BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan didirikan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan
didirikan
memiliki
tujuan
yang
jelas,
yaitu
untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Wahidawati
(2010), tujuan
perusahaan
adalah
mamaksimalkan
kemakmuran para
pemegang saham atau memaksimalkan nilai perusahaan, bukan memaksimalkan
profit. Karena arti dari memaksimalkan profit adalah mengabaikan tanggung
jawab sosial, mengabaikan resiko, dan berorientasi jangka pendek.
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan terbuka,
yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro, 2010). Harga
saham yang tinggi mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi.
Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja
perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa depan Wahidawati
(2010). Meningkatnya nilai perusahaan merupakan sebuah prestasi bagi para
pemegang saham, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, kesejahteraan
pemililk juga akan meningkat. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi
merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan
tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap
perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang
1
2
ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah melakukan go public
(Reny dan Priantinah, 2012).
Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama antara
manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi sharehoder maupun
stakeholder
dalam
membuat
keputusan
keuangan
dengan
tujuan
memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Apabila tindakan antara manajer
dengan pihak lain tersebut berjalan sesuai, maka masalah diantara kedua pihak
tersebut tidak akan terjadi. Kenyataannya penyatuan kepentingan kedua pihak
tersebut sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara manajer dan
pemegang saham disebut masalah agensi (agency problem). Adanya agency
problem tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan keuangan
perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan
kekayaan pemegang saham. Hal ini membutuhkan sebuah kontrol dari pihak
luar dimana peran monitoring dan pengawasan yang baik akan mengarahkan
tujuan sebagaimana mestinya (Laila, 2011).
Beberapa periode terakhir ini di Indonesia tidak sedikit perusahaan yang
berusaha untuk “mendekati” masyarakat. Berbagai upaya dilakukan dalam bentuk
dana maupun pelatihan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dari tanggung
jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility. Aktivitas yang
dilakukan perusahaan ini pada dasarnya dilatar belakangi beberapa alasan, seperti
kompetisi
antar
perusahaan,
menjaga
kelangsungan
hidup
perusahaan,
menghindari konflik dengan masyarakat di sekitar perusahaan, kewajiban yang
3
telah diatur pemerintah dalam peraturan perundang-undangan, maupun untuk
menciptakan image yang baik (Bambang dan Melia, 2013).
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, ada beberapa pihak yang berperan
dalam menentukan kebijakan, seperti kepemilikan institusional dan kepemilikan
manajerial. Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada
akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lain
(Tarjo, 2011). Semakin besar kepemilikan institusi maka akan semakin besar
kekuatan suara dan dorongan dari institusi tersebut untuk mengawasi manajemen.
Akibatnya, akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan
nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Kinerja yang
meningkat tersebut akan menguntungkan bagi pemegang saham karena dengan
kata lain pemegang saham akan mendapatkan banyak keuntungan berupa dividen
(Mayang, 2014: 16).
Kepemilikan manajerial merupakan kondisi di mana manajer memiliki saham
perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan (Tarigan, 2011: 2). Pemberian kesempatan manajer untuk
terlibat dalam kepemilikan saham bertujuan untuk menyetarakan kepentingan
manajer dengan pemegang saham. Keterlibatan manajer tersebut mendorong
manajer untuk bertindak secara hati-hati karena mereka akan turut menanggung
konsekuensi atas keputusan yang diambilnya. Selain itu, manajer akan termotivasi
untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan (Sisca, 2010: 48).
4
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sofiyaningsih & Hardianingsih (2011)
dan Agustine (2014) mengungkapkan bahwa pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan terbukti mempengaruhi nilai perusahaan, artinya tinggi
rendahnya kepemilikan saham oleh jajaran manajemen berkaitan dengan tinggi
rendahnya nilai perusahaan. Sedangkan Sukirni (2012) kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian
Novitasari dan Purwanto (2014) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan agency theory yang menyatakan bahwa agency
cost dapat dikurangi dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen.
Penelitian yang dilakukan oleh Sukirni (2012) dan Agustine (2014)
mengungkapkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif secara
signifikan terhadap nilai perusahaan. Sofiyaningsih dan Hardianingsih (2011)
menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak terbukti mempengaruhi nilai
perusahaan, artinya tinggi rendahnya kepemilikan saham oleh investor
institusional tidak berkaitan dengan tinggi rendahnya nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Surya & Hadiprajitno (2012) dan Agustine
(2014) mengungkapkan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Wardoyo dan Veronica (2013) menyatakan bahwa Corporate
Social Responsibility tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan, yang berarti bahwa semakin luas pengungkapan Corporate Social
5
Responsibility
yang
dilakukan
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
naik/turunnya nilai perusahaan.
Penelitian kali ini mencoba menghadirkan kembali permasalahan yang
berkaitan dengan nilai perusahaan. Menurut penelitian Novitasari dan Purwanto
(2014 ) kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan . Namun
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sofiyaningsih dan Hardiningsih (2011) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional tidak terbukti mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Agustine (2014) mengungkapkan bahwa pengaruh kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan . Namun berbeda
dengan penelitian Novitasari & Purwanto (2014), Agustine (2014), Surya &
Hadiprajitno (2012), dan Wardoyo & Veronica (2013) bahwa kepemilikan
manajerial dan Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memilih judul penelitian
“Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikaan Instutisional,
dan Kepemilikan Manajemen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan Industri Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 20102014)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1.
Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010-2014?
2.
Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan
pada sektor manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2010-2014?
3.
Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
sektor manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode
2010-2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian di atas adalah untuk mengetahui pengaruh Corporate
Social Responsibility, kepemilikan istitusional dan kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan :
1.
Mengetahui apakah terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
2.
Mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap
nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
7
3.
Mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemilikan intitusional terhadap
nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat Praktis
a. Pihak investor
Memberikan pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan sehingga
dapat membantu pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan.
b. Pihak perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dan tambahan
informasi terhadap perusahaan dalam proses pengambilan keputusan,
terutama pada aspek nilai perusahaan yang berkaitan dengan Corporate
Social
Responsibility,
kepemilikan
instutisional,
dan
kepemilikan
manajerial.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan
pengontrol atas
meningkatkan
diperoleh.
stimulus secara proaktif sebagai
perilaku-perilaku
kesadaran
masyarakat
perusahaan
akan
dan
semakin
hak-hak yang harus
8
2.
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pengetahuan
mengenai pengaruh Corporate Social
Responsibility,
kepemilikan
instutisional, dan kepemilikan manajerial terhadap Nilai Perusahaan
pada perusahaan.
3.
Kontribusi Kebijakan
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi
kepada perusahaan untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang terbaik
agar dapat memberikan ketertarikan kepeda para investor dalam jangka
panjang untuk berinvestasi sehingga dapat
mempertahankan dan
meningkatkan nilai perusahaan khususnya perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini sangat diperlukan ruang lingkup pembatasan
dari
permasalahan untuk menghindari adanya pembahasan yang semakin meluas dan
tidak terarah, hingga penulis membatasi pembahasan yang hanya mengacu pada
pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan instutisional, dan
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2010-2014.
Download