8 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Sudut Baca a

advertisement
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Sudut Baca
a. Pengertian Sudut Baca
Sudut baca merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut
ruangan yang dilengkapi dengan koleksi buku. Kemendikbud
(2016: 17) menjelaskan bahwa sudut baca merupakan sebuah ruangan
yang terletak di sudut kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku dan
berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan. Melalui sudut
baca siswa dilatih untuk membiasakan membaca buku, sehingga
menjadikan siswa gemar membaca. Sudut baca menurut Gipayana
(2011: 2) adalah sebuah ruang yang menyediakan buku-buku dengan
jumlah banyak atau sedikit untuk dibaca, dipinjam, dan untuk
melakukan aktivitas membaca. Kemendikbud (2016: 13) juga
menjelaskan bahwa sudut baca yaitu suatu sudut atau tempat yang
berada di dalam kelas yang digunakan untuk menata buku atau sumber
belajar lainnya dalam rangka meningkatkan minat baca dan belajar
siswa melalui kegiatan membaca yang menyenangkan.
Sudut baca berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa sudut baca merupakan sebuah ruangan yang dilengkapi dengan
koleksi buku dan berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan.
8
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
9
Sudut baca perlu ditata dengan baik agar siswa tertarik untuk
memanfaatkannya, dengan cara buku pelajaran dan non pelajaran
dipajang di dalam rak yang sesuai dengan kondisi kelas dan
memperhatikan keindahannya, perlu juga disediakan karpet dan meja
agar siswa dapat duduk dengan nyaman.
b. Tujuan Sudut Baca
Sudut baca digunakan untuk menumbuhkan minat membaca
pada siswa yang dilengkapi dengan beberapa koleksi buku bacaan.
Kemendikbud (2016: 13) menjelaskan tujuan sudut baca yaitu untuk
mengenalkan
kepada
siswa
beragam
sumber
bacaan
untuk
dimanfaatkan sebagai media, sumber belajar, serta memberikan
pengalaman membaca yang menyenangkan. Sudut baca kelas juga
sebagai upaya mendekatkan perpustakaan ke siswa. Sudut baca kelas
di manfaatkan secara optimal untuk mendukung keberhasilan proses
pembelajaran. Morrow (2014: 13) menjelaskan tujuan sudut baca ialah
memudahkan siswa untuk mencari informasi, menumbuhkan minat
membaca.
Tujuan sudut baca berdasarkan uraian di atas yaitu sudut baca
dibuat dengan memanfaatkan sudut ataupun tempat lain yang strategis
di dalam kelas. Jenis bahan bacaan yang ditempatkan di sudut baca
kelas dapat berupa buku teks pelajaran, buku cerita, hasil karya siswa
dan guru, koran, majalah anak, kliping, dan sumber belajar lainnya.
Sudut baca digunakan untuk mendekatkan perpustakaan ke siswa.
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
10
c. Tahapan dalam Membuat Sudut Baca
Pembuatan sudut baca kelas memiliki beberapa tahapan.
Kemendikbud (2016: 14) menjelaskan tahapan dalam membuat sudut
baca kelas antara lain : 1) Menyediakan sebagian area di kelas untuk
menyimpan koleksi bahan pustaka; 2) Merancang denah penempatan
dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, keamanan dan
kenyamanan siswa; 3) Merancang model penataan koleksi bahan
pustaka dengan menyediakan tempat atau rak koleksi yang cukup,
kuat, dan aman dan menentukan, memilah, dan menyediakan jenis
koleksi bahan pustaka yang akan ditempatkan di sudut baca kelas;
4) Melengkapi koleksi bahan pustaka di sudut baca kelas; 5) Menata
koleksi bahan pustaka pada tempat atau rak yang telah disediakan dan
menyiapkan buku rekap baca; 6) Koleksi sudut baca kelas sebaiknya
selalu diperbarui untuk mempertahankan minat baca siswa minimal
satu bulan sekali.
d. Indikator Ketercapaian Pemanfaatan dan Pengembangan Sudut
Baca
Tujuan adanya sudut baca yaitu sebagai penumbuhan minat
membaca pada siswa. Kemendikbud (2016: 15) menjelaskan beberapa
indikator ketercapaian pemanfaatan dan pengembangan sudut baca
antara lain: 1) terdapat sudut baca di setiap kelas dengan koleksi
bahan pustaka; 2) meningkatnya frekuensi membaca pada siswa;
3) adanya pemanfaatan sudut baca dalam proses pembelajaran;
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
11
4) sudut baca kelas tertata dan terkelola setiap akhir pembelajaran;
5) koleksi bahan pustaka di sudut baca kelas diperbarui secara berkala;
6) ada kegiatan guru membacakan buku dengan nyaring atau siswa
membaca mandiri dengan memanfaatkan koleksi sudut baca kelas;
7) terdapat daftar koleksi dan daftar rekap baca sudut baca kelas;
8) meningkatnya kemampuan membaca dan berkomunikasi siswa dan
guru.
2. Minat Baca
a. Pengertian Minat Baca
Membaca merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh informasi dan untuk menambah pengetahuan, namun
untuk membaca diperlukan adanya minat baca. Minat baca merupakan
minat dengan bacaan tertentu. Setyono (2013: 119) menjelaskan bahwa
minat baca merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang
untuk melakukan hal yang diinginkannya, yaitu membaca. Rahim
(2011: 28) juga menjelaskan bahwa minat baca adalah keinginan yang
kuat dalam diri seseorang disertai dengan usaha-usaha untuk membaca.
Minat baca berdasarkan pendapat ahli di atas berarti
kecenderungan hati yang tinggi dan keinginan seseorang baik yang
disadari ataupun tidak terhadap suatu bacaan tertentu. Seseorang yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dengan
membaca bacaan atas kesadarannya sendiri. Minat membaca pada
seseorang tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang panjang
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
12
dan
tahapan
perubahan
yang
muncul
secara
teratur
dan
berkesinambungan.
b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Faktor yang dapat mempengaruhi minat baca menurut Tarigan
(2008: 106) yaitu faktor penyediaan waktu untuk membaca dan
pemilihan bacaan yang baik, ditinjau dari norma-norma kekritisan
yang mencakup norma-norma estetika, sastra, dan moral. Masjidi
(2007: 103) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi minat baca pada anak, antara lain lingkungan keluarga
dan lingkungan di luar keluarga. Lingkungan keluarga dan lingkungan
di luar keluarga berperan penting dalam menumbuhkan minat baca
seseorang. Triatma (2016: 167) menjelaskan bahwa rendahnya minat
baca disebabkan oleh beberapa hal diantaranya mahalnya harga buku
dan terbatasnya fasilitas perpustakaan.
Faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
minat
baca
berdasarkan uraian di atas yaitu penyediaan waktu untuk membaca,
faktor lingkungan keluarga dan lingkungan luar keluarga dapat
mempengaruhi minat baca seseorang. Penyediaan waktu untuk
membaca berkaitan dengan menyempatkan waktu untuk membaca.
Faktor lingkungan keluarga berkaitan dengan orangtua yang tidak suka
membaca dan tidak memberi contoh kepada anaknya untuk
membiasakan membaca. Faktor lingkungan luar keluarga berkaitan
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
13
dengan lingkungan pergaulan anak, sekolah yang tidak mendukung,
dan harga buku yang mahal.
3. Literasi
a. Pengertian Literasi
Budaya literasi di sekolah belum menjadi kebutuhan bagi
sebagian siswa, padahal dengan kegiatan literasi dapat memudahkan
siswa dalam membaca. Sulzby dalam Fatin (2015: 47) menyatakan
bahwa literasi adalah kemampuan membaca dan menulis yang bisa
diartikan melek huruf. Literasi menurut Kemendikbud (2016: 2) adalah
“kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu
secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis, dan atau berbicara”. Pendapat lain mengenai
literasi dijelaskan oleh Kern dalam Widyaningrum (2016: 128)
mendefinisikan istilah literasi yaitu penggunaan praktik-praktik
situasional dan historis serta kultural dalam menciptakan dan
menginterpretasikan makna melalui teks.
Literasi memerlukan
serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan tentang jenis-jenis teks
yang digunakan, dan pengetahuan kultural.
Literasi menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa literasi
merupakan kemampuan membaca dan menulis atau kemelekwacanaan.
Literasi berarti mampu mengakses, memahami, dan menggunakan
sesuatu secara cerdas. Kemampuan menghubungkan antara menyimak,
berbicara, membaca, menulis, dan berpikir.
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
14
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Literasi
Literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis,
kemampuan mengintegrasikan antara menyimak, berbicara, membaca,
menulis, berpikir. Literasi memiliki tujuan, seperti yang dijelaskan
oleh Axford dalam Widyaningrum (2016: 130) adalah membantu
siswa dalam memahami dan menemukan strategi yang efektif untuk
kemampuan membaca dan menulis, termasuk didalamnya kemampuan
memahami makna dari teks yang kompleks dalam struktur tata bahasa
dan sintaksis. Tujuan literasi juga terdapat dalam Kemendikbud
(2016: 2) yaitu untuk menumbuhkembangkan budi pekerti siswa,
untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, menjadikan
sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan, menghadirkan
beragam buku bacaan dan berbagai strategi dalam membaca.
Tujuan dari adanya literasi yaitu untuk menumbuhkembangkan
budi pekerti siswa agar siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Literasi dapat menumbuhkembangkan budaya membaca dengan
menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang dilengkapi koleksi
buku dan strategi dalam membaca. Literasi juga bertujuan untuk
membantu siswa dalam memahami kemampuan membaca dan menulis
dengan strategi yang efektif.
Sekolah sebagai taman belajar harus dilengkapi dengan koleksi
buku, berkaitan dengan hal tersebut adapun ruang lingkup literasi
menurut
Kemendikbud (2016: 3) antara lain: Lingkungan fisik
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
15
sekolah yang meliputi fasilitas dan sarana prasarana literasi. Fasilitas
dan sarana prasarana literasi harus dimiliki oleh sekolah guna
mendukung proses pelaksanaan literasi di sekolah. Lingkungan sosial
dan afektif yang meliputi dukungan dan partisipasi aktif seluruh warga
sekolah, lingkungan akademik. Hal ini berarti seluruh warga sekolah
berperan dan mendukung adanya pelaksanaan literasi.
c. Prinsip-prinsip Literasi
Literasi harus memiliki prinsip yang kuat untuk mencapai
tujuannya.
Kern dalam Widyaningrum (2016: 132) berpendapat
tentang prinsip literasi, yaitu literasi membutuhkan proses komunikasi
antara penulis atau pembicara dan pembaca atau pendengar
berpartisipasi dalam peristiwa, pengalaman, gagasan, perasaan yang
kemudian dikomunikasikan dalam bentuk konsepsinya sendiri. Literasi
melibatkan kerjasama antara penulis atau pembicara dan pembaca atau
pendengar melalui kesepakatan. Literasi melibatkan pengetahuan
untuk pemecahan masalah melalui upaya memahami kata-kata, frasefrase, kalimat-kalimat, unit-unit makna, teks-teks dan memikirkan
penggunaan bahasa dalam konteks lisan maupun tertulis untuk
menciptakan sebuah wacana. Prinsip literasi juga dijelaskan oleh Beers
dalam Kemendikbud (2016: 11-12) yaitu, perkembangan literasi
berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi, program
literasi yang baik bersifat berimbang, program literasi terintegrasi
dengan kurikulum, kegiatan membaca dan menulis dilakukan
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
16
kapanpun, kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap
keberagaman, warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui
kegiatan literasi di sekolah.
d. Teknik Pembelajaran Literasi
Tujuan dari literasi yaitu untuk menumbuhkembangkan budaya
membaca dan menulis siswa melalui proses pembelajaran. Proses
pembelajaran literasi memiliki beberapa
teknik. Wray dalam
Widyaningrum (2016: 130) menjelaskan teknik pembelajaran literasi
yaitu pembelajaran terprogram yang membelajarkan kode-kode bahasa
pada kata, kalimat dalam penciptaan lingkungan melek literasi dengan
penyediaan berbagai model dan contoh praktik keaksaraan yang
efektif. Guru menggunakan pujian dan kritik yang membangun dalam
menanggapi karya siswa dengan maksud untuk mengoreksi kesalahan,
dan untuk meningkatkan kemampuan literasi. Desain dan penyajian
tugas fokus dengan konten akademik dengan melibatkan perhatian
penuh kepada siswa, sehingga siswa menjadi antusias dalam
pembelajaran. Guru melakukan pemantauan secara terus menerus
kemajuan siswa melalui tugas-tugas yang diberikan dan menggunakan
penilaian informal.
e. Tahapan Gerakan Literasi
Pembudayaan literasi di sekolah tidak dilakukan begitu saja,
namun memiliki tahapan. Tahapan gerakan literasi sekolah dalam
Kemendikbud (2016: 15) adalah tahap pembiasaan, pengembangan,
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
17
dan pembelajaran. Pada tahap pembiasaan siswa akan diajak untuk
melakukan membaca, yaitu membaca dalam hati dan membacakan
nyaring oleh guru. Kegiatan membaca dilakukan selama 15 menit.
Tahap
selanjutnya
yaitu
tahap
pengembangan.
Pada
tahap
pengembangan pelaksanaannya masih sama dengan tahap pembiasaan,
namun siswa juga didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran
dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif
secara lisan maupun tulisan. Pada tahap pembelajaran semua kegiatan
yang dilakukan dalam kegiatan tindak lanjut ditahap pengembangan
dapat diteruskan sebagai bagian dari pembelajaran dan dinilai secara
akademik.
4. Membaca
a. Pengertian Membaca
Membaca merupakan hal yang penting dalam kehidupan
manusia, karena dengan membaca akan mendapat ilmu pengetahuan
dan informasi. Tarigan (2008: 7) menyatakan bahwa membaca
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Prasetyono
(2008: 57) juga menjelaskan bahwa membaca merupakan kegiatan
yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami suatu
informasi melalui indera penglihatan dalam bentuk simbol-simbol
yang disusun sehingga mempunyai arti dan makna.
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
18
Membaca berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
membaca merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
informasi yang disampaikan oleh penulis melalui indra penglihatan
untuk memahami makna tertulis secara keseluruhan. Membaca juga
untuk memahami suatu informasi. Kegiatan membaca harus dilakukan
dengan penuh perhatian untuk mengetahui dan memahami makna yang
terdapat dalam informasi tersebut.
b. Pemahaman Membaca dalam Islam
Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami
arti tulisan. Membaca yang dalam bahasa arab Iqra yang berarti
bacalah, telitilah, damailah. Lahmi (2016: 16) menjelaskan kata
Iqramerupakan kata perintah (fii amr) yang tidak menyebut objeknya,
jadi membaca merupakan perintah yang memerintahkan untuk
membaca apapun, baik ayat-ayat yang tersurat maupun yang tersirat,
baik itu ayat-ayat yang bersifat wahyu maupun ayat-ayat semestawi.
Membaca merupakan perintah atau kewajiban berdasarkan wahyu
pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat
pertama itu diturunkan melalui malaikat Jibril sewaktu Nabi
Muhammad SAW berada di gua Hira. Hal itu terdapat dalam surah ke
96 Qs. Al „Alaq (segumpal darah) ayat 1 sampai 5 yang sebagai
berikut:
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
19
“Bacalah
dengan
(menyebut)
nama
Tuhanmu
Yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan
(manusia) dengan perantaraan kalam (baca-tulis). Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Membaca merupakan perintah Allah, setiap hamba Allah wajib
membaca ayat-ayat Allah. Baik ayat-ayat Allah yang terdapat di dalam
Al-Qur‟an atau ayat-ayat alam jagad raya ini beserta isinya. Seseorang
harus dapat memahami kandungan atau makna dari bacaan tersebut.
Tahapan setelah membaca yaitu harus dapat mengkaji, menganalisa
(membaca yang tersirat) dan kemudian mengambil pelajaran dari
bacaan itu, jadi intinya membaca itu menangkap kandungankandungan yang berbentuk simbol-simbol tertentu, baik secara tersurat
maupun tersirat. Membaca adalah memahami arti dan makna yang
terkandung dalam bentuk tulisan maupun keadaan.
c. Tujuan Membaca
Kegiatan membaca yang dilakukan seseorang bertujuan untuk
mendapatkan informasi dan untuk memahami makna tertulis secara
keseluruhan. Tujuan membaca menurut Prasetyono (2008: 59-60) yaitu
sebagai suatu kesenangan untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan. Membaca untuk dapat melakukan suatu pekerjaan atau
profesi.
Kegiatan
membaca
dapat
meningkatkan
pengetahuan
seseorang, sehingga memiliki wawasan yang luas. Tujuan membaca
juga dijelaskan oleh Blanton dalam Rahim (2011: 11-12) mencakup:
kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
20
strategi tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik,
mengkaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya,
memperoleh
informasi
untuk
laporan
lisan
atau
tertulis,
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, mengaplikasikan informasi
yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan
mempelajari tentang struktur teks, menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang spesifik. Priajana (2013: 71) juga menjelaskan membaca
bertujuan
untuk
memperkaya
dan
memperluas
pengetahuan
pembacanya. Membaca diibaratkan sebuah jalan untuk mencapai
segala informasi.
Berdasarkan uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan membaca hendaknya memiliki tujuan-tujuan tertentu, adanya
tujuan-tujuan saat membaca maka cenderung akan lebih memahami.
Tujuan-tujuan tersebut bagi pembaca diantaranya sebagai kesenangan
pada saat membaca, dapat menjadi penyempurna membaca nyaring,
dapat memperoleh informasi baru yang akan menambah wawasan bagi
pembaca sehingga dapat mengaplikasikan informasi yang diperoleh.
Membaca juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
dari sumber bacaan.
5. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
21
bertatap muka secara langsung dengan orang lain. Dalman (2016: 3)
menjelaskan bahwa “menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain”. Aktivitas
menulis melibatkan beberapa unsur yaitu penulis sebagai penyampaian
pesan, isi tulisan, saluran atau media, pembaca. Menulis juga
dijelaskan oleh Resmini (2006: 102) bahwa menulis merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Menulis berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan menulis yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan
sebuah tulisan sebagai penyampaian pesan kepada pihak lain. Menulis
merupakan
keterampilan
berbahasa
yang
digunakan
untuk
berkomunikasi. Kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
secara tertulis kepada pihak lain.
b. Tujuan Menulis
Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan bahasa tulis kepada pihak lain. Menulis memiliki tujuan,
Niab (2016: 706) menjelaskan tujuan menulis yaitu agar siswa dapat
mengkomunikasikan ide dan pengalamannya melalui tulisan. Tujuan
menulis juga dijelaskan oleh, Gipayana (2004: 2) antara lain: 1) agar
siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, pesan,
dan perasaan secara tertulis; 2) mampu menyampaikan informasi
secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan; 3) memiliki
kegemaran menulis.
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
22
Tujuan menulis berdasarkan uraian di atas antara lain untuk
mengungkapkan
berbagai
gagasan,
pendapat,
pesan,
dan
menyampaikan informasi secara tertulis. Menulis juga memiliki tujuan
untuk menghibur, meyakinkan, dan tujuan kreatif. Menulis dapat
menambah manfaat tentang unsur-unsur kebahasaan karya sastra.
c. Manfaat Menulis
Menulis memiliki banyak manfaat, seperti yang dijelaskan oleh
Dalman (2016: 6) manfaat menulis yaitu “peningkatan kecerdasan,
pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian,
pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi”.
Manfaat menulis juga dijelaskan oleh Graves dalam Sabarti Akhdiah
dalam Kamadi (2016: 14) antara lain : menyumbangkan kecerdasan
untuk
mengembangkan
menumbuhkan
daya
keberanian
inisiatif
sehingga
dan
kreativitas
mendorong
kemauan
agar
dan
kemampuan untuk mengumpulkan informasi.
Manfaat menulis berdasarkan uraian di atas yaitu dengan
menulis dapat meningkatkan kecerdasan, pemahaman, keberanian, dan
kemampuan
mengumpulkan
informasi
untuk
mengembangkan
pemahaman dan kemampuan dalam menggunakan bahasa. Menulis
bermanfaat untuk pengembangan daya inisiatif dan kreativitas,
sehingga dapat menulis sesuai keinginan. Menulis dapat mendorong
kemauan dan kemampuan untuk mengumpulkan informasi.
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
23
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan salah satu referensi untuk
menunjukkan bahwa topik penelitian ini menarik dijadikan sebagai penelitian,
sehingga dapat menambah pembahasan mengenai pemanfaatan sudut baca
guna menumbuhkan budaya literasi siswa. Penelitian yang relevan dilakukan
oleh:
1. Muhayana Gipayana (2004) dengan judul Pengajaran Literasi dan
Penilaian Portofolio dalam Konteks Pembelajaran Menulis di SD.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran literasi dan penilaian
portofolio dalam konteks pembelajaran menulis di SD menghasilkan
kualitas pengajaran menulis yang sangat baik. Motivasi siswa dapat
terbangun, keterampilan membaca dan menulis siswa berkembang dengan
baik.
2. Suyono (2009) dengan judul Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis
Literasi: Analisis Konteks, Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi
Implementasinya di Sekolah. Penelitian ini menunjukkan bahwa literasi
dapat dijadikan sebagai basis pengembangan pembelajaran efektif dan
produktif di sekolah. Siswa terampil membaca dan mengolah informasi,
serta kemampuan siswa dalam membaca dan menulis juga berkembang.
Siswa juga terampil menghubungkan antar materi pelajaran, lancar
mengembangkan gagasan, memahami dan memecahkan masalah.
3. Usha Naidoo, Karunanidhi Reddy dan Nirmala Dorasamy (2014) dengan
judul Reading Literacy in Primary Schools in South Africa: Educator
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
24
Perspective on Factors Affecting Reading Literacy and Strategies for
Improvement. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidik harus
mengembangkan siswa untuk berpikir kritis, memanfaatkan waktu untuk
membaca, melakukan pertemuan informal mingguan untuk membahas
kesulitan umum dengan menggunakan alat bantu visual yaitu DVD dan
CD. Siswa terlibat dalam latihan PR yang bermakna, mengembangkan
kemampuan siswa secara komprehensif dan terlibat dalam membacakan.
4. Evan T. Ortlieb (2010) dengan judul Beyond Just Book: Sparking
Children’s Interest in Reading. Penelitian ini menunjukkan bahwa setiap
hari selama 15 menit siswa membaca majalah, membaca koran dengan
sistem perputaran, artinya siswa membaca secara bergantian. Hal ini
menjadikan siswa tidak lagi mengeluh dalam hal membaca dan kegiatan
membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan.
C. Kerangka Pikir
Peneliti melakukan observasi ke SD Negeri Polomarto, Kecamatan
Butuh, Kabupaten Purworejo. Peneliti menemukan masalah yaitu rendahnya
minat membaca pada siswa. Berdasarkan observasi awal, diketahui bahwa
minat membaca siswa di SD Negeri Polomarto rendah. Siswa lebih senang
bermain pada waktu luang daripada untuk membaca buku. Siswa akan
membaca buku apabila guru di sekolah memberi tugas dan menyuruh untuk
membaca buku. Hasil wawancara dengan beberapa siswa menunjukkan
bahwa siswa tidak suka membaca buku, alasannya karena membaca buku
membosankan dan siswa lebih tertarik untuk bermain bersama teman-
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
25
temannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya literasi siswa di SD
Negeri Polomarto belum terbentuk, sehingga dengan adanya sudut baca
diharapkan dapat memberikan stimulasi pada siswa untuk membaca.
Berdasarkan masalah yang ditemukan di sekolah tersebut, peneliti
ingin melakukan penelitian tentang analisis pemanfaatan sudut baca guna
menumbuhkan budaya literasi siswa. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Analisis
Pemanfaatan Sudut Baca di Lingkungan Sekolah guna Menumbuhkan
Budaya Literasi pada Siswa di SD Negeri Polomarto. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pelaksanaan pemanfaatan sudut baca di sekolah dasar guna
menumbuhkan budaya literasi siswa.
Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017
Download