PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA

advertisement
PEMBUANGAN KOTORAN
MANUSIA
Dr.Tri Niswati Utami,M.Kes
KOTORAN MANUSIA
• Semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh dan yang
harus dikeluarkan dari dalam
tubuh.
• Zat yang dikeluarkan berbentuk:
tinja (faeses),air
seni (urin) dan CO2 hasil dari
pernafasan.
JAMBAN
• jamban
adalah pengumpulan
kotoran
manusia disuatu
tempat sehingga tidak
menyebabkan bibit penyakit yang ada pada
kotoran manusia dan mengganggu estetika.
• WHO-UNICEF 2008, sanitasi terbagi dalam
empat kriteria, yaitu ‘improved’, ‘shared’,
‘unimproved’ dan ‘open defecation’. (Depkes
RI,2010).
KOTORAN MANUSIA 
SUMBER PENYAKIT
DAMPAK BURUK JAMBAN
• Penularan penyakit, menyangkut transmisi
penyakit dari
tinja. Berbagai penyakit
menular seperti hepatitis A, polio, kholera,
dan lainnya merupakan penyakit yang terkait
dengan akses penyediaan jamban.
• salah satu indikator utama terjadinya
pencemaran
karena
tinja ini adalah bakteri E.Coli.
PENYEBARAN PENYAKIT
• Kotaminasi
• Percepatan jumlah
penduduk (rerata
tinja = 330 gram &
urin 970 gram).
• 200juta penduduk 
194.000 juta gr
(194.000 ton)
PROSES PENULARAN PENYAKIT:
• Kuman penyebab penyakit, sumber infeksi
(reservoir) dari kuman penyebab, cara keluar
dari sumber, cara berpindah dari sumber ke
inang (host) baru yang potensial, cara masuk
ke inang yang baru, serta inang yang peka
(susceptible).
• Proses pemindahan kuman penyakit dari
tinja sampai inang baru dapat melalui
berbagai
PENYAKIT YANG DISEBARKAN
OLEH TINJA
MANUSIA
• Tipus
• Disentri
• Kolera
• Penyakit cacing (gelang,kremi,
tambang,pita)
• Schistosomiasis
PERSYARATAN PEMBUANGAN TINJA
1. Rumah Kakus: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari
lingkungan sekitar, harus memenuhi syarat ditinjau dari sgi
kenyamanan maupun estetika. Konstruksi disesuaikan dengan
keadaan tingkat ekonomi rumah tangga.
2. Lantai Kakus: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat
pemakai yang sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan
serta tidak menyerap air. Konstruksinya juga disesuaikan dengan
bentuk rumah kakus.
3. Tempat Duduk Kakus: Fungsi tempat
penampungan tinja,kuat, mudah dibersihkan,
berbentuk leher angsa atau memakai tutup mudah
diangkat.
4. Kecukupan Air Bersih: Jamban disiram minimal 45 gayung,  menghindari penyebaran bau tinja
dan menjaga kondisi jamban
tetap bersih,
menghindari kotoran tidak dihinggapi serangga
 mencegah penularan penyakit.
Tersedia Alat Pembersih: agar jamban tetap bersih
setelah jamban disiram air. Pembersihan minimal 2-3
hari sekali: kebersihan lantai agar tidak berlumut dan
licin.
5. Tempat Penampungan Tinja: rangkaian dari sarana
pembuangan tinja yang berfungsi sebagai tempat
mengumpulkan kotoran/tinja. Konstruksi lubang harus
kedap air dapat terbuat dari pasangan batu bata dan
semen,sehingga menghindari pencemaran lingkungan.
6. Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari
suatu sistem pembuangan tinja yang lengkap,
berfungsi mengalirkan dan meresapkan cairan yang
bercampur tinja.
MENURUT DEPKES RI (2004),
TERDAPAT BEBERAPA SYARAT
JAMBAN SEHAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak
10-15 meter dari sumber air minum.
Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun
tikus.
Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga
tidak mencemari tanah di sekitarnya.
Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.
Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air
dan berwarna.
Cukup penerangan
Lantai kedap air
Ventilasi cukup baik
Tersedia air dan alat pembersih.
SISTEM PEMBUANGAN DI
RUMAH
CONTOH JAMBAN
LAINNYA
• Modern
• Bersih
• Rapi
• Tdk
menggunakan
air mengalir
BANGUNAN JAMBAN SEHARUNYA:
1. Tertutup, bangunan terlindung dari panas &
hujan,pivacy, serangga dan binatang lainnya.
2. Bangunan mempunyai lantai yang kuat, tempat
berpijak kuat.
3. Bangunan ditempatkan pada lokasi yang tidak
mengganggu pemandangan, tidak menimbulkan
bau dsb
4. Disediakan alat pembersih, air atau kertas
pembersih.
SISTEM PENGELOLAAN AIR BUANGAN
1. Sistem off-site ( terpusat )
• Sistem dimana air limbah dari seluruh daerah pelayanan
dikumpulkan dalam riol pengumpul, kemudian dialirkan
ke dalam riol kota menuju tempat pengolahan dan baru
dibuang ke badan air penerima.
2.
Sistem on-site ( setempat)
• Sistem dimana air limbah tidak dikumpulkan dalam
satu tempat, tetapi masing-masing yang mengeluarkan
air buangan membuat sendiri sistem pengelolaannya,
kemudian di buang ke badan air penerima.
TEKNOLOGI PEMBUANGAN
KOTORAN MANUSIA
SECARA SEDERHANA
1. Jamban cemplung (pit latrine).
Jamban yang tempat penampungan tinjanya
dibangun dibawah tempat injakan atau
dibawah bangunan jamban. Fungsi dari
lubang adalah mengisolasi tinja sedemikian
rupa sehingga tidak dimungkinkan
penyebaran dari bakteri secara langsung ke
pejamu yang baru. Jenis jamban ini, kotoran
langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu
dalam karena akan mengotori air tanah,
kedalamannya sekitar 1,5-3 meter.
2.
Jamban Cemplung
berventilasi (ventilasi
improved pit latrine =
VIP latrine).
mempunyai kesamaan
dengan jamban
cemplung,
perbedaannya
dilengkapi dengan
viva ventilasi.
3. Jamban empang
(fishpond
latrine):
Adalah jamban yang
dibangun
diatas
empang,
sungai
ataupun rawa.
Jamban model ini ada
yang kotorannya
tersebar begitu saja,
yang biasanya dipakai
untuk makanan ikan,
ayam.
4. Jamban Leher Angsa (Angsa Trine):
Jamban leher angsa merupakan jamban
leher lubang closet berbentuk
lengkungan, dengan demikian akan
terisi air gunanya sebagai sumbat
sehingga dapat mencegah bau busuk
serta masuknya binatang kecil.
Jamban model ini adalah model
yang terbaik yang dianjurkan
dalam kesehatan lingkungan.
5. Septic tank
latrine jenis septic tank
(cara yang memenuhi
persyaratan).
Terdiri dari: tangki
sedimentasi yg kedap
air, excreta masuk dan
mengalami dekomposisi.
Dalam tangki tinja
berada bbrp hari,
mengalami 2 proses:
PROSES EXCRETA DALAM SEPTIC TANK
a. Proses kimiawi: penghancuran tinja direduksi & (60%-70%) zat
padat mengendap di tangki “sludge”. Zat yang tdk hancur,
mengapung & membentuk lapisan yg menutup permukaan air
dalam tangki tersebut. Lapisan ini disebut “scum” yang
berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan
dibawahnya, yg memungkinkan bakteri anaerob & fakultatif
anaerob dapat tubuh subur yang berfungsi pada proses
berikutnya.
b. Proses biologis: terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri
anaerob dan fakultatif anaerob yg memakan zat organik alam
sludge dan scum. Hasilnya terbentuk gas dan zat zair lainnya,
serta pengurangan volume sludge (septic tank) tdk cepat
penuh. Cairan enfluent yg tdk mengandung tinja & mempunyai
BOD relatif rendah, dikeluarkan melalui pipa dan masuk
kedalam tempat perembesan.
6. Jamban kimia (Chemical Toilet): Jamban
model ini biasanya dibangun pada tempat
rekreasi, transportasi; kereta api, pesawat
terbang dan lainnya. Tinja disenfeksi dengan
zat kimia seperti caustic soda dan
pembersihnya dipakai kertas tissue (toilet
paper).
Jamban kimia 2 macam: yaitu tipe lemari
(commode type), dan tipe tangki (tank type).
Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran
yang telah terkumpul perlu di buang lagi.
7. Jamban pupuk (the
compost privy) seperti
kakus cemplung, lebih
dangkal galiannya.
a. Selain sbg jamban
juga membuang
kotongan hewan,
sampah dan daundaunan.
b. Tiap lapisan 20 inchi.
c. Setelah 6 bulan, dapat
digunakan
untuk pupuk tanaman.
Download