7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Berbagai isitlah yang dipakai untuk ditunjukan manajmen sumber daya manusia antara lain: manajemen sumber daya manusia (MSDM), manajemen sumber daya insane, manajemen personalia, menejemen kepegawaian, menejemen perburuan, manejemen tenaga kerja, administrasi personalia (kepegawaian), dan hubungan industrial. Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yangmeliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi atau bidang produksi, pemasaran, keuangan, maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia dianggap semakin penting peranannya dalam pencapaian tujuan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang sumber daya manusia (SDM) dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut dengan manajemen sumber daya manusia. Istilah “manajement” mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bangaimana seharusnya memanage (mengelolah) sumber daya manusia.1 Manajemen sumber daya manusia sebenarnya merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsure manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial, yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi maupun pengembangan dirinya. 1 Veithzal Rivai, Manajemen sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) h. 1. 7 8 Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut: Menurut Malayu Hasibuan manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar afektifitas dan efesien membantu terwujudnya tujuan.2. Amin Widjaja Tunggal manajemen sumber daya manusia adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan rekrutmen, penempatan, pelatihan, dan pengembangan anggota organisasi.3 Sedangkan menurut T. Hani Handoko manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.4. Jadi dapat dipahami bahwa pengertian manajemen sumber daya manusia atau manajemen personalia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sarana perorangan, organisasi, dan masyarakat. 2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia. Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk menigkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi dalam 2 Malayu Hasibuan S. P. Manajemen, Dasar Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Edisi Revisi, Bumi Aksara, 2003), h. 21 3 Amin Widjaja Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka CIpta, 1993), h. 250 4 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Edisi II, BPFE, 2001), h. 4 9 rangka mencapai produktifitas organisasi yang bersangkutan.5. Kemudian Werther dan Davis menyatakan bahwa tujuan manajemen sumber daya manusia itu meliputi beberapa tujuaan, antara lain adalah sebagai berikut: a. Tujuan Kemasyarakatan (Sosietal Objective) Suatu organisasi yang berada di tengah-tengah masyarakat diharapkan membawa menfaat atau keuntungan bagi masyarakat. Oleh sebab itu, semua organisasi mempunyai tanggung jawab mengelolah sumber daya manusianya agar tidak mempunyai dampak negative terhadap masyarakat.6 b. Tujuan Organisasi (Organization Objective) Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada (exist) perlu memberikan kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara keseluruhan. Manajemen sumber daya manusia bukanlah suatu tujuan dan akhir suatu proses, melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya suatu tujuan organisasi secara keseluruhan. Oleh sebab itu suatu unit atau bagian manajemen sumber daya di suatu organisasi diadakan untuk melayani bagian-bagian lain organisasi tersebut. c. Tujuan Fungsional (Functional objective) Secara fungsional manajemen sumber daya manusia adalah untuk memelihara (maintain) kontribusi bagian-bagian lain agar mereka (sumber daya manusia dalam tipa bagian) melaksanakan tugasnya secara optimal. Dengan kata lain setiap sumber 5 Ibid., h. 118. Soekidjo Notoadmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 138. 6 10 daya manusia atau karyawan dalam organisasi itu menjalankan fungsinya dengan baik. d. Kompetensi social. Kepentingan personal atau individual dalam organisasi juga harus dipertahankan oleh setiap manajer, terutama manajemen sumber daya manusia, dan harus diarahkan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan (averall, organization objective). Dengan demikian tujuan personal atau individual setipa anggota organisasi harus diarhakan pul untuk tercapainya tujuan organisasi. 3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia. Sudah merupakan tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelolah manusia seefektif mungkin, agar diperoleh suatu satuan sumber daya manusia yang merasa puas dan memuaskan. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada sumber daya manusia.7. Adapun fungsi menejemen sumber daya manusia seperti halnya fungsi menejemen umumnya yaitu sebagai berikut: a. Fungsi Manajerial 1. Perencanaan (planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Pengarahan (Directing) 4. Pengendalian (Controling) b. Fungsi Oprasional 1. Pengadaan tenaga kerja atau pengadaan sumber daya manusia (recruitment) 2. Pengembangan (defelopment) 7 James A. S Stoner Dkk Alih Bahasa Oleh Alexander Sindoro, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Indeks Gramedia Grub, 1996), h. 14. 11 3. 4. 5. 6. Kompensasi (compatation) Pengintegrasian (Integration) Pemeliharaan (maintenance) Pemutusan hubungan tenaga kerja (separation).8 a. Fungsi Manajerial. 1. Perencanaan (Planning). Semua orang memahami bahwa perencanaan adalah bagian terpenting, dan oleh karena itu menyita waktu banyak dalam proses manajemen. Untuk manajer sumber daya manusia, perencanaan berarti penentuan program karyawan (sumber daya manusia) dalam rangka membantu tercapainya sarana atau tujuan organisasi itu. dengan kata lain mengatur orang-orang yang dapat menanganitugas-tugas yang dibebankan kepada masing-masing orang dalam rangka mencapai tugas organisasi yang telah direncanakan. 2. Pengorganisasian (Organizing). Apabila serangkaian kegiatan telah disusun dalam rangka mencapai tujuan organisasi, maka untuk pelaksanaan atau implementasi kegiatan tersebut harus diorganisasikan. Organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan secara efektif, oleh sebab itu dalam fungsi organisasi harus terlihat pembangian tugas dan tanggung jawab orang-orang atau karyawan yang akan melakukan kegiatan masing-masing. 8 Ibid., h. 14-15. 12 3. Pengarahan (Directing). Aktivitas kegiatan yang telah direncanakan, dan agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efektif maka diperlukan adanya arahan (directing) dari manager. Dalam suatu organisasi yang besarnya pengarahan tidak mungkin dilakukan oleh manager itu sendiri, melainkan didelegasikan kepada orang lain yang diberi wewenang untuk itu. 4. Pengendalian (Controlling). Fungsi pengendalian yaitu untuk meengatur kegiatan, agar kegiatan-kegiatan organisasi itu diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Disamping itu pengendalian juga dimaksudkan untuk mencari jalan ke luar atau pemecahan apabila terjadi hambatan pelaksanaan kegiatan. b. Fungsi Operasional 1. Pengadaan tenaga kerja atau pengadaan sumber daya manusia (reckriutment). Jika dilihat dari fungsi rekrutmen, seorang manager sumber daya manusia akan bertujuan untuk memperoleh jenis dam jumlah tenaga atau sumber daya manusia yang tepat, sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh unit-unit kerja yang bersangkutan. Penentuan sumber daya manusia yang dipilih harus benar-benar yang diperlukan, bukan karena ada tenaga tersedia. oleh karena itu system rekrutmen yang mencakup seleksi harus telebih dahulu dikembangkan secara matang. 13 2. Pengembangan (development) Adanya tenaga atau sumber daya, yang telah diperoleh suatu organisasi, maka perlu diadakan pengembangan tenaga sampai pada tarad tertentu sesuai dengan pengembangan organisasi itu. Pengembangan sumber daya ini penting, searah dengan perkembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksankan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. 3. Kompensasi (compentation) Kompensasi merupakan fungsi manajemen yang sangat penting, melalui fungsi ini organisasi memberikan belas jasa yang memadai dan layak kepada karyawan. Hal ini wajar karena karyawan sebagai sumber daya manusia organisasi tersebut telah memberikan jasanya yang besar terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dari hasil-hasil penelitian, meskipun kompensasi bukan hanya berupa materi atau uang, namun bentuk gaji sangat penting untuk meningkatkan hasil kerja. 4. Pengintegrasian (integration) Integrasi adalah kegiatan manajemen yang bertujuan untuk rekomendasi kepentingan-kepentingan karyawan dalam suatu organisasi. Telah disadari bersama bahwa dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sering terjadi benturan kepentingan di antara karyawan atau antara karyawan dengan manager. Untuk itulah pentingnya fungsi integrasi ini agar diperoleh kesepakatan kembali dalam pelaksanaan kegiatan organisasi. 14 5. Pemeliharaan (maintenance) Kemampuan-kemampuan atau keahlian (skill) dari sumber daya manusia yang telah dimiliki oleh organisasi perlu dipelihara (maintenance), karena kemampuan tersebut adalah merupakan asset yang penting bagi terlaksananya tugas dan tujuan organisasi. Fungsi pemeliharaan ini termaksud juga jaminan kesehatan dan keselamatan karyawan. 6. Pemutusan hubungan tenaga kerja (separation) Seorang karyawan tidak mungkin akan selalu bekerja pad organisasi tertentu. Pada suatu ketika paling tidak mereka harus memutuskan hubungan kerja dengan cara pensiun. Untuk itu maka tenaga kerja atau karyawan tersebut harus kembali ke masyarakat. Organisasi harus bertanggung jawab dalam memutuskan hubungan kerja ini sesuai dengan ketentian-ktentuan yang berlaku, dan menjamin warga mesyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik mungkin. Seorang meneger sumber daya manusia harus melaksanakan fungsi ini dengan baik.9 Sedangkan pelaksanaan fungsi sumber daya manusia lainnya seperti “kompensasi, perlindungan dan hubungan tenaga kerja yang baik akan dapat menimbulkan stimulus yang mendorong meningkatnya motivasi kerja sumber daya manusia”10. Ke-enam poin yang mencerminkan bahwa manajemen lembaga pendidikan dilaksanakan dengan efektif idealnya mengehendaki adanya oprasionalitas sebagai indicator yang mencerminkan manajemen sumber daya manusia di SDN 2 Wawotobi Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. 9 Soekidjo Notoadmojo, Op, Cit., h. 124. James A. S Stoner Dkk Alih Bahasa Oleh Alexander Sindoro, Op, Cit., h. 15 . 10 15 B. Deskripsi Kualitas Pendidikan. 1. Pengertian Kualitas Pendidikan Arti dasar dari kata kualitas menurut Dahlan Al-Barry dalam kamus Modern Bahasa Indonesia adalah “kualitet”: “mutu” baik buruknya barang.11 Seperti halnya yang dikutip oleh Quraish Shihab yang mengartikan kualitas sebagai tingkat baik buruknya sesuatu atau mutu sesuatu.12 Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Guets dan Davis dalam bukunya Tjiptono menyatakan lua;itas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.13. Dengan adanya manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi mensingkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik antar guru, siswa dan sarana pendukung di kelas atau di luar kelas, baik dalam konteks kurikuler maupun ektra kulikuler, baik dalam lingkungan subtansi yang akademis maupun yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses belajar mengajar. Selain itu kualitas pendidikan merupakan kemampuan system pendidikan dasar, baik dari segi pengelolaan maupun dari segi proses pendidikan, sehingga padat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan perubahan dengan cara 11 M. Dahlan Al-Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Arloka, 1994), h. 329. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1999), h. 280. 13 Tjitono, Fandi, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Edisi I Cet. II, Andi Offcet, 1995), h. 51. 12 16 memberdayakan sumber-sumber pendidikan secara optimal melalui pembelajaran yang baik dan kondusif. Pendidikan atau sekolah yang berkualitas disebut juga sekolah yang berprestasi, sekolah yang baik atau sekolah yang sukses, sekolah yang efektif dan sekolah yang unggul. Sekolah yang unggul dan bermutu itu adalah sekolah yang mampu bersaing dengan sisiwa di luar sekolah. Juga memiliki akar budaya serta nilai-nilai etika moral (akhlak) yang baik dan kuat.14 Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu menjawab sebagai tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi sekarang dan masa yang akan datang. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kualitas atau mutu pendidikan adalah kemampuan lembaga dan system pendidikan dalam memberdayakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kualitas yang sesuai dengan harapan atau tujuan pendidikan memlaui proses pendidikan yang efektif. Tolak ukur yang dapat dijadikan salah satu patotkan bahwa lembaga pendidikan memiliki kualias pendidikan pada tingkatan tertentu dapat dilihat pada beberapa aspek yang ada pada lembaga pendidikan tersebut, dijelaskan sriminarti bahwa: Kualitas mutu pendidikan idealnya menderminkan berbagai hal berkenan denganTangibles, yaitu berkaitan dengan penampilan fisik lembaga, peralatan, pegawai dan sarana komunikasi, reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan layanan sebagaimana yang dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten. responsivenes, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan dengan cepat, assurance (kombinasi dari courtery competence,, credibility, scurity), yaitu kemampuan staf lembaga untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan melalui rasa hormat dan 14 Abdul Chafidz, Sekolah Unggulan Konsepsi dan Problematikanya, (MPA No. 142, Juli 1998), h. 39. 17 pengetahuan yang mereka miliki, empathy (kombinasi dari acess, communication, understanding the customer), yaitu perhatian staf lembaga yang diberikan kepada pelanggan secara individu.15. Beberapa aspek inilah kemudian dijadikan salah satu tolak ukur yang dapat mencerminkan keadaan sebuah lembaga baik kaitannya dengan instansi yang bergerak dalam bidang bidang tertentu tak terkecuali seperti halnya lembaga pendidikan, Nampak jelas keriteri yang dijadikan salah satu untuk mengetahui kualitas pendidikan idealnya lembaga pendidikan tersebut mencerminkan aspek aspek seperti, pertama ingtangibel yakni aspek yang mencerminkan kondisi lembaga pendidikan secara fisik, baik itu berkenaan dengan keseluruhan sumber daya yang ada dan dimiliki sekolah, kedua reliability ini dijadikan bahan rujukan oleh lembaga pendidikan untuk menentukan dan menetapkan konsekwesi logis yang telah dibangun kepada para pengguna jasa layanan pendidikan, lembaga pendidikan yang telah memberikan keterangan atau pernyataan berkenaan dengan kemampuannya memberikan segala hal yang terbaik kepada pelanggan harus dapat dipenuhinya dengan baik, ketiga responsiveness cermin yang diwujudkan oleh lembaga pendidikan dalam memberikan segala bentuk pelayanan dengan cepat tangkap dan konsisten, keempat assurance tingkat kepercayaan yang dibangun oleh keseluruhan personalia yang ada pada lembaga diberikan dengan tepat dan konsisten, memberikan jaminan kualitas pendidikan terpercaya dan terbaik dengan demikian konsumen selaku pengguna jasa layanan pendidikan merasakan kepuasan, kelima empathy sebagai aspek yang mesti ditumbuhkan dengan baik oleh seluruh komponen yang ada 15 Sriminarti, Manajemen Mutu Pendidikan (TQM), (Graha Pena, Jakarta: 2011), h. 83. 18 dalam lembaga pendidikan, dengan demikian konsumen lemabaga layanan pendidikan merasakan dirinya sebagai orang yang diberikan perhatian dan pelayanan secara prima oleh lembaga pendidikan. 2. Tujuan Pendidikan. Tujuan pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelengaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak di capainya. Tujuan pendidikan di Negara Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan nasional secara formal di Indonesia telah beberapa kali mengalami perumusan atau perubahan, dan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terakhir seperti disebutkan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab II pasal 3 yang berbunyi tujuan pendidikan nasional ialah berkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.16 16 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7. Sistem Pendidikan Nasional dan 19 2. Tujuan Institusional Tujuan Institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuannya yang harus dimiliki oleh setipa lembaga pensisikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan dengan memampuan dan keterampilan tertentu.17 Dengan demikian, perumusan tujuan Institusional dipengaruhi oleh tiga hal; “(a) tujuan pendidikan nasional, (b) kekhususnya bagi setiap lembaga, dan (c) tingkat usia peserta didik. Tujuan Institusional itu dicapai memlaui pemberian berbagai pengalaman belajar kepada peserta didiknya18”. 3. Tujuan Kulikuler Tujuan Kulikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada kegiatan Kulikuler yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan. Tujuan Kulikuler sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan tujuan institusional, tetapi tidak boleh menyimpang dari tujuan institusional. Seperti misalnya, tujuan kurikulum di sekolahsekolah ada mata pelajaran kewarganewgaraan yang berbeda di banding dengan sekolah lainya. 4. Tujuan Instruksional Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai proses berlajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan penjabaran dari tujuan kurikuler, yang merupakan perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas. 17 18 Zahara Idris. Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakaarta: Grasindo, 1992), h. 31. Ibid., h. 31. 20 Tujuaan Instruksional dapat dibagi menjadi dua yaitu: tujuan Instruksional umum (TIU) dan tujuan Instruksional khusus (TIK). 3. Kendala Dan Solusi Peningkatan Kualitas Pendidikan. Dengan melihat masalah kualitas pendidikanyang merupakan sudah sangat mengelitik dunia pendidikan dewasa ini. Bukan saja bagi para profesioanl juga bagi masyarakat luas pun terdapat suatu gerakan yang menginginkan adaanya perubahan sekarang juga dalam hal usaha peningkatan kualitas atau mutu pendidikan.19 a. Kendala Penigkatan Kualitas Pendidikan. Kendala penigkatan kualitas pendidikan ini, perlu diteliti dan dicermati agar kelak bangsa Indonesia dapat menigkatkan kualitas pendidikan tentang kendala peningkatan kualitas pendidikan, yaitu sebagai berikut: 1. Menurut Soedirjo bahwa rendahnya kualitas atau mutu pendidikan di samping disebabkan oleh karena itu pemberian peranan yang kurang professional terhadap sekolah, kurang memadahinya perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolahan system kurikulum, dan penggunaan prestasi hasil belajar secara kognitif sebagai satu-satunya indicator keberhasilan pendidikan, juga disebabkan karena system evaluasi tidak secara berencana didudukan sebagai alat pendidikan dan bagian terpadu dari system kurikulum.20 2. Secara umum, Edward Sallis dalam total quality management in education meyebutkan, kondisi yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dapat berasal dari berbagai macam sumber, yaitu miskinnya perencanaan kurikulum, ketidak cocokan pengelolaan gedung, lingkungan kerja yang tidak kondusif, ketidak sesuaian system prosedur (manajemen), tidak cukupnya jam pelajaran, kurang sumber daya, dan pengadaan staf.21 19 H. A. R. Tilar, Pendidikan dalam Pengembangan MenyongsongAbad XXI, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 187. 20 Soediharjo, Op, Cit., h. 56 . 21 Syarifudin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), h. 14. 21 b. Solusi Penigkatan Kualitas Pendidikan Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan solusi upaya peningkatan kualitas pendidikan. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan kualitas pendidikan ini tentunya berkaitan dengan beberapa hal yang ada dilembaga tersebut seperti, peserta didik, pendidik, sarana dan prasarana, dan lingkungan. Lebih lanjut dideskripsikan sebagai berikut: 1. Peserta Didik. Kaitannya dengan pendidikan, peserta didik merupakan suatu factor atau komponen dalam pendidikan. Karena itu pembinaan terhadap anak harus dilaksanakan secara terus menerus kearah kematangan dan kedewasaan. Sebagai mahluk sosial, peserta didik memiliki karakteristik. Menurut syaiful peserta didik memiliki karakteristik tertentu yaitu sebagai berikut: a. Belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik b. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik. c. Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan bicara, anggota tubuh untuk bekrja (kaki, tangan, jari), latar belakang sosial, latar belakang biologis (warna kulit, bentuk tubuh, dan lainnya), serta perbedaan individual.22 Dengan memahami karakteristik peserta didik di atas, maka diharapkan guru mampu melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik sehingga tercipta peningkatan kualitas penddidikan yang diinginkan oleh sekolah. 22 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineja Cipta, 2000), h. 52. 22 2. Pendidik. Masalah kualitas pendidikan, rupanya sudah sangat menggelitik dunia pendidikan dewasa ini. Bukan saja bagi para professional, juga bagi mansyarakat luas terdapat suatu gerakan yang menginginkan adanya perubahan sekarang juga dalam hal usaha peningkatan kualitas atau mutu pendidikan.23. Dengan melihat keadaan kualitas pendidikan yang rendah, maka telah diupayakan usaha-usaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikansarana sentralnya yang dibenahi adalah kualitas guru dan kualitas pendidikan guru.24 3. Sarana dan Prasarana Berbicara tentang sarana prasarana, maka pengertian ini tidak hanya menyangkut grdungnya, akan tetapi termaksud juga berbagai komponen dan fasilitas yang terdapat di sekolah tersebut. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadahi dapat menunjang proses belajar mengajar sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan. 4. Lingkungan Yang termaksud dengan lingkungan disini adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia, baik berwujud mahluk hidup maupun yang mati. Termaksud di dalam lingkungan ini adalah manusia, hewan, tumbuhan, keografis, buku, gambar/lukisan, 23 24 h. 51 H. A. R Tilaar Op. Cit., h. 187. Zamronni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: BIGRAF Publising, 2001), 23 dan hasil budaya manusia lainnya. Semau ini berpengaruh besar terhadap pembentukan keperibadian peserta didik sebagai mahluk hidup. C. Deskripsi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya sumber daya manusia atau tenaga kerja dalam organisasi, dan pemanfaatannya dalam berbagai fungsi dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya manusia dalam organisasi, dengan tujuan untuk memberikan kepada organisasi suatu satuan kerja yang efektif.25 Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan menejemen pendidikan yang dapat memobilisasikan segala sumber daya pendidikan. Melihat dunia pendidikan ibarat suatu industry yang perlu dikelolah oleh komponenkomponennya secara efesien dan professional, agar menghasilkan komoditi yang bermutu tinggi serta dapat dipasarkan. Salah satu syarat bagi keberhasilan pendidikan adalah adanya system manajemen yang professional. D. Upaya Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Manajemen sumber daya manusia yang baik di akui akan mampu meningkatkan kualitas penddidikan. Mulai dari perencanaan yang baik dan matang, perekrutan, seleksi, dan penempatan, pelatihan dan pengembangan, kompensasi serta pembinaan hubungan kerja yang efektif. 25 Soekidjo Notoadmojo, Op. Cit., h.118. 24 Sehubung dengan hal ini terdapat tiga tugas fungsi penciptaan dan pembinaan hubungan kerja ini yaitu sebagai berikut: 1. Mengakui dan menghargai hak-hak pegawai 2. Memahami alas an-alasan dan metode yang di gunakan para pegawai di dalam berorganisasi, dan 3. Melakukan bargaining dan penyelesaian complain dengan para pegawai maupun organisasi yang mewakili mereka.26. Melihat proses manajemen sumber daya manusia di atas, maka sekolah harus memanajemen sumber daya manusianya dengan baik. Sekolah yang efektif akan di kelolah dengan manajemen yang fungsional oleh kepala sekolah dengan mengfungsikan secara bersama staf dan guru-guru dalam kerja samanya untuk mencapai tujuan sekolah. Adapaun tujuan sekolah dirumuskan dalam visi dan misi sekolah yang di buat bersama oleh kepala sekolah,guru-guru, pegawai, dewan sekolah, orang tua murid, dan masyarakat. Begitu pula untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik, maka kepala sekolah dan guru-guru juga harus menjalankan fungsi secara efektif. Kepala sekolah sebagai manajer dalam manajemen pendidikan harus bisa menjadi pemimpin yang dapat ditiru oleh para bawahannya. Kepala sekolah juga perlu mengadakan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan dengan cara manajemen sumber daya manusia dengan baik. Karena lancer atau tidaknnya cepat atau lambatnya kinerja kepala sekolah terkait dengan kualitas pegawai sekolah. Rendahnya kemampuan konseptual dan tehnikal pegawai administrasi cendrung terabaikan, bahkan kurang menjadi perhatian pimpinan 26 Ibid., h. 82. 25 sekolah. Karena itu, kepala sekolah ke depan perlu memperhatikan sumberdaya manusia secara seimbang dalam pemantapan dan peningkatan kemampuannya.