implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran pai di smp n 1

advertisement
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA
PEMBELAJARAN PAI DI SMP N 1 WIROSARI
KABUPATEN GROBOGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
THOHA ZAMRONI
11109140
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
1
2
3
4
MOTTO
          
             
       
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Mujadillah: 11)
5
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk orang-orang yang telah membantu, mendorong,
mendampingi, dan menyemangatiku dalam perjalanan mewujudkan impianku….
o Kepada Bapak Syamsu dan Ibu Umi Mukaromah ….
Terimakasih untuk segalanya…. Tiada kata-kata yang bisa ku ucapkan untuk
mewakili semua kekagumanku……. Maafkan anak mu yang selalu menyusahkan
bapak dan ibu…
o Kepada kakak-kakaku mbak dian, mbak imam, mas dwi…….
Terimakasih atas bantuannya…. Dan nasehatnya….
o Kepada seluruh keluarga besarku……. Yang senantiasa dalam naungan ridho
Allah…
o Kepada seluruh teman-teman kelas PAI E angkat 2009…. Sukses buat
semuanya
Untuk orang yang aku cintai. . .
“Munirotul Azizah” yang dengan sabarnya
menuntun dan menemani meniti kisah perlajanan hidup ini…..
6
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Sang Maha Esa, Allah SWT atas kehidupan dan
penghidupan yang telah diberikan. Sholawat salam kepada Nabiku Muhammad
SAW, semoga kami termasuk hamba yang mendapatkan bagian kebaikanmu. Amin.
Sebuah kewajiban yang tidak dapat ditawar dalam melengkapi persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana pada INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (PAI), maka dengan segala daya dan
upaya penulis merampungkan karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul
“IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN PAI
DI SMP N 1 WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN”
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terimakasih
setulusnya kepada:
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, bapak Dr. Rahmat
Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, bapak Suwardi,
M.Pd.
3. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, ibu Siti Rukhayati, M.Pd.
4. Pembimbing skripsi, Bapak Achmad Maemun, M.Ag. yang telah membantu
dan memberikan bimbingan sehingga skripsi ini selesai.
7
5. Segenap dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,
yang dengan sengaja maupun tidak sengaja turut memperlancar proses
penyusunan skripsi ini.
6. Segenap guru dan kiyaiku, khususnya KH. Mahfudz Ridwan beserta keluarga
yang selalu memberiku inspirasi dan pengalaman dalam hidup.
7. Ustadz Muhamad Hanif, M.Hum. beserta istri yang telah membimbingku
selama dipondok.
8. Kedua Orang tuaku, Bapak Syamsu dan Ibu Umi Mukaromah yang telah
melahirkanku, berkat doa dan kerja keras engkau, aku bisa seperti ini.
9. Segenap teman-teman kelas E, yang tidak pernah aku lupakan, banyak
kenangan telah kita lalui
10. Teman-teman bermain PS, Utomo, Roji, Ochim, Wahib, Andre, Roykhan,
yang telah menemani disaat kesepian.
11. Teman-teman dan Saudara di Edi Mancoro, Rozaq, Topik, Akrom, Arba‟,
Sugi‟ dan seluruh santri Edi Mancoro yang selalu menghadirkan semangat
dalam menuntut ilmu
12. Kakak-kakak ku mbak Immade, mbak Dian, mas Dwi irawan yang selalu
menjadi inspirasi dan menjadi tempat keluh kesah ku
13. Orang yang aku cintai dan aku sayangi …….. Munirotul Azizah
14. Dan buat semuanya yang ……….. Terima Kasih.
8
Tiada balasan bagi kebaikan kalian kecuali kebaikan itu sendiri, semoga apa
yang pernah penulis dapatkan dari kalian menjadi manfaat dan barokah bagi kita
semua. Amin.
Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala respon,
saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Semoga karya kecil ini bermanfaat bagi
siapa saja yang ingin mengambil manfaat darinya. Amin.
Salatiga, 11 April 2015
Penulis
THOHA ZAMRONI
9
ABSTRAK
Zamroni, Thoha, 2015. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Proses Pembelajaran
PAI Di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan. Skripsi Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut
Agama Islam Negeri. Pembimbing: Achmad Maemun. M.Ag.
Kata Kunci: Implementasi Kurikulum 2013, Proses Pembelajaran
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana implementasi
kurikulum 2013 pada proses pembelajaran PAI di SMP N 1 wirosari kabupaten
grobogan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)
Bagaimana implementasi kurikulum2013 dalam proses pembelajaran PAI di SMPN 1
wirosari kabupaten grobogan, (2) apa faktor pendukung dan penghambat
implementasi kurikulum 2013, (3) upaya apa yang di lakukan untuk mengatasi
hambatan dalam kurikulum 2013?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang menghasilkan data-data yang diperoleh dari obyek
penelitian dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian
dilakukan analisis dengan cara mendiskripsikan data dari informan, mereduksi data
sesuai kebutuhan penelitian kemudian dianalisis oleh penulis, disimpulkan untuk
menjawab tujuan penelitian.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kurikulum 2013
pada proses pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari sudah berjalan dengan baik dan
lancar sebab para guru telah mendapatkan pelatihan implementasi kurikulum 2013,
selain itu sarana dan prasana, sumber belajar sangat menadai. Walaupun demikian
terdapat hambatan dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu terdapat dalam rubrik
penilaian dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah
dengan selalu berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk memberikan pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru.
10
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vii
ABSTRAK.......................................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................
1
B. Fokus Penelitian ......................................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................
4
E. Penegasan Istilah .....................................................................................
5
F. Metode Penilitian ....................................................................................
7
G. Tahap-tahap Penelitian ............................................................................
11
H. Sistematika Penulisan .............................................................................
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013 ......................................................................................
14
1. Pengertian Kurikulum 2013 ..............................................................
14
2. Karakteristik Kurikulum 2013 .........................................................
15
3. Tujuan Kurikulum 2013 ...................................................................
16
11
B. Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................................
17
1. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 .....................................
17
2. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 .........................................
19
3. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ................................................
20
C. Pembelajaran Kurikulum 2013 ..............................................................
32
1. Definisi Pembelajaran ....................................................................
32
2. Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 ...........................................
33
3. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013 ................................
33
4. Perencanaan Pembelajaran .............................................................
35
5. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 ……………………...
39
D. Penilaian Kurikulum 2013 .....................................................................
43
1.
Pengertian Penilaian ……………………………………………...
43
2.
Prinsip-Prinsip Penilaian Kurikulum 2013 ………………………
43
3.
Ruang Lingkup Penilaian …………………………………………
45
4.
Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013 …………………………
46
5.
Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 ………………..
47
E. Pendidikan Agama Islam ………………………………………………
49
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ………………………………
49
2. Dasar Pendidikan Agama Islam ……………………………………
50
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam …………………………………..
52
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam …………………………………..
52
5. Karakteristik Pendidikan Agama Islam ……………………………
54
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data …………………………………………………………..
55
1. Letak Goegrafis ................................................................................
55
2. Sejarah ...............................................................................................
56
3. Visi dan Misi ....................................................................................
57
4. Sarana dan Prasarana ………………………………………………
58
5. Struktur Organisasi ………………………………………………...
59
12
6. Data Guru ………………………………………………………….
60
7. Keadaan Siswa …………………………………………………….
62
8. Kegiatan Pembelajaran …………………………………………….
63
9. Ekstrakurikuler …………………………………………………….
65
B. Temuan Penelitian……………………………………………………...
66
1. Profil Responden ............................................................................
66
2. Implementasi Kurikulum 2013 ……………………………………
67
3. Faktor Pendukung … .......................................................................
70
4. Faktor Penghambat ……………………………………………… .
72
5. Solusi Mengatasi Hambatan ……………………………………. ..
74
BAB IV PEMBAHASAN
A. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Proses Pembelajaran PAI di SMP N 1
Wirosari .................................................................................................. .
76
B. Faktor Pendukung ................................................................................. .
77
C. Faktor Penghambat ……......................................................................... .
80
D. Solusi Mengatasi Hambatan …………………………………………. ..
83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................
84
B. Saran-saran ............................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat
mendasar. Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia
yang berbudi pekerti luhur dan berwawasan luas serta menjadi manusia yang
unggul dalam berbagai bidang keilmuan dan keahlian. Salah satu sarana untuk
memperoleh pendidikan adalah melalui pendidikan formal. Untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan perlu adanya suatu kerangka acuan yang
tersruktur dan sistematis yang sesuai tuntutan zaman.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (3) mengamanatkan
agar pemerintah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.
14
Ketentuan ini terkait dengan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa serta
meningkatkan kesejahteraan umum, dan dapat diperolehnya pekerjaan dan
kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pemberlakuan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 2013 tentang
perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang standar
nasional pendidikan telah menjadi tonggak sejarah baru dalam dunia
pendidikan di Indonesia karena dengan berlakunya Peraturan Pemerintah
tersebut berlakulah kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013 sebagai ganti
kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP yang harus diganti dengan
kurikulum baru yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, lokal,
nasional dan global yang semakin berkembang.
Di dalam kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter,
terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat
berikutnya. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan akhlaq mulia peserta didik secra utuh, terpadu,
dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan. Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi
sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuannya, mengkaji dan mengambil nilai-nilai
karakter dan akhlaq mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
15
Dalam kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat dimasukkan dalam
seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam
kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai
pada setiap bidang studi perlu dikembangkan dan dihubungkan dengan
konteks
kehidupan
sehari-hari.
Pada
umunya
pendidikan
karakter
menekankan pada keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan
melalui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif. Dengan demikian;
apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh peserta didik dapat
membentuk karakter mereka (Mulyasa:2014).
Di antara berbagai bidang studi yang ada dalam kurikulum 2013, salah
satu bidang studi yang berbasis kompetensi dan berbasis karakter adalah
Pendidikan Agama Islam, karena materi-materi yang ada di dalamnya sarat
dengan pendidikan karakter dan akhlaq mulia. Sebagai mata pelajaran yang
lebih mengedepankan karakter dari pada kognitifnya, masih banyak
kekurangan dalam proses pembelajarannya, mulai dari lemahnya kreativitas
guru dalam menyampaikan materi, waktu yang sedikit, minimnya sarana
pendukung pembelajaran, serta rendahnya partisipasi orang tua murid.
Dengan di berlakukannya kurikulum 2013 diharapkan proses pembelajaran
PAI lebih efektif dan memberikan kontribusi yang nyata dalam pembentukan
karakter anak didik serta kompetensi anak didik. Dari latar belakang masalah
tersebut
penulis
tertarik
untuk
16
menulis
skripsi
dengan
judul
“IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PAI
DI SMPN 1 WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN”.
B. Fakus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran PAI
di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum 2013?
3. Upaya apa yang di lakukan untuk mengatasi hambatan dalam kurikulum
2013?
C. Tujuan Penelitian
Berpijak pada permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penulisan ini adalah:
1. Untuk
mengetahui
implementasi
kurikulum
2013
dalam
proses
pembelajaran PAI
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
kurikulum 2013
3. Untuk mengetahui upaya yang di lakukan dalam mengatasi hambatan pada
kurikulum 2013
D. Manfaat Penelitian
17
Dengan mengetahui implementasi kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan, kita bisa ambil
manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoretik
a) Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam ilmu
pendidikan dan pembelajaran di jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
b) Memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademis untuk
mengadakan penelitian dan riset baru tentang Kurikulum yang ada di
Indonesia.
2. Secara praktis
a) Bagi institusi atau lembaga terkait, informasi yang ada dapat dijadikan
sebagai rujukan supaya lebih meningkatkan pembelajaran yang
menunjang perilaku dalam pendidikan sehingga berdapak pada mutu
lulusan yang akan dihasilkan.
b) Bagi para pendidik, hasil survey ini bermanfaat sebagai masukan
dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran, hendaknya
memerhatikan materi yang akan disampaikan, seyogyanya mampu
menanamkan pendidikan karakter sesuai dengan kurikulum 2013.
Sehingga pada akhirnya nanti siswa tidak hanya berkemampuan secara
kognitif namun juga afektif, dan psokomotor.
c) Manafaat bagi para pemerhati pendidikan, dapat dijadikan sebagai
bahan acuan dalam mengevaluasi sistem pendidikan dan dapat ikut
18
serta menentukan kompetensi yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
E. Penegasan Istilah
1. Implementasi
Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai pelaksanaan. Dalam konteks kurikulum, implementasi merupakan
desain yang mencakup aktifitas pengajaran dalam bentuk interaksi antara
guru dan siswa dibawah naungan sekolah (Nurdin dan Usman:2003).
2. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai
diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah
pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004
maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya
saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini adalah adanya
peningkatan dan keseimbangan yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014:16).
3. Pembalajaran
Pembelajaran dalam bahasa Inggris disebut learning yang artinya
suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan atau pemahaman atau
keterampilan melalui studi, pengajaran, atau pengalaman (Kamaruddin,
2000:28).
19
4. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan Al
Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman (Majid, 2014:11).
Menurut Zakiyah Daradjat dalam buku Abdul Majid, Pendidikan
Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memhami kandungan ajaran agama Islam
secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, dan bukan angka-angka.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, prosedur penelitian yang
melibatkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan
pelau yang dapat diamati (Moloeng, 2002:3).
Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data
untuk memberikan gambaran penyajian laporan secara jelas. Data tersebut
20
mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen
pribadi, catatan atau memo dan dokumen lainnya. Dalam penelitian ini
yang akan diamati adalah bagaimana implementasi kurikulum 2013 proses
pemebalajaran PAI di SMP N 1 Wirosari.
2. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni deskriptif kualitatif
maka kehadiran peneliti dilapangan menjadi mutlak adanya. Karena dalam
penelitian kualitatif, peneliti menjadi “key instrument” atau alat peneliti
utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak
berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan. selain itu guna
menunjang perolehan informasi yang valid, peneliti akan menggunakan
alat rekam atau kamera, dan peniliti tetap memegang peranan utama
sebagai alat penelitian.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan
dengan alasan belum pernah ada yang melakukan penelitian serupa di
tempat tersebut. Alasan lainnya adalah ketertarikan penulis terhadap proses
pembelajaran PAI dengan Kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 yang
baru diberlakukan.
4. Sumber Data
Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting”. Peneliti
mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar sebagaimana
21
adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan dua sumber data, yakni:
a. Sumber Data Primer (utama)
Sumber data utama adalah sumber informasi yang langsung
mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan
dan penyimpanan data (Ali, 1993:42).
Merupakan sumber pokok yang memuat ide-ide awal tentang
suatu bahan kajian. Dalam hal ini yang menjadi sumber data utama
adalah Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Guru PAI untuk
menggali data tentang bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada
proses
pembelajaran
PAI,
bagaimana
faktor
pendukung dan
penghambat, serta bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan tersebut.
b. Sumber Data Sekunder (pendukung)
Sumber data pendukung merupakan data-data yang digunakan
untuk memperkuat sumber data utama atau data yang didapat dari
sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya.
Sumber data pendukung di sini adalah buku-buku yang terkait
dengan proses pembelajaran Kurikulum 2013.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan cara:
a. Wawancara
22
Yakni, suatu proses interaksi dan komunikasi yang bertujuan
mendapatkan informasi dengan cara bertanya jawab langsung kepada
responden. Peneliti akan melakukan wawancara kepada Kepala
Sekolah, Waka Kurikulum, dan Guru PAI. Hal ini dilakukan untuk
menggali informasi tentang implementasi Kurikulum 2013 pada proses
pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari Kabupaten Grobogan.
b. Observasi atau pengamatan
Pengamatan terhadap situasi yang terjadi di lokasi penelitian.
Dalam hal ini penulis nggunakan metode Observasi Partisipatif pasif
yakni peneliti mengemati namun tidak mengikuti kegiatan subyek
penelitian.
c. Dokumentasi
Catatan kegiatan yang menunjukkan sejumlah fakta dan data
yang tersimpan dalam bahan penelitian yang bisa berbentuk gambar
foto, video atau rekaman wawancara, naskah, atau berkas-berkas dan
dokumentasi pendukung lainnya. Seluruhnya dapat digunakan sebagai
penguat seluruh informasi.
6. Analisis Data
Analisis data kualitatif (Bogdan & Taylor 1992) adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dipelajari dan
23
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Display data, peneliti menyajikan semua data yang diperolehnya dalam
bentuk uraian atau laporan terinci.
b. Reduksi data, peneliti memotong data-data yang tidak perlu untuk
dibuang. Laporan-laporan yang diambil hanya yang pokok saja,
difokuskan pada hal-hal yang penting.
c. Verifikasi data, sejak mulanya peneliti berusaha untuk mencari makna
data yang dikumpulkannya, kemudian disimpulkan untuk menjawab
tujuan penelitian.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Sebagai upaya membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah benarbenar valid, maka peneliti menggunakan cara triangulasi metode, yakni
menggali data atau informasi yang diperoleh dari satu pihak di cek
kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya
dari pihak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya dengan menggunakan
metode yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan membandingkan informasi
tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar terhindar
dari subyektivitas.
G. Tahap-tahap Penelitian
24
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melalui empat tahap sebagai
berikut:
1.
Tahap sebelum ke lapangan
Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok
pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing
dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan
lokasi penelitian.
2.
Tahap pekerjaan lapangan
Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis
memulai terjun ke lapangan tempat penelitian tersebut di lakukan.
3.
Tahap analisis data
Meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi
dan wawancara mendalam.
4.
Tahap Penulisan Laporan
Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian
kegiatan pengumpulan data sampai pada pemberian makna. Selain itu
peneliti melakukan konsultasi kepada pembimbing guna penyusunan
laporan selengkapnya.
H. Sistematika Penulisan
Skripsi ini penulis susun dengan sistematika sebagai berikut:
25
1. Adapun pada bagian awal ini terdiri dari: sampul, lembar berlogo judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, mtto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
table dan lampiran-lampiran. Pendahuluan: berisi latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan
istilah, metode penelitian.
2. Bagian Inti.
Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab, yaitu:
Bab I pendahuluan, memuat tentang latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,
metode penelitian, tahap-tahap penelitian dan sistematika penulisan
skripsi.
Bab II kajian pustaka, memuat tentang kurikulum 2013,
pengembangan kurikulum 2013, pembelajaran kurikulum 2013, penilaian
dalam kurikulum 2013, pengertian Pendidikan Agama Islam, dasar
Pendidikan Agama Islam, Karakteristik Pendidikan Agama Islam, tujuan
pendidikan Islam.
Bab III hasil penelitian, memuat tentang paparan data yang
meliputi; letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan
guru dan siswa, sarana dan pra sarana, implementasi kurikulum 2013
pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Wirosari.
26
Bab IV pembahasan, memuat tentang implementasi kurikulum
2013 pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1
Wirosari, hambatan dan daya dukung implementasi kurikulum 2013 serta
solusi mengatsi hambatan dalam implementasi kurikulum 2013.
Bab V penutup, memuat tentang kesimpulan dan saran
3. Bagian Akhir
Pada bagian ini memuat daftar rujukan dan lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasioanal adalah
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
27
demokratis serta bertanggung jawab. Dalam menggapai tujuan pendidikan
tersebut, tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum pendidikan.
Maka dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mulai tahun ajaran 2013/2014
menerapkan kurikulum baru yang bernama Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada
sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis
pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini
adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skill
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
(Fadlillah, 2014:16). Dalam konteks ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk
lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding
lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui
pengetahuan di bangku sekolah. Dengan kata lain, antara soft skill dan
hard skill dapat tertanam secara seimbang, berdampingan, dan mampu
diaplikasikan dalam kehidupan sahari-hari sehingga dapat berpengaruh
dan menentukan kesuksesan dalam kehidupan selanjutnya.
2. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut:
28
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
c. Mengembangkan
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
g. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (Widyastono, 2014:131).
3. Tujuan Kurikulum 2013
29
a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyiapkan soft skill dan
hard skill melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif,
kreatif, inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan Negara
Indonesia.
c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan
menyiapkan
administrasi
mengajar,
sebab
pemerintah
telah
menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang
digunakan dalam pembelajaran.
d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga
masyarakat secara seimbang dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat
satuan pendidikan.
e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan
keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum 2013 sesuai dengan
kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi
daerah (Fadlillah, 2014: 25).
B. Pengembangan Kurikulum 2013
1. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Menurut M. Fadlillah dan E. Mulyasa dalam mengembangkan Kurikulum
2013 dilandasi beberapa aspek sebagai berikut.
30
a. Aspek Filosofis
Filosofis adalah landasan penyusunan kurikulum yang didasarkan
pada kerangka berfikir dan hakikat pendidikan yang sesungguhnya.
Landasan filosofis kurikulum 2013, yaitu:
1) Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam
pembangunan pendidikan.
2) Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai
akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
b. Aspek Yuridis
Aspek yuridis adalah suatu landasan yang digunakan sebagai paying
hokum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum. Landasan
yuridis yang digunakan antara lain:
1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2) RPJMN 2010-2014 sektor pendidikan yang berisi tentang
perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.
3) Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan
Nasional;
Penyempurnaan
Kurikulum
dan
Metodologi Pembelajaran Aktif berdasarkan Nilai-Nilai Budaya
Bangsa untuk Membentuk Daya Saing Karakter Bangsa.
31
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
5) Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013
c. Aspek Konseptual
Aspek konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pad aide atau
gagasan yang diabstraki dari peristiwa konkret. Landasan konseptual
antara lain:
1) Revelansi pendidikan
2) Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter
3) Proses pembelajaran yang meliputi: aktifitas belajar, output
belajar, dan outcome belajar.
4) Pembelajaran kontekstual
5) Pembalajaran aktif
6) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.
2. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan
kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
32
a. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
c. Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian
kompetensi.
d. Standar kompetensi lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional
dan kebutuhan masyarakat, Negara, serta perkembangan global.
e. Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan.
f. Standar proses dijabarkan dari standar isi.
g. Standar penilaian dijabarkan dari standar kompetensi lulusan, standar
isi, dan standar proses.
h. Standar kompetensi lulusan dijabarkan ke dalam kompetensi inti.
i. Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang
dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.
j. Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat
nasional, daerah, dan satuan pendidikan.
1) Tingkat nasional dikembangkan Pemerintah Pusat
2) Tingkat daerah dikembangkan Pemerintah Daerah
3) Tingkat satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan.
33
k. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi
peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta member ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psokologis peserta didik.
l. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk.
m. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (Mulyasa, 2014:81-82).
3. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen-elemen perubahan dalam Kurikulum 2013 antara lain sebagai
berikut:
a. Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan Permendikbud No 54 Tahun 2013, standar
kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai klualifikasi kemampuan
lulusan yang emncakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan.
Standar kompetensi lulusan didalam kurikulum 2013 untuk SMP
meliputi dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
TABEL 1.1 Standar Kompetensi Lulusan
SMP/MTs/SMPLB/Paket B
34
Dimensi
Pengetahuan
Kualifikasi Kemampuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
dan prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian yang
tampak mata.
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
konkret sesuai yang dipelajari disekolah atau
sumber lain sejenis.
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
(Permendikbud No. 54 tahun 2013)
Dalam standar kompetensi lulusan tersebut sudah sejalan
dengan tujuan PAI yang dijelaskan dalam dimensi sikap bahwasanya
peserta didik setelah menempuh pendidikan di satuan pendidikan,
diharapkan bisa memiliki prilaku yang mencerminkan orang beriman,
berkhlak mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
Sekolah dan guru PAI dalam kurikulum 2013 dituntut
melakukan pengawasan moral dan akhlak yang terintegrasi baik di
35
sekolah maupun diluar sekolah untuk menghasilkan lulusan yang
diharapkan sesuia dengan kurikulum 2013 dan tujuan PAI
b. Standar Isi
Menurut Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang standar isi
pendidikan dasar dan menengah, dan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi
adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria
muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan
program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan
berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Tingkat kompetensi dirumuskan sebagai berikut:
36
TABEL 1.2 Standar Isi
No Tingkat Kompetensi
Tingkat Kelas
1.
Tingkat 0
TK/RA
2.
Tingkat 1
Kelas 1 SD/MI/SDLB/Paket A
Kelas II SD/MI/SDLB/Paket A
Kelas III SD/MI/SDLB/Paket A
3.
Tingkat 2
Kelas IV SD/MI/SDLB/Paket A
Kelas V SD/MI/SDLB/Paket A
4.
Tingkat 3
Kelas VI SD/MI/SDLB/Paket A
Kelas VII SMP/MTs/Paket B
5.
Tingkat 4
Kelas VIII SMP/MTs/Paket B
6.
Tingkat 4A
Kelas IX SMP/MTs/Paket B
Kelas X SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket
C/Paket C kejuruan
7.
Tingkat 5
Kelas XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket
C/Paket C kejuruan
8.
Tingkat 6
Kelas XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket
C/Paket C kejuruan
(Permendikbud No 64 tahun 2013)
37
Masing-masing Tingkat Kompetensi mencakup 2 (dua) tingkat
kelas, kecuali Tingkat Kompetensi 4A dan 6 hanya mencakup 1 (satu)
tingkat kelas. Tingkat Kompetensi 4A merupakan kemampuan
peralihan jenjang pendidikaan dasar ke pendidikan menengah dan
Tingkat Kompetensi 6 merupakan kemampuan peralihan pendidikan
menengah ke jenjang pendidikan tinggi.
Berdasarkan tingkat kompetensi tersebut ditetapkan
kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai
acuan dalam mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan
ruang lingkup materi untuk setiap muatan kurikulum. Secara hirarkis,
kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan
kompetensi yang bersifat generik pada tiap tingkat kompetensi.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah
yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah
menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan
untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia
seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial
sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan
demikian, kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat)
dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.
38
TABEL 1.3 Kompetensi Generik
Kompetensi
Deskripsi kompetensi
Sikap Spiritual
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya.
Sikap Sosial
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
displin, tanggung jawab, paduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
Pengetahuan
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan
(faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
Keterampilan
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
(Permendikbud No 64 tahun 2013)
c. Standar Proses
Berdasarkan Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah criteria
39
mengenai pelaksanaan pendidikan pada satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses dikembangkan
mengacu pada standar kompetensi lulusan dan standar isi yang telah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No 19
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah No 32 tahun 2013 tentang
perubahan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam
proses pembelajaran untuk semua jenjang pendidikan standar proses
yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang
kelas, tetapi juga di lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, guru bukan
satu-satunya sumber belajar. Selain itu, sikap tidak hanya diajarkan
secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Dengan kata lain,
seorang pendidik tidak hanya bertugas sebagai fasilitator, tetapi juga
harus memberikan keteladanan terhadap semua peserta didik dalam
40
kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah.
d. Standar Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Terkait dengan Kurikulum 2013 ini, kriteria penilaian hasil belajarnya
sebagai berikut.
1) Penialian berbasis kompetensi
2) Pergeseran dari penilaian melalui tes, menuju penilaian otentik
3) Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan), yaitu pencapaian
hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya
terhadap skor ideal (maksimal)
4) Penilaian tidak hanya level Kompetensi Dasar (KD) tetapi juga
kompetensi inti dan Standard Kompetensi Lulusan (SKL)
5) Mendorong pemanfaatan portofolio yang di buat siswa sebagai
instrumen utama penilaian
e. Struktur kurikulum
Berdasarkan Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang kerangka
dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah. Struktur kurikulum 2013 sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
41
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia
peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti,
integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang
berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap
spiritual;
b) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
2) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi
inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran.
Berikut adalah contoh Kompetensi Dasar Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti Kelas VII,
Tabel 1.4 Kompetensi Dasar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas VII
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
1. Menghargai dan menghayati 1. Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari
ajaran agama yang dianutnya
pemahaman rukun iman.
2. Beriman kepada Allah SWT
3. Beriman kepada malaikat Allah SWT
4. Menerapkan ketentuan bersuci dari hadas kecil dan
hadas besar berdasarkan syariat Islam
42
5. Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai
implementasi dari pemahaman rukun Islam
6. Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-Jumu„ah (62): 9
7. Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian
jauh (musafir) sebagai implementasi dari
pemahaman ketaatan beribadah
2. Menghargai dan menghayati 1. Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi
perilaku
jujur,
disiplin,
dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadis
tanggungjawab,
peduli
terkait
(toleransi, gotong royong), 2. Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada
santun, percaya diri, dalam
orang tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S.
berinteraksi
secara
efektif
Al-Baqarah (2): 83 dan hadis terkait
dengan lingkungan sosial dan 3. Menghargai perilaku empati terhadap sesama
alam
dalam
jangkauan
sebagai implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan
pergaulan dan keberadaannya
hadis terkait
4. Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. AnNisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali
Imran (3): 134, dan hadis terkait
5. Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi
dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait
6. Menghargai
perilaku
istiqamah
sebagai
implementasi dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46):
13 dan hadis terkait
7. Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu
sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah
(Al-‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir) dan
Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman
(55):33 serta hadis terkait
8. Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW
periode Mekah dan Madinah
9. Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin
3. Memahami
pengetahuan 1. Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-‟Alim, al(faktual,
konseptual,
dan
Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir
prosedural) berdasarkan rasa 2. Memahami makna iman kepada malaikat
ingin tahunya tentang ilmu
berdasarkan dalil naqli
pengetahuan, teknologi, seni, 3. Memahami kandungan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11
budaya terkait fenomena dan
dan Q.S. Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait
kejadian tampak mata
tentang menuntut ilmu.
4. Memahami makna empati terhadap sesama sesuai
kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait
5. Memahami kandungan Q.S. An-Nisa (4) : 146, Q.S.
43
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
4. Mencoba,
mengolah,
dan
menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan,
mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis,
membaca,
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134
serta hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf
Memahami makna amanah sesuai kandungan Q.S.
Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait
Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. AlAhqaf (46): 13 dan hadis terkait
Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar
berdasarkan ketentuan syari‟at Islam
Memahami ketentuan shalat berjamaa
Memahami ketentuan shalat Jumat
Memahami ketentuan shalat Jamak Qasar
Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad
SAW periode Mekah
Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad
SAW periode Madinah
Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin
1. Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan
orang yang meneladani al-Asmaul-Husna: Al‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir.
2. Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan
iman kepada malaikat.
3. Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. ArRahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. AlBaqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134
dengan tartil
4. Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11,
Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4):146,
QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):
134 dengan lancar.
5. Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama
sesuai kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadis
terkait
6. Membaca Q.S.An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah
(2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil
7. Menunjukkan hafalan Q.S. An-Nisa (4):146, QS.
Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134
dengan lancer
8. Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan
Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait
9. Mencontohkan
perilaku
istiqamah
sesuai
kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait
10. Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas besar
11. Mempraktikkan shalat berjamaah
12. Mempraktikkan shalat Jumat
13. Mempraktikkan shalat jamak dan qasar
44
14. Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan
Nabi Muhammad Saw. periode Mekah
15. Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan
Nabi Muhammad Saw. periode Madinah
16. Mencontohkan
perilaku
terpuji
dari
khulafaurrasyidin
(Permendikbud No 68 tahun 2013)
3) Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus
diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu
tahun pembelajaran.
a) Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
b) Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 38
jam pembelajaran.
c) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
d) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester
paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
e) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
f) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit
14 minggu dan paling banyak 16 minggu.
g) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36
minggu dan paling banyak 40 minggu.
4) Mata Pelajaran
45
Tabel 1.5 Alokasi Waktu Mata Pelajaran
MATA PELAJARAN
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Bahasa Inggris
KELOMPOK B
1. Seni Budaya
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan kesehatan
3. Prakarya
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
VII VIII
IX
3
3
6
5
5
4
4
3
3
6
5
5
4
4
3
3
6
5
5
4
4
3
3
2
38
3
3
2
38
3
3
2
38
(Permendikbud No 68 tahun 2013)
f. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang berada di luar
program tertulis di dalam kurikulum. Pada Kurikulum 2013,
ekstrakurikuler dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Untuk tingkat SD: pramuka (wajib), UKS, PMR, Bahasa Inggris
2) Untuk tingkat SMP: pramuka (wajib), OSIS, PMR, dan lain-lain
3) Untuk tingkat SMA: pramuka (wajib), OSIS, PMR, dan lain-lain
4) Untuk tingkat SMK: pramuka (wajib), OSIS, PMR, dan lain-lain
C. Pembelajaran Kurikulum 2013
1. Definisi Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa
pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar (Depdiknas, 2008:23). Sementara itu Muhammad
46
Surya (2011:116) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, yaitu suatu aktivitas
atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian
(Suyono dan Harianto, 2011:9). Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentnag Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2. Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar
menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar.
c. Dari
pendekatan
tekstual
menuju
proses
sebagai
penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah.
d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran kompetensi.
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
f. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
47
g. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik (hard skill)
dan keterampilan mental (soft skill). (Fadlillah, 2014:174)
3. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013
a. Pendekatan pembelajaran
Pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific ialah
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan
melalui proses ilmiah (mengamati, mencoba, menalar, dan
mengomunikasikan).
Pendekatan tematik terintegrasi dimaksudkan bahwa dalam
pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik
peserta didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu
dengan yang lain maupun antara mata pelajaran yang satu dengan
mata pelajaran yang lain.
b. Kompetensi lulusan
Dalam konteks ini, kompetensi lulusan berhubungan dengan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penentuan
kompetensi ini mengacu pada teori tentang taksonomi tujuan
pendidikan yang sudah dikenal secara luas di kalangan ahli
pendidikan. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian
pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah, yakni ranah
kognitif, afektif psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan
48
pendidikan di berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan
kebutuhan masing-masing. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi
dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan
yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta”.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, mananya,
mencoba, manalar, menalar, menyaji, dan mencipta”. Harapannya,
setelah selesai menempuh bangku pendidikan, peserta didik
mempunyai kemampuan hard skill dan soft skill yang mumpuni yang
menjadi dasar dalam menentukan keberhasilan dimana dan kapanpun
peserta didik berada (Fadlillah, 2014: 178).
c. Penilaian
Pada kurikulum 2013, proses penilaian pembelajaran
menggunakan pendekatan penilaian otentik. Penilaian otentik adalah
penilaian secara utuh, meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan
hasil belajar. Penilaian otentik ini, dapat lebih mudah membantu para
guru dalam mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang
49
meliputi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebab, untuk ketiga
kompetensi tersebut ada instrumen penilaian masing-masing.
4. Perencanaan Pembelajaran
Rencana pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi.
a. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan)
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas, dan mata pelajaran.
4) Kompetensi
dasar,
merupakan
kemampuan
spesifik
yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait
muatan atau mata pelajaran.
5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A)
6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang
relevan, dan tertulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi
50
7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengelolaan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.
10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak atau elektronik,
alam sekitar atau sumber balajar yang relevan.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajara
peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar.
Komponen RPP terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
3) Kelas/semester
4) Materi pokok
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar denga mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai.
51
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
8) Materi pelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi.
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembalajaran agar peserta didik
mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan KD yang akan dicapai.
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran.
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak atau elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan
12) Langkah-langkah
pembelajaran
dilakukan
melalui
tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup.
13) Penilaian hasil belajar.
c. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam penyusunan RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut
52
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2) Partisipasi aktif pes erta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan
kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulisnya dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5) Pemberian unpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
dan remedi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
indikator
pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
7) Mengakomodasi pembelajaran temati-terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
53
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara integrasi,
sistematis, dan efektif sesuia dengan situasi dan kondisi.
5. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1) Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran
a) SD/MI
: 35 Menit
b) SMP/MTs
: 40 Menit
c) SMA/MA
: 45 Menit
d) SMK/MAK
: 45 Menit
2) Buku teks pelajaran
Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik.
3) Pengelolaan kelas
a) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik
sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran
b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran
harus dapat didengar baik oleh peserta didik
c) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah
dimengerti oleh peserta didik
d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan peserta didik.
54
e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam penyelenggaraan proses pendidikan.
f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon
dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung
g) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat.
h) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
i) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta
didik silabus mata pelajaran
j) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
1) Kegiatan pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
b) Member motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
55
dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal nasional,
dan internasional
c) Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uaraian kegiatan sesuai silabus
2) Kegiatan inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
a) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif
yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan.
Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas
tersebut.
b) Pengetahuan
56
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga
mencipta.
c) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi
mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus
mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan.
3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individu
maupaun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari pembelajaran
yang telah berlangsung.
b) Memberi umpan balik terhadap proses dan hasil belajar.
c) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas individu maupun kelompok.
d) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
D. Penilaian Kurikulum 2013
57
1. Pengertian Penilaian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penilaian diartikan sebagai
proses, cara, atau pembuatan nilai. Niali dapat berupa angka maupun
deskripsi yang diberikan untuk mengetahui kualitas suatu produk tertentu.
Menurut kemendikbud, penilaian adalah proses mengumpulkan
informasi/bukti melalui penguykuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan
menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran.
2. Prinsip-Prinsip Penilaian Kurikulum 2013
a) Objektif berarti penilaian berbasis pada standard dan tidak dipengaruhi
oleh faktor subjektivitas penilaian
b) Terpadu berarti penilaian oleh pendidik diklakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan
c) Ekonomis
berarti
penilaian
yang efektif
dan efisien
dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pelapoannya
d) Transparan (terbuka) berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat di akses oleh semua pihak
e) Akuntabel berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak internal sekolah maupun ekternal untuk aspek teknik, prosedur,
dan hasilnya
f) Edukatif berarti dapat mendidik dan memotivasi peserta didik dan
guru
58
Selain keenam prinsip tersebut, terdapat prinsip penilaian yang lain
sebagaimana tercantum dalam Permendikbud no. 81A tahun 2013, sebagai
berikut:
a) Sahih berarti penilaian diambil dari data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur
b) Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik
c) Menyeluruh dan berkesinambungan berarti penilaian oleah pendidik
mencakup semua aspek kompetensi
d) Sistematis berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah yang berlaku
e) Beracuan kriteria berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan
3. Ruang Lingkup Penilaian Kurikulum 2013
a) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif mulai dari input, proses, output
b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif
c) Penilaian berbasisi portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik
59
d) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan
e) Ulanhan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
f) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran
g) Ulangan akhir semester
h) Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan kegiatan pengukuran
yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi
i) Ujian Multi Tingkat Kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi
j) Ujian Nasional
k) Ujian Sekolah/Madrasah
4. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013
a) Belajar tuntas
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan
keterampilan, peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan
pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelasaikan pekerjaan
dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. Asumsi yang
digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apa
60
pun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang
belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk meteri yang sama,
dibandingkan peserta didik pada umumnya. Guru dituntut lebih kreatif
dan humanis kepada seluruh peserta didik dalam menciptakan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan supaya tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
b) Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu.
Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh
peserta didik, tetapi lebih menakankan mengukur apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik.
c) Berkesinambungan
Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mendapatkan gambaran
yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik,
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam
bentuk penilaian proses, dan berbagai hasil ulangan secara
berkelanjutan.
d) Berdasarkan acuan kriteria
Adalah penilaian yang berdasarkan ketuntasan minimal yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
e) Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
61
Teknik penilaian yang dapat dipilih dapat berupa tertulis, lisan,
prooduk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian
diri.
5. Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013
a) Penilaian sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal
1) Observsi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indra.
2) Penilaian diri merupakan tekinik penlaian dengan cara meminta
peserta didik untuk menggunakan kekurangan dan kelabihan
dirinya dalam konteks pencaian kompetensi.
3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan
cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapain kompetensi
4) Jurnal merupakan cacatan pendidik di dalam dan di lur kelas yang
berisi
informasi
hasil
pengamatan
tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku
b) Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian yang berhubungan dengan
kompetensi kognitif, dapat berupa:
62
1) Instrument tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar salah, menjodohkan, dan uraian.
2) Instrument yes lisan berupa tada pertanyaan
3) Instrument penugasan berupa, pekerjaan rumah atau proyek.
c) Penilaian keterampilan
Pendidik penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaan yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan
tes praktek, proyek, dan portofolio.
1) Tes Praktek adalah penilain yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai
dengan tuntutan kompetensi
2) Proyek adalah tugas-tugas belajar yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun
lisan dalm waktu tertentu.
3) Penilaian Portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam
kurun waktu tertentu.
Menurut Permendikbud no 66 tahun 2013, Instrumen penilaian harus
memenuhi persyaratan:
63
a) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai
b) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan
c) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik
E. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan hadits melalui
kegiatan bimbingan, penagajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman
(Abdul Madjid, 2014:11).
Menurut Zakiyah Daradjat (1987:287) Pendidikan Agama Islam
adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh,
menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
64
pengajran/pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Dasar Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disekolah mempunyai dasar
yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhirini dkk. Dalam buku Abdul Majid
(2014: 13) dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu sebagai berikut:
a) Dasar yuridis
Yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari
perundang-undangan yang secara langsung/tidak langsung dapat
menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah
secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam.
1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Dasar struktural/kontitusional, yaitu UUD 45 dalam bab XI pasal
29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1). Negara berdasarkan atas
Kutuhanan Yang Maha Esa; 2). Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadah menurut agama dan kepercayaan itu.
3) Dasar oprasional, yaitu Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007
tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, serta
Peraturan Menteri Agama No. 16 tahun 2010 tentang pendidikan
agama pada sekolah.
65
b) Dasar religious
Yakni dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran
Islam pendidikan agama adalah perintah dari Tuhan dan merupakan
perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur‟an banyak ayat yang
menunjukkan perintah tersebut, antara lain:
1) Q.S Al-Nahl ayat 125: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik………..”
2) Q.S Ali-Imran ayat 104: “Dan hendaklah di antara kamu ada
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kapada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar……….”
3) Al Hadis: “sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun
hanya sedikit.”
c) Dasar psikologis
Yakni dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan
bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan
pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram
sehingga memerlukan adanya pegangan hidup, pegangan hidup yang
dimaksud adalah agama.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
66
penghayatan, pengalaman serta pengamalan peserta didik tentang Agama
Islam sehingga menjadi menusia muslim yang terus berkembang dalam
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Abdul madjid,
2014:16).
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid (2014: 13), fungsi pendidikan agama islam adalah
sebagai berikut:
a) Pengembangan
Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
b) Penanaman nilai
Sebagai pedoman hidup untuk mencari kabahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.
c) Penyesuaian mental
Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran Agama Islam.
d) Perbaikan
67
Yaitu untuk memprerbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan
sehari-hari.
e) Pencegahan
Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f) Pengajaran
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum,
sistem, dan fungsionalnya.
g) Penyaluran
Yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di
bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain.
5. Karakteristik Pendidikan Agama Islam
a) Pendidikan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan, yakni sisi
keyakinan dan sisi pengetahuan
b) Pendidikan Agama Islam bersifat doktrinal, memihak, dan tidak netral
68
c) Pendidikan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang
menekankan pada pembentukan hati nurani dan penanaman sifat-sifat
ilahiah yang jelas dan pasti
d) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk menyempurnakan bekal
keagamaan peserta didik
e) Pendidikan Agama Islam diberikan secara komprehensif
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Letak Geografis
69
Secara geografis SMP N 1 Wirosari ini terletak di jalan Siswa no. 55A
kelurahan Wirosari, kecamatan Wirosari, kabupaten Grobogan. Letaknya
sebelah timur dari pusat kota kecamatan Wirosari, kurang lebih 500 m dari
kantor kecamatan Wirosari dan berada di jalan penghubung antara Wirosari
dengan desa Mojorebo.
Adapun batas-batas tanah yang dimiliki SMP N 1 Wirosari adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.6 Letak Geografis SMP N 1 Wirosari
No.
Arah
Batas
1.
Utara
Lapangan sepak bola
2.
Selatan
Jalan raya antar desa
3.
Barat
Rumah warga
4.
Timur
Rumah warga
2. Sejarah
Secara singkat, berikut ini adalah sejarah berdirinya SMP N1 Wirosari
Kab.
Grobogan.
Cikal
bakal
sekolah
ini
berdiri
sekitar
tahun
1960an.Dahulunya SMP N 1 Wirosari merupakan SMP swasta, dengan
70
perkembangan sekolah yang baik, serta kepercayaan masyarakat yang
meningkat maka pada tanggal 28 januari 1970 sekolah tersebut dinegerikan
sehingga berubah nama menjadi SMP N 1 Wirosari. Mengingat kebutuhan
gedung serta sarana dan prasarana lain yang sudah tidak bisa menampung
siswa dan tenaga pengajar, baik untuk kegiatan belajar maupun kantor, maka
pihak sekolah membeli lahan warga yang berada disekeliling sekolah untuk
mengembangkan kegiatan belajar dan mengajar.
Saat ini tanah yang ditempati sudah mencapai 11,669 m² dengan
rincian:
Tabel 1.7 Rincian Lahan SMP N 1 Wirosari
Luas dalam m2
No.
1.
Bangunan
3.993
2.
Taman
605
3.
Lapangan olahraga
1.819
4.
Lahan praktek
1.200
5.
Lain-lain
704
6.
Sisa luas lahan
3.348
Pada tanggal 18 Februari 2014 SMP N 1 Wirosari mendapatkan
predikat akreditasi A dengan nilai akreditasi 94 dengan nomor SK akreditasi
18/BAP-SM/II/2014.
3. Visi dan Misi
71
Visi
o Mewujudkan insan yang unggul dalam penguasaan IPTEK yang
berlandaskan IMTAQ, budi pekerti luhur, dan berwawasan luas.
Misi
o Meningkatkan wawasan pengetahuan yang didasari keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
o Melaksanakan pembelajaran dengan memprioritaskan aspek
pengajaran, pengalaman, pengamalan.
o Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif.
Tujuan
o Menciptakan peserta didik yang berkualitas, terampil, dan mandiri
yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan.
o Menghasilkan peserta didik yang cerdas, berwawasan, dan
berakhlakul karimah.
o Tercapainya tingkat kemampuan/keterampilan siswa sebagai
bekal di masa depan.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana adalah suatu yang dapat mempermudah dan memperlancar
terlaksananya program pendidikan dan pengajaran atau dapat dikatakan
bahwa sarana adalah salah satu faktor pendukung demi kelancaran
72
pelaksanaan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Diskripsi/profil bangunan SMP N 1 Wirosari saat ini adalah 29 ruang
kelas, perpustakaan, laboraturium IPA, laboraturium komputer, laboraturium
bahasa, ruang kesenian, ruang guru, ruang TU, dan ruang kepala sekolah.
Berikut adalah rekapan data sarparas dan keadaanya:
Table 1.8 Sarana Prasarana
Keadaan
No.
Sarana
Baik
Rusak ringan
Rusak berat
1.
Ruang kelas
24
5
0
2.
Ruang kepala
1
0
0
3.
Ruang guru
2
0
0
4.
Ruang TU
1
0
0
5.
Ruang Lab A
1
0
0
6.
Ruang lab komp
1
0
0
7.
Perpustakaan
2
1
0
8.
Ruang kesenian
1
0
0
9.
Lab IPA
1
0
0
10.
Lab bahasa
1
0
0
11.
Ruang UKS
1
0
0
(TU SMP N 1 Wirosari)
73
5. Struktur Organisasi
KOMITE
SEKOLAH
Slamet Irianto
KEPALA SEKOLAH
Sutomo, S.Pd.,M.Pd.
INSTANSI/INSTITUSI
LAIN
WAKIL KEPALA
SEKOLAH
KTU
URUSAN
INVENTARIS
PKS BIDANG
KURIKULUM
UNIT LAYANAN
LABORATURIUM
BENDAHARA
GAJI
URUSAN
KESISWAAN
PKS BIDANG
KESISWAAN
PKS
BIDANG
SARPRAS
UNIT LAYANAN
PERPUSTAKAAN
BENDAHARA
RUTIN
URUSAN
KEPEGAWAIAN
PKS BIDAN
HUMAS
UNIT
LAYANAN
BK
WALI
KELAS
(sumber: TU SMP N 1 Wirosari)
6. Data Guru
Table 1.9 Daftar Guru dan Karyawan SMP N 1 Wirosari.
No
1
Nama
Sutomo,S.Pd.,M.Pd.
Tempat dan tanggal lahir
Jepara
74
18/05/1968
Jenjang
S2
Jurusan
IPS
2
Klaten
01/11/1955
S1
Bhs. Indonesia
Bantul
18/10/1959
S1
Bhs. Inggris
Purwodadi
22/08/1959
S1
Bhs. Jawa
Grobogan
24/03/1961
S1
BK/BP
Surakarta
03/09/1960
S1
Matematika
Grobogan
27/05/1959
S1
Bhs. Indonesia
Grobogan
13/12/1960
S1
Biologi
Pati
08/03/1961
S1
Bhs. Indonesia
Sukoharjo
15/11/1957
S1
IPS
Grobogan
20/02/1959
S1
Sejarah
Grobogan
06/05/1963
S1
Pkn
Grobogan
07/04/1964
S1
Pkn
Semarang
26/04/1955
S1
BK/BP
Semarang
05/10/1965
S1
IPA
Grobogan
26/12/1965
S1
IPS
Blora
26/01/1964
S1
Bhs. Inggris
Klaten
01/03/1966
S1
Matematika
Surakarta
13/06/1965
S1
Penjaskes
Cilacap
14/04/1963
S1
Seni Budaya
Grobogan
11/05/1966
S1
Bhs. Jawa
Klaten
26/08/1963
S1
IPA
Grobogan
27/02/1969
S1
Bhs. Indonesia
Grobogan
04/03/1969
S1
IPS
Grobogan
13/09/1970
S1
Pend.
Ekonomi
Untung Sarwono
3
Rumiyat, S. Pd.
4
Drs. Hartono
5
Munfarida Isfandiari, S.Pd.
6
Siti Fatimah, S. Pd.
7
Rochamadi, S.Pd.
8
Yanto, S. Pd.
9
Maudhu'ah, S. Pd.
10
Sabiman, S. Pd.
11
Siti Roehsuci, S. Pd.
12
Sri Irianti, S. Pd.
13
Siswadi, S. Pd.
14
Stefanus Sukrisno, S. Pd.
15
Idi Widayati, S. Pd.
16
Suyanto, S. Pd.
17
Subandi, S. Pd.
18
Sri Purwani, S. Pd.
19
Antonia Endang Rahmawanti, S. Pd.
20
Sri Aprilyati , S. Pd.
21
Warjono, S. Pd.
22
Drs. Suwarta
23
Sugiyanto, S. Pd.
24
Ignatius Rakanto, S. Pd.
25
Yosep Setyowasono, S. Pd.
75
26
Ester Haryanti, S. Pd.
27
Maryono, S. Pd.
28
Yuniati, S.Pd.
29
Any Setyawati, S. Pd.
30
Eka Sulistyaningsih, S.Pd.
31
Ummy Khoirul Anis, S. Ag.
32
Kwatriana Meiyanti, S.Pd.
33
Sugiyono, S.Pd.
34
Puspito Dewi, S. Pd.
35
Sus Setianingtyas, S. Pd.
36
Arifatul Ma'rifah, S. Kom.
37
Sujarwo, S. Ag.
38
Muhammad Ghozali, S. Pd.
39
Endang Sri Indarwati, S. Pd.
40
Catur Widiastuti
41
Supriyono, S. Pd
42
Nugroho Sri Prasetyo, S. Pd
43
Agus Yulianto, S. Pd
44
Lorensia Giardika, S. Pd
45
Dina Kurniasari, S. Pd
46
Laila Ananingrum, SE
47
Ira Fitria Kusumawanti, S. Pd.
48
Ngadiyono, S. Sn
Grobogan
14/04/1971
S1
Biologi
Grobogan
14/01/1974
S1
Matematika
Grobogan
12/06/1972
S1
Sejarah
Grobogan
18/09/1972
S1
IPA
Grobogan
26/12/1970
S1
Pkn
Grobogan
17/12/1972
S1
PAI
Grobogan
05/05/1973
S1
IPS
Grobogan
10/10/1973
S1
BK/BP
Grobogan
22/04/1968
S1
Penjaskes
Grobogan
28/11/1977
S1
Bhs. Indonesia
Yogjakarta
11/10/1981
S1
Komputer
Grobogan
04/05/1973
S1
PAI
Grobogan
24/06/1966
S1
Seni Budaya
S1
Pend.
Ekonomi
Pend. Agm.
Kristen
Grobogan
10/04/1969
Grobogan
05/10/1971
S1
Grobogan
01/11/1980
S1
Grobogan
15/04/1977
S1
Grobogan
15/06/1981
S1
Grobogan
28/08/1982
S1
Grobogan
18/12/1980
S1
Grobogan
04/11/1979
S1
Grobogan
22/09/1980
S1
Grobogan
24/08/1975
S1
76
49
Iwan Tegar Mandiri, S. Pd
50
Nova Galuh Tirasari, S. Pd.
51
Tulus Sujarwo
52
Suwandi
53
Pujianto
54
Sri Wati
55
Anggun Prabowo
56
Agus Hadi Prayitno
57
Suwarto
58
Winarno
59
Zahrotul Fitri, A. Md
Grobogan
06/03/1988
S1
Grobogan
18/11/1988
S1
Grobogan
22/06/1962
SMA
Grobogan
12/10/1963
SMA
Grobogan
28/05/1965
SMA
Grobogan
20/08/1966
SMA
Grobogan
12/08/1969
SMA
Grobogan
23/08/1973
SMA
Grobogan
21/11/1958
SD
Grobogan
03/05/1977
SMA
Grobogan
13/05/1988
DII
(sumber: TU SMP N 1 Wirosari)
7. Keadaan Siswa
Secara umum, keadaan siswa SMP N 1 Wirosari ini baik, latar
belakang masing-masing murid beraneka ragam, mulai dari anak petani,
pedagang, sampai pejabat tingkat kecamatan.Adapun secara keseluruhan
murid-murid SMP N 1 Wirosari ini berjumlah 1021 dengan 28 rombongan
belajar.
8. Kegiatan Pembelajaran
77
a. Waktu belajar selama 6 (enam) hari dalam seminggu (Senin s/d Sabtu),
kecuali hari libur Nasional dan atau hari libur khusus yang ditentukan
pihak sekolah.
b. Waktu belajar mulai jam 07.00 s/d 13.30 WIB untuk hari Senin s/d
Kamis, sedangkan untuk hari Jum‟at pukul 07.00 s/d 11.00 WIB dan hari
Sabtu pukul 07.00 s/d 11.30 WIB.
c. Setiap siswa wajib menyapa / memberisalam saat bertemu Kepala
Sekolah, Guru, Pegawai dan siswa lain di dalam dan di luar lingkungan
sekolah.
d. Semua siswa wajib mengikuti upacara berdera hari Senin, hari besar
Nasional atau hari khusus yang diselenggarakan oleh sekolah.
e. Pada jam pertama sebelum pelajaran dimulai dan pada akhir pelajaran
semua siswa wajib membaca doa.
f. Selama jam pelajaran berlangsung dan pada saat pergantian jam
pelajaran, semua siswa wajib berada di dalam kelas dengan tertib dan
tenang, kecuali bila ada keperluan dengan mendapat izin guru/petugas
sekolah.
g. Apabila guru berhalangan atau belum hadir, siswa wajib tenang di ruang
kelas selanjutnya ketua kelas dan petugas piket kelas segera melapor ke
guru piket untuk mendapatkan tugas mata pelajaran terkait.
78
h. Setiap hari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa wajib membawa
buku catatan, buku latihan, buku paket, Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan sekolah.
i. Siswa wajib mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas lainnya serta
mengumpulkan tepat waktu.
j. Siswa yang dikeluarkan dari kelas oleh guru bidang studi pada saat KBM
karena mengganggu konsentrasi siswa lain atau terlambat masuk kelas
setelah istirahat atau belum menyelesaikan tugas, diwajibkan segera
menyelesaikan tugas dari guru bersangkutan dengan penuh tanggung
jawab.
k. Siswa yang terlambat masuk wajib lapor kepadaguru piket untuk
mendapat surat izin masuk.
l. Siswa yang berhalangan hadir wajib member surat izin dari orang tua/
wali murid.
m. Selama jam istirahat siswa harus berada di lingkungan sekolah, dan
segera masuk kelas bila bel masuk dibunyikan.
n. Siswa dilarang membawa makanan, minuman, dan atau benda yang
berbahaya di sekolahan.
o. Ikut menjaga sarana prasarana sekolah, kebersihan, keindahan, ketertiban,
keamanan, kesehatan, dan kekeluargaan.
p. Melapor kepada kepala sekolah, guru, guru piket, atau petugas keamanan
sekolah
apabila
merasa
atau
79
mengetahui
ada
gejala/peristiwa:
permusuhan, perkelahian, perusakan, pencemaran nama baik, serta
gangguan keamanan dan ketertiban lainnya.
q. Setelah bel pulang berbunyi, siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah
masing-masing,
kecuali
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
atau
melaksanakan piket kebersihan atau ada kegiatan lain dari sekolah dengan
sepengetahuan orang tua, guru atau petugas sekolah.
9. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran pokok
dan pada waktu libur sekolah yang dilaksanakan di dalam atau di luar
sekolah, dengan tujuan untuk mengembangkan dan mengaplikasikan minat
dan bakat siswa, memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar
berbagai pelejaran dan melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
a. Siswa kelas 1 (satu) diwajibkan mengikuti kegiatan pramuka.
b. Setiap siswa boleh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maksimal 2 jenis
kegiatan.
c. Apabila jumlah peserta dalam salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler
sudah melebihi kapasitas, peserta diharuskan memilih jenis kegiatan yang
lain.
d. Siswa kelas 9 (sembilan) boleh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
sampai dengan semester satu.
80
e. Nilai ekstrakurikuler :
1) Nilai ekstrakurikuler dirilis dalam bentuk kualitatif : A, B, C, K.
2) Nilai ekstrakurikuler hanya akan diberikan kepada siswa apabila
kehadiran dalam kegiatan ini tidak kurang dari 90%.
3) Nilai ekstrakurikuler dijadikan pertimbangan-pertimbangan dalam
penentuan kenaikan kelas.
Pelaksanaan beberapa kegiatan ekstrakurikuler dialokasikan dari iuran
rutin pendidikan, dan beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler tertentu dibiayai
sendiri oleh peserta.
B. Temuan Penelitian
1. Profil Responden
a. Sutomo, S.Pd.,M.Pd.(ST)
ST merupakan kepala sekolah SMP N 1 Wirosari. Lahir di Jepara pada
tanggal 18 Mei 1968 silam.
b. Yosep Setyowasono, S.Pd. (YS)
YS merupakan WAKA Kurikulum SMP N 1 Wirosari. Lahir di
Grobogan pada tanggal 13 September 1970 silam
c. Sujarwo, S.Ag. (SW)
SW merupakan guru pendidikan agama Islam SMP N 1 Wirosari.
Lahir di Grobogan pada tanggal 4 Mei 1973 silam.
81
d. Maylia Kusuma Dewi (MD)
MD merupakan siswa kelas VII. Lahir di Grobogan pada tanggal 10
Novenber 2001 silam.
e. Bagus Catur Utomo (BC)
BC merupakan siswa kelas VIII. Lahir di Grobogan pada tanggal 11
Mei 2000 silam.
2. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran PAI
Berdasarkan hasil penelitian di SMP N 1 Wirosari yang dilakukan oleh
peneliti, terkait dengan implementasi kurikulum 2013 didapatkan melalui
wawancara dengan berbagai sumber.Diantaranya, kepala sekolah, WAKA
kurikulum, guru, dan siswa.
ST selaku Kepala Sekolah, menuturkan terkait implementasi
kurikulum 2013 yang diselenggarakan sekolahtersebut :
“ implementasi kurikulum 2013 di sekolahan ini berjalan dengan baik
mas. Dalam proses pembelajaran tidak ada masalah yang berarti semua
berjalan lancar, karena semua guru sudah mendapatkan BinTek dan
pelatihan tentang kurikulum 2013” (wawancara, ST. 20/01/15. Lamp 1
hal 1)
Untuk memperjelas tentang implementasi kurikulum 2013, penulis
bertanya kepada ST, tentang bagaimana dengan buku dan sumber belajar.
“untuk buku paket untuk murid sudah tersedia semua diperpustakaan
sekolah, jadi anak-anak tinggal mengambil di perpus selain itu untuk
mempermudah anak-anak dalam mencari bahan atau materi pelajaran,
pihak sekolah sudah memiliki ruang multimedia yang bisa dipakai
anak-anak untuk mencari melalui internet”(wawancara, ST.20/01/15.
Lamp.1 hal. 2)
82
Selanjutnya, penulis juga menanyakan kepada ST, bagaimana kesiapan
guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013,
“Untuk para guru sudah siap semua dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 dalam pembelajaran, karena mereka sudah
profeisonal, selain itu juga sudah dapat BinTek dan pelatihan
implementasi kurikulum 2013. Jadi tidak ada alasan untuk tidak siap,
itu yang selalu saya tekankan kepada para guru untuk selalu siap,
karena sukses tidaknya kurikulum 2013 tergantung guru” (wawancara,
ST.20/01/15. Lamp.1 hal. 3)
Senada dengan pendapat kepala sekolah diatas, YS yang selaku
WAKA kurikulum di SMP N 1 Wirosari menyampaikan pendapat yang
serupa tentang implementasi kurikulum 2013 yakni,
“menurut pengamatan saya yamas, sampai saat ini pelaksanaan
kurikulum 2013 di sekolahan ini berjalan lancar, tidak ada keberatan
dari guru atau siswa. Tapi memang awal-awal dulu ada beberapa anakanak yang agak keberatan karena kurikulum 2013 kan mengharuskan
mereka untuk aktif dalam pembelajaran. Tapi berjalannya waktu anakanak sudah terbiasa” (wawancara,YS. 20/01/15. Lamp.2 hal. 1)
Hal senada juga diungkapkan oleh SW, selaku guru PAI di SMP N 1
Wirosari, menyampaikan pendapat yang serupa yakni,
“selama saya mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013 ini
berjalan baik mas, memang di awal-awal penerapkan kurikulum 2013
anak-anak banyak yang keberatan karena kan kurikulum 2013 ini lebih
mengadepankan keaktifan murid, guru hanya sebagai fasilitator. Tapi
semakin lama mereka juga semakin membiasakan diri, malah saya
pribadi suka dengan kurikulum ini karena memperingan tugas saya
dikelas” (wawancara, SW. 20/01/15.Lamp.3 hal. 1)
83
Selanjutnya, penulis mencoba bertanya kapada SW, bagaimana
metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar,
“untuk metodenya berubah-berubah mas, biar ana-anak tidak bosen,
selain itu tergantung materinya mas. Misalkan sedang membahas
sholat metodenya peragaan, praktek jadi anak-anak langsung bisa
mempraktektan, ada juga lewat penayangan video setah itu anak-anak
mendiskusikan tentang video tersebut” (wawancara, SW.
20/01/15.Lamp.3 hal. 2)
Sedangkan
menurut
MD,
siswa
kelas
VII
bahwa
implementasikurikulum 2013 dalam proses pembelajaran ada perubahan
pada metode pembelajaran dibandingkan dengan kurikulum KTSP.
“untuk sekarang dalam proses pembelajaran ada yang berubah dari
segi metode pembelajarannya mas, dulu waktu masih menggunakan
kurikulum KTSP metodenya selalu ceramah terus mas, temen-temen
jadi banyak yang bosen. Tapi sekarang dengan kurikulum baru metode
pembelajaranya berubah, sekarang banyak guru yang menggunakan
metode berbeda-beda tidak hanya ceramah tapi ada yang belajar diluar
kelas, ada yang menggunakan tayangan video, diskusi, dan lailain.Apalagi mata pelajaran PAI mas, sekarang tidak membosankan
dan cepat paham mas, karena langsung praktek dan ada videonya.Jadi
sekarang tidak bosen waktu belajar di kelas” (wawancara, MD.
24/01/15.Lamp.4 hal. 1)
Selanjutnya, penulis bertanya kepada MD, tentang buku atau sumber
belajar lain, apakah ada kesulitan dalam mendapatkannya,
“bukunya sudah ada semua mas, tinggal mengambil diperpus selain itu
bisa cari materi lewat internet mas apalagi disekolahan ada ruang
multimedia yang bisa internetan secara gratis” (wawancara, MD.
24/01/15. Lamp.4 hal.2)
84
Penuturan berbeda diutarakan BC,menurut BC, siswa kelas VIII,
“kurikulum sekarang tambah ribet mas, setiap minggu pasti ada
ulangan, jam belajarnya bertambah terus sekarang harus aktif dalam
pembelajaran apabila ingin dapat nilai baik.memang dalam proses
pembelajaran baik, tidak membosankan banyak hal baru saya
temukan” (wawancara, BC, 24/01/15. Lamp.5 hal. 1)
Dari berbagai keterangan yang berhasil dihimpun penulis dari berbagai
sumber, bahwa implementasi kurikulum 2013 yang diselenggarakan di SMPN
1 Wirosari berjalan dengan baik karena semua pihak berkerja dengan baik
selain itu sarana dan prasana sangat mendukung.
3. Faktor Pendukung
Dalam implementasi kurikulum 2013 faktor pendukung sangat
diperhatikan agar pelaksanaan kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan apa yang diinginkan.
Menurut ST, selaku Kepala Sekolah menyampaikan bahwa :
“faktor pendukung yang membuat pelaksanaan kurikulum 2013
berjalan baik, antara lain yamas, pertama semua guru sudah
mendapatkan BinTek tentang kurikulum 2013, yang kedua sarana dan
prasarana sangat mendukung mas semua kelas sudah dilengkapi
proyektor jadi mempernudah guru dalam menyampaikan materi,
apalagi ada dua guru di sekolahan ini yang menjadi instruktur nasional
kurikulum 2013 jadi kalau ada guru yang belum terlalu paham bisa
langsung bertanya” (wawancara, ST. 20/01/15. Lamp.1 hal. 2)
Tidak jauh beda apa yang dikemukakan ST, menurut YS, faktor
pendukung dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yakni,
85
“menurut saya karena semua pihak yang ada di sekolahan ini sudah
siap mas untuk menyongsong kurikulum 2013 ini, mulai dari kepala
sekolah, guru, dan siswa. Tanpa kesiapan semuanya saya kira
pelaksanaan kurikulum 2013 akan gagal mas” (wawancara, YS.
20/01/15.Lamp.2 hal. 2)
Menurut SW, faktor pendukung dalam pelaksanaan kurikulum 2013
adalah :
“faktor pendukung yang pertama adalah kesiapan guru mas, guru di
sini sudah mengikuti pelatihan kurikulum 2013, selain itu sarana dan
prasarananya sangat mendukung mas, semua kelas ada layar proyektor,
dan Alhamdulillah sambutan dari anak didik juga baik” (wawancara,
SW. 20/01/15. Lamp.3 hal. 2)
Menurut MD, siswa kelas VII faktor pendukung dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 pada proses pembelajaran :
“yang menjadi faktor pendukungnya adalah para guru selalu
membimbing kita, apabila kita ada hal yang kurang kita mengerti,
selain itu fasilitas belajar kita juga lengkap. Jadi itu menjadi faktor
pendukungnya mas”(wawancara, MD.24/01/15. Lamp.4 hal. 2)
Hal senada juga diutarakan oleh BC, siswa kelas VIII.
“kalau faktor pendukungnya tentu dari para bapak ibu guru mas, guruguru disini enak semua mas, tidak ada yang galak semuanya baik mas,
kalau ada teman kita melakukan kesalahan tidak langsung dimarahi,
tapi diarahkan agar menjadi lebih baik” (wawancara, BC.24/01/15.
Lamp.5 hal. 1)
Faktor pendukung dalam implementasi kurikulum 2013, adalah sarana
dan prasana memadai, para guru sudah menguasai kurikulum 2013 dalam
proses pembelajaran.
86
4. Faktor Penghambat
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP N 1 Wirosari
terkait dengan faktor penghambat dalam implementasi kurikulum 2013, ada
beberapa pendapat dari berbagai sumber. Diantanya yaitu :
Menurut ST, selaku kepala sekolah, faktor penghambat dalam
implementasi kurikulum 2013 adalah :
“faktor penghambatnya sebenarnya tidak terjadi dalam proses
pembelajarannya mas, tapi dalam hal penilaian. Saya kok
berkeyakinan ya mas, bahwa untuk masalah peniliaan ini tidak hanya
terjadi di SMP N 1 Wirosari saja, tapi semua sekolah yang
menggunakan kurikulum 2013. Karena untuk rubrik penilaian di
kurikulum 2013 sangat berbeda dengan rubrik penilaian di dalam
kurikulum sebelumnya yakni KTSP, kalau KTSP itu penilaiannya
hanya pada kognotif saja, tapi kalau kurikulum 2013 ada tiga unsur
yang harus dinilai yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dan itu
sangat memberatkan guru apalagi kalau ada guru yang ngajar di 9
kelas. Jadi itu satu-satunya penghambat dalam pelaksanaan kurikulum
2013 mas” (wawancara, ST.20/01/15. Lamp.1 hal. 2)
Senada dengan kepala sekolah ST, YS juga mengungkapkan,
“faktor penghambat terbesar ada pada penilaian mas, karena sangat
memberatkan guru, di dalam kurikulum 2013 kan penilaiannya tidak
hanya satu mas tetapi tiga hal yang harus dinilai. Mulai dari
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dan itu akan memakan waktu
yang sangat banyak, tidak cukup hanya 3 jam pelajaran mas. Itulah
mas hambatan di dalam kurkulum 2013” (wawancara, YS.20/01/15.
Lamp.2 hal. 1)
Tidak beda jauh dengan apa yang disampaikan oleh SW, selaku guru
pelajaran PAI menanggapi pertanyaan peneliti tentang hambatan yang
dialami dalam implementasi kurikulum 2013. SW mengungkapkan :
87
“dalam proses pembelajaran saya tidak mengalami kendala atau
hambatan, semua berjalan dengan baik. Tetapi untuk penilaian mas, itu
menjadi hambatan yang cukup besar mas, karena untuk penilaian
sangat berbeda dengan KTSP, kalau KTSP kan hanya penilaian
kognitif saja mas tapi untuk kurikulum 2013 kan tidak ada 3 aspek
yang dinilai, mulai dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan mas dan
itu sangat membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Untuk kurikulum
2013 hambatan terbesarnya ya pada aspek penilaiannya
mas”.(wawancara, SW.20/01/15. Lamp.3 hal. 1)
Sedangkan menurut MD, siswa kelas VII, yang menjadi faktor
penghambatnya,
“hambatannya ya pada waktu awal-awal sih mas, kita kan perlu
adaptasi, ini kan kurikulum baru. Tapi berkat bapak ibu guru yang
membimbing kita, jadi kita sudah mulai terbiasa” (wawancara,
MD.24/01/15. Lamp.4 hal. 2)
Dan
menurut
BC,
siswa
kelas
VIII,
yang
menjadi
faktor
penghambatnya,
“hambatanya adalah terlalu sering tes mas, setiap minggu pasti ada tes,
dan tesnya itu tidak hanya tes tertulis mas tapi juga ada tes lisan. Jadi
cukup memberatkan kita mas. Mungkin itu sih mas hambatanya”
(wawancara, BC.24/01/15. Lamp.5 hal. 1)
Kesimpulan penulis tentang faktor penghambat dalam implementasi
kurikulum 2013 adalah tentang rubrik penilaian, karena terlalu banyak dan
memakan waktu yang tidak sedikit.
88
5. Solusi Mengatasi Hambatan
Untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam implementasi
kurikulum 2013, ST selaku kepala sekolah berpendapat,
“karena penilaian ini adalah hal yang sangat fundamental mas, dan
kami pihak sekolahan tidak bisa mengutakatik, maka kami selalu
menjalin kominikasi dengan dinas pendidikan kabupaten grobogan
karena dinas dan LPMP jawa tengah akan memberikan pelatihan
berkaitan dengan rubrik penilaian tersebut” (wawancara, ST.20/01/15.
Lamp.1 hal. 2)
Sedangkan menurut YS, untuk mengatasi hambatan tersebut adalah
“solusi yang saya gunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah selalu
berkoordinasi dengan kepala sekolah mas, selain itu juga dengan para
guru-guru, kita duduk bareng dan membahas hambatan-hambatan yang
dialami bapak ibu guru, dengan adanya hal seperti ini akan
meninimalkan kesalahan-kesalahan dalam penilaian mas” (wawancara,
YS.20/01/15. Lamp.2 hal. 2)
Pendapat senada juga disampaikan oleh SW, beliau berpendapat,
“untuk masalah penilaian ini mas, kami selalu berkoordinasi dengan
waka kurikulum, dan dengan guru-guru lain, bagaimana enaknya,
karena tanpa koordinasi seperti itu akan sangat sulit mas untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi, apalagi kalau ada guru
yang belum paham betul bagaimana cara pengisian rubrik penilaian
tersebut” (wawancara, SW. 20/01/15. Lamp.3 hal. 2)
Sedangkan menurut MD, untuk mengatasi hambatan yang dihadapi,
“kita selalu meninta bantuan dari bapak ibu guru mas, apabila kita
mengalami hambatan-hambatan dalam pembelajaran” (wawancara,
MD,24/01/15. Lamp.4 hal. 2)
89
Tidak jauh beda apa yang disampaikan oleh BC,
“tentu apabila kita mengalami hambatan langsung kita akan meminta
bantuan kepada bapak ibu guru mas” (wawancara, BC.24/01/15.
Lamp.5 hal. 1)
Dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam implementasi
kurikulum 2013, pihak sekolah selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak
terkait dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan untuk
selalu mendampingi dan memberikan pelatihan kepada para guru.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Proses Pembelajaran PAI di SMP N 1
Wirosari
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan di lapangan. Penulis
dapat menyimpulkan tentang implementasi kurikulum 2013 pada proses
pembelajaran PAI di SMP N 1 Wirosari. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013 berjalan sesuai dengan
90
yang diharapkan. Karena sebelum kurikulum 2013 diberlakukan para guru sudah
mendapatkan pelatihan tentang implementasi kurikulum 2013. Seperti yang
dituturkan oleh kepala sekolah.
“implementasi kurikulum 2013 di sekolahan ini berjalan dengan baik
mas. Dalam proses pembelajaran tidak ada masalah yang berarti semua
berjalan lancar, karena semua guru sudah mendapatkan BinTek dan
pelatihan tentang kurikulum 2013” (wawancara, ST. 20/01/15. Lamp 1
hal 1)
Secara tidak langsung apa yang disampaikan oleh kepala sekolah
merupakan langkah awal untuk mensukseskan implementasi kurikulum 2013,
karena sukses tidaknya implementasi kurikulum 2013 tergantung dari
pemahaman guru tentang kurikulum 2013 tersebut, sehingga diharapkan setelah
mendapatkan pelatihan tersebut kualitas dan kreativitas guru dalam mengajar
dengan menggunakan kurikulum 2013 semakin baik dan lebih professional.
Lebih lanjut kepala sekolah menambahkan bahwa kesiapan guru sangat
mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum 2013.
“Untuk para guru sudah siap semua dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 dalam pembelajaran, karena mereka sudah
profeisonal, selain itu juga sudah dapat BinTek dan pelatihan
implementasi kurikulum 2013. Jadi tidak ada alasan untuk tidak siap,
itu yang selalu saya tekankan kepada para guru untuk selalu siap,
karena sukses tidaknya kurikulum 2013 tergantung guru” (wawancara,
ST.20/01/15. Lamp. 1 hal. 3)
Selain itu juga berdasarkan pengamatan penulis dalam proses
pembelajaran bahwa implementasi proses pembelajaran PAI di kelas VII dan
VIII berjalan dengan baik dan lancar. Karena semua elemen di sekolahan sudah
91
siap baik dari segi infrastruktur fisik maupun sumber daya manusia yang ada.
(Lamp. 6 dan 7. Hal. 14)
B. Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SMP N 1 Wirosari ada beberapa
faktor pendukung yang menjadi kunci sukses implementasi kurikulum 2013,
diantaranya:
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Faktor pendukung pertama yang menjadi kunci sukses implementasi
kurikulum 2013 di SMP N 1 Wirosari adalah kepemimpinan kepala sekolah,
terutama dalam mengoordinasikan, menggerakkan, dan menyelaraskan
semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua
sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaaran
sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan
bertahap.
Oleh karena itu, dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013
diperlukan kepala sekolah yang mandiri dan profesional dengan kemampuan
menejemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil
keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Apalagi
kurikulum
2013
adalah
sebuah
kurikulum
baru
dengan
berbagai
kekurangannya, yang menuntut seorang kepala sekolah harus selalu menjadi
92
penggerak. Jangan sampai implementasi kurikulum 2013 bejalan tidak
maksimal.
2. Kretivitas Guru
Faktor pendukung yang kedua yang menjadi kunci sukses implementasi
kurikulum 2013 di SMP N 1 Wirosari adalah guru, karena guru merupakan
faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasiltidaknya peserta didik dalam belajar. Kurikulum 2013 akan sulit
dilaksanakan di berbagai daerah apabila guru tersebut belum siap.
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin
mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke
pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan
contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus
sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu
bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai
potensi, dan kebenaran secara ilmiah.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik,
tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada
seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidaka cemas, dan berani
mengungkapkan pendapat secara terbuka.
3. Fasilitas dan Sumber Belajar
93
Faktor pendukung ketiga yang menentukan keberhasilan implementasi
kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar
kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. Fasilitas
dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya
implementasi kurikulum antara lain laboraturium, pusat sember belajar, dan
perpustakaan,
serta
tenaga
pengelola
dan
peningkatan
kemampuan
pengelolaannya.
4. Lingkungan yang Kondusif
Faktor pendukung yang keempat yang menentukan keberhasilan
implementasi kurikulum 2013 adalah lingkungan yang kondusif, baik secara
fisik maupun nonfisik. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan tertib,
optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan
sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang berpusat pada peserta didik merupakan
iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar.
Implementasi kurikulum 2013 memerlukan ruang yang fleksibel, serta
mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru dalam
berkreasi. Dengan pelayanan yang demikian, diharapkan tercipta iklim
belajar dan pembelajaran yang sedemikian rupa diharapkan tujuan
pendidikan tercapai.
C. Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta proses penelitian secara
menyeluruh, faktor penghambat yang terbesar dalam implementasi kurikulum
94
2013 adalah tentang rubrik penilaian. Berdasarkan pengakuan ST, selaku kepala
sekolah, serta dua responden lain, yaitu SW dan YS. Menurut SW
“dalam proses pembelajaran saya tidak mengalami kendala atau
hambatan, semua berjalan dengan baik. Tetapi untuk penilaian mas, itu
menjadi hambatan yang cukup besar mas, karena untuk penilaian
sangat berbeda dengan KTSP, kalau KTSP kan hanya penilaian
kognitif saja mas tapi untuk kurikulum 2013 kan tidak ada 3 aspek
yang dinilai, mulai dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan mas dan
itu sangat membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Untuk kurikulum
2013 hambatan terbesarnya ya pada aspek penilaiannya mas”
(wawancara, SW 20/01/15. Lamp. 3 hal.7)
Menurut Permendikbud no 66 tahun 2013 tentang standar penilaian,
standar penilaian pendidikan disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik,
satuan pendidikan, dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Di dalam kurikulum 2013 instrumen penilaian
ada 3 (tiga) aspek yang dinilai, yaitu: kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan
dan kompetensi keterampilan.
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui obsevasi, penilain
diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang
digunakan untuk observasi, penilaian diri, penilai antar peserta didik adalah
daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal
berupa catatan pendidik.
a. Observasi
merupakan
teknik
penilain
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
95
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi ayang
akan diamati.
b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yangdigunakan berupa lembar penilaian
diri
c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik
d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku
contoh penilaian kompetensi sikap terdapat dalam lampiran 8
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benarsalah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
96
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalaui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilian portofolio.
a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat
berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
Dengan instrumen penilaian yang banyak dan dengan waktu jam
pembelajaran yang terbatas tentu sangat memberatkan para guru, terutama untuk
guru mata pelajaran PAI karena hanya memiliki waktu belajar 3 (tiga) jam per
minggu, apalagi ditambah dengan murid yang banyak. Tentu waktu belajar akan
habis hanya untuk mengurusi penilaian, maka di dalam implementasi kurikulum
2013 hambatan yang besar terdapat dalam hal penilaian hasil belajar peserta
didik.
97
D. Solusi Mengatasi Hambatan
Untuk mengatasi hambatan dalam implementasi kurikulum 2013, kepala
sekolah beserta guru, selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten
Grobogan dan LPMP jateng dengan selalu mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan
pihak-pihak
terkait
guna
menambah
pengetahuan
dan
pemahaman tentang kurikulum 2013 khususnya dalam hal rubrik penilaian,
selain itu juga selalu menguatkan peran MGMP guru mata pelajaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berikut ini kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di SPM N
1 Wirosari Kabupaten Grobogan.
1. Implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa
pelaksanaan kurikulum 2013 pada proses pembelajaran di SMP N 1 Wirosari
98
tidak bisa terlepas dari guru sebagai pengelola pembelajaran dan perangkat
pembelajaran berupa silabus, RPP, metode pembelajaran dan evaluasi.
a. Guru pelaksana pembelajaran
Secara umum guru sebagai pengelola pembelajaran menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam
kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
b. Silabus
Dalam kurikulum 2013 ada salah satu administrasi pembelajaran yang
harus dipenuhi dan dibuat seorang pendidik, yaitu silabus, sebab, silabus
digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat dan mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas.
c. RPP
Merupakan
acuan uatama dalam melaksanakan pembelajaran.
Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses
pendidikan dasar dan menengah disebutkan RPP adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
d. Evaluasi
Merupakan kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah
dicapai siswa.
2. Faktor pendukung
a. Kepala sekolah
99
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu
yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaaran sekolah melalui programprogram yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
b. Guru
Guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik,
tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada
seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidaka cemas, dan berani
mengungkapkan pendapat secara terbuka.
c. Sarana dan prasarana
Faktor pendukung ketiga yang menentukan keberhasilan implementasi
kurikulum 2013 adalah sarana dan prasarana yang memadai, agar
kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal.
d. Lingkungan yang kondusif
Faktor pendukung yang keempat yang menentukan keberhasilan
implementasi kurikulum 2013 adalah lingkungan yang kondusif, baik
secara fisik maupun nonfisik. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman,
dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah,
kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang berpusat pada peserta
didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan
semangat belajar.
100
3. Faktor penghambat
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang menjadi hambatan
terbesarnya adalah pada rubrik penilaian.
4. Solusi mengatasi hambatan
Sedangkan untuk mengatasi hambatannya pihak sekolah selalu
berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan untuk selalu
memberikan pelatihan tentang rubrik penilaian.
B. Saran
1. Bagi pihak sekolah
Pihak sekolah harus lebih sering melakukan sosialisasi kepada orang
tua murid tentang kurikulum 2013 ini, agar orang tua murid lebih intensif
dalam pengawasan anak didik saat belajar di rumah.
2. Bagi guru
Guru harus sering melakukan pendampingan kepada anak didik yang
memang masih kesulitan dalam menerima pembelajaran dengan kurikulum
2013.
3. Bagi pemerintah
Perlu adanya pelatihan-pelatihan kapada kepala sekolah dan guru
tentang implementasi kurikulum 2013 yang lebih intensif, agar para guru
menjadi lebih paham dan dapat mengimplementasikan kurikulum 2013
dengan baik dan akan menhasilkan peserta didik yang baik pula.
101
102
Download