BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Sedangkan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya. 3.1. KINERJA KEUANGAN TAHUN 2009 - 2013 Keuangan penyelenggaraan Daerah merupakan Pemerintahan Daerah komponen daerah yang menyatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). dalam dalam rangka kerangka APBD hakikatnya merupakan salah satu instrument kebijakan untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah. APBD sebagai bentuk penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, disusun dalam suatu struktur yang menggambarkan besarnya pendanaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai, tugas-tugas pokok dan fungsi sesuai kondisi, potensi, aspirasi dan kebutuhan riil di masyarakat untuk suatu tahun tertentu. Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam: (1) UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 1 2006 juncto Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; dan (4) Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. . Berdasarkan ketentuan tersebut, kinerja keuangan Pemerintah Daerah sangat terkait dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek kondisi neraca daerah. Kinerja pelaksanaan APBD tidak terlepas dari struktur dan akurasi belanja (belanja langsung dan belanja tidak langsung), pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Neraca daerah akan mencerminkan perkembangan dari kondisi aset Pemerintah Daerah, kondisi kewajiban Pemerintah Daerah serta kondisi ekuitas dana yang tersedia. 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor : 13 tahun 2006, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) meliputi aspek Pendapatan dan aspek Belanja, serta aspek Pembiayaan. Aspek Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah, Aspek Belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dan Aspek Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan. A. Pendapatan Daerah Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Dalam perencanaan APBD terdapat target pendapatan daerah yang merupakan capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran, diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah. Perkembangan realisasi pendapatan daerah Kota Mojokerto tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 2 Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah APBD Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2013 JUMLAH No I. URAIAN Realisasi Tahun 2009 Realisasi Tahun 2010 Realisasi Tahun 2011 Realisasi Tahun 2012 Realisasi Tahun 2013 Rata2 Pertumbu han PENDAPATAN DAERAH 1.1. Pendapatan Asli Daerah 28,154,863,948.45 31,596,313,387.11 42,165,056,510.12 53,439,861,756.12 74,944,029,536.47 28.16 6,419,093,230.30 7,270,048,616.27 12,633,038,537.65 15,987,117,382.15 23,417,626,747.57 40.01 16,016,381,509.00 19,615,315,177.00 23,279,025,482.50 28,038,854,258.50 9,783,744,297.50 (0.88) 1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 1,094,872,039.55 1,302,325,710.11 2,577,719,163.03 2,426,474,670.94 3,075,784,187.86 34.44 1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 4,624,517,169.60 3,408,623,883.73 3,675,273,326.94 6,987,415,444.53 1.1.1. Pajak Daerah 1.1.2. Retribusi Daerah 1.2. Dana Perimbangan 1.2.1. Dana bagi hasil pajak/ bagi hasil bukan pajak 1.2.2. Dana alokasi umum 1.2.3. Dana alokasi khusus 38,666,874,303.54 131.26 291,496,817,179.00 300,126,050,134.00 326,532,622,484.00 379,471,619,712.00 419,223,180,215.00 26,663,907,179.00 45,381,463,215.00 17.37 238,044,910,000.00 244,969,563,000.00 265,452,147,000.00 309,102,871,000.00 354,452,407,000.00 10.60 26,788,000,000.00 Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto 40,114,087,134.00 15,042,400,000.00 40,689,275,484.00 20,391,200,000.00 BAB III - 3 54,904,848,712.00 9.61 15,463,900,000.00 19,389,310,000.00 (1.77) 1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 1.3.1. Hibah 39,313,115,631.00 58,031,918,159.00 75,351,417,221.00 83,054,744,161.00 74,733,359,846.00 19.42 8,287,520,000.00 23,182,213,800.00 36,235,985,220.00 - - 23.55 - - - - - 20,408,061,212.00 29,870,036,544.00 31,539,231,999.00 29,760,438,868.00 32,176,161,785.00 8.03 - - - 27,922,735,000.00 40,428,194,000.00 11.20 10,617,534,419.00 4,979,667,815.00 7,576,200,002.00 25,371,570,293.00 2,129,004,061.00 45.27 - - - - - 1.3.2. Dana darurat 1.3.3. Bagi hasil pajak dari propinsi dan dari pemerintah daerah lainnya 1.3.4. Dana penyesuaian dan otonomi khusus 1.3.5. Bantuan keuangan dari pemerintah daerah lainnya 1.3.6. Pendapatan transfer JUMLAH PENDAPATAN 358,964,796,758.45 389,754,281,680.11 444,049,096,215.12 515,966,225,629.12 568,900,569,597.47 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 4 - 12.24 Pendapatan Kota Mojokerto selama tahun 2009-2013 rata-rata naik sebesar 28,16 persen. Kenaikan pendapatan ini seiring dengan peningkatan pendapatan yang diperoleh dari pos Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah dari tahun ke tahun trendnya naik. Pada tahun 2009, total pendapatan daerah Kota Mojokerto sebesar Rp. 358,96 Milyard lebih. Angka tersebut terus mengalami peningkatan hingga tahun 2013 menjadi 568,90 Milyard lebih dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar 12,24 persen. Ini menunjukkan bahwa perekonomian di Kota Mojokerto dalam lima tahun terakhir teruks mengalami kemajuan. Kemajuan tersebut dipresentasikan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 6,86 persen atau diatas rata-rata Jawa Timur sebesar 6,55 persen dan Nasional sebesar 5,78 persen. B. Belanja Daerah Belanja daerah merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif.Dari besaran dan kebijakan yang berkesinambungan dari program-program yang dilaksanakan dapat dibaca kearah mana pembangunan di Kota Mojokerto.Hakekat anggaran daerah pada dasarnya merupakan salah satu instrumen utama kebijakan publik dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat, maka setiap pelaksanaan anggaran dilakukan sesuai dengan kebijakan pemerintahan, diharapkan mampu mencerminkan kebutuhan riil penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan potensi daerah. Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari kelompok belanja aparatur dan belanja pelayanan publik berdasar Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 menjadi kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung berdasar Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Belanja daerah terdiri dari: 1. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa, (g) Belanja Hibah Bantuan Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 5 Keuangan kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa, dan (h) Belanja Tidak Terduga. 2. Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Barang dan Jasa, dan (c) Belanja Modal. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mojokerto selama kurun waktu tahun 2009 – 2013 mengalami perkembangan yang terus meningkat. Pada tahun 2009 kekuatan belanja daerah Kota Mojokerto sebesar Rp. 399,06 Milyard lebih dan tahun 2013 meningkat menjadi sebesar Rp, 511,09 Milyard lebih dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar 6,63 persen. Meskipun nilai belanja daerah meningkat namun laju pertumbuhannya berfluktuatif dan cenderung menurun, pada tahun 2010 pertumbuhan belanja daerah sebesar 1,17 persen, tahun 2011 pertumbuhannya mengalami kenaikan meskipun relatif kecil yaitu sebesar 1,47 persen. Dan tahun 2012 pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 19,35 persen. Namun pada tahun 2013 pertumbuhannya menurun menjadi 4,53 persen. Rincian perkembangan realisasi belanja daerah Kota Mojokerto Tahun 2009 - 2013 dapat dilihat pada tabel 3.2. sebagai berikut. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 6 Tabel 3.2. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah APBD Kota Mojokerto Tahun 2009-2013 JUMLAH No II. URAIAN Realisasi Tahun 2009 Realisasi Tahun 2010 Realisasi Tahun 2012 Realisasi Tahun 2013 151,133,059,367 190,384,656,103 212,005,090,029 223,616,313,105 239,654,724,050 12.49 157,944,347,903 0 150,000,000 176,685,718,321 194,502,722,800 0 0 150,000,000 0 210,274,230,681 0 0 12.32 2.1.3. Belanja subsidi 132,457,973,525 0 150,000,000 2.1.4. Belanja hibah 14,021,525,000 13,042,750,000 13,309,380,000 27,699,282,215 27,363,793,419 25.49 4,503,560,842 18,759,609,000 21,817,231,708 892,000,000 1,518,750,000 76.80 2.1.6. Belanja bagi hasil kepada Prop./Kab/Kota dan Pemerintah Desa 0 0 0 0 0 0.00 2.1.7. Belanja Hibah bantuan keuangan kepada Prop./Kab/Kota dan Pemerintah Desa 0 487,949,200 0 473,404,590 487,949,950 0.77 2.1.8. Belanja tidak terduga 0 0 42,760,000 48,903,500 247,929,367,274 213,331,402,135 19,599,293,255 24,095,041,892 2.2.2 Belanja barang dan jasa 108,270,360,208 2.2.3 Belanja modal BELANJA DAERAH 2.1. Belanja Tidak Langsung 2.1.1. Belanja pegawai 2.1.2. Belanja bunga 2.1.5. Belanja bantuan sosial 2.2 Belanja Langsung JUMLAH BELANJA 0.00 10,000,000 (16.30) 3.81 30,920,291,143 37,642,634,150 18.54 101,219,301,003 115,315,390,424 127,610,523,687 166,147,866,882 12.07 120,059,713,811 88,017,059,240 50,302,095,109 106,798,377,961 67,646,320,365 1.53 399,062,426,641 403,716,058,238 409,664,911,212 488,945,505,896 511,091,545,446 6.63 Sumber: DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 7 197,659,821,183 265,329,192,791 0.00 271,436,821,396 2.2.1 Belanja pegawai B. Realisasi Tahun 2011 Rata2 Pertumb uhan 32,042,335,650 Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa realisasi belanja tidak langsung selama periode 2009 – 2013 setiap tahunnya mengalami kenaikan dengan kenaikan rata-rata pertahun sebesar 12, 49 persen. Sedangkan belanja langsung selama periode 2009 – 2013 setiap tahunnya mengalami perkembangan yang fluktuatif dan cenderung meningkat. Pada tahun 2009 kekuatan belanja langsung sebesar Rp. 247,92 Milyard lebih. Tahun 2010 turun menjadi 213,33 Milyard lebih, tahun 2011 turun menjadi 197,65 Milyard lebih. Namun tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 265,32 Milyard lebih. Dan tahun 2013 meningkat menjadi 271,43 Milyard lebih, 1 dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 3,81 persen. Apabila dibandingkan antara target dan relaisasi belanja daerah selama periode 2009-2013, dapat diketahui bahwa realisasi belanja daerah setiap tahunnya belum mencapai 100%, hal ini antara lain dikarenakan pedoman pelaksanaan Dana Alokasi Khusus datangnya sering terlambat sehingga mempengaruhi capaian realisasi penyerapan, efisiensi pelaksanaan kegiatan (sisa lelang), dan penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dibatasi oleh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.07/2008 tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.07/2009. Maka daerah sangat berhati-hati dalam penggunaannya sehingga berdampak pada realisasi penyerapan anggaran. Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013 dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013 Tahun Anggaran Target Realisasi % 2009 426,288,550,355.21 399.062.426.640,84 93.61 (27.226.123.714,37) 2010 420,721,465,467.66 403,716,058,238.41 95.96 (17,005,407,229.25) 2011 452,718,219,559.36 409,664,911,211.90 90.49 (43,053,308,347.46) 2012 540,631,955,812.58 488,945,505,896.11 90.44 (51,686,449,916.47) 2013 626,651,257,225.59 511,091,545,446.13 81.56 (115,559,711,779.46) Bertambah/ (Berkurang) Sumber: DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 8 C. Pembiayaan Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Pengelolaan pendapatan daerah akan menekankan pada keserasian antara kebutuhan biaya dan pendapatan. Prinsip bahwa nilai tambah pendapatan daerah akan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat merupakan upaya mobilitas sumber daya lokal melalui peningkatan pendapatan daerah tidak akan menimbulkan gangguan terhadap alokasi sumber daya, dengan konsekuensi adanya efisiensi biaya/ belanja daerah. Penerimaan pembiayaan dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran. Kebijakan penerimaan pembiayaan mencakup (1) Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA); (2) pencairan dana cadangan; (3) hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; (4) penerimaan pinjaman daerah; (5) penerimaan kembali pemberian pinjaman; (6) penerimaan piutang daerah; (7) penerimaan dana bergulir; dan (8) penerimaan hasil penarikan. Realisasi pembiayaan daerah Pemerintah Kota Mojokerto mulai tahun 2009 – 2013 dan rata-rata perkembangan/kenaikan Realisasi penerimaan dan pengeluaran Daerah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013, dapat dilihat pada table 3.4. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 9 Tabel 3.4. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013 No III URAIAN Realisasi Tahun 2009 Realisasi Tahun 2010 Realisasi Tahun 2011 Realisasi Tahun 2012 Rata2 Pertumbuh an Realisasi Tahun 2013 74,258,689,600.05 31,494,336,717.66 14,733,865,159.36 36,653,075,842.58 61,269,605,575.59 26,28 79,099,425,855.21 35,369,336,717.66 19,108,865,159.36 49,403,075,842.58 65,764,105,575.59 22.60 77,794,939,055.21 34,161,059,717.66 17,532,560,159.36 47,612,910,842.58 63,673,795,575.59 25.13 3.1.2 Pencairan dana cadangan - - - - - 3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan - - - - - 3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah - - - - - 1,304,486,800.00 1,208,277,000.00 1,576,305,000.00 - - 5.77 - - - 1,790,165,000.00 2,090,310,000.00 4.19 4,840,736,255.16 3,875,000,000.00 4,375,000,000.00 12,750,000,000.00 4,494,500,000.00 29.91 - - - - - 3,365,736,255.16 2,000,000,000.00 2,500,000,000.00 12,750,000,000.00 4,494,500,000.00 - - - - - 1,475,000,000.00 1,875,000,000.00 1,875,000,000.00 - - 3.2.5 Investasi jangka pendek berupa deposito - - - - - 3.2.6 Pengembalian Pada Fihak Ke III - - - - - PEMBIAYAAN DAERAH 3.1 Penerimaan Pembiayaan 3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun sebelumnya 3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman 3.1.6 Penerimaan piutang daerah 3.2 Pengeluaran Pembiayaan 3.2.1 Pembentukan dana cadangan 3.2.2 Penyertaan modal (investasi) daerah 3.2.3 Pembayaran pokok utang 3.2.4 Pemberian pinjaman daerah Sumber: DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 10 82.42 6.78 Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penerimaan pembiayaan selalu lebih besar dari pengeluaran pembiayaan. Penerimaan masih didominasi oleh SiLPA tahun lalu, namun besaran SiLPA tahun lalu perkembangannya cenderung mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 25,13%. Hal ini mengindikasikan bahwa penyusunan perencanaan pembangunan di Kota Mojokerto masih lemah. Pada pengeluaran pembiayaan didominasi pada komponen penyertaan modal, hal ini untuk memperkuat kepemilikan saham Pemerintah Kota Mojokerto di Bank Jatim dan meningkatkan kemampuan operasional beberapa perusahaan daerah. 3.1.2. Neraca Daerah Neraca daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana. Neraca daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah sesuai ketentuan peraturan pemerintah. Laporan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Neraca daerah mempunyai arti penting, yaitu : 1. Memberikan informasi kepada manajemen pemerintahan daerah mengenai likuiditas keuangan daerah. 2. Memberikan informasi kepada manajemen pemerintah daerah tentang fleksibilitas keuangan (financial flexibility) 3. Mendorong terciptanya tata pemerintahan yang baik (good governance) Prinsip pengelompokan neraca ada 3, yaitu : 1. Pengelompokkan aset menurut tingkat likuiditasnya 2. Pengelompokkan kewajiban didasarkan pada jatuh temponya 3. Pengelompokan ekuitas didasarkan pada tingkat perubahannya Elemen utama neraca daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening yang lebih terinci. Data selengkapnya mengenai neraca daerah Pemerintah Kota Mojokerto disajikan pada tabel 3.5 dan dari neraca tersebut dapat diketahui besarnya kekayaan dan kewajiban serta modal yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Mojokerto. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 11 Tabel 3.5. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Mojokerto Tahun 2009-2013 No. Rek. URAIAN Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Rata2 Pertum buhan Tahun 2013 1 ASET 1.1 ASET LANCAR 40,131,544,556.19 27,557,760,207.77 57,698,484,211.62 79,639,549,692.35 152,619,065,226.14 51.93 1.1.1 Kas 34,789,740,586.66 17,546,535,354.36 49,137,006,964.58 63,736,896,910.59 119,086,448,344.93 61.76 1.1.2 Investasi Jangka Pendek - - - - - 0.00 1.1.3 Piutang 945,034,881.00 806,844,980.00 1,730,602,659.00 4,391,783,635.36 19,623,228,828.42 150.11 1.1.4 Piutang lain-lain 2,388,501,200.00 6,912,579,359.00 3,285,258,888.00 3,166,692,866.00 3,671,522,090.00 37.32 1.1.5 Persediaan 2,008,267,888.53 2,291,800,514.41 3,545,615,700.04 9,332,938,517.77 13,098,081,353.51 68.10 (988,762,237.37) (2,860,215,390.72) 47.32 1,255,365,047,441.08 1,307,939,098,372.09 1,367,346,469,195.17 1,513,037,968,452.65 1,670,698,403,131.61 7.45 Penyisihan Piutang tidak Tertagih - 1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG 35,116,345,200.39 37,735,737,927.39 14,609,139,119.41 25,663,196,581.19 31,586,187,720.94 11.23 1.2.1 Investasi Non Permanen - - - - - 0.00 1.2.2 Investasi Permanen 35,116,345,200.39 37,735,737,927.39 14,609,139,119.41 25,663,196,581.19 31,586,187,720.94 11.23 1.3 ASET TETAP 1,170,309,656,773.50 1,220,856,618,075.93 1,271,317,670,284.17 1,383,622,482,618.11 1,472,447,644,679.53 5.93 1.3.1 Tanah 660,083,462,294.00 642,530,869,128.00 642,092,171,128.00 642,237,368,628.00 654,869,232,326.84 (0.18) 1.3.2 Peralatan dan Mesin 96,404,270,851.00 109,299,777,399.67 127,270,048,194.28 175,758,570,724.53 198,552,444,741.45 20.22 1.3.3 Gedung dan Bangunan 157,314,009,977.50 151,643,176,448.08 167,263,877,484.71 281,032,679,129.50 306,938,139,573.16 20.98 1.3.4 Jalan, Jaringan dan Instalasi 176,758,910,852.00 187,191,324,900.18 202,728,147,150.18 275,981,429,351.01 301,825,839,003.01 14.93 1.3.5 Aset Tetap Lainnya 6,615,953,399.00 5,778,137,650.00 6,979,848,327.00 7,656,344,013.64 8,612,430,813.64 7.58 1.3.6 Konstruksi dalam Pengerjaan 73,133,049,400.00 124,413,332,550.00 124,983,578,000.00 956,090,771.43 1,649,558,221.43 10.97 1.3.7 Akumulasi Penyusutan - - - - - - 1.4 DANA CADANGAN - - - - - - 1.4.1 Dana Cadangan - - - - - 1.5 ASET LAINNYA 9,807,500,911.00 21,788,982,161.00 23,721,175,579.97 24,112,739,561.00 14,045,505,505.00 22.73 1.5.1 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0 0 0 975,250,000.00 710,811,444.00 (6.78) 1.5.2 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0 3,227,881,250.00 4,735,446,168.97 3,815,966,150.00 3,794,966,150.00 6.68 1.5.3 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 8,907,408,000.00 17,587,108,000.00 17,587,108,000.00 17,587,108,000.00 7,304,700,000.00 9.74 1.5.4 Aset Tidak Berwujud 872,742,911.00 973,992,911.00 1,398,621,411.00 1,734,415,411.00 2,235,027,911.00 27.02 1.5.5 Aset Lain-lain 27,350,000.00 0 0 - - Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 12 - - 2 KEWAJIBAN 2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 2.1.1 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PPK) 2.1.2 Utang Bunga 2.1.3 Utang Pajak 2.1.4 4,397,489,088.53 26,750,915,227.77 55,967,881,552.62 11,510,869,146.40 13,909,388,052.79 139.74 4,397,489,088.53 26,750,915,227.77 55,967,881,552.62 11,510,869,146.40 13,909,388,052.79 - 17,546,535,354.36 49,137,006,964.58 - - 139.74 45.01 - - - - - 720,000.00 - - - - Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 2,388,501,200.00 6,912,579,359.00 3,285,258,888.00 3,166,692,866.00 3,671,522,090.00 37.32 2.1.5 Pendapatan Diterima Dimuka 2,008,267,888.53 2,291,800,514.41 3,545,615,700.04 9,332,938,517.77 13,098,081,353.51 68.10 2.1.6 Utang Jangka Pendek Lainnya - (988,762,237.37) (2,860,215,390.72) 47.32 2.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - - - 2.2.1 Utang Dalam Negeri 0 0 0 0 0 - 2.2.2 Utang Luar Negeri 0 0 0 0 0 - 3 EKUITAS DANA 3.1 EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 3.1.1 3.1.2 Cadangan untuk Piutang 3.1.3 Cadangan untuk Persediaan - - 1,219,630,991,973.42 4,397,489,088.53 1,307,132,253,392.09 26,750,915,227.77 1,365,615,866,536.17 55,967,881,552.62 1,445,898,050,144.07 12,499,631,383.77 1,534,848,941,348.98 16,769,603,443.51 - 17,546,535,354.36 49,137,006,964.58 - - - - 5.92 143.51 45.01 - - - - - - 720,000.00 - - - - - 3.1.4 Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Uang Jangka Pendek 2,388,501,200.00 6,912,579,359.00 3,285,258,888.00 3,166,692,866.00 3,671,522,090.00 37.32 3.1.5 Pendapatan yang Ditangguhkan 2,008,267,888.53 2,291,800,514.41 3,545,615,700.04 9,332,938,517.77 13,098,081,353.51 68.10 3.2 EKUITAS DANA INVESTASI 1,215,233,502,884.89 1,280,381,338,164.32 1,309,647,984,983.55 1,433,398,418,760.30 1,518,079,337,905.47 3.2.1 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 35,116,345,200.39 37,735,737,927.39 14,609,139,119.41 25,663,196,581.19 31,586,187,720.94 11.23 3.2.2 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1,170,309,656,773.50 1,220,856,618,075.93 1,271,442,398,784.17 1,383,622,482,618.11 1,472,447,644,679.53 5.93 3.2.3 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya (Tidak Termasuk Dana Cadangan) 9,807,500,911.00 21,788,982,161.00 23,596,447,079.97 24,112,739,561.00 14,045,505,505.00 22.72 3.2.4 Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Uang Jangka Panjang 0 0 0 0 0 3.3 EKUITAS DANA CADANGAN 3.3.1 Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA - - - - 0 0 0 0 1,224,028,481,061.95 1,333,883,168,619.86 1,421,583,748,088.79 1,457,408,919,290.47 1,548,758,329,401.77 Sumber: DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 13 - - 0 5.75 - 6.08 Perkembangan jumlah aset Pemerintah Kota Mojokerto tahun 2009 - 2013 mengalami perkembangan yang meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 7,45%. Aset tersebut terdiri atas aset lancar (kas, piutang dan persediaan), investasi jangka panjang (investasi non permanen dan investasi permanen), aset tetap (tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, kontruksi dalam pengerjaan), dana cadangan, aset lainnya (tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan, tagihan tuntutan ganti kerugian daerah, kemitraan dengan pihak kedua, aset tak berwujud, aset lainnya), semuanya dipergunakan untuk menunjang kelancaran tugas pemerintahan. Sedangkan untuk Kewajiban Jangka Pendek maupun Jangka Panjang, memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak dimasa lalu yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban Pemerintah Kota Mojokerto dalam kurun waktu tahun 2009-2013 dengan ratarata pertumbuhan sebesar 139,74%. Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah dapat diketahui berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara kelompok/elemen laporan keuangan yang satu dengan kelompok yang lain. Beberapa rasio yang dapat diterapkan di sektor publik adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio utang. Rasio likuiditas terdiri rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Sedangkan rasio lancar (current ratio) adalah rasio standar untuk menilai kesehatan organisasi. Rasio ini menunjukkan apakah pemerintah daerah memiliki aset yang cukup untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo. Kualitas pengelolaan keuangan daerah dikategorikan baik apabila nilai rasio lebih dari satu. Rata-rata pertumbuhan rasio keuangan Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 14 Tabel 3.6. Rata-Rata Pertumbuhan Rasio Keuangan Kota Mojokerto Tahun 2009-2013 URAIAN 2009 2010 2011 2012 Rata-rata Pertumbuhan 2013 Rasio Likuiditas - Rasio Lancar (Current Ratio) 9.13 1.03 1.03 6.92 10.97 3.62 - Rasio Quick (Quick Ratio) 8.67 0.91 0.97 6.11 10.03 3.33 0.0035 0.0205 0.0409 0.0076 0.0083 0.0145 0.0038 0.0219 0.0440 0.0083 0.0094 0.0156 Rasio Solvabilitas - Rasio total hutang terhadap total aset - Rasio hutang terhadap modal Sumber: DPPKA Kota Mojokerto Berdasarkan Tabel 3.6, menggambarkan bahwa selama tahun 2009-2013 rasio lancar mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan likuiditas Pemerintah Kota Mojokerto cukup bagus karena kemampuan membayar utangnya tinggi. Namun rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2010 karena adanya utang Perhitungan Pihak Ketiga (PPK) yang cukup besar dan bagian lancar utang jangka panjang serta pendapatan diterima dimuka. Trend quick rasio hampir sama polanya dengan current rasio. Meskipun mengalami penurunan pada tahun 2010, tetapi tingginya quick rasio memberikan jaminan bahwa kemampuan Pemerintah Kota Mojokerto dalam melunasi utang jangka pendeknya tinggi. Rasio utang terhadap aset serta utang terhadap total modal menunjukan tingkat leverage Pemerintah Kota Mojokerto. Nilai leverage menunjukan kisaran angka dibawah 3%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas aset Pemerintah Kota Mojokerto didanai dari modal sendiri. Rendahnya tingkat leverage mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Mojokerto pada kondisi yang kuat. Secara umum kondisi keuangan yang dicerminkan melalui rasio neraca dan APBD dapat ditunjukkan sebagai berikut : 1. Rasio Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto terhadap APBD Rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan pemerintah Kota Mojokerto dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan Kota Mojokerto. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 15 Tabel 3.7. Rasio Kemandirian Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2013 TAHUN 1 PAD Bantuan Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan) Rasio Kemandirian (2/3*100) 2 3 4 2009 28,154,863,948.45 291,496,817,179.00 9.66 2010 31,596,313,387.11 300,126,050,134.00 10.53 326,532,622,484.00 12.91 379,471,619,712.00 14.08 419,223,180,215.00 17.88 2011 2012 2013 42,165,056,510.12 53,439,861,756.12 74,944,029,536.47 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto Dari tabel 3.7. diatas menunjukkan bahwa rasio kemandirian keuangan Pemerintah Kota Mojokerto cukup rendah. Semakin rendah rasio kemandirian mempunyai arti bahwa tingkat ketergantungan Kota Mojokerto terhadap bantuan Pemerintah Pusat semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dari data tabel diatas, meskipun terjadi perkembangan yang cukup signifikan di tahun 2013, namun hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan Pemerintah Kota Mojokerto terhadap Pemerintah Pusat cukup tinggi. 3.1.3. Proporsi Penggunaan Anggaran 1). Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Gambaran tentang belanja daerah yang disajikan secara series menginformasikan mengenai tingkat realisasi belanja Kota Mojokerto sebagaimana tertuang pada Tabel 3.8 sebagai berikut : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 16 Tabel 3.8. : Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009 – 2013 2009 No URAIAN Anggaran 2010 Realisasi % 2011 Realisasi Tahun 2010 Anggaran % Anggaran 2012 Realisasi Tahun 2011 % Anggaran 2013 Realisasi Tahun 2012 % Realisasi Tahun 2013 % II. BELANJA DAERAH 426,288,550,355 399,062,426,641 93.61 420,721,465,468 403,716,058,238 95.96 452,718,219,559 409,664,911,212 2.1. Belanja Tidak Langsung 153,820,862,655 151,133,059,367 98.25 186,423,977,168 190,384,656,103 102.12 207,478,546,609 212,005,090,029 102.18 222,237,806,863 223,616,313,105 100.62 293,188,349,836 239,654,724,050 81.74 2.1.1. Belanja pegawai 2.1.4. Belanja hibah 2.1.5. Belanja bantuan sosial 2.1.6. Belanja bagi hasil kepada Prop./Kab/Kota dan Pemerintah Desa 2.1.7. Belanja Hibah bantuan keuangan kepada Prop./Kab/Kota dan Pemerintah Desa 2.1.8. Belanja tidak terduga 2.2 Belanja Langsung 2.2.1 Belanja pegawai 90.44 626,651,257,226 511,091,545,446 Rata2 (%) 81.56 377.17 96.67 131,528,469,290 132,457,973,525 100.71 151,025,778,600 157,944,347,903 104.58 169,962,861,650 176,685,718,321 103.96 186,306,488,250 194,502,722,800 104.40 230,704,201,400 210,274,230,681 91.14 101.02 - 2.1.2. Belanja bunga 2.1.3. Belanja subsidi 90.49 540,631,955,813 488,945,505,896 Anggaran - - - 150,000,000 150,000,000 100.00 150,000,000 14,569,696,500 14,021,525,000 96.24 13,056,660,000 13,042,750,000 99.89 13,633,530,000 13,309,380,000 97.62 29,920,055,700 5,161,900,000 4,503,560,842 87.25 19,478,776,000 18,759,609,000 96.31 23,404,365,000 21,817,231,708 93.22 - - - - - 2,410,796,865 - 0.00 150,000,000 100.00 - 150,000,000 - - 500,000,000 487,949,200 97.59 - 2,212,762,568 - 0.00 327,789,959 272,467,687,700 247,929,367,274 90.99 234,297,488,300 213,331,402,135 91.05 245,239,672,950 21,222,332,100 19,599,293,255 92.35 150,000,000 100.00 - 25,745,915,000 24,095,041,892 93.59 34,104,418,850 2.2.2 Belanja barang dan jasa 114,194,355,050 108,270,360,208 94.81 107,581,960,850 101,219,301,003 94.09 120,000,370,650 2.2.3 Belanja modal 137,051,000,550 120,059,713,811 87.60 100,969,612,450 88,017,059,240 87.17 91,134,883,450 42,760,000 13.04 912,000,000 - - 4,461,312,963 - 50.00 27,699,282,215 92.58 34,875,872,000 27,363,793,419 78.46 92.14 892,000,000 97.81 1,796,500,000 1,518,750,000 84.54 92.97 487,949,950 - - 473,404,590 97.02 73.65 3.55 197,659,821,183 80.60 318,394,148,950 265,329,192,791 83.33 333,462,907,390 271,436,821,396 2.30 64.32 37,642,634,150 88.75 92.09 115,315,390,424 96.10 135,271,190,800 127,610,523,687 94.34 187,000,017,603 166,147,866,882 88.85 93.34 1.10 30,920,291,143 92.09 25,323,826,486 487,949,950 100.00 0.04 32,042,335,650 93.95 33,577,107,750 48,903,500 487,949,950 - 10,000,000 42,416,509,000 50,302,095,109 55.20 149,545,850,400 106,798,377,961 71.42 104,046,380,787 Sumber: DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto 150,000,000 - BAB III - 17 67,646,320,365 65.02 69.70 Berdasarkan tabel 3.8, diperoleh gambaran bahwa, proporsi anggaran dan realisasi Belanja Tidak Langsung lebih besar dibandingkan dengan anggaran dan realisasi Belanja Langsung setiap tahunnya lebih kecil dari anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi dana APBD Kota Mojokerto untuk mendanai program pembangunan selama ini relatif lebih kecil. Dari data realisasi Belanja Tidak Langsung terlihat, realisasinya Rp 151.133.059.367,00 pada tahun 2009 menjadi Rp 239.654.724.080,00 pada tahun 2013, dengan rata-rata tingkat realisasi Belanja Tidak langsung terhadap anggaran mencapai 96,67%. Sedangkan tingkat realisasi Belanja Langsung dari tahun 2009 sebesar Rp 247.929.387.273,84 sampai dengan tahun 2013 menjadi sebesar Rp 271.436.821.396,13, dengan rata-rata tingkat realisasi sebesar 94,32% atau lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata tingkat realisasi Belanja Tidak Langsung. 2). Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Gambaran tentang belanja daerah yang menginformasikan mengenai proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur tertuang pada tabel 3.9 sebagai berikut : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 18 Tabel 3.9. : Proporsi Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009 – 2013 NO. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 BELANJA DAERAH 254,921,353,088.34 276,123,673,139.41 317,381,002,247.90 333,097,708,654.06 404,416,888,994.63 A. Belanja Tidak Langsung 132,457,973,525.00 157,944,347,903.00 176,685,718,321.00 194,259,298,700.00 210,274,230,681.00 A.1. Belanja pegawai 132,457,973,525.00 157,944,347,903.00 176,685,718,321.00 194,259,298,700.00 210,274,230,681.00 A.1.1. Gaji dan tunjangan 124,445,945,474.00 145,147,027,903.00 166,366,536,073.00 184,755,485,318.00 201,143,854,644.00 A.1.2. Tambahan penghasilan PNS 6,817,140,000.00 11,567,320,000.00 8,422,667,500.00 7,681,962,500.00 6,912,107,500.00 A.1.3. Belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH 800,600,000.00 830,000,000.00 1,443,200,000.00 1,459,995,100.00 1,434,602,950.00 A.1.4. Insentif Pemungutan Pajak Daerah 394,288,051 400,000,000.00 419,172,935.00 318,689,882.00 723,775,437.00 A.1.5. Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 0 0 34,141,813.00 43,165,900.00 59,890,150.00 B. Belanja Langsung 122,463,379,563.34 118,179,325,236.41 140,695,283,926.90 138,838,409,954.06 194,142,658,313.63 B.1. Belanja pegawai 19,548,593,255.00 24,095,041,892.00 32,042,335,650.00 30,800,691,143.00 38,765,122,450.00 B.1.1. Honorarium PNS 8,129,898,600.00 11,724,351,642.00 13,456,055,350.00 13,601,293,543.00 16,670,328,850.00 B.1.2. Honorarium Non PNS 9,912,444,555.00 10,798,429,500.00 16,792,554,550.00 15,264,686,000.00 17,802,834,000.00 B.1.3. Uang lembur 1,506,250,100.00 1,572,260,750.00 1,793,725,750.00 1,934,711,600.00 2,145,979,800.00 B.1.4. Honorarium Pengelolaan Dana BOS B.2. Belanja barang dan jasa B.2.1. Belanja Bahan Pakai Habis kantor B.2.2. Belanja Bahan/Material B.2.3 Belanja Jasa Kantor B.2.4 Belanja premi asuransi B.2.5 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor - - - - 2,145,979,800.00 100,400,060,399.34 91,024,551,494.41 105,095,547,701.90 106,738,130,781.06 147,891,088,018.63 9,469,744,475.52 11,708,377,230.41 846,846,571.00 5,642,836,454.00 7,378,475,437.00 12,134,273,526.23 10,379,079,083.00 29,050,956,041.46 16,293,675,998.69 44,801,599,685.13 35,945,798,208.59 29,398,519,110.00 27,469,864,207.44 36,634,507,039.37 40,933,526,532.50 226,693,500.00 138,000,000.00 288,861,465.00 267,723,500.00 237,693,500.00 3,032,835,985.00 3,217,450,894.00 3,781,705,935.00 4,123,496,722.00 5,134,527,984.00 2009 Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto 2010 BAB III - 19 2011 2012 2013 NO. URAIAN 2012 2011 2010 2009 2013 B.2.6 Belanja Cetak/Penggandaan/ dokumentasi 7,488,835,160.00 7,025,124,765.00 8,613,285,937.00 7,165,951,437.00 7,610,294,707.00 B.2.7 Belanja sewa rumah/gedung/ gudang/parkir 1,814,360,608.00 2,112,512,470.00 1,915,220,046.00 2,063,013,112.00 2,369,367,238.00 B.2.8 Belanja sewa sarana mobilitas 596,256,300.00 487,582,350.00 513,101,900.00 294,303,500.00 419,070,500.00 B.2.9 Belanja sewa alat berat 0.00 - 600,000.00 - 1,788,000.00 B.2.10 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor 408,305,625.00 1,269,450,950.00 955,163,500.00 847,817,450.00 1,189,589,900.00 B.2.11 Belanja makanan dan minuman 7,115,432,984.00 8,011,575,417.00 9,051,789,358.00 8,230,085,124.00 8,477,414,420.00 B.2.12 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 2,130,820,700.00 321,067,959.00 366,080,860.00 2,140,429,376.00 399,890,000.00 B.2.13 Belanja Pakaian Kerja 200,755,700.00 330,256,000.00 290,703,490.00 213,178,150.00 264,060,800.00 B.2.14 Belanja Pakaian khusus dan hari-hari tertentu 782,922,740.00 810,920,904.00 1,037,087,125.00 931,471,250.00 1,058,241,900.00 B.2.15 Belanja Perjalanan Dinas 7,914,160,361.00 8,758,192,412.00 12,113,398,256.00 14,276,816,148.00 21,009,687,210.00 B.2.16 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS 1,811,762,400.00 2,205,187,000.00 1,889,302,800.00 2,708,947,900.00 1,412,437,080.00 B.2.17 Belanja Pemulangan Pegawai 538,000,000.00 571,500,000.00 621,500,000.00 695,000,000.00 40,000,000.00 B.2.18 Belanja Konsultasi 8,789,102,126.00 4,279,754,950.00 6,290,080,210.00 4,208,877,620.00 5,153,423,125.00 B.3. Belanja modal 2,514,725,909.00 3,059,731,850.00 3,557,400,575.00 1,299,588,030.00 7,486,447,845.00 B.3.1. Belanja modal pengadaan tanah 0.00 0.00 0.00 195,243,850.00 1,711,665,864.00 B.3.2 Belanja modal pengadaan alat-alat berat 77,000,000.00 93,600,000.00 46,695,000.00 15,700,000.00 4,188,160,581.00 B.3.3 Belanja modal pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor 2,437,725,909.00 2,966,131,850.00 3,510,705,575.00 1,088,644,180.00 1,586,621,400.00 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 20 Berdasarkan Tabel 3.9. diatas, dapat disimpulkan bahwa selama periode tahun 2009-2013, rata-rata pertumbuhan belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur adalah sebesar 13,61%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan alokasi belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur relatif cukup lebih besar, Dan apabila dilihat proporsi dan perkembangan proporsinya, belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur dari tahun 2009 ke tahun 2013 semakin tinggi yaitu dari 63,11% pada tahun 2009 menjadi 78,44% ditahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut. Tabel 3.10: Proporsi Penggunaan Anggaran Tahun 2009-2013 Tahun Anggaran Total Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) Prosentase (%) (a) (b) (a)/(b) x 100% 2009 254,921,353,088.34 403,903,162,896.00 63.11 2010 276,123,673,139.41 407,591,058,238.41 67.75 2011 317,381,002,247.90 414,039,911,211.90 76.65 2012 333,097,708,654.06 501,695,505,896.11 66.39 2013 404,416,888,994.63 515,586,045,446.13 78.44 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2009 - 2013 Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBD. Pengelolaan Keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mencantumkan bahwa sumber penerimaan daerah Provinsi terdiri atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 21 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan (PPh) Perorangan, Sumber Daya Alam (SDA); Dana Alokasi Umum; dan Dana Alokasi Khusus; dan (3) Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Kab/Kota, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan. Sedangkan peneriman pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. A. Pendapatan Daerah Arah kebijakan pendapatan daerah menjadi perencanaan pembangunan daerah dari sisi keuangan daerah lima Tahun ke depan dengan memperhatikan kondisi realisasi sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD, dana perimbangan, dan sumber lain yang sah. Pendapatan daerah tersebut merupakan sumber utama belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang tercermin dalam APBD. Dengan memperhatikan sumber-sumber pendapatan daerah yang terdiri dari PAD, dana perimbangan, serta lain-lain pendapatan daerah yang sah, maka arah kebijakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Peningkatan administrasi dan manajerial pengelolaan Pengembangan dan perbaikan sistem administrasi pendapatan daerah harus terus ditingkatkan, mulai dari kegiatan pendataan, pendaftaran, penetapan, pemungutan dan pembukuannya. Dengan semakin baiknya tatalaksana sistem pendapatan daerah, pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan, sehingga menjadi faktor pendorong motivasi masyarakat untuk patuh dan tertib dalam pembayaran pajak dan retribusi. b. Optimalisasi peran BUMD dan swasta Peningkatan pendapatan daerah dapat didorong dengan peningkatan peran BUMD dan swasta. Investasi BUMD dan swasta dapat berfungsi sebagai pemacu utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah (engine of growth dan center of economic activity).Semakin meningkat investasi yang dilakukan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta menimbulkan multiplier effect yang besar bagi masyarakat. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 22 B. Belanja Daerah Belanja daerah merupakan bentuk pengeluaran daerah untuk mewujudkan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di daerah. Pengelolaan belanja daerah Kota Mojokerto, diarahkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan proporsionalitas, berdasarkan tujuan, sasaran dan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan, guna menjaga agar program-program pembangunan strategis dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu pengelolaan belanja daerah Kota Mojokerto juga diarahkan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi setiap SKPD dalam melaksanakan bidang kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu diharapkan agar setiap peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan setiap SKPD dapat terukur dan diikuti peningkatan kinerja pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan pengelolaan belanja daerah di Kota Mojokerto selama tahun 2009-2014, adalah sebagai berikut : 1. Orientasi pada kinerja dan kepentingan publik Penggunaan anggaran belanja yang berbasis dan berorientasi pada kinerja mempunyai implikasi terhadap efisiensi penggunaan anggaran, karena setiap aktivitas yang memerlukan anggaran harus meningkatkan kinerja yang terukur melalui output yang dihasilkan, sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat terus ditingkatkan. 2. Prioritas pembangunan Proporsionalitas pengelolaan anggaran belanja perlu diterapkan berdasarkan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan, guna menjaga agar programprogram pembangunan strategis Kota Mojokerto dapat dilaksanakan dengan baik. 3. Indikator pencapaian kinerja Setiap alokasi belanja daerah di tiap kegiatan pembangunan harus disertai indikator pencapaian kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan hasil yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pelaksana kegiatan pembangunan. 4. Transparan dan Akuntabel Setiap pengeluaran belanja harus dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan berarti bahwa masyarakat mudah dalam mengakses informasi belanja. Untuk pertanggungjawaban belanja, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 23 tidak hanya pada aspek administrasi keuangan saja, tetapi juga mencakup proses, keluaran dan hasil dari penggunaan anggaran belanja daerah. C. Pembiayaan Daerah Kebijakan pembiayaan daerah selama tahun anggaran 2009-2013 adalah sebagi berikut: 1) Kebijakan umum penerimaan pembiayaan diarahkan pada perhitungan perkiraan sisa lebih (SiLPA) baik berupa pelapauan pendapatan atas dasar peningkatan kinerja maupun sisa belanja atas asumsi terjadinya efisiensi belanja, 2) Kebijakan umum pengeluaran pembiayaan diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan pengeluaran pembiayaan dalam rangka tambahan modal BUMD, 3) Defisit APBD direncanakan akan diatasi melalui selisih antara proyeksi penerimaan pembiayaan dengan rencana pengeluaran pembiayaan. 3.2.1. Analisis Pembiayaan Pembiayaan daerah digunakan untuk menutup adanya defisit anggaran. Defisit anggaran Pemerintah Kota Mojokerto selama tahun 2009-2013 dapat digambarkan sebagai berikut. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 24 Tabel 3.11: Perkembangan Defisit Riil Anggaran Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013 URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 Realisasi Pendapatan Daerah 358,964,796,758 389,754,281,680 444,049,096,215 515,966,225,629 568,900,569,597 Belanja Daerah 399,062,426,641 403,716,058,238 409,664,911,212 488,945,505,896 511,091,545,446 4,840,736,255 3,875,000,000 4,375,000,000 12,750,000,000 4,494,500,000 (44,938,366,138) (17,836,776,558) 30,009,185,003 14,270,719,733 53,314,524,151 Pengeluaran Pembiayaan Daerah Defisit Riil Sumber : DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 25 Dari tabel 3.11 tersebut, terlihat bahwa terdapat defisit riil anggaran pada tahun 2009 dan 2010 yang cenderung menurun. Pada tahun 2009 defisit riil anggaran sebesar (Rp. 44.938.366.137,55), tahun 2010 menurun menjadi sebesar (Rp 17.836.776.558,30), bahkan sejak tahun 2011 sampai dengan 2013 menjadi surplus yaitu pada tahun 2011 surplus Rp 30.009.185.003,22, tahun 2012 surplus lagi menjadi Rp 14.270.719.733,01, dan pada tahun 2013 surplus lagi Rp 53.314.524.151,34. Untuk menutupi defisit anggaran tersebut, dilakukan optimalisasi pembiayaan melalui realisasi Penerimaan Pembiayaan dan realisasi Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana tabel berikut. Tabel 3.12: Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013 NO. URAIAN Sisa Llebih Perhitungan Anggaran 1 (SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya 2 Pencairan Dana Cadangan 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang di Pisahkan 4 Penerimaan Pinjaman Daerah 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 6 Penerimaan Piutang Daerah PROPORSI DARI TOTAL DEFISIT RIIL 2009 2010 2011 2012 2013 77,794,939,055.21 34,161,059,717.66 17,532,560,159.36 47,612,910,842.58 63,673,795,575.59 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,304,486,800.00 1,208,277,000.00 1,576,305,000.00 0 0 0 0 0 1,790,165,000.00 2,090,310,000.00 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto Sedangkan perkembangan realisasi sisa lebih perhitungan anggaran Pemerintah Kota Mojokerto pada kurun waktu 2009 – 2013 dapat dilihat pada tabel 3.13 sebagai berikut. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 26 Tabel 3.13: Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 27 Dari 8 (delapan) item pada tabel 3.13 di atas, yang secara signifikan berkontribusi terhadap bertambahnya penerimaan SiLPA selama tahun 2009-2013, yakni sisa penghematan belanja atau akibat lainnya dan pelampauan penerimaan dana perimbangan. Dimasa mendatang diharapkan SiLPA semakin menurun karena dengan semakin menurunnya SiLPA merupakan salah satu indikasi semakin sinergisnya antara perencanaan dengan penganggaran. Selain itu semakin besar dana yang dikeluarkan untuk pembangunan, maka akan memiliki Multiplier Effect yang besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Mojokerto. Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran. Gambaran tentang realisasi pengeluaran wajib dan mengikat Kota Mojokerto pada 5 (lima) tahun terakhir, tertuang pada tabel 3.14 berikut. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 28 Tabel 3.14: Realisasi Belanja Wajib dan Mengikat Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2009-2013 NO. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Pertumbuhan (%) A. BELANJA TIDAK LANGSUNG 132,063,685,474 157,544,347,903 176,478,678,321.00 204,060,614,415.00 216,790,836,681.00 13.30 1 Belanja Gaji dan Tunjangan 124,445,945,474 145,147,027,903 166,366,536,073.00 184,755,465,318.00 201,143,854,644.00 12.79 6,817,140,000 11,567,320,000 8,422,667,500.00 7,681,962,500.00 6,912,107,500.00 5.92 800,600,000 830,000,000 1,443,200,000.00 1,459,995,100.00 1,434,602,950.00 19.24 2 3 4 Belanja Tambahan Penghasilan PNS Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDHWKDH Belanja Insentif Pemungutan Pajak Daerah - - 169,372,935.00 318,689,882.00 723,775,437.00 71.76 34,141,813.00 43,165,900.00 59,890,150.00 21.73 9,752,432,215.00 6,506,606,000.00 (16.64) (21.73) 5 Belanja Insentif Pemungutan Retribusi Daerah - - 6 Belanja Hibah Dana BOS - - 7 Belanja Tidak Terduga B. BELANJA LANGSUNG 1 Belanja Pegawai 2 3 C. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1 Pembentukan Dana Cadangan 2 Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah 3 Pembayaran Pokok Utang 4 Pemberian Pinjaman Daerah 5 Pemberian Pinjaman Bantuan Modal Bergulir 42,760,000.00 48,903,500.00 10,000,000.00 247,929,367,273 213,331,402,135 197,659,821,182.90 265,329,192,791.11 271,436,821,396.13 3.81 19,599,293,255 24,095,041,892 32,042,335,650.00 30,920,291,143.00 37,642,634,150.00 18.54 Belanja Barang dan Jasa 108,270,360,208 101,219,301,003 115,315,390,423.90 127,610,523,687.06 166,147,866,881.63 12.07 Belanja Modal 120,059,713,810 88,017,059,240 50,302,095,109.00 106,798,377,961.05 67,646,320,364.50 1.53 4,840,736,255 1,725,000,000 4,375,000,000.00 12,750,000,000.00 4,494,500,000.00 53.98 TOTAL (A+B+C) - - - - - 3,365,736,255 1,000,000,000 1,475,000,000 725,000,000 384,833,789,003 372,600,750,038 2,500,000,000.00 1,875,000,000.00 378,513,499,504 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 29 12,750,000,000.00 4,494,500,000.00 - - - - 482,139,807,206 492,722,158,077 106.24 (50.85) 7.00 Selama periode tahun 2009-2013, rata-rata pertumbuhan belanja wajib dan mengikat adalah 7,00% per tahun. Hal ini menunjukkan alokasi belanja untuk memenuhi belanja wajib dan mengikat cenderung mengalami peningkatan seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik yang harus dipenuhi. 3.3. KERANGKA PENDANAAN Perhitungan kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas total keuangan daerah, yang akan dialokasikan untuk mendanai belanja/pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama dan programprogram pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan serta alokasi untuk belanja daerah dan pengeluaran daerah lainnya. Dari perhitungan yang telah dilakukan untuk PAD selama 5 tahun kedepan naik rata-rata 9,21 % Per tahun, Dana Perimbangan diproyeksikan naik rata-rata 7,99 % per tahun, sedangkan lain-lain pendapatan Daerah yang Sah di proyeksikan naik ratarata 6,67 % per tahun. Dalam membiayai pembangunan yang akan datang perlu diproyeksikan kerangka pendanaan sesuai kapasitas riil kemampuan keuangan daerah beserta rencana penggunaannya. Berikut disajikan proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 30 Tabel 3.15 : Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Membiayai Pembangunan Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2014-2019 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto (Diolah) Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 31 3.3.1. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah Dari Tabel 3.15 di atas diproyeksikan bahwa kapasitas kemampuan keuangan daerah Pemerintah Kota Mojokerto untuk 5 Tahun ke depan hingga berakhirnya masa berlaku RPJMD 2014-2019, Pendapatan Asli Daerah diproyeksikan meningkat rata-rata 9,21% per tahun, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 7,32 - 7,48 persen per tahun, inflasi rata–rata 4 - 6 % per tahun. Dengan meningkatnya perekonomian yang diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi, maka potensi obyek pajak dan retribusi akan meningkat. Untuk mencapai pendapatan daerah sebagaimana yang diproyeksikan pada Tabel 3.15 kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada : 1. Dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upaya pencapaian target PAD antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan. Intensifikasi pendapatan dilakukan melalui peningkatan kualitas pemungutan pajak dan retribusi, peningkatan pelayanan dan debirokrasi aturan yang memudahkan masyarakat dalam memenuhi kewajiban membayar pajak dan retribusi, peningkatan sosialisasi tentang pembayaran pajak dan retribusi, penertiban reklame-reklame liar, serta peningkatan manajemen pengelolaan pajak, retribusi, dan sumber-sumber PAD lainnya. Kegiatan ekstensifikasi PAD dilakukan melalui upaya perluasan sumbersumber pendapatan asli daerah, baik yang berasal dari pajak daerah, retribusi, pengelolaan kekayaan daerah, maupun lain-lain sumber pendapatan asli yang sah. 2. Dalam meningkatkan pendapatan dari dana perimbangan, Pemkot Mojokerto berupaya meningkatkan perolehan dana dari bagi hasil pajak/bukan pajak, antara lain melalui peningkatan pelayanan kepada wajib pajak, khususnya PBBdalam bentuk pelayanan langsung pembetulan obyek dan subyek PBB, updating obyek dan subyek PBB, sosialisasi PBB dan BPHTB kepada aparat RT/RW dan tokoh-tokoh masyarakat. Upaya ini cukup berhasil, terbukti adanya peningkatan penerimaan dari tahun ke tahun. Selain itu juga diupayakan adanya peningkatan perolehan DAU dan DAK melalui usulan program/kegiatan kepada pemerintah pusat. 3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah bersumber dari dana hibah, dana darurat, dana penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi atau Pemda lainnya. Besar kecilnya pendapatan dari Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 32 sumber ini juga ditentukan oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi. Untuk meningkatkan pendapatan dari sumber ini Pemkot Mojokerto berupaya meningkatkan perolehan dana terutama dari bagi hasil pajak, hibah dan bantuan keuangan dari pemerintah provinsi. Mengacu pada kebijakan di atas, maka belanja daerah diharapkan dapat mencerminkan kebutuhan riil penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan potensi daerah. 3.3.2. Kebijakan Belanja Daerah Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun melalui pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan. Dalam rangka mengatur penggunaan anggaran belanja daerah agar tetap terarah, efisien dan efektif, maka arah kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2014-2019 sebagai berikut : 1. Pengelolaan (performance belanja based) daerah untuk sesuai dengan mendukung anggaran capaian target berbasis kinerja kinerja utama sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Kota Mojokerto Tahun 2014-2019 dengan menganut prinsip akuntabilitas, efektif dan efisien dalam rangka mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja; 2. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan Kota Mojokerto yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan; 3. Pemanfaatan belanja yang bersifat reguler/rutin diutamakan untuk memenuhi belanja yang bersifat mengikat antara lain pembayaran gaji PNS, belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota, dan belanja operasional kantor dengan prinsip mengedepankan prinsip efisien dan efektif; 4. Mengoptimalkan pemanfaatan belanja untuk penyelenggaraan urusan kewenangan Pemerintah Kota Mojokerto dan belanja bantuan hibah maupun belanja bantuan sosial untuk urusan non kewengan Pemerintah Kota Mojokerto. Berdasarkan proyeksi kapasitas kemampuan keuangan daerah, selanjutnya ditetapkan kebijakan alokasi dari kapasitas kemampuan keuangan daerah tersebut Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 33 kedalam 3 Kelompok Prioritas, yaitu Prioritas I, Prioritas II dan Prioritas III. Adapun ketentuan prioritas anggaran sebagai berikut : Prioritas I, dialokasikan untuk mendanai Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama. Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Daerah seperti gaji dan tunjangan pegawai serta Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH, belanja bunga, belanja bagi hasil dengan Kab/Kota, belanja hibah pendidikan (BOSKo), belanja tidak terduga, belanja operasional rutin, belanja operasional BLUD dan belanja untuk penyelenggaraan Pemilihan Walikota/Wakil Walikota di tahun 2018 serta pengeluaran pembiayaan untuk pembayaran pokok utang dan pembentukan dana cadangan. Pengeluaran wajib dan mengikat untuk 5 tahun mendatang dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 34 Tabel 3.16 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2014 – 2019 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto (Diolah) Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 35 Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan program prioritas dalam rangka pencapaian visi dan misi Walikota/Wakil Walikota 2014-2019, yaitu “Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral”. Di samping itu, prioritas II juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta program prioritas dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD. Kebijakan alokasi anggaran untuk prioritas II diarahkan pada : a) Sektor-sektor peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang berkualitas, serta mengembangkan sistem jaminan sosial, terutama bagi masyarakat miskin. b) Peningkatan kesejahteraan masyarakat, penanganan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan melalui revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, penguatan struktur ekonomi pedesaan berbasis potensi lokal, pemberdayaan koperasi dan UMKM, serta dukungan infrastruktur pedesaan. c) Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan diarahkan pada kegiatankegiatan pengurangan pencemaran lingkungan, mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam. Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja- belanja untuk memenuhi ketentuan kebijakan pendampingan terhadap programprogram Pemerintah Pusat maupun provinsi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan belanja tidak langsung yang dilakukan dengan prinsip pengembangan Kemitraan Pembiayaan antara Pemerintah Kota Mojokerto dan Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya melalui pendekatan sektoral dan spasial, yang meliputi hal-hal sebagai berikut : a) Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi/distribusi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi dan jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak; Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 36 b) Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat; c) Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada lembaga, kelompok masyarakat dan organisasi masyarakat yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya; Proyeksi lima tahun ke depan Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2015-2019, dapat dilihat pada tabel 3.17 sebagai berikut : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 37 Tabel 3.17 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2015 – 2019 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto (Diolah) Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 38 Rencana alokasi kapasitas keuangan daerah menurut kelompok prioritas Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2015-2019, disajikan melalui tabel 3.18, sebagai berikut : Tabel 3.18 Rencana Alokasi Kapasitas Keuangan Daerah Menurut Kelompok Prioritas Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2015 – 2019 Sumber : DPPKA Kota Mojokerto (Diolah) Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 39 3.3.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan pembiayaan daerah, dari aspek penerimaannya akan diarahkan untuk meningkatkan akurasi pembiayaan yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. SiLPA tahun 2015-2019 diproyeksikan turun fluktuatif dengan rata-rata per tahun sebesar (8,52)% dengan tahun dasar 2014, namun demikian tahun-tahun mendatang proses perencanaan dan penganggaran diharapkan akan menjadi lebih baik dan sistem pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan sudah berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau dengan asumsi bahwa SiLPA harus mampu menutup defisit anggaran yaitu maksimal 6% dari total APBD. Adapun Kebijakan yang diterapkan dalam pembiayaan daerah Kota Mojokerto adalah sebagai berikut. 1. Surplus anggaran cadangan, dan dapat investasi dimanfaatkan/dialokasikan jangka panjang sebagai dalam SiLPA, sumber dana penerimaan pembiayaan. 2. Dalam hal terjadi defisit anggaran, maka akan ditutup dari penerimaan pembiayaan yang berasal dari SiLPA pada Tahun sebelumnya. 3. Untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib, antara lain untuk pembayaran hutang pokok yang telah jatuh tempo. 4. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi, pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada BUMD yang berorientasi profit guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Penyertaan modal/pinjaman pihak ketiga diprioritaskan bagi koperasi dan UMKM yang diharapkan dapat menghasilkan sharing profit sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus meningkatkan kinerja koperasi dan UMKM Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto BAB III - 40