ANALISIS KELAYAKAN USAHA KOLAM PEMANCINGAN DAN RUMAH MAKAN “ARTHA MORO” DESA BEBEL KECAMATAN WIRADESA The Feasibility Studies of Fishing-Pond And Restaurant Artha Moro Bebel Village – Wiradesa Aena Berlian, Sugiarto dan Dwi Susilo (Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan) Abstract This research has the objective to identify the business feasibility of Fishing-Pond and Restaurant "Artha Moro" in Bebel Village Wiradesa, The variables of this research is business feasibility that look from financial aspects, with analyzed by description and quantitative method. Based on the calculation of business feasibility studies with financial aspect have the result that the Payback Period (PP) obtain on 3 years and 3 month. The value of Profitability Index (PI) or Benefit-Cost Ratio (BCR) is 1,347. The other result show that the Net Present Value (NPV) has positive value Rp.425.957.000,-; and the Internal Rate of Return (IRR) is 22,397 %. Based on those result show that the buiness of Fishing-Pond and Restaurant “Artha Moro” is Viable or Profitable. The Keywords : Feasibilty Study, Financial Aspect and Profitable (kerang, rumput laut, kakap merah, dan PENDAHULUAN Sebagai negara kepulauan yang mutiara). Salah satu objek wisata di sebagian besar terdiri dari perairan bidang perikanan yang menarik adalah dengan potensi sumber daya yang jenis kolam pemancingan. (Syahrir Hakim maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan Nasution, perikanan mempunyai potensi yang besar pemancingan semakin untuk dikembangkan sebagai obyek mina dikembangkan untuk wisata di Indonesia. Secara garis besar keinginan kegiatan perikanan kegiatan penangkapan budidaya, merupakan dari 2009). Jumlah kolam banyak memenuhi masyarakat akan kebutuhan dibagi menjadi memancing. dan kegiatan pemancingan kegiatan tersebut berkah tersendiri bagi para pengusaha potensi yang dapat Tumbuhnya ini ternyata kolam membawa (Dini, 2008) dikembangkan menjadi obyek wisata Kecamatan Wiradesa merupakan seperti budidaya ikan air tawar, budidaya daerah Pantura di Kabupaten Pekalongan. Air Payau (tambak), budidaya air laut Di kecamatan ini sebagian 48 masyarakatnya bermata pencaharian depannya, kolam pemancingan dan sebagai nelayan dan mengembangkan rumah makan merupakan bisnis yang usaha perikanan walaupun dalam skala menjanjikan dan dapat menghasilkan kecil. Mereka membuat kolam ikan di keuntungan yang cukup lumayan. pekarangan dengan teknologi budidaya Meskipun dalam menggunakan yang sederhana. pemancingan dan usaha kolam rumah makan usaha mempunyai prospek yang bagus. Usaha kolam pemancingan dan rumah makan ini menjadikan keuntungan yang tidak ini membutuhkan biaya yang cukup sedikit, namun dalam pengembangannya besar. Karena dalam investasi bidang diperlukan dana investasi yang cukup minawisata diperlukan dana yang cukup besar dan masa investasi yang cukup besar dengan masa investasi yang cukup lama. Untuk itu, sebelum investasi lama, Untuk itulah diperlukan analisis ditanamkan perlu dilakukan analisis dan perhitungan yang matang sehingga kelayakan usaha, dengan analisis investasi kelayakan yang pengelolaan Pengembangan ditanamkan dapat usaha akan menghasilkan membuahkan hasil di masa yang akan keputusan investasi apakah investasi datang, seorang tersebut layak atau tidak untuk dilakukan. pengusaha/pelaku usaha salah dalam Bertitik tolak pada uraian diatas, maka memperhitungkan tujuan karena apabila penilaian suatu yang ingin dicapai dalam investasi, maka orang tersebut akan penelitian ini adalah “ Untuk mengetahui menderita usaha Kolam Pemancingan Dan Rumah kerugian selama umur Makan ekonomi investasi tersebut. Usaha pengembangan perikanan “Artha Moro” Kabupaten Pekalongan “menguntungkan terutama minawisata dalam menompang atau tidak”. pendapatan daerah METODE PENELITIAN Pekalongan, diperlukan Kabupaten Wiradesa adanya Penelitian ini dilakukan di Kolam penguasaan teknologi, permodalan dan Pemancingan dan Rumah Makan “Artha kemampuan manajemen yang unggul Moro” yang berlokasi di Desa Bebel yang dapat membaca peluang pasar. Jika Kecamatan melihat Pekalongan. Kajian dari penelitian ini peluang dan prospek ke Wiradesa Kabupaten 49 adalah dari aspek keuangan berkaitan dengan bagaimana BC Ratio = menentukan PV `of `cash` flow PVInvestasi kebutuhan jumlah dana dan sekaligus Dimana : pengalokasiannya serta mencari sumber PV of cash flow : Nilai sekarang belefit dana yang bersangkutan secara efisien, PV Invesasi : Biaya pertama sehingga memberikan tingkat keuntungan Batasan : yang menjanjikan”. Jika BC Ratio > 1, maka usulan investasi Tehnik analisis yang digunakan feasible dalam penelitian ini adalah analisis Jika, BC Ratio < 1, maka usulan investasi kuantitatif, Unfeasible yang digunakan untuk menganalisis aspek financial , yaitu c. Net Present Value (NPV) dengan menggunakan analisis : Teknik analisis ini untuk mengetahui a. Payback Period (PP) usulan proyek investasi layak pendek dilaksanakan atau tidak dengan cara daripada jangka waktu umur ekonomi mengurangkan antara Present Value Nilai proyek, maka usulan proyek dinyatakan saat ini) dan aliran kas bersih operasional layak, lebih atau proyek investasi selama umur panjang/lebar dinyatakan tidak layak. ekonomis termasuk terminal Cash flow Rumur yang digunakan : ( Imam, 1995 : (initiaal investment),Jika NPV positif, 394) usulan proyek investasi dinyatakan layak, Bila Payback dan Period sebaliknya Payback Period = lebih jika Investasi x1Tahun CashInflow sedangkan jika NPV negatif dinyatakan tidak layak. (Suratman, 2001 : 128). b. Profitability Index (PI) atau Benefit Cost Ratio (BC Ratio) Untuk mengkaji kelayakan proyek sering digunakan kriteria yang disebut Benefit Cost Ratio (BCR), Rumus yang digunakan sebagai berikut: (Imam, 1995 : 433) Dimana : NCF t = Net Cashflows r = Tingkat bunga yang berlaku Ao = Investasi n = jumlah jangka waktu 50 d. Internal Rate of Return (IRR) NCFt = Net Cashflows Analisis ini untuk menentukan suatu r = suku bunga usulan proyek investasi dianggap layak Ao = investasi dan n = jumlah jangka atau tidak, dengan cara membandingkan waktu antara IRR dengan tingkat keuntungan yang diharapkan, return). (expected rate of Perhitungan IRR Apabila dengan rumus tersebut tidak dilakukan diketahui r (tingkat suku bunga), maka dengan cara mencari discount rate yang menggunakan rumus interpolasi linier dapat menyamakan antara present value sebagai berikut: dari aliran kas dengan present value dari IRR investasi (initial investment). (Riyanto, 2001 : 198) = P1 – C1 p 2 p1 C 2 C1 Dimana : r = internal rate of return yang dicari dimana : IRR = Internal rate of return yang dicari P1 = Tingkat bunga ke-1 P2 = Tingkat bunga ke-2 C1 = NPV ke-1 C2 = NPV ke-2 Tabel 1. Kriteria Kelayakan (Aspek Keuangan) : Tehnik Analisis Pay Back Periods (PP) Profitability Index (PI) atau BC Ratio Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Kriteria Kalayakan Lebih Kecil Umur Ekonomis Proyek Lebih besar Umur Ekonomis Proyek BC Ratio > 1 BC Ratio <1 NPV Positip NPV Negatif Lebih Besar dari Keuntungan Disyaratkan Lebih Kecil dari Keuntungan Disyaratkan membutuhkan HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam sejumlah dana sebagai proyek modal yang dihimpun dalam modal Dan sendiri, yaitu modal yang berasal dari Rumah Makan “Artha Moro” tersebut pemilik usaha dan yang tertanam di investasi Kolam menjalankan Kesimpulan Layak Tidak Layak Layak Tidak Layak Layak Tidak Layak Layak Tidak Layak Pemancingan 51 dalam perusahaan untuk waktu tidak 12 %, maka perusahaan tentu mempunyai tertentu kewajiban lamanya sebesar Rp. untuk membayar bunga 1.227.500.000,- (Modal investasi sebesar pinjaman tersebut selama masa pinjam. Rp. 952.500.000 dan modal kerja sebesar Dengan pertimbangan tersebut, maka Rp. 275.000.000). perusahaan mempunyai keputusan untuk Meskipun kemampuan kas membiayai investasi perusahaan belum begitu besar tetapi sendiri. perusahaan berusaha untuk memenuhi Aliran Cash Flow pembelanjaan investasi dengan modal Proyeksi dengan modal keuntungan dengan membuat dapat sendiri. Karena apabila investasi yang diketahui proyeksi akan dilaksanakan dibiayai berdasarkan pendapatan dan biaya selama 5 tahun pinjaman dari pihak lain (Bank), dengan berdasarkan data yang tengah berjalan : asumsi bunga pinjaman pertahun sebesar Tabel 2 : Aliran Cash Flow ( dalam ribuan) No. Komponen 1. 2. 3. 4. 5. Kas Masuk : Investasi Pendapata Total Kas Masuk Kas Keluar : Pembelian Aktiva Tetap Biaya Operasinal Biaya Produksi Biaya Penyusutan Total Kas Keluar Surplus (Defisit) Saldo Awal Saldo Akhir Tahun 2011 2009 2010 2012 2013 952.500 553.324 1.505.834 0 738.513 738.513 0 960.000 960.000 0 1.200.000 1.200.000 0 1.440.000 1.440.000 950.000 0 0 0 0 75.000 200.000 190.500 1.415.500 90.324 90.324 85.000 300.000 190.500 575.500 163.013 90.324 253.337 95.000 400.000 190.500 685.500 275.000 253.337 528.337 105.000 500.000 190.500 795.500 404.500 528.337 932.837 115.000 600.000 190.500 905.500 534.500 932.837 1.467.337 Sumber : Data Penelitian yang sudah diolah, 2011 Baik itu untuk proses produksi maupun Analisis Aspek Keuangan Suatu usaha pada umumnya investasi. Namun banyak yang setelah dalam pelaksanaannya memerlukan dana dijalankan sekian lama ternyata tidak yang cukup besar untuk berlangsungnya menguntungkan. dan berlanjutnya usaha yang dijalankan. 52 Kegagalan dapat Penyusutan dan kas bersih (proceed) dalam terlebih dahulu. Nilai Earning After Tax perencanaan, kesalahan dalam menaksir (Laba Setelah Pajak) dihitung dengan pasar, kesalahan dalam memperkirakan cara Total Pendapatan dikurangi Total kontinuitas Biaya yang Dikeluarkan. disebabkan tersebut kesalahan bahan sebagainya. baku Untuk dan itulah lain Tabel 3 : Perhitungan EAT Pemancingan dan Rumah Makan “Artha Moro” Tahun 2009 – 2013 analisis kelayakan suatu usaha menjadi sangat penting. No. Tahun Berdasarkan hasil penelitian pada usaha Kolam Pemancingan Dan Rumah Makan “Artha Moro”, dapat di buat tabel cash flow selama umur ekonomis (5 tahun). Untuk membuat tabel cash flow dilakukan Untuk perhitungan nilai nilai penyusutan 1. 2. 3. 4. 5. Pen Biaya Yg Laba dapatan Dikeluar Setelah (Rp) kan (Rp) Pajak (Rp) 2009 1.503.834 1.415.500 90.324 2010 738.513 575.500 163.013 2011 920.000 685.500 234.500 2012 1.100.000 795.500 304.500 2013 1.380.000 905.500 474.500 Sumber : Data Penelitian yang sudah diolah, 2011 EAT, dihitung menggunakan metode garis lurus dengan rumus : besarnya modal investasi dibagi dengan umur ekonomis, hasilnya : = Rp. 190.500 / tahun Kas bersih (Proceed) dihitung dengan menjumlahkan nilai Laba Setelah Pajak dengan nilai penyusutan , yaitu Penyusutan / Tahun = sebagai berikut : Proceed = Laba Setelah Pajak + Penyusutan = Tabel 4 : Pethitungan kas bersih Pemancingan dan Rumah Makan “Artha Moro” Tahun 2009-2013 No. Tahun Laba Setelah Penyusutan Pajak (Rp) (Rp) 1. 2009 90.324 190.500 2. 2010 163.013 190.500 3. 2011 234.500 190.500 4. 2012 304.500 190.500 5. 2013 474.500 190.500 Sumber : Data Penelitian yang sudah diolah, 2011 Proceed (Rp) 280.824 353.513 425.000 495.000 665.000 53 Tabel 5 : Cash Flow Selama Umur Ekonomis ( dalam ribuaan rupiah) No. 1. 2. 3. 4. 5. Tahun Laba Setelah Pajak Penyusutan Kas Bersih (Proceed) DF 12 % PV Kas bersih 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567 250.776 281.750 331.436 378.420 411.075 1.653.457 2009 2010 2011 2012 2013 90.324 190.500 280.824 163.013 190.500 353.513 275.000 190.500 465.500 404.500 190.500 595.000 534.500 190.500 725.000 Jumlah 2.419.837 Sumber : Data Penelitian yang sudah diolah, 2011 Tabel 5 tersebut diatas menunjukkan nilai dahulu jumlah nilai investasi awal, cash flow untuk usaha Pemancingan dan kemudian dibandingkan dengan total Rumah Makan “Artha Moro” selama penerimaan /proceed pada tiap tahunnya umur ekonomis (5 tahun) dengan asumsi sehingga menutup jumlah investasi (Suad nilai Degree of Freedom (DF) sama Husnan, dan Suwarsono, 2005) dengan bunga pinjaman dari bank sebesar 12 % per tahun. 1. Payback Periode (PP) Metode menunjukkan payback jangka periode waktu ini yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal yang digunakan. Dalam Tabel 6 : Perhitungan Pay Back Period Keterangan Nilai (dlm Rp) Investasi 1.227.500.000,00 Kasbersih tahun 1 280.824.000,00 Sisa tahun ke 1 946.676.000,00 Kas bersih tahun 2 353.513.000,00 Sisa tahun ke 2 593.163.000,00 Kas bersih tahun 3 465.500.000,00 Sisa tahun ke 3 127.667.000,00 Sumber : Data Penelitian diolah, 2011 penggunaan metode ini perlu diketahui Karena sisa tidak dapat dikurang proceed umur ekonomis (5 tahun), maka dapat tahun keempat, maka sisa proceed tahun disimpulkan ketiga dibagi tahun keempat , yaitu : pemancingan dan rumah PP X 12 bln = 3,3 bln Moro bahwa adalah usaha kolam makan Artha menguntungkan atau feasible Maka PP untuk usaha kolam pemancingan dan rumah makan Artha Moro adalah 3 tahun 3 bulan. Dari hasil 2. Benefit Cost Ratio (BCR) Suatu proyek keuntungan dikatakan memiliki ekonomis, layak perhitungan PP ternyata lebih kecil dari 54 dilaksanakan, apabila nilai BCR lebih pemancingan dan rumah makan Artha besar daripada satu. Moro layak dilakukan. BCR = PV `of `cash` flow PVInvestasi 3. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan BCR = nilai sekarang (present value) dari selisih BCR = 1,347 antara benefit (manfaat) dengan cost Berdasarkan hasil perhitungan diketahui (biaya) pada Discaount rate tertentu. bahwa nilai BCR adalah 1,347. Nilai NPV menunjukkan kelebihan benefit BCR tersebut berarti bahwa nilai manfaat dibandingkan dengan cost. yang diperoleh dalam usaha ini adalah Apabila nilai NPV sebesar 1,347 kali lipat dari nilai biaya tersebut yang dikeluarkan pada tingkat bunga apabila NPV sebesar 12 %. Karena nilai BCR lebih tidak layak diusahakan. besar dari satu, maka usaha 0 , berarti proyek menguntungkan. Sebaliknya 0 berarti proyek tersebut kolam Table 7 : Data untuk Perhitungan NPV No. 1. 2. 3. 4. 5. Tahun EAT Penyusutan Kas Bersih (Proceed) 2009 2010 2011 2012 2013 90.324 190.500 280.824 163.013 190.500 353.513 275.000 190.500 465.500 404.500 190.500 595.000 534.500 190.500 725.000 Jumlah 2.419.837 Sumber : Data Penelitian diolah, 2011 4. DF 12 % PV Kas bersih 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567 250.776 281.750 331.436 378.420 411.075 1.653.457 Intenl Rate of Return (IRR) Analisis ini untuk menentukan NPV = 1.653.457.000 – 1.227.500.000 = 425.957.000 (positif) Oleh karena nilai NPV lebih besar dari nol, maka usaha kolam pemancingan dan rumah makan Artha Moro layak untuk dilakukan. apakah suatu usulan proyek investasi dianggap layak atau tidak, dengan cara membandingkan antara IRR dengan tingkat keuntungan yang diharapkan/ diisyaratkan, (expected rate of return). Perhitungan IRR dengan tingkat 55 Tabel 8 : Data untuk Perhitungan IRR No. Tahun 1. 2. 3. 4. 5. Kas Bersih (Proceed) DF 18 % 2009 280.824 2010 353.513 2011 465.500 2012 595.000 2013 725.000 Total PV Kas Bersih Total PV Outlays PV Kas bersih 0,847 0,817 0,609 0,516 0,437 237.858 288.820 283.490 307.020 316.825 1.434.013 1.227.500 C1 206.513 DF 20 % 0,833 0,694 0,579 0,482 0,402 C2 PV kas bersih 233.926 245.338 269.525 286.790 304.500 1.340.079 1.227.500 112.579 Sumber : Data Penelitian yang sudah diolah, 2011 Keuntungan yang tingkat bunga bank yang berlaku pada diharapkan/disyaratkan, (expected rate of saat dilaksanakannya penelitian sebesar return). dilakukan 12 %, maka dapat disimpulkan bahwa dengan cara mencari discount rate yang usaha Kolam Pemancingan Dan Rumah dapat menyamakan antara present Makan ”Artha Moro” menguntungkan value dari aliran kas dengan present Perhitungan IRR value dari investasi (iniial investment). dan layak dilakukan. Pembahasan Karena dengan rumus tersebut tidak Suatu usaha dalam pelaksanaanya diketahui tingkat suku bunganya, maka pada umumnya memerlukan dana yang menggunakan rumus interpolasi linier cukup besar untuk kelansungan dan sebagai berikut: keberlanjutan usahanya, baik itu untuk IRR IRR = P1 – C1 p 2 p1 C 2 C1 p 2 p1 x18 - 206.513 C 2 C1 20 18 = 18 + 4,397 x 11.579 206.513 = 22,397 % = P1 – C1 proses produksi maupun investasi. Namun banyak usaha yang telah berjalan sekian lama ternyata tidak menguntungkan. Oleh karena itu , perlu ada sebuah kajian untuk meninjau kembali untuk mengetahui layak atau Berdasarkan hasil perhitungan diketahui tidaknya usaha yang dilaksanakan dilihat bahwa nilai dari aspek keuangan. IRR sebesar 22,397%. Karena nilainya ini lebih besar dari 56 Berdasarkan hasil perhitungan ditentukan, ternyata usaha Kolam analisis aspek keuangan didapat Payback Pemancingan Dan Rumah Makan “Artha Periode (PP) adalah 3 tahun 3 bulan yang Moro” menguntungkan atau feasible. lebih kecil dari umur ekonomis yaitu 5 SIMPULAN DAN SARAN tahun, maka dapat disimpulkan bahwa Kesimpulan usaha kolam pemancingan dan rumah Berdasarkan hasil penelitian makan layak untuk dilakukan. Nilai mengenai Analisis Kelayakan Usaha Profitability Index (PI) atau Benefit Cost Kolam Pemancingan Dan Rumah Makan Rasio (BCR) sebesar 1,347, berarti nilai Artha Moro Di Desa Bebel Kecamatan manfaat yang diperoleh dalam usaha ini Wiradesa Kabupaten Pekalongan dapat adalah sebesar 1,347 kali lipat dari nilai disimpulkan bahwa : Berdasarkan hasil biaya yang dikeluarkan. Karena nilai perhitungan analisis kelayakan usaha BCR lebih besar dari 1, maka dapat dilihat dari aspek keuangan didapat hasil disimpulkan kolam Payback Period (PP) dari usaha kolam pemacingan dan rumah makan Artha pemancingan dan rumah makan artha Moro layak untuk dilakukan.Net Present Moro adalah 3 tahun 3 bulan, nilai BCR Value kolam sebesar 1,347 ,nilai NPV sebesar Rp pemancingan dan rumah makan Artha 425.957.000, dan nilai IRR sebesar 22,397 Moro sebesar Rp. 425.957.000 (positif). %. Hal tersebut menunjukkan bahwa Oleh karena nilai NPV lebih besar dari 0 usaha kolam pemancingan dan rumah (atau makan Artha Moro Wiradesa kabupaten bahwa (NPV) positif), dari maka usaha usaha usaha kolam pemacingan dan rumah makan Artha Pekalongan layak dilakukan. Moro layak untuk dilaksanakan.Nilai Saran Internal rate of Return (IRR) adalah Meskipun hasil penilaian sebesar 22,397%. Karena nilai ini lebih investasi menunjukkan bahwa investasi besar usaha Kolam Pemancingan dan Rumah daripada tingkat bunga bank sebesar 12 %, maka dapat disimpulkan Makan bahwa usaha Kolam Pemancingan Dan dilaksanakan, tetapi prinsip kehati-hatian Rumah Makan “Artha Moro” dari semua tetap harus dijaga karena persaingan di analisis bidang usaha ini cukup banyak dan setiap dengan metode yang telah “Artha Moro” layak untuk 57 saat pesaing akan menyaingi dalam aspek teknis, manajemen dan aspek bidang usaha ini Selain itu evaluasi pemasaran, secara berkala mengenai bidang usaha Pemancingan dan Rumah Makan “Artha dalam beberapa segi harus tetap dikaji Moro” karena berpengaruh terhadap pendapatan kepuasan kepada konsumen sehingga atau keuntungan yang akan diperolehnya. tidak akan ditinggalkan konsumen . yaitu dapat bagaimana memberikan Kolam tingkat Selain itu harus juga memperhatikan DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta : BPFE UGM. Dini Vidya, 2008, Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor, Institut Pertanian Bogor Imam Soeharto, 1995, Manajemen Proyek, Jakarta, Erlangga. Suad Husnan, dan Suwarsono, 2005, Studi Kelayakan Proyek, Edisi Ketiga, Yogyakarta, UPP AMP YKPN Suratman,2001, Studi Kelayakan Proyek (Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan), Yogyakarta, JJ Learning. Syahrir Hakim Nasution, 2009, Peranan Wisata Pemancingan Dalam Pengembangan Wilayah Deli Serdang, Sumatera Utara : USU Press. 58