HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: NORMA DIAN KUMALASARI F 100 110 072 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: NORMA DIAN KUMALASARI F 100 110 072 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ii HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Yang diajukan oleh: NORMA DIAN KUMALASARI F 100 110 072 Telah disetujui untuk dipertahankan di depan dewan penguji telah disetujui oleh : Pembimbing (Drs. Soleh Amini, M.Si) Surakarta, 17 Juni iii 2015 HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Yang diajukan oleh: NORMA DIAN KUMALASARI F 100 110 072 Telah Disetujui untuk Dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal, 2 Juli 2015 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat. Penguji Utama Dra. Soleh Amini, M.Si Penguji Pendamping I Achmad Dwityanto O., S.Psi., M.Si Penguji Pendamping II Drs. Mohammad Amir, M.Si ____________________ Surakarta, 14 Juli 2015 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi Dekan, (Taufik, M.Si, Ph.D) iv HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Norma Dian Kumalasari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] Pembimbing: Drs. Soleh Amini, M.Si Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kemandirian dalam pengambilan keputusan, tingkat konformitas, tingkat kemandirian dalam pengambilan keputusan dan sumbangan efektif konformitas terhadap kemandirian dalam pengambilan keputusan. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara konformitas dengan kemandirian dalam pengambilan keputusan. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiwa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 150 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental nonrandom sampling. Metode analisis menggunakan teknik korelasi product moment pearson. Penelitian ini menggunakan skala konformitas dan skala kemandirian dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,628 dengan p value = 0,000 < 0,01 yang berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara konformitas dengan kemandirian dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel konformitas mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 68,98 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 75 yang berarti konformitas subjek penelitian tergolong sedang. Variabel kemandirian dalam pengambilan keputusan mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 82,82 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5 yang berarti kemandirian dalam pengambilan keputusan subjek penelitian tergolong tinggi. Sumbangan efektif konformitas terhadap kemandirian dalam pengambilan keputusan sebesar 39,4. Kata kunci : konformitas, kemandirian dalam pengambilan keputusan jumlah mahasiswa Indonesia pada PENDAHULUAN Setiap tahun jumlah tahun 2011 adalah mahasiswa di Indonesia cenderung Bila meningkat. Latief (dalam Kompas, penduduk berusia 19-24 tahun, maka 2011) menyatakan bahwa didapatkan angka partisipasi kasarnya baru 18,4 1 dihitung 4,8 juta orang. terhadap populasi persen. Diasumsikan mahasiswa pada jumlah tahun kehidupan 2014 dengan persen. Para mahasiswa sejumlah itu perubahan kelak sosial, menjadi paling menonjol terjadi ketika masa remaja. Seiring mengalami peningkatan sebesar 30 akan dan pengganti memuncaknya fisik, proses kognisi, afeksi, dan mulai moral pimpinan, pekerja terhadap angkatan matangnya pribadi dalam memasuki sebelumnya. Sedemikian pentingnya dewasa peran mahasiswa terhadap kemajuan separasi (separation) dari orang tua negara, atau maka selama mahasiswa awal. keluarga masih di bangku sekolah diberbagai tingginya perguruan kemandirian tinggi harus dibekali, Tuntutan terhadap sejalan dengan kebutuhan akan (autonomy) dan dibiasakan, dilatih, diperankan untuk pengaturan diri (self directed). Sikap berinteraksi sosial, kemandirian yang otonomi tinggi terutama dalam pengambilan diwujudkan keputusan. kemandirian Menurut Santrock (2005) atau kebebasan melalui itu tingkat masing-masing mahasiswa. mahasiswa merupakan transisi dari Santrock (2002) berpendapat masa remaja menuju ke dewasa yaitu bahwa masa dewasa ialah adanya secara perjuangan berangsur-angsur akan antara membangun memperoleh kemampuan secara pribadi yang mandiri dan menjadi mandiri. Hurlock (2009) terlibat secara sosial, berlawanan menambahkan bahwa perkembangan dengan menuju kedewasaan ialah mampu mendefinisikan dirinya. Permulaan mengadakan penyesuaian diri secara masa dewasa adalah kemandirian mandiri sehingga ketika ada persoalan dalam membuat keputusan sehingga yang mampu menemukan tujuan hidup dan sulit mampu mengatasi persoalan tersebut dengan sendiri. Erikson hidup. remaja Seseorang untuk yang 2002) berhasil mencapai suatu tujuan hidup perkembangan yang stabil, akan memperoleh suatu kemandirian merupakan suatu isu pandangan yang jelas tentang dirinya, psikososial penting sepanjang rentang memahami perbedaan dan persamaan mengatakan (Steinberg, makna perjuangan bahwa 2 orang lain, menyadari kelebihan dan dewasa dan mempunyai keyakinan kekurangan dirinya, penuh percaya diri sendiri. Hal ini dilakukan karena diri, mampu mengambil keputusan adanya dorongan dari dalam diri dan dalam individu untuk dapat berdiri sendiri dalam dan mengenal masyarakat. Anggawati, bahwa peran (Frankl 2008) seseorang menambahkan yang membuat Kemandirian mampu keputusan keputusan dalam begitu mengambil penting bagi pada setiap menyerap makna hidup antara lain mahasiswa, bebas memilih langkah atau tindakan permasalahan yang sedang dihadapi sendiri menunutut untuk memilih mana yang dan secara pribadi bertanggung jawab terhadap sikap benar dan tingkah laku yang mereka anut keyakinan terhadap nasib. pengaruh dari orang lain. Setelah Salah satu bentuk kemandirian ialah kemandirian keputusan Menurut atau dengan sendiri bukan mahasiswa, maka pilihan tersebut making. harus dapat dipertanggungjawabkan. Khsusunya mana kemandirian merupakan kemampuan pengambilan keputusan meningkat psikologis yang harus sudah dimiliki secara matang tentang masa depan secara sempurna, karena memperoleh sehingga kebebasan ialah (2002) diri sesuai masa dewasa Santrock salah memilih sesuai dengan keinginan pengambilan decision dan karena sendiri. masa di mampu mencapai kepada untuk mahasiswa mengambil kemandirian sebagai suatu proses keputusan secara mandiri merupakan berkurangnya ketergantungan kepada tugas bagi mahasiswa agar dapat orang tua. Penelitian yang dilakukan belajar Arnett dalam buku Santrock (2005) merencanakan sesuatu. bahwa lebih dari 70 dan berlatih dalam persen Pengambilan keputusan pada mahasiswa mengatakan jika menjadi masa dewasa ternyata lebih kompeten dewasa berarti tugasnya bertanggung daripada jawab atas akibat dari tindakan diri kompeten dibandingkan anak-anak. sendiri, membentuk hubungan dengan Dewasa orang tua sebagai sesama orang pilihan-pilihan, menguji situasi dari 3 remaja, sekaligus cenderung lebih menghasilkan berbagai perspektif, mengantisipasi sendiri tanpa bantuan orang lain, akibat dari keputusan-keputusan dan sehingga mahasiswa dapat bebas dan mempertimbangkan percaya diri dalam mengutarakan kredibilitas sumber (Santrock 2005). Menginjak seseorang pendapat. usia akan 18 tahun Dalam rangka memperoleh melanjutkan gambaran atas realita mengenai kejenjang yang lebih tinggi untuk kemandirian pengambilan keputusan, kuliah ke Perguruan Tinggi yang peneliti melakukan survei awal pada diinginkan, saat itulah individu benar- mahasiswa semester 6 Universitas benar harus dapat mandiri karena jauh Muhammadiyah Surakarta Fakultas dengan orang tua dan tidak lagi Psikologi sebanyak 5 orang bahwa bergantung dengan teman seperti ketika dihadapkan pada pilihan untuk layaknya SMA. Teman-teman yang melanjutkan berada dalam lingkungan perkuliahan selanjutnya namun mahasiswa ini kini berasal dari berbagai daerah, merasa berbeda suku dan adat. Individu keputusan tersebut melanjutkan setidaknya harus dapat jenjang bingung pendidikan dan teman jenjang menunggu lain terkait pendidikan menyesuaikan dengan teman yang selanjutnya. Hal ini juga dialami oleh lain agar diterima oleh anggota mahasiswa Fakultas Ekonomi bahwa kelompok. setelah selesai menempuh jenjang Pengambilan mahasiswa keputusan hendaknya ini pendidikan S1 dihadapkan pilihan dapat untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan selanjutnya, membuat keputusan dengan sendiri jenjang tanpa bantuan orang lain, walaupun namun mahasiswa ini mengaku untuk mahasiswa dengan melihat teman-teman lain terlebih kelompok yang merupakan bentuk dahulu dan mengikuti saran teman penyesuaian karena berinteraksi diri, namun mampu mahasiswa menganggap menempatkan diri ketika didalam bahwa apa yang dianggap baik oleh kelompok. saat temannya maka terbaik pula untuk dihadapkan pada suatu masalah, maka dirinya. Pada suatu Universitas tidak diharapkan mampu menyelesaikan lepas dengan adanya UKM untuk Seperti halnya 4 kegitan mahasiswa diluar ini banyak mahasiswa yang bersikap perkuliahan, hal ini dalam pemilihan manja sehingga menjadi sulit dalam UKM mandiri berfikir, diberi masukan, mahasiswa lebih memilih UKM yang diikuti oleh teman-teman berempati, melihat kebaikan lain agar dapat berkumpul bersama. orang lain, dan cenderung egois. Ditambah Mahasiswa lagi dengan banyak saat ini memiliki mahasiswa yang mengalami kesulitan pemikiran praktis dan mengalami untuk mengatasi masalah berkaitan kebingungan jika dihadapkan pada perubahan peran dan tanggung jawab pilihan hidup sehingga cenderung dari siswa ke mahasiswa tersebut. mengikuti Perubahan sistem seperti guru, teman, dan orang tua.. pengambilan mata kuliah, interaksi Menurut William Damon, pengarang dengan jadwal buku “Jalan Munuju Tujuan” (The perkuliahan yang fleksibel, proses Path to Purpose) mahasiswa saat ini belajar-mengajar yang mandiri dan sangat takut membuat komitmen dan aktif, perubahan komunukasi dengan serba tidak pasti dalam menentukan orang tua, tuntutan untuk ikut serta karier. tersebut tenaga yaitu pengajar, dalam organisasi, perubahan dengan keputusan Fakta-fakta orang lain lain, yang tempat tinggal yang baru karena harus ditemukan dalam penelitian yang tinggal terpisah dengan orang tua dilakukan oleh Setyaningrum (2007) dapat menjadi sebuah stressor yang pada mahasiswa Unika Soegijapranta menimbulkan perasaan tidak terutama menyenangkan, tekanan, bahkan adalah semester ketika 2 diantaranya anggota gejala-gejala psikis lain yang dapat menuntut menghambat tujuan mengikuti kuliah dan mengajak pergi akademis mahasiswa yang akhirnya jalan-jalan. Mahasiswa akan selalu lebih memilih seperti mengikuti pemenuhan apa yang dilakukan oleh teman sebaya. individu kelompok keinginan untuk tidak kelompok, karena jika menolak takut dikucilkan Informasi yang didapat dari serta dianggap tidak setia kawan. artikel Majalah Psikologi Plus (edisi Setyaningrum (2007) menambahkan VII NO 4 Oktober 2012) bahwa saat bahwa pada Universitas lain juga 5 terdapat beberapa mahasiswa yang sosial. Mampu menyesuaikan diri membentuk berjenis dengan lawan jenis dalam hubungan kelamin sama. Kedekatan mereka yang sebelumnya belum pernah ada terjalin sejak semester awal kuliah dan dan menjadi kuat pada semester 2. orang yang lebih dewasa di luar Kedekatan antar mahasiswa tersebut lingkungan keluarga. Untuk mencapai akan tujuan dari pola sosialisasi yang ada, kelompok menimbulkan kekompakan, harus menyesuaikan seperti halnya pergi ke diskotik untuk maka dugem dan pesta minuman keras. berupaya Mereka cenderung ikut-ikutan karena teman sebaya, perubahan perilaku ingin untuk coba-coba dan tidak bisa menolak ajakan teman. harus dengan berinteraksi meningkatkan menjadi dengan pengaruh sama dan pengelompokan sosial yang baru. Pengambilan keputusan yang Atas ditemukannya realita seharusnya dari kehendak sendiri kemandirian pengambilan keputusan menjadi bergantung pada orang lain yang ada dikalangan mahasiswa maka mengakibatkan ketidakmandirian keterikatan dengan kelompok melalui yang akan terjadi dampak negatif bagi interaksi sosial dapat mengakibatkan mahasiswa misalnya konformitas. Salah satu menjadi kurang percaya diri, kurang kemandirian dalam pengambilan dapat membuat keputusan sendiri, keputusan ialah konformitas. akan kehilangan kebebasan, serta Konformitas sebagai bentuk interaksi kurang dapat berkreasi dikarenakan yang adanya tekanan didalam kelompok berperilaku sesuai dengan harapan untuk menjadi sama. Tuntutan yang kelompok atau masyarakat dimana ia dilakukan mahasiswa membuatnya tinggal, yang berarti konformitas untuk selalu mengikuti apa yang adalah suatu proses penyesuaian diri dilakukan dan demi memenuhi aturan dengan sosial yang berada dilingkungannya. menaati tersebut, Hurlock (2009) menambahkan bahwa seseorang berhubungan harus dengan didalamnya masyarakat norma faktor seseorang dengan dan cara nilai-nilai masyarakat. Konformitas biasanya mampu menyebabkan timbulnya kepatuhan penyesuaian dan ketaatan (Maryati dan Suryawati, 6 2008). Konformitas bentuk penyesuian merupakan untuk mengemukakan mengikuti dan mengubah perilaku berkembangnya sesuai Peran yang dialami oleh seseorang, yaitu pengaruh kecenderungan untuk menyerah dan dengan konformitas besar diri Yusuf dalam Andriani (2013) kelompok. mempunyai dalam proses pengambilan mengikuti bahwa sikap opini, conformity pendapat, nilai, keputusan pada mahasiswa tersebut, kebiasaan, kegemaran atau keinginan karena ketika mahasiswa dihadapkan teman pada mahasiswa memberikan dampak yang negatif dan memilih untuk mengikuti apa yang positif. Dampak negatif tersebut dapat dilakukan oleh kelompok. mempengaruhi suatu pilihan, Penelitian kemandirian Tidak oleh Asch (dalam Moesono, 2001) berperilaku konformitas menunjukkan adanya kecenderungan teman-temannya, hal ini menandakan konformitas pada orang, sehingga bahwa seseorang yang tidak mandiri keputusan yang dibuat secara dalam perilakunya yaitu seseorang individual dapat berubah ketika tidak menunjukkan bahwa dirinya dipengaruhi kelompok. Pada hasil memiliki kekuatan terhadap pengaruh penelitian oleh pihak lain yang ditandai dengan tidak Setyaningrum (2007) menunjukkan mudah terpengaruh dalam situasi bahwa memegang yang menuntut konformitas, tidak peranan penting dalam kemandirian mudah terpengaruh tekanan teman pengambilan keputusan, karena sebaya konformitas mempengaruhi aspek dalam dilakukan konformitas kehidupan dilakukan Konformitas seseorang. yang yang sebaya. seperti dan pilihan terhadap tua dalam kelompok sosial tanpa tekanan. Penelitian ini bertujuan untuk diikuti, penampilan, bahasa yang mengetahui digunakan, sikap dan nilai-nilai yang konformitas dianut, sehingga membuat individu dalam menjadi tingkat mandiri orang yang mengambil keputusan dan memasuki terhadap aktivitas sosial yang akan tidak sedikit dalam mengambil keputusan. antara dengan kemandirian pengambilan keputusan, kemandirian 7 hubungan konformitas, dalam tingkat pengambilan keputusan dan sumbangan efektif dari Sears (2009) yaitu :kepercayaan konformitas dalam terhadap kemandirian terhadap pengambilan keputusan. menjadi Hipotesis yang diajukan adalah ada kelompok, orang rasa takut menyimpang dan ketaatan. hubungan negatif antara konformitas dengan kemandirian HASIL DAN PEMBAHASAN dalam Berdasarkan hasil uji asumsi pengambilan keputusan variabel kemandirian METODE PENELITIAN keputusan) dalam dan (konformitas). pengambilan Tergantung dan linier, sehingga analisis yang pengambilan telah dilakukan dengan menggunakan Variabel (kemandirian dalam dengan keputusan memenuhi asumsi normal Variabel dalam penelitian ini adalah konformitas Variabel Subjek Bebas teknik dalam Pearson korelasi product diperoleh moment hasil nilai mahasiswa koefisien korelasi (r) sebesar -0,628 Muhammadiyah dengan p value = 0,000 < 0,01 yang Surakarta yang berjumlah 150 orang. berarti ada hubungan negatif yang Teknik pengambilan sampel yang sangat signifikan antara konformitas digunakan dalam penelitian ini adalah dengan incidental nonrandom sampling. pengambilan penelitian ini adalah Universitas Skala kemandirian sesuai dalam kemandirian keputusan. dengan dalam Hal Penelitian ini yang pengambilan keputusan ini disusun dilakukan oleh Asch (dalam Sarwono, oleh peneliti berdasarkan apek-aspek 2011) menunjukkan bahwa orang dari Masrun dkk dalam Yessica cenderung melakukan konformitas, (2008) yaitu :bebas dalam mengambil mengikuti penilaian orang lain, di keputusan, dalam tengah mengatasi masalah, percaya diri dan mereka mampu mengendalikan diri dalam menemukan permasalahan. tindakan, dan kesimpulannya berbeda inisiatif, gigih tekanan rasakan. kelompok Saat bahwa yang individu penilaian, Skala konformitas ini disusun dengan banyak orang, ia cenderung oleh peneliti berdasarkan apek-aspek akan mengubah keputusannya dan 8 mengikuti norma yang dikemukakan dapat membuat keputusan sendiri oleh kebanyakan orang. tanpa adanya tekanan dari kelompok Yusuf dalam Andriani (2013) mengemukakan berkembangnya sikap tersebut. bahwa Kemandirian merupakan suatu conformity sikap individu yang diperoleh secara yang dialami oleh seseorang, yaitu kumulatif kecenderungan untuk menyerah dan dimana individu akan terus belajar mengikuti untuk opini, pendapat, nilai, selama bersikap perkembangan mandiri kebiasaan, kegemaran atau keinginan menghadapi teman Konformitas lingkungan, sehingga pada akhirnya memberikan dampak yang negatif dan akan mampu berpikir dan bertindak positif. Dampak negatif tersebut dapat sendiri. mempengaruhi mandiri membutuhkan kesempatan, sebaya. kemandirian seseorang. Tidak sedikit berperilaku konformitas berbagai dalam Seseorang situasi untuk di dapat yang dukungan dan dorongan dari keluarga terhadap serta lingkungan di sekitarnya agar teman-temannya, hal ini menandakan dapat mencapai otonomi atas diri bahwa seseorang yang tidak mandiri sendiri (Fatimah, 2008). dalam perilakunya yaitu seseorang Salah satu faktor kemandirian tidak menunjukkan bahwa dirinya ialah konformitas. Menurut Maryati memiliki kekuatan terhadap pengaruh dan Suryawati (2008) konformitas pihak lain yang ditandai dengan tidak sebagai mudah terpengaruh dalam situasi didalamnya yang menuntut konformitas, tidak sesuai dengan harapan kelompok atau mudah terpengaruh tekanan teman masyarakat dimana ia tinggal, yang sebaya dalam berarti konformitas mengambil keputusan dan memasuki proses penyesuaian kelompok masyarakat dan orang sosial tua tanpa tekanan, bentuk interaksi seseorang dengan yang berperilaku adalah suatu diri dengan cara menaati sedangkan dampak positif tersebut norma dan nilai-nilai masyarakat. ditandai menunjukkan Konformitas biasanya menyebabkan kekuatan terhadap pengaruh-pengaruh timbulnya kepatuhan dan ketaatan. yang ada di sekelilingnya, sehingga Mahasiswa dengan 9 merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola individu kehidupan baru dan harapan-harapan keputusan. sosial baru. Diharapkan cenderung mengubah mampu Berdasarkan kategorisasi skala memainkan peran baru, sikap baru konformitas terdapat 0,02 % (3 orang) dengan dalam kategori sangat rendah, subjek tugas-tugas Penyesuain diri yang ini baru. menjadikan yang termasuk kategori rendah periode ini suatu periode khusus yang sebesar 0,27 % (41 orang), subjek sulit dari rentang hidup seseorang. dalam kategori sedang sebesar 0,68% Periode ini sangat sulit sebab sejauh (103 ini sebagian besar orang mempunyai tinggi sebesar 0,02 % (3 orang), dan orang tua, teman atau orang lain yang tidak ada subjek yang konformitasnya bersedia mereka berada dalam kategori sangat tinggi mengadakan penyesuain diri. Padahal sebesar 0%. Hal ini berarti bahwa diharapkan mengadakan penyesuain tekanan yang ada dalam norma sosial diri yang mandiri, ketika seseorang cukup menemui kesulitan maka cenderung perilaku individu untuk melakukan akan mengikuti aturan di dalam konformitas. Menurut Baron & Byrne kelompok (Hurlock, 2009). (2004) berpendapat bahwa seseorang menolong Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya orang), sedangkan memiliki pengaruh kategori dalam konform terhadap kelompok terjadi yang jika perilaku individu didasarkan pada dilakukan oleh Setyaningrum (2007) harapan kelompok atau masyarakat. yang Keinginan dari remaja untuk selalu memperoleh konformitas hasil memegang bahwa peranan berada dan diterima oleh penting dalam kemandirian dalam kelompoknya akan mengakibatkan pengambilan remaja bersikap konformitas terhadap mahasiswa, keputusan karena pada konformitas kelompoknya. mempengaruhi berbagai aspek dalam Berdasarkan kategorisasi skala kehidupan seseorang seperti pilihan kemandirian aktivitas sosial yang akan diikuti, keputusan terdapat 0% dalam kategori penampilan, bahasa, sikap dan nilai- sangat rendah, subjek yang termasuk nilai yang dianut sehingga membuat kategori rendah sebesar 0%, subjek 10 dalam pengambilan dalam kategori sedang sebesar 0,48% memberikan (73 orang), sedangkan kategori tinggi sebesar sebesar 0,48% (73 orang), dan berada kemandirian dalam kategori sangat tinggi sebesar keputusan. 0,29 % (44 orang). Hal ini berarti bahwa konformitas mempengaruhi bahwa kemandirian mahasiwa dalam kemandirian mengambil beradadi keputusan sebesar 39,4 %, sehingga kategori tinggi. Hal ini menandakan masih ada 60,56 % faktor lain yang mahasiwa mempunyai pengendalian mempengaruhi kemandirian dalam diri yang besar sehingga mampu pengambilan menciptakan konformitas. Hal ini sesuai dengan keputusan kemandirian mengambil keputusan. Santrock (2002) dalam Menurut 39,44 terdapat efektif % dalam Hal pendapat menambahkan sumbangan terhadap pengambilan ini menunjukkan dalam pengambilan keputusan selain Setyaningrum faktor-faktor (2007) lain yang bahwa seseorang yang mandiri ialah mempengaruhi kemandirian seperti a) adanya antara pola asuh orang tua tidak lepas dari membangun pribadi yang mandiri dan peran orang tua dan pengasuhan yang menjadi terlibat secara sosial, lebih diberikan orangtua sehingga dapat banyak mengeksplorasi berbagai gaya membentuk nilai kemandirian pada hidup seseorang, b) usia yang memasuki perjuangan dan nilai-nilai, kemandirian luas. primary age year sudah mampu Permulaan untuk mencapai suatu memenuhi kebutuhan dasar lepas kemandirian kemandirian bantuan orang lain, c) pendidikan keputusan. yang semakin tingg dapat membentuk dalam yang menikmati adalah lebih membuat Pembuatan keputusan secara luas tingkat tentang karir, nilai-nilai, keluarga dan semakin tinggi, d) urutan kelahiran, e) hubungan serta mempu memilih dari jenis kelamin, f) interaksi sosial, dan berbagai g) alternatif dan kemandirian inteligensi sebagai suatu mempertimbangkan dampak positif kemampuan dan negatif. individu dalam memecahkan masalah Berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa sendiri. konformitas 11 yang seseorang memungkinkan Berdasarkan hasil penelitian 1. Ada hubungan negatif dapat disimpulkan bahwa konformitas sangat cukup memberikan peranan penting konformitas dengan kemandirian terhadap dalam pengambilan keputusan pengambilan kemandirian dalam keputusan sehingga signifikan yang yang dilihat antara dari dapat dijadikan tolak ukur. Seseorang perhitungan yang korelasi sebesar -0,628 dengan p melakukan konformitas termasuk bentuk penyesuaian diri dan nilai hasil koefisien value = 0,000< 0,01. interaksi sosial terhadap pola-pola 2. Tingkat konformitas termasuk kehidupan baru dan harapan-harapan kategori sedang dilihat dari rerata sosial empirik (RE) sebesar 68,98 dan baru, sehingga diharapkan mampu memainkan peran baru, sikap rerata hipotetik (RH) sebesar 75. baru dengan tugas-tugas yang baru. 3. Tingkat kemandirian dalam Adanya pengaruh sosial di dalam pengambilan keputusan kategori kelompok dapat tinggi dilihat dari rerata empirik mempengaruhi keputusan-keputusan (RE) sebesar 82,82 dan rerata yang telah dibuat oleh individu, hipotetik (RH) sebesar 72,5 . tersebut maka sehingga cenderung akan tergantung 4. Sumbangan efektif konformitas oleh orang lain dan menyebabkan terhadap ketidakmandirian, pengambilan keputusan adalah namun jika seseorang dapat mengendalikan diri kemandirian dalam 39,44 %. dari pengaruh sosial cukup mudah untuk mencapai kemandirian dalam SARAN pengambilan keputusan sesuai dengan Berdasarkan hasil kesimpulan yang diharapkan. penelitian, penulis menyampaikan rekomendasi sebagai berikut : KESIMPULAN Terkait Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dan pembahasan dapat disimpulkan dengan maka uraian dapat hasil dijadikan kajian teoritis dalam bidang psikologi bahwa : sosial 12 dan perkembangan untuk menambah ilmu pengetahuan dari Terkait hasil penelitian yang telah dilakukan. selanjutnya Terkait dengan hasil penelitian, bagi yang penelitian terarah dengan masalah yang sama, diharapkan untuk maka pihak Universitas menghimbau mengkaji bagi memiliki mempengaruhi kemandirian dalam tingkat pengambilan keputusan dan dapat pengambilan melakukan proses pengambilan data mahasiswa yang konformitas tinggi kemandirian dalam keputusan yang dan rendah dapat faktor lain yang dengan situasi yang kondusif . mengikuti berbagai kegiatan yang meningkatkan kemandirian dalam DAFTAR PUSTAKA pengambilan keputusan, seperti mengadakan pelatihan tentang Andriani, Tita. (2013). Progam Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemandirian Perilaku Siswa. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia kemandirian dalam pengambilan keputusan, mengikuti UKM yang diminati, mengikuti perlombaan karya ilmiah, perlombaan kegiatan lain debat sesuai kemampuan dan Anggawati. (2008). Hubungan Antara Perlaku Propsosial Dengan Kebermaknan Hidup Pada Siswa SMA Muhammadiyah 1 Magelang. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikolgi Universitas Ahmad Dahlan. dengan yang dimiliki mahasiswa, maka dari hal tersebut dapat memperkuat kepercayaan diri mahasiswa yang dapat meningkatkan kemandirian dalam keputusan. Sehingga pengambilan Baron, R.A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial (Jilid 1). Jakarta: Erlangga. terbentuk perilaku mandiri dalam mengambil keputusan pada mahasiswa yang Fatimah, Enung. (2008). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV Pustaka Ceria. dapat menurunkan konformitas serta meningkatkan kemandirian dalam pengambilan keputusan pada Hurlock, Elizabeth B. (2009). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta : Erlangga. mahasiswa tanpa tergantung oleh orang lain. 13 Latief, (2011). Mahasiswa di Indonesia Cuma 4,8 juta. Kompas. 26 Maret 2011. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Majalah Psikologi Plus. Edisi VII. Oktober 2012. Anak Manja. Hal 25. Maryati, K. & Suryawati, J. (2008). Sosiologi. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2005). Adolescence: perkembangan remaja (edisi ke6). (Terjemahan Shinto B.Adelar & Saragih). Time Mirror Higher Education. (Buku Asli di Terbitkan Tahun 1996). _______________. (2002). Live Span Development (Perkembangan Masa Hidup : Edisi 5). Jakarta : Erlangga. Sarwono, Sarlito Wirawan. (2011). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika. Setyaningrum, Anita. (2007). Hubungan Konformitas dengan Kemandirian Pengambilan Keputusan pada Mahasiswa. Skripsi. Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Steinberg, L. (2002). Adolescence (Sixth edition). New York : McGraw-Hill. Yessica, Intan Lorreta. (2008). Fenomena Kemandirian Anak tunggal. Skripsi. Semarang : 14