8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perilaku Konsumen
Dalam menjalankan sebuah bisnis, para eksekutif dituntut untuk
memahami konsep-konsep dasar dalam ilmu pemasaran dan perilaku
konsumen, yaitu kebutuhan keinginan dan permintaan. Dengan memahami
konsep-konsep dasar ini produsen akan mampu menyiapkan konsep
pemasaran yang akan mampu untuk menghadapi perilaku konsumen yang
selalu berubah dari waktu ke waktu.
Kebutuhan manusia adalah ketidak beradaan beberapa kepuasan
dasar. Manusia membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat
tinggal, keamanan, hak milik, dan harga diri. Kebutuhan tidak perlu
diciptakan oleh pemasar karena kebutuhan sudah menjadi hakekat manusia
dan akan selalu melekat pada setiap diri manusia.
Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik.
Pemasar tidak menciptakan kebutuhan, tetapi mempengaruhi keinginan
manusia. Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang
didukung oleh keampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), perilaku konsumen
(consumer behavior), merupakan perilaku yang ditunjukkan dalam
mencari, membeli, menggunakan, menilai, dan menentukan produk, jasa
dan gagasan.
8
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013), perilaku konsumen adalah
disiplin ilmu yang mempelajari perilaku
individu, kelompok, atau
organisasi dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi,
menggunakan produk, pelayanan, pengalaman (ide) untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen, dan dampak dari proses-proses
tersebut pada konsumen dan masyarakat. Tahap-tahap perilaku konsumen
meliputi:
a. Tahap untuk merasakan adanya kebutuhan dan keinginan.
b. Usaha untuk mendapatkan produk, mencari informasi tentang produk,
harga, dan saluran distribusi.
c. Pengonsumsian, penggunaan, dan pengevaluasian produk setelah
digunakan.
d. Tindakan pasca pembelian yang berupa perasaan puas atau tidak puas.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), proses pengambilan
keputusan konsumen terdiri dari lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan Masalah
Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses
pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengenali suatu
masalah atau kebutuhan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti
konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang
akan muncul, apa yang memunculkan mereka, dan bagaimana, dengan
adanya masalah tersebut konsumen termotivasi untuk memilih produk
tertentu.
9
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
b. Pencarian Informasi
Konsumen yang tertarik akan mencari lebih banyak informasi.
Pencarian informasi merupakan tahap dalaam pengambilan keputusan
pembelian dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak
informasi.
c. Evaluasi Berbagai Alternatif
Pemasar atau produsen perlu mengetahui evaluasi berbagai
alternatif, yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembelian dimana seorang konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi berbagai merek-merek alternatif dalam satu susunan
pilihan.
d. Keputusan Pembelian
Keputusan
pembelian
merupakan
tahap
dalam
proses
pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar
membeli produk.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Merupakan perilaku konsumen setelah membeli suatu produk,
konsumen bisa merasa puas atau merasa tidak puas dan akan terlibat
dalam perilaku pasca pembelian. Perilaku pasca pembelian merupakan
tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen
mengambil
tindakan
lebih
lanjut
setelah
membeli
berdasarkan kepuasan atau ketidak puasan yang mereka rasakan.
10
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Kotler dan
Armstrong (2008):
a. Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan
paling dalam terhadap perilaku konsumen. pemasar harus memahami
peran yang dimainkan oleh kultur, sub kultur, dan kelas sosial pembeli.
b. Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial
seperti kelompok kecil, keluarga, peran, dan status sosial dari
konsumen.
c. Personal
Keputusan seoang konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahap daur hidup konsumen, jabatan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri konsumen itu
sendiri.
d. Psikologis
Perilaku konsumen dalam membeli suatu produk juga
dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi,
proses pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.
2. Credibility Celebrity Endorser
Menurut
Shimp
(2014),
pemasar
atau
produsen
dalam
mengenalkan mereknya seringkali didukung berbagai tokoh masyarakat
populer. Seperti yang dapat kita lihat saat ini sekitar seperenam dari iklan
menampilkan selebriti di seluruh dunia. Selain dukungan dari selebriti,
11
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
produk menerima dukungan eksplisit atau diam-diam dari non selebriti
yang juga dikenal sebagai endorser orang biasa. Menurut Shimp (2014),
endorser memilki lima atribut terpisah yang biasa disebut TEARS, yaitu:
kepercayaan (trustworthy) dan keahlian (expertise) adalah dua dimensi
kredibilitas, sedangkan daya tarik fisik (physical attractiviness), rasa
hormat (respect), dan kesamaan (similiarity) adalah komponen-komponen
umum daya tarik.
Menurut Shimp (2014), eksekutif periklanan menggunakan
berbagai faktor dalam memilih celebrity endorser, yaitu:
a. Kesesuaian Selebriti dan Audiens
Hal pertama seorang brand manager yang harus diperhatikan
ketika memilih endorser adalah memastikan apakah target pasar positif
menghubungkan diri dengan endorser yang akan dipilih.
b. Kecocokan Selebriti dan Merek
Perilaku, nilai-nilai, penampilan, dan sopan santun seorang
selebriti sesuai dengan citra yang diinginkan untuk merek yang
diiklankan. Hal ini menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh suatu
perusahaan.
c. Kredibilitas Selebriti
Kredibilitas selebriti adalah alasan utama untuk memilih
selebriti endorser. Orang-orang yang dapat dipercaya dan dianggap
memiliki pengetahuan tentang kategori produk merupakan yang paling
mampu meyakinkan dan mendorong orang lain untuk melakukan
tindakan tertentu.
12
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
d. Daya Tarik Selebriti
Dalam memilih juru bicara selebriti, eksekutif
periklanan
mengevaluasi aspek-aspek yang berbeda yang dapat disatukan dengan
label daya tarik umum.
e. Pertimbangan Biaya
Biaya yang harus dikeluarkan untuk menjadikan seorang
selebriti sebagai endorser adalah pertimbangan penting, tetapi tidak
boleh menentukan pilihan akhir.
f. Faktor Kemudahan atau Kesulitan Bekerja
Beberapa selebriti relatif mudah untuk bekerja sama, beberapa
diantaranya juga ada yang sulit utuk diajak bekerja sama.
g. Faktor Kejenuhan
Pertimbangan utama lain yang harus dievaluasi meskipun tidak
sepenting faktor sebelumnya adalah jumlah merek yang didukung oleh
selebriti tersebut. Jika terlalu banyak iklan yang didukung kredibilitas
seorang selebriti dikhawatirkan akan berkurang.
h. Faktor Masalah
Faktor terakhir yang perlu dievaluasi adalah kemungkinan
selebriti tersebut akan mendapatkan masalah setelah hubungan
dukungan terbentuk.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), credibility celebrity
endorser adalah persepsi audiens mengenai keahlian selebriti (seberapa
banyak selebriti tersebut mengetahui mengenai bidang produk tersebut)
13
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
maupun sifat dapat dipercayai (seberapa jujur selebriti tersebut terhadap
apa yang dikatakannya mengenai produk.
Menurut Shimp (2014), credibility celebrity endorser adalah
sebuah sifat yang dimiliki oleh bintang televisi, aktor film, atlet terkenal,
ataupun orang yang sudah meninggal yang dapat menimbulkan
kepercayaan orang lain terhadap apa yang dia sampaikan. Credibility
mengacu pada kecenderungan untuk mempercayai seseorang. Credibility
merupakan salah satu atribut umum efektivitas endorser. Credibility terdiri
dari dua sub atribut yaitu: kepercayaan (trustworthy) dan keahlian
(expertise).
a. Kepercayaan (trustworthy)
Aset karena dianggap sebagai dipercaya, diandalkan. Sebagai
seseorang yang dapat dipercaya.
b. Keahlian (expertise)
Karakteristik memiliki keterampilan khusus, pengetahuan, atau
kemampuan sehubungan dengan merek yang didukung.
Kepercayaan mengacu pada kejujuran, integritas, dan kepercayaan
sumber. Meskipun keahlian dan kepercayaan tidak saling terpisah, sering
endorser tertentu dianggap sangat dapat dipercaya meskipun bukan
seorang ahli. Seorang endorser bertumpu pada persepsi kepercayaan
penontonnya atau motivasi dukungannya. Seorang selebriti mendapatkan
kepercayaan penonton melalui kehidupannya secara profesional dan secara
pribadi, seperti diungkapkan masyarakat umum melalui media massa.
14
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
Keahlian
mengacu
pada
pengetahuan,
pengalaman,
atau
keterampilan yang dimiliki oleh seorang endorser yang berkaitan dengan
merek yang didukung. Keahlian adalah sesuatu yang dirasakan bukan
sebuah fenomena mutlak. Apakah seorang endorser memang ahli tidak
penting, yang penting adalah bagaimana audiens berpendapat tentang
endorser.
Menurut Ishak (2008), credibility celebrity endorser dapat
didefinisikan melalui berbagai indikator-indikator sebagai berikut:
a. Dapat diandalkan.
b. Jujur dalam menyampaikan pesan iklan.
c. Konsisten dengan apa yang disampaikannya.
d. Tulus dalam menyampaikan sesuatu.
e. Dapat dipercaya.
f. Merupakan seorang ahli.
g. Memiliki pengetahuan yang luas.
h. Seseorang yang berkualitas.
i. Memiliki keterampilan.
3. Iklan Televisi
Mempengaruhi dan memotivasi perilaku konsumen merupakan
strategi pemasaran yang dilakukan oleh seorang pemasar untuk
menciptakan minat beli konsumennya. Salah satu strategi yang dilakukan
oleh pemasar untuk mendorong minat beli konsumen adalah promosi.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013), promosi adalah semua jenis kegiatan
15
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan konsumen atas
produk yang ditawarkan oleh pemasar atau produsen. Tujuan promosi
sendiri adalah:
a. Untuk memodifikasi tingkah laku konsumen.
b. Memberitahukan atau menginformasikan produk kepada konsumen.
1) Memberi tahu pasar mengenai suatu produk baru.
2) Mengusulkan kegunaan baru suatu produk.
3) Memberi tahu pasar mengenai perubahan harga.
4) Menjelaskan bagaimana cara kerja suatu produk.
5) Menjelaskan pelayanan yang tersedia.
6) Mengoreksi kesan yang salah.
7) Mengurangi kecemasan pembeli.
8) Membangun citra perusahaan.
c. Membujuk dan memotivasi konsumen agar mau membeli produk yang
ditawarkan.
1) Membentuk preferensi merek.
2) Mendorong pengalihan ke merek kita.
3) Membujuk pembeli untuk membeli sekarang.
4) Membujuk pembeli untuk menerima telepon penjualan.
5) Masalah persepsi pembeli mengenai atribut produk.
d. Mengingatkan konsumen tentang produk.
1) Mengingatkan pembeli bahwa produk tertentu mungkin akan
dibutuhkan kemudian.
16
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
2) Mengingatkan pembeli dimana mereka dapat membeli produk.
3) Menjaga agar pembeli tetap ingat pada produk, walaupun tidak
sedang musimnya.
4) Mempertahankan kesadaran puncak.
Ada empat jenis promosi yang dapat dilakukan oleh pemasar atau
produsen, yaitu:
a. Periklanan (advertising)
b. Penjualan perseorangan (personal selling)
c. Promosi penjualan (sales promotion)
d. Publisitas (publicity)
Menurut Shimp (2014), periklanan adalah bentuk komunikasi
berbayar dan termediasi dari sumber yang jelas, didesain untuk
mempengaruhi penerima supaya melakukan sesuatu di masa yang akan
datang. Televisi adalah media yang digunakan untuk menyampaikan iklan.
Media sendiri adalah metode komunikasi umum yang membawa pesan.
Beberapa media periklanan yang ada yaitu:
a. Surat Kabar
b. Majalah
c. Radio
a. Televisi
b. Situs
c. Iklan Displai atau Banner
d. Rich Media: Pop-Up, Interstitial, Superstitial, dan Iklan Video
17
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
e. Blog, Podcast, dan Jejaring Sosial
f. Iklan Surel
g. Iklan Mesin Pencari
Program televisi dipilih untuk menyampaikan kepada banyak
pemirsa, juga karena televisi dianggap sangat cocok, dan memiliki dampak
yang tinggi dan disaksikan secara luas. Banyak perusahaan bisnis dan juga
bukan organisasi non-profit mempunyai keyakinan akan periklanan.
Menurut Shimp (2014), periklanan memiliki lima fungsi penting
komunikasi, yaitu:
a. Memberikan Informasi
b. Memberi Pengaruh
c. Mengingatkan dan Memperlihatkan Keistimewaan
d. Menambah Nilai
e. Membantu Upaya Perusahaan
Menurut Kotler dan Keller (2009), iklan televisi merupakan
serangkaian tayangan televisi yang dibuat dan dibayar oleh perusahaan
untuk menyampaikan pesan, biasanya digunakan untuk memasarkan suatu
produk atau sekedar menyampaikan suatu hal.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013), iklan merupakan sebuah
pesan yang bersifat umum dalam periklanan dan disebarluaskan melalui
media yang dibayar oleh spnsor iklan. Iklan merupakan salah satu dari
empat jenis promosi yang digunakan pemasar untuk mengarahkan
komunikasi yang bertujuan untuk meyakinkan kepada konsumen dan
konsumen potensial. Iklan merupakan bentuk presentasi dan promosi non
18
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Sponsor bisa perorangan, kelompok maupun organisasi. Sedangkan
periklanan adalah kegiaan memuat dan menyebarluaskan pesan dalam
media yang bersifat umum tentang perusahaan atau organisasi ataupun
tentang produk, jasa, atau gagasan yang terkandung didalamnnya.
Menurut Ishak (2008), iklan televisi dapat didefinisikan melalui
indikator-indikator sebagai berikut:
a. Iklan tersebut dapat dipercaya.
b. Iklan tersebut terlihat meyakinkan.
c. Iklan tersebut terlihat jujur.
d. Iklan tersebut bermanfaat.
e. Iklan tersebut menarik.
f. Iklan tersebut bagus.
g. Iklan tersebut mudah dipahami.
h. Iklan tersebut tidak membosankan.
i. Iklan tersebut berkesan moderen.
j. Pesan dalam iklan tersebut kuat.
k. Pesan dalam iklan tersebut efektif.
Menurut Jefkins (1997), jenis-jenis iklan secara garis besar dapat
digolongkan menjadi tujuh kategori pokok, yaitu:
a. Iklan Konsumen
Iklan konsumen merupakan iklan yang mempromosikan
produk-produk onsumsi yang dibeli oleh masyarakat.
19
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
b. Iklan Antarbisnis
Iklan antarbisnis merupakan iklan yang mempromosikan barang
dan jasa non konsumen. Baik perusahaan maupun sasaran iklan samasama perusahaan.
c. Iklan Perdagangan
Iklan perdagangan merupakan iklan yang secara khusus
ditujukan kepada kalangan distributor, pedagang besar, agen dan
lainnya.
d. Iklan Eceran
Iklan eceran merupakan iklan yang dibuat dan disebarluaskan
oleh pihak pemasok dan dilancarkan oleh pihak pengecer.
e. Iklan Keuangan
Iklan keuangan merupakan iklan-iklan bank, jasa tabungan,
asuransi dan investasi. Sebagai pelengkap terkadang juga disertakan
laporan keuangan perusahaan.
f. Iklan Langsung
Iklan langsung merupakan iklan yang menggunakan media pos
atau disebut juga direct mail.
g. Iklan Lowongan Kerja
Iklan lowongan kerja merupakan iklan yang bertujuan untuk
merekrut pegawai atau pekerja.
4. Citra Merek
Sangadji dan Sopiah (2013), merek adalah unsur-unsur yang dapat
dipakai untuk mengidentifikasi produk atau jasa seorang penjual. Unsur20
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
unsur ini bisa berupa nama, istilah, simbol, desain khusus, atau kombinasi
beberapa diantaranya. Merek adalah nama penting bagi sebuah produk
atau jasa. Merek adalah sebuah simbol atau indikator kualitas dari sebuah
produk.
Menurut Kotler dan Keller (2009), merek adalah nama, istilah,
tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau
sekelompok penjual, dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
Menurut Shimp (2014), sebuah merek tercipta ketika sebuah entitas
pemasaran yakni produk, outlet eceran, jasa, atau bahkan tempat
geografis, seperti bangsa atau negara, wilayah, ataupun kota menerima
nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dan elemen-elemen ini
sendiri sebagai sebuah bentuk identifikasi. Sebuah merek adalah segalanya
yang ditawarkan oleh perusahaan tertentu dalam perbandingan dengan
merek-merek lainnya dalam satu kategori produk.
Masing-masing merek ini menganut dan mengkomunikasikan
seperangkat nilai tertentu. Semua merek tersebut memiliki ekuitas yang
tinggi karena pelanggan percaya bahwa merek-merek tersebut mempunyai
kemampuan yang disebutkan dan kemauan untuk menyampaikan janjijanji merek mereka. Minat eksploratif, yaitu kecenderungan seseorang
untuk mencari informasi tentang produk.
Menurut Kotler dan Keller (2009), ekuitas merek (brand equity)
adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Konsep ekuitas
merek dapat dipertimbangkan, baik dari perspektif organisasi yang
21
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
memiliki merek maupun dari perspektif pelanggan. Ekuitas merek
berdasarkan perspektif pelanggan terdiri dari dua bentuk pengetahuan
terkait merek, yaitu:
a. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Kesadaran
merek
(brand
awareness),merupakan
sebuah
persoalan mengenai apakah nama sebuah merek muncul dalam pikiran
ketika konsumen berpikir mengenai suatu kategori produk tertentu dan
terdapat kemudahan saat nama tersebut dimunculkan. Kesadaran merek
terdiri dari dua tingkatan kesadaran, yaitu:
1) Pengenalan merek (brand recognition), mereflesikan tingkat
kesadaran yang relatif dangkal.
2) Mengingat merek (brand recall), merupakan bentuk kesadaran yang
lebih dalam .
b. Citra Merek (Brand Image)
Citra merek (brand image), mempresentasikan asosiasi-asosiasi
yang diaktifkan dalam memori ketika berpikir mengenai merek tertentu.
Asosiasi ini dapat dikonsepsikan dalam hal jenis (type), kebaikan
(favorable), kekuatan (strength), dan keunikan (uniqueness).
Meskipun citra merek didasarkan pada berbagai asosiasi yang
dikembangkan
oleh
konsumen
dari
waktu
ke
waktu,
merek
layaknyaorang dapat dianggap seperti memiliki kepribadian unik. Lima
dimensi kepribadian yang menggambarkan sebagian besar merek,
adalah:
22
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
1) Ketulusan (sincerity), dimensi ini meliputi merek-merek yang
dipersepsikan memiliki citra yang membumi (down-to-earth), jujur,
bermanfaat, dan menyenangkan. Ketulusan merupakan kepribadian
yang menjiwai dalam mereknya.
2) Kegembiraan (excitement), merek mempunyai nilai tinggi pada
dimensi ini dipersepsikan memiliki citra yang berani, bersemangat,
imajinatif, dan up-to-date.
3) Konpetensi (competence), sebuah merek yang mempunyai nilai
tinggi pada dimensi ini dianggap memiliki citra andal, cerdas, dan
sukses.
4) Kecanggihan (sophistication), nilai tinggi pada dimensi ini adalah
ketika sebuah merek dianggap memiliki cara kelas atas dan
menawan.
5) Kekasaran (ruggedness), merek-merek kasar dipandang memiliki
citra yang tangguh dan sifatnya outdoor (outdoorsy).
Item indikator yang digunakan untuk mengukur variabel citra
merek yaitu terdiri dari (Kotler dan Keller, 2009):
1) Reputation, nama baik dari kopi istan Luwak White Koffie.
2) Recognition, yaitu tingkat dikenalnya merek kopi instan Luwak
White Koffie.
3) Affinity, hubungan emosional antar brand dengan konsumen yang
menyukai Luwak White Koffie.
4) Brand
Loyality,
seberapa
jauh
kesetiaan
konsumen
dalam
mengkonsumsi Luwak White Koffie.
23
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
5. Purchase Intention
Menurut Sciffman dan Kanuk (2007), menjelaskan bahwa
pengaruh eksternal, kesadaran kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi
alternatif
adalah hal yang dapat menimbulkan purchase intention.
Menurut Desiarista dan Triastuti (2011), minat beli diperoleh dari proses
belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Purchase
intention menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya
dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika
seorang
konsumen
harus
memenuhi
kebutuhannya
akan
mengaktualisasikan apa yang ada dalam benaknya.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), purchase intention dapat
didefinisikan melalui indikator-indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk merefrensikan
produk kepada orang lain.
c. Minat preferensional, yaitu rasa ketertarikan seseorang terhadap suatu
produk.
Minat eksploratif, yaitu kecenderungan seseorang untuk mencari
informasi tentang produk.
Menurut Kotler dan Keller (2009), purchase intention adalah
sebuah perilaku dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli
atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih,
24
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
menggunakan dan mengkonsumsi atau menginginkan suatu produk.
Beberapa tahapan yang dilalui dalam proses memunculkan minat beli
konsumen ada tiga, yaitu:
a. Tahap Kognitif
Tahap kognitif adalah tahap yang terdiri dari kesadaran atau
pemahaman penerima pesan. Dalam tahap ini dalam pikiran penerima
pesan dapat dipengaruhi oleh pesan dalam iklan tersebut. Karena itu,
tahap ini terfokus pada iklan tersebut.
b. Tahap Afektif
Tahap afektif adalah tahap yang terdiri dari kesuksesan dan
kecenderungan penerima pesan akan produk yang diiklankan. Pada
tahap ini penerima pesan dipengaruhi alam emosinya. Sama halnya
pada tahap kognitif, terhadap afektif ini terfokus pada iklannya.
Komponen afektif meliputi sikap, evaluasi, perasaan tertentu pada
produk yang pesan-pesannya telah menyentuh konsumen.
c. Tahap Konatif
Tahap konatif merupakan tahap pembelian oleh penerima pesan.
Tahap ini mengacu pada tindakan. Semua berakhir pada perubahan
tentang seberapa jauh efektivitas dari produk yang diiklankan, karena iu
tahapan ini berfokus pada produknya. Kepuasan maupun ketidakpuasan
konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi tindakan
selanjutnya. Jika konsumen merasa puas akan suatu produk maka
kemungkinan untuk melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk
atau jasa akan lebih tinggi.
25
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Author (Th)
Judul
Hasil
Perbedaan
Penelitian yang dilakukan
Peran Brand
Kredibilitas
oleh Dei dan Sukaatmadja
Image Memediasi selebriti
menggunakan peran brand
Pengaruh
endorser
image untuk memediasi
Dei dan
Kredibilitas
berpengaruh
kredibilitas selebriti
Sukaatmadja Celebrity
secara
endorser.
(2015)
Endorser
langsung
Dei dan Sukaatmadja
Terhadap
terhadap
menggunkan teknik analisis
Purchase
purchase
SEM berbasis component
Intention
intention.
atau variance yaitu PLS
(Partial Least Square).
Penelitian yang dilakukan
Credibility
Pengaruh
oleh Pratiwi dan Moeliono
Celebrity
Celebrity
hanya menggunakan satu
Endorser
Pratiwi dan Endorser Mudy
variabel bebas yaitu
Maudy Ayunda
Moeliono
Ayunda Terhadap
celebrity endorser.
berpengaruh
(2015)
Minat Beli
Pratiwi dan Moeliono
secara positif
Produk Teh
menggunakan sampling
terhadap minat
Javana
insidental dalam
beli.
menentukan sampel.
The Impact of
L’Oreal Paris
Celebrity
Penelitian yang dilakukan
Fall Repair’s
Endorseement oleh Widjaja menggunakan
Celebrity
berpengaruh
peran brand image untuk
Endorsement
Widjaja
secara positif
memediasi.
toward Consumer
(2015)
signifikan
Penelitian yang dilakukan
Purchase
terhadap
oleh Widjaja menggunkan
Intention with
purchase
teknik analisis path analysis
Brand Image as a
intention.
dan sobet test.
Mediating
Variabel
Analisis
Penelitian yang dilakukan
Pengaruh Iklan
oleh Gunawan dan
Televisi dan
Iklan televisi
Dharmayanti menggunakan
Gunawan dan Endorser
berpengaruh
variabel intervening brand
Dharmayanti Terhadap
terhadap
awareness.
(2014)
Purchase
purchase
Gunawan dan Dharmayanti
Intention
intention.
menggunkan teknik
POND'S Men
analisispath analysis.
dengan Brand
26
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
Awareness
sebagai Variabel
Intervening
Suwarni,
Suharyono
dan Kumadji
(2015)
Rosandi dan
Sudarwanto
(2014)
Pengaruh Iklan di
Televisi, Kualitas
Produk dan
Harga Terhadap
Citra Merek Serta
Implikasinya
pada Minat Beli
Pengaruh Citra
Merek dan
Desain Kemasan
Terhadap Minat
Beli Konsumen
pada Produk Susu
Ultra
Pengaruh Harga
Diskon, Kualitas
Produk, Citra
Gristian
Merek, dan Iklan
(2016)
Terhadap Minat
Beli Celana Jeans
Levi's di
Surabaya
Jotopurnomo, Pengaruh Harga,
Laurensia,
Brand Image, dan
dan Semuel Electronic Word
Iklan televisi
berpengaruh
signifikan
secara
langsung
terhadap minat
beli.
Citra merek
berpengaruh
signifikan
secara
langsung
terhadap minat
beli.
Penelitian yang dilakukan
oleh Suwarni, Suharyono
dan Kumadji merupakan
penelitian eksplanatori
dengan pendekatan
kuantitatif.
Citra merek
berpengaruh
terhadap minat
beli.
Penelitian yang dilakukan
oleh Rosandi dan
Sudarwanto adalah
penelitian survey denga
pendekatan deskriptif
kuantitatif.
Rosandi dan Sudarwant o
menggunakan accidental
sampling dalam penentuan
sampelnya.
Rosandi dan Sudarwanto
menggunakan teknik
pengumpulan data observasi
dan angke.
Rosandi dan Sudarwanto
melakukan uji normalitas
menggunakan normal pplot.
Citra merek
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli.
Penelitian yang dilakukan
oleh Gristian menggunakan
variabel harga diskon,
kualitas produk, citra merek
dan iklan.
Gristian meneliti tentang
celana produk pakaian.
Citra merek
tidak
berpengaruh
Penelitian yang dilakukan
oleh Jotopurnomo,
Laurensia, dan Semuel
27
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
(2014)
of Mouth
Terhadap Minat
Beli Reservasi
Hotel Secara
Online
Arista dan
Astuti (2011)
Analisis
Pengaruh Iklan,
Kepercayaan
Merek, dan Citra
Merek terhadap
Minat Beli
Konsumen
signifikan
terhadap minat
beli.
Citra merek
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap minat
beli.
meneliti tentang hotel.
Jotopurnomo, Laurensia,
dan Semuel menyebarkan
kuesionernya secara online.
Jotopurnomo, Laurensia,
dan Semuel menggunakan
variabel Electronic Word of
Mouthdalam penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan
oleh Arista dan Astuti
mengumpulkan data dengan
menyebar kuesioner dan
melakukan wawancara.
Arista dan Astuti meneliti
tentang telkom speedy.
C. Kerangka Pemikiran
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2014), kerangka berpikir
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel-variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan lebih
lanjut tentang hubungan antara variabel bebas (independen) dan variabel
terikat (dependen).
1. Hubungan Credibility Celebrity Endorser dan Purchase Intention
Menurut Shimp (2014), credibility celebrity endorser adalah
sebuah sifat yang dimiliki oleh bintang televisi, aktor film, atlet terkenal,
ataupun orang yang sudah meninggal yang dapat menimbulkan
kepercayaan orang lain terhadap apa yang dia sampaikan. Credibility
mengacu pada sikap atau kecenderungan seseorang untuk mempercayai
apa yang dikatakan oleh orang lain. Menurut penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Dei dan Sukaatmadja (2015), memperoleh hasil nilai
28
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
koefisien sebesar 0,321 satuan dan signifikan pada alpha sama dengan 5
persen (nilai t hitung 3,180 > t tabel 1,96). Ini menunjukkan bahwa
credibility celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan secara
langsung terhadap purchase intention. Oleh karena itu dirumuskan
hipotesis sebaga berikut:
H1: Credibility celebrity endorser aktor Lee Min Ho berpengaruh positif
signifikan secara parsial terhdap purchase intention.
2. Hubungan Iklan Televisi dan Purchase Intention
Menurut Kotler dan Keller (2009), iklan televisi merupakan
serangkaian tayangan televisi yang dibuat dan dibayar oleh perusahaan
untuk menyampaikan pesan, biasanya digunakan untuk memasarkan suatu
produk atau sekedar menyampaikan suatu hal. Iklan televisi merupakan
salah satu bentuk periklanan yang dilakukan oleh produsen atau
perusahaan dalam mempromosikan produknya. Menurut penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Gunawan dan Dharmayanti (2014),
memperoleh hasil nilai koefisien sebesar 0,119 satuan dan signifikan pada
alpha sama dengan 5 persen (nilai t hitung 2,147 > t tabel 1,96). Ini
menunjukkan bahwa iklan televisi berpengaruh langsung terhadap
purchase intention. Oleh karena itu dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Iklan televisi berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap
purchase Intention.
3. Hubungan Citra Merek dan Purchase Intention
Menurut Kotler dan Keller (2009), citra merek (brand image),
mempresentasikan asosiasi-asosiasi yang diaktifkan dalam memori ketika
29
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
berpikir mengenai merek tertentu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Ghristian (2016), memperoleh hasil nilai koefisien sebesar 0,784
satuan dan signifikasi alpha sama dengan 5 persen (nilai t hitung 6,070 > t
tabel). Ini menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh positif dan
signifikan terhadap purchase intention.Oleh karena itu dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3: Citra merek berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap
purchase intention.
Credibility Celebrity Endorser
H1+
Aktor Lee Min Ho(X1)
H2+
Iklan Televisi (X2)
Purchase Intention
(Y)
H3+
Citra Merek (X3)
H4+
Keterangan:
= Hubungan secara parsial
= Hubungan secara simultan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
30
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
D. Hipotesis
Berdasarkan teori, hasil penelitian sebelumnya, dan kerangka
pemikiran di atas maka disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H1: Credibility celebrity endorser aktor Lee Min Ho berpengaruh positif
signifikan secara parsial terhadap purchase intention.
H2: Iklan televisi berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap
purchase intention.
H3: Citra merek berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap
purchase intention.
H4: Credibility celebrity endorser aktor Lee Min Ho, iklan televisi, dan citra
merek secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap purchase
intention.
31
Analisis Pengaruh Credibility..., Delvi Munna Vita, FEB UMP 2017
Download