Sesi 17.indd

advertisement
Se
17
Hidrokarbon (Bagian III)
A.
REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON
Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa hidrokarbon secara umum adalah reaksi
adisi, eliminasi, substitusi, dan redoks.
a.
Adisi
Reaksi adisi pada senyawa organik adalah reaksi yang menggabungkan dua reaktan
menjadi satu produk tanpa ada molekul yang tersisa di akhir reaksi. Pada senyawa
organik, reaksi adisi hanya terjadi apabila senyawa tersebut memiliki ikatan tak jenuh
(= atau ≡). Reaksi adisi pada gugus tak jenuh tersebut menyebabkan ikatan rangkap
menjadi berkurang: rangkap dua menjadi ikatan tunggal dan rangkap tiga menjadi
rangkap dua atau ikatan tunggal. Oleh karena itu, reaksi adisi sering disebut sebagai
reaksi pemutusan ikatan rangkap.
Contoh reaksi adisi adalah:
CH2 = CH2 + HBr → CH2Br – CH3
Perhatikan bahwa ikatan rangkap dua pada senyawa etena diputus menjadi ikatan tunggal
pada produk (bromoetana).
1
GAN
KIMIA
BUN
si
AS
A - K U RIKUL
I IP
UM
GA
KEL
XI
b.
Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi, yaitu ketika satu reaktan memisahkan
diri menjadi dua produk dengan salah satu produk biasanya adalah molekul yang kecil
seperti H2O atau HX (asam halida). Reaksi eliminasi menyebabkan lepasnya atom-atom
dari ikatan kovalen dalam senyawa organik yang mengakibatkan senyawa tersebut
membentuk ikatan jenuh (= atau ≡). Oleh karena itu, reaksi eliminasi sering disebut
sebagai reaksi pembentukan ikatan rangkap.
Contoh reaksi eliminasi adalah reaksi dehidrasi alkohol.
asampekat )
CH3 − CH2 OH (
→ CH2 = CH2 + H2 O
( suhu T )
Perhatikan bahwa ikatan tunggal pada etanol menjadi ikatan rangkap dua setelah etanol
melepaskan molekul H2O.
c.
Substitusi
Reaksi substitusi (penggantian) adalah reaksi antara dua reaktan yang saling
mempertukarkan atom-atomnya menjadi dua produk yang berbeda. Reaksi substitusi ini
pada umumnya terjadi pada senyawa organik jenuh.
Contoh reaksi substitusi adalah:
CH3 – CH3 + H2O → CH3 – CH2OH + H2
Perhatikan bahwa satu atom H pada etana ditukar dengan OH pada molekul H2O dan
tidak ada perubahan kejenuhan ikatan.
d.
Redoks
Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) senyawa organik, sama halnya dengan senyawa anorganik,
terjadi apabila senyawa organik bereaksi dengan suatu reduktor atau oksidator. Ketika
suatu senyawa organik bereaksi dengan suatu reduktor (contoh: H2) dan atom yang
terlibat dalam reaksi mengalami penurunan bilangan oksidasi, reaksi yang terjadi kita
sebut sebagai reaksi reduksi. Sebaliknya, ketika suatu senyawa organik bereaksi dengan
suatu oksidator (contoh: O2, KMnO4, K2Cr2O7) dan atom yang terlibat mengalami kenaikan
bilangan oksidasi, reaksi yang berlangsung kita sebut sebagai reaksi oksidasi.
2
Contoh reaksi oksidasi adalah reaksi antara alkohol (R-OH) primer dengan suatu oksidator
membentuk aldehid (R-COH) yang dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat
(R-COOH). Sementara itu, reaksi reduksi adalah reaksi yang berlangsung sebaliknya, yaitu
ketika suatu senyawa aldehid bereaksi dengan suatu reduktor menjadi senyawa alkohol
primer.
B.
KEISOMERAN
Isomer adalah dua atau lebih molekul yang memiliki rumus molekul sama, tetapi memiliki
perbedaan dalam hal struktur (susunan ikatan atom-atom dalam molekul tersebut) atau
konfigurasi ruang (bentuk tiga dimensi molekul).
Isomer Rangka
Struktur
Isomer Posisi
Isomer Fungsi
Isomer
Isomer Geometri
Ruang
Isomer Optik
a.
Isomer Rangka
Dua atau lebih molekul yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi bentuk kerangka
karbon yang berbeda disebut berisomer rangka. Contoh dua senyawa yang berisomer
rangka adalah butana dan 2-metilpropana.
CH3 – CH2 – CH2 – CH3
CH3 – CH – CH3
|
CH3
butana
2-metilpropana
3
b.
Isomer Posisi
Isomer posisi terdapat pada dua atau lebih molekul dengan rumus molekul sama tetapi
memiliki gugus fungsional pada posisi yang berbeda. Contoh senyawa yang berisomer
posisi adalah 1-propanol dengan 2-propanol dan 1-butena dengan 2-butena.
CH3 – CH2 – CH2 – OH
CH3 – CH – CH3
|
OH
1-propanol
2-propanol
CH2 = CH – CH2 – CH3
CH3 – CH = CH – CH3
1-butena
c.
2-butena
Isomer Fungsi
Isomer fungsi terdapat pada dua atau lebih senyawa yang memiliki rumus molekul sama
tetapi dengan gugus fungsional yang berbeda. Pasangan isomer fungsi pada senyawa
organik antara lain adalah:
d.
1.
Alkohol dengan eter, sama-sama memiliki rumus umum CnH(2n+2)O
2.
Aldehid dengan keton, sama-sama memiliki rumus umum CnH2nO
3.
Asam karboksilat dengan ester, sama-sama memiliki rumus umum CnH2nO2
4.
Alkena dan sikloalkana, sama-sama memiliki rumus umum CnH2n
5.
Alkuna dan alkadiena, sama-sama memiliki rumus umum CnH(2n-2)
Isomer Geometri
Isomer geometri terjadi pada senyawa-senyawa organik yang memiliki struktur kaku pada
molekulnya, seperti ikatan rangkap dua (=) dan struktur alifatik siklik. Ikatan rangkap tiga
(≡) pada alkuna juga merupakan struktur kaku, akan tetapi alkuna tidak memiliki isomer
geometri.
Adanya struktur kaku pada suatu molekul menyebabkan molekul tersebut dapat memiliki
dua konfigurasi ruang yang berbeda, yaitu bentuk cis- dan trans-. Contoh senyawa yang
memiliki isomer geometri adalah senyawa 2-butena.
4
CH3 – CH = CH – CH3
2-butena
H
H
CH3
C=C
CH3
C=C
CH3
H
cis-2-butena
e.
H
CH3
trans-2-butena
Isomer Optik
Isomer optik terjadi pada senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi searah atau
berlawanan arah jarum jam. Senyawa tersebut dapat memutar bidang polarisasi karena di
dalamnya terdapat atom karbon asimetris atau kiral. Atom karbon asimetris adalah atom
karbon yang mengikat empat gugus yang berbeda pada masing-masing tangannya. Suatu
senyawa yang memiliki satu atom karbon asimetris pada molekulnya dapat memiliki dua
isomer optik, yaitu senyawa yang memutar bidang polarisasi ke kanan searah jarum jam
(dekstrorotatori) dan yang memutar bidang polariasasi ke kiri berlawanan arah jarum jam
(levorotatori). Senyawa dekstrorotatori diberi tanda (+) dan senyawa levorotatori diberi
tanda (–). Jumlah isomer yang dapat dimiliki oleh suatu senyawa yang memiliki atom
karbon asimetris sebanyak n adalah 2n isomer.
Contoh senyawa yang memiliki isomer optik atau disebut optis aktif adalah senyawa
2-butanol.
OH
|
CH3 – CH2 – CH – CH3
5
Download