Etika Dan Regulasi Maria Christina 01 Tinjauan Umum Etika Manusia: Mahluk Tuhan yang Paling Sempurna • Manusia dikaruniai akal, perasaan, dan kehendak. • Akal adalah alat untuk berpikir sebagai sumber ilmu dan teknologi. • Perasaan adalah alat untuk menyatakan keindahan sebagai sumber seni dan budaya. • Kehendak adalah alat untuk menyatakan pilihan sehingga manusia memiliki kemampuan untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Manusia: Mahluk Sosial yang Beretika • Manusia juga mahluk yang terikat dengan lingkungannya. • Keterikatan tersebut tampak pada kehidupan manusia dengan perilaku yang bersifat etis yang dimilikinya. • Perilaku etis manusia itulah yang mendasari munculnya etika sebagai sebuah ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang baik dan buruk dalam kehidupannya. • Etika bahkan berkembang menjadi studi tentang kehendak manusia, yaitu kehendak yang berhubungan dengan keputusan tentang yang benar dan yang salah dalam tindak perbuatannya. Pengertian Etika: (Kamus Besar Bahasa Indonesia) • Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. • Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. • Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat. Pengertian Etika: (Profesor Robert Salomon) • Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia sebagai individu yang beretika. • Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia. Etika, Filsafat, dan Ilmu Pengetahuan Il afat s l i F Etika n m engetahu P u a • Etika merupakan bagian dari filsafat. • Filsafat sendiri merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Pengertian Filsafat: • Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia, yang bertugas meneliti dan menentukan semua fakta konkret hingga yang paling mendasar. • Ciri khas filsafat adalah upaya dalam menjelaskan pertanyaan selalu menimbulkan pertanyaan baru. Unsur-unsur penting filsafat sebagai ilmu: 1. Kegiatan intelektual Bahwa filsafat merupakan kegiatan yang memerlukan intelektualitas atau pemikiran. 2. Mencari makna yang hakiki Filsafat memerlukan interpretasi terhadap sesuatu dalam kerangka pencarian makna yang hakiki. 3. Segala fakta dan gejala Bahwa objek dari kegiatan filsafat adalah fakta dan gejala yang terjadi secara nyata. 4. Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis Filsafat memerlukan suatu metode dalam kegiatannya serta membutuhkan prosedurprosedur yang sistematis. 5. Untuk kebahagiaan manusia Tujuan akhir filsafat sebagai sebuah ilmu adalah untuk kebahagiaan umat manusia. • Etika merupakan bagian filsafat, yaitu filsafat moral. • Dalam konteks etika sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan, perlu dilakukan pemisahan antara etika dan moral. • Etika adalah ilmu pengetahuan. • Moral adalah obyek ilmu pengetahuan tersebut. Etika = Moral • Etika dapat disamakan dengan moral. • Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang baik. • Kata moral berasal dari bahasa latin “mos” yang juga berarti sebagai adat kebiasaan. • Secara etimologis, kata moral sama dengan etika yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya di dalam komunitas kehidupannya. Etika ≠ Moral • Di satu kondisi, etika berbeda dengan moral. • Etika merupakan refleksi kritis dari nilai-nilai moral. • Sedangkan dalam kondisi berbeda ia bisa sama dengan moral, yaitu nilai-nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku di dalam komunitas kehidupannya. • Moralitas langsung mengatakan pada kita “inilah cara Anda melakukan sesuatu…”. • Sedangkan etika justru akan mempersoalkan “mengapa untuk melakukan sesuatu tersebut harus menggunakan cara itu?”. Hubungan Etika Dengan Moral Etika Moral Etika = Moral Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan-tindakan tidak etis: 1. Kebutuhan individu Ini merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan-tindakan tidak etis. Misalnya, seseorang bisa saja melakukan korupsi untuk mencukupi kebutuhankebutuhan pribadi dalam kehidupannya. 2. Tidak ada pedoman Tindakan tidak etis bisa saja muncul karena tidak adanya pedoman atau prosedur yang baku tentang bagaimana melakukan sesuatu. Hal itu membuka peluang bagi seseorang untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya merupakan pelanggaran etika dalam komunitasnya. 3. Perilaku dan kebiasaan individu Tindakan tidak etis juga bisa muncul karena perilaku dan kebiasaan individu, tanpa memperhatikan faktor lingkungan di mana individu tersebut berada. 4. Lingkungan tidak etis Kebiasaan tidak etis yang sebelumnya sudah ada dalam suatu lingkungan, dapat mempengaruhi orang lain yang berada dalam lingkungan tersebut untuk melakukan hal serupa. 5. Perilaku atasan Atasan yang terbiasa melakukan tindakan tidak etis, dapat mempengaruhi orang-orang di bawahnya untuk melakukan hal serupa. Pelanggaran Etika Akan Menimbulkan Sanksi: • Sanksi Sosial bisa saja berupa teguran dari pemuka masyarakat hingga pengucilan dari kehidupan bermasyarakat. • Sanksi Hukum jika pelanggaran etika sudah mengarah kepada pelanggaran hukum, misalnya korupsi, kolusi, dan nepotisme, maka hukumlah yang akan berbicara. • Secara umum, hukum mengukur kegiatan-kegiatan etika yang kebetulan selaras dengan aturan hukum. • Pelanggaran etika dan moral bisa saja menyentuh wilayah hukum dan akan mendapatkan sanksi hukum. • Namun pada kondisi lain, bisa saja pelanggaran etika hanya mendapatkan sanksi sosial dari masyarakat karena pelanggaran tersebut tidak menyentuh wilayah hukum positif yang berlaku. Hubungan Etika, Moral,& Hukum Etika Moral Hukum Etika = Moral = Hukum Dua Jenis Etika • Etika Deskriptif Etika yang berbicara mengenai suatu fakta, yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realistis yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Etika ini berusaha menyoroti secara rasional dan kritis tentang apa yang diharapkan dalam hidup ini mengenai sesuatu yang bernilai. • Etika Normatif Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Etika ini berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupannya sehari-harinya. Dua Macam Norma • Norma Umum merupakan norma yang memiliki sifat universal. • Norma Khusus merupakan aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan dalam lingkup yang lebih sempit. Misal: aturan jam kunjung pasien di RS, aturan bermain dalam olah raga. Tiga Kelompok Norma Umum: • Norma Sopan Santun yaitu tata cara hidup dalam pergaulan sehari-hari. Misal: cara makan yang sopan, tata cara bertamu, dll. • Norma Hukum norma yang memiliki keberlakuan yang lebih tegas karena diatur oleh suatu hukum dengan jaminan hukuman bagi pelanggarnya. • Norma Moral merupakan norma yang sering digunakan sebagai tolak ukur masyarakat untuk menentukan baik buruknya seseorang sebagai manusia. Penggolongan Etika • Etika Umum adalah etika tentang kondisi-kondisi dasar dan umum, bagaimana manusia harus bertindak secara etis. Etika ini merupakan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan. • Etika Khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan khusus. Etika khusus dapat dikelompokkan lagi menjadi dua bagian, yaitu etika individual dan etika sosial. Struktur Etika Etika Sikap thd Sesama Etika Umum Etika Keluarga Etika Khusus Etika Profesi Etika Individual Biomedis Etika Sosial Hukum Bisnis Tek. Informasi Lain-lain Etika Profesi Lingkungan Hidup • Etika Individual menyangkut kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri. Contoh: etika beragama, bagaimana merawat diri sendiri, menjaga kesehatan, dll. • Etika Sosial menyangkut hubungan individu dengan lingkup kehidupannya. Contoh: hubungan manusia dengan keluarga, etika dalam berorganisasi, dll. Etika Profesi • Merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya dalam satu lingkup profesi serta bagaimana mereka harus menjalankan profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat yang menggunakan jasa profesi tersebut. • Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat mempertanggungjawabkan tugas yang dilakukannya dari segi tuntutan pekerjaannya.