7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya
Melihat pada jurnal pertama yang dijadikan referensi dalam penelitian ini
yaitu, “Pengaruh Media Film Dokumenter Terhadap Kemampuan Menulis Kreatif
Puisi Oleh Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Kisaran Tahun Ajaran 2012/ 201” yang
ditulis oleh Irnawati Hutagalung (2013), maka didapatkan kesimpulan bahwa,
terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil pembelajaran sebelum menggunakan
media film dokumenter, dan setelah menggunakan media film dokumenter, dengan
naiknya nilai rata-rata siwa dari sebelumnya sebesar 71,57 menjadi 81,86. Perbedaan
yang ada dalam jurna ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah jurnal ini
menggunakan one group pretest posttest.
Pada jurnal kedua yang berjdul “Pengembangan Model Pembelajaran
Sosiodrama Dengan Menggunakan Media Film Dokumenter Sekunder Terhadap
Siswa Program Studi Pendidikan Sejarah” oleh Syarifuddin (2013), didapatkan
kesimpulan, dari evaluasi hasil belajar siswa, hasil belajar siswa setelah
pembelajaran sejarah dengan model sosiodrama menggunakan media film
dokumenter sekunder adalah sangat baik. Jurnal ini menggunakan teori penelitian
adalah teori S-O-R (stimulus respon), dan teori perilaku.
Jurnal ketiga pada peneltian ini menggunakan paradigma Positifistik dengan
jenis penelitian Kuantitatif Eksplanatif yang merupakan paradigma dan jenis
penelitian yang sama yang digunakan dalam penelitian ini. Jurnal yang berjudul
“The Influence Of Using Documentary Film Study Results Of Students History
Lesson” oleh Emilda Rani,Maskun, dan Supraman Arif (2014) menggunakan Teori
S-O-R (stimulus respon).
Dari Jurnal keempat yang berjudul “Effects Of A Documentary Film On
Public Stigma Related To Mental Illness Among Genetic Counselors” oleh Kelly
Anderson, Jehannie C. Austin (2011), didapatkan kesimpulan bahwa Setelah
menonton film dokumenter peserta merasa lebih nyaman bertanya tentang penyakit
kejiwaan , dan ditunjukkan pada perbaikan dalam sikap.
Film dokumenter dapat dimasukkan ke dalam pelatihan program konseling
sebagai cara untuk meningkatkan kenyamanan dengan meminta klien bercerita
7
8
tentang pengalaman pribadi atau keluarga yang mempunyai sejarah penyakit
kejiwaan, dan berpotensi mempromosikan pengembangan aliansi terapeutik dengan
masa depan pasien dengan penyakit mental.
Jurnal kelima yang dijadikan referensi dalam penelitian ini berjudul
“Knowledge Of The Birth Process Among Undergraduates: Impact Of Screening Of
A Documentary Featuring Natural Childbirth In Low-Risk Pregnancies” yang
disusun oleh Kavanagh, Katherine F Joyce, Stephanie M, Nicklas, Jennifer, Nolte,
Joy V, Morgan, Lauren G, Lou, Zixin (2012), menggunakan teori teori uses and
effect yang sama dengan penelitian yang sedang dilakukan. Jurnal ini juga
mengungkapkan hasil bahwa paparan diskusi film dokumenter, mengakibatkan
peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan tentang banyak risiko yang terkait
dengan kelahiran sesar, dibandingkan dengan persalinan normal tanpa pengobatan.
No.
1.
Tabel 2.1 State of Art
Teori
Metodologi
Judul Penelitian &
Peneliti / Lembaga
PENGARUH
Teori yang
MEDIA FILM
digunakan
Hasil
One group pretest Terdapat pengaruh yang
posttest
signifikan antara hasil
Kuantitatif
pembelajaran sebelum
Eksplanatif
menggunakan media film
DOKUMENTER
dalam penelitian
TERHADAP
adalah teori uses
KEMAMPUAN
and gratification
dokumenter, dan setelah
MENULIS
dan teori
menggunakan media film
KREATIF PUISI
perilaku.
dokumenter, dengan
OLEH SISWA
naiknya nilai rata-rata siwa
KELAS VII SMP
dari sebelumnya sebesar
NEGERI 1
71,57 menjadi 81,86.
KISARAN TAHUN
AJARAN 2012/
2013- Irnawati
Hutagalung (2013).
2.
PENGEMBANGAN
Teori yang
MODEL
digunakan
PEMBELAJARAN
SOSIODRAMA
dalam penelitian
adalah teori S-
Positifistik
Kuantitatif
Eksplanatif
Dari evaluasi hasil belajar
siswa, hasil belajar siswa
setelah pembelajaran
sejarah dengan model
9
No.
Judul Penelitian &
Peneliti / Lembaga
DENGAN
O-R (stimulus
MENGGUNAKAN
respon), dan
media film dokumenter
teori perilaku.
sekunder adalah sangat
MEDIA FILM
Teori
Metodologi
Hasil
sosiodrama menggunakan
baik.
DOKUMENTER
SEKUNDER
TERHADAP
SISWA PROGRAM
STUDI
PENDIDIKAN
SEJARAH -FIKIP
UNSRI- Syarifuddin
(2013).
3.
THE INFLUENCE
Teori yang
OF USING
digunakan
DOCUMENTARY
dalam penelitian
Positifistik
Kuantitatif
Eksplanatif
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hasil
belajar menggunakan film
FILM STUDY
adalah teori S-
dokumenter kelas
RESULTS OF
O-R (stimulus
eksperimen berpengaruh
STUDENTS
respon).
terhadap hasil belajar
HISTORY
siswa hal ini ditunjukan
LESSON-
dari nilai rata-rata
FKIP UNILA-
posttest sebesar 82,42
Emilda
sehingga penggunaan
Rani,Maskun, dan
film dokumenter
Supraman Arif
berpengaruh
(2014).
signifikan terhadap hasil
belajar sejarah siswa
kelas VII-1 SMP Negeri
1 Martapura
OKU Timur.
4.
EFFECTS OF A
Teori yang
DOCUMENTARY
digunakan
FILM ON PUBLIC
dalam penelitian
Positifistik
Kuantitatif
Eksplanatif
Setelah menonton film
dokumenter peserta merasa
lebih nyaman bertanya
10
No.
Judul Penelitian &
Peneliti / Lembaga
STIGMA RELATED
adalah teori S-
tentang penyakit kejiwaan ,
TO MENTAL
O-R (stimulus
dan ditunjukkan pada
ILLNESS AMONG
GENETIC
Teori
Metodologi
respon), dan
Hasil
perbaikan dalam sikap.
teori perilaku.
COUNSELORS –
Film dokumenter dapat
Kelly Anderson,
dimasukkan ke dalam
Jehannie C. Austin
pelatihan program
(2011)
konseling sebagai cara
untuk meningkatkan
kenyamanan dengan
meminta klien bercerita
tentang pengalaman
pribadi atau keluarga yang
mempunyai sejarah
penyakit kejiwaan, dan
berpotensi
mempromosikan
pengembangan aliansi
terapeutik dengan masa
depan pasien dengan
penyakit mental.
5.
KNOWLEDGE OF
Teori yang
THE BIRTH
digunakan
PROCESS AMONG
dalam penelitian
UNDERGRADUAT
adalah teori uses
ES: IMPACT OF
and effect
Positifistik
Kuantitatif
Eksplanatif
Hasil penelitian ini pada
akhirnya dapat digunakan
untuk mempengaruhi
tingkat sesar primer,
karena mendidik
SCREENING OF A
konsumen akan
DOCUMENTARY
pengambilan keputusan
FEATURING
persalinan di masa depan,
NATURAL
setidaknya banyak
CHILDBIRTH IN
permintaan ibu untuk sesar
LOW-RISK
adalah faktor penyebabnya.
11
No.
Judul Penelitian &
Peneliti / Lembaga
PREGNANCIES-
Teori
Metodologi
Hasil
Paparan diskusi film
Kavanagh, Katherine
dokumenter
F Joyce, Stephanie
mengakibatkan
M, Nicklas, Jennifer,
peningkatan yang
Nolte, Joy V,
signifikan dalam
Morgan, Lauren G,
pengetahuan tentang
Lou, Zixin (2012)
banyak risiko yang terkait
dengan kelahiran sesar,
dibandingkan dengan
persalinan normal tanpa
pengobatan.
2.2 Teori Umum
2.2.1 Teori Komunikasi
Ada tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis,
terminologis, dan paradigmatic :
1) Secara Etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata, yaitu
komunikasi berasal dari bahasa latin ‘communicatio’ dan perkataan ini bersumber
dari kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang
dikomunikasikan.
2) Secara Terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain.
3) Secara Paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen
berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Contohnya adalah ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi, dan sebagainya. Demikian
pula pemberitaan surat kabar dan majalah, penyiaran radio dan televisi atau
pertunjukkan film di gedung bioskop, dan lain-lain (Suprapto,2011:7).
12
2.2.1.1 Unsur – unsur komunikasi
Unsur-Unsur Komunikasi (Mulyana,2008:69 – 71) :
1) Sumber (source) Unsur ini sering disebut juga pengirim (sender), penyandi
(encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator.
Sumber disini berperan sebagai pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi,
perusahaan atau bahkan suatu negara. Apa yang akan disampaikan oleh sumber di
dalam pikirannya perlu diubah menjadi pesan verbal dan non verbal. Proses inilah
yang disebut penyandian (encoding).
2) Pesan (message) Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga
komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk
atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat
merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan,
wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, puisi, famlet). Pesan juga
dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh
(acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatap mata, dan sebagainya), juga
melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya.
3) Saluran atau media Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesannnya kepada penerima. Pada dasarnya
komunikasi manusia menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan suara, serta ke
lima indera kita untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran juga merujuk pada
cara penyampaian pesan: langsung (tatap- muka), atau lewat media (surat kabar,
majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran,
Overhead Projector (OHP), sistem suara (sound system) multimedia, semua itu
dikategorikan sebagai (bagian dari) saluran komunikasi. Masih banyak saluran media
lainnya yang dapat menyampaikan pesan, yaitu komputer, telepon, faksimili,
komputer, dan sebagainya.
4) Penerima (receiver) Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan
(destination), komunikate (communicatee), penyandi-balik (decoder) atau khalayak
(audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima
pesan dari sumber. Apa yang disampaikan oleh sumber kepada penerima pesan akan
13
menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal
yang dapat dipahami oleh penerima. Proses ini disebut penyandian-balik (decoding).
5) Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut,
misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur,
perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang
ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilihnya dalam
pemilu), dan sebagainya.
2.2.1.2 Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Komunikasi sebagai tindakan satu arah selalu dikaitkan dengan komunikasi model
Laswell yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Who? (siapa/sumber) Sumber yang dimaksud yaitu komunikator selaku pihak
yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi.
2. Says What? (pesan) Apa yang akan disampaikan komunikator kepada penerima
atau komunikan. Pesan yang disampaikan merupakan seperangkat symbol verbal
ataupun non verbal yang mewakili gagasan ,perasaan, dan nilai
3. In Which Channel? (saluran/media)
Alat yang digunakan komunikator menyampaikan pesan terhadap komunikan baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui media cetak, elektronik, dan
sebagainya.
4. To Whom? (untuk siapa/penerima) Tujuan penyampaian pesan tersebut, target dari
komunikator yaitu komunikan, khalayak (audience), pendengar.
5. With What Effect? (dampak/efek) Dampak atau efek (feedback) yang terjadi
setelah komunikator menyampaikan pesan terhadap komunikan dalam bentuk
perubahan sikap atau tingkah laku. Pemahaman ini menekankan bahwa komunikasi
merupakan proses yang disengaja dilakukan untuk menyampaikan pesan/rangsangan
untuk mendapatkan respons dari penerima pesan tersebut (Rohim,2009:9).
2.2.2 Teori Komunikasi Massa
Beberapa fungsi komunikasi massa, diantaranya adalah :
1. Informasi : Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat
dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi
informasi adalah berita yang disajikan. Namun berita yang disajikan harus
merupakan fakta, yaitu informasi yang benar-benar terjadi di masyarakat. Fakta-fakta
14
yang dimaksud bisa diringkas dalam istilah 5W + 1H (What, Where, Who, When,
Why, + How) atau Apa, Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, Bagaimana. Jadi intinya,
fungsi komunikasi massa sebagai media pemberi informasi yang berdasarkan fakta.
2. Hiburan : Dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, fungsi hiburan dalam
media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi. Berbeda dengan media cetak
yang menempatkan informasi di posisi teratas. Ditambah lagi masyarakat
menjadikan televisi sebagai sarana media hiburan
3. Persuasi : Fungsi persuasi tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan
hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berbentuk
informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi.
4. Transmisi Budaya : Salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas
meskipun paling sedikit dibicarakan adalah transmisi budaya. Sebagai contoh,
televisi bukan hanya merupakan cermin tetapi juga pengikat waktu. Sebagaimana
program televisi atau film yang mempertontonkan tema- tema tabu, merefleksikan
perubahan di dalam struktur sosial (perubahan dimana televisi bertanggung jawab
terhadap semua sebab itu).
5. Mendorong Kohesi Sosial : Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan.
Dimana media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa
merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukanlah
keadaan yang baik bagi kehidupan mereka (Nurudin,2007:66-90).
2.2.3 Teori Media Massa
Jenis – jenis media massa (Suryawati,2011:37) :
1. Media cetak, sebuah media komunikasi yang sifatnya tertulis atau tercetak. Media
cetak terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah.
2. Media eletronik, perkembangan teknologi dalam media massa. Media elektronik
sangat menarik bagi publik sebab media elektronik sangat cepat dalam penyampaian
pesannya. Media elektronik sendri terdiri dari radio dan televisi.
3. Media Internet (media online), media komunikasi yang menggunakan perangkat
internet. Dengan hal itu, media internet termasuk media massa yang sangat populer
dan memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas ini diloihat dari penggunaan media
internet dalam perangkat komputer, handphone, dan tablet.
15
2.2.3.1 Karakteristik Televisi
Menurut Anton Mabruri, dalam bukunya Penulisan Naskah TV (Mabruri,2009:4),
menyatakan bahwa televisi memiliki karakteristik yaitu antara lain :
1. Pesan yang disampaikan untuk khalayak luas
2. Heterogen dan tidak mengenal batas geografis ataupun cultural
3. Bersifat umum
4. Tidak ditujukan untuk pribadi
5. Cepat, selintas
6. Berjalan satu arah
7. Terorganisasi
8. Periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek kehidupan
2.2.3.2 Kekuatan dan Kelemahan Televisi
Ada 4 kekuatan televisi, yaitu (Syahputra,2006:70) :
1.
Menguasai jarak dan
waktu,
karena
teknologi
televisi
menggunakan
elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.
2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas
terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.
3. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh
kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).
4. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematik.
Sedangkan kelemahan televisi, yaitu (Syahputra,2006:70) :
1. Media televisi terikat waktu tontonan.
2. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung
dan vulgar.
3. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat
“transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh
pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam
bentuk kliping.
2.2.3.3 Fungsi Televisi
Menurut (Ardianto,Elvinaro,Erdiyana,Komala,2005:128) fungsi televisi sama
dengan fungsinya media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran) yakni memberi
informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih
16
dominan pada media televisi, sebagaimana tujuan utama khalayak menonton televisi
adalah untuk memperoleh hiburan, dan untuk mendapatkan informasi. Tiga pokok
fungsi televisi yaitu:
1. Fungsi Penerangan (The Information Function)
Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat
memuaskan. Hal ini disebabkan 2 faktor terdapat didalamnya, yaitu : “immediacy”
dan “realism”. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang
disiarkan stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa
itu berlangsung, seolah – olah mereka berada ditempat peristiwa itu terjadi.
Sedangkan Realism mengandung makna kenyataan, dimana televisi menyiarkan
informasi secara audio visual sesuai dengan fakta. Dengan melaksanakan fungsinya
sebagai media penerangan, stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam
bentuksiaran pandang mata, berita dilengkapi dengan gambar–gambar yang sudah
tentu faktual.
2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)
Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan
acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan.
Sesuai dengan makna pendidikan, yakni pengetahuan dan penalaran masyarakat
televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara impisit mengandung pendidikan
seperti film, kuis dan sebagainya yang disebut Educational Television (etv), yaitu
acara pendidikan yang disisipkan dalam siaran yang sifatnya umum. Karena
keampuhannya itulah, makan fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan
lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang disebut instruction
television.
3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)
Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan. Sebagian besar
dari alokasi waktu massa siaran diisi oleh acara- acara hiburan. Hal ini dapat
dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara
bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak
mengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara.
17
2.2.3.4 Dampak Acara Televisi
Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu:
a. Dampak Positif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan
memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan.
b. Dampak peniruan, yaitu pemirsa yang diharapkan pada tend aktual yang
ditayangkan televisi.
c. Dampak prilaku, yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah
ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari- hari
(Elvinaro,2007:137).
2.2.3.5 Program televisi
Program Acara Televisi Pengertian program acara televisi yaitu kata
“program” itu sendiri berasal dari bahasa Inggris proggrame atau program yang
berarti acara atau rencana. Undangundang penyiaran Indonesia tidak menggunakan
kata program untuk acara, tetapi 36 menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan
sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih
sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk
mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan
stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya (Morissan, 2008:200).
2.2.3.6 Jenis Program Televisi
Program televisi adalah segala macam hal yang ditampilkan suatu stasiun
televisi untuk memenuhi kebutuhan khalayaknya agar mereka tertarik untuk
mengikuti siaran televisi yang disuguhkan oleh stasiun televisi tersebut.
Dari berbagai macam jenis program yang disajikan stasiun televisi, terbagi menjadi
dua jenis program yaitu (Morrisan,2005:104) :
1. Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis program siaran yang bertujuan untuk
menyampaikan suatu tambahan pengetahuan atau informasi kepada audiens. Program
informasi juga terbagi menjadi dua jenis program, yaitu :
1) Berita Keras (Hard News)
Berita keras (hard news) adalah berbagai macam bentuk informasi yang penting dan
menarik yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh khalayak
secepatnya.
18
Berita keras (hard news) juga terbagi menjadi beberapa jenis program, yaitu:
a. Straight News, yaitu berita singkat (tidak detail) yang menyajikan informasi
terpenting saja terhadap setiap peristiwa yang diberitakan
b. Feature, yaitu berita yang menampilkan berita-berita ringan namun dikemas
dengan menarik.
c. Infotainment, yaitu berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orangorang yang terkenal dikalangan masyarakat (celebrity).
2) Berita Lunak (Soft News)
Berita Lunak (soft news) adalah informasi yang penting dan menarik yang
disampaikan dengan mendalam (indepth) namun tidak bersifat segera untuk
ditayangkan. Soft News pun terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Current Affair,
magazine, talkshow, feature, documentary (Morissan,2005:105) :
a. Current Affair, yaitu program yang menyajikan informasi yang ada kaitannya
dengan suatu berita penting yang telah ada sebelumnya namun dibuat secara lengkap
dan mendalam.
b. Magazine, yaitu program yang menampilkan informasi ringan namun dikemas
secara mendalam. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu informasi
daripada aspek pentingnya.
c. Documentary, yaitu program informasi yang mempunyai tujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun dikemas secara menarik.
d. Talk Show, yaitu suatu program yang menampilkan beberapa orang membahas
suatu isu atau topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara.
e. Feature, yaitu suat program yang menampilkan berita atau informasi yang ringan
namun dikemas dengan menarik.
2. Program Hiburan
Program hiburan merupakan bentuk sairan yang memiliki tujuan untuk menghibur
khalayak, misalnya dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Jenis program
yang termasuk kedalam kategori program hiburan diantaranya :
a.
Drama, yaitu suatu pertunjukan yang menyajikan cerita tentang kehidupan
ataupun karakter seseorang ataupun beberapa orang tokoh yang diperankan oleh
pemain yang melibatkan emosi dan konflik di dalam alur dan isi ceritanya.
b. Permainan (game show), yaitu suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah
orang, baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk
mendapatkan sesuatu yang berupa hadiah.
19
c.
Musik, yaitu suatu pertunjukan yang menampilkan kemampuan seseorang atau
beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio maupun di luar studio. Artis yang
menarik audiens merupakan salah satu faktor yang penting dalam program musik di
televisi. Tidak hanya kualitas suara, namun juga berdasarkan pengemasan
penampilan yang lebih menarik audiens.
d.
Pertunjukan, yaitu program yang menampilkan kemampuan seseorang atau
beberapa orang pada suatu lokasi baik di dalam studi maupun di luar studio.
(Soenarto,2007:62-63) juga membagi program menjadi dua jenis, yaitu drama dan
non-drama, yang pembagiannya sebagai berikut :
a. Program Drama
Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita. Untuk
membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format sinetron yang terdiri dari
beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama legenda, sinetron
drama komedi, sinetron drama saduran dan sinetron yang yang dikembangkan dari
cerita atau buku novel, cerita pendek dan sejarah (Soenarto,2007:62-63).
b. Program Non-Drama
Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita. Acara
non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis dokumenter termasuk program
nondramatik ini bisa didapatkan dari keadaan senyatanya, bisa mengenai alam,
budaya manusia, ilmu pengetahuan dan kesenian (Soenarto,2007:62-63). Program
non-drama di televisi menurut Sony Set adalah acara terbanyak yang kita tonton
selama hidup kita. Dari tayangan reality show, talkshow, kuis, games, features, star
talent search, audisi para bintang, kombinasi program televisi dan sebagainya
menghiasi hari-hari kita dengan wacana (Set, 2008: 20). Kombinasi berbagai macam
program televisi seperti berita, talkshow, live band performance, live cooking dan
sebagainya, yang digabung dalam sebuah program, biasa disebut sebagai Variety
Show.
2.2.3.7 Konten Program
Di dalam sebuah program acara memilki beberapa konten yang diantaranya adalah
narator, narasumber, lokasi dan materi acara.
20
1. Narasi
Naskah merupakan idea atau gagasan dalam bentuk susunan kalimat dan dari
susunan kalimat tadi bisa dikeahui maksud dan tujuannya, karena, di dalamnya
terdapat informasi/ pesan yang ingin disampaikan (Darwanto,2007:2002).
Hal-hal yang perlu diperehatikan dalam naskah antara lain :
1. Jelas
Yaitu kejelasan menempati prioritas utama dalam penelitian naskah. Clarity has
top priority! Kata dan kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung
dimengerti”.narator hanya memilki satu kesempatan untuk berkomunikasi dengan
penonton. Berbeda dengan pembaca Koran yang dapat membaca artikel secara
berulang–ulang sampai dapat memahami secara jelas.
2. Ringkas
Satu ide untuk satu klaimat dihindari pemakaian anak kalimat. Naskah harus
disusun dengan kalimat-kalimat ringkas sebagaimana kalimat yang biasa
diucapkan saat bercakap-cakap.
3. Sederhana
Yaitu kata- kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam
percakapan keseharian, tidak rumit atau tidak teknis – ilmiah yang kurang dikenal
kalangan awam. Sekuat mungkin hindari istilah asing, gaya bahasa birokrasi,
bahasa hukum atau jargon.
4. Aktif
Yaitu digunakan kalimat aktif, bahan pasif. Contoh : “mahasiswa memprotes
dosen” bukan : “dosen diprotes mahasiswa”.
5. Imajinatif
Yaitu naskah harus mampu
mengembangakan imajinasi penonton dengan
kekuatan audio dan visual.
6. Hindari akronim
Yaitu kalaupun harus menggunakannya beri keterangan sesudah atau sebelum
dikemukakan.
7. Global
Yaitu hindari sedapat mungkin detail yang tidak perlu, sesederhana fakta.
Penonton hanya perlu inti berita, waktu anda pun terbatas.
21
8. Bercerita
Yaitu gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat langsung.
Naskah harus “berbicara”, yakni “menceritakan” orang berbicara apa, dimana,
bagaimana, kenapa, dan sebagainya.
2. Narasumber
a. Definisi Narasumber
Narasumber erat kaitannya dengan proses wawancara karena tujuan dari wawancara
adalah untuk mendapatkan keterangan langsung dari sumber berita yaitu keterangan
aktual dari pelaku atau saksi peristiwa, itulah yang disebut dengan narasumber.
Narasumber yang paling baik adalah seseorang yang berpengetahuan dalam sesuatu
bidang dan yang memilki perasaan tajam yang sama dengan sang wartawan tentang
perlunya publik mengetahui apa yang sedang terjadi sebenarnya. Narasumber
semacam ini, bahkan akan menelpon waratawan jika mengetahui tentang adanya
sesuatu yang penting bagi publik. Ia memahami kebutuhan wartawan bertanya
padanya tentang hal itu.
Wartawan harus bersyukur jika menemui narasumber yang seperti itu dan
memupuknya dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan bila diperlukan. Yang
penting setiap narasumber memilki motif dalam memberikan keterangan kepada
wartawan. Demikian pula narasumber memiliki keberatan – keberatan untuk
memberikan informasi pada wartawan (Kusumaningrat,2006:250).
b. Menentukan narasumber
Narsumber dari suatu wawancara biasanya memilki latar belakang yang tidak sama.
Narasumber yang akan diwawancarai secara garis besar jika dilihat dari kepentingan
yang mereka wakili, yaitu :
a.
Pemerintah atau penguasa
b.
Kelompok ahli atau pakar dan pengamat
c.
Orang terkenal (Celebrity)
d.
Masyarakat biasa (man in the street)
Setiap kelompok ini berbeda cara pendekatannya. Reporter atau presenter
harus memilki strategi yang berbeda ketika mewawancarai masing – masing
kelompok. Pertanyaan pada kelompok pertama harus dapat memberikan jawaban
terhadap alasan – alasan dikeluarkannya suatu kebijakan atau keputusan.
22
Pertanyaan terhadap pakar atau ahli lebiih kepada pandangan atau pendapat
terhadap kebijakan itu, apakah itu baik atau buruk dan apa implikasinya kepada
masyarakat dan bagaimana jalan keluarnya. Pertanyaan kepada 3 golongan adalah
mengenai apa mereka pikirkan atau tanggapan mereka mengenai suatu peristiwa
yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat, sedangkan hal yang ditanyakan
kepada golongan ke-4 adalah tanggapan mereka mengenai kebijakan pemerintah
yang mempunyai implikasi kepada kehidupan masyarakat (Morissan,2012:45).
a. Kriteria narasumber
Wawancara tidak bisa dilakukan dengan sembarang narasumber. Seorang
narasumber harus memiliki informasi tentang suatu masalah atau peristiwa dan
narasumber yang hendak diwawancarai atau dimintai keterangan oleh wartawan
(interviewer) tentang sebuah peristiwa, masalah aktual, atau pendapat dan kehidupan
pribadinya. Karena itu ada beberapa kriteria yang harus dimilki oleh seorang
narasumber, yaitu antara lain :
b. Kredibel, misalnya orang nomor satu di komunitas atau di organisasinya, orang
terkenal atau terkemuka, pakar dibidangnya, memilki kewenangan memberika
keterangan, berprestasi, dan lain – lain.
c. Tajam dan analitis,, yakni memilki ketajaman memandang dalam memandang
suatu masalah dan mampu menganalisis masalah tersebut secara tepat dan jelas.
d. Kaya informasi atau memiliki banyak data dan info yang mutakhir yang bisa digali
atau dikembangkan.
e. Berani berbicara apa adanya, yakni jujur dan mau berterus terang
f. Berwawasan luas
g. Konsisten alias tidak plin-plan dalam memberikan pendapat
h. Gampang dihubungi
i. Paham dunia jurnalistik (M.Romli,2006:75).
3. Materi Acara
Berdasarkan materi isinya berita dapat dikelompokkan ke dalam berita pernyataan,
pendapat, ide/gagasan, berita ekonomi, berita keuangan, berita politik, berita sosial
masyarakat, berita olahraga, berita hiburan, berita tentang aspek – aspek ketertarikan
manusiawi atau minat insane (Sumadiria,2010:67).
Materi acara dalam program 360 adalah seputar biografi seseorang, perjalanan, serta
ulasan mendalam tentang seseorang atau suatu peristiwa yang sudah terjadi. Program
23
ini termasuk dalam program dokumenter yang informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
4. Lokasi
Lokasi siaran langsung (live event) merupakan salah satu jenis program acara pada
stasiun televisi broadcasting. Siaran langsung dapat dibedakan dalam dua kategori,
yaitu :
1. Siaran langsung dari studio
Siaran langsung dari studio lebih sedikit mempunyai resiko untuk gagal. Karena
sistem jaringan yang terhubung langsung dengan bagian penyiaran (materi control
on air) naik melalui cable coaxial sebagai standar normal pengiriman yang lebih
bagus.
Antara studio master control on air terdapat hubungan jaringan pengiriman sinyal
bolak – balik. Sebab ada beberapa event siaran langsung dari luar yang harus dikirim
dan diproses produksi di ruangan studio terlebih dahulu sebelum ditayangkan.
2. Siaran langsung dari luar studio (satelit)
Siaran langsung dengan menggunakan jasa satelit sebenarnya tidak berbeda dengann
sistem siaran menggunakan gelombang pendek (micorowave) untuk penyiarannya
setelah masuk mastercontrol.
Perbedaan penggunaan kedua perangka tersebut akibat karaterisktik sistem
pengiriman gambarnya yang berbeda, sehingga perlakuan terhadap sistemnya pun
lain. Siaran langsung menggunakan satelit akan dipakai apabila :
a. Media penyiaran (venue) yang digunakan sulit atau banyak penghalang (obstacle)
seperti gedung bertingkat, gunning, dan lain–lain.
b. Jauh dari pusat penyiaran stasiun televisi tersebut misalnya di luar kota.
Kekurangan menggunakan sistem satelit yaitu :
a. Biaya sewa transponder yang mahal.
b. Kemungkinan gangguan alam (noise) besar bila dibanding microwave (Setyobudi,
2006:49-51).
Lokasi program 360 Metro TV berada di luar studio karena liputan yang
dilakukan oleh tim 360 mempunyai topik yang berbeda – beda dan untuk mendukung
setiap topik di dalam setiap segmen dibutuhkan lokasi wawancara dan pengambilan
gambar di luar studio Metro TV. Namun penyampaian lead untuk mengantar setiap
24
segmen, dilakukan di dalam studio dan dibawakan oleh presenter dari studio 3 Metro
TV.
2.2.3.8 Dokumenter
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran
dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter
yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan, atau sejarah suatu masyarakat
(misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan di padang urmput dan sebagainya.
Gaya atau penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan
gambar, teknik editing, dan teknik penceritaannya. Mulai dari yang sederhana hingga
yang tersulit. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti sebuah film
sehingga sering disebut dengan film dokumenter (Morrisan,2008:212).
Secara umum film dokumenter dibagi menjadi dua jenis yaitu (Anton Mabruri,
2013:5-6) :
1.
Film dokumenter berdasarkan dari pemenuhan keinginan atau film dokumenter
fiksi atau dokudrama.
2.
Film dokumenter berdasarkan dari representasi sosial atau film dokumenter
non fiksi.
Film dokumenter yang diproduksi untuk kepentingan televisi hakikatnya
berbeda dengan membuat film dokumenter independen. Karena proses riset sangat
singkat, waktu penggarapan yang terkesan dikejar tayang atau pendekatan produksi
yang sederhana. Durasi dokumenter televisi juga menyesuaikan dengan slot program
televisi yang baku, yaitu 30 menit atau 60 menit (termasuk iklan). Film dokumenter
yang diproduksi sebagai karya program dokumenter televisi memiliki ciri khas
seperti (Andi Fachruddin, 2012:314) :
1. Durasi Program Pendek.
Durasi menyesuaikan pada batasan jam tayangan pada stasiun televisi. Durasi
program disesuaikan dengan isi dan pemaparan yang telah direncanakan untuk
konsumen televisi, yaitu unsur informasi, ilmu pengetahuan dan yang dominan
unsur hiburan yang kreatif.
25
2. Tipe Shot Kamera yang dibatasi
Berdasarkan kontinuitas gambar yang sewajarnya, di mana telah berlaku umum
pada stasiun televisi, khususnya memperhitungkan etika dan estetikadari gambar
berdasarkan rambu-rambu penyiaran.
3. Tujuan
Tujuan pembuatan dokumenter untuk disiarkan pada slot tayang di stasiun
televisi.
Proses seperti merekontruksi kejadian nyata pada karya dokumenter ini
selanjutnya akan menggunakan istilah film dokumenter berdasarkan sejarahnya dan
kegunaan bagi konsumen televisi yang membutuhkannya (Andi Fachruddin,
2012:315).
2.3 Teori Khusus
2.3.1 Teori Uses And Effects
Konsep kegunaan atau use adalah bagian yang sangat penting dari pemikiran
teori ini. Pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan
memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari proses
komunikasi massa (Sendjaja,dkk, 2007:5.43).
Penggunaan media massa dapat memiliki banyak pengertian. Ini dapat berarti
“exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks
lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, di mana isi
tertentu di konsumsi dalam kondisi tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini
lebih kepada pengertian yang kedua (Rohim, 2009:189).
Pada uses and gratifications, pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar
individu, pada uses and effects kebutuhan hanya salah satu faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan, dan
persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu
kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa
(Sendjaja,dkk,2007:43).
Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan pengunaan media
akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara
penggunaan dan hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memiliki
beberapa bentuk yang berbeda, yaitu sebagai berikut (Sendjaja,dkk, 2007:44-45) :
26
1. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan
sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap
sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam
pengertian ini juga, uses and gratifications hanya dianggap berperan perantara,
yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media.
2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat pengguna daripada
karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau
mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memiliki konsekuensi
psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika penggunaan
merupakan penyebab utama dari hasil maka disebut konsekuensi.
3. Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media
(melalui perantara penggunanya) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu
sendiri. Oleh karenanya, ada dua proses yang bekerja secara serempak, yang
bersama-sama menyebabkan suatu hasil yang disebut “conseffects” (gabungan
antara konsekuensi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil
yang berbentuk “conseffects”. Dimana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi
yang mendorong pembelajaran atau efek, dan sebagian lain merupakan hasil dari
suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasikan dan
menyimpan pengetahuan.
Ilustrasi mengenai hubungan – hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Gambar Uses and Effects
PENGGUNAAN
ISI MEDIA
MEDIA
EFEK
PENGGUNAAN
ISI MEDIA
KONSEKUENSI
MEDIA
PENGGUNAAN
ISI MEDIA
MEDIA
(Senjaya,dkk,2007:5.45)
CONSEFFECT
27
2.3.2 Pengaruh
Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh dapat
dikatakan mengena jika perubahan (P) yang terjadi pada penerima sama dengan
tujuan (T) yang diinginkan oleh komunikator (P=T), atau seperti rumus yang dibuat
oleh Jamias
(1989), yakni pengaruh (P) sangat ditentukan oleh sumber, pesan,
media, dan penerima. (P=S/P/M/P).
Pengaruh dapat terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap
(attitude), dan perilaku (behavior). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi
dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat (Cangara, 2008:165).
2.3.3 Teori Minat
Minat ialah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu
pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang. Minat
berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber
motivasi untuk melakukan apa yang di inginkan.
Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat
menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya
sementara adapun minat bersifat tetap dan ada unsur memenuhi kebutahan dan
memberikan kepuasan. Semakin sering minat di ekspresikan dalam kegiatan akan
semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada
kesempatan untuk mengekspresikannya.
1. Kognitif
Teori ini menekankan proses berpikir sebagai dasar yang menentukan semua
tingkah laku. Manusia dipandang sebagai suatu akal pikiran yang mencoba
memecahkan masalah disekitarnya secara rasional (Ahmadi,2007:212).
2. Afektif
Komponen yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap
objek, terutama penilaian komponen ini bersifat sederhana, namun merupakan
penentu pembentuk perilaku utama, yang menyebabkan perubahan sikap menjadi
lebih sulit (Sarwono,2006).
3. Konatif
Merupakan kesiapan orang dalam bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak
terhadap objek dengan kata lain bertingkah laku. Perilaku nyata dapat mengontrol
28
komponen afektif dan kognitif yang berarti individu dapat berperilaku dengan
cara tertentu dan sikap mereka mungkin sejalan.
2.3.2.1 Sifat-sifat Minat
a. Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut (Jahja,2011:63-64) :
b. Minat bersifat pribadi, ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain.
c. Minat menimbulkan efek diskriminatif.
d. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi, dan di pengaruhi motivasi.
e. Minat merupakan sesuatu yang di pelajari, bukan bawaan lahir dan dapat berubah
tergantung dengan kebutuhan, pengalaman, dan mode.
2.4 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Minat
Menonton
Program
360(Y)
Konten
Program 360
(X)
ISI
PROGRAM
Kognitif
(Pikiran)
PENGGUNAAN
MEDIA
Afektif
(perasaan)
Narasi
Narasumber
Frekuensi,
Intensitas,
Durasi
Konatif
(perilaku)
Materi Acara
Lokasi
(Sumber : Darwanto, 2007:20)
Hubungan
dengan
media
(Sumber : Ahmadi, 2007: 212)
(Sumber : Sendjaja,dkk,2007:5.45)
Download