Efek Temperatur Terhadap Pertumbuhan Popuasi Bakteri Penyebab Kebocoran Pada Pipa Minyak Mentah PT.Chevron Di Area Duri Jasman, Septiardi, R., Ulfah, M., Martynis, M Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada No.19, Olo Nanggalo Padang-25143 [email protected], [email protected] Abstrak Pipa minyak yang ada di PT. Chevron Pacific Indonesia sudah diproteksi dengan coating, akan tetapi ternyata kebocoran pada pipa masih saja terjadi dan dicurigai kebocoran disebabkan dari sisi dalam pipa. Korosi bagian dalam pipa dapat disebabkan oleh bermacam faktor, antara lain adanya oksigen terlarut (dissolved oxygen) dan bakteri SRB (Sulfate Reducing Bacteria). Temperatur sangat berpengaruh dan sangat potensial untuk pertumbuhan populasi SRB bahkan hanya perlu 2 sampai 6 hari untuk terbentuknya populasi SRB. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek temperatur terhadap pertumbuhan popuasi bakteri penyebab kebocoran pada pipa. Variasi temperatur yang dipelajari dalam rentang 110-130 oF terhadap perkembangan bakteri SBR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri SRB dapat berkembang biak dengan populasi yang sangat signifikan pada kondisi operasi temperatur 120-130 oF . Kata kunci: bakteri, kebocoran, kerak, korosi, pipa Abstract Oil pipeline in PT . Chevron Pacific Indonesia has been protected with a coating , but it turns out the leak in the pipe. Corrosion of the inside of the pipe can be caused by various factors , including the presence of dissolved oxygen ( dissolved oxygen ) and bacteria SRB ( Sulfate Reducing Bacteria) . Temperature is very potential for growth of SRB population even only need 2 to 6 days for the formation of SRB populations. This research aims to study the effect of temperature on the growth of bacteria that cause populasi leak on the pipe. Temperature variation in the range of 110130 oF were studied the development of SBR bacterium . The results showed that population of the SRB bacteria growth very significant at 120-130 oF temperature. (dissolved oxygen) dan bakteri SRB (Sulfate Pendahuluan Pipa minyak yang ada di PT. Chevron Reducing Bacteria). Untuk mencegah Pacific Indonesia sudah diproteksi dengan terjadinya korosi internal dapat dilakukan coating, akan tetapi dari beberapa masalah dengan berbagai cara tergantung pada apa yang muncul ternyata kebocoran pada pipa penyebab terjadinya korosi internal antara masih saja terjadi dan dicurigai kebocoran lain dengan menginjeksikan bahan kimia disebabkan dari sisi bagian dalam pipa. yang disebut corrosion inhibitor dimana Faktor korosi bagian dalam pipa antara lain bahan kimia ini akan melapisi permukaan disebabkan pipa dengan semacam film yang dapat adanya oksigen terlarut memperlambat terjadinya korosi, atau dengan Genus Desulfovibrio dapat membentuk spora. menggunakan untuk Spora bakteri adalah suatu struktur yang meminize jumlah oksigen terlarut, atau terbentuk di dalam tubuh bakteri. Spora tahan menggunakan biocide untuk mengurangi terhadap jumlah bakteri SRB. Mikroorganisme dalam desifektan, pengeringan, pendinginan dan air dapat menimbulkan korosi ataupun kondisi – kondisi lain yang sebenarnya tidak penyumbatan pada pipa. Mikroorganisme sesuai untuk hidupnya bakteri. oxygen scavenger temperatur, asam, alkohol, yang terdapat pada oil field diantaranya: bakteri, eucarya (algae, fungi, dan jamur) dan Metodologi Percobaan mikroorganisme (plankton). Metode . penelitian yang adalah digunakan dengan selama melakukan Bakteri SRB (Sulfate Reducing Bacteria) pengecekan langsung kelapangan dan analisa adalah jenis bakteri thermophilik (heat data sample darilaboratorium. Bahan yang loving) biasa di sebut dengan t-SRB yang digunakan adalah sampel air dari sumur dapat tumbuh dengan baik pada temperatur minyak, mineral oil dan agar (nutrisi SRB). 40oF hingga 180oF. SRB yang dapat Alat yang digunakan inkubator, temperatur menimbulkan masalah korosi terdiri dari dua Gun (alat ukur suhu), pH Meter, gelas ukur buah dan (1 liter), corong pisah dan ketas saring. delsufotomaculum. Beberapa spesies dari Analisis populasi bakteri menggunakan SRB family tersebut yang dapat menimbulkan BART. famili yaitu Desulfovibrian korosi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Tipe Bakteri SBR Genus Desulfovibrian Spesies Africanus Desulfuricans Salexigens Vulgaris Delsufotomaculum Nigrificans Orientis Prosedur Kerja Bentuk Sigmoid Rod Vibrio Vibrio Vibrio Rod Curved Rod Ambil sampel dari sumur minyak sesuai temperatur yang sumur yang dicari menggunakan gelas ukur Sampel dipisahkan menggunakan corong pisah antara minyak dan airnya. Setelah terpisah, cek pH air dengan meter Analisa sampel dengan SRB BART Organisme Sulfhate Reducing Bacteria yang Prosedur Analisa: umumnya terdapat di lapangan minyak termasuk ke dalam Genus Desulfovibrio. Agar (Nurisi SRB) didalam tabung direndam bersama 15 ml sample Simpan tabung sampel didalam incubator maka disarankan untuk mengoptimalkan dengan suhu konstan 35ºC selama 5 hari, sistem injeksi steam ke dalam reservoir amati perkembangannya setiap hari. untuk menjaga teperatur operasi sumur Jika Agar berwarna putih berarti SRB minyak di atas 180 oF dengan memonitor negative steam rate yang di injeksikan. Jika Agar berwarna hitam berarti SRB DAFTAR PUSTAKA positif Mulyadi Agus (2005), Production Kesimpulan Operation, Duri Training Centre, Bakteri SRB dapat berkembang biak dengan Modul 3, Duri. populasi yang sangat signifikan pada kondisi operasi temperatur 120-130 oF . Hafni (2005), Production Operation, Duri Training Centre, Modul 4, Duri. Mulyadi Pengaruh parameter lain masih memungkinkan SRB bisa hidup pada kondisi temperatur optimum thermophilik (heat loving ), seprti nutrisi dalam pipa, kandungan garam dan kandungan oksigen terlarut, namun tetap yang kritikal adalah temperatur, karena sifatnya yang heat loving. Dengan diketahui bahwa SRB dapat berkembang biak pada temperatur 40-180 oF, Agus (2007), Production Operation, Duri Training Centre, Modul 5, Duri. Hafni (2007), Production Operation, Duri Training Centre, Modul 6, Duri