BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tinjauan tentang Paru

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Tinjauan tentang Paru-Paru Sapi
Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafragma. Diafragma adalah
sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut. Paru-paru
dibungkus oleh 2 buah selaput yang disebut selaput pleura Selaput pleura sebelah
luar yang berbatasan dengan dinding bagian dalam rongga dada disebut pleura
parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara
kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi
untuk mengatasi gesekan pada saat paru-paru mengembang dan mengempis (
Watson.R. 2002).
Paru-paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru-paru sebelah kiri mempunyai
dua lobus, yang dipisahkan oleh belahan yang miring. Lobus superior terletak di
atas dan di depan lobus inferior yang berbentuk kerucut. Paru-paru sebelah kanan
mempunyai tiga lobus. Lobus bagian bawah dipisahkan oleh fisura oblik dengan
posisi yang sama terhadap lobus inferior kiri. Sisa paru lainnya dipisahkan oleh
suatu fisura horisontal menjadi lobus atas dan lobus tengah. Setiap lobus
selanjutnya dibagi menjadi segmen segmen yang disebut bronko-pulmoner,
mereka dipisahkan satu sama lain oleh sebuah dinding jaringan koneknif , masingmasing satu arteri dan satu vena. Masing-masing segmen juga dibagi menjadi
unit-unit yang disebut lobulus ( Watson.R. 2002).
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Paru-paru yang normal memiliki warna yang segar, kemerah-merahan
tidak ada bercak-bercak. Paru-paru bertekstur lembut jaringan antar lobus tidak
berwarna gelap (Gambar 1).
Gambar 1. Paru-Paru Sapi Normal (López, 2009)
Salah satu kelainan paru-paru yang sudah terinfeksi mikroorganisme
adalah Bronkopneumonia. Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang
mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya
bercak- bercak (Gambar 2).
Gambar 2. Paru Paru Kelainan (Perl. 2006)
2.2 Kelainan pada Paru-paru Sapi .
Mikroorganisme patogen merupakan beberapa jenis mikroorganisme atau
organisme lain yang berukuran yang lebih besar yang mampu menyebabkan
penyakit. Kemampuan mikroorganisme patogen untuk menyebabkan penyakit
tidak hanya dipengaruhi oleh komponen yang ada pada mikroorganisme, tapi juga
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
oleh kemampuan inang untuk melawan infeksi. Saat ini, peningkatan jumlah
infeksi meningkat disebabkan oleh mikroorganisme yang sebelumnya dianggap
tidak patogen; terutama anggota flora normal. Flora normal adalah kumpulan
organisme yang umum ditemukan pada organisme sehat normal dan hidup rukun
berdampingan dalam hubungan yang seimbang dengan host-nya. Kebanyakan
flora normal
adalah bakteri. Beberapa virus, jamur dan protozoa juga dapat
ditemukan pada organisme yang sehat.
Mikroorganisme lain yang bersifat patogen bagi paru-paru sapi yaitu bakteri
kelompok Enterobacteriaceae diantaranya adalah Escherichia coli. Bakteri ini
merupakan bakteri Gram negatif. Bakteri ini juga merupakan salah satu penyebab
penyakit Pneumonia. Pneumonia dapat timbul di berbagai daerah di paru-paru.
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan para-paru
(Alveoli). Bakterial pneumonia dapat disebabkan oleh Mycoplasma sp.
Pasteurella sp. Corynebacterium pyogenes, Staphylococcus sp., Streptococcus
sp., Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae
(ELYAS, 1993, dalam Soeripto, 2001).
Pneumonia akibat infeksi bakteri ditandai dengan meningkatnya frekuensi
nafas dan pulsus, batuk, dipnoe, tipe pernapasan abdominal, suhu tubuh
meningkat atau normal, auskultasi daerah paru-paru terdengar abnormal.
Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pada umumnya mempunyai gejala yang
sama, hanya ada spesifisitas tertentu seperti misalnya pneumonia karena infeksi
fungi ditandai dengan batuk yang basah (siegmund. 1986, dalam Yuriadi 2002).
Pneumonia karena virus ditandai dengan sifat penyakit yang sangat menular,
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
gambaran darah menunjukkan leukopenia dan limfopenia dan tidak adanya respon
pengobatan dengan antibiotika (Blood dkk, 1979). Menurut Zein, 1984 Penularan
pneumonia paling sering terjadi melalui pernapasan. Bibit penyakit tidak hanya
dikeluarkan bersama-sama dengan hawa pernapasan dan getah pernapasan, tetapi
juga melalui air kencing, air susu, cairan dari kandungan juga merupakan bahan
penularan pula.
Menurut Pearce, (2006) Stadium pneumonia dibagi menjadi 4 stadium
yaitu
1. Stadium kongesti: kapiler melebar dan kongesti serta di dalam alveolus
terdapat eksudat jernih ,Bakteri dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan
makrofag.
2. Stadium hepatisasi merah: lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan,
warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Di dalam alveolus
didapatkam fibrin, leukosit neutrofil eksudat dan banyak sekali eritrosit dan
kuman. Stadium ini berlangsung sangat pendek.
3. Stadium Hepatisasi Kelabu: lobus masih tetap padat dan warna merah
menjadi pucat kelabu. Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin.
Alveolus terisi fibrin dan leukosit, tempat terjadi fagositosis Pneumococcus.
Kapiler tidak lagi kongesif.
4. Stadium resolusi: eksudat berkurang. Dalam alveolus makrofag bertambah
dan leukosit menglami nekrosis dan degenarasi lemak. Fibrin diresorbsi dan
menghilang. Secara patologi anatomis bronkopneumonia berbeda dari
pneumonia lobaris dalam hal lokalisasi sebagai bercak-bercak dengan
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
distribusi yang tidak teratur. Dengan pengobatan antibiotika urutan stadium
khas ini tidak terlihat.
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang bervariasi, akibat kuman
mycobacterium tuberkulosis sistemik sehingga dapat mengenai semua organ
tubuh dengan lokasi terbanyak di paru – paru yang biasanya merupakan lokasi
infeksi primer (Ainul, 2011). Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang
menyerang pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu
Mycobacterium tuberculosis (Smeltzer, 2002).
Karakteristik Mycobacterium tuberculosis: kuman ini disebut juga basil
dari Koch. Mycobacterium tuberculosis biasanya terdapat pada manusia yang
sakit tuberculosis. Penularan terjadi melalui pernafasan. Bakteri Mycobacterium
bovis menyerang sapi yang menyebabkan tuberkullosis. Bakteri termasuk gram
positif berbentuk tidak beraturan (Frankel, 1970).
Zein, (1945); Penyakit tubberculosis terrmasuk penyakit zoonis dan sering
ditemukan pada sapi perah. Penularan terjadi melalui mulut atau pernapasan.
Dengan meminum susu sapi yang menderita tb, manusia dapat ditulari.
Septicaemia Epizootika (SE) juga merupakan kelainan pada paru-paru
yang disebabkan oleh bakteri. Penampakan makroskopis bagian paru-paru
mengalami hepatisasi dan kosistensi agak rapuh. Hepatisasi umumnya terdapat
secara seragam atau satu stadium, berupa hepatisasi merah dalam keadaan akut,
hepatisasi kelabu atau kuning dalam stadium yang lebih lanjut. Bidang sayatan
paru beraneka warna karena adanya pneumonia berfibrin pada bagian-bagian
nekrotik, sekat interlobular berbusung dan bagian-bagian yang normal.
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Septicaemia Epizootica (SE) adalah penyakit infeksius yang menyerang
ruminansia oleh bakteri gram negatif Pasteurella multocida . Penyebaran penyakit
ini pada umumnya melalui pernapasan (Frankel, 1970).
Pasteurella merupakan bakteri berbentuk batang-lurus, kokobasil,
berukuran 0,3-1μm sampai 1,0-2,0 μm, gram-negatif, nonmotil. Dalam bahan
pemeriksaan terdapat sebagai sel tunggal maupun berpasangan, kadang-kadang
dalam formasi rantai pendek. Beberapa strain P. mulcotida dalam kultur primer
memperlihatkan pleomorfisme. Bakteri virulen menghasilkan kapsul dan dapat
dilihat dengan pewarnaan Giemsa. Bersifat fermentatif, sebagian besar strain
dapat menghasilkan asam dari glukosa, manitol, dan sukrosa. Pasteurella dapat
tumbuh dalam medium laboratorium standard yang mengandung darah atau
hematin. Suhu optimum pertumbuhannya 37oC, dapat tumbuh pada rentang suhu
25oC-40oC. P. mulcotida tidak dapat tumbuh dalam media yang mengandung
empedu (contohnya: medium agar Mac Conkey Agar).
2.3. Tinjauan tentang Uji Mikrobiologis
Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya.
Uji mikrobiologis terdiri dari 2 macam yaitu uji kuantitatif dan uji kualitatif.
2.4.1 . Uji kuantitatif
Kuantitatif adalah data yang berupa angka atau jumlah suatu objek yang
diteliti. Menurut Jutono, dkk (1980) ada 2 cara perhitungan jumlah mikrobia yaitu
perhitungan secara langsung (direct method) dan secara tidak lengsung (indirect
method
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
2.4.1.1 Perhitungan secara langsung
Perhitungan jumlah mikrobia secara langsung, dipakai untuk menentukan
jumlah mikrobia keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup. Ada beberapa
cara perhitungan antara lain:
1. Menggunakan cara pengecatan dan pengamatan mikrospis
Pada cara ini mula-mula dibuat preparat mikroskopik pada gelas benda,
suspensi bahan atau biakan mikrobia yang telah diketahui vulumenya diratakan di
atas gelas benda pada suatu luas tertentu setelah itu preparat dicat dan dihitung
jumlah rata-rata sel tiap petak atau tiap bidang pemandangan mikroskop. Luas
bidang pemandangan mikroskop dihitung dengan mengukur garis tengahnya. Jadi
jumlah mikrobia yang terdapat pada gelas benda seluruhnya dapat dihitung,
sehingga dapat diperoleh jumlah mikrobia tiap cc bahan atau cairan yang
diperiksa (Jutono dkk, 1980).
2. Menggunakan filter membrane (miliphore filter)
Suspensi bahan mula-mula disaring sejumlah volume tertentu kemudian
disaring dengan filter membrane yang telah disterilkan terlebih dahulu. Dengan
menghitung jumlah sel rata-rata tiap kesatuan luas pada filter membran dapat
dihitung jumlah sel dari volume suspensi yang disaring (Jutono dkk, 1980).
3. Menggunakan counting chamber
Perhitungan ini dapat menggunakan haemacytometer, Petroff-Hausser
Bacteria Counter, dan alat-alat lainnya yang sejenis. Dasar perhitungannya ialah
dengan menempatkan 1 tetes suspensi bahan atau biakan mikrobia pada alat
tersebut, ditutup dengan gelas penutup kemudian diamati dengan mikroskop
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
dengan perbesaran sesuai besar kecilnya mikrobia. Dengan menentukan jumlah
sel rata-rata tiap petak (ruangan) yang telah diketahui volumenya dan alat tersebut
dapat ditentukan jumlah sel mikrobia tiap cc (Jutono dkk, 1980). Perhitungan
jumlah organisme uniseluler dalam suspensi dapat ditentukan secara mikroskopik
dengan menghitung individu sel dalam volume yangs angat kecil secara akurat.
Seperti perhitungan yang biasanya dilakukan dengan mikroskop khusus (slide)
yang dikenal dengan “counting chamber”. Counting chamber terdiri dari kotakkotak teratur yang telah diketahui areanya, yang disusun dari liquid film dimana
telah diketahui kedalamannya dan dapat dibedakan antara slide dan cover slip.
Akibatnya volume dari cairan yang dituangkan tiap kotak dengan pasti volumenya
dapat diketahui. Seperti perhitungan langsung yang dikenal dengan “total cell
count” merupakan perhitungan yang meliputi sel hidup dan sel yang tidak hidup,
sejak ini pada kasus bacteria yang tidak dibedakan dengan pengamatan
mikroskopik (Stainer, 1986).
2.4.2.1 Perhitungan Secara Tidak Langsung
Perhitungan mikrobia secara tidak langsung, dipakai untuk menentukan
jumlah mikrobia keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup atau hanya
menentukan jumlah mikrobia yang hidup saja. Untuk menentukan jumlah
mikrobia yang hidup dapat dilakukan setelah suspensi bahan atau biakan
mikrobia diencerkan beberapa kali dan ditumbuhkan dalam medium dengan cara
tertentu tergantung dari macamnya bahan dan sifat mikrobianya (Jutono dkk,
1991). Ada beberapa cara perhitungan antara lain:
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
1. Menggunakan Sentrifuge
Caranya ialah 10 cc biakan cair mikrobia disentrifuge dengan
menggunakan sentrifuge yang biasa digunakan untuk menentukan jumlah butirbutir darah. Kecapatan dan waktu sentrifugasi harus diperhatikan. Setelah
ditentukan volume mikrobia keseluruhan maka dapat dipakai untuk menentukan
jumlah sel-sel mikrobia tiap cc, yaitu dengan membagi volume mikrobia
keseluruhan dengan volume rata-rata tiap sel mikrobia (Suriawiria, 1985).
2. Berdasarkan Kekeruhan
Dasar penentuan cara ini ialah jika seberkas sinar dilakukan pada suatu
suspensi mikrobia maka makin pekat (keruh) suspensi tersebut, makin besar
intensitas sinar yang diabsorbsi sehingga intensitas sinar yang diteruskan makin
kecil (Jutono dkk, 1980). Perhitungan jumlah bakteri berdasarkan kekeruhan
digunakan
alat-alat
seperti
photoelectric
turbidimeter
electrophotometer,
spectrophotometer, nephelometer, dan alat-alat lain yang sejenis. Alat-alat ini
menggunakan
sinar
monokromatik
dengan
panjang
gelombang
tertentu
(Dwijoseputro, 1990).
3. Menggunakan Perhitungan Elektronik (electronic counter)
Alat ini dapat untuk menentukan beribu-ribu sel tiap detik secaa tepat.
Prinsip kerjanya alat ini adanya gangguan-gangguan pada aliran ion-ion yang
bergerak diantara 2 elektroda. Penyumbatan sementara oleh sel mikrobia pada
pori sekat yang terdapat diantara kedua elektroda sehingga terputusnya aliran
listrik. Jumlah pemutusan aliran tiap satuan waktu dihubungkan dengan kecepatan
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
aliran cairan yang mengandung mikrobia adalah ukuran jumlah mikrobia dalam
cairan tersebut.
4. Menggunakan Cara Pengenceran
Cara ini dipakai untuk menentukan jumlah mikrobia yang hidup saja.
Dasar perhitungannya ialah mengencerkan sejumlah volume tertentu suatu
suspensi bahan atau biakan mikrobia secara bertingkat.
1) Menggunakan cara Most Probable Number (MPN)
Metode ini dilakukan pengenceran dengan beberapa kali ulangan, secara
matematik hasilnya dapat untuk menentukan kemungkinan besar jumlah
mikrobia yang terdapat dalam suspense.
2) Berdasarkan Jumlah Koloni (Plate count)
Cara ini yang paling umum digunakan untuk perhitungan jumlah mikrobia.
Dasarnya ialah membuat suatu seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10
(Jutono dkk, 1980). Menurut Jutono (1980), tidak semua jumlah bakteri dapat
dihitung. Ada beberapa syarat perhitungan yang harus dipenuhi, yaitu :
a) Jumlah koloni tiap petridish antara 30-300 koloni, jika memang tidak ada
yang memenuhi syarat dipilih yang jumlahnya mendekati 300.
b) Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas petridish,
koloni tersebut dikenal sebagai spreader.
c) Perbandingan jumlah bakteri dari hasil pengenceran yang bertururt-turut
antara pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran sebelumnya, jika
sama atau lebih kecil dari 2 hasilnya dirata-rata, tetapi jika lebih besar dari 2
yang dipakai jumlah mikrobia dari hasil pengenceran sebelumnya.
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
d) Jika dengan ulangan setelah memenuhi syarat hasilnya dirata-rata.
Dalam perhitungan jumlah mikroorganisme ini seringkali digunakan
pengenceran. Pada pengenceran dengan menggunakan botol cairan terlebih dahulu
dikocok dengan baik sehingga kelompok sel dapat terpisah. Pengenceran sel dapat
membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah mikroorganisme yang benar.
Namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar
dengan jumlah koloni yang umumnya relatif rendah (Hadioetomo, 1990).
Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada
cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah
antara 30 sampai 300 sel mikrobia per ml, per gr, atau per cm permukaan
(Fardiaz, 1992). Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga
semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, makin sedikit sedikit jumlah
mikrobia, dimana suatu saat didapat hanya satu mikrobia pada satu tabung.
Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam karena jumlah mikrobia maksimal yang
dapat dihitung, optimal setelah masa tersebut yaitu akhir inkubasi. Selama masa
inkubasi, sel yang masih hidup akan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung oleh mata (Waluyo, 2004).
2.4.2 Uji Kualitatif.
Pengamatan
langsung
dengan
mata
(makroskopik) : morfologi
mikroorganisme, warna spora, warna dan bentuk koloni, sedangkan untuk
pengamatan mikroskop (mikroskopik) : bentuk dan motilitas mikroorganisme,
bentuk dan warna hifa. Untuk metode pewarnaan biasanya yang sering digunakan
adalah pewarnaan gram untuk bakteri.
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Pengujian patogenitas dari suatu bakteri dapat menggnakan metode uji
hemolisis dengan menggunakan media Blood Agar Plate (BAP) atau media agar
darah. Metode uji hemolisis ini merupakan kemampuan bakteri menghemolisis sel
darah merah pada Blood Agar plate yang ditandai dengan terbentuknya zona
bening disekeliling koloni (Chamanrokh et al,2007 dalam Anonim 2013). Suatu
mikroorganisme yang mampu menghemolisis sel darah merah di golongkan ke
dalam kelompok bakteri patogen.
Pengujian mikroorganisme ke dalam kelompok Enterobacteriaceae dapat
digunakan beberapa media yaitu Mac Conkey Agar ( MCA) dan Eosin Methylen
Blue Agar (EMBA) keduanya adalah media selektif. Pada media Mac Conkey
Agar ( MCA) tidak semua bakteri dapat tumbuh. Hal ini karena adanya garam
empedu ( blit alt) yang berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri granm positif.
Dengan demikian kuman yang tumbuh adalah bakteri gram negatif khususnya
familli Enterobacteriaceae. Cara penanamannya sama dengan penanaman pada
Nutrient Agar . Koloni Enterobacteriaceae yang mampu memfermentasi laktosa
sehingga menjadi merah bata.
Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) termasuk media selektif. Zat
penghambatnya adalah eosin Y dan methylen blue. Bakteri yang umbuh pada
medium ini adalah golongan Enterobacteriace dan Candida albians. Warna koloni
dari masing-masing jenis bakteri berbeda beda dan ini sangat mudah dibedakan
dengan koloni lainnya. Khusus E.coli koloninya khas ditandai dengan warma
hijau metalic dengan pusat koloni berwarna gelap.
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Download