IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMP N 1 WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh THOHA ZAMRONI 11109140 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 1 2 3 4 MOTTO Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Mujadillah: 11) 5 PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan untuk orang-orang yang telah membantu, mendorong, mendampingi, dan menyemangatiku dalam perjalanan mewujudkan impianku…. o Kepada Bapak Syamsu dan Ibu Umi Mukaromah …. Terimakasih untuk segalanya…. Tiada kata-kata yang bisa ku ucapkan untuk mewakili semua kekagumanku……. Maafkan anak mu yang selalu menyusahkan bapak dan ibu… o Kepada kakak-kakaku mbak dian, mbak imam, mas dwi……. Terimakasih atas bantuannya…. Dan nasehatnya…. o Kepada seluruh keluarga besarku……. Yang senantiasa dalam naungan ridho Allah… o Kepada seluruh teman-teman kelas PAI E angkat 2009…. Sukses buat semuanya Untuk orang yang aku cintai. . . “Munirotul Azizah” yang dengan sabarnya menuntun dan menemani meniti kisah perlajanan hidup ini….. 6 KATA PENGANTAR Segala puji kehadirat Sang Maha Esa, Allah SWT atas kehidupan dan penghidupan yang telah diberikan. Sholawat salam kepada Nabiku Muhammad SAW, semoga kami termasuk hamba yang mendapatkan bagian kebaikanmu. Amin. Sebuah kewajiban yang tidak dapat ditawar dalam melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (PAI), maka dengan segala daya dan upaya penulis merampungkan karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN PAI DI SMP N 1 WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN” Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terimakasih setulusnya kepada: 1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. 2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, bapak Suwardi, M.Pd. 3. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, ibu Siti Rukhayati, M.Pd. 4. Pembimbing skripsi, Bapak Achmad Maemun, M.Ag. yang telah membantu dan memberikan bimbingan sehingga skripsi ini selesai. 7 5. Segenap dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yang dengan sengaja maupun tidak sengaja turut memperlancar proses penyusunan skripsi ini. 6. Segenap guru dan kiyaiku, khususnya KH. Mahfudz Ridwan beserta keluarga yang selalu memberiku inspirasi dan pengalaman dalam hidup. 7. Ustadz Muhamad Hanif, M.Hum. beserta istri yang telah membimbingku selama dipondok. 8. Kedua Orang tuaku, Bapak Syamsu dan Ibu Umi Mukaromah yang telah melahirkanku, berkat doa dan kerja keras engkau, aku bisa seperti ini. 9. Segenap teman-teman kelas E, yang tidak pernah aku lupakan, banyak kenangan telah kita lalui 10. Teman-teman bermain PS, Utomo, Roji, Ochim, Wahib, Andre, Roykhan, yang telah menemani disaat kesepian. 11. Teman-teman dan Saudara di Edi Mancoro, Rozaq, Topik, Akrom, Arba‟, Sugi‟ dan seluruh santri Edi Mancoro yang selalu menghadirkan semangat dalam menuntut ilmu 12. Kakak-kakak ku mbak Immade, mbak Dian, mas Dwi irawan yang selalu menjadi inspirasi dan menjadi tempat keluh kesah ku 13. Orang yang aku cintai dan aku sayangi …….. Munirotul Azizah 14. Dan buat semuanya yang ……….. Terima Kasih. 8 Tiada balasan bagi kebaikan kalian kecuali kebaikan itu sendiri, semoga apa yang pernah penulis dapatkan dari kalian menjadi manfaat dan barokah bagi kita semua. Amin. Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Semoga karya kecil ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengambil manfaat darinya. Amin. Salatiga, 11 April 2015 Penulis THOHA ZAMRONI 9 ABSTRAK Zamroni, Thoha, 2015. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Proses Pembelajaran PAI Di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing: Achmad Maemun. M.Ag. Kata Kunci: Implementasi Kurikulum 2013, Proses Pembelajaran Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada proses pembelajaran PAI di SMP N 1 wirosari kabupaten grobogan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana implementasi kurikulum2013 dalam proses pembelajaran PAI di SMPN 1 wirosari kabupaten grobogan, (2) apa faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum 2013, (3) upaya apa yang di lakukan untuk mengatasi hambatan dalam kurikulum 2013?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data-data yang diperoleh dari obyek penelitian dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian dilakukan analisis dengan cara mendiskripsikan data dari informan, mereduksi data sesuai kebutuhan penelitian kemudian dianalisis oleh penulis, disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kurikulum 2013 pada proses pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari sudah berjalan dengan baik dan lancar sebab para guru telah mendapatkan pelatihan implementasi kurikulum 2013, selain itu sarana dan prasana, sumber belajar sangat menadai. Walaupun demikian terdapat hambatan dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu terdapat dalam rubrik penilaian dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan selalu berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk memberikan pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru. 10 DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAK....................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4 E. Penegasan Istilah ..................................................................................... 5 F. Metode Penilitian .................................................................................... 7 G. Tahap-tahap Penelitian ............................................................................ 11 H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum 2013 ...................................................................................... 14 1. Pengertian Kurikulum 2013 .............................................................. 14 2. Karakteristik Kurikulum 2013 ......................................................... 15 3. Tujuan Kurikulum 2013 ................................................................... 16 11 B. Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................................ 17 1. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ..................................... 17 2. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ......................................... 19 3. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ................................................ 20 C. Pembelajaran Kurikulum 2013 .............................................................. 32 1. Definisi Pembelajaran .................................................................... 32 2. Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 ........................................... 33 3. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013 ................................ 33 4. Perencanaan Pembelajaran ............................................................. 35 5. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 ……………………... 39 D. Penilaian Kurikulum 2013 ..................................................................... 43 1. Pengertian Penilaian ……………………………………………... 43 2. Prinsip-Prinsip Penilaian Kurikulum 2013 ……………………… 43 3. Ruang Lingkup Penilaian ………………………………………… 45 4. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013 ………………………… 46 5. Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 ……………….. 47 E. Pendidikan Agama Islam ……………………………………………… 49 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ……………………………… 49 2. Dasar Pendidikan Agama Islam …………………………………… 50 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ………………………………….. 52 4. Fungsi Pendidikan Agama Islam ………………………………….. 52 5. Karakteristik Pendidikan Agama Islam …………………………… 54 BAB III HASIL PENELITIAN A. Paparan Data ………………………………………………………….. 55 1. Letak Goegrafis ................................................................................ 55 2. Sejarah ............................................................................................... 56 3. Visi dan Misi .................................................................................... 57 4. Sarana dan Prasarana ……………………………………………… 58 5. Struktur Organisasi ………………………………………………... 59 12 6. Data Guru …………………………………………………………. 60 7. Keadaan Siswa ……………………………………………………. 62 8. Kegiatan Pembelajaran ……………………………………………. 63 9. Ekstrakurikuler ……………………………………………………. 65 B. Temuan Penelitian……………………………………………………... 66 1. Profil Responden ............................................................................ 66 2. Implementasi Kurikulum 2013 …………………………………… 67 3. Faktor Pendukung … ....................................................................... 70 4. Faktor Penghambat ……………………………………………… . 72 5. Solusi Mengatasi Hambatan ……………………………………. .. 74 BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Proses Pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari .................................................................................................. . 76 B. Faktor Pendukung ................................................................................. . 77 C. Faktor Penghambat ……......................................................................... . 80 D. Solusi Mengatasi Hambatan …………………………………………. .. 83 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 84 B. Saran-saran ............................................................................................ 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur dan berwawasan luas serta menjadi manusia yang unggul dalam berbagai bidang keilmuan dan keahlian. Salah satu sarana untuk memperoleh pendidikan adalah melalui pendidikan formal. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan perlu adanya suatu kerangka acuan yang tersruktur dan sistematis yang sesuai tuntutan zaman. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. 14 Ketentuan ini terkait dengan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan kesejahteraan umum, dan dapat diperolehnya pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang standar nasional pendidikan telah menjadi tonggak sejarah baru dalam dunia pendidikan di Indonesia karena dengan berlakunya Peraturan Pemerintah tersebut berlakulah kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013 sebagai ganti kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP yang harus diganti dengan kurikulum baru yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, lokal, nasional dan global yang semakin berkembang. Di dalam kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlaq mulia peserta didik secra utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan mengembangkan pengetahuannya, mengkaji dan mengambil nilai-nilai karakter dan akhlaq mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. 15 Dalam kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat dimasukkan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan dan dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pada umunya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan melalui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif. Dengan demikian; apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka (Mulyasa:2014). Di antara berbagai bidang studi yang ada dalam kurikulum 2013, salah satu bidang studi yang berbasis kompetensi dan berbasis karakter adalah Pendidikan Agama Islam, karena materi-materi yang ada di dalamnya sarat dengan pendidikan karakter dan akhlaq mulia. Sebagai mata pelajaran yang lebih mengedepankan karakter dari pada kognitifnya, masih banyak kekurangan dalam proses pembelajarannya, mulai dari lemahnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi, waktu yang sedikit, minimnya sarana pendukung pembelajaran, serta rendahnya partisipasi orang tua murid. Dengan di berlakukannya kurikulum 2013 diharapkan proses pembelajaran PAI lebih efektif dan memberikan kontribusi yang nyata dalam pembentukan karakter anak didik serta kompetensi anak didik. Dari latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk 16 menulis skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMPN 1 WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN”. B. Fakus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum 2013? 3. Upaya apa yang di lakukan untuk mengatasi hambatan dalam kurikulum 2013? C. Tujuan Penelitian Berpijak pada permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran PAI 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum 2013 3. Untuk mengetahui upaya yang di lakukan dalam mengatasi hambatan pada kurikulum 2013 D. Manfaat Penelitian 17 Dengan mengetahui implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan, kita bisa ambil manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoretik a) Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam ilmu pendidikan dan pembelajaran di jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. b) Memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademis untuk mengadakan penelitian dan riset baru tentang Kurikulum yang ada di Indonesia. 2. Secara praktis a) Bagi institusi atau lembaga terkait, informasi yang ada dapat dijadikan sebagai rujukan supaya lebih meningkatkan pembelajaran yang menunjang perilaku dalam pendidikan sehingga berdapak pada mutu lulusan yang akan dihasilkan. b) Bagi para pendidik, hasil survey ini bermanfaat sebagai masukan dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran, hendaknya memerhatikan materi yang akan disampaikan, seyogyanya mampu menanamkan pendidikan karakter sesuai dengan kurikulum 2013. Sehingga pada akhirnya nanti siswa tidak hanya berkemampuan secara kognitif namun juga afektif, dan psokomotor. c) Manafaat bagi para pemerhati pendidikan, dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengevaluasi sistem pendidikan dan dapat ikut 18 serta menentukan kompetensi yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. E. Penegasan Istilah 1. Implementasi Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan. Dalam konteks kurikulum, implementasi merupakan desain yang mencakup aktifitas pengajaran dalam bentuk interaksi antara guru dan siswa dibawah naungan sekolah (Nurdin dan Usman:2003). 2. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014:16). 3. Pembalajaran Pembelajaran dalam bahasa Inggris disebut learning yang artinya suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan atau pemahaman atau keterampilan melalui studi, pengajaran, atau pengalaman (Kamaruddin, 2000:28). 19 4. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan Al Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2014:11). Menurut Zakiyah Daradjat dalam buku Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memhami kandungan ajaran agama Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, dan bukan angka-angka. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, prosedur penelitian yang melibatkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan pelau yang dapat diamati (Moloeng, 2002:3). Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan secara jelas. Data tersebut 20 mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen lainnya. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah bagaimana implementasi kurikulum 2013 proses pemebalajaran PAI di SMP N 1 Wirosari. 2. Kehadiran Peneliti Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni deskriptif kualitatif maka kehadiran peneliti dilapangan menjadi mutlak adanya. Karena dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi “key instrument” atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan. selain itu guna menunjang perolehan informasi yang valid, peneliti akan menggunakan alat rekam atau kamera, dan peniliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan dengan alasan belum pernah ada yang melakukan penelitian serupa di tempat tersebut. Alasan lainnya adalah ketertarikan penulis terhadap proses pembelajaran PAI dengan Kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 yang baru diberlakukan. 4. Sumber Data Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting”. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar sebagaimana 21 adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yakni: a. Sumber Data Primer (utama) Sumber data utama adalah sumber informasi yang langsung mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan dan penyimpanan data (Ali, 1993:42). Merupakan sumber pokok yang memuat ide-ide awal tentang suatu bahan kajian. Dalam hal ini yang menjadi sumber data utama adalah Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Guru PAI untuk menggali data tentang bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada proses pembelajaran PAI, bagaimana faktor pendukung dan penghambat, serta bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut. b. Sumber Data Sekunder (pendukung) Sumber data pendukung merupakan data-data yang digunakan untuk memperkuat sumber data utama atau data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya. Sumber data pendukung di sini adalah buku-buku yang terkait dengan proses pembelajaran Kurikulum 2013. 5. Prosedur Pengumpulan Data Data diperoleh dengan cara: a. Wawancara 22 Yakni, suatu proses interaksi dan komunikasi yang bertujuan mendapatkan informasi dengan cara bertanya jawab langsung kepada responden. Peneliti akan melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Guru PAI. Hal ini dilakukan untuk menggali informasi tentang implementasi Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan. b. Observasi atau pengamatan Pengamatan terhadap situasi yang terjadi di lokasi penelitian. Dalam hal ini penulis nggunakan metode Observasi Partisipatif pasif yakni peneliti mengemati namun tidak mengikuti kegiatan subyek penelitian. c. Dokumentasi Catatan kegiatan yang menunjukkan sejumlah fakta dan data yang tersimpan dalam bahan penelitian yang bisa berbentuk gambar foto, video atau rekaman wawancara, naskah, atau berkas-berkas dan dokumentasi pendukung lainnya. Seluruhnya dapat digunakan sebagai penguat seluruh informasi. 6. Analisis Data Analisis data kualitatif (Bogdan & Taylor 1992) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dipelajari dan 23 memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Display data, peneliti menyajikan semua data yang diperolehnya dalam bentuk uraian atau laporan terinci. b. Reduksi data, peneliti memotong data-data yang tidak perlu untuk dibuang. Laporan-laporan yang diambil hanya yang pokok saja, difokuskan pada hal-hal yang penting. c. Verifikasi data, sejak mulanya peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkannya, kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian. 7. Pengecekan Keabsahan Data Sebagai upaya membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah benarbenar valid, maka peneliti menggunakan cara triangulasi metode, yakni menggali data atau informasi yang diperoleh dari satu pihak di cek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar terhindar dari subyektivitas. G. Tahap-tahap Penelitian 24 Dalam melakukan penelitian ini, penulis melalui empat tahap sebagai berikut: 1. Tahap sebelum ke lapangan Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitian. 2. Tahap pekerjaan lapangan Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis memulai terjun ke lapangan tempat penelitian tersebut di lakukan. 3. Tahap analisis data Meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam. 4. Tahap Penulisan Laporan Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pada pemberian makna. Selain itu peneliti melakukan konsultasi kepada pembimbing guna penyusunan laporan selengkapnya. H. Sistematika Penulisan Skripsi ini penulis susun dengan sistematika sebagai berikut: 25 1. Adapun pada bagian awal ini terdiri dari: sampul, lembar berlogo judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, mtto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table dan lampiran-lampiran. Pendahuluan: berisi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian. 2. Bagian Inti. Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab, yaitu: Bab I pendahuluan, memuat tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, tahap-tahap penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II kajian pustaka, memuat tentang kurikulum 2013, pengembangan kurikulum 2013, pembelajaran kurikulum 2013, penilaian dalam kurikulum 2013, pengertian Pendidikan Agama Islam, dasar Pendidikan Agama Islam, Karakteristik Pendidikan Agama Islam, tujuan pendidikan Islam. Bab III hasil penelitian, memuat tentang paparan data yang meliputi; letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, sarana dan pra sarana, implementasi kurikulum 2013 pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Wirosari. 26 Bab IV pembahasan, memuat tentang implementasi kurikulum 2013 pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Wirosari, hambatan dan daya dukung implementasi kurikulum 2013 serta solusi mengatsi hambatan dalam implementasi kurikulum 2013. Bab V penutup, memuat tentang kesimpulan dan saran 3. Bagian Akhir Pada bagian ini memuat daftar rujukan dan lampiran-lampiran. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum 2013 Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasioanal adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang 27 demokratis serta bertanggung jawab. Dalam menggapai tujuan pendidikan tersebut, tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum pendidikan. Maka dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mulai tahun ajaran 2013/2014 menerapkan kurikulum baru yang bernama Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014:16). Dalam konteks ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah. Dengan kata lain, antara soft skill dan hard skill dapat tertanam secara seimbang, berdampingan, dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sahari-hari sehingga dapat berpengaruh dan menentukan kesuksesan dalam kehidupan selanjutnya. 2. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut: 28 a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; g. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (Widyastono, 2014:131). 3. Tujuan Kurikulum 2013 29 a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyiapkan soft skill dan hard skill melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang. b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan Negara Indonesia. c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam pembelajaran. d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah (Fadlillah, 2014: 25). B. Pengembangan Kurikulum 2013 1. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 Menurut M. Fadlillah dan E. Mulyasa dalam mengembangkan Kurikulum 2013 dilandasi beberapa aspek sebagai berikut. 30 a. Aspek Filosofis Filosofis adalah landasan penyusunan kurikulum yang didasarkan pada kerangka berfikir dan hakikat pendidikan yang sesungguhnya. Landasan filosofis kurikulum 2013, yaitu: 1) Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan. 2) Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat. b. Aspek Yuridis Aspek yuridis adalah suatu landasan yang digunakan sebagai paying hokum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum. Landasan yuridis yang digunakan antara lain: 1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2) RPJMN 2010-2014 sektor pendidikan yang berisi tentang perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum. 3) Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional; Penyempurnaan Kurikulum dan Metodologi Pembelajaran Aktif berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk Daya Saing Karakter Bangsa. 31 4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 5) Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 c. Aspek Konseptual Aspek konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pad aide atau gagasan yang diabstraki dari peristiwa konkret. Landasan konseptual antara lain: 1) Revelansi pendidikan 2) Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter 3) Proses pembelajaran yang meliputi: aktifitas belajar, output belajar, dan outcome belajar. 4) Pembelajaran kontekstual 5) Pembalajaran aktif 6) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh. 2. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Dalam pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut. 32 a. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. c. Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi. d. Standar kompetensi lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, Negara, serta perkembangan global. e. Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan. f. Standar proses dijabarkan dari standar isi. g. Standar penilaian dijabarkan dari standar kompetensi lulusan, standar isi, dan standar proses. h. Standar kompetensi lulusan dijabarkan ke dalam kompetensi inti. i. Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran. j. Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan. 1) Tingkat nasional dikembangkan Pemerintah Pusat 2) Tingkat daerah dikembangkan Pemerintah Daerah 3) Tingkat satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan. 33 k. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta member ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psokologis peserta didik. l. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk. m. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (Mulyasa, 2014:81-82). 3. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Elemen-elemen perubahan dalam Kurikulum 2013 antara lain sebagai berikut: a. Standar Kompetensi Lulusan Berdasarkan Permendikbud No 54 Tahun 2013, standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai klualifikasi kemampuan lulusan yang emncakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Standar kompetensi lulusan didalam kurikulum 2013 untuk SMP meliputi dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. TABEL 1.1 Standar Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B 34 Dimensi Pengetahuan Kualifikasi Kemampuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai yang dipelajari disekolah atau sumber lain sejenis. Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. (Permendikbud No. 54 tahun 2013) Dalam standar kompetensi lulusan tersebut sudah sejalan dengan tujuan PAI yang dijelaskan dalam dimensi sikap bahwasanya peserta didik setelah menempuh pendidikan di satuan pendidikan, diharapkan bisa memiliki prilaku yang mencerminkan orang beriman, berkhlak mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya. Sekolah dan guru PAI dalam kurikulum 2013 dituntut melakukan pengawasan moral dan akhlak yang terintegrasi baik di 35 sekolah maupun diluar sekolah untuk menghasilkan lulusan yang diharapkan sesuia dengan kurikulum 2013 dan tujuan PAI b. Standar Isi Menurut Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah, dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang. Tingkat kompetensi dirumuskan sebagai berikut: 36 TABEL 1.2 Standar Isi No Tingkat Kompetensi Tingkat Kelas 1. Tingkat 0 TK/RA 2. Tingkat 1 Kelas 1 SD/MI/SDLB/Paket A Kelas II SD/MI/SDLB/Paket A Kelas III SD/MI/SDLB/Paket A 3. Tingkat 2 Kelas IV SD/MI/SDLB/Paket A Kelas V SD/MI/SDLB/Paket A 4. Tingkat 3 Kelas VI SD/MI/SDLB/Paket A Kelas VII SMP/MTs/Paket B 5. Tingkat 4 Kelas VIII SMP/MTs/Paket B 6. Tingkat 4A Kelas IX SMP/MTs/Paket B Kelas X SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C kejuruan 7. Tingkat 5 Kelas XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C kejuruan 8. Tingkat 6 Kelas XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C kejuruan (Permendikbud No 64 tahun 2013) 37 Masing-masing Tingkat Kompetensi mencakup 2 (dua) tingkat kelas, kecuali Tingkat Kompetensi 4A dan 6 hanya mencakup 1 (satu) tingkat kelas. Tingkat Kompetensi 4A merupakan kemampuan peralihan jenjang pendidikaan dasar ke pendidikan menengah dan Tingkat Kompetensi 6 merupakan kemampuan peralihan pendidikan menengah ke jenjang pendidikan tinggi. Berdasarkan tingkat kompetensi tersebut ditetapkan kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan kurikulum. Secara hirarkis, kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan kompetensi yang bersifat generik pada tiap tingkat kompetensi. Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. 38 TABEL 1.3 Kompetensi Generik Kompetensi Deskripsi kompetensi Sikap Spiritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, displin, tanggung jawab, paduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya. Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Keterampilan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (Permendikbud No 64 tahun 2013) c. Standar Proses Berdasarkan Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah criteria 39 mengenai pelaksanaan pendidikan pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses dikembangkan mengacu pada standar kompetensi lulusan dan standar isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No 32 tahun 2013 tentang perubahan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam proses pembelajaran untuk semua jenjang pendidikan standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, guru bukan satu-satunya sumber belajar. Selain itu, sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Dengan kata lain, seorang pendidik tidak hanya bertugas sebagai fasilitator, tetapi juga harus memberikan keteladanan terhadap semua peserta didik dalam 40 kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. d. Standar Penilaian Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Terkait dengan Kurikulum 2013 ini, kriteria penilaian hasil belajarnya sebagai berikut. 1) Penialian berbasis kompetensi 2) Pergeseran dari penilaian melalui tes, menuju penilaian otentik 3) Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan), yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) 4) Penilaian tidak hanya level Kompetensi Dasar (KD) tetapi juga kompetensi inti dan Standard Kompetensi Lulusan (SKL) 5) Mendorong pemanfaatan portofolio yang di buat siswa sebagai instrumen utama penilaian e. Struktur kurikulum Berdasarkan Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Struktur kurikulum 2013 sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti 41 Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: a) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; b) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. 2) Kompetensi Dasar Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Berikut adalah contoh Kompetensi Dasar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas VII, Tabel 1.4 Kompetensi Dasar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas VII Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1. Menghargai dan menghayati 1. Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari ajaran agama yang dianutnya pemahaman rukun iman. 2. Beriman kepada Allah SWT 3. Beriman kepada malaikat Allah SWT 4. Menerapkan ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam 42 5. Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam 6. Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Jumu„ah (62): 9 7. Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah 2. Menghargai dan menghayati 1. Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi perilaku jujur, disiplin, dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadis tanggungjawab, peduli terkait (toleransi, gotong royong), 2. Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada santun, percaya diri, dalam orang tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S. berinteraksi secara efektif Al-Baqarah (2): 83 dan hadis terkait dengan lingkungan sosial dan 3. Menghargai perilaku empati terhadap sesama alam dalam jangkauan sebagai implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan pergaulan dan keberadaannya hadis terkait 4. Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. AnNisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134, dan hadis terkait 5. Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait 6. Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait 7. Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir) dan Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 serta hadis terkait 8. Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah 9. Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin 3. Memahami pengetahuan 1. Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-‟Alim, al(faktual, konseptual, dan Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir prosedural) berdasarkan rasa 2. Memahami makna iman kepada malaikat ingin tahunya tentang ilmu berdasarkan dalil naqli pengetahuan, teknologi, seni, 3. Memahami kandungan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 budaya terkait fenomena dan dan Q.S. Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait kejadian tampak mata tentang menuntut ilmu. 4. Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait 5. Memahami kandungan Q.S. An-Nisa (4) : 146, Q.S. 43 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 serta hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf Memahami makna amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. AlAhqaf (46): 13 dan hadis terkait Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari‟at Islam Memahami ketentuan shalat berjamaa Memahami ketentuan shalat Jumat Memahami ketentuan shalat Jamak Qasar Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Madinah Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin 1. Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani al-Asmaul-Husna: Al‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir. 2. Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat. 3. Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. ArRahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. AlBaqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil 4. Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar. 5. Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait 6. Membaca Q.S.An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil 7. Menunjukkan hafalan Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancer 8. Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait 9. Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait 10. Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas besar 11. Mempraktikkan shalat berjamaah 12. Mempraktikkan shalat Jumat 13. Mempraktikkan shalat jamak dan qasar 44 14. Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah 15. Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. periode Madinah 16. Mencontohkan perilaku terpuji dari khulafaurrasyidin (Permendikbud No 68 tahun 2013) 3) Beban Belajar Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. a) Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. b) Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 38 jam pembelajaran. c) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit. d) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. e) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. f) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu. g) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu. 4) Mata Pelajaran 45 Tabel 1.5 Alokasi Waktu Mata Pelajaran MATA PELAJARAN KELOMPOK A 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Bahasa Inggris KELOMPOK B 1. Seni Budaya 2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan kesehatan 3. Prakarya JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU ALOKASI WAKTU PER MINGGU VII VIII IX 3 3 6 5 5 4 4 3 3 6 5 5 4 4 3 3 6 5 5 4 4 3 3 2 38 3 3 2 38 3 3 2 38 (Permendikbud No 68 tahun 2013) f. Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang berada di luar program tertulis di dalam kurikulum. Pada Kurikulum 2013, ekstrakurikuler dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Untuk tingkat SD: pramuka (wajib), UKS, PMR, Bahasa Inggris 2) Untuk tingkat SMP: pramuka (wajib), OSIS, PMR, dan lain-lain 3) Untuk tingkat SMA: pramuka (wajib), OSIS, PMR, dan lain-lain 4) Untuk tingkat SMK: pramuka (wajib), OSIS, PMR, dan lain-lain C. Pembelajaran Kurikulum 2013 1. Definisi Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Depdiknas, 2008:23). Sementara itu Muhammad 46 Surya (2011:116) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, yaitu suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian (Suyono dan Harianto, 2011:9). Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentnag Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 2. Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu. b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar. c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran kompetensi. e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu. f. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif. 47 g. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik (hard skill) dan keterampilan mental (soft skill). (Fadlillah, 2014:174) 3. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013 a. Pendekatan pembelajaran Pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah (mengamati, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan). Pendekatan tematik terintegrasi dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. b. Kompetensi lulusan Dalam konteks ini, kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penentuan kompetensi ini mengacu pada teori tentang taksonomi tujuan pendidikan yang sudah dikenal secara luas di kalangan ahli pendidikan. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan 48 pendidikan di berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, mananya, mencoba, manalar, menalar, menyaji, dan mencipta”. Harapannya, setelah selesai menempuh bangku pendidikan, peserta didik mempunyai kemampuan hard skill dan soft skill yang mumpuni yang menjadi dasar dalam menentukan keberhasilan dimana dan kapanpun peserta didik berada (Fadlillah, 2014: 178). c. Penilaian Pada kurikulum 2013, proses penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik. Penilaian otentik adalah penilaian secara utuh, meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar. Penilaian otentik ini, dapat lebih mudah membantu para guru dalam mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang 49 meliputi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebab, untuk ketiga kompetensi tersebut ada instrumen penilaian masing-masing. 4. Perencanaan Pembelajaran Rencana pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi. a. Silabus Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat: 1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan) 2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas 3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. 4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran. 5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A) 6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan, dan tertulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi 50 7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengelolaan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. 9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun. 10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak atau elektronik, alam sekitar atau sumber balajar yang relevan. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajara peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Komponen RPP terdiri atas: 1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan 2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema 3) Kelas/semester 4) Materi pokok 5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar denga mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai. 51 6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi. 8) Materi pelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. 9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembalajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai. 10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. 11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak atau elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan 12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup. 13) Penilaian hasil belajar. c. Prinsip Penyusunan RPP Dalam penyusunan RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut 52 1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 2) Partisipasi aktif pes erta didik. 3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian. 4) Pengembangan budaya membaca dan menulisnya dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 5) Pemberian unpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. 7) Mengakomodasi pembelajaran temati-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 53 8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara integrasi, sistematis, dan efektif sesuia dengan situasi dan kondisi. 5. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1) Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran a) SD/MI : 35 Menit b) SMP/MTs : 40 Menit c) SMA/MA : 45 Menit d) SMK/MAK : 45 Menit 2) Buku teks pelajaran Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. 3) Pengelolaan kelas a) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar baik oleh peserta didik c) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan peserta didik. 54 e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam penyelenggaraan proses pendidikan. f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung g) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. h) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi. i) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran j) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan b. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 1) Kegiatan pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. b) Member motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, 55 dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal nasional, dan internasional c) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uaraian kegiatan sesuai silabus 2) Kegiatan inti Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. a) Sikap Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut. b) Pengetahuan 56 Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. c) Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. 3) Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individu maupaun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: a) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari pembelajaran yang telah berlangsung. b) Memberi umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. c) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individu maupun kelompok. d) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. D. Penilaian Kurikulum 2013 57 1. Pengertian Penilaian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penilaian diartikan sebagai proses, cara, atau pembuatan nilai. Niali dapat berupa angka maupun deskripsi yang diberikan untuk mengetahui kualitas suatu produk tertentu. Menurut kemendikbud, penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui penguykuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. 2. Prinsip-Prinsip Penilaian Kurikulum 2013 a) Objektif berarti penilaian berbasis pada standard dan tidak dipengaruhi oleh faktor subjektivitas penilaian b) Terpadu berarti penilaian oleh pendidik diklakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan c) Ekonomis berarti penilaian yang efektif dan efisien dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelapoannya d) Transparan (terbuka) berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat di akses oleh semua pihak e) Akuntabel berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun ekternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya f) Edukatif berarti dapat mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru 58 Selain keenam prinsip tersebut, terdapat prinsip penilaian yang lain sebagaimana tercantum dalam Permendikbud no. 81A tahun 2013, sebagai berikut: a) Sahih berarti penilaian diambil dari data yang mencerminkan kemampuan yang diukur b) Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik c) Menyeluruh dan berkesinambungan berarti penilaian oleah pendidik mencakup semua aspek kompetensi d) Sistematis berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang berlaku e) Beracuan kriteria berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan 3. Ruang Lingkup Penilaian Kurikulum 2013 a) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input, proses, output b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif c) Penilaian berbasisi portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik 59 d) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan e) Ulanhan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik f) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran g) Ulangan akhir semester h) Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi i) Ujian Multi Tingkat Kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi j) Ujian Nasional k) Ujian Sekolah/Madrasah 4. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013 a) Belajar tuntas Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan, peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelasaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apa 60 pun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk meteri yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. Guru dituntut lebih kreatif dan humanis kepada seluruh peserta didik dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. b) Otentik Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menakankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. c) Berkesinambungan Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai hasil ulangan secara berkelanjutan. d) Berdasarkan acuan kriteria Adalah penilaian yang berdasarkan ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing. e) Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi 61 Teknik penilaian yang dapat dipilih dapat berupa tertulis, lisan, prooduk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri. 5. Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 a) Penilaian sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal 1) Observsi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra. 2) Penilaian diri merupakan tekinik penlaian dengan cara meminta peserta didik untuk menggunakan kekurangan dan kelabihan dirinya dalam konteks pencaian kompetensi. 3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapain kompetensi 4) Jurnal merupakan cacatan pendidik di dalam dan di lur kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku b) Penilaian pengetahuan Penilaian pengetahuan merupakan penilaian yang berhubungan dengan kompetensi kognitif, dapat berupa: 62 1) Instrument tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah, menjodohkan, dan uraian. 2) Instrument yes lisan berupa tada pertanyaan 3) Instrument penugasan berupa, pekerjaan rumah atau proyek. c) Penilaian keterampilan Pendidik penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaan yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktek, proyek, dan portofolio. 1) Tes Praktek adalah penilain yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi 2) Proyek adalah tugas-tugas belajar yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalm waktu tertentu. 3) Penilaian Portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Menurut Permendikbud no 66 tahun 2013, Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan: 63 a) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai b) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan c) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik E. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan hadits melalui kegiatan bimbingan, penagajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman (Abdul Madjid, 2014:11). Menurut Zakiyah Daradjat (1987:287) Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, 64 pengajran/pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Dasar Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhirini dkk. Dalam buku Abdul Majid (2014: 13) dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu sebagai berikut: a) Dasar yuridis Yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari perundang-undangan yang secara langsung/tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam. 1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. 2) Dasar struktural/kontitusional, yaitu UUD 45 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1). Negara berdasarkan atas Kutuhanan Yang Maha Esa; 2). Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu. 3) Dasar oprasional, yaitu Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, serta Peraturan Menteri Agama No. 16 tahun 2010 tentang pendidikan agama pada sekolah. 65 b) Dasar religious Yakni dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah dari Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur‟an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain: 1) Q.S Al-Nahl ayat 125: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik………..” 2) Q.S Ali-Imran ayat 104: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kapada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar……….” 3) Al Hadis: “sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit.” c) Dasar psikologis Yakni dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup, pegangan hidup yang dimaksud adalah agama. 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, 66 penghayatan, pengalaman serta pengamalan peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi menusia muslim yang terus berkembang dalam keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Abdul madjid, 2014:16). 4. Fungsi Pendidikan Agama Islam Menurut Abdul Majid (2014: 13), fungsi pendidikan agama islam adalah sebagai berikut: a) Pengembangan Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. b) Penanaman nilai Sebagai pedoman hidup untuk mencari kabahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. c) Penyesuaian mental Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Agama Islam. d) Perbaikan 67 Yaitu untuk memprerbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e) Pencegahan Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya. f) Pengajaran Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem, dan fungsionalnya. g) Penyaluran Yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain. 5. Karakteristik Pendidikan Agama Islam a) Pendidikan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan, yakni sisi keyakinan dan sisi pengetahuan b) Pendidikan Agama Islam bersifat doktrinal, memihak, dan tidak netral 68 c) Pendidikan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang menekankan pada pembentukan hati nurani dan penanaman sifat-sifat ilahiah yang jelas dan pasti d) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk menyempurnakan bekal keagamaan peserta didik e) Pendidikan Agama Islam diberikan secara komprehensif BAB III HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Letak Geografis 69 Secara geografis SMP N 1 Wirosari ini terletak di jalan Siswa no. 55A kelurahan Wirosari, kecamatan Wirosari, kabupaten Grobogan. Letaknya sebelah timur dari pusat kota kecamatan Wirosari, kurang lebih 500 m dari kantor kecamatan Wirosari dan berada di jalan penghubung antara Wirosari dengan desa Mojorebo. Adapun batas-batas tanah yang dimiliki SMP N 1 Wirosari adalah sebagai berikut: Tabel 1.6 Letak Geografis SMP N 1 Wirosari No. Arah Batas 1. Utara Lapangan sepak bola 2. Selatan Jalan raya antar desa 3. Barat Rumah warga 4. Timur Rumah warga 2. Sejarah Secara singkat, berikut ini adalah sejarah berdirinya SMP N1 Wirosari Kab. Grobogan. Cikal bakal sekolah ini berdiri sekitar tahun 1960an.Dahulunya SMP N 1 Wirosari merupakan SMP swasta, dengan 70 perkembangan sekolah yang baik, serta kepercayaan masyarakat yang meningkat maka pada tanggal 28 januari 1970 sekolah tersebut dinegerikan sehingga berubah nama menjadi SMP N 1 Wirosari. Mengingat kebutuhan gedung serta sarana dan prasarana lain yang sudah tidak bisa menampung siswa dan tenaga pengajar, baik untuk kegiatan belajar maupun kantor, maka pihak sekolah membeli lahan warga yang berada disekeliling sekolah untuk mengembangkan kegiatan belajar dan mengajar. Saat ini tanah yang ditempati sudah mencapai 11,669 m² dengan rincian: Tabel 1.7 Rincian Lahan SMP N 1 Wirosari Luas dalam m2 No. 1. Bangunan 3.993 2. Taman 605 3. Lapangan olahraga 1.819 4. Lahan praktek 1.200 5. Lain-lain 704 6. Sisa luas lahan 3.348 Pada tanggal 18 Februari 2014 SMP N 1 Wirosari mendapatkan predikat akreditasi A dengan nilai akreditasi 94 dengan nomor SK akreditasi 18/BAP-SM/II/2014. 3. Visi dan Misi 71 Visi o Mewujudkan insan yang unggul dalam penguasaan IPTEK yang berlandaskan IMTAQ, budi pekerti luhur, dan berwawasan luas. Misi o Meningkatkan wawasan pengetahuan yang didasari keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. o Melaksanakan pembelajaran dengan memprioritaskan aspek pengajaran, pengalaman, pengamalan. o Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif. Tujuan o Menciptakan peserta didik yang berkualitas, terampil, dan mandiri yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan. o Menghasilkan peserta didik yang cerdas, berwawasan, dan berakhlakul karimah. o Tercapainya tingkat kemampuan/keterampilan siswa sebagai bekal di masa depan. 4. Sarana dan Prasarana Sarana adalah suatu yang dapat mempermudah dan memperlancar terlaksananya program pendidikan dan pengajaran atau dapat dikatakan bahwa sarana adalah salah satu faktor pendukung demi kelancaran 72 pelaksanaan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Diskripsi/profil bangunan SMP N 1 Wirosari saat ini adalah 29 ruang kelas, perpustakaan, laboraturium IPA, laboraturium komputer, laboraturium bahasa, ruang kesenian, ruang guru, ruang TU, dan ruang kepala sekolah. Berikut adalah rekapan data sarparas dan keadaanya: Table 1.8 Sarana Prasarana Keadaan No. Sarana Baik Rusak ringan Rusak berat 1. Ruang kelas 24 5 0 2. Ruang kepala 1 0 0 3. Ruang guru 2 0 0 4. Ruang TU 1 0 0 5. Ruang Lab A 1 0 0 6. Ruang lab komp 1 0 0 7. Perpustakaan 2 1 0 8. Ruang kesenian 1 0 0 9. Lab IPA 1 0 0 10. Lab bahasa 1 0 0 11. Ruang UKS 1 0 0 (TU SMP N 1 Wirosari) 73 5. Struktur Organisasi KOMITE SEKOLAH Slamet Irianto KEPALA SEKOLAH Sutomo, S.Pd.,M.Pd. INSTANSI/INSTITUSI LAIN WAKIL KEPALA SEKOLAH KTU URUSAN INVENTARIS PKS BIDANG KURIKULUM UNIT LAYANAN LABORATURIUM BENDAHARA GAJI URUSAN KESISWAAN PKS BIDANG KESISWAAN PKS BIDANG SARPRAS UNIT LAYANAN PERPUSTAKAAN BENDAHARA RUTIN URUSAN KEPEGAWAIAN PKS BIDAN HUMAS UNIT LAYANAN BK WALI KELAS (sumber: TU SMP N 1 Wirosari) 6. Data Guru Table 1.9 Daftar Guru dan Karyawan SMP N 1 Wirosari. No 1 Nama Sutomo,S.Pd.,M.Pd. Tempat dan tanggal lahir Jepara 74 18/05/1968 Jenjang S2 Jurusan IPS 2 Klaten 01/11/1955 S1 Bhs. Indonesia Bantul 18/10/1959 S1 Bhs. Inggris Purwodadi 22/08/1959 S1 Bhs. Jawa Grobogan 24/03/1961 S1 BK/BP Surakarta 03/09/1960 S1 Matematika Grobogan 27/05/1959 S1 Bhs. Indonesia Grobogan 13/12/1960 S1 Biologi Pati 08/03/1961 S1 Bhs. Indonesia Sukoharjo 15/11/1957 S1 IPS Grobogan 20/02/1959 S1 Sejarah Grobogan 06/05/1963 S1 Pkn Grobogan 07/04/1964 S1 Pkn Semarang 26/04/1955 S1 BK/BP Semarang 05/10/1965 S1 IPA Grobogan 26/12/1965 S1 IPS Blora 26/01/1964 S1 Bhs. Inggris Klaten 01/03/1966 S1 Matematika Surakarta 13/06/1965 S1 Penjaskes Cilacap 14/04/1963 S1 Seni Budaya Grobogan 11/05/1966 S1 Bhs. Jawa Klaten 26/08/1963 S1 IPA Grobogan 27/02/1969 S1 Bhs. Indonesia Grobogan 04/03/1969 S1 IPS Grobogan 13/09/1970 S1 Pend. Ekonomi Untung Sarwono 3 Rumiyat, S. Pd. 4 Drs. Hartono 5 Munfarida Isfandiari, S.Pd. 6 Siti Fatimah, S. Pd. 7 Rochamadi, S.Pd. 8 Yanto, S. Pd. 9 Maudhu'ah, S. Pd. 10 Sabiman, S. Pd. 11 Siti Roehsuci, S. Pd. 12 Sri Irianti, S. Pd. 13 Siswadi, S. Pd. 14 Stefanus Sukrisno, S. Pd. 15 Idi Widayati, S. Pd. 16 Suyanto, S. Pd. 17 Subandi, S. Pd. 18 Sri Purwani, S. Pd. 19 Antonia Endang Rahmawanti, S. Pd. 20 Sri Aprilyati , S. Pd. 21 Warjono, S. Pd. 22 Drs. Suwarta 23 Sugiyanto, S. Pd. 24 Ignatius Rakanto, S. Pd. 25 Yosep Setyowasono, S. Pd. 75 26 Ester Haryanti, S. Pd. 27 Maryono, S. Pd. 28 Yuniati, S.Pd. 29 Any Setyawati, S. Pd. 30 Eka Sulistyaningsih, S.Pd. 31 Ummy Khoirul Anis, S. Ag. 32 Kwatriana Meiyanti, S.Pd. 33 Sugiyono, S.Pd. 34 Puspito Dewi, S. Pd. 35 Sus Setianingtyas, S. Pd. 36 Arifatul Ma'rifah, S. Kom. 37 Sujarwo, S. Ag. 38 Muhammad Ghozali, S. Pd. 39 Endang Sri Indarwati, S. Pd. 40 Catur Widiastuti 41 Supriyono, S. Pd 42 Nugroho Sri Prasetyo, S. Pd 43 Agus Yulianto, S. Pd 44 Lorensia Giardika, S. Pd 45 Dina Kurniasari, S. Pd 46 Laila Ananingrum, SE 47 Ira Fitria Kusumawanti, S. Pd. 48 Ngadiyono, S. Sn Grobogan 14/04/1971 S1 Biologi Grobogan 14/01/1974 S1 Matematika Grobogan 12/06/1972 S1 Sejarah Grobogan 18/09/1972 S1 IPA Grobogan 26/12/1970 S1 Pkn Grobogan 17/12/1972 S1 PAI Grobogan 05/05/1973 S1 IPS Grobogan 10/10/1973 S1 BK/BP Grobogan 22/04/1968 S1 Penjaskes Grobogan 28/11/1977 S1 Bhs. Indonesia Yogjakarta 11/10/1981 S1 Komputer Grobogan 04/05/1973 S1 PAI Grobogan 24/06/1966 S1 Seni Budaya S1 Pend. Ekonomi Pend. Agm. Kristen Grobogan 10/04/1969 Grobogan 05/10/1971 S1 Grobogan 01/11/1980 S1 Grobogan 15/04/1977 S1 Grobogan 15/06/1981 S1 Grobogan 28/08/1982 S1 Grobogan 18/12/1980 S1 Grobogan 04/11/1979 S1 Grobogan 22/09/1980 S1 Grobogan 24/08/1975 S1 76 49 Iwan Tegar Mandiri, S. Pd 50 Nova Galuh Tirasari, S. Pd. 51 Tulus Sujarwo 52 Suwandi 53 Pujianto 54 Sri Wati 55 Anggun Prabowo 56 Agus Hadi Prayitno 57 Suwarto 58 Winarno 59 Zahrotul Fitri, A. Md Grobogan 06/03/1988 S1 Grobogan 18/11/1988 S1 Grobogan 22/06/1962 SMA Grobogan 12/10/1963 SMA Grobogan 28/05/1965 SMA Grobogan 20/08/1966 SMA Grobogan 12/08/1969 SMA Grobogan 23/08/1973 SMA Grobogan 21/11/1958 SD Grobogan 03/05/1977 SMA Grobogan 13/05/1988 DII (sumber: TU SMP N 1 Wirosari) 7. Keadaan Siswa Secara umum, keadaan siswa SMP N 1 Wirosari ini baik, latar belakang masing-masing murid beraneka ragam, mulai dari anak petani, pedagang, sampai pejabat tingkat kecamatan.Adapun secara keseluruhan murid-murid SMP N 1 Wirosari ini berjumlah 1021 dengan 28 rombongan belajar. 8. Kegiatan Pembelajaran 77 a. Waktu belajar selama 6 (enam) hari dalam seminggu (Senin s/d Sabtu), kecuali hari libur Nasional dan atau hari libur khusus yang ditentukan pihak sekolah. b. Waktu belajar mulai jam 07.00 s/d 13.30 WIB untuk hari Senin s/d Kamis, sedangkan untuk hari Jum‟at pukul 07.00 s/d 11.00 WIB dan hari Sabtu pukul 07.00 s/d 11.30 WIB. c. Setiap siswa wajib menyapa / memberisalam saat bertemu Kepala Sekolah, Guru, Pegawai dan siswa lain di dalam dan di luar lingkungan sekolah. d. Semua siswa wajib mengikuti upacara berdera hari Senin, hari besar Nasional atau hari khusus yang diselenggarakan oleh sekolah. e. Pada jam pertama sebelum pelajaran dimulai dan pada akhir pelajaran semua siswa wajib membaca doa. f. Selama jam pelajaran berlangsung dan pada saat pergantian jam pelajaran, semua siswa wajib berada di dalam kelas dengan tertib dan tenang, kecuali bila ada keperluan dengan mendapat izin guru/petugas sekolah. g. Apabila guru berhalangan atau belum hadir, siswa wajib tenang di ruang kelas selanjutnya ketua kelas dan petugas piket kelas segera melapor ke guru piket untuk mendapatkan tugas mata pelajaran terkait. 78 h. Setiap hari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa wajib membawa buku catatan, buku latihan, buku paket, Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sekolah. i. Siswa wajib mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas lainnya serta mengumpulkan tepat waktu. j. Siswa yang dikeluarkan dari kelas oleh guru bidang studi pada saat KBM karena mengganggu konsentrasi siswa lain atau terlambat masuk kelas setelah istirahat atau belum menyelesaikan tugas, diwajibkan segera menyelesaikan tugas dari guru bersangkutan dengan penuh tanggung jawab. k. Siswa yang terlambat masuk wajib lapor kepadaguru piket untuk mendapat surat izin masuk. l. Siswa yang berhalangan hadir wajib member surat izin dari orang tua/ wali murid. m. Selama jam istirahat siswa harus berada di lingkungan sekolah, dan segera masuk kelas bila bel masuk dibunyikan. n. Siswa dilarang membawa makanan, minuman, dan atau benda yang berbahaya di sekolahan. o. Ikut menjaga sarana prasarana sekolah, kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan, kesehatan, dan kekeluargaan. p. Melapor kepada kepala sekolah, guru, guru piket, atau petugas keamanan sekolah apabila merasa atau 79 mengetahui ada gejala/peristiwa: permusuhan, perkelahian, perusakan, pencemaran nama baik, serta gangguan keamanan dan ketertiban lainnya. q. Setelah bel pulang berbunyi, siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah masing-masing, kecuali mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau melaksanakan piket kebersihan atau ada kegiatan lain dari sekolah dengan sepengetahuan orang tua, guru atau petugas sekolah. 9. Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran pokok dan pada waktu libur sekolah yang dilaksanakan di dalam atau di luar sekolah, dengan tujuan untuk mengembangkan dan mengaplikasikan minat dan bakat siswa, memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelejaran dan melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. a. Siswa kelas 1 (satu) diwajibkan mengikuti kegiatan pramuka. b. Setiap siswa boleh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maksimal 2 jenis kegiatan. c. Apabila jumlah peserta dalam salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler sudah melebihi kapasitas, peserta diharuskan memilih jenis kegiatan yang lain. d. Siswa kelas 9 (sembilan) boleh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sampai dengan semester satu. 80 e. Nilai ekstrakurikuler : 1) Nilai ekstrakurikuler dirilis dalam bentuk kualitatif : A, B, C, K. 2) Nilai ekstrakurikuler hanya akan diberikan kepada siswa apabila kehadiran dalam kegiatan ini tidak kurang dari 90%. 3) Nilai ekstrakurikuler dijadikan pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan kenaikan kelas. Pelaksanaan beberapa kegiatan ekstrakurikuler dialokasikan dari iuran rutin pendidikan, dan beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler tertentu dibiayai sendiri oleh peserta. B. Temuan Penelitian 1. Profil Responden a. Sutomo, S.Pd.,M.Pd.(ST) ST merupakan kepala sekolah SMP N 1 Wirosari. Lahir di Jepara pada tanggal 18 Mei 1968 silam. b. Yosep Setyowasono, S.Pd. (YS) YS merupakan WAKA Kurikulum SMP N 1 Wirosari. Lahir di Grobogan pada tanggal 13 September 1970 silam c. Sujarwo, S.Ag. (SW) SW merupakan guru pendidikan agama Islam SMP N 1 Wirosari. Lahir di Grobogan pada tanggal 4 Mei 1973 silam. 81 d. Maylia Kusuma Dewi (MD) MD merupakan siswa kelas VII. Lahir di Grobogan pada tanggal 10 Novenber 2001 silam. e. Bagus Catur Utomo (BC) BC merupakan siswa kelas VIII. Lahir di Grobogan pada tanggal 11 Mei 2000 silam. 2. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran PAI Berdasarkan hasil penelitian di SMP N 1 Wirosari yang dilakukan oleh peneliti, terkait dengan implementasi kurikulum 2013 didapatkan melalui wawancara dengan berbagai sumber.Diantaranya, kepala sekolah, WAKA kurikulum, guru, dan siswa. ST selaku Kepala Sekolah, menuturkan terkait implementasi kurikulum 2013 yang diselenggarakan sekolahtersebut : “ implementasi kurikulum 2013 di sekolahan ini berjalan dengan baik mas. Dalam proses pembelajaran tidak ada masalah yang berarti semua berjalan lancar, karena semua guru sudah mendapatkan BinTek dan pelatihan tentang kurikulum 2013” (wawancara, ST. 20/01/15. Lamp 1 hal 1) Untuk memperjelas tentang implementasi kurikulum 2013, penulis bertanya kepada ST, tentang bagaimana dengan buku dan sumber belajar. “untuk buku paket untuk murid sudah tersedia semua diperpustakaan sekolah, jadi anak-anak tinggal mengambil di perpus selain itu untuk mempermudah anak-anak dalam mencari bahan atau materi pelajaran, pihak sekolah sudah memiliki ruang multimedia yang bisa dipakai anak-anak untuk mencari melalui internet”(wawancara, ST.20/01/15. Lamp.1 hal. 2) 82 Selanjutnya, penulis juga menanyakan kepada ST, bagaimana kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013, “Untuk para guru sudah siap semua dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran, karena mereka sudah profeisonal, selain itu juga sudah dapat BinTek dan pelatihan implementasi kurikulum 2013. Jadi tidak ada alasan untuk tidak siap, itu yang selalu saya tekankan kepada para guru untuk selalu siap, karena sukses tidaknya kurikulum 2013 tergantung guru” (wawancara, ST.20/01/15. Lamp.1 hal. 3) Senada dengan pendapat kepala sekolah diatas, YS yang selaku WAKA kurikulum di SMP N 1 Wirosari menyampaikan pendapat yang serupa tentang implementasi kurikulum 2013 yakni, “menurut pengamatan saya yamas, sampai saat ini pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolahan ini berjalan lancar, tidak ada keberatan dari guru atau siswa. Tapi memang awal-awal dulu ada beberapa anakanak yang agak keberatan karena kurikulum 2013 kan mengharuskan mereka untuk aktif dalam pembelajaran. Tapi berjalannya waktu anakanak sudah terbiasa” (wawancara,YS. 20/01/15. Lamp.2 hal. 1) Hal senada juga diungkapkan oleh SW, selaku guru PAI di SMP N 1 Wirosari, menyampaikan pendapat yang serupa yakni, “selama saya mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013 ini berjalan baik mas, memang di awal-awal penerapkan kurikulum 2013 anak-anak banyak yang keberatan karena kan kurikulum 2013 ini lebih mengadepankan keaktifan murid, guru hanya sebagai fasilitator. Tapi semakin lama mereka juga semakin membiasakan diri, malah saya pribadi suka dengan kurikulum ini karena memperingan tugas saya dikelas” (wawancara, SW. 20/01/15.Lamp.3 hal. 1) 83 Selanjutnya, penulis mencoba bertanya kapada SW, bagaimana metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar, “untuk metodenya berubah-berubah mas, biar ana-anak tidak bosen, selain itu tergantung materinya mas. Misalkan sedang membahas sholat metodenya peragaan, praktek jadi anak-anak langsung bisa mempraktektan, ada juga lewat penayangan video setah itu anak-anak mendiskusikan tentang video tersebut” (wawancara, SW. 20/01/15.Lamp.3 hal. 2) Sedangkan menurut MD, siswa kelas VII bahwa implementasikurikulum 2013 dalam proses pembelajaran ada perubahan pada metode pembelajaran dibandingkan dengan kurikulum KTSP. “untuk sekarang dalam proses pembelajaran ada yang berubah dari segi metode pembelajarannya mas, dulu waktu masih menggunakan kurikulum KTSP metodenya selalu ceramah terus mas, temen-temen jadi banyak yang bosen. Tapi sekarang dengan kurikulum baru metode pembelajaranya berubah, sekarang banyak guru yang menggunakan metode berbeda-beda tidak hanya ceramah tapi ada yang belajar diluar kelas, ada yang menggunakan tayangan video, diskusi, dan lailain.Apalagi mata pelajaran PAI mas, sekarang tidak membosankan dan cepat paham mas, karena langsung praktek dan ada videonya.Jadi sekarang tidak bosen waktu belajar di kelas” (wawancara, MD. 24/01/15.Lamp.4 hal. 1) Selanjutnya, penulis bertanya kepada MD, tentang buku atau sumber belajar lain, apakah ada kesulitan dalam mendapatkannya, “bukunya sudah ada semua mas, tinggal mengambil diperpus selain itu bisa cari materi lewat internet mas apalagi disekolahan ada ruang multimedia yang bisa internetan secara gratis” (wawancara, MD. 24/01/15. Lamp.4 hal.2) 84 Penuturan berbeda diutarakan BC,menurut BC, siswa kelas VIII, “kurikulum sekarang tambah ribet mas, setiap minggu pasti ada ulangan, jam belajarnya bertambah terus sekarang harus aktif dalam pembelajaran apabila ingin dapat nilai baik.memang dalam proses pembelajaran baik, tidak membosankan banyak hal baru saya temukan” (wawancara, BC, 24/01/15. Lamp.5 hal. 1) Dari berbagai keterangan yang berhasil dihimpun penulis dari berbagai sumber, bahwa implementasi kurikulum 2013 yang diselenggarakan di SMPN 1 Wirosari berjalan dengan baik karena semua pihak berkerja dengan baik selain itu sarana dan prasana sangat mendukung. 3. Faktor Pendukung Dalam implementasi kurikulum 2013 faktor pendukung sangat diperhatikan agar pelaksanaan kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan. Menurut ST, selaku Kepala Sekolah menyampaikan bahwa : “faktor pendukung yang membuat pelaksanaan kurikulum 2013 berjalan baik, antara lain yamas, pertama semua guru sudah mendapatkan BinTek tentang kurikulum 2013, yang kedua sarana dan prasarana sangat mendukung mas semua kelas sudah dilengkapi proyektor jadi mempernudah guru dalam menyampaikan materi, apalagi ada dua guru di sekolahan ini yang menjadi instruktur nasional kurikulum 2013 jadi kalau ada guru yang belum terlalu paham bisa langsung bertanya” (wawancara, ST. 20/01/15. Lamp.1 hal. 2) Tidak jauh beda apa yang dikemukakan ST, menurut YS, faktor pendukung dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yakni, 85 “menurut saya karena semua pihak yang ada di sekolahan ini sudah siap mas untuk menyongsong kurikulum 2013 ini, mulai dari kepala sekolah, guru, dan siswa. Tanpa kesiapan semuanya saya kira pelaksanaan kurikulum 2013 akan gagal mas” (wawancara, YS. 20/01/15.Lamp.2 hal. 2) Menurut SW, faktor pendukung dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah : “faktor pendukung yang pertama adalah kesiapan guru mas, guru di sini sudah mengikuti pelatihan kurikulum 2013, selain itu sarana dan prasarananya sangat mendukung mas, semua kelas ada layar proyektor, dan Alhamdulillah sambutan dari anak didik juga baik” (wawancara, SW. 20/01/15. Lamp.3 hal. 2) Menurut MD, siswa kelas VII faktor pendukung dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada proses pembelajaran : “yang menjadi faktor pendukungnya adalah para guru selalu membimbing kita, apabila kita ada hal yang kurang kita mengerti, selain itu fasilitas belajar kita juga lengkap. Jadi itu menjadi faktor pendukungnya mas”(wawancara, MD.24/01/15. Lamp.4 hal. 2) Hal senada juga diutarakan oleh BC, siswa kelas VIII. “kalau faktor pendukungnya tentu dari para bapak ibu guru mas, guruguru disini enak semua mas, tidak ada yang galak semuanya baik mas, kalau ada teman kita melakukan kesalahan tidak langsung dimarahi, tapi diarahkan agar menjadi lebih baik” (wawancara, BC.24/01/15. Lamp.5 hal. 1) Faktor pendukung dalam implementasi kurikulum 2013, adalah sarana dan prasana memadai, para guru sudah menguasai kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. 86 4. Faktor Penghambat Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP N 1 Wirosari terkait dengan faktor penghambat dalam implementasi kurikulum 2013, ada beberapa pendapat dari berbagai sumber. Diantanya yaitu : Menurut ST, selaku kepala sekolah, faktor penghambat dalam implementasi kurikulum 2013 adalah : “faktor penghambatnya sebenarnya tidak terjadi dalam proses pembelajarannya mas, tapi dalam hal penilaian. Saya kok berkeyakinan ya mas, bahwa untuk masalah peniliaan ini tidak hanya terjadi di SMP N 1 Wirosari saja, tapi semua sekolah yang menggunakan kurikulum 2013. Karena untuk rubrik penilaian di kurikulum 2013 sangat berbeda dengan rubrik penilaian di dalam kurikulum sebelumnya yakni KTSP, kalau KTSP itu penilaiannya hanya pada kognotif saja, tapi kalau kurikulum 2013 ada tiga unsur yang harus dinilai yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dan itu sangat memberatkan guru apalagi kalau ada guru yang ngajar di 9 kelas. Jadi itu satu-satunya penghambat dalam pelaksanaan kurikulum 2013 mas” (wawancara, ST.20/01/15. Lamp.1 hal. 2) Senada dengan kepala sekolah ST, YS juga mengungkapkan, “faktor penghambat terbesar ada pada penilaian mas, karena sangat memberatkan guru, di dalam kurikulum 2013 kan penilaiannya tidak hanya satu mas tetapi tiga hal yang harus dinilai. Mulai dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dan itu akan memakan waktu yang sangat banyak, tidak cukup hanya 3 jam pelajaran mas. Itulah mas hambatan di dalam kurkulum 2013” (wawancara, YS.20/01/15. Lamp.2 hal. 1) Tidak beda jauh dengan apa yang disampaikan oleh SW, selaku guru pelajaran PAI menanggapi pertanyaan peneliti tentang hambatan yang dialami dalam implementasi kurikulum 2013. SW mengungkapkan : 87 “dalam proses pembelajaran saya tidak mengalami kendala atau hambatan, semua berjalan dengan baik. Tetapi untuk penilaian mas, itu menjadi hambatan yang cukup besar mas, karena untuk penilaian sangat berbeda dengan KTSP, kalau KTSP kan hanya penilaian kognitif saja mas tapi untuk kurikulum 2013 kan tidak ada 3 aspek yang dinilai, mulai dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan mas dan itu sangat membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Untuk kurikulum 2013 hambatan terbesarnya ya pada aspek penilaiannya mas”.(wawancara, SW.20/01/15. Lamp.3 hal. 1) Sedangkan menurut MD, siswa kelas VII, yang menjadi faktor penghambatnya, “hambatannya ya pada waktu awal-awal sih mas, kita kan perlu adaptasi, ini kan kurikulum baru. Tapi berkat bapak ibu guru yang membimbing kita, jadi kita sudah mulai terbiasa” (wawancara, MD.24/01/15. Lamp.4 hal. 2) Dan menurut BC, siswa kelas VIII, yang menjadi faktor penghambatnya, “hambatanya adalah terlalu sering tes mas, setiap minggu pasti ada tes, dan tesnya itu tidak hanya tes tertulis mas tapi juga ada tes lisan. Jadi cukup memberatkan kita mas. Mungkin itu sih mas hambatanya” (wawancara, BC.24/01/15. Lamp.5 hal. 1) Kesimpulan penulis tentang faktor penghambat dalam implementasi kurikulum 2013 adalah tentang rubrik penilaian, karena terlalu banyak dan memakan waktu yang tidak sedikit. 88 5. Solusi Mengatasi Hambatan Untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam implementasi kurikulum 2013, ST selaku kepala sekolah berpendapat, “karena penilaian ini adalah hal yang sangat fundamental mas, dan kami pihak sekolahan tidak bisa mengutakatik, maka kami selalu menjalin kominikasi dengan dinas pendidikan kabupaten grobogan karena dinas dan LPMP jawa tengah akan memberikan pelatihan berkaitan dengan rubrik penilaian tersebut” (wawancara, ST.20/01/15. Lamp.1 hal. 2) Sedangkan menurut YS, untuk mengatasi hambatan tersebut adalah “solusi yang saya gunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah selalu berkoordinasi dengan kepala sekolah mas, selain itu juga dengan para guru-guru, kita duduk bareng dan membahas hambatan-hambatan yang dialami bapak ibu guru, dengan adanya hal seperti ini akan meninimalkan kesalahan-kesalahan dalam penilaian mas” (wawancara, YS.20/01/15. Lamp.2 hal. 2) Pendapat senada juga disampaikan oleh SW, beliau berpendapat, “untuk masalah penilaian ini mas, kami selalu berkoordinasi dengan waka kurikulum, dan dengan guru-guru lain, bagaimana enaknya, karena tanpa koordinasi seperti itu akan sangat sulit mas untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi, apalagi kalau ada guru yang belum paham betul bagaimana cara pengisian rubrik penilaian tersebut” (wawancara, SW. 20/01/15. Lamp.3 hal. 2) Sedangkan menurut MD, untuk mengatasi hambatan yang dihadapi, “kita selalu meninta bantuan dari bapak ibu guru mas, apabila kita mengalami hambatan-hambatan dalam pembelajaran” (wawancara, MD,24/01/15. Lamp.4 hal. 2) 89 Tidak jauh beda apa yang disampaikan oleh BC, “tentu apabila kita mengalami hambatan langsung kita akan meminta bantuan kepada bapak ibu guru mas” (wawancara, BC.24/01/15. Lamp.5 hal. 1) Dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam implementasi kurikulum 2013, pihak sekolah selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan untuk selalu mendampingi dan memberikan pelatihan kepada para guru. BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Proses Pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan di lapangan. Penulis dapat menyimpulkan tentang implementasi kurikulum 2013 pada proses pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013 berjalan sesuai dengan 90 yang diharapkan. Karena sebelum kurikulum 2013 diberlakukan para guru sudah mendapatkan pelatihan tentang implementasi kurikulum 2013. Seperti yang dituturkan oleh kepala sekolah. “implementasi kurikulum 2013 di sekolahan ini berjalan dengan baik mas. Dalam proses pembelajaran tidak ada masalah yang berarti semua berjalan lancar, karena semua guru sudah mendapatkan BinTek dan pelatihan tentang kurikulum 2013” (wawancara, ST. 20/01/15. Lamp 1 hal 1) Secara tidak langsung apa yang disampaikan oleh kepala sekolah merupakan langkah awal untuk mensukseskan implementasi kurikulum 2013, karena sukses tidaknya implementasi kurikulum 2013 tergantung dari pemahaman guru tentang kurikulum 2013 tersebut, sehingga diharapkan setelah mendapatkan pelatihan tersebut kualitas dan kreativitas guru dalam mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013 semakin baik dan lebih professional. Lebih lanjut kepala sekolah menambahkan bahwa kesiapan guru sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum 2013. “Untuk para guru sudah siap semua dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran, karena mereka sudah profeisonal, selain itu juga sudah dapat BinTek dan pelatihan implementasi kurikulum 2013. Jadi tidak ada alasan untuk tidak siap, itu yang selalu saya tekankan kepada para guru untuk selalu siap, karena sukses tidaknya kurikulum 2013 tergantung guru” (wawancara, ST.20/01/15. Lamp. 1 hal. 3) Selain itu juga berdasarkan pengamatan penulis dalam proses pembelajaran bahwa implementasi proses pembelajaran PAI di kelas VII dan VIII berjalan dengan baik dan lancar. Karena semua elemen di sekolahan sudah 91 siap baik dari segi infrastruktur fisik maupun sumber daya manusia yang ada. (Lamp. 6 dan 7. Hal. 14) B. Faktor Pendukung Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SMP N 1 Wirosari ada beberapa faktor pendukung yang menjadi kunci sukses implementasi kurikulum 2013, diantaranya: 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Faktor pendukung pertama yang menjadi kunci sukses implementasi kurikulum 2013 di SMP N 1 Wirosari adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengoordinasikan, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang mandiri dan profesional dengan kemampuan menejemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Apalagi kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum baru dengan berbagai kekurangannya, yang menuntut seorang kepala sekolah harus selalu menjadi 92 penggerak. Jangan sampai implementasi kurikulum 2013 bejalan tidak maksimal. 2. Kretivitas Guru Faktor pendukung yang kedua yang menjadi kunci sukses implementasi kurikulum 2013 di SMP N 1 Wirosari adalah guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasiltidaknya peserta didik dalam belajar. Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah apabila guru tersebut belum siap. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidaka cemas, dan berani mengungkapkan pendapat secara terbuka. 3. Fasilitas dan Sumber Belajar 93 Faktor pendukung ketiga yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara lain laboraturium, pusat sember belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolaannya. 4. Lingkungan yang Kondusif Faktor pendukung yang keempat yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah lingkungan yang kondusif, baik secara fisik maupun nonfisik. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang berpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar. Implementasi kurikulum 2013 memerlukan ruang yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru dalam berkreasi. Dengan pelayanan yang demikian, diharapkan tercipta iklim belajar dan pembelajaran yang sedemikian rupa diharapkan tujuan pendidikan tercapai. C. Faktor Penghambat Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta proses penelitian secara menyeluruh, faktor penghambat yang terbesar dalam implementasi kurikulum 94 2013 adalah tentang rubrik penilaian. Berdasarkan pengakuan ST, selaku kepala sekolah, serta dua responden lain, yaitu SW dan YS. Menurut SW “dalam proses pembelajaran saya tidak mengalami kendala atau hambatan, semua berjalan dengan baik. Tetapi untuk penilaian mas, itu menjadi hambatan yang cukup besar mas, karena untuk penilaian sangat berbeda dengan KTSP, kalau KTSP kan hanya penilaian kognitif saja mas tapi untuk kurikulum 2013 kan tidak ada 3 aspek yang dinilai, mulai dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan mas dan itu sangat membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Untuk kurikulum 2013 hambatan terbesarnya ya pada aspek penilaiannya mas” (wawancara, SW 20/01/15. Lamp. 3 hal.7) Menurut Permendikbud no 66 tahun 2013 tentang standar penilaian, standar penilaian pendidikan disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Di dalam kurikulum 2013 instrumen penilaian ada 3 (tiga) aspek yang dinilai, yaitu: kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. 1. Penilaian Kompetensi Sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui obsevasi, penilain diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, penilai antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. a. Observasi merupakan teknik penilain yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung 95 maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi ayang akan diamati. b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yangdigunakan berupa lembar penilaian diri c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku contoh penilaian kompetensi sikap terdapat dalam lampiran 8 2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benarsalah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. 96 3. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalaui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilian portofolio. a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Dengan instrumen penilaian yang banyak dan dengan waktu jam pembelajaran yang terbatas tentu sangat memberatkan para guru, terutama untuk guru mata pelajaran PAI karena hanya memiliki waktu belajar 3 (tiga) jam per minggu, apalagi ditambah dengan murid yang banyak. Tentu waktu belajar akan habis hanya untuk mengurusi penilaian, maka di dalam implementasi kurikulum 2013 hambatan yang besar terdapat dalam hal penilaian hasil belajar peserta didik. 97 D. Solusi Mengatasi Hambatan Untuk mengatasi hambatan dalam implementasi kurikulum 2013, kepala sekolah beserta guru, selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan dan LPMP jateng dengan selalu mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pihak-pihak terkait guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kurikulum 2013 khususnya dalam hal rubrik penilaian, selain itu juga selalu menguatkan peran MGMP guru mata pelajaran. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berikut ini kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di SPM N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan. 1. Implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 pada proses pembelajaran di SMP N 1 Wirosari 98 tidak bisa terlepas dari guru sebagai pengelola pembelajaran dan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, metode pembelajaran dan evaluasi. a. Guru pelaksana pembelajaran Secara umum guru sebagai pengelola pembelajaran menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. b. Silabus Dalam kurikulum 2013 ada salah satu administrasi pembelajaran yang harus dipenuhi dan dibuat seorang pendidik, yaitu silabus, sebab, silabus digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. c. RPP Merupakan acuan uatama dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah disebutkan RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. d. Evaluasi Merupakan kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa. 2. Faktor pendukung a. Kepala sekolah 99 Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaaran sekolah melalui programprogram yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. b. Guru Guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidaka cemas, dan berani mengungkapkan pendapat secara terbuka. c. Sarana dan prasarana Faktor pendukung ketiga yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah sarana dan prasarana yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. d. Lingkungan yang kondusif Faktor pendukung yang keempat yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah lingkungan yang kondusif, baik secara fisik maupun nonfisik. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang berpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar. 100 3. Faktor penghambat Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang menjadi hambatan terbesarnya adalah pada rubrik penilaian. 4. Solusi mengatasi hambatan Sedangkan untuk mengatasi hambatannya pihak sekolah selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan untuk selalu memberikan pelatihan tentang rubrik penilaian. B. Saran 1. Bagi pihak sekolah Pihak sekolah harus lebih sering melakukan sosialisasi kepada orang tua murid tentang kurikulum 2013 ini, agar orang tua murid lebih intensif dalam pengawasan anak didik saat belajar di rumah. 2. Bagi guru Guru harus sering melakukan pendampingan kepada anak didik yang memang masih kesulitan dalam menerima pembelajaran dengan kurikulum 2013. 3. Bagi pemerintah Perlu adanya pelatihan-pelatihan kapada kepala sekolah dan guru tentang implementasi kurikulum 2013 yang lebih intensif, agar para guru menjadi lebih paham dan dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik dan akan menhasilkan peserta didik yang baik pula. 101 102