BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar menurut pendapat Winkel (2012) merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung secara aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Berdasarkan pendapat Winkel belajar merupakan perubahan yang tetap dan berbekas pada memori pebelajar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam Standar Isi (Depdiknas, 2006) disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Selain itu, dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Suparno (dalam Heruman, 2011:5) menyebutkan matematika memiliki banyak unit-unit yang saling berhubungan satu sama lain. Namun, anak-anak tidak menyadari adanya saling keterkaitan antar unit-unit dalam matematika. Karena mereka belajar dengan menghafal. Menghafal bukanlah belajar yang bermakna dan tidak berbekas pada memori siswa. Padahal belajar bermakna tejadi apabila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka dalam setiap penyelesaian masalah. Permasalahan yang terjadi merupakan tugas guru untuk mencari solusinya agar mereka mau mencatat dan berminat pula membaca catatannya sendiri. Popham dan Baker (2008) mengemukakan, guru mengajar dengan efektif artinya guru harus mampu meningkatkan kualitas mengajar dengan berbagai metode yang kini telah banyak berkembang. Dengan pemilihan model dan metode pengajaran yang tepat maka tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien. 1 2 Tony Buzan (2012:4) menyimpulkan “Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan ‘memetakan’ pikiran-pikiran kita. Mind Map sangat sederhana”. Berdasarkan pendapat Tony Buzan Mind Map diharapkan mampu membantu siswa dalam proses belajar Matematika agar banyaknya rumus maupun sifat-sifat dalam suatu objek menjadi sederhana dan mudah dipahami. Mind Map pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Mind Map Tony Buzan menggunakan media warna dan gambar dalam mencatat kemudian disusun seperti gambar struktur otak yang memancar dari pusat. Dari hal yang paling umun kemudian dikembangkan dengan garis lengkung, simbol, dan kata sesuai dengan satu kesatuan organisasi sehingga menjadi catatan yang sederhana, warna-warni, teratur, dan mudah diingat. Setelah Tony Buzan muncul banyak tokoh yang mengembangkan Mind Map, seperti Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, dan Melvin L. Silbermen. Model yang dikembangkan oleh Tony Buzan berupa Mind Map menggunakan gambar atau foto sebagai pusatnya. Mind Map model Melvin L. Silbermen sama dengan prinsip Mind Map Tony Buzan. Berbeda dengan Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, model Mind Map yang dikembangkanya berupa tulisan kemudian dilingkupi dengan bentuk, misalnya lingkaran atau bentukbentuk lain (seperti lampu bohlam) sebagai gagasan utamanya. Penggunaan warna merupakan bagian dari desain visual dan perangkat grafis yang akan memberikan kesan lebih dalam. DePorter dan Hernacki (2011:152) menyimpulkan “peta pikiran (Mind Map) menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang yang digunkan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan”. Dari ketiga ketiga gagasan Mind Map tersebut yang perlu dibandingkan antara Mind Map model Tony Buzan dan Mind Map model Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Penelitian yang dilakukan oleh Guspriyanto (2012), dari hasil penelitian yang diperoleh melalui angket dan tes kemudian diberlakukan uji beda (uji t) membuktikan bahwa penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping berpengaruh terhadap minat belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Banyubiru semester genap tahun ajaran 2011/ 2012. 3 Apabila model pembelajaran yang dipergunakan efektif dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) maka hasil belajar siswa tentunya akan meningkat dan memenuhi tujuan pembelajaran. Selain itu, dalam segi proses siswa akan terlihat antusias dan aktif dalam proses pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono (2006:3) berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari siswa tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan proses belajar. Dari pernyataan Dimyati dan Mujiono dapat diartikan bahwa hasil belajar merupakan hasil akhir pembelajaran yang diperoleh siswa dari pengalaman pembelajaran atau hasil interaksi antara tindak belajar dan tidak mengajar. Teknik mencatat dengan Mind Map diharapkan mampu memudahkan siswa dalam belajar. Mind Map model Tony Buzan dan Mind Map model DePorter dan Hernacki merupakan model yang sering dipakai dalam membuat suatu catatan. Penggunaan warna dan cabang-cabang sebagi penghubung merupakan kesamaan dari model kedua Mind Map ini. Keduanya diharapkan mampu membantu siswa dalam belajar. Dari kesamaan dan perbedaan Mind Map model Tony Buzan dan Mind Map model DePorter dan Hernacki apabila diterapkan dalam pembelajaran memungkinkan adanya perbedaan model manakah yang paling mudah dibuat, diingat, dan berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Matematika kelas 5 pada Kompetensi Dasar khususnya mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. 1.2 Identifikasi Masalah Guru yang profesional salah satunya adalah efektif dalam pengajaran. Phopam dan Baker (2008) guru yang mampu mengaplikasi metode pembelajaran merupakan upaya meningkatkan kualitas mengajar dan profesionalitas dirinya sebagai seorang guru. Namun, dalam kenyataannya guru lebih sering menggunakan metode konvensional dalam belajar. Alasannya agar semua materi pelajaran telah terselesaikan tanpa mempertimbangkan apakah siswa telah memahami materi pembelajaran. Pemahaman guru yang seperti ini membuat keadaan siswa menjadi terpuruk. 4 Siswa yang efektif dalam belajar biasanya menemukan gaya belajar untuk memudahkannya dalam belajar. Salah satunya adalah memodifikasi catatannya. Catatan tersebut dibuat dengan imajinasi dan kreatifitasnya agar membuat dirinya sendiri menjadi semangat untuk belajar. Gaya belajar yang menarik nantinya akan mampu mempercepat daya serap yang cepat dalam belajar dan mampu menghasilkan ingatan jangka panjang. Namun, hanya beberapa siswa yang mau dan mampu menerapkan hal gaya belajar yang efektif dari dirinya. Mereka cenderung malas belajar karena kurang minat dalam belajar. Catatan yang mereka buat tidak efektif dan sistematis membuat mereka kurang memahami materi pelajaran yang berakibat hasil belajar mereka tidak sesuai harapan. 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah, maka permasalahan dibatasi pada eksperimentasi pembelajaran menggunakan Mind Map model Tony Buzan, Mind Map model Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, dan hasil belajar kognitif Matematika siswa. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Matematika mengenai sifat-sifat bangun datar dengan subyek penelitian siswa kelas 5 SD Negeri 1 Todanan. Peneliti hanya ingin mengetahui adakah perbedaan hasil belajar kognitif Matematika antara siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dengan siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu: 1) “Adakah perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan dengan siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki?” 2) “Apakah hasil belajar Matematika siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan lebih rendah daripada siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki?” 5 3) “Apakah hasil belajar Matematika siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan lebih tinggi daripada siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki?” 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian, maka tujuan penelitian ini yaitu: 1) “Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dengan siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan.” 2) “Untuk mengetahui apakah hasil belajar Matematika siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan lebih kecil daripada siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki.” 3) “Untuk mengetahui apakah hasil belajar Matematika siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan lebih besar daripada siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki?” 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan/ pengembangan wawasan terutama dalam hal model pembelajaran Mind Mapping. 1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi siswa, 1. Diterapkannya kedua model pembelajaran Mind Mapping ini diharapkan agar dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa. Selain itu, memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dengan berbagai teknik belajar untuk meningkatkan kualitas belajar. 2. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan Mind Map yang memiliki kesederhanaan mampu meningkatkan pemahaman siswa. 6 3. Siswa merasa senang karena dilibatkan dalam proses pembelajaran. 4. Siswa yang memiliki kreatifitas dan imajinasi yang tinggi dapat digali potensinya. 5. Meningkatkan kemampuan berkerjasama antar siswa. b. Bagi guru, memberikan sumbangan mengenai pemilihan metode pembelajaran yang efektif dan efisien yang sesuai materi pelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. c. Bagi peneliti, memberikan pengalaman menerapkan model pembelajaran Mind Map beberapa tokoh yang nantinya dapat diterapkan saat mengajar.