BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan nilai perusahaan, yang sekaligus juga akan meningkatkan kesejahteraan bagi para pemegang sahamnya. Penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan masalah-masalah yang disebut dengan masalah keagenan (agency problem) yang terdapat dalam teori keagenan. Teori keagenan, menerangkan bahwa adanya pemisahan fungsi kepemilikan dan fungsi pengolaan (pihak manajemen) dalam suatu perusahaan akan rentan dengan konflik keagenan. Hal ini terjadi karena manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadinya dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham. Pemegang saham biasanya tidak menyukai kepentingan manajer, karena hal tersebut akan menambah biaya (cost) bagi perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan dan dividen yang diterima oleh pemegang saham. Agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Untuk mengurangi konflik tersebut maka perusahaan harus mengeluarkan biaya pengawasan yang biasa disebut dengan biaya agensi (agency cost). Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya Universitas Sumatera Utara perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Sumber pendanaan internal yaitu suatu dana yang berasal dari dalam perusahaan yaitu modal sendiri dan laba ditahan. Modal sendiri berasal dari modal saham sedangkan laba ditahan berasal dari sumber dana yang diperoleh dari usaha perusahaan dalam kegiatan operasi perusahaan, akan tetapi seiring dengan perkembangan ekonomi serta adanya tuntutan perkembangan usaha, dana yang berasal dari dari dalam perusahaan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dituntut untuk berusaha mencari lagi tambahan dana yang berasal dari sumber pendanaan eksternal yaitu suatu dana yang diperoleh dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada pihak ketiga atau berutang. Kebijakan utang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen keuangan dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan dari pihak ketiga untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebijakan utang adalah salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer yaitu menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Haruman (2008) berpendapat implementasi keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana dalam perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan internal dan eksternal. Perusahaan memiliki beberapa alternatif pembiayaan untuk menentukan struktur modal yang tepat. Fungsi utama dari aktivitas pendanaan adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal Universitas Sumatera Utara untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang pada akhirnya tercermin pada harga sahamnya. Tujuan utama perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (stockholder) melalui keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen, yang tercermin dalam harga saham di pasar modal. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak pemegang saham atau sering disebut principal yang menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para profesional (manajer) atau sering disebut agen untuk bertanggungjawab mengelola perusahaan. Para manajer yang diangkat diharapkan dapat melakukan tindakan yang terbaik bagi perusahaan dengan cara memaksimumkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran dapat tercapai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harford, dkk. (2008) didapatkan hasil bahwa utang, dan khususnya, utang jangka pendek mempunyai kemampuan untuk mendisiplinkan manajer. Secara spesifik, dengan karakteristik perusahaan yang ada, menunjukkan bahwa dewan yang lebih kuat dan independen akan mendesak perusahaan untuk mempunyai utang yang lebih besar dan dalam bentuk utang jangka pendek yang besar pula. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang melibatkan utang sebagai pendanaannya, secara tidak langsung akan dimonitor oleh pihak debtholder itu sendiri. Joher et al (2006) melakukan penelitian tentang struktur kepemilikan perusahaan terhadap rasio utang perusahaan. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa pada dasarnya struktur kepemilikan perusahaan dikategorikan dalam tiga kategori yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kepemilikan Universitas Sumatera Utara oleh individu. Kepemilikan instutusional merupakan persentase kepemilikan lembar saham perusahaan oleh institusi lain. Institusi tersebut dapat berupa perusahaan, bank, lembaga pensiun, perusahaan asuransi dan intitusi lainnya. Kepemilikan institusional yang besar akan meningkatkan aspek pengawasan terhadap manajer yang membuat manajer menjalankan strategi perusahaan dalam rangka meningkatkan nilai perusahan. Menurut Sundjaja dan Barlian (2002) secara teoritis, banyak manajer keuangan setuju dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham, namun pada prakteknya manajer juga memperhatikan harta miliknya, keamanan pekerjaanya, gaya hidup dan manfaat lainya yang diperoleh dari perusahaan. Adanya perbedaan tujuan ini, sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Penyebab adanya konflik keagenan antara pemegang saham dengan manajer salah satunya adalah berkaitan dengan pembuatan keputusan sumber pendanaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, para pemilik modal dapat mempercayakan kepada para profesional (manajerial atau insider) yang sering disebut sebagai agen. Manajer perusahaan yang bertindak sebagai agen pemegang saham diharapkan dapat mengambil keputusan on the best of interest of stockholders. Akan tetapi pada kenyataannya bahwa penunjukkan pemegang saham kepada manajer untuk melakukan pengelolaan pada perusahaan seringkali merupakan langkah yang salah karena kecenderungan manajer yang bersikap oportunis sehingga bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Manajer dan pemegang saham terkadang berbeda kepentingan, yang dikenal dengan konflik keagenan (Jensen 1976 dalam Easterbrook 1984). Universitas Sumatera Utara Konflik keagenan (agency problem) akan mempengaruhi kedua pihak untuk memaksimalkan kesejahteraannya masing-masing. Kekhawatiran pemegang saham berkaitan dengan kendali atas sumber daya perusahaan yang dipegang oleh manajer, sehingga ada kemungkinan manajer akan mengambilan keputusan yang merugikan pemegang saham atau memanfaatkan sumber daya perusahaan untuk kesejahteraan sendiri. Perbedaan kepentingan antara pemilik saham yang masuk dalam manajemen perusahaan ataupun sebaliknya, yaitu manajemen yang sekaligus berperan sebagai pemilik saham atau lebih dikenal dengan managerial ownership (kepemilikan manajerial) dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana. Para pemegang saham hanya peduli terhadap risiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Namun manajer sebaliknya lebih peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan. Sejauh pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan utang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan. Tetapi, manfaat tersebut akan dipenalty oleh biaya kebangkrutan dan kemungkinan perbedaan personal tax antara income dari ekuitas dan dari utang, sehingga keputusan pendanaan yang diambil perlu memperhatikan konsep trade-off dalam balancing theory untuk mencapai struktur modal yang optimal dengan menyeimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan utang sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan (Brigham, 2006). Saham yang dijual perusahaan dapat dimiliki oleh pihak manajemen ataupun pihak diluar manajemen. Kepemilikan saham oleh pihak luar seperti investor Universitas Sumatera Utara institusi disebut dengan kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional menyebabkan kinerja manajemen diawasi secara optimal dan akan meminimalisir perilaku opurtunistik. Penelitian Manan (2004) dan Kurniati (2007) menunjukkan hasil bahwa kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang, namun Damayanti (2006) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Variabel lain yang juga diperkirakan mempengaruhi kebijakan utang perusahaan adalah struktur aset. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak Utang (Houston, 2001). Semakin banyak struktur aset suatu perusahaan semakin banyak suatu perusahaan tersebut menggunakan utangnya. Penelitian tentang struktur aset dilakukan oleh Manan (2004) dimana hasil penelitian menemukan struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang. Sementara hasil penelitian kurniati (2007) struktur aset berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan utang. Tabel 1.1 Kebijakan Utang Perusahaan-perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode tahun 2009-2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Perusahaan Akasha Wira International Tbk. PT Cahaya kalbar Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk PT Sekar Laut Tbk Kebijakan Utang 2009 2010 2011 161.35% 88.85% 108.14% 26.82% 160.60% 100.02% 84.23% 103.97% 72.93% 225% 176% 111% 19% 90% 116% 141% 115% 69% 151% 103% 104% 22% 70% 172% 126% 104% 74% Universitas Sumatera Utara 10 11 12 PT Siantar Top Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Ultra Jaya Milk 35.65% 144.05% 44.96% 45% 228% 54% 91% 96% 55% Berdasarkan laporan keuangan perusahaan-perusahaan makanan dan minuman tahun 2009-2011, peneliti melihat bahwa terdapat perbedaan dalam kebijakan utang yang diambil perusahaan. Sebagian perusahaan lebih memilih menggunakan utang untuk mendanai perusahaannya, sedangkan sebagian perusahaan lainnya lebih memilih menggunakan modal sendiri untuk membiayai perusahaannya. Oleh karena itu peniliti ingin melihat, apakah hal tersebut ada hubungannya dengan profitabilitas, kepemilikan institusional dan struktur aset perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu dan perbedaan kebijakan utang yang diambil perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2009-2011, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Institusional dan Struktur Aset terhadap Kebijakan Utang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian dapat diformulasikan sebagai berikut : 1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI? Universitas Sumatera Utara 3. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI? 4. Apakah profitabilitas, kepemilikan institusional dan struktur aset secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2. Untuk mengetahui apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 3. Untuk mengetahui apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 4. Untuk mengetahui apakah profitabilitas, kepemilikan institusional dan struktur aset secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan (emiten) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kebijakan utang perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan dalam menetapkan kebijakan utang. Universitas Sumatera Utara 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi pihakpihak yang membutuhkan dan berminat mengembangkannya dalam taraf yang lebih lanjut dengan topik sejenis. 3. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh strategi profitabilitas, kepemilikan institusional dan struktur aset terhadap kebijakan utang perusahaan, sehingga nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan kebijakan strategis perusahaan dimasa yang akan datang. 4. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dan informasi tambahan agar penelitian selanjutnya dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara