BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dalam dasawarsa ini seiring dengan majunya dunia teknologi informasi, hal tersebut semakin menambah tingkat persaingan yang ada pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun di dalam negeri. Sebagai satu subsistem aktivitas ekonomi dunia, pasar modal intemasional tidak hanya dipengaruhi oleh sistem dan keadaan ekonomi suatu negara tetapi juga dipengaruhi oleh sistem sosial ekonomi dunia. Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan stakeholder. Perusahaan didirikan harus memiliki tujuan tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan antara lain untuk mencapai keuntungan maksimal, ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham, dan memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Tujuan perusahaan yang ketiga tersebut sebenamya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Harjito dan Martono, 2005:265). Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum, apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan 1 2 umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Jansen (2001) menyatakan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, warran maupun saham preferen. Penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan masalah-masalah keagenan (agency problem). Agency problem yaitu permasalahan yang tetjadi akibat hubungan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan. Dalam akuntansi keuangan dikenal apa yang disebut dengan teori keagenan. Teori ini menjelaskan bahwa pemegang saham sebagai pemilik perusahaan (disebut prinsipal) mendelegasikan tugas dan wewenang kepada manajemen (disebut agen) untuk mengelola perusahaan (Nuraina, 2012). Variabel kepemilikan saham oleh para eksekutif atau manajemen (managerial or insider ownership) sering menjadi satu titik awal munculnya konflik keagenan ekuitas (Jensen and Meckling, 1976) dalam (Suteja dan Manihuruk, 2009). Struktur kepemilikan menjadi penting dalam teori keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik keagenan disebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Wahyudi dan Parwestri (2006) menyatakan bahwa dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan 3 akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Salah satu hal yang menentukan nilai perusahaan adalah struktur kepemilikan perusahaan. Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhimya berpengaruh pada kinetja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki. Pasar modal diharapkan akan bereaksi positif ketika perusahaan dikelola oleh manajemen yang kompeten dan berkualitas atau perusahaan dimiliki oleh pemegang saham yang memiliki citra dan kredibilitas yang baik. Aspek kontrol yang dimiliki oleh pemilik perusahaan diharapkan akan dapat berpengaruh terhadap kinetja perusahaan sehingga dapat mengoptimalkan nilai perusahaan. Haruman (2008) menyatakan bahwa struktur kepemilikan perusahaan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. Struktur kepemilikan saham mampu memengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhimya berpengaruh pada kinetja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya kontrol yang dimiliki oleh para pemegang saham. Struktur kepemilikan saham dalam perusahaan umumnya meliputi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, serta kepemilikan saham oleh individual atau publik. Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam hal ini ditunjukkan dengan besamya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Kepemilikan 4 saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan an tara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Struktur modal menunjukan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan jaminan terhadap hutang. Hutang disini meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban berat kepada perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2001 ). Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba (Munawir, 2002). Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili pengembalian atas ekuitas saham biasa (Return on Equity). Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa (Return on Equity) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari investasi pemilik (Kieso et al, 2008:223). Rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa digunakan sebagai perwakilan profitabilitas untuk mengetahui pengaruh kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari laba bersih dan ekuitas terhadap laba yang dihasilkan aktiva perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Penelitian mengenai pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap nilai perusahaan diteliti oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007). Dalam penelitian ini 5 menggunakan struktur kepemilikan saham, leverage, faktor intern dan faktor ekstern sebagai variabel independen dan leverage serta nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Dan, penelitian ini menggunakan periode waktu 2000-2004. Dalam penelitian, Ismiyanti dan Mamduh (2004) menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan semakin meningkatkan pengawasan eksternal terhadap perusahaan. Dengan adanya pengawasan pihak eksternal maka jalannya perusahaan dapat lebih diawasi sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Perrnanasari (2010) menyatakan bahwa penelitian terhadap pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan-perusahaan non keuangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 dan 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadaap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional yang merupakan pemilik mayoritas cenderung berpihak pada manajemen dan mengarah pada kepentingan pribadi sehingga mengabaikan pemegang saham minoritas, hal ini direspon negatif oleh pasar. Penelitian mengenai pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan diteliti oleh Safrida (2008) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan semakin tinggi hutang yang dimiliki perusahaan, maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung perusahaan sehingga menurunkan nilai perusahaan. Dalam penelitian, Antari dan Dana (20 13) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif 6 dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, Akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan yang dilakukan oleh Kusumajaya (2011) menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dengan hasil semakin tinggi rasio hutang terhadap modal sendiri, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Sedangkan, Yulita (2014) menemukan hubungan positif antara struktur modal dengan nilai perusahaan namun tidak signifikan. Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan diteliti oleh Martikarini (2013). Profitabilitas yang digunakan adalah variabel return on equity (ROE) dan nilai perusahaan yang digunakan adalah price book value (PBV), hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan keuntungan yang tinggi juga akan memberikan suatu prospek perusahaan yang baik sehingga dapat merespon investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Santika dan Kusuma (2002) menyatakan bahwa profitabilitas sebagai indikator kinerja perusahaan berpengaruh positif terhadap perusahaan. Kemudian penelitian ini ditentang oleh Sambora eta! (2014). Profitabilitas yang digunakan adalah variabel return on equity dan nilai perusahaan yang digunakan adalah variabel harga saham, hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa para pemegang saham perlu memperhitungkan besar kecilnya nilai return on equity, karena besar kecilnya nilai return on equity mempengaruhi perubahan harga saham di pasar modal. 7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dirumuskan permasalahan agar pembahasan penelitian ini lebih jelas dan terarah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positifterhadap nilai perusahaan? 3. Apakah struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah profitabiltas berpengaruh positifterhadap nilai perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan identifikasi masalah di atas, peneliti mengungkapkan tujuan penelitian yaitu : 1. Untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. 4. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Kontribusi Teoritis Dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori akuntansi terutama kajian akuntansi keuangan mengenai struktur kepemilikan 8 saham terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, teori sinyal, struktur modal, profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 2. Kontribusi Praktis Dapat memberikan informasi yang akurat mengenai struktur kepemilikan saham dan diharap dapat memberi masukan pada perusahaan agar dapat melakukan evaluasi pada nilai perusahaan. 3. Kontribusi Kebijakan Bagi perusahaan yang telah menerapkan struktur kepemilikan saham diharapkan perusahaan tersebut dapat terpacu untuk lebih meningkatkan struktur kepemilikan saham perusahaannya dan menjadikan penerapan struktur kepemilikan saham tidak semata - mata karena paksaan ataupun dorongan regulasi sehingga dapat menjadikan struk:tur kepemilikan saham sebagai suatu kesadaran dan budaya dalam perusahaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar dalam penelitian ini tidak terjadi kesimpangsiuran dan terbatas serta fokus pada permasalahan yang akan diteliti serta menghindari pembahasan yang lebih Iuas maka ruang lingkup penelitian mencakup faktor nilai perusahaan (NP) sebagai variabel dependen, dan struktur kepemilikan terdiri dari kepemilikan institusional (KI), kepemilikan manajerial (KM), struktur modal (SM), serta profitabilitas (P) sebagai variabel independen.