BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang terjadi sekarang ini menuntut dunia usaha dan bisnis untuk dapat menyediakan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Untuk itulah akuntansi berperan dalam menghasilkan informasi yang diperlukan. Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi dan bahan pertimbangan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan perusahaan tersebut berisi data–data keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap akhir periode yang meliputi posisi keuangan perusahaan, laporan kinerja, perubahan posisi keuangan, laporan aliran kas dan catatan-catatan. Penyampaian informasi yang dilakukan perusahaan melalui laporan keuangan berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak internal dan eksternal. Seperti yang telah dinyatakan dalam kerangka konseptual Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bahwa laporan keuangan bertujuan memberikan informasi yang berguna untuk keputusan bisnis. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang wajib dipublikasikan sebagai alat 1 2 pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya pemilik (Mulya, 2009). Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan akan digunakan oleh pihak eksternal untuk pengambilan keputusan, oleh karena itu laporan keuangan tersebut harus dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya atau dengan kata lain informasi akuntansi tersebut harus relevan. Informasi akuntansi dapat dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan (Kusuma, 2007). Gultom dan Diyanty (2013) juga menyatakan bahwa informasi dianggap memiliki relevansi nilai jika pergerakan harga saham dapat diasosiasikan dengan adanya publikasi informasi tersebut. Relevansi menjadi topik penting karena terdapat penelitian yang telah membuktikan bahwa informasi akuntansi telah kehilangan relevansinya dan cenderung menurun dari waktu ke waktu (Kousenidis dalam Fuad, 2012). Beberapa faktor dianggap menjadi sumber utama dalam hal berkurangnya relevansi informasi akuntansi diantaranya adalah skandal akuntansi yang melibatkan emiten dan auditor. Hal ini menyebabkan kegunaan informasi akuntansi yang semakin memburuk, karena dampak dari kegiatan operasional perusahaan tidak dapat terefleksi secara cukup dalam sistem pelaporan keuangan (Zumzumi, 2012). 3 Komponen penting dalam laporan keuangan yang sering dijadikan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja perusahaan adalah laba dan nilai buku. Keberadaan kualitas laba tentu saja menjadi perhatian khusus oleh para pengguna laporan keuangan, terutama investor, sebab informasi laba tersebut akan digunakan sebagai penentu pengambilan keputusan (Gultom dan Diyanty, 2013). Informasi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown dalam Handayani dan Putra (2013) yang menyatakan bahwa laba diduga memiliki nilai relevan karena memiliki hubungan secara statistik dengan harga saham yang mencerminkan nilai perusahaan. Demikian halnya dengan nilai buku yang diduga memiliki nilai relevan karena nilai buku merupakan pengganti untuk pendapatan normal masa depan yang diharapkan (Ohlson dalam Kusuma, 2007). Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah menguji relevansi informasi akuntansi. Lev dan Zarowin dalam Almilia dan Sulistyowati (2007) menunjukkan bahwa hubungan pelaporan laba akuntansi dan arus kas operasi dengan return saham menurun selama 20 tahun masa pengamatan. Penelitian Collins et al. dalam Almilia dan Sulistyowati (2007) menunjukkan bahwa relevansi nilai laba dan nilai buku bukan menurun selama 40 tahun terakhir, melainkan menunjukkan pergeseran relevansi nilai dari informasi laba ke nilai buku. Penelitian-penelitian lain membuktikan bahwa laba memberikan informasi dan bermanfaat dalam penilaian sekuritas. Akan tetapi peran nilai 4 buku tidak dapat diabaikan, karena nilai buku juga merupakan faktor yang relevan dalam menjelaskan nilai ekuitas. Nilai buku merupakan ukuran asset bersih yang menghasilkan laba, sedangkan laba adalah ukuran yang mengikhtisarkan hasil dari aset-aset tersebut (Beaver, Foster, Ball dan Brown dalam Mulya, 2009), (Almilia dan Sulistyowati, 2007). Di Indonesia, penelitian Sari (2004) menunjukkan bahwa relevansi nilai laba turun secara signifikan dari masa sebelum krisis (1995-1996) ke masa krisis (1997-1998). Kenaikan dan penurunan relevansi informasi akuntansi ini disebabkan oleh banyak hal, namun banyak yang menganggap bahwa berkurangnya relevansi informasi akuntansi disebabkan oleh manajemen laba (Kusuma, 2007). Prinsip utama dari teori keagenan menyatakan adanya hubungan kerja antara investor dan manajer. Konflik kepentingan yang terjadi antara investor dan manajer ini akan mendorong pihak manajer untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada pihak investor, terutama laporan mengenai kinerja manajer (Handayani dan Putra, 2013). Penggunaan prinsip akuntansi akrual semakin memberikan keleluasaan bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba untuk menyesatkan investor mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Manajemen laba merupakan tindakan seorang manajer dalam menaikkan atau menurunkan nilai laba dalam laporan keuangan. Motivasi utama seorang manajer melakukan manajemen laba yaitu tujuan oportunis dan informatif (Kusuma, 2007). Tujuan oportunis dapat merugikan pemakai 5 laporan keuangan karena informasi yang dihasilkan dalam laporan keuangan tidak akurat. Sikap ini dinilai merupakan suatu bentuk kecurangan yang dilakukan manajer dan diimplikasikan ke dalam laporan keuangan saat menghadapi kondisi tertentu. Sikap curang yang dilakukan manajer ini merupakan tindakan yang sengaja dilakukan untuk menipu pihak lain dan dapat menyebabkan kehilangan kekayaan (Beneish dalam Purwanti dan Rahardjo, 2012). Tujuan berikutnya yaitu tujuan informatif, dalam tujuan ini manajer berusaha menginformasikan kepada para investor mengenai kesempatan yang dapat dicapai oleh perusahaan pada masa yang akan datang. Hal ini didukung dengan wewenang manajer mengenai keputusan yang berhubungan dengan investasi dan operasi perusahaan (Gul et al. dalam Kusuma, 2007). Praktik manajemen laba ini akan berpengaruh terhadap relevansi informasi akuntansi karena perusahaan yang manajernya melakukan praktik manajemen laba akan mengubah atau memanipulasi nilai laba sehingga laba yang dihasilkan tidak relevan lagi atau tidak dapat menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Akibatnya relevansi nilai laba pada suatu perusahaan yang terindikasi melakukan manajemen laba akan lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Hal ini akan menyebabkan para investor tidak akan melihat laba sebagai alat penilaian, tetapi beralih ke nilai buku sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan. 6 Tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer ini telah memunculkan beberapa kasus pelaporan akuntansi yang telah secara luas diketahui, antara lain kasus perusahaan Enron, Merck, World Com, dan beberapa perusahaan lain di Amerika Serikat. Di Indonesia kasus manajemen laba ini terjadi pada perusahaan PT. Lippo Tbk dan Pt. Kimia Farma Tbk yang pada awalnya terdeteksi adanya manipulasi. Beberapa kasus tersebut menunjukkan bahwa praktek manajemen laba dalam pelaporan keuangan bukan sesuatu yang baru. Tingginya tingkat persaingan merupakan salah satu faktor yang mendorong atau menekan perusahaan untuk berlomba-lomba menunjukkan kualitas dan kinerja perusahaan yang terbaik. Terdapat beberapa penelitian yang menemukan hasil yang tidak konsisten mengenai pengaruh manajemen laba terhadap relevansi laba dan nilai buku. Kusuma (2007) dalam penelitiannya mengenai dampak manajemen laba terhadap relevansi informasi akuntansi dengan menggunakan sampel seluruh perusahaan yang listed di BEI pada periode 2003-2005 menyatakan bahwa manajemen laba tidak memiliki dampak apapun terhadap relevansi laba dan nilai buku ekuitas ketika manajemen laba dilakukan melalui short term dan long term discretionary accruals. Penelitian Zumzumi (2012) menyatakan bahwa manajemen laba terbukti mengakibatkan penurunan relevansi nilai laba tetapi tidak memiliki dampak terhadap nilai buku ekuitas. 7 Penelitian yang berbeda juga dihasilkan oleh Wigraha (2011) yang menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap relevansi informasi akuntansi dengan menurunkan relevansi nilai laba dan meningkatkan relevansi dari nilai buku. Irmawati (2012) menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh tidak signifikan terhadap relevansi informasi akuntansi. Indonesia merupakan salah satu negara dengan karakter pasar modal yang masih lemah proteksinya terhadap investor minoritas (luar) dan penerapan tata kelola korporasi yang masih tergolong rendah diantara negaranegara Asia lainnya, yaitu termasuk dalam peringkat terbawah pada tahun 2003-2004, dan naik satu tingkat pada tahun 2010 (Hung dalam Subekti, 2014). Struktur kepemilikian institusional dapat dijadikan sebagai proksi monitoring terhadap tindakan manajer yang dapat merugikan investor minoritas dan sebagai alat untuk menguji penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Selain itu, besarnya kepemilikan saham oleh institusi juga dapat menjadi penentu derajat relevansi nilai informasi akuntansi (Subekti, 2014). Menurut Faizal dalam Putra (2013), perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Johnson dan Greening dalam Ilyas dan Midiastuty (2006) menambahkan dengan semakin besarnya kepemilikan saham oleh institusional pada suatu perusahaan akan berdampak pada peningkatan harga saham dan juga dalam manajemen perusahaan. Hal ini disebabkan kepemilikan institusional cenderung dapat mengatur dan mempengaruhi 8 keputusan manajemen puncak perusahaan dengan cara mekanisme monitoring didalam perusahaan. Subekti (2014) meneliti penegaruh kepemilikan institusional terhadap relevansi informasi akuntansi, menyatakan bahwa kepemilikan institusional meningkatkan kualitas laporan keuangan dan secara positif mempengaruhi relevansi informasi akuntansi. Sofwan dan Subekti (2013) menyatakan bahwa kepemilikan institusional hanya berpengaruh terhadap relevansi nilai buku. Penelitian lain yang dilakukan oleh Irmawati (2013) menyatakan bahwa pengaruh mekanisme corporate governance dalam hal ini adalah kepemilikan institusional terhadap relevansi informasi akuntansi tidak terbukti. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan dikarenakan hasil penelitian sebelumnya yang tidak konsisten, peneliti juga menambahkan variabel kepemilikan institusional, sebagai salah satu proksi dari tata kelola perusahaan yang juga mempengaruhi relevansi informasi akuntansi. Judul penelitian yang akan diteliti yaitu, “Pengaruh Manajemen Laba dan Kepemilikan Institusional terhadap Relevansi Informasi Akuntansi”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Zumzumi (2012). Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Periode sampel penelitian yang lebih up to date, yaitu dari tahun 20102012. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui membandingkan dengan penelitian sebelumnya. ataupun 9 2. Menambah variabel kepemilikan institusional. 3. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI dari tahun 2010-2012. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, maka pokok masalah akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini: 1. Apakah manajemen laba berpengaruh negatif terhadap relevansi nilai laba? 2. Apakah manajemen laba berpengaruh negatif terhadap relevansi nilai buku? 3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba? 4. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap relevansi nilai buku? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh negatif manajemen laba terhadap relevansi nilai informasi laba. 2. Untuk mengetahui pengaruh negatif manajemen laba terhadap relevansi nilai buku. 10 3. Untuk mengetahui pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap relevansi nilai informasi laba. 4. Untuk mengetahui pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap relevansi nilai buku. D. Manfaat Penelitian 1. Bidang Teoritis a. Memberikan informasi dan referensi mengenai manajemen laba, kepemilikan institusional dan relevansi informasi akuntansi. b. Menjadi salah satu referensi atau bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bidang Praktik a. Memberikan informasi terhadap investor di pasar modal mengenai praktik manajemen laba yang terjadi di perusahaan. b. Memberikan masukan bagi manajemen perusahaan untuk tidak melakukan tindakan manajemen laba. c. Memberikan masukan bagi perusahaan agar dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi dengan lebih baik.