BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Melihat pada jurnal pertama yang dijadikan referensi dalam penelitian ini yaitu, “Pengaruh Media Film Dokumenter Terhadap Kemampuan Menulis Kreatif Puisi Oleh Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Kisaran Tahun Ajaran 2012/ 201” yang ditulis oleh Irnawati Hutagalung (2013), maka didapatkan kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil pembelajaran sebelum menggunakan media film dokumenter, dan setelah menggunakan media film dokumenter, dengan naiknya nilai rata-rata siwa dari sebelumnya sebesar 71,57 menjadi 81,86. Perbedaan yang ada dalam jurna ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah jurnal ini menggunakan one group pretest posttest. Pada jurnal kedua yang berjdul “Pengembangan Model Pembelajaran Sosiodrama Dengan Menggunakan Media Film Dokumenter Sekunder Terhadap Siswa Program Studi Pendidikan Sejarah” oleh Syarifuddin (2013), didapatkan kesimpulan, dari evaluasi hasil belajar siswa, hasil belajar siswa setelah pembelajaran sejarah dengan model sosiodrama menggunakan media film dokumenter sekunder adalah sangat baik. Jurnal ini menggunakan teori penelitian adalah teori S-O-R (stimulus respon), dan teori perilaku. Jurnal ketiga pada peneltian ini menggunakan paradigma Positifistik dengan jenis penelitian Kuantitatif Eksplanatif yang merupakan paradigma dan jenis penelitian yang sama yang digunakan dalam penelitian ini. Jurnal yang berjudul “The Influence Of Using Documentary Film Study Results Of Students History Lesson” oleh Emilda Rani,Maskun, dan Supraman Arif (2014) menggunakan Teori S-O-R (stimulus respon). Dari Jurnal keempat yang berjudul “Effects Of A Documentary Film On Public Stigma Related To Mental Illness Among Genetic Counselors” oleh Kelly Anderson, Jehannie C. Austin (2011), didapatkan kesimpulan bahwa Setelah menonton film dokumenter peserta merasa lebih nyaman bertanya tentang penyakit kejiwaan , dan ditunjukkan pada perbaikan dalam sikap. Film dokumenter dapat dimasukkan ke dalam pelatihan program konseling sebagai cara untuk meningkatkan kenyamanan dengan meminta klien bercerita 7 8 tentang pengalaman pribadi atau keluarga yang mempunyai sejarah penyakit kejiwaan, dan berpotensi mempromosikan pengembangan aliansi terapeutik dengan masa depan pasien dengan penyakit mental. Jurnal kelima yang dijadikan referensi dalam penelitian ini berjudul “Knowledge Of The Birth Process Among Undergraduates: Impact Of Screening Of A Documentary Featuring Natural Childbirth In Low-Risk Pregnancies” yang disusun oleh Kavanagh, Katherine F Joyce, Stephanie M, Nicklas, Jennifer, Nolte, Joy V, Morgan, Lauren G, Lou, Zixin (2012), menggunakan teori teori uses and effect yang sama dengan penelitian yang sedang dilakukan. Jurnal ini juga mengungkapkan hasil bahwa paparan diskusi film dokumenter, mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan tentang banyak risiko yang terkait dengan kelahiran sesar, dibandingkan dengan persalinan normal tanpa pengobatan. No. 1. Tabel 2.1 State of Art Teori Metodologi Judul Penelitian & Peneliti / Lembaga PENGARUH Teori yang MEDIA FILM digunakan Hasil One group pretest Terdapat pengaruh yang posttest signifikan antara hasil Kuantitatif pembelajaran sebelum Eksplanatif menggunakan media film DOKUMENTER dalam penelitian TERHADAP adalah teori uses KEMAMPUAN and gratification dokumenter, dan setelah MENULIS dan teori menggunakan media film KREATIF PUISI perilaku. dokumenter, dengan OLEH SISWA naiknya nilai rata-rata siwa KELAS VII SMP dari sebelumnya sebesar NEGERI 1 71,57 menjadi 81,86. KISARAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013- Irnawati Hutagalung (2013). 2. PENGEMBANGAN Teori yang MODEL digunakan PEMBELAJARAN SOSIODRAMA dalam penelitian adalah teori S- Positifistik Kuantitatif Eksplanatif Dari evaluasi hasil belajar siswa, hasil belajar siswa setelah pembelajaran sejarah dengan model 9 No. Judul Penelitian & Peneliti / Lembaga DENGAN O-R (stimulus MENGGUNAKAN respon), dan media film dokumenter teori perilaku. sekunder adalah sangat MEDIA FILM Teori Metodologi Hasil sosiodrama menggunakan baik. DOKUMENTER SEKUNDER TERHADAP SISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH -FIKIP UNSRI- Syarifuddin (2013). 3. THE INFLUENCE Teori yang OF USING digunakan DOCUMENTARY dalam penelitian Positifistik Kuantitatif Eksplanatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar menggunakan film FILM STUDY adalah teori S- dokumenter kelas RESULTS OF O-R (stimulus eksperimen berpengaruh STUDENTS respon). terhadap hasil belajar HISTORY siswa hal ini ditunjukan LESSON- dari nilai rata-rata FKIP UNILA- posttest sebesar 82,42 Emilda sehingga penggunaan Rani,Maskun, dan film dokumenter Supraman Arif berpengaruh (2014). signifikan terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur. 4. EFFECTS OF A Teori yang DOCUMENTARY digunakan FILM ON PUBLIC dalam penelitian Positifistik Kuantitatif Eksplanatif Setelah menonton film dokumenter peserta merasa lebih nyaman bertanya 10 No. Judul Penelitian & Peneliti / Lembaga STIGMA RELATED adalah teori S- tentang penyakit kejiwaan , TO MENTAL O-R (stimulus dan ditunjukkan pada ILLNESS AMONG GENETIC Teori Metodologi respon), dan Hasil perbaikan dalam sikap. teori perilaku. COUNSELORS – Film dokumenter dapat Kelly Anderson, dimasukkan ke dalam Jehannie C. Austin pelatihan program (2011) konseling sebagai cara untuk meningkatkan kenyamanan dengan meminta klien bercerita tentang pengalaman pribadi atau keluarga yang mempunyai sejarah penyakit kejiwaan, dan berpotensi mempromosikan pengembangan aliansi terapeutik dengan masa depan pasien dengan penyakit mental. 5. KNOWLEDGE OF Teori yang THE BIRTH digunakan PROCESS AMONG dalam penelitian UNDERGRADUAT adalah teori uses ES: IMPACT OF and effect Positifistik Kuantitatif Eksplanatif Hasil penelitian ini pada akhirnya dapat digunakan untuk mempengaruhi tingkat sesar primer, karena mendidik SCREENING OF A konsumen akan DOCUMENTARY pengambilan keputusan FEATURING persalinan di masa depan, NATURAL setidaknya banyak CHILDBIRTH IN permintaan ibu untuk sesar LOW-RISK adalah faktor penyebabnya. 11 No. Judul Penelitian & Peneliti / Lembaga PREGNANCIES- Teori Metodologi Hasil Paparan diskusi film Kavanagh, Katherine dokumenter F Joyce, Stephanie mengakibatkan M, Nicklas, Jennifer, peningkatan yang Nolte, Joy V, signifikan dalam Morgan, Lauren G, pengetahuan tentang Lou, Zixin (2012) banyak risiko yang terkait dengan kelahiran sesar, dibandingkan dengan persalinan normal tanpa pengobatan. 2.2 Teori Umum 2.2.1 Teori Komunikasi Ada tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis, terminologis, dan paradigmatic : 1) Secara Etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata, yaitu komunikasi berasal dari bahasa latin ‘communicatio’ dan perkataan ini bersumber dari kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. 2) Secara Terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. 3) Secara Paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contohnya adalah ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi, dan sebagainya. Demikian pula pemberitaan surat kabar dan majalah, penyiaran radio dan televisi atau pertunjukkan film di gedung bioskop, dan lain-lain (Suprapto,2011:7). 12 2.2.1.1 Unsur – unsur komunikasi Unsur-Unsur Komunikasi (Mulyana,2008:69 – 71) : 1) Sumber (source) Unsur ini sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber disini berperan sebagai pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Apa yang akan disampaikan oleh sumber di dalam pikirannya perlu diubah menjadi pesan verbal dan non verbal. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). 2) Pesan (message) Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, puisi, famlet). Pesan juga dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatap mata, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya. 3) Saluran atau media Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannnya kepada penerima. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan suara, serta ke lima indera kita untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran juga merujuk pada cara penyampaian pesan: langsung (tatap- muka), atau lewat media (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, Overhead Projector (OHP), sistem suara (sound system) multimedia, semua itu dikategorikan sebagai (bagian dari) saluran komunikasi. Masih banyak saluran media lainnya yang dapat menyampaikan pesan, yaitu komputer, telepon, faksimili, komputer, dan sebagainya. 4) Penerima (receiver) Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), komunikate (communicatee), penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Apa yang disampaikan oleh sumber kepada penerima pesan akan 13 menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang dapat dipahami oleh penerima. Proses ini disebut penyandian-balik (decoding). 5) Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilihnya dalam pemilu), dan sebagainya. 2.2.1.2 Komunikasi sebagai tindakan satu arah Komunikasi sebagai tindakan satu arah selalu dikaitkan dengan komunikasi model Laswell yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Who? (siapa/sumber) Sumber yang dimaksud yaitu komunikator selaku pihak yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi. 2. Says What? (pesan) Apa yang akan disampaikan komunikator kepada penerima atau komunikan. Pesan yang disampaikan merupakan seperangkat symbol verbal ataupun non verbal yang mewakili gagasan ,perasaan, dan nilai 3. In Which Channel? (saluran/media) Alat yang digunakan komunikator menyampaikan pesan terhadap komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media cetak, elektronik, dan sebagainya. 4. To Whom? (untuk siapa/penerima) Tujuan penyampaian pesan tersebut, target dari komunikator yaitu komunikan, khalayak (audience), pendengar. 5. With What Effect? (dampak/efek) Dampak atau efek (feedback) yang terjadi setelah komunikator menyampaikan pesan terhadap komunikan dalam bentuk perubahan sikap atau tingkah laku. Pemahaman ini menekankan bahwa komunikasi merupakan proses yang disengaja dilakukan untuk menyampaikan pesan/rangsangan untuk mendapatkan respons dari penerima pesan tersebut (Rohim,2009:9). 2.2.2 Teori Komunikasi Massa Beberapa fungsi komunikasi massa, diantaranya adalah : 1. Informasi : Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi adalah berita yang disajikan. Namun berita yang disajikan harus merupakan fakta, yaitu informasi yang benar-benar terjadi di masyarakat. Fakta-fakta 14 yang dimaksud bisa diringkas dalam istilah 5W + 1H (What, Where, Who, When, Why, + How) atau Apa, Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, Bagaimana. Jadi intinya, fungsi komunikasi massa sebagai media pemberi informasi yang berdasarkan fakta. 2. Hiburan : Dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, fungsi hiburan dalam media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi. Berbeda dengan media cetak yang menempatkan informasi di posisi teratas. Ditambah lagi masyarakat menjadikan televisi sebagai sarana media hiburan 3. Persuasi : Fungsi persuasi tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berbentuk informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. 4. Transmisi Budaya : Salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas meskipun paling sedikit dibicarakan adalah transmisi budaya. Sebagai contoh, televisi bukan hanya merupakan cermin tetapi juga pengikat waktu. Sebagaimana program televisi atau film yang mempertontonkan tema- tema tabu, merefleksikan perubahan di dalam struktur sosial (perubahan dimana televisi bertanggung jawab terhadap semua sebab itu). 5. Mendorong Kohesi Sosial : Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Dimana media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukanlah keadaan yang baik bagi kehidupan mereka (Nurudin,2007:66-90). 2.2.3 Teori Media Massa Jenis – jenis media massa (Suryawati,2011:37) : 1. Media cetak, sebuah media komunikasi yang sifatnya tertulis atau tercetak. Media cetak terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah. 2. Media eletronik, perkembangan teknologi dalam media massa. Media elektronik sangat menarik bagi publik sebab media elektronik sangat cepat dalam penyampaian pesannya. Media elektronik sendri terdiri dari radio dan televisi. 3. Media Internet (media online), media komunikasi yang menggunakan perangkat internet. Dengan hal itu, media internet termasuk media massa yang sangat populer dan memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas ini diloihat dari penggunaan media internet dalam perangkat komputer, handphone, dan tablet. 15 2.2.3.1 Karakteristik Televisi Menurut Anton Mabruri, dalam bukunya Penulisan Naskah TV (Mabruri,2009:4), menyatakan bahwa televisi memiliki karakteristik yaitu antara lain : 1. Pesan yang disampaikan untuk khalayak luas 2. Heterogen dan tidak mengenal batas geografis ataupun cultural 3. Bersifat umum 4. Tidak ditujukan untuk pribadi 5. Cepat, selintas 6. Berjalan satu arah 7. Terorganisasi 8. Periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek kehidupan 2.2.3.2 Kekuatan dan Kelemahan Televisi Ada 4 kekuatan televisi, yaitu (Syahputra,2006:70) : 1. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit. 2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat. 3. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). 4. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematik. Sedangkan kelemahan televisi, yaitu (Syahputra,2006:70) : 1. Media televisi terikat waktu tontonan. 2. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. 3. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping. 2.2.3.3 Fungsi Televisi Menurut (Ardianto,Elvinaro,Erdiyana,Komala,2005:128) fungsi televisi sama dengan fungsinya media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran) yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih 16 dominan pada media televisi, sebagaimana tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, dan untuk mendapatkan informasi. Tiga pokok fungsi televisi yaitu: 1. Fungsi Penerangan (The Information Function) Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan 2 faktor terdapat didalamnya, yaitu : “immediacy” dan “realism”. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah – olah mereka berada ditempat peristiwa itu terjadi. Sedangkan Realism mengandung makna kenyataan, dimana televisi menyiarkan informasi secara audio visual sesuai dengan fakta. Dengan melaksanakan fungsinya sebagai media penerangan, stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuksiaran pandang mata, berita dilengkapi dengan gambar–gambar yang sudah tentu faktual. 2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function) Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni pengetahuan dan penalaran masyarakat televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara impisit mengandung pendidikan seperti film, kuis dan sebagainya yang disebut Educational Television (etv), yaitu acara pendidikan yang disisipkan dalam siaran yang sifatnya umum. Karena keampuhannya itulah, makan fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang disebut instruction television. 3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function) Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu massa siaran diisi oleh acara- acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara. 17 2.2.3.4 Dampak Acara Televisi Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu: a. Dampak Positif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan. b. Dampak peniruan, yaitu pemirsa yang diharapkan pada tend aktual yang ditayangkan televisi. c. Dampak prilaku, yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari- hari (Elvinaro,2007:137). 2.2.3.5 Program televisi Program Acara Televisi Pengertian program acara televisi yaitu kata “program” itu sendiri berasal dari bahasa Inggris proggrame atau program yang berarti acara atau rencana. Undangundang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi 36 menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya (Morissan, 2008:200). 2.2.3.6 Jenis Program Televisi Program televisi adalah segala macam hal yang ditampilkan suatu stasiun televisi untuk memenuhi kebutuhan khalayaknya agar mereka tertarik untuk mengikuti siaran televisi yang disuguhkan oleh stasiun televisi tersebut. Dari berbagai macam jenis program yang disajikan stasiun televisi, terbagi menjadi dua jenis program yaitu (Morrisan,2005:104) : 1. Program Informasi Program informasi adalah segala jenis program siaran yang bertujuan untuk menyampaikan suatu tambahan pengetahuan atau informasi kepada audiens. Program informasi juga terbagi menjadi dua jenis program, yaitu : 1) Berita Keras (Hard News) Berita keras (hard news) adalah berbagai macam bentuk informasi yang penting dan menarik yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh khalayak secepatnya. 18 Berita keras (hard news) juga terbagi menjadi beberapa jenis program, yaitu: a. Straight News, yaitu berita singkat (tidak detail) yang menyajikan informasi terpenting saja terhadap setiap peristiwa yang diberitakan b. Feature, yaitu berita yang menampilkan berita-berita ringan namun dikemas dengan menarik. c. Infotainment, yaitu berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orangorang yang terkenal dikalangan masyarakat (celebrity). 2) Berita Lunak (Soft News) Berita Lunak (soft news) adalah informasi yang penting dan menarik yang disampaikan dengan mendalam (indepth) namun tidak bersifat segera untuk ditayangkan. Soft News pun terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Current Affair, magazine, talkshow, feature, documentary (Morissan,2005:105) : a. Current Affair, yaitu program yang menyajikan informasi yang ada kaitannya dengan suatu berita penting yang telah ada sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. b. Magazine, yaitu program yang menampilkan informasi ringan namun dikemas secara mendalam. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu informasi daripada aspek pentingnya. c. Documentary, yaitu program informasi yang mempunyai tujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun dikemas secara menarik. d. Talk Show, yaitu suatu program yang menampilkan beberapa orang membahas suatu isu atau topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara. e. Feature, yaitu suat program yang menampilkan berita atau informasi yang ringan namun dikemas dengan menarik. 2. Program Hiburan Program hiburan merupakan bentuk sairan yang memiliki tujuan untuk menghibur khalayak, misalnya dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Jenis program yang termasuk kedalam kategori program hiburan diantaranya : a. Drama, yaitu suatu pertunjukan yang menyajikan cerita tentang kehidupan ataupun karakter seseorang ataupun beberapa orang tokoh yang diperankan oleh pemain yang melibatkan emosi dan konflik di dalam alur dan isi ceritanya. b. Permainan (game show), yaitu suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang, baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu yang berupa hadiah. 19 c. Musik, yaitu suatu pertunjukan yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio maupun di luar studio. Artis yang menarik audiens merupakan salah satu faktor yang penting dalam program musik di televisi. Tidak hanya kualitas suara, namun juga berdasarkan pengemasan penampilan yang lebih menarik audiens. d. Pertunjukan, yaitu program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di dalam studi maupun di luar studio. (Soenarto,2007:62-63) juga membagi program menjadi dua jenis, yaitu drama dan non-drama, yang pembagiannya sebagai berikut : a. Program Drama Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduran dan sinetron yang yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita pendek dan sejarah (Soenarto,2007:62-63). b. Program Non-Drama Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis dokumenter termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari keadaan senyatanya, bisa mengenai alam, budaya manusia, ilmu pengetahuan dan kesenian (Soenarto,2007:62-63). Program non-drama di televisi menurut Sony Set adalah acara terbanyak yang kita tonton selama hidup kita. Dari tayangan reality show, talkshow, kuis, games, features, star talent search, audisi para bintang, kombinasi program televisi dan sebagainya menghiasi hari-hari kita dengan wacana (Set, 2008: 20). Kombinasi berbagai macam program televisi seperti berita, talkshow, live band performance, live cooking dan sebagainya, yang digabung dalam sebuah program, biasa disebut sebagai Variety Show. 2.2.3.7 Konten Program Di dalam sebuah program acara memilki beberapa konten yang diantaranya adalah narator, narasumber, lokasi dan materi acara. 20 1. Narasi Naskah merupakan idea atau gagasan dalam bentuk susunan kalimat dan dari susunan kalimat tadi bisa dikeahui maksud dan tujuannya, karena, di dalamnya terdapat informasi/ pesan yang ingin disampaikan (Darwanto,2007:2002). Hal-hal yang perlu diperehatikan dalam naskah antara lain : 1. Jelas Yaitu kejelasan menempati prioritas utama dalam penelitian naskah. Clarity has top priority! Kata dan kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung dimengerti”.narator hanya memilki satu kesempatan untuk berkomunikasi dengan penonton. Berbeda dengan pembaca Koran yang dapat membaca artikel secara berulang–ulang sampai dapat memahami secara jelas. 2. Ringkas Satu ide untuk satu klaimat dihindari pemakaian anak kalimat. Naskah harus disusun dengan kalimat-kalimat ringkas sebagaimana kalimat yang biasa diucapkan saat bercakap-cakap. 3. Sederhana Yaitu kata- kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam percakapan keseharian, tidak rumit atau tidak teknis – ilmiah yang kurang dikenal kalangan awam. Sekuat mungkin hindari istilah asing, gaya bahasa birokrasi, bahasa hukum atau jargon. 4. Aktif Yaitu digunakan kalimat aktif, bahan pasif. Contoh : “mahasiswa memprotes dosen” bukan : “dosen diprotes mahasiswa”. 5. Imajinatif Yaitu naskah harus mampu mengembangakan imajinasi penonton dengan kekuatan audio dan visual. 6. Hindari akronim Yaitu kalaupun harus menggunakannya beri keterangan sesudah atau sebelum dikemukakan. 7. Global Yaitu hindari sedapat mungkin detail yang tidak perlu, sesederhana fakta. Penonton hanya perlu inti berita, waktu anda pun terbatas. 21 8. Bercerita Yaitu gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat langsung. Naskah harus “berbicara”, yakni “menceritakan” orang berbicara apa, dimana, bagaimana, kenapa, dan sebagainya. 2. Narasumber a. Definisi Narasumber Narasumber erat kaitannya dengan proses wawancara karena tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan keterangan langsung dari sumber berita yaitu keterangan aktual dari pelaku atau saksi peristiwa, itulah yang disebut dengan narasumber. Narasumber yang paling baik adalah seseorang yang berpengetahuan dalam sesuatu bidang dan yang memilki perasaan tajam yang sama dengan sang wartawan tentang perlunya publik mengetahui apa yang sedang terjadi sebenarnya. Narasumber semacam ini, bahkan akan menelpon waratawan jika mengetahui tentang adanya sesuatu yang penting bagi publik. Ia memahami kebutuhan wartawan bertanya padanya tentang hal itu. Wartawan harus bersyukur jika menemui narasumber yang seperti itu dan memupuknya dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan bila diperlukan. Yang penting setiap narasumber memilki motif dalam memberikan keterangan kepada wartawan. Demikian pula narasumber memiliki keberatan – keberatan untuk memberikan informasi pada wartawan (Kusumaningrat,2006:250). b. Menentukan narasumber Narsumber dari suatu wawancara biasanya memilki latar belakang yang tidak sama. Narasumber yang akan diwawancarai secara garis besar jika dilihat dari kepentingan yang mereka wakili, yaitu : a. Pemerintah atau penguasa b. Kelompok ahli atau pakar dan pengamat c. Orang terkenal (Celebrity) d. Masyarakat biasa (man in the street) Setiap kelompok ini berbeda cara pendekatannya. Reporter atau presenter harus memilki strategi yang berbeda ketika mewawancarai masing – masing kelompok. Pertanyaan pada kelompok pertama harus dapat memberikan jawaban terhadap alasan – alasan dikeluarkannya suatu kebijakan atau keputusan. 22 Pertanyaan terhadap pakar atau ahli lebiih kepada pandangan atau pendapat terhadap kebijakan itu, apakah itu baik atau buruk dan apa implikasinya kepada masyarakat dan bagaimana jalan keluarnya. Pertanyaan kepada 3 golongan adalah mengenai apa mereka pikirkan atau tanggapan mereka mengenai suatu peristiwa yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat, sedangkan hal yang ditanyakan kepada golongan ke-4 adalah tanggapan mereka mengenai kebijakan pemerintah yang mempunyai implikasi kepada kehidupan masyarakat (Morissan,2012:45). a. Kriteria narasumber Wawancara tidak bisa dilakukan dengan sembarang narasumber. Seorang narasumber harus memiliki informasi tentang suatu masalah atau peristiwa dan narasumber yang hendak diwawancarai atau dimintai keterangan oleh wartawan (interviewer) tentang sebuah peristiwa, masalah aktual, atau pendapat dan kehidupan pribadinya. Karena itu ada beberapa kriteria yang harus dimilki oleh seorang narasumber, yaitu antara lain : b. Kredibel, misalnya orang nomor satu di komunitas atau di organisasinya, orang terkenal atau terkemuka, pakar dibidangnya, memilki kewenangan memberika keterangan, berprestasi, dan lain – lain. c. Tajam dan analitis,, yakni memilki ketajaman memandang dalam memandang suatu masalah dan mampu menganalisis masalah tersebut secara tepat dan jelas. d. Kaya informasi atau memiliki banyak data dan info yang mutakhir yang bisa digali atau dikembangkan. e. Berani berbicara apa adanya, yakni jujur dan mau berterus terang f. Berwawasan luas g. Konsisten alias tidak plin-plan dalam memberikan pendapat h. Gampang dihubungi i. Paham dunia jurnalistik (M.Romli,2006:75). 3. Materi Acara Berdasarkan materi isinya berita dapat dikelompokkan ke dalam berita pernyataan, pendapat, ide/gagasan, berita ekonomi, berita keuangan, berita politik, berita sosial masyarakat, berita olahraga, berita hiburan, berita tentang aspek – aspek ketertarikan manusiawi atau minat insane (Sumadiria,2010:67). Materi acara dalam program 360 adalah seputar biografi seseorang, perjalanan, serta ulasan mendalam tentang seseorang atau suatu peristiwa yang sudah terjadi. Program 23 ini termasuk dalam program dokumenter yang informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. 4. Lokasi Lokasi siaran langsung (live event) merupakan salah satu jenis program acara pada stasiun televisi broadcasting. Siaran langsung dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu : 1. Siaran langsung dari studio Siaran langsung dari studio lebih sedikit mempunyai resiko untuk gagal. Karena sistem jaringan yang terhubung langsung dengan bagian penyiaran (materi control on air) naik melalui cable coaxial sebagai standar normal pengiriman yang lebih bagus. Antara studio master control on air terdapat hubungan jaringan pengiriman sinyal bolak – balik. Sebab ada beberapa event siaran langsung dari luar yang harus dikirim dan diproses produksi di ruangan studio terlebih dahulu sebelum ditayangkan. 2. Siaran langsung dari luar studio (satelit) Siaran langsung dengan menggunakan jasa satelit sebenarnya tidak berbeda dengann sistem siaran menggunakan gelombang pendek (micorowave) untuk penyiarannya setelah masuk mastercontrol. Perbedaan penggunaan kedua perangka tersebut akibat karaterisktik sistem pengiriman gambarnya yang berbeda, sehingga perlakuan terhadap sistemnya pun lain. Siaran langsung menggunakan satelit akan dipakai apabila : a. Media penyiaran (venue) yang digunakan sulit atau banyak penghalang (obstacle) seperti gedung bertingkat, gunning, dan lain–lain. b. Jauh dari pusat penyiaran stasiun televisi tersebut misalnya di luar kota. Kekurangan menggunakan sistem satelit yaitu : a. Biaya sewa transponder yang mahal. b. Kemungkinan gangguan alam (noise) besar bila dibanding microwave (Setyobudi, 2006:49-51). Lokasi program 360 Metro TV berada di luar studio karena liputan yang dilakukan oleh tim 360 mempunyai topik yang berbeda – beda dan untuk mendukung setiap topik di dalam setiap segmen dibutuhkan lokasi wawancara dan pengambilan gambar di luar studio Metro TV. Namun penyampaian lead untuk mengantar setiap 24 segmen, dilakukan di dalam studio dan dibawakan oleh presenter dari studio 3 Metro TV. 2.2.3.8 Dokumenter Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan, atau sejarah suatu masyarakat (misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan di padang urmput dan sebagainya. Gaya atau penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan gambar, teknik editing, dan teknik penceritaannya. Mulai dari yang sederhana hingga yang tersulit. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti sebuah film sehingga sering disebut dengan film dokumenter (Morrisan,2008:212). Secara umum film dokumenter dibagi menjadi dua jenis yaitu (Anton Mabruri, 2013:5-6) : 1. Film dokumenter berdasarkan dari pemenuhan keinginan atau film dokumenter fiksi atau dokudrama. 2. Film dokumenter berdasarkan dari representasi sosial atau film dokumenter non fiksi. Film dokumenter yang diproduksi untuk kepentingan televisi hakikatnya berbeda dengan membuat film dokumenter independen. Karena proses riset sangat singkat, waktu penggarapan yang terkesan dikejar tayang atau pendekatan produksi yang sederhana. Durasi dokumenter televisi juga menyesuaikan dengan slot program televisi yang baku, yaitu 30 menit atau 60 menit (termasuk iklan). Film dokumenter yang diproduksi sebagai karya program dokumenter televisi memiliki ciri khas seperti (Andi Fachruddin, 2012:314) : 1. Durasi Program Pendek. Durasi menyesuaikan pada batasan jam tayangan pada stasiun televisi. Durasi program disesuaikan dengan isi dan pemaparan yang telah direncanakan untuk konsumen televisi, yaitu unsur informasi, ilmu pengetahuan dan yang dominan unsur hiburan yang kreatif. 25 2. Tipe Shot Kamera yang dibatasi Berdasarkan kontinuitas gambar yang sewajarnya, di mana telah berlaku umum pada stasiun televisi, khususnya memperhitungkan etika dan estetikadari gambar berdasarkan rambu-rambu penyiaran. 3. Tujuan Tujuan pembuatan dokumenter untuk disiarkan pada slot tayang di stasiun televisi. Proses seperti merekontruksi kejadian nyata pada karya dokumenter ini selanjutnya akan menggunakan istilah film dokumenter berdasarkan sejarahnya dan kegunaan bagi konsumen televisi yang membutuhkannya (Andi Fachruddin, 2012:315). 2.3 Teori Khusus 2.3.1 Teori Uses And Effects Konsep kegunaan atau use adalah bagian yang sangat penting dari pemikiran teori ini. Pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari proses komunikasi massa (Sendjaja,dkk, 2007:5.43). Penggunaan media massa dapat memiliki banyak pengertian. Ini dapat berarti “exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, di mana isi tertentu di konsumsi dalam kondisi tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua (Rohim, 2009:189). Pada uses and gratifications, pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu, pada uses and effects kebutuhan hanya salah satu faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan, dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa (Sendjaja,dkk,2007:43). Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan pengunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yaitu sebagai berikut (Sendjaja,dkk, 2007:44-45) : 26 1. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam pengertian ini juga, uses and gratifications hanya dianggap berperan perantara, yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media. 2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat pengguna daripada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memiliki konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil maka disebut konsekuensi. 3. Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media (melalui perantara penggunanya) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Oleh karenanya, ada dua proses yang bekerja secara serempak, yang bersama-sama menyebabkan suatu hasil yang disebut “conseffects” (gabungan antara konsekuensi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang berbentuk “conseffects”. Dimana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran atau efek, dan sebagian lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasikan dan menyimpan pengetahuan. Ilustrasi mengenai hubungan – hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.1 Gambar Uses and Effects PENGGUNAAN ISI MEDIA MEDIA EFEK PENGGUNAAN ISI MEDIA KONSEKUENSI MEDIA PENGGUNAAN ISI MEDIA MEDIA (Senjaya,dkk,2007:5.45) CONSEFFECT 27 2.3.2 Pengaruh Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh dapat dikatakan mengena jika perubahan (P) yang terjadi pada penerima sama dengan tujuan (T) yang diinginkan oleh komunikator (P=T), atau seperti rumus yang dibuat oleh Jamias (1989), yakni pengaruh (P) sangat ditentukan oleh sumber, pesan, media, dan penerima. (P=S/P/M/P). Pengaruh dapat terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behavior). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat (Cangara, 2008:165). 2.3.3 Teori Minat Minat ialah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang di inginkan. Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara adapun minat bersifat tetap dan ada unsur memenuhi kebutahan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat di ekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya. 1. Kognitif Teori ini menekankan proses berpikir sebagai dasar yang menentukan semua tingkah laku. Manusia dipandang sebagai suatu akal pikiran yang mencoba memecahkan masalah disekitarnya secara rasional (Ahmadi,2007:212). 2. Afektif Komponen yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian komponen ini bersifat sederhana, namun merupakan penentu pembentuk perilaku utama, yang menyebabkan perubahan sikap menjadi lebih sulit (Sarwono,2006). 3. Konatif Merupakan kesiapan orang dalam bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek dengan kata lain bertingkah laku. Perilaku nyata dapat mengontrol 28 komponen afektif dan kognitif yang berarti individu dapat berperilaku dengan cara tertentu dan sikap mereka mungkin sejalan. 2.3.2.1 Sifat-sifat Minat a. Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut (Jahja,2011:63-64) : b. Minat bersifat pribadi, ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain. c. Minat menimbulkan efek diskriminatif. d. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi, dan di pengaruhi motivasi. e. Minat merupakan sesuatu yang di pelajari, bukan bawaan lahir dan dapat berubah tergantung dengan kebutuhan, pengalaman, dan mode. 2.4 Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Minat Menonton Program 360(Y) Konten Program 360 (X) ISI PROGRAM Kognitif (Pikiran) PENGGUNAAN MEDIA Afektif (perasaan) Narasi Narasumber Frekuensi, Intensitas, Durasi Konatif (perilaku) Materi Acara Lokasi (Sumber : Darwanto, 2007:20) Hubungan dengan media (Sumber : Ahmadi, 2007: 212) (Sumber : Sendjaja,dkk,2007:5.45)