Analisis Kelayakan Investasi DSLAM pada TELKOM MSC

advertisement
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.1,(2014)
Analisis Kelayakan Investasi DSLAM pada TELKOM MSC
(Maintenance Service Centre)
Rendi Nugroho; Apol Pribadi Subriadi
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Jl. Sukolilo, Surabaya 60111
Email : [email protected]; [email protected]
Abstrak : TELKOM MSC (Maintenance
Service Center) adalah sebuah unit perusahaan
pengelola jasa pelayanan pemeliharaan dan
perbaikan alat produksi kepada unit-unit bisnis
dalam portofolio TELKOM. Sesuai dengan
tujuan dari TELKOM MSC sebagai penyedia
jasa pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat
produksi TELKOM, maka pihak perusahaan
melakukan sebuah proyek investasi perangkat
DSLAM. Pandangan sebagian besar para pelaku
bisnis adalah mereka menganggap bahwa
investasi TI hanya menghabiskan biaya belanja
perusahaan, tanpa memikirkan terhadap
manfaat yang akan diperoleh ke depannya.
Pada penelitian ini membahas tentang
permasalahan di atas, yaitu melakukan analisis
terhadap kelayakan suatu investasi TI ditinjau
dari biaya dan manfaat. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan Cost &
Benefti Analysis (CBA) dan Information
Economics (IE), di mana metode ini
membandingkan biaya yang dikeluarkan
perusahaan terhadap suatu investasi TI terhadap
manfaat yang diperoleh ke depannya, baik
manfaat yang bersifat tangible (berpengaruh
langsung terhadap keuntungan) maupun
intangible (tidak secara langsung berpengaruh
pada keuntungan) .
Keluaran dari penelitian dengan metode
CBA dan IE ini adalah sebuah justifikasi apakah
investasi itu layak atau tidak dipandang dari
beberapa faktor sesuai dengan metode tersebut.
Kata Kunci : Cost & Benefit, information
economics, tangible, intangible, DSLAM, MSC.
1. PENDAHULUAN
TELKOM MSC adalah suatu organisasi di
PT. TELKOM yang dibentuk sebagai pembentukan
pusat pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat
produksi
perusahaan.
Tujuan
pembentukan
TELKOM MSC adalah terbentuknya pengelola jasa
pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat produksi
perusahaan yang terpusat sehingga menciptakan
iklim yang lebih kondusif di dalam megoptimalkan
dukungan pelayanan pemeliharaan dan perbaikan
alat produksi kepada unit-unit bisnis dalam
portofolio TELKOM. Berdasarkan tujuan tersebut,
TELKOM MSC menginvestasikan sebuah alat yang
dinamakan DSLAM (Digital Subscriber Line Acces
Maintenance).
Alat
ini
berfungsi
untuk
memperbaiki (repair) yang berbasis internet
protocol (IP) pada perangkat-perangkat rusak yang
sebelumnya sudah melewati tahapan repair fisik
(solder, dll), serta mengecek apakah alat tersebut
sudah berfungsi secara normal atau belum.
Nilai investasi yang dikeluarkan untuk
pemasangan DSLAM memerlukan biaya yang tidak
sedikit, mencapai ratusan juta rupiah. Untuk itu,
dalam penelitian ini akan mengkaji lebih
dalam
tentang kelayakan investasi DSLAM pada
TELKOM MSC, dibandingkan dengan manfaat
yang diberikan. Analisis kelayakan investasi ini
menggunakan metode (CBA) Cost & Benefits
Analysis, metode ini dapat mengidentifikasi dan
mengkonversikan komponen-komponen penilaian
yaitu biaya-biaya dan manfaat-manfaat kedalam
nilai ekonomis yang dihasilkan oleh proyek
(Aula,2010).Serta
ditinjau
dari
Information
Economic (IE), di mana metode ini adalah
sekumpulan peralatan komputasional untuk
menkuantifikasi biaya dan manfaat dari suatu
proyek IT (parker et al, 1988. p5). Metode ini
digunakan untuk menganalisis biaya dan manfaat,
mengkuantifikasi biaya proyek TI yang hasilnya
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan. Dasar dari IE adalah keterkaitan antara
nilai yang dikeluarkan untuk proyek TI oleh
perusahaan dengan kemajuan bisnis perusahaan.
Pemilihan
mengapa
penelitian
ini
menggunakan metode CBA dan IE adalah untuk
mengetahui kelayakan investasi ini dari segi
finansial dan dampak terhadap proses strategis
perusahaan kelayakan investasi ini dari segi
finansial dan dampak terhadap proses strategis
perusahaan.
2. KAJIAN PUSTAKA
Menurut
Franchis
(1986),
investasi
merupakan dana yang ditanamkan pada satu aset
atau lebih dengan harapan akan memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan
menurut Fitzpatrick (2005), investasi TI adalah
investasi yang terdiri dari biaya siklus hidup total
kesesluruhan proyek yang melibatkan TI seperti
investasi dalam peralatan, aplikasi, layanan, dan
teknologi dasar (Hendri,2008).
Investasi TI dianggap perlu untuk dianalisis
karena kebanyakan manfaat yang diperoleh berupa
intangible, berbeda dengan investasi lainya seperti
mesin pabrik yang mudah diukur return atas
investasi-nya (Wigrantoro,2007). Investasi TI
memiliki dua komponen penting yang menjadi dasar
dari analisis yaitu biaya investasi TI dan manfaat
investasi TI yang diterima.
2.1.1 Biaya investasi TI
Menurut Widjajanta et al (2007)
biaya investasi TI adalah biaya yang
dikeluarkan untuk insialisasi investasi pada
awal pembangunan proyek hingga tahap
pengoperasian dan perawatan.
2.1.2 Manfaat Investasi TI
Hendri (2008) menyampaikan ada
dua bentuk dari manfaat investasi TI yang
diklasifikasian yaitu :
I. Tangible Benefit
Manfaat nyata atau yang berpengaruh
secara langsung terhadap keuntungan
perusahaan. Contohnya meningkatkan
keuntungan perusahaan, mengurangi biaya
belanja peralatan, dan sebagainya.
II. Intangible benefit
Manfaat tidak nyata atau yang dapat
dilihat mempunyai dampak positif bagi
perusahaan, tetapi tidak secara langsung
berpengaruh pada keuntungan. Contohnya
meningkatkan
citra
perusahaan,
meningkatkan
pengetahuan
pegawai,
mempermudah aktivitas dari proses bisnis.
2.2 Cost & Benefit Analysis (CBA)
Berdasarkan King et al (1978), metode
Cost Benefit & Analysis (CBA) merupakan metode
pendekatan yang mencoba untuk menghitung nilai
dari setiap elemen teknologi informasi yang
memiliki kontribusi terhadap biaya yang
dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh. CBA
memiliki komponen analisis investasi TI sebagai
berikut :
a. Memaksimalkan Return on investment.
b. Memaksimalkan NPV dari keuntungan
bersih.
c. Memaksimalkan IRR
d. Memperpendek Payback Periode.
e. Mengetahui nilai ARR
f. Mengetahui nilai Profitability index
2.3 Information Economic (IE)
Information economic (IE) pertama kali
diperkenalkan oleh M.Parker dan timnya dari IBM
pada tahun 1985, information economic adalah
sebuah metode perhitungan yang digunakan untuk
mengkuantifikasi biaya dan manfaat pada proyekproyek TI. Information economics bertujuan untuk
menghubungkan aspek kuantitatif dan kualitatif dari
manfaat teknologi informasi, baik yang bersifat
tangible maupun intangible. Menurut Parker metode
ini digunakan untuk menganalisis biaya dan
manfaat, mengkuantifikasi biaya proyek TI yang
hasilnya diharapkan memberikan manfaat kepada
perusahaan/organisasi. Dasar dari metode ini adalah
nilai yang dikatakan sebagai suatu ukuran dan biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dikaitkan
dengan
kemajuan
bisnis
ebuah
perusahaan/organisasi.
2.3.1 Pembobotan IE Scorecard
Pada tahapan ini akan dilakukan
pembobotan IE scorecard, dimana nilainilainya didapatkan dari hasil kuisioner yang
disebar (skala angka 5), kemudian dikalikan
dengan bobot masing-masing variabel.
3. METODOLOGI
3.1 Perumusan Masalah
Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap
permasalahan apa saja terkait dengan proyek
investasi DSLAM pada TELKOM MSC Area
Surabaya, yaitu :
1.
2.
Bagaimana mengitung/mengetahui kelayakan
investasi DSLAM di TELKOM MSC dari segi
tangible benefit dengan metode Cost & Benefit
analysis ?
Bagaimana mengitung/mengetahui kelayakan
investasi DSLAM di TELKOM MSC dari segi
intangible benefit dengan metode Information
Economic?
3.2 Pengambilan Data
Pada tahap ini dilakukan pengambilan data
berupa informasi apa saja yang terkait dengan
invesatsi pemasangan DSLAM di PT TELKOM.
Setelah mendapatkan apa saja yang terkait dengan
aplikasi tersebut, penulis akan mengambil data
terkait dengan siapa saja yang akan terlibat dengan
hasil studi kelayakan ini, atau dengan kata lain yang
terlibat dalam pengambilan keputusan. Pengambilan
data ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan di
perusahaan, dan beberapa rencana perusahaan
terkait dengan implementasi TI. Hasil dari
pengambilan data ini kemudian akan menjadi bahan
pertimbangan apakah rencana investasi yang
dilakukan telah sesuai dengan tujuan perusahaan.
Pengambilan data dilakukan dengan cara berikut :
3.2.1 Wawancara
Merupakan suatu teknik yang
dipakai untuk pengumpulan data dengan
mengadakan wawancara langsung dengan
para partisipan. Wawancara ini dilakukan
untuk menggali informasi-informasi terkait
dengan investasi DSLAM ini, data-data
finansial investasi DSLAM, serta aktivitasaktivitas utama atau proses bisnis dan proses
strategi perusahaan.
3.2.2 Penyebaran Angket / Kuisioner
Penyebaran angket dimaksudkan
untuk mendapatkan masukan persepsi
karyawan/pegawai yang terlibat langsung
tentang aspek-aspek intangibilitas terkait
manfaat pemasangan DSLAM. Penjabaran
mengenai angket ini dapat dilihat pada
Error! Reference source not found..
3.3 Analisis Data Finansial dengan Metode
CBA (Cost Benefit & Analysis)
Setelah mendapatkan data yang ada
(finansial), maka pada tahaan ini dilakukan analisis
dengan metode CBA, yang meliputi:
3.3.1 Analisis Biaya dan Manfaat
Pada
tahapan
ini
dilakukan
pendataan terkait dengan seluruh biaya dalam
investasi DSLAM serta manfaat-manfaat apa
saja yang didapat dari investasi ini.
3.3.2 Analisis Data dengan Metode CBA
Pada
tahapan
ini
adalah
memasukkan nilai-nilai biaya tersebut ke
dalam komponen CBA, meliputi :
a) NPV (Net Present Value)
Untuk mengetahui nilai dari proyek
dibandingkan dengan masa yang akan
datang sesuai dengan ketentuan proyek
terhadap suku bunga bank ,apakah nilai
proyek tersebut patut dilanjutakan atau
tidak dengan ketentuan perhitungan
NPV>0 maka proyek tersebut dapa
menciptakan cah inflow dengan
presentase lebih besar di bandingkan
oppurtunity
cost
modal
yang
ditanamkan. Apabila NPV = 0, proyek
kemungkinan dapat diterima karena
cash inflow yang akan diperoleh sama
dengan oppurtunity cost dari modal
yang ditanamkan.
b) Pay Back Perioade
Untuk mengetahui waktu kembali dana
yang diinvestasikan kedalam proyek
dibandingkan dengan harapan yang
ditarget,jika waktu kembali investasi
lebih dari target maka proyek tersebut
tidak baik untuk dilanjutkan.
c) Return of invesment(ROI)
Untuk mengetahui besar keuntungan
yang didapat terhadap dengan biaya
investasi apakah sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak,keluarannya
berupa prosentase keuntungan terhadap
investasi yang ditanamkan.
d) Internal rate of return (IRR)
Ditujukan untuk mengetahui cashflow
dari
investasi
yang
berbentuk
prosentase dan dibandingkan dengan
MARR (minimum atractive rate of
return). Jika IRR lebih besar dari pada
MARR maka proyek layak untuk
dilanjutkan,MARR
sendiri
adalah
tingkat keuntungan yang disarankan ke
dalam proyek.
e) Profitability index (PI)
Untuk mengetahui perbandingan antara
nilai investasi terhadap alur-alur kas
penerimaan yang ditarik ke masa
sekarang dengan metode NPV. Dengan
ketentuan dimana PI lebih besar dari 1
maka proyek tersebut menguntungkan
dan layak untuk dilanjutkan.
f) Accounting rate of return (ARR)
Ditujukan
untuk
mengetahui
keuntungan bersih dari suatu proyek
setelah pajak. Dengan ketentuan jika
ARR yang diterima lebih dari 100%
maka proyek tersebut dikatakan layak
untuk diteruskan
3.4 Analisis Investasi dengan Metode
Information Economics (IE)
Pada tahapan ini, data yang telah
diklasifikasikan pada tahapan sebelumnya dianalisis
dengan metode yang terdapat pada IE Framework.
Setelah itu, nilai dari hasil analisis yang telah
dilakukan dimasukkan kedalam IE Scorecard.
3.4.1 Uji Reliabilitas Kuisioner
Dilakukan uji reliabilitas dari
kuisioner yang disebar untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh reliable atau
tidak. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan software SPSS yang mampu
menghitung nilai Cronbach’s Alpha.
Menurut Arikunto, S. (1998), Koefisien nilai
Cronbach’s Alpha normalnya memiliki
rentang antara 0 – 1. Akan tetapi, koefisien
ini tidak memiliki batasan minimal. Semakin
mendekati 1, semakin reliabel atau sempurna
data kuisioner yang diperoleh.
3.4.2 Scoring Manfaat Intangible
Nilai ini didapat dari hasil kuisioner
yang telah didapatkan pada tahapan
sebelumnya. Skor ini kemudian dihitung per
faktor untuk mendapat nilai rata-rata masingmasing faktor. Lalu skor dari masing-masing
faktor ini dimasukkan kedalam IE Scorecard,
lalu kemudian dikalikan bobot masingmasing faktor, yang kemudian menjadi hasil
akhir dari value ini.
3.4.3 Penjumlahan Skor Total Proyek
Setelah didapat skor dari manfaat
intangible ini, lalu kemudian dilakukan
penjumlahan skoring keseluruhan faktor
untuk mendapatkan skor total proyek. Skor
total proyek ini yang akan menjadi acuan dari
kelayakan investasi ini.
Setelah didapat nilai akhir dari
proyek, selanjutnya adalah menganalisa
apakah skor proyek bernilai positif atau
negatif. Apabila skor proyek positif, maka
investasi ini dikatakan layak menurut hasil
analisis IE dengan mempertimbangkan
aspek-aspek yang terkait. Apabila negatif,
maka investasi ini dapat dikatakan tidak
layak karena resiko bagi perusahaan terkait
cukup besar.
3.5 Pembuatan Dokumen Tugas Akhir
Pembuatan dokumen tugas akhir ini
dilakukan pendokumentasian semua data, proses,
dan output dari hasil analisis. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah pembaca dan instansi terkait.
Dokumen tugas akhir ini juga nantinya akan
dijadikan sebagai laporan justifikasi terhadap
investasi pemasangan DSLAM pada PT. TELKOM
MSC. Pada bagian akhir dalam tugas akhir ini,
dicantumkan pula kesimpulan dan saran yang
didapat dari penelitian ini.
4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL
4.1 Asumsi Awal
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan
adalah sebanyak 16 orang dari populasi keseluruhan
20 orang (pegawai yang terlibat langsung dalam
perangkat DSLAM). Roscoe (1975) dalam Uma
Sekaran (1992:252) memberikan acuan untuk
menentukan aturan sampel :
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari
500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian.
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel
(pria/wanita, anak/dewasa, dsb), ukuran
sampel minimum 30 untuk tiap kategori
adalat tepat.
3. Dalam penelitian multivariate, ukuran
sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari
jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian ekspreimental sederhana
dengan kontrol eksperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin
dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20.
Berdasarkan penjelasan di atas juga melihat
dari jumlah populasi (20 orang), maka sampel
dengan jumlah 16 orang sudah bisa digunakan untuk
olah data.
4.2 Pembobotan
Pembobotan dalam
hal ini adalah
pembobotan terkait dengan variabel-variabel yang
ada dalam metode IE, yang dilakukan dengan cara
menyebarkan kuisioner kepada karyawan yang ada
di TELKOM MSC, sedangkan untuk bobot nilai
untuk masing-masing variable ditentukan oleh
bebrapa manajer pada departemen maintenance
service. Lebih jelasnya bisa dilihat di tabel berikut
Tabel 1Pembobotan IE
Skala Bobot Max
Business Domain
A. ROI
B. Strategic Match
C. Management Information
D. Project Organization
Risk
0-5
0-5
0-5
0-5
5
6
5
25
30
25
-1
-5
4.3.2 Biaya Berjalan
Biaya berjalan adalah komponen
biaya yang diperlukan untuk pengoperasian
dan pemeliharaan proyek tersebut (dalam
satuan rupiah). Biaya yang termasuk dalam
biaya berjalan adalah biaya pemeliharaan
rutin, pemakaian listrik untuk pengoperasian
alat tersebut, peyempurnaan sistem, dan
biaya training karyawan.
Tabel 2 Biaya berjalan
Biaya
Berjalan
TOTAL
Technology Domain
A. Definitional Uncertainty
B. Technical Uncertainty
C. Strategic IS
Architechture
D. IS Infrastructure Risk
0-5
0-5
-1
-3
-5
-15
0-5
4
20
0-5
-4
-20
Total Score
20
100
Total Risk
-9
45
Dari hasil penilaian kedua domain diatas,
nilai bobot yang didapat kemudian akan dimasukkan
kedalam IE Scorecard. Bobot yang memiliki nilai
positif diusahakan untuk mencapai nilai 20
dikarenakan setelah di kalikan dengan nilai
maksimal yaitu 5, maka nilai 100 akan lebih mudah
memberikan gambaran tingkat kepentingan dari
proyek yang sedang dinilai, yang ditunjukkan oleh
skor akhir perhitungan IE.
4.3 Biaya Awal
4.3.1 Biaya Investasi Awal
Biaya investasi adalah seluruh
komponen biaya pada tahun pertama yang
dibutuhkan
untuk
mengawali
dan
membangun proyek TI tersebut, yaitu
pemasangan alat DSLAM.Biaya yang
dikeluarkan untuk investasi awal adalah
sebesar Rp 956.552.800,00
TAHUN 1
TAHUN 2
TAHUN 3
TAHUN 4
38.434.000
26.392.000
21.492.000
21.547.000
4.4 Identifikasi Manfaat Langsung
4.4.1 Penghematan Biaya Maintenance
Manfaat langsung yang didapatkan
oleh TELKOM MSC terkait dengan proyek
pemasangan DSLAM adalah adanya
penghematan dalam segi biaya maintenance
alat-alat yang rusak. Besarnya penghemaan
yang bisa dilakukan adalah seperti pada tabel
berikut :
Tabel 3 Biaya Penghematan
PENGHEMATAN
Th1
Th 2
Th 3
Th4
614.916.127
701.443.694
1.166.504.312
845.677.222
4.4.2 Skor ROI
Setelah menghitung nilai manfaat
langsung, langkah selanjutnya adalah
mengitung nilai ROI (Return of Investment),
dengan tujuan untuk mengukur prosentase
manfaat yang dihasilkan oleh proyek
dibandingkan
dengan
biaya
yang
dikeluarkan.
Selanjutnya dari nilai ROI tersebut
akan dibobotkan sesuai dengan kriteria yang
ada, atau bisa dilihat dalam tabel 4.
Tabel 4 ROI
ROI (Return on Investment)
suku bunga
7,50%
A. Biaya Awal :
B. Yearly Cash
Flow
956.552.800
tahun 1
penghematan
maintenance
biaya berjalan
614.916.127
tahun 2
701.443.694
26.392.000
tahun 3
tahun 4
1.166.504.312
845.677.222
38.434.000
cash flow
(sebelum pajak)
576.482.127
Pajak 1%
nett cash flow
setelah pajak
5.764.821
DF 7,50%
0,930232558
PV
530.899.819
675.051.694
6.750.517
570.717.305
668.301.177
0,865332612
578.302.803
21.492.000
21.547.000
1.145.012.312
824.130.222
11.450.123
8.241.302
1.133.562.189
815.888.920
0,80496057
0,74880053
912.472.865
610.938.056
2.632.613.542
ROI
D. Scoring :
175,219%
175,22%
Score
0
1
2
3
4
5
Tabel Dari perhitungan ROI diatas,
diperoleh nilai 176,897% yang artinya lebih
dari 100%, maka investasi ini layak untuk
dilanjutkan.
Menurut Parker dan Marylin (1988)
dalam bukunya yang berjudul “Information
Economics : Linking Business Performance
to Information Technologyl" bahwa nilai
ROI yang mencapai nilai 176,897% adalah
mempunyai skor 1. Selanjutnya skor ini
nantinya dimasukkan ke dalam kolom ROI
pada IE Scorecard Final.
4.5 Identifikasi Manfaat Intangible
Analisis manfaat intangible dilakukan
dengan menyebarkan angket kuisioner kepada
karyawan inti yang berkaitan langsung dalam
proyek pemasangan DSLAM pada TELKOM
MSC. Pertanyaan difokuskan kepada faktor-faktor
atau variabel-variabel yang berkaitan dengan
kondisi perusahaan yang sesuai dalam metode IE.
Adapun tiap-tiap pertanyaan memiliki bobot
yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Setiap pertanyaan memiliki skala dari 0-5.
4.6 Hasil Kuisioner
Kuisioner ini disebarkan kepada 16
responden yang merupakan karyawan inti pada
TELKOM MSC yang terlibat langsung dalam
1%
300%
500%
700%
900%
to
to
to
to
over
299%
499%
699%
899%
SCORE ROI
1
proyek pemasangan DSLAM. Kuisioner ini berisi
pertanyaan yang dapat dilihat pada LAMPIRAN .
Adapun hasil dari kuisioner dapat dilihat pada
lampiran.
4.7 Uji Reliabilitas Kuisioner
Pada tahapan ini akan dilakukan uji
reliabilitas kuisioner dilakukan dengan cara
menghitung nilai Cronbach’s Alpha dengan
menggunakan software SPSS.
Perhitungan nilai Cronbach’s Alpha dari
hasil kuisioner adalah 0.958 yang berarti data
tersebut sempurna dan reliable.
Langkah selanjutnya adalah menghitung
nilai rata-rata per pertanyaan. Jumlah dari jawaban
seluruh
responden dibagi dengan jumlah
responden, yakni 16 orang.
Selanjutnya, nilai dari masing-masing
pertanyaan dijumlahkan lalu dihitung nilai rata-rata
berdasarkan faktor. Lakukan cara yang sama pada
semua faktor yang di analisis. Perhitungan untuk
mencari nilai rataan bisa dilihat pada lampiran.
Hasil nilai rataan tiap faktor bisa dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5 Nilai Rataan tiap variabel
FAKTOR
Strategic Match
Management Information
Support
RATAAN
3,9375
3,875
Project Organizational Risk
0,9375
Strategis IS Architectur
3,875
Defitional Uncertainty
Technical Uncertainty
1,1875
3,025
IS Infrastructur Risk
4,25
4.8 Analisis Hasil Kuisioner Business
Domain
Analisis ini merujuk kepada hasil dari nilai
rataan pada faktor Business Domain yang terdapat
di Tabel 9 diatas. Arti dari nilai-nilai tersebut
menurut Parker dan Marlyn 1988) yang disesuaikan
dengan kondisi TELKOM MSC adalah sebagai
berikut :
 Strategic Match
Skor untuk faktor strategic match adalah
3,94. Skor ini menandakan bahwa proyek
pemasangan DSLAM mempunyai hubungan
langsung untuk mencapai sebagian tujuan
strategis PT. TELKOM MSC.
 Management Information Support of Core
Activities
Skor untuk faktor management information
support of core activities adalah 3,88. Skor
ini menandakan bahwa proyek pemasangan
DSLAMsangat penting untuk menyediakan
informasi di masa mendatang pada
TELKOM MSC.
 Project or Organizational Risk
Skor untuk project or organizational risk ini
adalah 0,94. Skor ini menggambarkan
tingkat keterkaitan kemampuan perusahaan
untuk
melakukan
perubahan
yang
dibutuhkan proyek TI ini cukup tinggi.
4.9 Analisis Hasil Kuisioner Technology
Domain
Analisis ini merujuk kepada hasil dari ratarata faktor Technology Domain yang terdapat di
tabel 9.
 Strategic
Information
System
Architechture
Skor untuk faktor ini adalah 3,88. Hal ini
menandakan bahwa proyek pemasangan
DSLAM adalah bagian dari perencanaan
sistem informasi, menghasilkan keuntungan
yang besar, bukan merupakan prasyarat dari
proyek lain, tetapi secara langsung terkait
erat dengan proyek lain.
 Definitional Uncertainty
Skor untuk faktor definitional uncertainty
ini adalah 1,19. Hal ini menandakan bahwa
kebutuhan dan spesifikasi cukup jelas,
sehingga kecil kemungkinan atas terjadinya
perubahan yang tidak rutin.
 Technical Uncertainty
Skor untuk faktor ini adalah 3,02. Hal ini
menandakan bahwa perlu beberapa keahlian
baru untuk staff dan lebih ekstensif untuk
manajemen., Beberapa fasilitas pokok
belum
pernah
diuji
ataupun
diimplementasikan. Aplikasi ini hanya
membutuhkan software standart yang
digunakan, tetapi perlu interface yangg
cukup kompleks. Program dapat dibeli, tapi
tingkat kerumitannya sangat tinggi, atau
program akan dikembangkan perusahaan
dengan tingkat kerumitannya sedang.
 Information System Infrastructure Risk
Skor untuk faktor ini adalah 4,25. Hal ini
menandakan bahwa diperlukan perubahan
seperlunya pada beberapa elemen finansial
di area yang berbeda. Biaya investasi di
awal untuk staf, software, hardware, dan
manajemen berkisar dari sedang sampai
tinggi, yang mana tidak termasuk adalam
implementasi sistem informasi finansial ini,
tetapi mewakili investasi fasilitas sistem
informasi untuk mendukung investasi itu
sendiri.
4.10 Scorecard
Selanjutnya, setelah didapat hasil dari
kuisioner tersebut, lalu nilai yang didapat tersebut
dimasukan kedalam IE Scorecard bersama dengan
nilai yang telah didapat dari perhitungan ROI yang
telah dilakukan pada tahapan sebelumnya. Nilai –
nilai tersebut dimasukan kedalam kolom yang
sesuai dengan domain dan juga faktornya.
Selanjutnya, nilai ini dikalikan dengan bobot tiap
tiap faktor yang telah didapat dari tahapan
pembobotan di awal.
Setelah dimasukkan hasil perhitungan dari
ROI dan juga kuisioner, maka dilakukan
perhitungan dengan cara mengalikan bobot dengan
nilai dari perhitungan ROI dan kuisioner yang telah
didapat dari hasil analisis.
Tabel 6 Final IE scorecard
Evaluator
ROI
+
5
Weight
Score
Project Score
1
5
The Information Economics Scorecard
Business Domain
Technology Domain
SM
MI
OR
DU
TU
SA
+
+
+
6
5
-1
-1
-3
4
3,93
23,62
3,87
19,37
Dari hasil analisis yang dilakukan,
didapatkan beberapa rekomendasi untuk TELKOM
MSC terkait proyek pemasanagn perangkat
DSLAM, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan pelatihan bagi karyawan
yang terlibat langsung dengan sistem ini
nantinya.
2. Diperlukan perubahan seperlunya pada
beberapa elemen finansial di area yang
berbeda. Biaya investasi di awal untuk
pelatihan staff, hardware, dan manajemen.
Berdasarkan final IE scorecard di atas,
diperoleh nilai akhir sebesar 35,3 dengan skor
maksimum 100 dan skor minimum -45. Kedua skor
tersebut akan dijadikan sebagai acuan interval
penilaian akhir, hal ini mengacu pada suharsimi
Arikunto (2005) dalam bukunya “Manajemen
Penelitian” halaman. 209, yaitu dengan cara selisih
antara nilai maksimum dan minimum dibagi
dengan 5, di mana 5 merupakan tingkatan interval
dalam pemberian kategori penilaian. Tingkatannya
adalah sebagai berikut : Sangat kurang, kurang,
cukup, baik, dan sangat baik.
Berikut adalah langkah-langkah menentukan posisi
range penilaian :
Menetukan nilai interval
maka
-45 + 29 = -16
-16 + 29 = 13
13 + 29 = 42
42 + 29 = 71
71 + 29 = 100
= (100-(-45))/5 = 29,
Tabel 7 Interval penilaian
Skala
-45 s/d -16
-16 s/d 13
13 s/d 42
42 s/d 71
71 s/d 100
Keterangan
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
0,93
-0,93
1,188
-1,188
3,02
-9,07
3,87
15,5
Total
IR
-4
4,25
-17
35,3
Berdasarkan tabel di atas, nilai 35,3 masuk dalam
kategori cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
investasi ini layak dilanjutkan.
4.11 Analisis dengan Metode Cost &Benefit
Analysis
Pada bagian ini akan dilakukan analisis
dengan metode cost & benefit analysis (CBA),
yang meliputi :
4.11.1 ROI
Metode ROI bertujuan untuk
mengukur
prosentase
manfaat
yang
dihasilkan oleh proyek dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan. Dari perhitungan
diperoleh nilai ROI adalah 176,897%%
yang artinya adalah lebih besar dari 100%,
maka investasi ini layak untuk diteruskan.
4.11.2 Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) berfungsi
untuk mengetahui arus kas dalam masa yang
akan datang ditarik ke nilai masa sekarang.
Perhitungan menunjukkan nilai
sebesar Rp 1.676.060.742,00 yang artinya
lebih dari nol, maka investasi ini layak
diteruskan.
4.11.3 Pay Back Periode
Payback Periode adalah waktu
yang diukur saaat dimulai investasi sampai
dengan tercapainya kondisi Break Even
Point (BEP), yang menunjukkan lamanya
waktu pengembalian biaya atau investasi
yang dikeluarkan dalam membangun
proyek.
Dalam kasus investasi ini, nilai
perhitungan pay back periode sesuai dengan
rumus yang ada didapat nilai 1,74 tahun,
artinya nilai pengembalian sampai mencapai
kondisi BEP adalah selama 1,74 tahun.
4.11.4 Internal Rate of Return (IRR)
IRR
bertujuan
mengetahui
persentase keuntungan dari suatu proyek
tiap-tiap tahun. Jika IRR lebih besar dari
pada suku bunga bank yang berlaku, maka
investasi bisa dianggap layak. IRR ini juga
digunakan untuk menghitung nilai i (suku
bunga), dimana nilai NPV harus sama
dengan nol. Perhitungan IRR pada investasi
ini sesuai dengan tabel berikut
Dari perhitungan IRR jika kita lihat
dalam grafik maka akan tampak sebagai
berikut :
80000000
60000000
40000000
20000000
0
-20000000
0.6
0.64 0.648 0.65
0.7
-40000000
-60000000
-80000000
Gambar 1 Grafik Interpolasi IRR
Dari grafik mtersebut nilai i dimana
NPV mencapai sama dengan nol adalah
pada angka 64,8%.
4.11.5 Profitability Index (PI)
PI merupakan metode untuk
menganalisis suatu investasi dengan cara
membandingkan antara nilai penerimaanpenerimaan sekarang kas bersih di masa
yang akan datang dengan nilai sekarang
investasi.
Perhitungan PI dalam investasi ini
menunjukkan niali 2,75, yang artinya lebih
dari 1, maka investasi ini layak untuk
dilanjutkan.
4.11.6 Average Rete of Return (ARR)
Average Rate of Return (ARR) atau
sering disebut juga dengan Accounting Rate
of
Return,
menunjukkan
prosentase
keuntungan netto sesudah pajak dihitung
dari rata-rata investasi.
Perhitungan ARR dalam investasi
ini adalah sebesar 83,33%.
5.
KESIMPULAN
Dengan menggunakan metode IE dan CBA
untuk menganalisis kelayakan
investasi
pemasangan DSLAM pada PT. TELKOM MSC
Surabaya, maka dapat disimpulkan investasi yang
dilakukan layak untuk dilakukan, dengan dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut :
 Dari perhitungan ROI didapat hasil total
manfaat selama 4 tahun adalah sebesar Rp
3.328.541.354,00 dan ROI sebesar 175,22%.
Hal ini menunjukkan bahwa manfaat yang
didapatkan dari investasi ini cukup besar jika
dibandingkan biaya yang dikeluarkan di awal,
yaitu sebesar Rp 956.552.800,00
 Dengan skor minimal proyek sebesar -45 dan
skor maksimal proyek sebesar 100, proyek
investasi pemasangan DSLAM ini mendapat
nilai akhir (final IE scorecard) sebesar 35,3.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa investasi
DSLAM ini cukup menguntungkan bagi pihak
TELKOM MSC dan menunjang pihak
perusahaan
untuk
mencapai
tujuan
strategisnya.
 Hasil akhir perhitungan skor final IE
scorecard menunjukkan resiko dari investasi
yang dilakukan ini cukup rendah dilihat dari
nilai resiko sebesar -28,20 dari nilai maksimal
-45.
 Dari analisis menggunakan metode cost &
benefit analysis (CBA) didapat nilai :
- NPV sebesar Rp 1.679.060,742 ,00
- ROI sebesar 175,22 %
- IRR sebesar 64,8%
- PI bernilai 2,75
- ARR sebesar 83,33 %
- Pay back periode selama 1,73 tahun.
Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan
bahwa dari segi nilai terhadap analisis CBA maka
investasi ini layak untuk diteruskan.
Meskipun investasi ini dianggap layak untuk
diteruskan, namun ada beberapa faktor yang bisa
memmpengaruhi kelangsungan investasi ini untuk
dihentikan, antara lain :
 Keputusan pihak manajemen pusat untuk
menggantinya dengan sistem baru.
 Adanya teknologi baru pada perangkat
(yang rusak) yang sudah tidak bisa
diperbaiki dengan perangkat DSLAM.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony,Robert,N., dan Vijay,G, 2002, Sistem
Pengendalian Manajemen,
Buku
Pertama,
Terjemahan Drs. F.X Kurniawan, Salemba Empat,
Jakarta.
Aula,A, 2010, Modul Mata Kuliah Evaluasi Proyek
Cost & Benefit Analisis, Pendidikan Ekonomi dan
Ilmu
Sosial
:
Universitas
Negeri
Yogyakarta,Yogyakarta.
Arikunto,S, 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta :
Rineka Cipta.
Basrowi dan Suwandi., 2008, Memahami
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Dapaah,K, 2012, Appraisal and Cost–Benefit
Analysis. National University of Singapore,
Singapore.
Driwantara, 2005, Mengukur ROI (Return on
Investment)
terhadapa
efektivitas
suatu
pelatihan.Universitas Sumatra Utara : fakultas
teknologi industry.
Fitzpatrick,dan Edmund W, 2005, IT Portfolio
Management : Maximizing the Return on
Information Technology Investment. IT Economics
Corporation.
Francis,dan Jack,C, 1986, Investment: Analysis and
Management, Mc-Grow Hill Book Company, New
York.
Gay,L.R dan Diehl,P.L, 1992, "Research Methods
for Business".
Gliem
and
Gliem.
(2003).
Calculating,
Interpreting, and Reporting Cronbach’s Alpha
Reliability Coefficient for Likert Tye Scales. 2003
Midwest Research to Practice Conference in Adult,
Continuing, and Community Education.
Hendry,S, 2008, Kajian Manajemen Investasi
Proyek E-Learning Dengan Pendekatan Generic
Is/It Business Values. STMIK MDP, Palembang.
Kasmir dan Jakfar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis.
Kencana,Jakarta.
King,J.,dan Schrems,E, 1978, Cost Benefit Analysis
in IS Development and Operation. Computing
Surveys, March.
Parker,dan
Marylin,M,
1988,
Information
Economics : Linking Business Performance to
Information Technology. Prentice Hall, New
Jersey.
Puspanendra, B, 2012, Feasibility Analysis of
Information System Financial Applications
Investment Using Information Economics Method
(IE) in CV. Rinjani Agro Sentosa. InstitutTeknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya
Download