Bab III Analisis

advertisement
Bab III
Analisis
3.1 Analisis Fungsional
3.1.1 Sirkulasi Tamu Tidak Menginap
Tamu yang tidak menginap biasanya mengunjungi hotel untuk
memanfaatkan fasilitas-fasilitas hotel seperti restoran/kafe, fasilitas kebugaran
maupun ruang-ruang pertemuan. Sirkulasinya dapat digambarkan melalui diagram
berikut:
Tiba
Menurunkan orang dan barang, memarkir mobil
Masuk bangunan
Mengikuti acara di Function / Meeting Room
Toilet umum
Telepon umum
Toko obat
Membeli cinderamata
Makan-minum
Duduk-duduk
Snack
Renang
fitness & massage
Keluar bangunan
Menunggu / ambil mobil
Pulang
Diagram 3.1 Sirkulasi Tamu Tidak Menginap
27
3.1.2 Sirkulasi Tamu Menginap
Tamu yang menginap biasanya akan langsung menuju lobby dan front
desk untuk keperluan administrasi dan lain-lain, setelah itu tamu yang menginap
dapat mengakses lantai-lantai kamar tamu atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas
hotel lainnya.
Sirkulasi Tamu Menginap dapat digambarkan melalui diagram berikut:
Tiba
Menurunkan orang dan barang, memarkir mobil
Mengikuti acara di
Function / Meeting
Room
Masuk bangunan
Mencari informasi / Memesan kamar
Toilet umum
Telepon umum
Toko obat
Membeli cinderamata
Makan-minum
Duduk-duduk
Snack
Mandi tidur makan
Renang
fitness & massage
Diagram 3.2 Sirkulasi Tamu Menginap
28
3.1.3 Sirkulasi Karyawan
Sirkulasi Karyawan dibedakan dari sirkulasi tamu, Akses masuknya pun
dibedakan dari entrance tamu. Setelah memasuki bangunan biasanya karyawan
akan melakukan absensi di timekeeper station dan kemudian mengambil dan
mengganti seragam, lalu melakukan pekerjaannya masing-masing. Akses vertikal
untuk kegiatan servis juga dibedakan dari akses vertikal tamu.
Sirkulasi karyawan dapat digambarkan melalui diagram berikut:
Tiba
memarkir kendaraan
Absensi
Ambil dan ganti seragam
Melaksanakan Pekerjaan
Ganti dan mengembalikan seragam
Absensi
Ambil kendaraan
Pulang
Diagram 3.3 Sirkulasi Karyawan
3.2 Kebutuhan dan Organisasi Ruang
3.2.1 Area Publik
Perbandingan antara area privat dan area-area publik seperti lobby,
restoran, lounge, ruang pertemuan dan banquet besarnya berbeda-beda antara
hotel yang satu dan lainnya, tergantung dari jenis hotel tersebut. Tabel berikut
menunjukkan kebutuhan besar area publik pada berbagai jenis hotel.
29
Tabel 3.1 Perbandingan Kebutuhan Area Publik pada Beberapa Jenis Hotel
Jenis Hotel
Lobby
F&B
RSG
Rekreasi
Retail
Parkir
(pusat Sedang
Kecil
Bervariasi
Sedang
Sedang
Kecil
Butik
Sedang
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Suburban
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Kecil
Besar
Airport
Sedang
Sedang
Besar
Kecil
Kecil
Sedang
Resort (Golf)
Sedang
Besar
Sedang
Besar
Besar
Besar
Resort Lain
Kecil
Sedang
Kecil
Besar
Besar
Sedang
Convention
Besar
Besar
Besar
Sedang
Besar
Sedang
Conference
Sedang
Sedang
Besar
Besar
Kecil
Besar
Bisnis
kota)
Keterangan:
‘Kecil’ berarti : lobby ‹ 6 sqft/kamar; F&B ‹ 0.7 kursi/kamar; RSG ‹ 2 kursi/kamar;
rekreasi = kolam renang kecil atau ruang olahraga ditambah fasilitas
lainnya; parkir ‹ 0.7 mobil/kamar.
‘Sedang’ berarti : lobby 6-10 sqft/kamar; F&B 0.7-1.2 kursi/kamar; RSG 2-4
kursi/kamar; rekreasi = kolam renang dan ruang olahraga ditambah
fasilitas lainnya; parkir 0.7-1.2 mobil/kamar.
‘Besar’ berarti : lobby › 10 sqft/kamar; F&B › 1.2 kursi/kamar; RSG › 4 kursi/kamar;
rekreasi = fasilitas-fasilitas yang lebih besar; parkir › 1.2 mobil/kamar.
sumber: Rutes, Walter A. & Penner, Richard H. & Adams, Lawrence, 2001.
Berdasarkan tabel tersebut, maka kriteria area publik untuk sebuah hotel
bisnis yang letaknya di pusat kota yang digunakan sebagai acuan dalam Tugas
Akhir ini sebagai berikut:
ƒ
Lobby yang besarnya 6-10 sqft/kamar
ƒ
Area F&B yang besarnya kurang dari 0.7 kursi/kamar
ƒ
Ruang Serba Guna besarnya bisa bervariasi tergantung kebutuhan
ƒ
Area rekreasi yaitu berupa kolam renang dan ruang olahraga ditambah fasilitas
lainnya
ƒ
Area parkir yang besarnya kurang dari 0.7 mobil/kamar
30
Area publik sebaiknya diletakkan dalam kluster-kluster dekat dengan
lobby. Pengaturan seperti ini memungkinkan tamu mengakses berbagai fasilitas
dengan mudah.
a. Lobby
Perencanaan elemen-elemen utama pembangun lobby dan desain detaildetailnya sangat penting untuk membuat kesan yang baik dan mendalam pada
tamu hotel. Desain yang baik dapat menyeimbangkan antara kesan visual
(estetika) dan fungsi.
Pemrograman sebuah lobby harus didasarkan pada tipe hotel dan besarnya
sirkulasi pada area ini. Untuk hotel bisnis kelas menengah, besar lobbynya
biasanya antara 6-10sqft (0.6-0.9 m2) per kamar tamu. Salah satu cara untuk
memberikan kesan lobby yang luas adalah dengan menempatkan bar, restoran dan
kios-kios retail di area lobby. Fungsi-fungsi tambahan ini tidak hanya
memberikan variasi pada besaran lobby, tapi juga pada level aktivitas, sehingga
area lobby menjadi area yang hidup dengan banyaknya pengguna fungsi-fungsi
tambahan tersebut.
Fungsi lobby, selain membangun citra hotel, adalah sebagai area sirkulasi
utama, mengarahkan tamu ke front desk, lift, restoran, ruang pertemuan, klub
kebugaran, dan area-area publik lainnya. Selain itu, lobby juga berfungsi sebagai
ruang berkumpul informal dan pusat kontrol keamanan dimana para staf hotel
dapat mengawasi akses masuk ke bangunan hotel. Kriteria perancangannya
meliputi:
1. Lokasi front desk: front desk ditempatkan sehingga dapat langsung terlihat
oleh tamu yang masuk, juga agar staf front desk dapat mengawasi akses
tamu menuju lift.
2. Akses kantor: terdapat entrance ke front office, safe deposit area, kantor
eksekutif dan kantor sales dan katering.
3. Lift tamu: lift diletakkan dekat dengan front desk dan entrance utama dan
besar lift disesuaikan agar cukup untuk barang-barang bawaan tamu.
4. Area duduk: area duduk diletakkan dekat dengan front desk dan entrance,
dan tersedia area duduk untuk grup yang lebih privat.
31
5. Sirkulasi: area sirkulasi dibuat jelas menuju front desk, lift, restoran, dan
ruang pertemuan dan area banquet.
6. Area retail: Tersedia ruang retail dekat dengan area sirkulasi tamu.
7. Stasiun bellman: stasiun bellman diletakkan dekat dengan front desk, lift
dan entrance utama. Dekat dengan stasiun ini, sediakan ruang
penyimpanan barang.
8. Fungsi penunjang: fungsi penunjang seperti toilet, telepon umum, meja
asisten manajer dan lain-lain diletakkan sehingga mudah dijangkau dari
area-area lainnya.
Ruang Serbaguna
Administrasi
Restoran
Lounge
Front Desk
Kamar-kamar
tamu
Toko-toko retail
Lobby
Area parkir
Restoran
Area Rekreasi
Diagram 3.4 Hubungan Fungsional Lobby dan Ruang Publik Lainnya
b. Restoran dan Café
Desain restoran dan outlet F&B lainnya sangat bergantung pada beberapa
hal, yaitu:
1. karakteristik pasar
2. konsep (jenis makanan yang disediakan, cara pelayanan, hiburan)
3. elemen-elemen desain (atmosfer, penutup meja, display)
4. operasional (jam buka, jumlah staf, layout tempat duduk)
5. proyeksi finansial
32
Kriteria perancangan restoran dan outlet F&B lainnya diantaranya yaitu:
1. Tersedia akses langsung ke dapur.
2. Restoran atau outlet F&B lainnya ditempatkan sehingga dapat diakses dari
area sirkulasi publik; buat agar café terlihat dari lobby.
3. Restoran ditempatkan sedemikian sehingga dapat memiliki entrance
eksterior.
c. Ruang Serbaguna
Ruang-ruang serbaguna sebuah hotel biasanya terdiri atas sebuah ballroom
yang besar, ruangan banquet berukuran sedang dan beberapa ruang pertemuan
yang lebih kecil.
Kriteria perancangannya meliputi:
1. Kriteria umum
-
Ballroom, banquet dan ruang-ruang pertemuan dikelompokkan dalam satu
area.
-
Area ini dibuat agar dekat dan mudah diakses dari lobby hotel.
-
Tersedia area penunjang seperti toilet, ruang penyimpanan, telepon umum
dan kantor penerima.
-
Ada akses masuk langsung untuk makanan ke ballroom dan banquet.
-
Ada ruang penyimpanan untuk meja kursi ruang pertemuan dan banquet.
2. Kriteria perancangan arsitektural:
-
Ruang serbaguna dibuat agar dapat disekat untuk mencapai fleksibilitas
ruang.
-
Proporsi dan orientasi ruang serbaguna direncanakan agar ruang dapat
digunakan secara optimal.
-
Struktur ruang serbaguna adalah bentang lebar tanpa kolom.
-
Tersedia akses ke fungsi penunjang dan tangga darurat, juga akses staf
servis ke penyimpanan.
33
3. Kriteria perancangan interior
-
Untuk lantai, ditutupi dengan karpet yang berpola untuk membantu dalam
peletakan furnitur.
-
Finishing untuk dinding bisa bermacam-macam (cat, vinyl, panel yang
dilapisi kain)
-
Jendela dirancang agar dapat ditutup sehingga tidak ada cahaya yang
masuk (untuk keperluan penggunaan proyektor)
-
Untuk pencahayaan, digunakan kombinasi pencahayaan fungsional,
dekoratif, display dan aksen.
-
Untuk furnitur, disediakan meja-meja pertemuan dan meja-meja makan
bundar, kursi yang bisa ditumpuk, peralatan audiovisual, dan kursi-kursi
untuk foyer.
Berikut adalah karakteristik ruang-ruang serbaguna pada sebuah hotel:
Tabel 3.2 Program Ruang-ruang Serbaguna
Nama
ruang
dan Kriteria utama perancangan
kegunaannya
Ruangan dapat disekat, langit- Tipikal:
banquet, langit
tinggi,
akses
langsung Resort:
resepsi, pameran
untuk makanan, bersih dari kolom
Ballroom foyer
Akses ke semua toilet dan fungsi Tipikal:
Penerima, pendaftaran, penunjang
flow
ballroom
Banquet
Ruangan
Banquet,
(kapasitas)
berdasarkan jenis hotel
Ballroom
Pertemuan,
Program
lain,
akses
2 x KT
0.5-1.5 x KT
Convention: 2-4 x KT
dari Resort:
0.2 x BR
0.3 x BR
Convention: 0.25-3 x BR
dapat
disekat-sekat, Tipikal:
0.2-0.6 x BR
pertemuan, akses langsung untuk makanan, Convention: 0.4-0.6 x BR
penerima
pencahayaan alami
Ruang Pertemuan
Fasilitas audiovisual
Pertemuan, banquet
Tipikal:
0.2-0.4 x BR
Convention: 0.4-0.6 x BR
sumber: Rutes, Walter A. & Penner, Richard H. & Adams, Lawrence, 2001.
34
d. Fasilitas Parkir
Kriteria perancangan area parkir pada sebuah hotel meliputi:
1. Entrance area parkir diletakkan sehingga dapat mudah diakses dari area dropoff tamu (apabila terdapat parkir basement)
2. Tersedia akses yang aman dan nyaman dari area parkir ke dalam bangunan
hotel, biasanya menggunakan lift ke lobby.
3. Desain area parkir terbuka dan tersedia kamera sekuriti untuk mengawasi
seluruh area parkir.
4. Ada sistem tanda yang jelas bagi pengemudi maupun pejalan kaki.
3.2.2 Area Privat
Area Privat terbagi menjadi kamar tamu dan administrasi dan servis.
a. Kamar Tamu dan Kamar Suite
Dalam perancangan kamar tamu dan suite, beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Target segmen pasar dari hotel tersebut.
2. Tipe besaran ruang kamar tamu (biasanya ada lebih dari satu tipe besaran
kamar).
3. Kamar-kamar suite dengan tipe-tipe khusus.
4. Tipe layout kamar tamu (biasanya ada lebih dari satu tipe layout kamar).
5. Kamar suite yang didesain secara khusus, seperti untuk handicapped, dll.
6. Menyesuaikan dengan anggaran yang disetujui dalam pemilihan furnitur dan
perlengkapan kamar, suite dan koridor.
Dalam perancangan kamar tamu, sangat dibutuhkan pengetahuan
menyeluruh mengenai pasar yang dibidik oleh hotel. Perbedaan karakter pasar
tentu akan menimbulkan perbedaan kebutuhan dan karena itu menimbulkan
perbedaan kriteria perancangan.
Pada hotel ini, pasar yang dibidik yaitu pebisnis yang bepergian secara
individual maupun dalam bentuk grup.
35
Tabel 3.3 Karakter Tamu Hotel Bisnis
Jenis
Karakteristik Tamu
Hotel Bisnis
• Group
Tujuan Perjalanan
Faktor Perancangan
Kamar Tamu
King, twin, doubledouble, kamar mandi
dengan dressing area,
area duduk dan area
kerja
korporasi, King; standar bath
• Individual Single, menginap 1-2 Bisnis
konvensi, menggunakan shower,
hari, 85% pria, 15% dagang,
area duduk dan area
wanita, harga relatif konferensi
kerja
murah
sumber: Rutes, Walter A. & Penner, Richard H. & Adams, Lawrence, 2001.
Single
/
double;
Menginap 2-4 hari;
Pria:wanita = 3:1,
Harga murah
Konvensi,konferensi,
asosiasi profesional,
pertemuan
dagang
dan training
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan kamar tamu
yaitu:
1. Besaran dan Konfigurasi Kamar
Tiga dimensi penting dalam perancangan kamar tamu yang akan
mempengaruhi layout kamar dan kesan yang ditimbulkan kamar yaitu: dimensi
ruang dalam kamar tamu atau besaran bersih kamar tamu, jarak dari dinding
eksterior ke dinding kamar mandi dan besaran kamar mandi. Besaran kamar akan
membentuk modul struktural keseluruhan bangunan hotel. Biasanya satu modul
berisi satu atau dua kamar tamu, dan modul ini akan menerus ke lantai bawah
membentuk area publik dan area servis.
Dalam beberapa dekade terakhir, dimensi kamar yang umum yaitu 3,7 m
untuk lebar kamar dan panjang yang bervariasi tergantung kebutuhan dan tipe
kamar. Yang pertama menggunakan dimensi 3,7 m untuk lebar kamar standar
adalah hotel Holiday Inn pada tahun 1953. Lebar 3,7 m cukup untuk
mengakomodasi dua tempat tidur double berjajar dan sebuah meja/lemari di
seberangnya, menyisakan jarak yang cukup lebar diantaranya.
Tren hotel saat ini membawa perubahan pada besaran kamar tamu pada
umumnya, banyak hotel yang menyediakan kamar-kamar tamu berukuran kecil.
Namun di sisi lain, tidak sedikit hotel yang menjual kamar-kamar mewah
berukuran besar. Beberapa tahun belakangan, dimensi kamar tamu telah
terstandarisasi secara umum, tergantung jenis hotelnya.
36
Tabel 3.4 Dimensi Kamar Tamu Berdasarkan Harga Jual Kamar
Jenis
Living Area
Dimensi
Kamar Mandi
Luas
(m2)
(m)
Dimensi
(m)
Luas
Total
Dimensi (m)
Luas (m2)
(m2)
Budget
3,5 x 4,5
16
1,5 x 1,5
2,3
3,5 x 6,2
21,9
Mid-Price
3,6 x 5,5
20,1
1,5 x 2,3
3,4
3,6 x 6,6
29
Upscale
4,1 x 5,8
23,8
1,7 x 2,6
4,4
4,1 x 8,6
35,2
Luxury
4,5 x 6,1
27,9
2,3 x 2,7
6,6
4,5 x 9,1
41,8
Keterangan: Living area belum termasuk kamar mandi, lemari dan foyer. Kamar
mandi untuk budget hotel termasuk tub/shower dan toilet namun tidak termasuk
wastafel (masuk ke area dressing).
sumber: Rutes, Walter A. & Penner, Richard H. & Adams, Lawrence, 2001.
Untuk hotel bisnis, bisa terdapat beberapa tipe besaran kamar, yaitu:
kamar dengan dua buah double bed, kamar dengan satu buah king bed, kamar
studio dengan satu buah king bed, dan suite. Prosentasinya yaitu 30% kamar
double bed, 60% kamar king bed, 3% kamar studio dan 7% suite. Maka, hotel ini
akan memiliki 26 kamar double bed, 51 kamar king bed, 3 kamar studio, dan 6
suite.
Layout kamar tamu sangat dipengaruhi oleh tipe tempat tidur yang
digunakan. Karena tempat tidur adalah furnitur yang paling besar di kamar tamu,
maka pertimbangan mengenai dimensi dan peletakannya menjadi penting.
Tabel 3.5 Tipe Kamar dan Ukuran Tempat Tidur
Tipe Kamar
Tipe Tempat Tidur
Dimensi Bed
Twin
2 tempat tidur uk. twin
1x2m
Double-double
2 tempat tidur uk. double
1,35 x 2 m
California King
1 tempat tidur uk. king
1,8 x 2 m
King
1 tempat tidur uk. king
2x2m
King-studio
1 tempat tidur uk. king dan sofa convertible
37
Berikut ini adalah beberapa contoh layout kamar dengan jenis dan
peletakan tempat tidur yang berbeda-beda.
A
B
C
D
Gambar 3.1 Contoh Layout Kamar
A: Kamar ekonomi dengan queen bed, 20,5 m2. Menghemat ruang dengan satu tempat
tidur dan bak cuci (sink) yang diletakkan di luar kamar mandi
B: Kamar menengah dengan king bed, 30m2. Tempat tidur yang diletakkan di dinding
kamar mandi dapat menambah luasan ruang yang dapat dipakai (tidak membuang
ruang hanya untuk sirkulasi)
C: Kamar kelas satu dengan dua double bed, 34m2, dengan furnitur tipikal di setiap
kamar.
D: Conference Suite dengan tiga ruangan, 108m2. Dua ruangan area publik yang
berfungsi sebagai ruang duduk, ruang makan dan ruang kerja dibuat fleksibel dengan
menempatkan sebuah wall-bed. Sebuah pintu menghubungkan ruang publik dengan
kamar tamu tipikal.
sumber: Rutes, Walter A. & Penner, Richard H. & Adams, Lawrence, 2001.
2. Kamar Suite
Definisi suite adalah sebuah ruang tamu atau ruang kerja (living room)
yang terhubung pada satu atau lebih kamar tidur. Biasanya hotel-hotel besar
menyediakan beberapa tipe suite yang terbagi dalam hierarki tersendiri (misalnya
junior dan VIP suite). Biasanya suite terletak di lantai-lantai teratas menara
dengan alasan pemandangan yang lebih bagus. Namun, suite bisa juga diletakkan
di lantai yang sama dengan kamar tamu apabila, misalnya, terdapat ruang sisa
38
pada lantai-lantai tipikal yang dapat dipergunakan sebagai ruang tambahan bagi
suite.
3. Furnitur dan Perlengkapan Kamar Tamu
Persyaratan ruang untuk penyimpanan dan meja kerja:
Tabel 3.6 Persyaratan Ruang untuk Penyimpanan dan Meja Kerja
Ruang untuk menggantung baju
Area Penyimpanan (laci)
Single Occupancy
Double Occupancy
50 cm
90 cm
2
1.1 m2
0,7 m
Keterangan: berlaku untuk hotel dengan tarif rata-rata
untuk meja kerja dan meja rias yang digabung, total areanya yaitu
0.5 m2.
Persyaratan ruang untuk furnitur kamar:
39
Gambar 3.2 Persyaratan Ruang untuk Furnitur Kamar
4. Pencahayaan Kamar
Secara umum, pencahayaan dibutuhkan di tempat-tempat sebagai berikut:
-
Bedhead, biasanya diatas headboard
-
Tengah ruangan, berfungsi sebagai pencahayaan keseluruhan ruangan
dengan switch lampu dekat pintu masuk. Bisa juga hanya berupa lampu
meja atau lampu standar.
-
Meja rias, diatas cermin atau sebagai lampu meja.
-
Entrance, mencahayai lemari dan jalan masuk.
-
Kamar mandi, kontrol terpisah dari kontrol lampu kamar. Biasanya cukup
1 switch untuk seluruh lampu dalam kamar mandi.
b. Fasilitas Administrasi dan Servis
Area ini biasanya mencapai 10%-15% dari total keseluruhan luas
bangunan. Organisasi ruang kantor dan servis sangat mempengaruhi staf dalam
melakukan pekerjaan administrasi tamu, dan mengefisienkan layanan seperti
makan dan minum, housekeeping dan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan
dalam operasional hotel. Area ini mencakup:
1. Kantor-kantor administrasi
2. Area persiapan dan penyimpanan makanan
3. Area penerimaan, sampah dan penyimpanan umum
40
4. Area pegawai
5. Area laundry dan housekeeping
6. Area engineering dan mekanikal
Area servis biasanya dibagi dalam kluster-kluster dan diorganisasikan
sepanjang koridor servis, dengan akses ke area penerimaan dan ke lift servis dan
barang.
Penyimpanan F&B
Dapur
Penerimaan
R. Makan Pegawai
Sampah
Gudang Umum
Entrance Pegawai
HRD
Loker Pegawai
Tempat Seragam
Engineering
Housekeeping
Mekanikal/Elektrikal
Laundry
Diagram 3.5 Hubungan Fungsional Area Servis
1. Kantor Administrasi
Kantor-kantor administrasi biasanya terbagi atas empat kluster:
-
Front desk dan front Office
Front office berfungsi mendukung layanan registrasi tamu dan kasir
yang ada di front desk. Area ini terdiri dari:
♦
Front desk: berfungsi ganda yaitu melakukan registrasi tamu
masuk dan keluar, dan juga sebagai kasir.
♦
Area kerja front office (termasuk didalamnya yaitu kegiatan suratmenyurat, membuat salinan dokumen, faksimili, dll.), area kerja ini
terhubung langsung dengan front desk.
41
Manajer front ofice: tersedia ruang kantor privat bagi manajer,
♦
diletakkan dekat dengan area kerja.
Reservasi dan telepon: tersedia ruang dengan area kerja dan partisi
♦
akustik untuk operator telepon dan staf reservasi, area ini
diletakkan dekat dengan front desk.
Manajer reservasi: tersedia ruang kantor semi-privat bagi manajer,
♦
terhubung dengan area reservasi.
Safe deposit: area yang aman dengan kotak-kotak penyimpanan,
♦
terhubung dengan ruang kecil dengan counter dan bangku.
Ruang kontrol kebakaran: tersedia ruang di sebelah entrance utama
♦
dengan panel-panel alarm.
Fungsi penunjang: ada area fungsi penunjang seperti toilet,
♦
penyimpanan, dan dapur kecil.
Manajer Front
Office
Manajer Reservasi
Kasir
Reservasi
Operator Telepon
Peralatan Telepon
Safe Deposit
Area Kerja
Front Office
Asist. Manajer
bag. Kamar Tamu
Resepsionis
Asisten
Manajer
Front Desk
Diagram 3.6 Hubungan Fungsional Area Front Office
-
Kantor eksekutif
Kluster ini merupakan yang terkecil dari empat kluster yang ada. Pada
hotel-hotel kecil, kluster ini biasanya digabung dengan kantor sales dan
katering. Kantor eksekutif terdiri dari:
42
♦
Kantor general manager: tersedia ruang kerja privat yang besar
untuk GM, disesuaikan dengan besar hotel.
♦
Kantor-kantor asisten manajer: tersedia ruang kerja privat.
♦
Sekretaris: ruang untuk satu atau lebih asisten administrasi dengan
alat-alat penunjangnya (mesin fotokopi, dsb.)
♦
-
Ruang rapat: untuk 8-12 orang, tersedia juga pantry.
Kantor sales dan katering
Bagian penjualan dan katering berfungsi menarik tamu konvensi dan
grup untuk menginap dan menggunakan fasilitas konvensi hotel,
kemudian melayani kebutuhan pertemuan dan banquet grup ini saat
mereka menggunakannya. Staf pada bagian ini banyak berinteraksi dengan
pengunjung dan kantornya harus didesain untuk dapat merepresentasikan
citra yang baik bagi hotel. Bagian ini meliputi:
♦
Bagian penjualan: kantor privat yang besar bagi direktur penjualan.
♦
Sales representative: bilik-bilik kerja untuk staf penjualan.
♦
Manajer katering: tersedia ruang kantor privat untuk manajer.
♦
Ruang rapat: dapat digabung dengan ruang rapat eksekutif.
♦
Sekretaris: ruang untuk satu atau lebih asisten administrasi.
Toilet
Humas
Asist. Manajer
bag F&B
Sekretaris
Bag Penjualan
Resepsionis
Sekretaris Sales &
Katering
General Manager
Staf Penjualan
Manajer Katering
Ruang Rapat
Diagram 3.7 Hubungan Fungsional Kantor-kantor Eksekutif dan Penjualan
43
-
Kantor Bagian Keuangan
Kluster ini meliputi:
♦
Bagian kontrol keuangan: tersedia ruang kerja privat bagi petugas
keuangan.
♦
Asisten Auditor: ruang kerja semi-privat.
♦
Kasir: tersedia ruangan dengan loket (seperti teller di bank)
♦
Kantor staf keuangan: area kerja bagi staf keuangan.
♦
Lainnya: Toilet, penyimpanan, pantry; ada area penunjang,
terutama bila area keuangan terpisah dari area kantor lainnya.
Komputer
Asisten Auditor
Penyimpanan
Bag Kontrol
Keuangan
Area Kerja Umum
Manajer
Pembayaran
Manajer Kredit
Resepsionis
Kasir
Diagram 3.8 Hubungan Fungsional Kantor Bagian Keuangan
2. Area Persiapan dan Penyimpanan Makanan
Perencanaan area dapur dan area lainnya yang berhubungan dengan proses
persiapan
makanan
ditujukan
untuk
menghasilkan
desain
yang
dapat
mengefektifkan kegiatan ini. Dapur sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga semua aktifitas yang berhubungan dengan makanan mendapatkan akses
yang mudah ke dapur, membuat jarak menuju dapur sedekat mungkin.
Hubungan kedekatan ruang yang penting untuk diperhatikan, yaitu:
-
Hubungan antar ruang yang sifatnya esensial (harus ada):
♦
Penyimpanan makanan ke dapur umum
♦
Dapur umum ke restoran
44
-
♦
Area layanan kamar ke lift servis
♦
Pantry untuk banquet ke ballroom
Hubungan antar ruang yang sifatnya kurang esensial, namun operasional
akan lebih baik jika hubungan ini ada:
♦
Penerimaan ke penyimpanan makanan
♦
Dapur umum ke pantry untuk banquet
♦
Pantry untuk cafe ke area layanan kamar
♦
Dapur ke lounge (apabila lounge menyediakan layanan F&B)
♦
Dapur ke area pembuangan sampah
♦
Dapur ke ruang makan pegawai
Ballroom
Banquet
R. Makan
Pegawai
Pantry untuk
Banquet
Lift Servis
Pantry untuk Cafe
Cafe
Dapur Umum
Penyimpanan F&B
Sampah
Area Layanan
Kamar
Restoran
Lounge
Penerimaan
Diagram 3.9 Hubungan Fungsional Area Persiapan dan Penyimpanan Makanan
Keterangan: Area produksi makanan dihubungkan dekat dengan penerimaan dan
penyimpanan.
45
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dapur umum
yaitu:
-
Program besaran ruang: besar dapur umum disesuaikan dengan kapasitas
restoran, kapasitas ballroom dan banquet, kapasitas lounge dan jumlah
kamar. Standarnya adalah sebagai berikut:
Restauran: 0.6 m2/kursi
Ballroom dan Banquet: 0.2 m2/kursi
Lounge: 0.1 m2/kursi
Kamar Tamu: 0.1 m2/kamar
-
Program besaran ruang penyimpanan makanan dan minuman: 30-50% dari
luas dapur umum.
-
Flow makanan langsung dari penyimpanan ke persiapan, dihindari
membuat flow memutar demi efisiensi kerja.
-
Meminimalkan jarak antara area penyajian makanan di dapur dan area
makan di restoran.
-
Area kerja dibuat seefisien mungkin.
-
Fasilitas yang digunakan bersama-sama ditempatkan sebagai pusat.
-
Sistem utilitas direncanakan agar efisien.
-
lebar koridor minimal 1.05 m.
3. Area Penerimaan, Sampah dan Penyimpanan Umum
Dalam perencanaan area ini, hal yang penting untuk diperhatikan adalah
layoutnya serta letaknya terhadap lahan. Area ini sebaiknya tersembunyi dari
pandangan tamu, baik dari area publik seperti restoran, lounge, dan area rekreasi
maupun dari kamar-kamar tamu. Area ini juga harus dapat mengakomodasi truk
barang untuk bermanuver tanpa mengganggu area parkir tamu hotel. Beberapa
kriteria perancangan area penerimaan, sampah dan penyimpanan umum, yaitu
-
Area Penerimaan
♦
Atap untuk loading dock (untuk jumlah kamar < 200, satu loading
dock cukup); dengan memperhatikan ukuran dan tinggi truk
barang.
46
♦
Tersedia area penerimaan untuk keperluan inspeksi barang dan
penyimpanan sementara.
♦
Jendela disediakan pada kantor penerimaan sehingga staf dapat
mengawasi area penerimaan dan loading dock.
♦
Akses ke area penerimaan diatur sehingga menghindari crosstraffic antara barang masuk dan barang keluar.
-
Area Sampah dan Penyimpanan
♦
Area penyimpanan sampah dipisahkan dari area penerimaan dan
disediakan tempat untuk 1 kendaraan.
♦
Tersedia area penghancur sampah yang dapat diakses oleh staf.
♦
Tersedia tempat yang cukup untuk penyimpanan dan daur ulang.
Sebuah hotel biasanya membutuhkan beberapa tempat penyimpanan.
Penyimpanan makanan terletak dekat dengan dapur, penyimpanan furnitur untuk
ballroom dan banquet, penyimpanan linen pada setiap lantai, dan penyimpanan
dokumen dekat dengan kantor-kantor administrasi. Sebagai tambahan, biasanya
terdapat dua penyimpanan yang diletakkan dekat area penerimaan, yaitu
penyimpanan alat-alat perawatan bangunan dan taman dan penyimpanan umum.
Penyimpanan
Umum
Kantor Pembelian
Penerimaan
Sampah
Loading Dock
Penghancur
Kantor Penerimaan
Toilet
Diagram 3.10 Hubungan Fungsional Area Penerimaan dan Penyimpanan
47
4. Area Pegawai
Kriteria Perancangan area pegawai yaitu sebagai berikut:
-
Kantor HRD
♦
Tersedia ruang kantor untuk direktur HRD, asisten direktur, dan
penunjang administrasi dan juga ruang yang cukup untuk pelamar
pekerjaan.
♦
Ruang kantor privat tambahan untuk wawancara dan konseling
pegawai.
♦
Tersedia juga ruang pelatihan yang dapat digunakan sebagai ruang
rapat staf dan pendidikan.
-
Entrance Pegawai, Timekeeper dan Keamanan
♦
Kantor timekeeper dan keamanan ditempatkan pada entrance
pegawai, agar staf keamanan dapat mengawasi koridor servis.
-
Loker Pegawai dan Toilet
♦
Besar fasilitas ini tergantung dari jumlah staf dan jadwal kerja;
biasanya komposisi staf yaitu 60% laki-laki dan 40% perempuan.
-
Ruang Makan Pegawai
♦
Diletakkan dekat dengan dapur; atau apabila berlainan lantai,
diletakkan dekat ruang loker pegawai.
-
Lainnya
♦
Tersedia fasilitas ruang ibadah.
Program hubungan antar ruang pada area ini ditunjukkan oleh diagram
berikut:
48
Area Servis Lain
Dapur
R. Makan Pegawai
Loker Pegawai
Laundry
Tempat Seragam
Toilet
Timekeeper/
keamanan
Entrance Pegawai
Direktur
HRD
Area Kerja
HRD
Ruang
Wawancara
Pelatihan
Diagram 3.11 Hubungan Fungsional Area Pegawai
5. Area Laundry dan Housekeeping
Meskipun manajemen area laundry dan housekeeping berbeda, namun
kedua area ini sebaiknya berdekatan dan memiliki akses langsung. Fungsi utama
area ini yaitu membersihkan (mencuci) dan mendistribusikan linen dan
perlengkapan kamar tamu lainnya, juga untuk restoran dan banquet (taplak meja),
seragam pegawai, kain-kain dari dapur, dan baju-baju tamu.
Besar area ini biasanya antara 0.9-1.3 m2/kamar. Ruang laundry sebaiknya
diletakkan di lantai paling bawah untuk menghindari gangguan suara dan getaran
yang ditimbulkan oleh peralatan laundry. Kriteria perancangan area ini
diantaranya:
-
Laundry
♦
Tersedia saluran untuk linen kotor.
♦
Flow linen dan seragam direncanakan dalam siklus pencucian, flow
ini dibuat agar tidak terputus.
♦
-
Tersedia penyimpanan untuk limbah cucian.
Housekeeping
♦
Kantor-kantor
diletakkan
sedemikian
mengawasi area laundry dan housekeeping.
49
sehingga
staf
dapat
♦
Tempat
pengeluaran
dan
pengembalian
seragam
pegawai
diletakkan dekat dengan ruang loker pegawai, terpisah dari koridor
servis utama.
♦
penyimpanan linen dibuat terpisah untuk beberapa departemen
seperti F&B atau klub kebugaran.
♦
Tersedia ruang penyimpanan untuk perlengkapan kamar-kamar
tamu.
Program hubungan antar ruang pada area ini ditunjukkan oleh diagram berikut:
Penyimpanan
Peralatan
Housekeeper
Asisten
Housekeeper
Linen
Penyimpanan Linen
Housekeeping
Tempat
Seragam
Penyimpanan Suplai
Laundry
Manajer
Laundry
Diagram 3.12 Hubungan Fungsional Area Laundry dan Housekeeping
6. Ruang Mekanikal dan Elektrikal
Area ini meliputi kantor-kantor engineering, ruang-ruang perawatan dan
perbaikan dan area peralatan mekanikal, elektrikal dan pemipaan. Besar area
kantor dan ruang-ruang perawatan biasanya antara 0.3-0.5 m2/kamar. Kedua area
ini harus berhubungan langsung dengan area-area servis lain dan memiliki akses
ke lift servis. Kedua area ini juga harus berdekatan dengan area loading karena
seringkali mendapat kiriman peralatan dan material yang dibutuhkan dalam
pekerjaan engineering. Sedangkan area peralatan mekanikal tidak harus
berhubungan langsung dengan area servis lainnya, namun harus dekat dengan
ruang laundry, dapur dan area-area berenergi tinggi lainnya.
50
Kriteria perancangan untuk area ini yaitu:
-
Kantor-kantor engineering
♦
Area
sekretaris
ditempatkan
sedemikian
sehingga
dapat
mengontrol seluruh akses ke ruang-ruang perawatan dan area
mekanikal.
♦
Kantor-kantor engineer, asistennya dan penyimpanan dokumen dan
gambar dikelompokkan mengelilingi area kerja terpusat.
♦
-
-
Tersedia ruang komputer untuk keperluan manajemen energi.
Ruang-ruang perawatan dan perbaikan
♦
Ruang-ruang perawatan diletakkan berdekatan satu sama lain.
♦
Sistem antena TV disambungkan ke ruang perbaikan TV.
Area peralatan mekanikal, elektrikal dan pemipaan
♦
Tersedia ruang-ruang yang dilengkapi dengan sistem keamanan
untuk sistem telepon dan antena TV dan fungsi audio/film lainnya.
♦
Ruang-ruang
diletakkan
sedemikian
sehingga
dapat
mengakomodasi peletakkan peralatan-peralatan besar dengan
mudah.
Hubungan kedekatan ruang di area ini ditunjukkan oleh diagram berikut:
Ruang Elektrikal
Engineer
Sekretaris
Ruang Pemipaan
Ruang Penyimpanan
Ruang Kayu
Mekanikal/
Elektrikal
Engineering
Ruang Cat
Ruang
Perbaikan
Diagram 3.13 Hubungan Fungsional Area Engineering dan Mekanikal
51
3.3 Program Ruang
Program ruang untuk Hotel Bintang Tiga di Bandung ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.7 Program Ruang
1. FRONT OF THE HOUSE
A. PRIVATE
Nama Ruang
Standard Room
2
Jumlah
Kap/
Standar
Luas
L. Total
Ruang
Ruang
(m² /org)
Ruang (m²)
(m²)
62
2
7,2
24
1488
5
2
7,2
48
240
-
-
0,93m2/kmr @0,93
2
24m X 62kmr= 1488m
Junior Suite Room
2
2
48m X 5kmr=240m
Koridor
62,31
2
0,93 X 67=62,31m
Luas Efektif
1790
15 % Luas Efektif
269
Jumlah
2059
B. PUBLIC
ƒ Lobby :
(m2/kmr)
- Front desk
1
-
0,09
6
6
- Front office
1
-
0,35
24
24
- R. Serba Guna
1
275
1,1
300
300
- Lounge
2
-
0,50
35
70
- R.Pertemuan
6
-
-
50
300
- Business Centre
1
-
-
64
64
Men
2
-
-
12
24
Women
2
-
min.8m2
12
24
- Security : min.8m
1
-
-
12
12
- Public elevators
2
-
-
4
8
- Public stairs
1
-
-
20
20
20
320
HPD : 0,5-1,1m2/orang
- Public toilets :
2
- Emergency stairs
16
2
-
min.8m
52
ƒ Fasilitas Kebugaran:
- R. Fitness
1
-
-
48
48
- R. Aerobik
1
-
-
72
72
- Loker & Shower
2
-
-
48
96
- R. Instruktur
1
-
-
24
24
- Administrasi
1
-
-
24
24
- Gudang Alat
1
-
-
12
12
-
-
12
180
160
1,5 m2/
250
250
ƒ Administrasi :
Kantor
Pengelola,
R. 15
Humas,
R.
R.
GM,
engineer,personalia,
divisi keuangan,dsb.
ƒ Food and Beverages
1
- Main Restaurant
2
KPH:1,5 m /tmpt duduk
tempat
2
duduk
TSS:1,5 m /tmpt duduk
2
BPDS:1,35 m /orang
HPD:1-1,5
tempat
1
10
-
30
30
ƒ Retail & rented space
1
-
0,19
24
24
- Drugstore
1
-
0,19
24
24
duduk/kamar
- Bar
- Travel agent
ƒ Telepon Umum
Luas Efektif
1956
15 % Luas Efektif
293
Jumlah
2249
II. BACK OF THE HOUSE
A. Receiving and storage
ƒ Loading dock
1
-
-
24
24
+ 1
-
-
32
32
ƒ Trash holding area
1
-
-
10
10
ƒ General strorage
1
-
-
12
12
ƒ Receiving
area
office
53
(m2/kmr)
B. Main Kitchen
ƒ Main cooking area
1
-
1,11
48
48
ƒ F & B Storage
1
-
0,93
16
16
ƒ Wine strorage
1
-
-
8
8
ƒ Freezer
1
-
-
8
8
ƒ Vegetable Preparation
1
-
-
8
8
ƒ Meat Preparation
1
-
-
8
8
ƒ Dishwashing area
1
-
0,93
24
24
ƒ Loker Pria
1
-
-
36
36
ƒ Loker Wanita
1
-
-
36
36
ƒ R. Makan Karyawan
1
-
-
24
24
1
-
-
24
24
-
0,03
12
12
50
50
C. Employee Facilities
DAN:menampung
1/3
karyawan.
TSS:1,6m2/tmpt duduk.
ƒ Mushola
D. House keeping & Laundry
ƒ Solid linen room
1
DAN : 0,4 m2/kmr
m2/kmr
KPH : min. 50 m2
TSS : 0,2-0,43 m2/kmr
ƒ Laundry
1
-
DAN : 140 m2
0,6 m2/kmr
KPH : min 100 m2
TSS : min 0,6 m2/kmr
ƒ House Keeping
1
-
-
24
24
ƒ Ruang-ruang Servis
4
-
-
12
48
ƒ Genset
1
-
-
32
32
ƒ Boiler Room
1
-
-
12
12
ƒ R. ME
1
-
-
12
12
ƒ R. Pompa
1
-
-
12
12
ƒ Reservoir Bawah
1
-
-
12
12
ƒ STP
1
-
-
7
7
E. M & E Area
54
Luas Efektif
539
15 % Luas Efektif
81
Jumlah
620
F. PARKIR
Mobil
35
-
-
12,5
437.5
Motor
10
-
-
2
20
Jumlah
457.5
Total Luasan = 5385.5 m2
Keterangan:
BPDS : Building Planning and Design Standard
DAN
: Data Arsitek Neufert
HPD
: Hotel Planning and Design
KPH
: Kriteria Penggolongan Hotel
TSS
: Time Saver Standard
3.4 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan
3.4.1
Deskripsi Lahan
Berikut deskripsi umum mengenai lahan perancangan:
Lokasi: Jl. Dr. Djoendjoenan, Bandung
Luas Lahan : + 4000 m2
KDB: 40%
KLB: 2,4
GSB: 12 m terhadap Jl. Dr. Djoendjoenan, 6 m terhadap Jl. PDAM
Karakter Lahan: Bentuk site secara umum berbentuk persegi panjang dengan
sedikit tambahan pada area belakang site. Kondisi site yaitu merupakan lahan
kosong yang ditanami semak dan rumput. Lingkungan sekitar site berupa area
komersil (dominan), area peribadatan dan area perumahan. Kemiringan lahan
tidak terlalu signifikan.
55
3.4.2 Analisis Pencapaian dan Kebisingan pada Tapak
Gambar 3.3 Analisis Pencapaian dan Kebisingan
Jalan Dr. Djoendjoenan berperan sebagai jalan arteri primer, memiliki dua
arah, masing-masing tiga jalur. Sedangkan Jalan PDAM berperan sebagai jalan
arteri sekunder, memiliki dua arah dengan masing-masing satu jalur.
a. Analisis Pencapaian
Akses masuk utama yaitu pada Jl. Dr. djoendjoenan karena merupakan
jalur arteri primer yang dilalui banyak kendaraan.
Akses servis dipisahkan dari akses umum, untuk itu digunakan Jl. PDAM
sehingga
dapat
mencegah
terjadinya
sirkulasi
silang
dan
menghindari
penumpukan kendaraan pada satu titik saja yaitu di Jl. Dr. djoendjoenan.
b. Analisis Kebisingan
Arus kendaraan pada Jl. Dr. Djoendjoenan cukup padat, sehingga jalan ini
menjadi sumber kebisingan utama yang berpengaruh paling besar terhadap tapak.
Jl. PDAM jarang dilalui oleh kendaraan bermotor karena kondisi jalan yang
kurang baik. Tingkat kebisingan di jalan ini rendah.
Kebisingan pada dua titik ini dapat diatasi dengan membentuk buffer baik
dengan menggunakan bahan bangunan yang mampu meredam suara maupun
dengan memanfaatkan pepohonan sebagai buffer alami.
56
Download