BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhuk hidup di bumi memiliki keterkaitan satu sama lain salah satunya manusia dengan lingkungan. Seiring berkembangnya teknologi membuat produsen terus berinovasi mengembangkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Seperti yang telah dijelaskan (Ikhsan, Arfan 2008) konsep akuntansi lingkungan mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada tahun 1990-an Komite Standar Akuntansi Internasional (The International Accounting Standard Committee / IASC) mengembangkan konsep tentang prinsip-prinsip akuntansi internasional, termasuk pengembangan akuntansi lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia. Disamping itu, standar industri juga semakin berkembang dan auditor profesional seperti American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) mengeluarkan prinsip-prinsip universal mengenai audit lingkungan (environmental audit). 1 Latar belakang pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil manfaat dari lingkungan. Penting bagi perusahaanperusahaan atau organisasi lainnya agar dapat meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan mendorong kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya. Saat ini perusahaan besar seperti bidang industri dan jasa mulai menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental cost) dan manfaat atau efek (economic benefit). Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan (environmental protection). Beberapa alasan kenapa perusahaan perlu untuk mempertimbangkan untuk mengadopsi akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi perusahaan, antara lain : memungkinkan untuk mengurangi dan menghapus biaya-biaya lingkungan, memperbaiki kinerja lingkungan perusahaan yang selama ini mungkin mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan keberhasilan bisnis perusahaan, yang diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat terhadap produk dari proses lingkungan yang diinginkan dan memungkinkan pemenuhan 2 kebutuhan pelanggan yang mengharapkan produk / jasa lingkungan yang lebih bersahabat. Menurut Hadi (2012) saat ini di Indonesia pengungkapan mengenai akuntansi lingkungan masih belum diatur secara khusus dalam standar akuntansi, artinya pelaporan informasi lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan masih bersifat sukarela. Akan tetapi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) secara implisit menjelaskan bahwa laporan tahunan harus mengakomodasi kepentingan para pengambil keputusan. Dijelaskan dalam PSAK No. 1 Tahun 2009, paragraf Sembilan (9) yang menyatakan : “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan adalah limbah produksi. Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah diartikan sebagai sisa suatu usaha dan atau kegiatan produksi, sedangkan pencemaran diartikan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui 3 baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Limbah yang dihasilkan dari operasional perusahaan memiliki kemungkinan bahwa limbah tersebut berbahaya bagi lingkungan sehingga limbah tersebut memerlukan pengelolaan dan penanganan yang khusus oleh perusahaan agar tidak menyebabkan dampak negatif yang lebih besar terhadap lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Akuntansi lingkungan merupakan bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dalam mengidentifikasikan, mengukur, menilai dan melaporkan akuntansi biaya lingkungan. Dalam perspektif akuntansi (Mathew & Parrerra 1996) akuntansi lingkungan ini digunakan untuk memberikan gambaran bentuk komprehensif akuntansi yang memasukkan externalities kedalam rekening perusahaan seperti informasi tenaga kerja, produk dan pencemaran lingkungan. Dalam hal ini, pencemaran dan limbah produksi merupakan salah satu contoh dampak negatif dari operasional perusahaan yang memerlukan sistem akuntansi lingkungan sebagai kontrol terhadap tanggungjawab perusahaan sebab pengelolaan limbah yang dilakukan oleh perusahaan memerlukan pengidentifikasian, pengukuran, penyajian, pengungkapan dan pelaporan biaya pengelolaan limbah dari hasil kegiatan operasional perusahaan. Dalam buku yang berjudul “A System View of Accounting for Waste” Munn (1999) mengungkapkan bahwa pencatatan pembiayaan untuk mengolah sampah-sampah yang dikeluarkan dari hasil sisa produksi suatu 4 usaha dialokasikan dalam tahap-tahap tertentu yang masing-masing tahap memerlukan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan dan tahap-tahap pencatatan itu dapat dilakukan sebelum periode akuntansi berjalan sesuai dengan proses produksi yang dilakukan perusahaan tersebut. Pernyataan tersebut juga diperjelas oleh argumentasi Anne dalam artikelnya yang dimuat pada situs gulico.com bahwa pengalokasian pembiayaan untuk biaya pengelolaan lingkungan dialokasikan pada awal periode akuntansi untuk digunakan selama satu periode akuntansi tersebut. Nita (2013) setuju bahwa alokasi biaya lingkungan terhadap produk atau proses produksi dapat memberikan manfaat motivasi bagi manajemen untuk menekan polusi sebagai akibat dari proses produksi tersebut. Dalam akuntansi konvensional, biaya ini dialokasikan pada biaya overhead dan pada akuntansi tradisional dilakukan dengan cara mengalokasikan ke produk tertentu atau dialokasikan pada kumpulan biaya yang menjadi biaya tertentu sehingga tidak dialokasikan ke produk secara spesifik. Penelitian ini mengambil obyek penelitian Pada Pabrik Gula yang dahulu bernama Madukismo Yogyakarta saat ini menjadi PT Madubaru yang merupakan salah satu perusahaan tertua di Indonesia beroperasi dalam bidang pembuatan gula tebu. Dalam proses operasinya PT Madubaru Yogyakarta menghasilkan limbah dari kegiatan produksi. Selama proses pengelolaan limbah terdapat biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh PT Madubaru 5 Yogyakarta untuk membiayai aktivitas pengelolaan limbah yang merupakan biaya pencegahan pencemaran. Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk meneliti masalah akuntansi biaya lingkungan tersebut dalam penelitian yang akan mengungkap penerapan akuntansi biaya lingkungan pada PT Madubaru Yogyakarta yang berpotensi menghasilkan limbah produksi. Penelitian ini mencoba mengungkapkan sistem pencatatan pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh perusahaan ini akan dilakukan dalam penelitian yang berjudul “Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Pada PT Madubaru Yogyakarta”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan akuntansi biaya lingkungan pada PT Madubaru Yogyakarta ? 2. Apakah terdapat kesesuaian antara proses pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran dan penyajian akuntansi biaya lingkungan yang diterapkan PT Madubaru Yogyakarta dengan konsep akuntansi lingkungan yang mendukung ? 6 3. Apakah terdapat kesesuaian pengungkapan akuntansi biaya lingkungan yang diterapkan Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta dengan SAK ? 4. Bagimana alternatif penyajian Laporan Keuangan Lingkungan pada PT Madubaru Yogyakarta ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Penerapan akuntansi biaya lingkungan PT Madubaru Yogyakarta. 2. Kesesuaian antara proses pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran dan penyajian akuntansi biaya lingkungan PT Madubaru Yogyakarta dengan konsep akuntansi lingkungan yang mendukung. 3. Kesesuaian pengungkapan akuntansi biaya lingkungan yang diterapkan PT Madubaru Yogyakarta dengan SAK. 4. Alternatif penyajian Laporan Keuangan Lingkungan PT Madubaru Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dilakukan penelitian mengenai akuntansi lingkungan memiliki beberapa cakupan secara teoritis dan secara praktis ini antara lain : 7 1. Sebagai bahan pertimbangan PT Madubaru Yogyakarta dalam menjalankan operasi usahanya terutama masalah perlakuan alokasi biaya lingkungan dalam kaitannya dengan kepedulian dan tanggungjawab sosial terhadap lingkungan terutama dalam hal pengelolaan limbah sisa produksi di lingkungannya. 2. Sebagai gambaran bagi karyawan maupun lingkungan masyarakat secara umum disekitar subyek penelitian dalam menilai kepedulian dan tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungannya. 3. Sebagai bahan perbandingan sistem akuntansi biaya lingkungan yang diterapkan oleh PT Madubaru Yogyakarta dengan metode yang berkembang secara umum di masyarakat maupun pelaku usaha industri yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan guna mengembangkan wacana mengenai akuntansi lingkungan di Indonesia. 8