Achmad Fauzi / 1206238135 / Teknik Kimia UI THALIDOMIDE Obat thalidomide dipasarkan di Eropa pada tahun 60-an. Thalidomide dipasarkan sebagai obat penenang. Akan tetapi efek klinisnya berbeda saat dikonsumsi oleh ibu hamil. Bayi yang kelak dilahirkannya akan mengalami cacat akibat pertumbuhan janinnya terganggu. Saat itu ditemukan sedikitnya 2000 kasus bayi cacat akibat ibunya mengkonsumsi obat ini di masa kehamilan. Efek klinis yang terjadi pada ibu hamil yang mengkonsumsi Thalidomide bukanlah merupakan efek samping dari obat. Hal ini terjadi karena senyawa Thalidomide memiliki dua enantiomer yaitu (R)-Thalidomide yang memiliki efek klinis sebagai obat penenang dan (S)-Thaidomide yang memiliki efek klinis mengganggu pertumbuhan janin. Isomer Isomer Ruang Isomer Struktur Stereokimia Rangk Posisi Stereokimia adalah studi a atom-atom dalam sebuah Fungsi Geome tri mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, yakni bagaimana molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang lain. Stereoisomer adalah senyawa berlainan yang mempunyai struktur sama, berbeda hanya dalam hal penataan atom-atom dalam ruangan. Stereoisomer atau isomer optis merupakan isomer yang diakibatkan oleh keberadaan atom C kiral (atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda) dalam suatu senyawa. Optis Dalam stereoisomer, atom yang menghasilkan isomer berada pada posisi yang sama namun memiliki pengaturan keruangan yang berbeda. Isomer geometrik adalah salah satu contoh dari stereoisomer. Dinamakan isomer optikal karena efek yang terjadi pada polarisasi sinar. Substansi sederhana yang menghasilkan isomer optikal dikenal sebagai enansiomer. • Sebuah larutan mempolarisasi sinar datar sehingga berputar searah jarum jam. Enasiomer ini dikenal sebagai d atau bentuk (+) . ( d merupakan singkatan dari dextrorotatory.)Sebagai contoh, salah satu isomer optikal (enansiomer) dari asam amino alanin dikenal sebagai (+)alanin. • Sebuah larutan mempolarisasi sinar datar sehingga berputar berlawanan arah dengan jarum jam. Enansiomer ini dikenal sebagail atau bentuk (-). (l merupakan singkatan dari laevorotatory.) Enansiomer lain dari alanin dikenal sebagail-alanin atau (-)alanin. • Jika konsentrasi larutan seimbang maka putaran serah dan berlawanan jarum jam saling meniadakan. • Saat subtansi aktif optikal dibuat di laboratorium, biasanya dibuat dari campuran 50/50 dari kedua enasiomer yang tidak memiliki pengaruh terhadap polarisasi sinar. Chan-Ingold-Prelog membuat sistem tata nama untuk stereoisomer dengan menglasifikasikan atom C kiral sebagai R atau S yang disebut juga sebagai konfigurasi absolut. Konfigurasi R dan S ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan senyawa tersebut untuk memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan atau ke kiri. Konfigurasi ini menunjukan urutan prioritas gugus dari prioritas tinggi ke prioritas rendah, dimana gugus dengan prioritas terendah (biasanya atom H) disimpan di belakang atom C dengan struktur ruang tertutup oleh atom C. Sepasang enantiomer mempunyai konfigurasi yang berlawanan. Jika urutan prioritas gugus ini searah jarum jam maka dinamakan konfigurasi R dan jika sebaliknya dinamakan konfigurasi S; R= rectus = kanan, S= sinister = kiri. Cara menentukan konfigurasi R/S 1. Urutkan keempat gugus atau atom yang terikat pada atom C kiral, sesuai urutan prioritas atura n deret Chan-Ingold-Prelog 2. Proyeksikan molekul itu sedemikian sehingga gugus yang berprioritas rendah berarah ke belakang 3. Pilih gugus dengan prioritas tertinggi dan tariklah suatu anak panah bengkok ke gugus dengan prioritas tertinggi berikutnya 4. Jika panah ini se arah jarum jam, maka konfigurasinya adalah R, jika berlawanan arah konfigurasi S. Dalam kasus obat Thalidomide, kedua enantiomer Thalidomide bercampur sebagai campuran rasemik yaitu campuran yang mengandung sepasang enantiomer dalam jumlah yang sama yaitu (R)- Thalidomide yang memiliki efek klinis sebagai obat penenang dan (S)-Thaidomide yang memiliki efek klinis mengganggu pertumbuhan janin. Akibatnya orang yang mengkonsumsi Thalidomide bisa merasakan dua efek klinis secara bersamaan. Sulit sekali menghasilkan suatu enantiomer atau diastereoisomer murni. Bahkan 90 persen obat-obat sintetik yang mengandung senyawa kiral masih dipasarkan dalam kondisi rasemik sampai awal 1990an. Lalu bagaimana caranya memperoleh suatu enantiomer dengan enantiomeric excess (EE) yang tinggi? Enantiomeric excess artinya persentase suatu enantiomer yang berkonfigurasi R dikurangi persentase enantiomer pasangannya yang berkonfigurasi S dalam suatu campuran atau sebaliknya. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, harus diingat dua prinsip dasar isomer optik yaitu: 1. Enantiomer adalah salah satu bentuk stereoisomer yang memiliki sifat-sifat fisika (titik didih, kelarutan, dan lain-lain) yang sama tetapi berbeda dalam arah rotasi polarimeter dan interaksi dengan zat kiral lainnya 2. Sepasang diastereoisomer memiliki sifat-sifat fisika dan sudut rotasi polarimeter yang berbeda satu sama lain. Bahkan sering dalam bereaksi mengambil cara yang berlainan. Artinya kita bisa memisahkan campuran dua diastereoisomer dengan cara-cara fisika (destilasi, kristalisasi, dan lain-lain). Akan tetapi tidak bisa memisahkan campuran dua enantiomer dengan cara-cara fisika, karena sepasang enantiomer memiliki properti fisika yang sama. Kesimpulannya, kita dapat dengan mudah memisahkan campuran dua diastereoisomer, tapi akan kesulitan memisahkan campuran dua enantiomer. Louis Pasteur dikisahkan pernah memisahkan dua enantiomer Natrium Amoium Tartarat menggunakan pinset. Hal ini dapat terjadi karena dua enantiomer itu mengkristal secara terpisah. Cara ini sering disebut cara resolusi. Cara ini kurang efektif karena tidak semua enantiomer mengkristal secara terpisah. Jadi resolusi tidak dapat dianggap sebagai teknik yang umum. Cara lain yang sering ditempuh para ahli kimia adalah rute biokimia dengan memakai enzim atau mikroorganisme untuk memproduksi enantiomer murni. Sebagai contoh (R)-Nikotina dapat diperoleh dengan cara menginkubasi campuran rasemik (R)-Nikotina dan (S)-Nikotina dalam wadah berisi bakteri Pseudomonas putida. Bakteri tersebut hanya akan mengoksidasi (S)-Nikotina, sedangkan (R)-Nikotina akan tersisa dalam wadah tersebut. Beberapa produk lain dari rute biokimia yaitu Monosodium L-Glutamat, L-Lysine dan L-Mentol. Sistem tata nama D dan L dinamakan konfigurasi relatif. Sistem ini sering dipergunakan dalam penamaan asam amino dan karbohidrat. Sayangnya tidak semua enantiomer dapat diproduksi dengan ee yang tinggi melalui rute biokimia ini. Hal ini dikarenakan kespesifikan enzim dan mikroorganisme. Sebagai contoh bakteri Pseudomonas putida belum tentu dapat digunakan untuk memisahkan (+)-Mentol dengan (-)-Mentol. Para ahli kimia organik seperti Ryoji Noyori dan William S. Knowles terus berusaha dalam menyelesaikan permasalahan ini. William S. Knowles berhasil mensintesis senyawa yang disebut (R,R)-DiPAMP. Ia menggunakan (R,R)-DiPAMP sebagai ligan untuk membentuk senyawa kompleks dengan logam Rh. Senyawa kompleks ini sangat bermanfaat dalam proses hidrogenasi asimetrik gugus enamida. Dengan senyawa kompleks ini, ia berhasil mensintesis L-DOPA yang sangat berguna dalam terapi penyakit Parkinson dengan kemurnian 95 persen ee. Selain L-DOPA, senyawa kompleks ini juga sering dipergunakan untuk mensintesis asam? alfaamino dengan ee yang tinggi, contoh L-Phenilalanin, L-Trytophan, L-Alanin, L-Lysin, dan lain-lain, kecuali asam aspartat karena memiliki dua gugus karboksilat yang berdekatan. Di lain pihak, Ryoji Noyori menyintesis senyawa yang diberi nama BINAP. Ia mempergunakan BINAP sebagai salah satu ligan untuk membentuk senyawa kompleks dengan logam Ru. Senyawa kompleks ini sangat fleksibel, karena dapat digunakan untuk hidrogenasi asimetrik alkena, dan reduksi keton secara enantioselective. Sebenarnya proses reduksi keton secara enantioselective bukanlah hal baru, tetapi penggunaan logam transisi sebagai katalis untuk proses reduksi keton biasanya sulit dan tidak bersifat enantioselective. Enantioselective artinya suatu reaksi yang menghasilkan dua enantiomer, di mana salah satu enantiomer dihasilkan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan enantiomer pasangannya. Khusus untuk reduksi keton, Ryoji Noyori mensintesis (S)-BINAP/(S)-diamine Ru(II) catalyst. Dengan senyawa kompleks ini sudah banyak diproduksi obat-obat kiral dengan biaya produksi yang rendah dan kemurnian yang tinggi. Sebagai contoh L-DOPS, Levofloxacin, Neobenodine, Fosfomycin, Fluoxetine hydrochloride, Naproxen, dan lain-lain. Sebagai catatan L-DOPS adalah prekursor dari Norepinephrine. Norepinephrine adalah neurotransmitter untuk mengirim sinyal ke jantung dan pembuluh darah. Kedua penemuan ini telah membuka cakrawala baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut laporan, sampai tahun 2000, penjualan obat kiral dalam bentuk enantiomer murni di dunia telah mencapai 123 miliar dolar AS. Berdasarkan kasus obat Thalidomide, maka dikembangkanlah metode untuk memisahkan enantiomer dalam suatu campuran rasemik. Berdasarkan penjelasan diatas cara yang cocok digunakan adalah teknik resolusi (pemisahan dengan pengkristalan) dan penggunaan reaksi enzimatis atau menggunakan mikroorganisme. Dengan adanya metode pemisahan ini maka enantiomer yang diinginkan akan diperoleh dan memperkecil tragedi efek klinis ganda jika enantiomer itu digunakan sebagai obat. Dengan contoh kasus Thalomide di atas maka penting untuk memperhitungkan stereokimia dari senyawa dalam reaksi biologis makhluk hidup. Formal Charge = Jumlah elektron valensi dalam atom Jumlah elektron valensi yang tidak terpakai Jumlah elektron valensi yang tidak terpakai DAFTAR PUSTAKA: http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_organik_dasar/isomer_pada_senyawa_organik http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1111012990 http://www.news-medical.net/health/Thalidomide-Uses-%28Indonesian%29.aspx http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/thalidomide-yang-mengikat-proteintelah-terungkap/ http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1111012990