isu gender dalam pembangunan perikanan budidaya

advertisement
PENGARUSUTAMAAN
GENDER MELALUI PPRG
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
PENGARUSUTAMAAN GENDER
Strategi
untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender
melalui kebijakan dan program yang
memperhatikan
pengalaman,
aspirasi,
kebutuhan
serta
permasalahan perempuan dan lakilaki dalam seluruh pembangunan di
berbagai bidang kehidupan, mulai
tahap perencanaan, perumusan
kebijakan,
pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi
(Inpres No. 9 Tahun 2000)
No
1
Prasyarat yang
diperlukan
Adanya komitmen
politik dan kebijakan
lembaga
Keterangan
Peraturan perundang-undangan yang
menuangkan komitmen, seperti komitmen
yang tertuang dalam RPJMD, Renstra SKPD,
Renja SKPD dan regulasi terkait PUG
Harmonisasi peraturan perundang-undangan:
• Permendagri tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja
Pemerintah Daerah;
• Permendagri tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah;
• Penyusunan regulasi hingga kabupaten/kota
• Penguatan Pokja PUG baik pusat maupun
daerah
• Penguatan mekanisme driver daerah
2
Adanya
kelembagaan/struktur
dan mekanisme
pemerintah yang
mendukung
pelaksanaan PUG
Struktur organisasi pemerintah dengan tugas
dan fungsi yang mendukung pelaksanaan PUG,
dalam bentuk unit kerja struktural dan atau
fungsional seperti kelompok kerja, focal point,
forum, dan tim.
3
Adanya sumber daya
yang memadai
-
4
Adanya sistem
informasi dan data
terpilah menurut jenis
kelamin
Ada alat analisis
5
6
Adanya dorongan
masyarakat madani
kepada pemerintah
Upaya percepatan
Sumber daya manusia yang memiliki
• Peningkatan kapasitas bagi focal point dan
ketrampilan dan motivasi yang kuat dalam
tim teknis
melaksanakan PUG.
• Peningkatan kapasitas internal Badan PP
Sumber dana/anggaran yang tertuang
Provinsi dan kab/kota
dalam GBS di SKPD
• Penyusunan GBS berdasarkan isu dalam
RPJMN
Data statistik yang terpilah menurut jenis
• Adanya focal point data
kelamin; sebagai dasar penyusunan
• Penyusunan data terpilah berbasis sektor
kebijakan/kegiatan
untuk dukungan ADD
Alat analisis gender untuk:
perencanaan
penganggaran
pemantauan dan evaluasi
Partisipasi masyarakat dalam mekanisme dialog
dan diskusi dalam proses perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi.
• Pengembangan metode dan alat analisis
• Peran sera masyarakat dalam pelaksanaan
kegiatan; seperti Model Desa PRIMA
• Pemantauan dan evaluasi kegiatan oleh
Lembaga Masyarakat; melalui kajian dsb
MENGAPA PENTING?
• Terkait dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia
pelaku pembangunan ( tenaga kerja pertanian/kehutanan
cukup banyak khususnya dipedesaan)
• Ada perbedaan dalam kebutuhan, pengalaman, aspirasi
antara laki-laki dan perempuan
• Melalui PUG akan tepat sasaran dalam memfasilitasi pelaku
pembangunan, teknik pelatihan yang dibutuhkan, hasil
penelitian sesuai dengan aspirasi pelaku
• Melalui PUG dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya pembangunan kehutanan,
meningkatkan pendapatan keluarga
LANDASAN HUKUM INTEGRASI GENDER
Instruksi Pesiden (Inpres) No 9
Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional;
Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMN) tahun
2010-2014
5
BUKU 1: PENINGKATAN
KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA
BUKU II:
PENGARUSUTAMAAN
GENDER
6
RPJMN 2015 - 2019
 BUKU 1: PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
 Tantangan dalam mempercepat peningkatan kesetaraan gen-der dan
peranan perempuan dalam pembangunan adalah meningkatkan
pemahaman, komitmen, dan kemampuan para pengambil
kebijakan dan pelaku pembangunan akan penting-nya
pengintegrasian perspektif gender di semua bidang dan tahapan
pembangunan, penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender
termasuk perencanaan dan penganggaran yang responsif gender di pusat
dan di daerah
 Arah kebijakan dan strategi: peningkatan pemahaman tentang pentingnya
pengintegrasian gender dalam berbagai proses pembangunan;
PPRG di berbagai bidang pembangunan baik pusat maupun
daerah; peningkatan pemahaman bagi masyarakat dan dunia usaha
tentang pentingnya kesetaraan gender
7
RPJMN 2015 - 2019
 BUKU II: PENGARUSUTAMAAN GENDER
 Sasaran pertama adalah peningkatan kualitas hidup dan peran
perempuan di berbagai bidang pembangunan melalui peningkatan
pemahaman tentang kesetaraan gender di berbagai bidang
pembangunan dan masyarakat serta dunia usaha
 Sasaran kedua adalah meningkatnya kapasitas kelembagaan
PUG melalui harmonisasi peraturan perundang-undangan;
penguatan mekanisme koordinasi dan peningkatan kapasitas SDM;
penguatan jejaring; penyediaan dan pemanfaatan data terpilah
sampai tingkat kab/kota sebagai basis insentif dan disinsentif
dalam penyediaan ADD; dan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan PUG termasuk PPRG
8
IMPLEMENTASI PUG
MELALUI PPRG
MENGAPA PPRG ?
1. Agar penggunaan anggaran lebih efektif, efisien,
dan adil (lebih tepat sasaran);
2. Mengurangi kesenjangan gender (gender gap);
3. Menunjukkan komitmen pemerintah terhadap
penerapan PUG;
4. Mengoptimalkan penerima manfaat
pembangunan yang adil bagi seluruh masyarakat
baik perempuan dan laki-laki, anak perempuan
dan anak laki-laki, dan difable.
MEKANISME PENGALOKASIAN ARG
• Penerapan ARG pada sistem penganggaran diletakkan
pada output, relevansi komponen input dengan output
yang akan dihasilkan harus jelas
• K/L dan daerah yang wajib menerapkan ARG adalah K/L
dan daerah yang telah mendapatkan pendampingan
PPRG dari KPPPA
• Penerapan ARG fokus pada penugasan prioritas nasional,
pelayanan kepada masyarakat dan pelembagaan PUG
• Dilakukan melalui 2 tahap yaitu Analisis Gender dan
penyusunan GBS
PRINSIP DASAR ARG
1. Anggaran Responsif Gender bukanlah anggaran yang
yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan;
2. Pola
anggaran
yang
akan
menjembatani
kesenjangan peran dan tanggung jawab laki-laki,
perempuan serta kelompok lain;
3. Tidak berlaku sebagai dasar untuk meminta
tambahan alokasi anggaran; bukan berarti ada
alokasi dana 50% laki-laki – 50% perempuan untuk
setiap kegiatan;
4. Bukan berarti bahwa alokasi anggaran responsif
gender berada dalam program khusus pemberdayaan
perempuan;
5. Tidak harus semua program dan kegiatan perlu
mendapat koreksi agar menjadi responsif gender
 ada juga yang netral gender.
TAHAPAN PENYUSUNAN ARG
ANALISIS
GENDER
GAP
TOR
(KAK)
GBS
PMK No. 143/PMK.02/2015
• Dalam penyusunan RKA-K/L terdapat kewajiban untuk
mengkategorikan suatu keluaran (output) ke dalam tema-tema
APBN. Pengkategorian ke dalam jenis tema APBN berada pada
level output kegiatan
• Tema-tema APBN adalah:
– MDG’s, isu gender masuk dalam semua capaian termasuk didalamnya
adalah dukungan output untuk peningkatan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan atau ARG meliputi peningkatan kualitas
hidup dan peran perempuan dalam pembangunan; perlindungan
perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan; dan peningkatan
kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan.
– Anggaran responsif gender; output dalam rangka
mengurangi/menghilangkan ketidaksetaraan gender (isu gender)
melalui analisis gender dengan melampirkan Gender Budget Statement
lanjutan
•
Dalam pelaksanaannya, untuk mengkategorikan suatu output ke dalam tema APBN
yang ada, difasilitasi dengan aplikasi khusus untuk tema APBN, yang disebut dengan
“Budget Tagging”. Adapun cara pengisiannya adalah sebagai berikut:
Buka aplikasi tematik APBN;
Pilih unit eselon I, tekan tombol „list‟;
– Kemudian daftar output akan muncul secara otomatis
– Tekan tombol „…..‟ pada kolom PILIH, kemudian pilih jenis tema yang relevan
dengan output;
– Aplikasi Tema APBN akan menyimpan secara otomatis untuk data yang sudah
dipilih (jadi tidak terdapat tombol SIMPAN);
– Jika akan melakukan perubahan, tekan tombol „…..‟ pada kolom pilih;
– Setelah pengisian selesai, tekan tombol „BACKUP UNTUK DJA‟;
– Kirim ADK backup dimaksud ke alamat: [email protected], dengan
subject „DATA TEMATIK K/L:….. Unit:…..‟;
– Selanjutnya, proses untuk menyatukan data tema APBN ke dalam RKA-K/L
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran
STRANAS PERCEPATAN PUG
MELALUI PPRG
• Penanggung jawab pelaksanaan PPRG sekaligus
penggerak PPRG adalah: Kementerian
PPN/Bappenas (Bappenas), Kementerian
Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri), dan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPP dan PA).
• K/L dan Pemerintah Daerah agar menggunakan
Stranas Percepatan PUG melalui PPRG sebagai
dasar dalam berkonsultasi mengenai PPRG
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
• Pelembagaan PPRG dengan membangun komitmen
pejabat tertinggi K/L dan Pemerintah Provinsi
• Koordinasi instansi penggerak dengan K/L teknis dan
SKPD teknis
• Peningkatan kapasitas K/L dalam melakukan analisis
gender untuk menyusun lembar ARG
• Penetapan pelaksana dan mekanisme penyusunan
PPRG di setiap K/L, minimal di unit eselon 1 atau 2
• Re-orientasi fungsi POKJA PUG dan Fokal Point
Gender di setiap K/L dan Pemerintah Daerah
• Penetapan mekanisme penyediaan data terpilah di
K/L dan pemda
lanjutan
• Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
melaksanakan PPRG dalam penyusunan RKAKL
dan RKA-SKPD dengan tetap mengacu pada
peraturan yang berlaku
PERMENDAGRI NO. 67 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN
UMUM PELAKSANAAN PUG DI DAERAH

Sebagai acuan Pemda dalam menyusun
strategi pengarusutamaan gender; melalui
pembentukan POKJA PUG dan menyusun
Rencana Aksi

Mewujudkan perencanaan yang responsif
gender, tertuang dalam RPJMD, Renstra dan
Renja SKPD

Menyusun penganggaran yang responsif
gender melalui analisis gender, dituangkan
dalam GBS dan dilakukan oleh masing-masing
SKPD. Sebagai koordinatornya adalah
BAPPEDA.

Melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan PUG kepada Gubernur dan
Menteri Dalam Negeri secara berkala setiap 6
bulan dengan tembusan kepada Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
19
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PUSAT:
• Untuk memastikan pelaksanaan
program/kegiatan yang disusun ARG
• Dilaksanakan oleh masing-masing K/L
secara mandiri
INDIKATOR EVALUASI
ASPEK
INDIKATOR
METODA
Input:
SDM yang paham PPRG
Cakupan Satker yang
sudah tersosialisasi
Proporsi SDM yang
miliki pengetahuan
Interview dengan
POKJA PUG dan Focal
Point
Proses:
Sejauh mana
penyusunan PPRG
dilaksanakan
Proporsi output yang ada Penelaahan RKA
isu gender dibandingkan
dengan output RKA
keseluruhan
Output:
Efektifitas pencapaian
hasil PPRG
Kesesuaian KAK dengan
GBS
Melihat dan menelaah
GAP, GBS dan KAK
Outcome:
Sejauh mana manfaat
PPRG di K/L
Proporsi jumlah satker
yang melaksanakan
PPRG dibandingkan
total Satker di K/L
Membandingkan
dokumen GBS dan KAK
dengan Renja dan DPA
PERATURAN MENTERI NEGARA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2013
TENTANG
PANDUAN MONITORING DAN
EVALUASI PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN YANG RESPONSIF
GENDER DI DAERAH
RUANG LINGKUP
1. Aspek input (masukan atau sumberdaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan PPRG);
2. Aspek proses;
3. Aspek output (keluaran) dan aspek outcome
(hasil) kegiatan PPRG yang memiliki daya
ungkit tinggi untuk pencapaian kesetaraan
gender.
MEKANISME PELAKSANAAN
• Tim pelaksana adalah perencana SKPD, Bappeda dan
atau Badan Pengelola Keuangan Daerah atau lembaga
sejenis baik di Kab/Kota maupun di provinsi melalui 2
tahapan:
– Pemantauan dan evaluasi dilakukan di tingkat SKPD yang
dimulai dengan penyiapan tim pemantauan dan evaluasi oleh
kepala SKPD
– Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Bappeda selaku Ketua
POKJA PUG (Permendagri Nomor 67 Tahun 2011) baik di
Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Kepala Bappeda membentuk
tim pemantauan dan evaluasi atau dapat menggunakan tim
teknis anggaran
INDIKATOR EVALUASI
ASPEK
INDIKATOR
METODA
Input:
SDM yang paham PPRG
Cakupan SKPD yang
sudah tersosialisasi
Proporsi SDM yang
miliki pengetahuan
Interview dengan
POKJA PUG dan Focal
Point
Proses:
Sejauh mana
penyusunan PPRG
dilaksanakan
Proporsi output yang ada Penelaahan RKA
isu gender dibandingkan
dengan output RKA
keseluruhan
Output:
Efektifitas pencapaian
hasil PPRG
Kesesuaian KAK dengan
GBS
Melihat dan menelaah
GAP, GBS dan KAK
Outcome:
Sejauh mana manfaat
PPRG di daerah
Proporsi jumlah SKPD
yang melaksanakan
PPRG dibandingkan
total SKPD
Membandingkan
dokumen GBS dan KAK
dengan Renja dan DPA
PERATURAN MENTERI NEGARA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2014
TENTANG
PEDOMAN PENGAWASAN
PELAKSANAAN PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN YANG RESPONSIF
GENDER UNTUK PEMERINTAH
DAERAH
RUANG LINGKUP
• Seluruh kebijakan PPRG yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah baik provinsi maupun
kabupaten/kota, proses dan mekanisme PPRG,
instrumen PPRG yang digunakan, dan indikator PPRG
sebagai indikator capaian PPRG
• Pengawasan PPRG fokus pada pencapaian keluaran
(output) dari program/kegiatan yang telah memiliki
lembar Gender Budget Statement (GBS)
lanjutan
• Pengawasan terhadap PPRG secara keseluruhan
merupakan upaya penguatan pelaksanaan dan
pelembagaan PPRG dalam sistem perencanaan
dan penganggaran di daerah.
• Pengawasan ini menjadi bagian yang sangat
penting dalam PPRG untuk menguatkan
pelaksanaan PPRG di daerah dengan
mengoptimalkan peran Inspektorat sebagai
institusi yang memiliki peran melakukan
pengawasan
MARI BERDISKUSI
Download