PENGELOLAAN LIMBAH Pengelolaan limbah • Pengertian Limbah/waste adalah sisa hasil kegiatan manusia • Berdasarkan bentuk digolongkan mjd : – Limbah padat (sampah) – Limbah cair Pengelolaan limbah • Berdasarkan sifat digolongkan mjd : – Limbah organik – Limbah anorganik • Berdasarkan sumber digolongkan mjd : – LImbah industri – Limbah rumah tangga (domestik) Pengelolaan limbah • Karakteristik limbah – Limbah organik • Dapat terdegradari oleh proses degradasi oleh mikroba • Mengandung unsur C,H,O,N,S,P • Biasanya berasal dari makhluk hidup (daun-daun, sisa makanan, lemak, daging, air cucian beras, dll) • Biasanya lebih banyak berasal dari rumah tangga. • Dapat terdegradasi alami namun memerlukan penampungan Pengelolaan limbah - Limbah anorganik - Tidak dapat terdegradari oleh proses degradasi oleh mikroba Tidak mengandung unsur C,H,O,N,S,P (sintetis) Biasanya berasal dari hasil reaksi dan proses kimia (plastik, botol, karet, dll) Biasanya lebih banyak berasal dari industri atau pun penggunaan produk industri. Dapat terdegradasi namun memerlukan perlakuan khusus. Pengelolaan limbah • Pengelolaan limbah rumah tangga – Karakteristik • Limbah cair – Berupa air sisa dari proses Mandi, Cuci dan kakus – Sifatnya organik – Banyak mengadung phospat dan sulfat (dari detergent) – Dapat teregradasi alami – Memerlukan saluran pembuangan limbah Contoh : air bekas cucian, mandi, dll Pengelolaan limbah • Limbah padat – Sebagaian besar berupa sisa makanan dan sayuran – Sebagian berupa sampah anorganik – Pengolahan sederhana dengan ditimbun dan akan terbentuk kompos. – Dibakar atau dijual untuk di daur ulang Pengelolaan limbah • Jamban – Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. – Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang sehat. Dalam pembuatan jamban sedapat mungkin harus diusahakan agar jemban tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, kontruksi yang kokoh dan biaya yang terjangkau perlu dipikirkan dalam membuat jamban. Pengelolaan limbah • Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban adalah sabagai berikut : – Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum, dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban; – Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah; – Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain; – Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang tidak menyedapkan; – Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah; – Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat setempat. Pengelolaan Limbah • Dalam penetuan letak kakus ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu jarak terhadap sumber air dan kakus. Penentuan jarak tergantung pada: – Keadaan daerah datar atau lereng; – Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam; – Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur. Pengelolaan Limbah • Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air dan lokasi jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter atau ratarata 10 meter. • Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan : – Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur. Pengelolaan Limbah • Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir. • Mudah dan tidaknya memperoleh air. Pengelolaan Limbah • Dalam bab ini ada 5 cara pembuatan jamban/kakus yang memenuhi persyaratan tersebut di atas, yaitu : – kakus/jamban sistem cemplung atau galian – Jamban sistem leher angsa – Jamban septik tank ganda – Kakus Vietnam – Kakus sopa sandas Pengelolaan Limbah • kakus/jamban sistem cemplung atau galian – Jamban dengan bentuk sederhana – Hanya membutuhkan sebuah lubang/galian dan diatasnya diberikan penutup dengan lubang dudukan. – Keuntungan, murah dan mudah dalam pembuatannya – Kerugian, • • • • vektor dan hewan lainnya dapat masuk ke dalam galian Berbau Harus berpindah saat sudah penuh. Berbahaya bila bangunan tidak kuat Pengelolaan Limbah • Jamban Leher Angsa – Sistem ini sesuai untuk daerah yang mudah mendapatkan air bersih. Pada jamban leher angsa tinja tidak langsung jatuh ke lubang penampungan kotoran. Lubang pembuangan kotoran dilengkapi dengan mangkokan seprti leher angsa. Bila pada mangkokan tersebut dituangi air, pada bagian leher angsa akan tertinggal air yang menggenang yang berfungsi sebagai penutup lubang. – Keuntungan : bau dan vektor tidak dapat keluar atau masuk – Kerugian : memerlukan biaya yang lebih dan daerah yang banyak air. Pengelolaan Limbah • Kontruksi kakus sistem leher angsa ada 3 macam : – Bak penampungan kotoran langsung di bawah lubang pembuangan. – Bak penampungan kotoran di samping bawah lubang pembuangan dengan penghubung pipa saluran dan bak resapan. – Seperti 2 dimana bak resapan sebagai penyaring. Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah • Penggunaan – Siramkan air pada mangkokan leher angsa supaya tidak lengket – Jongkok atau duduk diatas kloset untuk melaksanakan hajat. – Setelah selesai guyur dengan air secukupnya sampai kotoran bersih Pengelolaan Limbah • Pemeliharaan – Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit. – Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif. – Lantai, kloset jamban harus selalu dalam keadaan bersih. – Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak. – Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain bekas, dll. Pengelolaan Limbah • Keuntungan – Lebih sehat, bersih dan punya nilai keleluasaan pribadi yang tinggi. – Karena proses pembusukan dan sistem resapan, bak tidak cepat penuh. – Timbulnya bau dapat dicegah oleh genangan air dalam leher angsa. – Dapat dipasang di luar atau di dalam rumah. – Dapat dipakai secara aman bagi anak-anak. – Bila penuh dapat dikuras/dikosongkan. Pengelolaan Limbah • Kerugian – Selalu menguras bila bak penampung penuh lumpur. – Biayanya cukup mahal dan perlu keahlian teknis. – Bagi masyarakat yang belum biasa menggunakan perlu bimbingan. PENGELOLAAN LIMBAH • Pengolahan limbah terdiri dari Fisik, kimia dan biologi • Parameter yang biasa digunakan dalam pengolahan limbah : – – – – – – BOD (Biologycal Oxigen Demand) DO ( Dissolved Oxigen) TSS (total Suspenden solid) SS (suspended solid) Ph COD (Chemical Oxygen Demand), dll Pengelolaan Limbah • Secara Kimia – Koagulasi • Prinsipnya adalah pengendapan TSS (total suspended solid) untuk mengurangi kekeruhan • Proses gravitasi • Dengan koagulasi – Penambahan koagulan sehingga terbentuk butiran-butiran yang lebih besar dan mempunyai masa jenis yang lebih besar dari air sehingga dapat mengendap – Zat yang digunakan biasanya tawas atau kapur. – Agar dapat bereaksi efektif dibantu dengan pengadukan Pengelolaan Limbah • Proses fisik – Sedimentasi • Proses pengendapan TSS secara gravitasi • Dibuatkan bak dengan alas yang miring atau membentuk kerucut sebagai tempat lumpur – Filtrasi • Proses penyaringan SS yang belum mengendap pada proses koagulasi dan sedimentasi • Media yang digunakan adalah pasir, arang aktif, zeolit, dll Pengelolaan Limbah • Proses Biologi • Dari hasil penelitian JICA (1990) diperoleh hasil limbah buangan rumah tangga adalah 118 liter/orang/hari, dengan konsentrasi BOD 236 mg/L • BOD : Biologycal Oxigen Demand Kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat organik di dalam limbah Pengelolaan Limbah • DO : Dissolved Oxigen Jumlah Oksigen yang terlarut di dalam limbah Proses degradasi limbah organik dipengaruhi oleh keberadaan bakteri Aerob, anaerob dan fakultatif. Bakteri aerob : membutuhkan Oksigen untuk metabolisme Bakteri anaerob : tidak membutuhkan oksigen dalam metabolisme Bakteri fakultatif : dapat hidup dan metabolisme pada aerob dan anaerob Pengelolaan Limbah • Proses aerob – – – – – – Prosesnya lebih lama Membutuhkan oksigen yang banyak Memerlukan bantuan Aerator untuk suplay oksigen Memerlukan bak penampung yang besar dan lokasi yang luas Menghasilkan CO2 dan H2O Menghasilkan Lumpur Pengelolaan Limbah • Proses anaerob – – – – Prosesnya lebih Cepat Tidak membutuhkan Tidak memerlukan bantuan Aerator untuk suplay oksigen Tidak memerlukan bak penampung yang besar dan lokasi yang luas cukup bak yang tertutup dan kedap udara – Menghasilkan CH4 dan H2S – Menghasilkan lumpur