback atau
umpan balik. Penyampaian pesan dapat berupa gagasan dan harapan yang
disampaikan melalui simbol kepada khalayak. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat dipahami bahwa berkomunikasi dapat mengubah sikap,
pendapat dan perilaku seseorang. Komunikasi adalah proses penyampaian
gagasan, ide dan pesan yang disampaikan melalui symbol tertentu,
mengandung arti dan dilakukan oleh penyampai pesan dan ditujukan pada
penerima pesan.
13
2.2.2
Komunikasi Interpersonal
Diungkapkan
oleh
Teri
and
Michael(2005)
“Interpersonal
relationship is a meaningful dyadic person-to-person conection. When we
share interpersonal relationship with another person”
Agus M.Hardjana dalam Suranto (2011 hal 3) mengatakan,
“komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau
beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara
langsung pula”.
Pendapat tersebut dikembangkan oleh Deddy Mulyana
dalam Suranto (2011 hal.3) bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi abtara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.
Efektifitas komunikasi antarpribadi
Menurut Kumar, dikutip Wiryanto (2004
hal.36), efektifitas komunikasi antarpribadi mempunyai lima ciri, yaitu :
a. Keterbukaan (openess). keterbukaan dalam menanggapi informasi
yang diterima dalam hubungan antarpribadi.
b. Empati (empathy). Merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain.
c. Dukungan (supportiveness). Menciptakan situasi yang terbuka untuk
mendukung
komunikasi yang eektif.
d. Rasa positif (positifness). Menanggapi segala sesuatu dengan positif
untuk
menciptakan situasi komunikasi yang kondusif.
e. Kesetaraan (equality). Menghargai dan menghormati kedua belah
pihak
2.2.2.1 Ciri-Ciri Komunikasi Interpersonal
Suranto (2011 Hal.14) menjelaskan dalam bukunya, Komunikasi
interpersonal, merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya
cukup tinggi dalam kehidupan sehari- har. Apabila diamati dan di
komparasikan dengan jenis komunikasi lainnya, maka dapat
dikemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal sebagai berikut :
14
1. Arus pesan dua arah
Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan
penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya
pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah.
2. Suasana nonformal
Komunikasi bisa dalam keadaan apapun, dan sering terjadi dalam
keadaan atau situasi nonformal.
3. Umpan balik segera
Komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan para pelaku
komunikasi secara bertatap muka, maka umpan balik dapat
diketahui dengan segera.
4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat.
Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi antar
individu agar peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, baik
jarak dalam arti fisik maupun psikologis.
5. Peserta komunikasi mengirimkan dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik secara verbal atau nonverbal.
Untuk
meningkatkan keefektifan
komunikasi interpersonal,
peserta komunikasi dapat membudayakan pemanfaatan kekuatan
pesan verbal maupun nonverbal secara simultan.
2.2.3
Public Relations
Sebagai bagian dari manajemen suatu perusahaan, maka public
relations juga memiliki peranan untuk melakukan komunikasi dua arah
timbal balik antara perusahaan dengan publiknya. Karenanya peranan public
relations dalam manajemen suatu perusahaan terlihat dalam aktivitas pokok
public relations yaitu (Ruslan, 2007, hal.24):
1. Mengevaluasi sikap atau opini publik,
2. Mengidentifikasi
kebijakan
dan
prosedur
perusahaan
dengan
kepentingan publiknya,
3. Merencanakan
public
relations.
dan
melaksanakan
penggiatan
aktivitas
15
Dozier
&
Broom
(Ruslan,
2007,
hal.20)
menambahkan
konsep
mengenai peranan public relations (role of public relations)yang
dibagi dalam empat kategori, yaitu:
a. Penasehat ahli (expert prescriber), dimana praktisi
yang memiliki peranan ini membantu menajemen dengan pengalaman dan
ketrampilan mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah
yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam kondisi ini
akan
manajemen percaya bahwa sebagai ahli, praktisi
menemukan solusi yang tepat bagi masalah
yang dihadapi.
b. Fasilitator komunikasi (communication fasilitator), dimana praktisi
public relations berperan sebagai mediator informasi antara perusahaan
dengan publiknya. Fungsi utama yang dijalankan adalah memfasilitasi
pertukaran informasi sehingga manajemen dapat mendengar dan memahami
apa yang diinginkan publik dan demikian pula sebaliknya, publik juga
mendengar dan memahami apa yang diharapkan oleh manajemen.
c. Fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process
fasilitator), dimana praktisi
membantu manajemen melalui
kerjasama dengan bagian lain dalam perusahaan untuk menemukan
pemecahan masalah yang terbaik bagi masalah
secara
rasional dan profesional.
d. Teknisi komunikasi (communication technician), dimana public
relations berperan sebagai
yang hanya menyediakan
layanan teknis komunikasi.
Peranan penasehat ahli, fasilitator komunikasi
dan fasilitator proses pemecahan masalah dikategorikan sebagai peran
manajerial (
)
Peran public relations yang dipaparkan oleh beberapa ahli tersebut,
Ruslan (2007, hal.26-27) menyimpulkan secara garis besarnya tentang peran
dan fungsi utama public relations, yakni :
A. Communicator, artinya kemampuan sebagai komunikator baik
secara langsung maupun tidak langsung, melalui berbagai
media atau tatap muka. Disamping itu juga bertindak sebagai
mediator dan sekaligus persuador.
16
B.
, yakni kemampuan peran public
relations membangun hubungan yang positif dengan
menciptakan
saling
pengertian,
kepercayaan,
dukungan, kerjasama, dan toleransi antara lembaga
yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal.
,
C.
yakni
melaksanakan
dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain,
seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional,
personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan
bersama.
D.
, dimana menciptakan citra atau
publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan
sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public
relations dalam melaksanakan manajemen public
relations membangun citra atau nama baik lembaga
atau perusahaan dan produk yang diwakilinya
2.2.4 Citra
2.2.4.1
Pengertian Citra
Berdasarkan pengertian dalam kamus besar bahasa Indonesia,
citra adalah gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi,
perusahaan, organisasi, atau produk.Semua orang pasti memiliki
persepsi atau pendapatnya masing-masing terhadap suatu hal yang
dilihat atau diketahui. Baik itu mengenai pribadi seseorang,
prusahaan/organisasi, ataupun produk mmiliki nilai yang berbedabeda dimata seseorang. Citra itu sendiri tidak dapat diukur wujudnya
dari hasil penilaian baik atau buruknya opini public
terhadap
organisasi atau perusahaan.
Frank jefkins pakar public relations dari inggris, mengatakan
bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu
yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
Citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan
17
pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau Kenyataan
(
Ardianto,2011 hal.62)
Elvinaro ardianto (2011 hal.62) dalam bukunya hand book of
public relations menjelaskan citra adalah Citra : the imprassion, the
feeling, the conception which the public
has of a company: a
consciously created imprassion of an object, person or organization.
Kriyantono (2008 hal.9-10) mengungkapkan citra merupakan
gambaran yang ada dalam benak public tentng perusahaan. Citra
adalah
persepsi
pelayanannya,
public
kualitas
tentang
produk,
perusahaan
budaya
menyangkut
perusahaan,
perilaku
perusahaan, atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan
lainnya. Pada akhirnya persepsi akan mempengaruhi sikap public ,
apakah mendukung, netral, atau memusuhi
.
2.2.4.2 Jenis – Jenis Citra
Ada beberapa jenis citra menurut frank jafkins ( dalam Ruslan, 2004 hal.45)
yaitu:
1. Mirror Citra (Citra Bayangan)
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi, bisaanya
adalah pemimpin mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.
Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam
mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak
tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya
informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan
dalam organisasi itu mengenai -pendapat atau pandangan pihak-pihak
luar.Dalam situasi yang bisaa, sering muncul fantasi semua orang menyukai
kita.
2.
Current Citra (citra yang berlaku)
Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihakpihak luar mengenai organisasi.Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh sedikitsedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
3.
Multiple Citra ( Citra Majemuk)
Citra majemuk yaitu adanya Citra yang bermacam-macam dari public nya
terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili
18
organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama
dengan tujuan atau asas organisasi kita
4.Corporate Citra ( citra perusahaan)
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan ,jadi
bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya
5. Wish Citra (Citra yang diharapkan)
Citra aharapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau
suatu organisasi.Citra yang diharapkan bisaanya dirumuskan dan diterapkan
untuk sesuatu yang relative baru, ketika khalayak belum memiliki informasi
yang memadai mengenainya.
6.
Performance Citra ( penampilan Citra)
Citra ini ditujukan kepada subyek yang ada pada institusi, bagaimana kinerja
atau penampilan diri dari para professional pada institusi yang bersangkutan.
Sebagai contoh citra yang ditampilkan karyawan dalam menangani keluhan
para pelangggan
2.2.4.3
Tujuan Citra
menurut Yulianita (2005 hal.47) tujuan citra adalah sebagai berikut :
1.
Manciptakan Public Understanding (pengertian public). Dalam
hal ini publik memahami organisasi atau perusahaan apakah itu dalam hal
produk
ataupun
jasa,
aktifitas-aktifitasnya,reputasinya,
perilaku
manajemen dan sebagainya.
2.
Public Confidence ( adanya kepercayaan public terhadap
organisasi atau perusahaan kita). Public percaya bahwa hal-hal yang
berkaitan dengan oganisasi atau perusahaan adalah benar adanya.
3.
Public Support
adanya unsur dukungan dari public terhadap
perusahaan kita baik dalam bentuk material (membeli produk kita) maupun
spiritual (dalam bentuk pendapat/fikiran untuk menunjang keberhaslan
perusahaan kita)
4.
Pubic Cooperation (adanya kerjasama dari public terhadap
organisasi kita ) jika ketiga tahapan diatas dapat terlalui maka akan
mempermudah adanya kerjasama dari public yang
berkepentingan terhadap organisasi kita, guna mencapai keuntungan dan
kepuasan bersama.
19
Dengan demikian citra positif, sebuah organisasi atau perusahaan
akan lebih mudah dalam mendapatkan pengertian, dengan kepercayaan, serta
dukungan dari masyarakat atau public nya. Jika pengertian, atau kepercayaan
serta dukungan dari public telah di peroleh maka organisasi atau perusahaan
akan mudah juga dalam menjalin kerjasama yang saling menguntungkan
dengan berbagai pihak.
2.2.5 Etika
2.2.5.1 Pengertian etika
Menurut Suranto (2011 hal.125) Istilah etika berasal dari kata latin ethicus
yang berarti kebisaaan. Sesuatu yang dianggap etis atau baik, apabila sesuai dengan
kebisaaan masyarakat. Etika juga memiliki pengertian lain yaitu sebagi suatu study
ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai
baik dan mana pula yang dinilai buruk. dengan demikian etika diharapkan berperan
untuk membuka wawasan tentang kebaikan dan keburukan atas tindakan seseorang.
Heables and weaver (2012 hal.22) “Ethical Communications that is honest,
fair, and considerate of other rights. Communication is honest when communicators
tell the truth ; it is fair and considerate when they consider the listener’s feelings.
There are times, however, when honesty and fairness are in conflict. Much
communication that is harmfull to or disrespectful of other is done without thinking
of the implication of the words, think before you speak, and ask your self if you are
being honest and considerate of the other person’s feeling”
Suranto (2011 hal.125) Seringkali orang mencampur aduk istilah etika dan
etiket. Etika adalah cabang ilmu filasafat yang mempelajari pandangan-pandangan
dan persoalan moral atau kesusilaan.Sedang etiket ialah tata krama atau sopan
santun.
Mufid (2012 hal.171) juga memaparkan “etika dalam istilah filsafat , etika
berarti ilmu tentang apa yang bisaa dilakukan atau ilmu tentang adat kebisaaan. Etika
dibedakan dalam tiga hal pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban
moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat”
20
Suranto (2011 hal.126) Dalam menelaah ukuran baik dan buruk ini, kita bisa
melakukan penggolongan etika menjadi dua katagori, ialah etika deskriptif dan
normatif.
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif merupakan usaha menilai tindakan atau perilaku
berdasarkan pada ketentuan atau norma baik-buruk yang tumbuh
dalam kehidupan bersama, baik dalam keluarga maupun didalam
masyarakat sebagai acuan etis.
2. Etika Normatif
Etika Normatif berusaha menelaah dan memberikan penilaian etis atas
tindakan dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menggunakan
norma yang dibuat oleh otoritas tertentu. Dengan demikian apakah
tindakan itu etis atau tidak, tergantung dengan kesesuainya terhadap
norma-niorma yang sudah dibakukan oleh sebuah institusi atau
masyarakat.
Suranto (2011 hal.128) memaparkan, “jika mengingat bahwa dalam
etika telah ditunjukkan suatu kriteria ukuran baik dan buruk, maka menjadi
suatu keharusan bagi kita untuk memahaminya dang mengaplikasikannya
dalam aktivitas nyata, termasuk dalam berkomunikasi.Fakta yang harus selalu
di ingat adalah bahwa standar etika satu kelompok masyarakat dengan yang
lainnya seringkali berbeda. Fakta inilah yang menyebabkan kita akan
senantiasa dihadapkan kepada masalah-masalah etis”.
Dasar-dasar etika menurut Suranto (2011 hal.128) adalah sebagai berikut:
1. Sopan dan Ramah kepada siapa saja
2. Memberikan pehatian kepada orang lain atau tidak mementingkan diri
sendiri
3. Menjaga perasaan orang lain
4. Ingin membantu
5. Memiliki rasa toleransi
6. Dapat menguasai diri,mengendalikan emosi dalam setiap situasi
21
Sedangkan menurut Darmodiharjo dan Shidarta (dalam Mufid, 2012 hal.173174 ) sifat dasar etika mencakup:
1. Untuk
mempersoalkan
norma
yang
dianggap
berlaku.
Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan apakah dasar itu
membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu terhadap
norma yang dapat berlaku.
2. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma
yang tidak dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis
dengan sendirinya akan kehilangan haknya.
3. Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti, orang tua,
sekolah, Negara, dan agama untuk memberikan perintah atau
larangan yang harus ditaati.
4. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap
yang rasional terhadap semua norma.
5. Etika
menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung
jawab bagi seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau
diombang-ambingkan oleh norma yang ada?
Suranto (2011 hal.128) juga memaparkan tentang hal-hal yang terkait
tentang kesalahan dalam beretika antara lain :
1.
Bahasa yang tidak pas
2.
Tidak menghargai waktu orang lain
3.
Penampilan yang tidak pas
4.
Kesalahan dalam menyapa
5.
Kurangnya keterampilan dalam mendengar
6.
Mempermalukan orang lain
Standar etika adalah bahwa tindakan itu dikatagorikan etis atau baik
jika sesuai dengan norma dan social dan budaya di masyarakat. Dengan
demikian, tindakan itu tidak diukur dari kepentingan subjek individu,
melainkan pada kesepakatan bersama masyarakat secara umum.
Suranto (2011 hal.131) mengungkapkan juga tetntang, Ketentuan
norma etika secara formal berlaku di suatu organisasi sering dinamakan kode
etik. “Kode etik ialah serangkaian ketentuan dan peraturan yang disepakati
bersama guna mengaur tingkah laku anggotaa- anggota dalam suatu
22
organisasi.Bisaanya kode etik dijadikan pedoman dalam organisasi-organisasi
profesi”.
Kode etik merupakan standar etika bagi setiap anggota profesi yang
dituangkan secara formal, tertulis dan normatif dalam suatu bentuk aturan
main.Disususnnya kode etik profesi ialah merupakan komitmen terhadap
tanggung jawab pelaksanaan tugas dan kewajiban.Fungsi kode etik profesi
ialah memandu, mendampingi, memberi arah tingkah laku anggota profesi
agar tidak keluar dari etika yang menjadi anutan.
2.2.5.2 Etika komunikasi
Mufid
(2012
hal.185)
juga
memaparkan,
etika
komunikasi
mengelaborasi standar etis yang digunakan oleh komunikator dan komunikan.
Setidaknya ada tujuh perspektif etika komunikasi yang bisa dilihat dalam
perspektif yang bersangkutan.
1. Perspektif politik. Dalam perspektif ini, etika untuk mengembankan
kebisaaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan
bersikap adil denan memilih dasar kebebasan, pengutamaan motivasi,
dan menanamkan penghargaan atas perbedaan.
2. Perspektif sifat manusia. Sifat manusia yang paling mendasar adalah
kemampuan berpikir dan kemampuan menggunakan symbol. Ini
berarti bahwa tindakan manusia yang benar-benar
dilakukan dan
dengan bebas untuk memilih melakukannya.
3. Perspektif dialogis, komunikasi adalah proses transaksi dialogal dua
arah. Sikap dialogal adalah sikap setiap partisipan komunikasi yang
ditandai oleh kualitas keutamaan, seperti keterbukaan, kejujuran,
kerukunan intensitas, dan lainnya
4. Perspektif situasional. Faktor situasional adalah bagi setiap
penilaian moral. Ini berarti bahwa etika memperhatikan peran dan
fungsi komunikator, standar khalayak, derajat kesadaran, tingkat
urgensi pelaksanaan komunikator, tujuan dan nilai khalayak, standar
khalayak untuk komunikasi etis.
5. Perspektif religious. Pendekatan melalui kitab suci dalam agama
membantu manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih
pasti dalam setiap tindakan manusia.
23
6. Perspektif utilitarian. Standar utilitarian untuk mengevaluasi cara
dan tujuan komunikasi dapat dilihat dari adanya kegunaan,
kesenangan, dan kegembiraan.
7. Perspektif legal. Perilaku komunikasi yang legal, sangat disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku dan dinggap sebagai perilaku yang
etis.
2.2.6 Listening in a multilingual World
2.2.6.1
Pengertian menyimak (listening)
Dalam suatu komunikasi menyimak merupakan aspek yang sangat
penting. Menyimak di definisikan sebagai kegiatan yang bersifat fisikal
dimana seseorang menerima, memperhatikan, serta memahami suara (Barker
dalam haryani dalam sutrisna dewi ,2007 hal.179).
Menyimak yang efektif tidak hanya menggunkan indera pendengaran saja,
tetapi juga pikiran.
Terdapat 6 tahap dalam menyimak menurut barker dalam haryani
dalam sutrisna dewi, 2007 hal.180)
1. Mendengarkan (hearing)
Mendengarkan adalah aktifitas fisik dimana seseorang menerima
suara melaui indera pendengaran.
2. Memperhatikam (attention)
perhatian yang selektif terhadap rangsangan tertentu disebut
perhatian/attention
3. Memahami (understanding)
tahapan
mendengarkan
dan
memperhatikan
belum
mecapai
pemberuan makana terhadap pesan yang disampaikan. Pada tahap ini
pendengar memahami pesan yang dikirim dengan memberikan makna
terhadap pesan yang didengar baik kata-kata maupun simbol.
4. Mengingat (remembering)
Pesan yang diterima kemudian diinterpretasikan dan diletakkan dalam
ingatan. Setelah didalam ingatan kemudian pesan dihubungkan
dengan pesan yang sudah ada didalam ingatan sehingga membentuk
ingatan baru. Dan jika dibutuhkan pesan akan dikeluarkan lagi dari
ingatan.
24
5. Mengevaluasi ( evaluating)
Pada tahap evaluasi, pesan yang disampaikan akan diukur bukti
buktinya dan akan dibendakan yang mana fakta yang mana opini dan
menentukan pesan itu mengandung bisa atau tidak. Pada tahap ini
listener akan membuat pertimbangan berkaitan dengan pesan yang
disampaikan.
6. Menanggapi (responding)
Ini adalah tahap terakhir dalam proses menyimak, yaitu menanggapi
pembicaraan atau pesan yang disampaiakn dengan memberikan
umpan balik. Meskipun pesan yang disampaikan sama tetapi umpan
balik yang diberikan listener bisa berbeda.
Menurut sutrisna dewi, menyimak merupakan hal yang penting dalam dunia
bisnis. Dan ada 3 hal hal yang bisa dilakukan apa bila kita memiliki
kemampuan menyimak yang baik.
1. Memecahkan konflik
2. Menanggulangi perlawanan
3. Mengadakan negosiasi
Selain itu menurut H.I goodall sandra goodall dan jill schiefelbein.
(2006 hal. 84)
Ada beberapa tahapan mendengarkan dari yang hanya sekedar mendengarkan
hingga mendengarkan dengan perhatian penuh.
1. Hearing (mendengarkan)
Mendengarkan merupakan proses fisik. Yaitu proses mendengarkan
sinyal yang dikirimkan oleh sumber berupa stimulus suara.
2. Informational listening ( meyimak informasi)
Orang yang menerima stimulus mengidentifikasi sinyal yang diberikan
sumber kedalam kata kata. Dan didalam proses ini pendengar sudah
berada didalam tahap menyimak, bukan mendengarkan lagi.
3. Critical listening (menyimak dengan kritis)
Pada tahap ini pendengar sudah melakukan respon dengan berbicara dan
mengeksplor apa yang dibicarakan dengan logika, alasan dan dengan
sudut pandang pembicara itu sendiri.
25
4. Self reflexive listening (menyimak dengan refleksi diri)
Pendengar sudah merefleksikan apa yang diakatakan sesuai dengan apa
yang dialaminya dalam kehidupan sehari hari.
5. Conscious listening (menyimak dengan kesadaran 0070enuh)
Pendengar sudah terbuka dengan sudut pandang yang dikatakan oleh
pembicara.
2.2.6.2 listening in conflict situations (menyimak dalam konflik)
Menyimak dalam situasi konflik sangat memerlukan kemampuan
mendengarkan yang baik dan didukung dengan kesabaran. Terkadang ketika
kita berada didalam situasi konflik kita menahan diri atau menarik diri.
Walaupun konflik tersebut merupakan konflik situasional dan bukan
personal. Sebaiknya kita harus belajar untuk mendengarkan reaksi dari
pembicara dan bagaimana perasaan mereka dalam situasi tersebut daripada
berfokus dengan kemarahan kita, penolakan kita atau keinginan untuk balas
menyerang.
Ada hal-hal yang yang perlu diperhatikan dalam menyimak konflik
menurut H.I goodall, Goodall & schiefelbein (2006 hal 86), yaitu
2. Santai dan tarik nafas yang dalam. Mundur dari orang yang
sedang berbicara dan ini akan membantu anda untu
mengontrol diri. Secara psikologis mundur akan membantu
ada untuk mengembalikan mental anda.
3. Jangan bertahan ketika pembicara fokus kepada diri anda
bukan kepada situasi. Pikiran dan kata kata anda harus tetap
fokus terhadap situasi dan bukan kepada orangnya. Ingat, tidak
semua orang mengerti tentang mendengarkan secara penuh.
4. Akui konflik. Jika kamu mengetahui bahwa konflik akan
sengera memanas. Mulailah dengan percakapan, “kita
memiliki
cara
pandang
yang
berbeda,
saya
ingin
mendengarkanmu terlebih dahulu. Dan tolong dengarkan juga
apa yang saya katakan.”
5. Simak lingkungan yang dapat dikompromikan. Banyak sekali
proses penyelesaian konflik dengan kompromi bukan dengan
persetujuan.
26
6. Simak jika ada tanda tanda bahwa konflik akan meningkat.
Jika ini terjadi, katakan “saya rasa kita sudah terlalu emosi,
mudah mudahan kita bisa bertemu lagi untuk membahas ini
lagi.”
7. Ulangi apa yang pembicara katakan. Tunjukan bahwa kita
mendengarkan secara kritis dengan mengulangi apa ysng
pembicara
inginkan
dan
bandingkan.
Tunjukan
kita
mendengarkan dengan refleksi diri dengan cara menunjukan
kemampuan anda dari perspektif pembicara terhadap konflik.
Tunjukan bahwa anda mendengarkan dengan kesadaran penuh
dengan memberikan alternatif kedepannya.
27
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan, di temukan adanya
fenomena terkait dengan etika komunikasi, khususnya pada divisi customer
relations kepada penghuni. Seharusnya etika yang mereka lakukan atau
tunjukan adalah mencerminkan moral-moral yang lebih baik, membantu para
professional dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat dalam
menghadapi dilema pekerjaan mereka yakni menjaga atau membangun citra
atau nama baik perusahaan serta menjaga sikap karyawan yang baik.
Suranto juga menjelaskan dalam bukunya mengenai dasar-dasar etika,
seperti di terangkan dalam kerangka pemikiran berikut ini :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
28
Download