BAB I - PPID Kota Mojokerto

advertisement
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah tersebut. Sedangkan Pengelolaan Keuangan Daerah
adalah
keseluruhan
kegiatan
yang
meliputi perencanaan,
pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daerah (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006).
Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas
pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk
dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat
kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan
daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi
pengelolaannya.
3.1. KINERJA KEUANGAN TAHUN 2009 - 2013
Keuangan
penyelenggaraan
Daerah
merupakan
Pemerintahan
Daerah
komponen
daerah
yang menyatu
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
dalam
dalam
rangka
kerangka
APBD hakikatnya
merupakan salah satu instrument kebijakan untuk meningkatkan pelayanan
umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah. APBD sebagai bentuk
penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas
pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, disusun dalam suatu struktur
yang menggambarkan besarnya pendanaan atas berbagai sasaran yang hendak
dicapai, tugas-tugas pokok dan fungsi sesuai kondisi, potensi, aspirasi dan
kebutuhan riil di masyarakat untuk suatu tahun tertentu.
Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari
batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam: (1) UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 1
2006 juncto Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah; dan (4) Peraturan Daerah Kota Mojokerto
Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 5
Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
.
Berdasarkan ketentuan tersebut, kinerja keuangan Pemerintah Daerah
sangat terkait dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek kondisi
neraca daerah. Kinerja pelaksanaan APBD tidak terlepas dari struktur dan
akurasi belanja (belanja langsung dan belanja tidak langsung), pendapatan
daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan
lain-lain
pendapatan
yang
sah.
Neraca
daerah
akan
mencerminkan
perkembangan dari kondisi aset Pemerintah Daerah, kondisi kewajiban
Pemerintah Daerah serta kondisi ekuitas dana yang tersedia.
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor :
13 tahun 2006, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
meliputi aspek Pendapatan dan aspek Belanja, serta aspek Pembiayaan.
Aspek
Pendapatan
terdiri
dari
Pendapatan
Asli
Daerah,
Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah, Aspek Belanja terdiri dari
Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dan Aspek Pembiayaan terdiri
dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.
A. Pendapatan Daerah
Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Dalam
perencanaan APBD terdapat target pendapatan daerah yang merupakan
capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran,
diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah.
Perkembangan realisasi pendapatan daerah Kota Mojokerto tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 2
Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
APBD Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2013
JUMLAH
No
I.
URAIAN
Realisasi
Tahun 2009
Realisasi
Tahun 2010
Realisasi
Tahun 2011
Realisasi
Tahun 2012
Realisasi
Tahun 2013
Rata2
Pertumbu
han
PENDAPATAN DAERAH
1.1. Pendapatan Asli Daerah
28,154,863,948.45 31,596,313,387.11
42,165,056,510.12 53,439,861,756.12
74,944,029,536.47
28.16
6,419,093,230.30
7,270,048,616.27
12,633,038,537.65
15,987,117,382.15
23,417,626,747.57
40.01
16,016,381,509.00
19,615,315,177.00
23,279,025,482.50
28,038,854,258.50
9,783,744,297.50
(0.88)
1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
1,094,872,039.55
1,302,325,710.11
2,577,719,163.03
2,426,474,670.94
3,075,784,187.86
34.44
1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah
4,624,517,169.60
3,408,623,883.73
3,675,273,326.94
6,987,415,444.53
1.1.1. Pajak Daerah
1.1.2. Retribusi Daerah
1.2. Dana Perimbangan
1.2.1. Dana bagi hasil pajak/ bagi hasil bukan
pajak
1.2.2. Dana alokasi umum
1.2.3. Dana alokasi khusus
38,666,874,303.54 131.26
291,496,817,179.00 300,126,050,134.00 326,532,622,484.00 379,471,619,712.00 419,223,180,215.00
26,663,907,179.00
45,381,463,215.00
17.37
238,044,910,000.00 244,969,563,000.00 265,452,147,000.00 309,102,871,000.00 354,452,407,000.00
10.60
26,788,000,000.00
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
40,114,087,134.00
15,042,400,000.00
40,689,275,484.00
20,391,200,000.00
BAB III - 3
54,904,848,712.00
9.61
15,463,900,000.00
19,389,310,000.00
(1.77)
1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
1.3.1. Hibah
39,313,115,631.00
58,031,918,159.00
75,351,417,221.00
83,054,744,161.00
74,733,359,846.00
19.42
8,287,520,000.00
23,182,213,800.00
36,235,985,220.00
-
-
23.55
-
-
-
-
-
20,408,061,212.00
29,870,036,544.00
31,539,231,999.00
29,760,438,868.00
32,176,161,785.00
8.03
-
-
-
27,922,735,000.00
40,428,194,000.00
11.20
10,617,534,419.00
4,979,667,815.00
7,576,200,002.00
25,371,570,293.00
2,129,004,061.00
45.27
-
-
-
-
-
1.3.2. Dana darurat
1.3.3. Bagi hasil pajak dari propinsi dan dari
pemerintah daerah lainnya
1.3.4. Dana penyesuaian dan otonomi khusus
1.3.5. Bantuan keuangan dari pemerintah daerah
lainnya
1.3.6. Pendapatan transfer
JUMLAH PENDAPATAN
358,964,796,758.45 389,754,281,680.11 444,049,096,215.12 515,966,225,629.12 568,900,569,597.47
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 4
-
12.24
Pendapatan Kota Mojokerto selama tahun 2009-2013
rata-rata
naik
sebesar 28,16 persen. Kenaikan pendapatan ini seiring dengan peningkatan
pendapatan
yang
diperoleh
dari
pos
Pendapatan
Asli
Daerah,
Dana
Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah dari tahun ke tahun
trendnya
naik. Pada tahun 2009, total pendapatan daerah Kota Mojokerto
sebesar Rp. 358,96 Milyard lebih. Angka tersebut terus mengalami peningkatan
hingga tahun 2013 menjadi 568,90 Milyard lebih dengan peningkatan rata-rata
pertahun sebesar 12,24 persen. Ini menunjukkan bahwa perekonomian di Kota
Mojokerto dalam lima tahun terakhir teruks mengalami kemajuan. Kemajuan
tersebut dipresentasikan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
yaitu pada tahun 2013 sebesar 6,86 persen atau diatas rata-rata Jawa Timur
sebesar 6,55 persen dan Nasional sebesar 5,78 persen.
B. Belanja Daerah
Belanja daerah merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif.Dari
besaran dan kebijakan yang berkesinambungan dari program-program yang
dilaksanakan
dapat
dibaca
kearah
mana
pembangunan
di
Kota
Mojokerto.Hakekat anggaran daerah pada dasarnya merupakan salah satu
instrumen utama kebijakan publik dalam upaya peningkatan pelayanan umum
dan kesejahteraan masyarakat, maka setiap pelaksanaan anggaran dilakukan
sesuai dengan kebijakan pemerintahan, diharapkan mampu mencerminkan
kebutuhan riil penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan potensi
daerah.
Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari kelompok
belanja
aparatur
dan belanja
pelayanan
publik
berdasar
Kepmendagri
Nomor 29 Tahun 2002 menjadi kelompok belanja tidak langsung dan
belanja langsung berdasar Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Belanja daerah terdiri dari:
1. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari
jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d)
Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja bagi Hasil kepada
Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa, (g) Belanja Hibah Bantuan
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 5
Keuangan kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa, dan (h) Belanja
Tidak Terduga.
2. Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis
belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Barang dan Jasa, dan (c) Belanja
Modal.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mojokerto
selama kurun waktu tahun 2009 – 2013 mengalami perkembangan yang terus
meningkat. Pada tahun 2009 kekuatan belanja daerah Kota Mojokerto sebesar
Rp. 399,06 Milyard lebih dan tahun 2013 meningkat menjadi sebesar Rp, 511,09
Milyard lebih dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar 6,63 persen.
Meskipun
nilai belanja daerah meningkat namun
laju pertumbuhannya
berfluktuatif dan cenderung menurun, pada tahun 2010 pertumbuhan belanja
daerah sebesar 1,17 persen, tahun 2011 pertumbuhannya mengalami kenaikan
meskipun
relatif
kecil
yaitu
sebesar
1,47
persen.
Dan
tahun
2012
pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 19,35
persen. Namun pada tahun 2013 pertumbuhannya menurun menjadi 4,53
persen. Rincian perkembangan realisasi belanja daerah Kota Mojokerto Tahun
2009 - 2013 dapat dilihat pada tabel 3.2. sebagai berikut.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 6
Tabel 3.2. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
APBD Kota Mojokerto Tahun 2009-2013
JUMLAH
No
II.
URAIAN
Realisasi
Tahun 2009
Realisasi
Tahun 2010
Realisasi
Tahun 2012
Realisasi
Tahun 2013
151,133,059,367
190,384,656,103
212,005,090,029 223,616,313,105
239,654,724,050
12.49
157,944,347,903
0
150,000,000
176,685,718,321 194,502,722,800
0
0
150,000,000
0
210,274,230,681
0
0
12.32
2.1.3. Belanja subsidi
132,457,973,525
0
150,000,000
2.1.4. Belanja hibah
14,021,525,000
13,042,750,000
13,309,380,000
27,699,282,215
27,363,793,419
25.49
4,503,560,842
18,759,609,000
21,817,231,708
892,000,000
1,518,750,000
76.80
2.1.6. Belanja bagi hasil kepada Prop./Kab/Kota dan
Pemerintah Desa
0
0
0
0
0
0.00
2.1.7. Belanja Hibah bantuan keuangan kepada
Prop./Kab/Kota dan Pemerintah Desa
0
487,949,200
0
473,404,590
487,949,950
0.77
2.1.8. Belanja tidak terduga
0
0
42,760,000
48,903,500
247,929,367,274
213,331,402,135
19,599,293,255
24,095,041,892
2.2.2 Belanja barang dan jasa
108,270,360,208
2.2.3 Belanja modal
BELANJA DAERAH
2.1. Belanja Tidak Langsung
2.1.1. Belanja pegawai
2.1.2. Belanja bunga
2.1.5. Belanja bantuan sosial
2.2 Belanja Langsung
JUMLAH BELANJA
0.00
10,000,000 (16.30)
3.81
30,920,291,143
37,642,634,150
18.54
101,219,301,003
115,315,390,424 127,610,523,687
166,147,866,882
12.07
120,059,713,811
88,017,059,240
50,302,095,109 106,798,377,961
67,646,320,365
1.53
399,062,426,641
403,716,058,238
409,664,911,212 488,945,505,896
511,091,545,446
6.63
Sumber: DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 7
197,659,821,183 265,329,192,791
0.00
271,436,821,396
2.2.1 Belanja pegawai
B.
Realisasi
Tahun 2011
Rata2
Pertumb
uhan
32,042,335,650
Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa realisasi
belanja tidak langsung selama periode 2009 – 2013 setiap tahunnya mengalami
kenaikan dengan kenaikan rata-rata pertahun sebesar 12, 49 persen.
Sedangkan belanja langsung selama periode 2009 – 2013 setiap
tahunnya mengalami perkembangan yang fluktuatif dan cenderung meningkat.
Pada tahun 2009 kekuatan belanja langsung sebesar Rp. 247,92 Milyard lebih.
Tahun 2010 turun menjadi 213,33 Milyard lebih, tahun 2011 turun menjadi
197,65 Milyard lebih. Namun tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi sebesar
Rp. 265,32 Milyard lebih. Dan tahun 2013 meningkat menjadi 271,43 Milyard
lebih,
1
dengan
rata-rata
pertumbuhan
pertahun
sebesar
3,81
persen.
Apabila dibandingkan antara target dan relaisasi belanja daerah selama
periode 2009-2013, dapat diketahui bahwa realisasi belanja daerah setiap
tahunnya belum mencapai 100%, hal ini antara lain dikarenakan pedoman
pelaksanaan Dana Alokasi Khusus datangnya sering terlambat sehingga
mempengaruhi capaian realisasi penyerapan, efisiensi pelaksanaan kegiatan
(sisa lelang),
dan penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
(DBHCHT) dibatasi oleh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.07/2008
tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau dan Sanksi Atas
Penyalahgunaan Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.07/2009. Maka
daerah sangat berhati-hati dalam penggunaannya sehingga berdampak pada
realisasi penyerapan anggaran. Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota
Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013 dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Target dan Realisasi Belanja Daerah
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013
Tahun
Anggaran
Target
Realisasi
%
2009
426,288,550,355.21
399.062.426.640,84
93.61
(27.226.123.714,37)
2010
420,721,465,467.66
403,716,058,238.41
95.96
(17,005,407,229.25)
2011
452,718,219,559.36
409,664,911,211.90
90.49
(43,053,308,347.46)
2012
540,631,955,812.58
488,945,505,896.11
90.44
(51,686,449,916.47)
2013
626,651,257,225.59
511,091,545,446.13
81.56
(115,559,711,779.46)
Bertambah/
(Berkurang)
Sumber: DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 8
C. Pembiayaan
Pembiayaan
adalah
seluruh
transaksi
keuangan
pemerintah,
baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Pengelolaan pendapatan daerah akan
menekankan pada keserasian antara kebutuhan biaya dan pendapatan. Prinsip
bahwa nilai tambah pendapatan daerah akan digunakan sebesar-besarnya untuk
kesejahteraan rakyat merupakan upaya mobilitas sumber daya lokal melalui
peningkatan pendapatan daerah tidak akan menimbulkan gangguan terhadap alokasi
sumber daya, dengan konsekuensi adanya efisiensi biaya/ belanja daerah.
Penerimaan pembiayaan dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran.
Kebijakan penerimaan
pembiayaan
mencakup
(1)
Sisa
lebih
Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA); (2) pencairan dana cadangan;
(3) hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; (4) penerimaan pinjaman
daerah; (5) penerimaan kembali pemberian pinjaman; (6) penerimaan piutang
daerah; (7) penerimaan dana bergulir; dan (8) penerimaan hasil penarikan.
Realisasi pembiayaan daerah Pemerintah Kota Mojokerto mulai tahun 2009 –
2013
dan
rata-rata
perkembangan/kenaikan
Realisasi
penerimaan
dan
pengeluaran Daerah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013, dapat dilihat
pada table 3.4.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 9
Tabel 3.4. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pembiayaan Daerah
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013
No
III
URAIAN
Realisasi
Tahun 2009
Realisasi
Tahun 2010
Realisasi
Tahun 2011
Realisasi
Tahun 2012
Rata2
Pertumbuh
an
Realisasi
Tahun 2013
74,258,689,600.05
31,494,336,717.66
14,733,865,159.36
36,653,075,842.58
61,269,605,575.59
26,28
79,099,425,855.21
35,369,336,717.66
19,108,865,159.36
49,403,075,842.58
65,764,105,575.59
22.60
77,794,939,055.21
34,161,059,717.66
17,532,560,159.36
47,612,910,842.58
63,673,795,575.59
25.13
3.1.2 Pencairan dana cadangan
-
-
-
-
-
3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan
-
-
-
-
-
3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah
-
-
-
-
-
1,304,486,800.00
1,208,277,000.00
1,576,305,000.00
-
-
5.77
-
-
-
1,790,165,000.00
2,090,310,000.00
4.19
4,840,736,255.16
3,875,000,000.00
4,375,000,000.00
12,750,000,000.00
4,494,500,000.00
29.91
-
-
-
-
-
3,365,736,255.16
2,000,000,000.00
2,500,000,000.00
12,750,000,000.00
4,494,500,000.00
-
-
-
-
-
1,475,000,000.00
1,875,000,000.00
1,875,000,000.00
-
-
3.2.5 Investasi jangka pendek berupa deposito
-
-
-
-
-
3.2.6 Pengembalian Pada Fihak Ke III
-
-
-
-
-
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1 Penerimaan Pembiayaan
3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA)
tahun sebelumnya
3.1.5 Penerimaan kembali pemberian
pinjaman
3.1.6 Penerimaan piutang daerah
3.2 Pengeluaran Pembiayaan
3.2.1 Pembentukan dana cadangan
3.2.2 Penyertaan modal (investasi) daerah
3.2.3 Pembayaran pokok utang
3.2.4 Pemberian pinjaman daerah
Sumber: DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 10
82.42
6.78
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penerimaan pembiayaan selalu
lebih besar dari pengeluaran pembiayaan. Penerimaan masih didominasi oleh
SiLPA tahun lalu, namun besaran SiLPA tahun lalu perkembangannya
cenderung mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 25,13%. Hal ini
mengindikasikan bahwa penyusunan perencanaan pembangunan di Kota
Mojokerto masih lemah. Pada pengeluaran pembiayaan didominasi pada
komponen penyertaan modal, hal ini untuk memperkuat kepemilikan saham
Pemerintah Kota Mojokerto di Bank Jatim dan meningkatkan kemampuan
operasional beberapa perusahaan daerah.
3.1.2. Neraca Daerah
Neraca daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa
aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana. Neraca daerah merupakan salah satu
laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah sesuai ketentuan
peraturan pemerintah. Laporan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber
daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif.
Neraca daerah mempunyai arti penting, yaitu :
1.
Memberikan informasi kepada manajemen pemerintahan daerah mengenai
likuiditas keuangan daerah.
2.
Memberikan informasi kepada manajemen pemerintah daerah tentang
fleksibilitas keuangan (financial flexibility)
3.
Mendorong terciptanya tata pemerintahan yang baik (good governance)
Prinsip pengelompokan neraca ada 3, yaitu :
1.
Pengelompokkan aset menurut tingkat likuiditasnya
2.
Pengelompokkan kewajiban didasarkan pada jatuh temponya
3.
Pengelompokan ekuitas didasarkan pada tingkat perubahannya
Elemen utama neraca daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening yang
lebih terinci. Data selengkapnya mengenai neraca daerah Pemerintah Kota
Mojokerto disajikan pada tabel 3.5 dan dari neraca tersebut dapat diketahui
besarnya kekayaan dan kewajiban serta modal yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Mojokerto.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 11
Tabel 3.5. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Kota Mojokerto Tahun 2009-2013
No.
Rek.
URAIAN
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Rata2
Pertum
buhan
Tahun 2013
1
ASET
1.1
ASET LANCAR
40,131,544,556.19
27,557,760,207.77
57,698,484,211.62
79,639,549,692.35
152,619,065,226.14
51.93
1.1.1
Kas
34,789,740,586.66
17,546,535,354.36
49,137,006,964.58
63,736,896,910.59
119,086,448,344.93
61.76
1.1.2
Investasi Jangka Pendek
-
-
-
-
-
0.00
1.1.3
Piutang
945,034,881.00
806,844,980.00
1,730,602,659.00
4,391,783,635.36
19,623,228,828.42
150.11
1.1.4
Piutang lain-lain
2,388,501,200.00
6,912,579,359.00
3,285,258,888.00
3,166,692,866.00
3,671,522,090.00
37.32
1.1.5
Persediaan
2,008,267,888.53
2,291,800,514.41
3,545,615,700.04
9,332,938,517.77
13,098,081,353.51
68.10
(988,762,237.37)
(2,860,215,390.72)
47.32
1,255,365,047,441.08
1,307,939,098,372.09
1,367,346,469,195.17
1,513,037,968,452.65
1,670,698,403,131.61
7.45
Penyisihan Piutang tidak Tertagih
-
1.2
INVESTASI JANGKA PANJANG
35,116,345,200.39
37,735,737,927.39
14,609,139,119.41
25,663,196,581.19
31,586,187,720.94
11.23
1.2.1
Investasi Non Permanen
-
-
-
-
-
0.00
1.2.2
Investasi Permanen
35,116,345,200.39
37,735,737,927.39
14,609,139,119.41
25,663,196,581.19
31,586,187,720.94
11.23
1.3
ASET TETAP
1,170,309,656,773.50
1,220,856,618,075.93
1,271,317,670,284.17
1,383,622,482,618.11
1,472,447,644,679.53
5.93
1.3.1
Tanah
660,083,462,294.00
642,530,869,128.00
642,092,171,128.00
642,237,368,628.00
654,869,232,326.84
(0.18)
1.3.2
Peralatan dan Mesin
96,404,270,851.00
109,299,777,399.67
127,270,048,194.28
175,758,570,724.53
198,552,444,741.45
20.22
1.3.3
Gedung dan Bangunan
157,314,009,977.50
151,643,176,448.08
167,263,877,484.71
281,032,679,129.50
306,938,139,573.16
20.98
1.3.4
Jalan, Jaringan dan Instalasi
176,758,910,852.00
187,191,324,900.18
202,728,147,150.18
275,981,429,351.01
301,825,839,003.01
14.93
1.3.5
Aset Tetap Lainnya
6,615,953,399.00
5,778,137,650.00
6,979,848,327.00
7,656,344,013.64
8,612,430,813.64
7.58
1.3.6
Konstruksi dalam Pengerjaan
73,133,049,400.00
124,413,332,550.00
124,983,578,000.00
956,090,771.43
1,649,558,221.43
10.97
1.3.7
Akumulasi Penyusutan
-
-
-
-
-
-
1.4
DANA CADANGAN
-
-
-
-
-
-
1.4.1
Dana Cadangan
-
-
-
-
-
1.5
ASET LAINNYA
9,807,500,911.00
21,788,982,161.00
23,721,175,579.97
24,112,739,561.00
14,045,505,505.00
22.73
1.5.1
Tagihan Piutang Penjualan
Angsuran
0
0
0
975,250,000.00
710,811,444.00
(6.78)
1.5.2
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah
0
3,227,881,250.00
4,735,446,168.97
3,815,966,150.00
3,794,966,150.00
6.68
1.5.3
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
8,907,408,000.00
17,587,108,000.00
17,587,108,000.00
17,587,108,000.00
7,304,700,000.00
9.74
1.5.4
Aset Tidak Berwujud
872,742,911.00
973,992,911.00
1,398,621,411.00
1,734,415,411.00
2,235,027,911.00
27.02
1.5.5
Aset Lain-lain
27,350,000.00
0
0
-
-
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 12
-
-
2
KEWAJIBAN
2.1
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
2.1.1
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
(PPK)
2.1.2
Utang Bunga
2.1.3
Utang Pajak
2.1.4
4,397,489,088.53
26,750,915,227.77
55,967,881,552.62
11,510,869,146.40
13,909,388,052.79
139.74
4,397,489,088.53
26,750,915,227.77
55,967,881,552.62
11,510,869,146.40
13,909,388,052.79
-
17,546,535,354.36
49,137,006,964.58
-
-
139.74
45.01
-
-
-
-
-
720,000.00
-
-
-
-
Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang
2,388,501,200.00
6,912,579,359.00
3,285,258,888.00
3,166,692,866.00
3,671,522,090.00
37.32
2.1.5
Pendapatan Diterima Dimuka
2,008,267,888.53
2,291,800,514.41
3,545,615,700.04
9,332,938,517.77
13,098,081,353.51
68.10
2.1.6
Utang Jangka Pendek Lainnya
-
(988,762,237.37)
(2,860,215,390.72)
47.32
2.2
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
-
-
-
2.2.1
Utang Dalam Negeri
0
0
0
0
0
-
2.2.2
Utang Luar Negeri
0
0
0
0
0
-
3
EKUITAS DANA
3.1
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SiLPA)
3.1.1
3.1.2
Cadangan untuk Piutang
3.1.3
Cadangan untuk Persediaan
-
-
1,219,630,991,973.42
4,397,489,088.53
1,307,132,253,392.09
26,750,915,227.77
1,365,615,866,536.17
55,967,881,552.62
1,445,898,050,144.07
12,499,631,383.77
1,534,848,941,348.98
16,769,603,443.51
-
17,546,535,354.36
49,137,006,964.58
-
-
-
-
5.92
143.51
45.01
-
-
-
-
-
-
720,000.00
-
-
-
-
-
3.1.4
Dana yang harus disediakan untuk
Pembayaran Uang Jangka Pendek
2,388,501,200.00
6,912,579,359.00
3,285,258,888.00
3,166,692,866.00
3,671,522,090.00
37.32
3.1.5
Pendapatan yang Ditangguhkan
2,008,267,888.53
2,291,800,514.41
3,545,615,700.04
9,332,938,517.77
13,098,081,353.51
68.10
3.2
EKUITAS DANA INVESTASI
1,215,233,502,884.89
1,280,381,338,164.32
1,309,647,984,983.55
1,433,398,418,760.30
1,518,079,337,905.47
3.2.1
Diinvestasikan dalam Investasi
Jangka Panjang
35,116,345,200.39
37,735,737,927.39
14,609,139,119.41
25,663,196,581.19
31,586,187,720.94
11.23
3.2.2
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
1,170,309,656,773.50
1,220,856,618,075.93
1,271,442,398,784.17
1,383,622,482,618.11
1,472,447,644,679.53
5.93
3.2.3
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
(Tidak Termasuk Dana Cadangan)
9,807,500,911.00
21,788,982,161.00
23,596,447,079.97
24,112,739,561.00
14,045,505,505.00
22.72
3.2.4
Dana yang harus disediakan untuk
Pembayaran Uang Jangka Panjang
0
0
0
0
0
3.3
EKUITAS DANA CADANGAN
3.3.1
Diinvestasikan Dalam Dana
Cadangan
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS DANA
-
-
-
-
0
0
0
0
1,224,028,481,061.95
1,333,883,168,619.86
1,421,583,748,088.79
1,457,408,919,290.47
1,548,758,329,401.77
Sumber: DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 13
-
-
0
5.75
-
6.08
Perkembangan
jumlah aset Pemerintah Kota Mojokerto tahun 2009 -
2013 mengalami perkembangan yang meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata
per tahun sebesar 7,45%. Aset tersebut terdiri atas aset lancar (kas, piutang dan
persediaan), investasi jangka panjang (investasi non permanen dan investasi
permanen), aset tetap (tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,
irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, kontruksi dalam pengerjaan), dana
cadangan, aset lainnya (tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan,
tagihan tuntutan ganti kerugian daerah, kemitraan dengan pihak kedua, aset tak
berwujud, aset lainnya), semuanya dipergunakan untuk menunjang kelancaran
tugas pemerintahan.
Sedangkan untuk Kewajiban Jangka Pendek maupun Jangka Panjang,
memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga
atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban
umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab
untuk bertindak dimasa lalu yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan
pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban
Pemerintah Kota Mojokerto dalam kurun waktu tahun 2009-2013 dengan ratarata pertumbuhan sebesar 139,74%.
Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah dapat
diketahui berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara kelompok/elemen
laporan keuangan yang satu dengan kelompok yang lain. Beberapa rasio yang
dapat diterapkan di sektor publik adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan
rasio utang. Rasio likuiditas terdiri rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash
ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Sedangkan rasio lancar (current ratio) adalah
rasio standar untuk menilai kesehatan organisasi. Rasio ini menunjukkan apakah
pemerintah daerah memiliki aset yang cukup untuk melunasi kewajiban yang
jatuh tempo. Kualitas pengelolaan keuangan daerah dikategorikan baik apabila
nilai rasio lebih dari satu. Rata-rata pertumbuhan rasio keuangan Kota Mojokerto
Tahun Anggaran 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 14
Tabel 3.6. Rata-Rata Pertumbuhan Rasio Keuangan
Kota Mojokerto Tahun 2009-2013
URAIAN
2009
2010
2011
2012
Rata-rata
Pertumbuhan
2013
Rasio Likuiditas
- Rasio Lancar (Current Ratio)
9.13
1.03
1.03
6.92
10.97
3.62
- Rasio Quick (Quick Ratio)
8.67
0.91
0.97
6.11
10.03
3.33
0.0035
0.0205
0.0409
0.0076
0.0083
0.0145
0.0038
0.0219
0.0440
0.0083
0.0094
0.0156
Rasio Solvabilitas
-
Rasio total hutang terhadap
total aset
- Rasio hutang terhadap modal
Sumber: DPPKA Kota Mojokerto
Berdasarkan Tabel 3.6, menggambarkan bahwa selama tahun 2009-2013
rasio lancar mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan likuiditas Pemerintah
Kota Mojokerto cukup bagus karena kemampuan membayar utangnya tinggi.
Namun rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2010 karena adanya utang
Perhitungan Pihak Ketiga (PPK) yang cukup besar dan bagian lancar utang
jangka panjang serta pendapatan diterima dimuka. Trend quick rasio hampir
sama polanya dengan current rasio. Meskipun mengalami penurunan pada tahun
2010, tetapi tingginya quick rasio memberikan jaminan bahwa kemampuan
Pemerintah Kota Mojokerto dalam melunasi utang jangka pendeknya tinggi.
Rasio utang terhadap aset serta utang terhadap total modal menunjukan
tingkat leverage Pemerintah Kota Mojokerto. Nilai leverage menunjukan kisaran
angka dibawah 3%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas aset Pemerintah Kota
Mojokerto
didanai
dari
modal
sendiri.
Rendahnya
tingkat
leverage
mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Mojokerto pada kondisi yang kuat.
Secara umum kondisi keuangan yang dicerminkan melalui rasio neraca dan
APBD dapat ditunjukkan sebagai berikut :
1. Rasio Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto terhadap APBD
Rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan
pemerintah Kota Mojokerto dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar
pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan Kota
Mojokerto.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 15
Tabel 3.7.
Rasio Kemandirian Keuangan
Pemerintah Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2013
TAHUN
1
PAD
Bantuan Pemerintah Pusat
(Dana Perimbangan)
Rasio Kemandirian
(2/3*100)
2
3
4
2009
28,154,863,948.45
291,496,817,179.00
9.66
2010
31,596,313,387.11
300,126,050,134.00
10.53
326,532,622,484.00
12.91
379,471,619,712.00
14.08
419,223,180,215.00
17.88
2011
2012
2013
42,165,056,510.12
53,439,861,756.12
74,944,029,536.47
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto
Dari tabel 3.7. diatas menunjukkan bahwa rasio kemandirian keuangan
Pemerintah Kota Mojokerto cukup rendah. Semakin rendah rasio kemandirian
mempunyai arti bahwa tingkat ketergantungan Kota Mojokerto terhadap bantuan
Pemerintah Pusat semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dari data tabel
diatas, meskipun terjadi perkembangan yang cukup signifikan di tahun 2013,
namun hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan Pemerintah Kota
Mojokerto terhadap Pemerintah Pusat cukup tinggi.
3.1.3. Proporsi Penggunaan Anggaran
1). Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Gambaran tentang belanja daerah yang disajikan secara series
menginformasikan
mengenai
tingkat
realisasi
belanja
Kota
Mojokerto
sebagaimana tertuang pada Tabel 3.8 sebagai berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 16
Tabel 3.8. : Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009 – 2013
2009
No
URAIAN
Anggaran
2010
Realisasi
%
2011
Realisasi
Tahun 2010
Anggaran
%
Anggaran
2012
Realisasi
Tahun 2011
%
Anggaran
2013
Realisasi
Tahun 2012
%
Realisasi
Tahun 2013
%
II. BELANJA DAERAH
426,288,550,355 399,062,426,641 93.61 420,721,465,468 403,716,058,238 95.96 452,718,219,559 409,664,911,212
2.1. Belanja Tidak Langsung
153,820,862,655 151,133,059,367 98.25 186,423,977,168 190,384,656,103 102.12 207,478,546,609 212,005,090,029 102.18 222,237,806,863 223,616,313,105 100.62 293,188,349,836 239,654,724,050 81.74
2.1.1. Belanja pegawai
2.1.4. Belanja hibah
2.1.5. Belanja bantuan sosial
2.1.6. Belanja bagi hasil kepada
Prop./Kab/Kota dan Pemerintah
Desa
2.1.7. Belanja Hibah bantuan
keuangan kepada Prop./Kab/Kota
dan Pemerintah Desa
2.1.8. Belanja tidak terduga
2.2 Belanja Langsung
2.2.1 Belanja pegawai
90.44 626,651,257,226 511,091,545,446
Rata2
(%)
81.56 377.17
96.67
131,528,469,290 132,457,973,525 100.71 151,025,778,600 157,944,347,903 104.58 169,962,861,650 176,685,718,321 103.96 186,306,488,250 194,502,722,800 104.40 230,704,201,400 210,274,230,681 91.14 101.02
-
2.1.2. Belanja bunga
2.1.3. Belanja subsidi
90.49
540,631,955,813 488,945,505,896
Anggaran
-
-
-
150,000,000
150,000,000 100.00
150,000,000
14,569,696,500
14,021,525,000 96.24
13,056,660,000
13,042,750,000 99.89 13,633,530,000
13,309,380,000 97.62 29,920,055,700
5,161,900,000
4,503,560,842 87.25
19,478,776,000
18,759,609,000 96.31 23,404,365,000
21,817,231,708 93.22
-
-
-
-
-
2,410,796,865
-
0.00
150,000,000 100.00
-
150,000,000
-
-
500,000,000
487,949,200 97.59
-
2,212,762,568
- 0.00
327,789,959
272,467,687,700 247,929,367,274 90.99 234,297,488,300 213,331,402,135 91.05 245,239,672,950
21,222,332,100
19,599,293,255 92.35
150,000,000 100.00
-
25,745,915,000
24,095,041,892 93.59 34,104,418,850
2.2.2 Belanja barang dan jasa
114,194,355,050
108,270,360,208 94.81 107,581,960,850 101,219,301,003 94.09 120,000,370,650
2.2.3 Belanja modal
137,051,000,550
120,059,713,811 87.60 100,969,612,450
88,017,059,240 87.17 91,134,883,450
42,760,000 13.04
912,000,000
-
-
4,461,312,963
-
50.00
27,699,282,215 92.58
34,875,872,000
27,363,793,419 78.46
92.14
892,000,000 97.81
1,796,500,000
1,518,750,000 84.54
92.97
487,949,950
-
-
473,404,590 97.02
73.65
3.55
197,659,821,183 80.60 318,394,148,950 265,329,192,791 83.33 333,462,907,390 271,436,821,396
2.30
64.32
37,642,634,150 88.75
92.09
115,315,390,424 96.10 135,271,190,800 127,610,523,687 94.34 187,000,017,603 166,147,866,882 88.85
93.34
1.10
30,920,291,143 92.09
25,323,826,486
487,949,950 100.00
0.04
32,042,335,650 93.95 33,577,107,750
48,903,500
487,949,950
-
10,000,000
42,416,509,000
50,302,095,109 55.20 149,545,850,400 106,798,377,961 71.42 104,046,380,787
Sumber: DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
150,000,000
-
BAB III - 17
67,646,320,365 65.02
69.70
Berdasarkan tabel 3.8, diperoleh gambaran bahwa, proporsi anggaran
dan realisasi Belanja Tidak Langsung lebih besar dibandingkan dengan
anggaran dan realisasi Belanja Langsung setiap tahunnya lebih kecil dari
anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi dana APBD Kota Mojokerto untuk
mendanai program pembangunan selama ini relatif lebih kecil. Dari data realisasi
Belanja Tidak Langsung terlihat, realisasinya Rp 151.133.059.367,00 pada tahun
2009 menjadi Rp 239.654.724.080,00 pada tahun 2013, dengan rata-rata tingkat
realisasi Belanja Tidak langsung terhadap anggaran mencapai 96,67%.
Sedangkan tingkat realisasi Belanja Langsung dari tahun 2009 sebesar
Rp
247.929.387.273,84
sampai
dengan
tahun
2013
menjadi
sebesar
Rp 271.436.821.396,13, dengan rata-rata tingkat realisasi sebesar 94,32% atau
lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata tingkat realisasi Belanja Tidak
Langsung.
2). Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
Gambaran tentang belanja daerah yang menginformasikan mengenai
proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur tertuang pada tabel 3.9
sebagai berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 18
Tabel 3.9. : Proporsi Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009 – 2013
NO.
URAIAN
2009
2010
2011
2012
2013
BELANJA DAERAH
254,921,353,088.34
276,123,673,139.41
317,381,002,247.90
333,097,708,654.06
404,416,888,994.63
A.
Belanja Tidak Langsung
132,457,973,525.00
157,944,347,903.00
176,685,718,321.00
194,259,298,700.00
210,274,230,681.00
A.1.
Belanja pegawai
132,457,973,525.00
157,944,347,903.00
176,685,718,321.00
194,259,298,700.00
210,274,230,681.00
A.1.1.
Gaji dan tunjangan
124,445,945,474.00
145,147,027,903.00
166,366,536,073.00
184,755,485,318.00
201,143,854,644.00
A.1.2.
Tambahan penghasilan PNS
6,817,140,000.00
11,567,320,000.00
8,422,667,500.00
7,681,962,500.00
6,912,107,500.00
A.1.3.
Belanja penerimaan lainnya pimpinan
dan anggota DPRD serta KDH/WKDH
800,600,000.00
830,000,000.00
1,443,200,000.00
1,459,995,100.00
1,434,602,950.00
A.1.4.
Insentif Pemungutan Pajak Daerah
394,288,051
400,000,000.00
419,172,935.00
318,689,882.00
723,775,437.00
A.1.5.
Insentif Pemungutan Retribusi
Daerah
0
0
34,141,813.00
43,165,900.00
59,890,150.00
B.
Belanja Langsung
122,463,379,563.34
118,179,325,236.41
140,695,283,926.90
138,838,409,954.06
194,142,658,313.63
B.1.
Belanja pegawai
19,548,593,255.00
24,095,041,892.00
32,042,335,650.00
30,800,691,143.00
38,765,122,450.00
B.1.1.
Honorarium PNS
8,129,898,600.00
11,724,351,642.00
13,456,055,350.00
13,601,293,543.00
16,670,328,850.00
B.1.2.
Honorarium Non PNS
9,912,444,555.00
10,798,429,500.00
16,792,554,550.00
15,264,686,000.00
17,802,834,000.00
B.1.3.
Uang lembur
1,506,250,100.00
1,572,260,750.00
1,793,725,750.00
1,934,711,600.00
2,145,979,800.00
B.1.4.
Honorarium Pengelolaan Dana BOS
B.2.
Belanja barang dan jasa
B.2.1.
Belanja Bahan Pakai Habis kantor
B.2.2.
Belanja Bahan/Material
B.2.3
Belanja Jasa Kantor
B.2.4
Belanja premi asuransi
B.2.5
Belanja Perawatan Kendaraan
Bermotor
-
-
-
-
2,145,979,800.00
100,400,060,399.34
91,024,551,494.41
105,095,547,701.90
106,738,130,781.06
147,891,088,018.63
9,469,744,475.52
11,708,377,230.41
846,846,571.00
5,642,836,454.00
7,378,475,437.00
12,134,273,526.23
10,379,079,083.00
29,050,956,041.46
16,293,675,998.69
44,801,599,685.13
35,945,798,208.59
29,398,519,110.00
27,469,864,207.44
36,634,507,039.37
40,933,526,532.50
226,693,500.00
138,000,000.00
288,861,465.00
267,723,500.00
237,693,500.00
3,032,835,985.00
3,217,450,894.00
3,781,705,935.00
4,123,496,722.00
5,134,527,984.00
2009
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
2010
BAB III - 19
2011
2012
2013
NO.
URAIAN
2012
2011
2010
2009
2013
B.2.6
Belanja Cetak/Penggandaan/
dokumentasi
7,488,835,160.00
7,025,124,765.00
8,613,285,937.00
7,165,951,437.00
7,610,294,707.00
B.2.7
Belanja sewa rumah/gedung/
gudang/parkir
1,814,360,608.00
2,112,512,470.00
1,915,220,046.00
2,063,013,112.00
2,369,367,238.00
B.2.8
Belanja sewa sarana mobilitas
596,256,300.00
487,582,350.00
513,101,900.00
294,303,500.00
419,070,500.00
B.2.9
Belanja sewa alat berat
0.00
-
600,000.00
-
1,788,000.00
B.2.10
Belanja sewa perlengkapan dan
peralatan kantor
408,305,625.00
1,269,450,950.00
955,163,500.00
847,817,450.00
1,189,589,900.00
B.2.11
Belanja makanan dan minuman
7,115,432,984.00
8,011,575,417.00
9,051,789,358.00
8,230,085,124.00
8,477,414,420.00
B.2.12
Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya
2,130,820,700.00
321,067,959.00
366,080,860.00
2,140,429,376.00
399,890,000.00
B.2.13
Belanja Pakaian Kerja
200,755,700.00
330,256,000.00
290,703,490.00
213,178,150.00
264,060,800.00
B.2.14
Belanja Pakaian khusus dan hari-hari
tertentu
782,922,740.00
810,920,904.00
1,037,087,125.00
931,471,250.00
1,058,241,900.00
B.2.15
Belanja Perjalanan Dinas
7,914,160,361.00
8,758,192,412.00
12,113,398,256.00
14,276,816,148.00
21,009,687,210.00
B.2.16
Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi
dan Bimbingan Teknis PNS
1,811,762,400.00
2,205,187,000.00
1,889,302,800.00
2,708,947,900.00
1,412,437,080.00
B.2.17
Belanja Pemulangan Pegawai
538,000,000.00
571,500,000.00
621,500,000.00
695,000,000.00
40,000,000.00
B.2.18
Belanja Konsultasi
8,789,102,126.00
4,279,754,950.00
6,290,080,210.00
4,208,877,620.00
5,153,423,125.00
B.3.
Belanja modal
2,514,725,909.00
3,059,731,850.00
3,557,400,575.00
1,299,588,030.00
7,486,447,845.00
B.3.1.
Belanja modal pengadaan tanah
0.00
0.00
0.00
195,243,850.00
1,711,665,864.00
B.3.2
Belanja modal pengadaan alat-alat
berat
77,000,000.00
93,600,000.00
46,695,000.00
15,700,000.00
4,188,160,581.00
B.3.3
Belanja modal pengadaan alat-alat
angkutan darat bermotor
2,437,725,909.00
2,966,131,850.00
3,510,705,575.00
1,088,644,180.00
1,586,621,400.00
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 20
Berdasarkan Tabel 3.9. diatas, dapat disimpulkan bahwa selama periode tahun
2009-2013, rata-rata pertumbuhan belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur
adalah sebesar 13,61%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan alokasi belanja
untuk memenuhi kebutuhan aparatur relatif cukup lebih besar, Dan apabila dilihat
proporsi dan perkembangan proporsinya, belanja untuk memenuhi kebutuhan
aparatur dari tahun 2009 ke tahun 2013 semakin tinggi yaitu dari 63,11% pada
tahun 2009 menjadi 78,44% ditahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.10
sebagai berikut.
Tabel 3.10: Proporsi Penggunaan Anggaran Tahun 2009-2013
Tahun
Anggaran
Total Belanja untuk
Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur
Total Pengeluaran
(Belanja + Pembiayaan
Pengeluaran)
Prosentase
(%)
(a)
(b)
(a)/(b) x 100%
2009
254,921,353,088.34
403,903,162,896.00
63.11
2010
276,123,673,139.41
407,591,058,238.41
67.75
2011
317,381,002,247.90
414,039,911,211.90
76.65
2012
333,097,708,654.06
501,695,505,896.11
66.39
2013
404,416,888,994.63
515,586,045,446.13
78.44
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2009 - 2013
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar tercermin pada
kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan
APBD. Pengelolaan
Keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi
pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam
memanfaatkan potensi pembiayaan daerah.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mencantumkan bahwa sumber penerimaan
daerah Provinsi terdiri atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari
kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 21
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan (PPh)
Perorangan, Sumber Daya Alam (SDA); Dana Alokasi Umum; dan Dana Alokasi
Khusus; dan (3) Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi
Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Kab/Kota,
Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan.
Sedangkan peneriman pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah,
Dana Cadangan Daerah (DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan.
A. Pendapatan Daerah
Arah kebijakan pendapatan daerah menjadi perencanaan pembangunan
daerah dari sisi keuangan daerah lima Tahun ke depan dengan memperhatikan
kondisi realisasi sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD, dana
perimbangan, dan sumber lain yang sah. Pendapatan daerah tersebut merupakan
sumber utama belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah yang tercermin dalam APBD.
Dengan memperhatikan sumber-sumber pendapatan daerah yang terdiri dari
PAD, dana perimbangan, serta lain-lain pendapatan daerah yang sah, maka arah
kebijakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan administrasi dan manajerial pengelolaan
Pengembangan dan perbaikan sistem administrasi pendapatan daerah
harus terus ditingkatkan, mulai dari kegiatan pendataan, pendaftaran, penetapan,
pemungutan dan pembukuannya. Dengan semakin baiknya tatalaksana sistem
pendapatan daerah, pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan, sehingga
menjadi faktor pendorong motivasi masyarakat untuk patuh dan tertib dalam
pembayaran pajak dan retribusi.
b. Optimalisasi peran BUMD dan swasta
Peningkatan pendapatan daerah dapat didorong dengan peningkatan peran
BUMD dan swasta. Investasi BUMD dan swasta dapat berfungsi sebagai pemacu
utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah (engine of growth dan
center of economic activity).Semakin meningkat investasi yang dilakukan semakin
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta menimbulkan multiplier effect yang
besar bagi masyarakat.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 22
B. Belanja Daerah
Belanja daerah merupakan bentuk pengeluaran daerah untuk mewujudkan
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di
daerah. Pengelolaan belanja daerah Kota Mojokerto, diarahkan untuk meningkatkan
efisiensi, efektifitas, dan proporsionalitas, berdasarkan tujuan, sasaran dan prioritas
pembangunan yang telah ditetapkan, guna menjaga agar program-program
pembangunan strategis dapat dilaksanakan dengan baik.
Selain itu pengelolaan belanja daerah Kota Mojokerto juga diarahkan untuk
menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi setiap SKPD dalam
melaksanakan bidang kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang menjadi
tanggung jawabnya. Oleh karena itu diharapkan agar setiap peningkatan alokasi
anggaran belanja yang direncanakan setiap SKPD dapat terukur dan diikuti
peningkatan kinerja pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, kebijakan pengelolaan belanja daerah di Kota Mojokerto
selama tahun 2009-2014, adalah sebagai berikut :
1. Orientasi pada kinerja dan kepentingan publik
Penggunaan anggaran belanja yang berbasis dan berorientasi pada kinerja
mempunyai implikasi terhadap efisiensi penggunaan anggaran, karena setiap
aktivitas yang memerlukan anggaran harus meningkatkan kinerja yang terukur
melalui output yang dihasilkan, sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat
terus ditingkatkan.
2. Prioritas pembangunan
Proporsionalitas pengelolaan anggaran belanja perlu diterapkan berdasarkan
prioritas pembangunan yang telah ditetapkan, guna menjaga agar programprogram pembangunan strategis Kota Mojokerto dapat dilaksanakan dengan
baik.
3. Indikator pencapaian kinerja
Setiap alokasi belanja daerah di tiap kegiatan pembangunan harus disertai
indikator pencapaian kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan hasil yang
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pelaksana kegiatan pembangunan.
4. Transparan dan Akuntabel
Setiap pengeluaran belanja harus dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan berarti bahwa masyarakat
mudah dalam mengakses informasi belanja. Untuk pertanggungjawaban belanja,
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 23
tidak hanya pada aspek administrasi keuangan saja, tetapi juga mencakup
proses, keluaran dan hasil dari penggunaan anggaran belanja daerah.
C. Pembiayaan Daerah
Kebijakan pembiayaan daerah selama tahun anggaran 2009-2013 adalah
sebagi berikut:
1)
Kebijakan umum penerimaan pembiayaan diarahkan pada perhitungan
perkiraan sisa lebih (SiLPA) baik berupa pelapauan pendapatan atas dasar
peningkatan kinerja maupun sisa belanja atas asumsi terjadinya efisiensi
belanja,
2)
Kebijakan umum pengeluaran pembiayaan diarahkan pada optimalisasi
pemanfaatan pengeluaran pembiayaan dalam rangka tambahan modal
BUMD,
3)
Defisit APBD direncanakan akan diatasi melalui selisih antara proyeksi
penerimaan pembiayaan dengan rencana pengeluaran pembiayaan.
3.2.1. Analisis Pembiayaan
Pembiayaan daerah digunakan untuk menutup adanya defisit anggaran.
Defisit anggaran Pemerintah Kota Mojokerto selama tahun 2009-2013 dapat
digambarkan sebagai berikut.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 24
Tabel 3.11: Perkembangan Defisit Riil Anggaran
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013
URAIAN
2009
2010
2011
2012
2013
Realisasi Pendapatan Daerah
358,964,796,758 389,754,281,680
444,049,096,215
515,966,225,629 568,900,569,597
Belanja Daerah
399,062,426,641 403,716,058,238
409,664,911,212
488,945,505,896 511,091,545,446
4,840,736,255
3,875,000,000
4,375,000,000
12,750,000,000
4,494,500,000
(44,938,366,138) (17,836,776,558)
30,009,185,003
14,270,719,733
53,314,524,151
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Defisit Riil
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 25
Dari tabel 3.11 tersebut, terlihat bahwa terdapat defisit riil anggaran pada
tahun 2009 dan 2010 yang cenderung menurun. Pada tahun 2009 defisit riil
anggaran sebesar (Rp. 44.938.366.137,55), tahun 2010 menurun menjadi sebesar
(Rp 17.836.776.558,30), bahkan sejak tahun 2011 sampai dengan 2013 menjadi
surplus yaitu pada tahun 2011 surplus Rp 30.009.185.003,22, tahun 2012 surplus
lagi menjadi Rp
14.270.719.733,01, dan pada
tahun
2013
surplus
lagi
Rp 53.314.524.151,34. Untuk menutupi defisit anggaran tersebut, dilakukan
optimalisasi pembiayaan melalui realisasi Penerimaan Pembiayaan dan realisasi
Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.12: Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013
NO.
URAIAN
Sisa Llebih Perhitungan Anggaran
1 (SiLPA) Tahun Anggaran
Sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan
3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang di Pisahkan
4 Penerimaan Pinjaman Daerah
5
Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
6 Penerimaan Piutang Daerah
PROPORSI DARI TOTAL DEFISIT RIIL
2009
2010
2011
2012
2013
77,794,939,055.21
34,161,059,717.66
17,532,560,159.36
47,612,910,842.58
63,673,795,575.59
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,304,486,800.00
1,208,277,000.00
1,576,305,000.00
0
0
0
0
0
1,790,165,000.00
2,090,310,000.00
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto
Sedangkan perkembangan realisasi sisa lebih perhitungan anggaran
Pemerintah Kota Mojokerto pada kurun waktu 2009 – 2013 dapat dilihat pada tabel
3.13 sebagai berikut.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 26
Tabel 3.13: Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 27
Dari 8 (delapan) item pada tabel 3.13 di atas, yang secara signifikan
berkontribusi terhadap bertambahnya penerimaan SiLPA selama tahun 2009-2013,
yakni sisa penghematan belanja atau akibat lainnya dan pelampauan penerimaan
dana perimbangan. Dimasa mendatang diharapkan SiLPA semakin menurun
karena dengan semakin menurunnya SiLPA merupakan salah satu indikasi semakin
sinergisnya antara perencanaan dengan penganggaran. Selain itu semakin besar
dana yang dikeluarkan untuk pembangunan, maka akan memiliki Multiplier Effect
yang besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Mojokerto.
Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat
Realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk menghitung
kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat
dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran. Gambaran tentang
realisasi pengeluaran wajib dan mengikat Kota Mojokerto pada 5 (lima) tahun
terakhir, tertuang pada tabel 3.14 berikut.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 28
Tabel 3.14: Realisasi Belanja Wajib dan Mengikat
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013
NO.
URAIAN
2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
A.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
132,063,685,474
157,544,347,903
176,478,678,321.00
204,060,614,415.00
216,790,836,681.00
13.30
1
Belanja Gaji dan Tunjangan
124,445,945,474
145,147,027,903
166,366,536,073.00
184,755,465,318.00
201,143,854,644.00
12.79
6,817,140,000
11,567,320,000
8,422,667,500.00
7,681,962,500.00
6,912,107,500.00
5.92
800,600,000
830,000,000
1,443,200,000.00
1,459,995,100.00
1,434,602,950.00
19.24
2
3
4
Belanja Tambahan Penghasilan
PNS
Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional
KDHWKDH
Belanja Insentif Pemungutan Pajak
Daerah
-
-
169,372,935.00
318,689,882.00
723,775,437.00
71.76
34,141,813.00
43,165,900.00
59,890,150.00
21.73
9,752,432,215.00
6,506,606,000.00
(16.64)
(21.73)
5
Belanja Insentif Pemungutan
Retribusi Daerah
-
-
6
Belanja Hibah Dana BOS
-
-
7
Belanja Tidak Terduga
B.
BELANJA LANGSUNG
1
Belanja Pegawai
2
3
C.
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH
1
Pembentukan Dana Cadangan
2
Penyertaan Modal (investasi)
Pemerintah Daerah
3
Pembayaran Pokok Utang
4
Pemberian Pinjaman Daerah
5
Pemberian Pinjaman Bantuan Modal
Bergulir
42,760,000.00
48,903,500.00
10,000,000.00
247,929,367,273
213,331,402,135
197,659,821,182.90
265,329,192,791.11
271,436,821,396.13
3.81
19,599,293,255
24,095,041,892
32,042,335,650.00
30,920,291,143.00
37,642,634,150.00
18.54
Belanja Barang dan Jasa
108,270,360,208
101,219,301,003
115,315,390,423.90
127,610,523,687.06
166,147,866,881.63
12.07
Belanja Modal
120,059,713,810
88,017,059,240
50,302,095,109.00
106,798,377,961.05
67,646,320,364.50
1.53
4,840,736,255
1,725,000,000
4,375,000,000.00
12,750,000,000.00
4,494,500,000.00
53.98
TOTAL (A+B+C)
-
-
-
-
-
3,365,736,255
1,000,000,000
1,475,000,000
725,000,000
384,833,789,003
372,600,750,038
2,500,000,000.00
1,875,000,000.00
378,513,499,504
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 29
12,750,000,000.00
4,494,500,000.00
-
-
-
-
482,139,807,206
492,722,158,077
106.24
(50.85)
7.00
Selama periode tahun 2009-2013, rata-rata pertumbuhan belanja wajib dan
mengikat adalah 7,00% per tahun. Hal ini menunjukkan alokasi belanja untuk
memenuhi belanja wajib dan mengikat cenderung mengalami peningkatan seiring
dengan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik yang harus dipenuhi.
3.3. KERANGKA PENDANAAN
Perhitungan kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas
total
keuangan
daerah,
yang
akan
dialokasikan
untuk
mendanai
belanja/pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama dan programprogram pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan
serta alokasi untuk belanja daerah dan pengeluaran daerah lainnya. Dari
perhitungan yang telah dilakukan untuk PAD selama 5 tahun kedepan naik rata-rata
9,21 % Per tahun, Dana Perimbangan diproyeksikan naik rata-rata 7,99 % per
tahun, sedangkan lain-lain pendapatan Daerah yang Sah di proyeksikan naik ratarata 6,67 % per tahun. Dalam membiayai pembangunan yang akan datang perlu
diproyeksikan kerangka pendanaan sesuai kapasitas riil kemampuan keuangan
daerah beserta rencana penggunaannya. Berikut disajikan proyeksi kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 30
Tabel 3.15 : Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Membiayai Pembangunan
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2014-2019
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto (Diolah)
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 31
3.3.1. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Dari Tabel 3.15 di atas diproyeksikan bahwa kapasitas kemampuan keuangan
daerah Pemerintah Kota Mojokerto untuk 5 Tahun ke depan hingga berakhirnya
masa berlaku RPJMD 2014-2019, Pendapatan Asli Daerah diproyeksikan meningkat
rata-rata 9,21% per tahun, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata
7,32 - 7,48 persen per tahun, inflasi rata–rata 4 - 6 % per tahun. Dengan
meningkatnya perekonomian yang diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi,
maka potensi obyek pajak dan retribusi akan meningkat. Untuk mencapai
pendapatan daerah sebagaimana yang diproyeksikan pada Tabel 3.15 kebijakan
pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada :
1. Dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka
upaya pencapaian target PAD antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan
intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan. Intensifikasi pendapatan dilakukan
melalui peningkatan kualitas pemungutan pajak dan retribusi, peningkatan
pelayanan dan debirokrasi aturan yang memudahkan masyarakat dalam
memenuhi kewajiban membayar pajak dan retribusi, peningkatan sosialisasi
tentang pembayaran pajak dan retribusi, penertiban reklame-reklame liar, serta
peningkatan manajemen pengelolaan pajak, retribusi, dan sumber-sumber PAD
lainnya. Kegiatan ekstensifikasi PAD dilakukan melalui upaya perluasan sumbersumber pendapatan asli daerah, baik yang berasal dari pajak daerah, retribusi,
pengelolaan kekayaan daerah, maupun lain-lain sumber pendapatan asli yang
sah.
2. Dalam meningkatkan pendapatan dari dana perimbangan, Pemkot Mojokerto
berupaya meningkatkan perolehan dana dari bagi hasil pajak/bukan pajak,
antara lain melalui peningkatan pelayanan kepada wajib pajak, khususnya
PBBdalam bentuk pelayanan langsung pembetulan obyek dan subyek PBB,
updating obyek dan subyek PBB, sosialisasi PBB dan BPHTB kepada aparat
RT/RW dan tokoh-tokoh masyarakat. Upaya ini cukup berhasil, terbukti adanya
peningkatan penerimaan dari tahun ke tahun. Selain itu juga diupayakan adanya
peningkatan perolehan DAU dan DAK melalui usulan program/kegiatan kepada
pemerintah pusat.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah bersumber dari dana hibah, dana darurat,
dana penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari
Pemerintah Provinsi atau Pemda lainnya. Besar kecilnya pendapatan dari
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 32
sumber ini juga ditentukan oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi. Untuk
meningkatkan pendapatan dari sumber ini Pemkot Mojokerto berupaya
meningkatkan perolehan dana terutama dari bagi hasil pajak, hibah dan bantuan
keuangan dari pemerintah provinsi.
Mengacu pada kebijakan di atas, maka belanja daerah diharapkan dapat
mencerminkan kebutuhan riil penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan potensi
daerah.
3.3.2. Kebijakan Belanja Daerah
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun
melalui pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari
input yang direncanakan. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran
ke dalam program dan kegiatan. Dalam rangka mengatur penggunaan anggaran
belanja daerah agar tetap terarah, efisien dan efektif, maka arah kebijakan belanja
daerah tahun anggaran 2014-2019 sebagai berikut :
1.
Pengelolaan
(performance
belanja
based)
daerah
untuk
sesuai dengan
mendukung
anggaran
capaian
target
berbasis
kinerja
kinerja
utama
sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Kota Mojokerto Tahun 2014-2019
dengan menganut prinsip akuntabilitas, efektif dan efisien dalam rangka
mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja;
2.
Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan
Kota Mojokerto yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan;
3.
Pemanfaatan belanja yang bersifat reguler/rutin diutamakan untuk memenuhi
belanja yang bersifat mengikat antara lain pembayaran gaji PNS, belanja bagi
hasil kepada kabupaten/kota, dan belanja operasional kantor dengan prinsip
mengedepankan prinsip efisien dan efektif;
4.
Mengoptimalkan
pemanfaatan
belanja
untuk
penyelenggaraan
urusan
kewenangan Pemerintah Kota Mojokerto dan belanja bantuan hibah maupun
belanja bantuan sosial untuk urusan non kewengan Pemerintah Kota Mojokerto.
Berdasarkan proyeksi kapasitas kemampuan keuangan daerah, selanjutnya
ditetapkan kebijakan alokasi dari kapasitas kemampuan keuangan daerah tersebut
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 33
kedalam 3 Kelompok Prioritas, yaitu Prioritas I, Prioritas II dan Prioritas III. Adapun
ketentuan prioritas anggaran sebagai berikut :
Prioritas I, dialokasikan untuk mendanai Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama. Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang
wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh
Pemerintah Daerah seperti gaji dan tunjangan pegawai serta Belanja Penerimaan
Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH, belanja bunga, belanja
bagi hasil dengan Kab/Kota, belanja hibah pendidikan (BOSKo), belanja tidak
terduga, belanja operasional rutin, belanja operasional BLUD dan belanja untuk
penyelenggaraan
Pemilihan
Walikota/Wakil
Walikota
di
tahun
2018
serta
pengeluaran pembiayaan untuk pembayaran pokok utang dan pembentukan dana
cadangan. Pengeluaran wajib dan mengikat untuk 5 tahun mendatang dapat dilihat
pada tabel 3.16 berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 34
Tabel 3.16
Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2014 – 2019
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto (Diolah)
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 35
Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan program prioritas dalam rangka
pencapaian visi dan misi Walikota/Wakil Walikota 2014-2019, yaitu “Terwujudnya
Kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan
bermoral”. Di samping itu, prioritas II juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang
wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta program
prioritas dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang paling
berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai
dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan
dasar serta tugas dan fungsi SKPD.
Kebijakan alokasi anggaran untuk prioritas II diarahkan pada :
a)
Sektor-sektor peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang berkualitas, serta mengembangkan sistem
jaminan sosial, terutama bagi masyarakat miskin.
b)
Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat,
penanganan
kemiskinan
dan
peningkatan ketahanan pangan melalui revitalisasi sektor pertanian, peternakan,
perikanan, perkebunan dan kehutanan, penguatan struktur ekonomi pedesaan
berbasis potensi lokal, pemberdayaan koperasi dan UMKM, serta dukungan
infrastruktur pedesaan.
c)
Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan diarahkan pada kegiatankegiatan pengurangan pencemaran lingkungan, mitigasi bencana, pengendalian
alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber
daya alam.
Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-
belanja untuk memenuhi ketentuan kebijakan pendampingan terhadap programprogram Pemerintah Pusat maupun provinsi sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku dan belanja tidak langsung yang dilakukan dengan prinsip
pengembangan Kemitraan Pembiayaan antara Pemerintah Kota Mojokerto dan
Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya melalui pendekatan sektoral dan spasial, yang
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a)
Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk menganggarkan bantuan
biaya produksi/distribusi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual
produksi dan jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak;
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 36
b)
Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan
pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat
yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat;
c)
Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan pemberian
hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada lembaga, kelompok
masyarakat dan organisasi masyarakat yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya;
Proyeksi lima tahun ke depan Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2015-2019, dapat dilihat pada
tabel 3.17 sebagai berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 37
Tabel 3.17
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2015 – 2019
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto (Diolah)
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 38
Rencana alokasi kapasitas keuangan daerah menurut kelompok prioritas Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2015-2019, disajikan
melalui tabel 3.18, sebagai berikut :
Tabel 3.18
Rencana Alokasi Kapasitas Keuangan Daerah Menurut Kelompok Prioritas
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2015 – 2019
Sumber : DPPKA Kota Mojokerto (Diolah)
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 39
3.3.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Kebijakan pembiayaan daerah, dari aspek penerimaannya akan diarahkan
untuk meningkatkan akurasi pembiayaan yang bersumber dari sisa lebih
perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah,
penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.
SiLPA tahun 2015-2019 diproyeksikan turun fluktuatif dengan rata-rata per
tahun sebesar (8,52)% dengan tahun dasar 2014, namun demikian tahun-tahun
mendatang proses perencanaan dan penganggaran diharapkan akan menjadi lebih
baik dan sistem pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
sudah berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau
dengan asumsi bahwa SiLPA harus mampu menutup defisit anggaran yaitu
maksimal 6% dari total APBD.
Adapun Kebijakan yang diterapkan dalam pembiayaan daerah Kota
Mojokerto adalah sebagai berikut.
1. Surplus
anggaran
cadangan,
dan
dapat
investasi
dimanfaatkan/dialokasikan
jangka
panjang
sebagai
dalam
SiLPA,
sumber
dana
penerimaan
pembiayaan.
2. Dalam hal terjadi defisit anggaran, maka akan ditutup dari penerimaan
pembiayaan yang berasal dari SiLPA pada Tahun sebelumnya.
3. Untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat
wajib, antara lain untuk pembayaran hutang pokok yang telah jatuh tempo.
4. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi, pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk
penyertaan modal kepada BUMD yang berorientasi profit guna meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
Penyertaan modal/pinjaman pihak ketiga diprioritaskan bagi koperasi dan UMKM
yang
diharapkan
dapat
menghasilkan
sharing
profit
sehingga
dapat
meningkatkan pendapatan daerah sekaligus meningkatkan kinerja koperasi dan
UMKM
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
BAB III - 40
Download