4 hewan dan dapat ditemukan di lingkungan. Termasuk dalam kelompok ini yaitu Salmonella, Shigella, Escherichia, Proteus danYersinia (Gillespie 2008). Bakteri pada Ulat Sutera Bombyx mori Sebagai perbandingan, terdapat penelitian yang memaparkan beberapa koloni bakteri dari ulat sutera Bombyx mori yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi ditabulasi dalam Tabel1. Tabel 1. Identifikasi bakteri pada ulat sutera Bombyx mori yang sakit (Sakthivel et al. 2012) No 1 2 3 4 5 6 7 Bakteri Bacillus subtilis Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus Escherichia coli Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae Bombyx mori merupakan salah satu jenis ulat sutera yang juga memberikan keuntungan ekonomis karena mampu menghasilkan benang sutera. Ulat sutera memiliki bentuk tubuh yang berwarna putih. Ulat sutera dapat melakukan molting (berganti kulit) pada saat memasuki instar baru. Larva ulat sutera mempunyai tanduk anal yang pendek dan memakan daun murbei (Morus sp.) (Borror 1992). MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan Oktober 2014. Pemeliharaan ulat sutera liar Attacus atlas dilaksanakan di Laboratorium Metabolisme Bagian Fisiologi Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Pengamatan dan identifikasi bakteri dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Bagian Mikrobiologi Medis Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah imago ulat sutera liar Attacus atlas sejumlah 5 ekor, akuades steril, media untuk mengisolasi bakteri 5 yakni agar darah, MacConkey Agar (MCA) dan trypticase soy agar (TSA). Media untuk mengidentifikasi bakteri yakni Indol, Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Oksidase, Urea, Simmon’s citrate Agar, Voges-proskauer (VP) dan kaldu gulagula (glukosa, sukrosa, manitol, maltosa, dan laktosa). Bahan-bahan untuk pewarnaan Gram yakni kristal violet, lugol, aseton alkohol, safranin, dan alkohol 70%. Alat yang digunakan pada penelitian kali ini adalah kandang kasa berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, alat bedah minor seperti pinset, gunting dan scalpel, ose, needel, korek api, cawan petri, pipet, mikropipet, pembakar bunsen, inkubator, tabung reaksi, botol kaca 5 ml, tabung evendorf, mikroskop cahaya, pensil, kertas label, lemari pendingin dan kamera. Prosedur Penelitian Pengambilan dan penyimpanan kokon Pengambilan kokon ulat sutera Attacus atlas dilakukan diperkebunan teh PTPN VIII Panleujar kabupaten Purwakarta provinsi Jawa Barat. Kokon dibawa ke Lab. Metabolisme kemudian disimpan dalam kandang kasa berukuran 50 cm X 50 cm X 50 cm. Pemisahan antara kokon betina dan jantan dilakukan dengan cara membuka kokon dan melihat bakal antena pada pupa, antena yang besar akan menjadi imago jantan, sedangkan antena yang kecil akan menjadi imago betina. Pengambilan kloaka Sampel diambil dari 5 ekor imago betina A. atlas. Imago betina A. atlas dimasukkan ke dalam freezer selama 60 menit agar imago mati. Dilakukan nekropsi pada imago menggunakan alat bedah minor yang sebelumnya telah disterilkan. Pengambilan kloaka dilakukan menggunakan pinset steril lalu dimasukkan ke dalam botol kaca yang berisi aquades steril 2 ml. Isolasi bakteri Sampel yang telah disiapkan diambil menggunakan ose dan dibiakkan ke dalam agar darah dan MacConkey Agar (MCA) dengan tehnik goresan T. Agar yang telah diinokulasi dengan sampel dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 370C. Setelah itu, koloni yang tumbuh dilakukan pengamatan dan pencatatan koloninya. Setiap bentuk koloni berbeda yang terpisah dibiakkan kembali ke agar miring trypticase soy agar (TSA) dan diberikan label agar tidak terjadi kekeliruan. Agar miring yang telah dibiakkan dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 370C. Pewarnaan Gram Koloni yang tumbuh pada media agar miring diwarnai dengan pewarnaan Gram untuk melihat morfologi, sifat Gram, dan kemurniannya. Kaca objek dibersihkan menggunakan alkohol kemudian dikeringkan dengan cara didekatkan api bunsen. Kemudian, kaca objek ditetesi dengan aquades diatasnya. Ose dibakar terlebih dahulu sampai berwarna merah, didinginkan sejenak lalu masukkan kedalam tabung kaca berisi isolat bakteri kemudian tempelkan ose ke aquades pada kaca objek. Aquades dihomogenkan perlahan dengan cara membentuk lingkaran biarkan sejenak kemudian difiksasi dengan api bunsen dan diletakkan di 6 atas rak kaca objek. Ditetesi kristal violet dan didiamkan selama satu menit. Dicuci dengan aquades. Ditetesi lagi dengan lugol pada kaca objek dan didiamkan selama satu menit dan dicuci dengan aquades. Kemudian, ditetesi dengan larutan pemucat (aseton alkohol)selama 10 detik, kemudian dicuci lagi dengan aquades. Terakhir, ditetesi dengan safranin selama 10-20 detik lalu dicuci dengan aquades hingga bersih. Dikeringkan kaca objek dengan kertas saring lalu diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x dengan bantuan minyak emersi dan ditentukan sifat Gramnya. Bakteri Gram positif akan berwarna ungu sedangkan bakteri Gram negatif akan terlihat berwarna merah. Jika koloni bakteri yang terlihat belum murni, maka dilakukan kembali isolasi pada agar darah maupun MCA dengan goresan T. Apabila hasil dari pewarnaan Gram tidak meyakinkan, dapat dilakukan Uji KOH 3% untuk menentukan sifat Gramnya. Jika pada hasil uji terlihat massa gelatin berupa benang-benang halus ketika diangkat menggunakan ose artinya sampel merupakan bakteri Gram negatif. Identifikasi Gram positif dan Gram negatif dapat dilihat dari Gambar 2 dan Gambar 3. Bakteri Gram positif Batang kokus Katalase Negatif Katalase positif Streptoc occus sp. α-hemolitik Microco ccaceae β-hemolitik γ-hemolitik Uji Glukosa Mikroaer olitik (+) (-) Tanam ke MSA kuning (fermentasi) Stapylococcus aureus Micrococcaceae Staphylococcus epidermidis Anaaero b Aerob Merah (tidak fermentasi Batang kecil tidak membent uk spora Batang besar memben tuk spora Clostridium Bacillus Tahan asam Mycobacterium Tidak tahan asam Listeris Erysopelothrix Corynebacteriu m Lactobacillus Gambar 2 Diagram identifikasi bakteri Gram positif (Bergey dan Breed 1994; Lay 1994) 7 Bakteri Gram Negatif Batang Kokus Uji oksidase (+) (-) Nonenterobakteriaceaae Enterobakteriaceae Neisseria MacConkey Agar Pewarnaan Zielhl Neelsen Pseudomonas Aeromonas Vibrio Laktosa positif Laktosa Negatif TSIA Indol Sitrat MRVP Fermentasi Karbohidrat Gambar 3 Diagram identifikasi bakteri Gram negatif (Bergey dan Breed 1994; Lay 1994) Identifikasi bakteri Isolat dikeluarkan dari lemari pendingin dan dihangatkan dulu dalam inkubator selama beberapa menit. Ose dibakar terlebih dahulu pada api bunsen sampai terlihat merah, didinginkan beberapa saat lalu disentuhkan dengan isolat yang telah disiapkan kemudian ditanam ke setiap media identifikasi seperti indol, tripel sugar iron agar (TSIA), oksidase, urea, Simmon’s citrate agar, vogesproskauer (VP) serta kaldu gula-gula yang terdiri atas glukosa, sukrosa, manitol, maltosa dan laktosa Setelah itu, dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 370C. Analisis Data Analisis data menggunakan metode deskripsi.