JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.1,(2014) Analisis Kelayakan Investasi DSLAM pada TELKOM MSC (Maintenance Service Centre) Rendi Nugroho; Apol Pribadi Subriadi Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jl. Sukolilo, Surabaya 60111 Email : [email protected]; [email protected] Abstrak : TELKOM MSC (Maintenance Service Center) adalah sebuah unit perusahaan pengelola jasa pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat produksi kepada unit-unit bisnis dalam portofolio TELKOM. Sesuai dengan tujuan dari TELKOM MSC sebagai penyedia jasa pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat produksi TELKOM, maka pihak perusahaan melakukan sebuah proyek investasi perangkat DSLAM. Pandangan sebagian besar para pelaku bisnis adalah mereka menganggap bahwa investasi TI hanya menghabiskan biaya belanja perusahaan, tanpa memikirkan terhadap manfaat yang akan diperoleh ke depannya. Pada penelitian ini membahas tentang permasalahan di atas, yaitu melakukan analisis terhadap kelayakan suatu investasi TI ditinjau dari biaya dan manfaat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Cost & Benefti Analysis (CBA) dan Information Economics (IE), di mana metode ini membandingkan biaya yang dikeluarkan perusahaan terhadap suatu investasi TI terhadap manfaat yang diperoleh ke depannya, baik manfaat yang bersifat tangible (berpengaruh langsung terhadap keuntungan) maupun intangible (tidak secara langsung berpengaruh pada keuntungan) . Keluaran dari penelitian dengan metode CBA dan IE ini adalah sebuah justifikasi apakah investasi itu layak atau tidak dipandang dari beberapa faktor sesuai dengan metode tersebut. Kata Kunci : Cost & Benefit, information economics, tangible, intangible, DSLAM, MSC. 1. PENDAHULUAN TELKOM MSC adalah suatu organisasi di PT. TELKOM yang dibentuk sebagai pembentukan pusat pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat produksi perusahaan. Tujuan pembentukan TELKOM MSC adalah terbentuknya pengelola jasa pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat produksi perusahaan yang terpusat sehingga menciptakan iklim yang lebih kondusif di dalam megoptimalkan dukungan pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat produksi kepada unit-unit bisnis dalam portofolio TELKOM. Berdasarkan tujuan tersebut, TELKOM MSC menginvestasikan sebuah alat yang dinamakan DSLAM (Digital Subscriber Line Acces Maintenance). Alat ini berfungsi untuk memperbaiki (repair) yang berbasis internet protocol (IP) pada perangkat-perangkat rusak yang sebelumnya sudah melewati tahapan repair fisik (solder, dll), serta mengecek apakah alat tersebut sudah berfungsi secara normal atau belum. Nilai investasi yang dikeluarkan untuk pemasangan DSLAM memerlukan biaya yang tidak sedikit, mencapai ratusan juta rupiah. Untuk itu, dalam penelitian ini akan mengkaji lebih dalam tentang kelayakan investasi DSLAM pada TELKOM MSC, dibandingkan dengan manfaat yang diberikan. Analisis kelayakan investasi ini menggunakan metode (CBA) Cost & Benefits Analysis, metode ini dapat mengidentifikasi dan mengkonversikan komponen-komponen penilaian yaitu biaya-biaya dan manfaat-manfaat kedalam nilai ekonomis yang dihasilkan oleh proyek (Aula,2010).Serta ditinjau dari Information Economic (IE), di mana metode ini adalah sekumpulan peralatan komputasional untuk menkuantifikasi biaya dan manfaat dari suatu proyek IT (parker et al, 1988. p5). Metode ini digunakan untuk menganalisis biaya dan manfaat, mengkuantifikasi biaya proyek TI yang hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan. Dasar dari IE adalah keterkaitan antara nilai yang dikeluarkan untuk proyek TI oleh perusahaan dengan kemajuan bisnis perusahaan. Pemilihan mengapa penelitian ini menggunakan metode CBA dan IE adalah untuk mengetahui kelayakan investasi ini dari segi finansial dan dampak terhadap proses strategis perusahaan kelayakan investasi ini dari segi finansial dan dampak terhadap proses strategis perusahaan. 2. KAJIAN PUSTAKA Menurut Franchis (1986), investasi merupakan dana yang ditanamkan pada satu aset atau lebih dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Fitzpatrick (2005), investasi TI adalah investasi yang terdiri dari biaya siklus hidup total kesesluruhan proyek yang melibatkan TI seperti investasi dalam peralatan, aplikasi, layanan, dan teknologi dasar (Hendri,2008). Investasi TI dianggap perlu untuk dianalisis karena kebanyakan manfaat yang diperoleh berupa intangible, berbeda dengan investasi lainya seperti mesin pabrik yang mudah diukur return atas investasi-nya (Wigrantoro,2007). Investasi TI memiliki dua komponen penting yang menjadi dasar dari analisis yaitu biaya investasi TI dan manfaat investasi TI yang diterima. 2.1.1 Biaya investasi TI Menurut Widjajanta et al (2007) biaya investasi TI adalah biaya yang dikeluarkan untuk insialisasi investasi pada awal pembangunan proyek hingga tahap pengoperasian dan perawatan. 2.1.2 Manfaat Investasi TI Hendri (2008) menyampaikan ada dua bentuk dari manfaat investasi TI yang diklasifikasian yaitu : I. Tangible Benefit Manfaat nyata atau yang berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan perusahaan. Contohnya meningkatkan keuntungan perusahaan, mengurangi biaya belanja peralatan, dan sebagainya. II. Intangible benefit Manfaat tidak nyata atau yang dapat dilihat mempunyai dampak positif bagi perusahaan, tetapi tidak secara langsung berpengaruh pada keuntungan. Contohnya meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan pengetahuan pegawai, mempermudah aktivitas dari proses bisnis. 2.2 Cost & Benefit Analysis (CBA) Berdasarkan King et al (1978), metode Cost Benefit & Analysis (CBA) merupakan metode pendekatan yang mencoba untuk menghitung nilai dari setiap elemen teknologi informasi yang memiliki kontribusi terhadap biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh. CBA memiliki komponen analisis investasi TI sebagai berikut : a. Memaksimalkan Return on investment. b. Memaksimalkan NPV dari keuntungan bersih. c. Memaksimalkan IRR d. Memperpendek Payback Periode. e. Mengetahui nilai ARR f. Mengetahui nilai Profitability index 2.3 Information Economic (IE) Information economic (IE) pertama kali diperkenalkan oleh M.Parker dan timnya dari IBM pada tahun 1985, information economic adalah sebuah metode perhitungan yang digunakan untuk mengkuantifikasi biaya dan manfaat pada proyekproyek TI. Information economics bertujuan untuk menghubungkan aspek kuantitatif dan kualitatif dari manfaat teknologi informasi, baik yang bersifat tangible maupun intangible. Menurut Parker metode ini digunakan untuk menganalisis biaya dan manfaat, mengkuantifikasi biaya proyek TI yang hasilnya diharapkan memberikan manfaat kepada perusahaan/organisasi. Dasar dari metode ini adalah nilai yang dikatakan sebagai suatu ukuran dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dikaitkan dengan kemajuan bisnis ebuah perusahaan/organisasi. 2.3.1 Pembobotan IE Scorecard Pada tahapan ini akan dilakukan pembobotan IE scorecard, dimana nilainilainya didapatkan dari hasil kuisioner yang disebar (skala angka 5), kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing variabel. 3. METODOLOGI 3.1 Perumusan Masalah Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap permasalahan apa saja terkait dengan proyek investasi DSLAM pada TELKOM MSC Area Surabaya, yaitu : 1. 2. Bagaimana mengitung/mengetahui kelayakan investasi DSLAM di TELKOM MSC dari segi tangible benefit dengan metode Cost & Benefit analysis ? Bagaimana mengitung/mengetahui kelayakan investasi DSLAM di TELKOM MSC dari segi intangible benefit dengan metode Information Economic? 3.2 Pengambilan Data Pada tahap ini dilakukan pengambilan data berupa informasi apa saja yang terkait dengan invesatsi pemasangan DSLAM di PT TELKOM. Setelah mendapatkan apa saja yang terkait dengan aplikasi tersebut, penulis akan mengambil data terkait dengan siapa saja yang akan terlibat dengan hasil studi kelayakan ini, atau dengan kata lain yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Pengambilan data ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan di perusahaan, dan beberapa rencana perusahaan terkait dengan implementasi TI. Hasil dari pengambilan data ini kemudian akan menjadi bahan pertimbangan apakah rencana investasi yang dilakukan telah sesuai dengan tujuan perusahaan. Pengambilan data dilakukan dengan cara berikut : 3.2.1 Wawancara Merupakan suatu teknik yang dipakai untuk pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung dengan para partisipan. Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi-informasi terkait dengan investasi DSLAM ini, data-data finansial investasi DSLAM, serta aktivitasaktivitas utama atau proses bisnis dan proses strategi perusahaan. 3.2.2 Penyebaran Angket / Kuisioner Penyebaran angket dimaksudkan untuk mendapatkan masukan persepsi karyawan/pegawai yang terlibat langsung tentang aspek-aspek intangibilitas terkait manfaat pemasangan DSLAM. Penjabaran mengenai angket ini dapat dilihat pada Error! Reference source not found.. 3.3 Analisis Data Finansial dengan Metode CBA (Cost Benefit & Analysis) Setelah mendapatkan data yang ada (finansial), maka pada tahaan ini dilakukan analisis dengan metode CBA, yang meliputi: 3.3.1 Analisis Biaya dan Manfaat Pada tahapan ini dilakukan pendataan terkait dengan seluruh biaya dalam investasi DSLAM serta manfaat-manfaat apa saja yang didapat dari investasi ini. 3.3.2 Analisis Data dengan Metode CBA Pada tahapan ini adalah memasukkan nilai-nilai biaya tersebut ke dalam komponen CBA, meliputi : a) NPV (Net Present Value) Untuk mengetahui nilai dari proyek dibandingkan dengan masa yang akan datang sesuai dengan ketentuan proyek terhadap suku bunga bank ,apakah nilai proyek tersebut patut dilanjutakan atau tidak dengan ketentuan perhitungan NPV>0 maka proyek tersebut dapa menciptakan cah inflow dengan presentase lebih besar di bandingkan oppurtunity cost modal yang ditanamkan. Apabila NPV = 0, proyek kemungkinan dapat diterima karena cash inflow yang akan diperoleh sama dengan oppurtunity cost dari modal yang ditanamkan. b) Pay Back Perioade Untuk mengetahui waktu kembali dana yang diinvestasikan kedalam proyek dibandingkan dengan harapan yang ditarget,jika waktu kembali investasi lebih dari target maka proyek tersebut tidak baik untuk dilanjutkan. c) Return of invesment(ROI) Untuk mengetahui besar keuntungan yang didapat terhadap dengan biaya investasi apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak,keluarannya berupa prosentase keuntungan terhadap investasi yang ditanamkan. d) Internal rate of return (IRR) Ditujukan untuk mengetahui cashflow dari investasi yang berbentuk prosentase dan dibandingkan dengan MARR (minimum atractive rate of return). Jika IRR lebih besar dari pada MARR maka proyek layak untuk dilanjutkan,MARR sendiri adalah tingkat keuntungan yang disarankan ke dalam proyek. e) Profitability index (PI) Untuk mengetahui perbandingan antara nilai investasi terhadap alur-alur kas penerimaan yang ditarik ke masa sekarang dengan metode NPV. Dengan ketentuan dimana PI lebih besar dari 1 maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan. f) Accounting rate of return (ARR) Ditujukan untuk mengetahui keuntungan bersih dari suatu proyek setelah pajak. Dengan ketentuan jika ARR yang diterima lebih dari 100% maka proyek tersebut dikatakan layak untuk diteruskan 3.4 Analisis Investasi dengan Metode Information Economics (IE) Pada tahapan ini, data yang telah diklasifikasikan pada tahapan sebelumnya dianalisis dengan metode yang terdapat pada IE Framework. Setelah itu, nilai dari hasil analisis yang telah dilakukan dimasukkan kedalam IE Scorecard. 3.4.1 Uji Reliabilitas Kuisioner Dilakukan uji reliabilitas dari kuisioner yang disebar untuk mengetahui apakah data yang diperoleh reliable atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS yang mampu menghitung nilai Cronbach’s Alpha. Menurut Arikunto, S. (1998), Koefisien nilai Cronbach’s Alpha normalnya memiliki rentang antara 0 – 1. Akan tetapi, koefisien ini tidak memiliki batasan minimal. Semakin mendekati 1, semakin reliabel atau sempurna data kuisioner yang diperoleh. 3.4.2 Scoring Manfaat Intangible Nilai ini didapat dari hasil kuisioner yang telah didapatkan pada tahapan sebelumnya. Skor ini kemudian dihitung per faktor untuk mendapat nilai rata-rata masingmasing faktor. Lalu skor dari masing-masing faktor ini dimasukkan kedalam IE Scorecard, lalu kemudian dikalikan bobot masingmasing faktor, yang kemudian menjadi hasil akhir dari value ini. 3.4.3 Penjumlahan Skor Total Proyek Setelah didapat skor dari manfaat intangible ini, lalu kemudian dilakukan penjumlahan skoring keseluruhan faktor untuk mendapatkan skor total proyek. Skor total proyek ini yang akan menjadi acuan dari kelayakan investasi ini. Setelah didapat nilai akhir dari proyek, selanjutnya adalah menganalisa apakah skor proyek bernilai positif atau negatif. Apabila skor proyek positif, maka investasi ini dikatakan layak menurut hasil analisis IE dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang terkait. Apabila negatif, maka investasi ini dapat dikatakan tidak layak karena resiko bagi perusahaan terkait cukup besar. 3.5 Pembuatan Dokumen Tugas Akhir Pembuatan dokumen tugas akhir ini dilakukan pendokumentasian semua data, proses, dan output dari hasil analisis. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembaca dan instansi terkait. Dokumen tugas akhir ini juga nantinya akan dijadikan sebagai laporan justifikasi terhadap investasi pemasangan DSLAM pada PT. TELKOM MSC. Pada bagian akhir dalam tugas akhir ini, dicantumkan pula kesimpulan dan saran yang didapat dari penelitian ini. 4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL 4.1 Asumsi Awal Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sebanyak 16 orang dari populasi keseluruhan 20 orang (pegawai yang terlibat langsung dalam perangkat DSLAM). Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992:252) memberikan acuan untuk menentukan aturan sampel : 1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. 2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, anak/dewasa, dsb), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalat tepat. 3. Dalam penelitian multivariate, ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian. 4. Untuk penelitian ekspreimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20. Berdasarkan penjelasan di atas juga melihat dari jumlah populasi (20 orang), maka sampel dengan jumlah 16 orang sudah bisa digunakan untuk olah data. 4.2 Pembobotan Pembobotan dalam hal ini adalah pembobotan terkait dengan variabel-variabel yang ada dalam metode IE, yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada karyawan yang ada di TELKOM MSC, sedangkan untuk bobot nilai untuk masing-masing variable ditentukan oleh bebrapa manajer pada departemen maintenance service. Lebih jelasnya bisa dilihat di tabel berikut Tabel 1Pembobotan IE Skala Bobot Max Business Domain A. ROI B. Strategic Match C. Management Information D. Project Organization Risk 0-5 0-5 0-5 0-5 5 6 5 25 30 25 -1 -5 4.3.2 Biaya Berjalan Biaya berjalan adalah komponen biaya yang diperlukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan proyek tersebut (dalam satuan rupiah). Biaya yang termasuk dalam biaya berjalan adalah biaya pemeliharaan rutin, pemakaian listrik untuk pengoperasian alat tersebut, peyempurnaan sistem, dan biaya training karyawan. Tabel 2 Biaya berjalan Biaya Berjalan TOTAL Technology Domain A. Definitional Uncertainty B. Technical Uncertainty C. Strategic IS Architechture D. IS Infrastructure Risk 0-5 0-5 -1 -3 -5 -15 0-5 4 20 0-5 -4 -20 Total Score 20 100 Total Risk -9 45 Dari hasil penilaian kedua domain diatas, nilai bobot yang didapat kemudian akan dimasukkan kedalam IE Scorecard. Bobot yang memiliki nilai positif diusahakan untuk mencapai nilai 20 dikarenakan setelah di kalikan dengan nilai maksimal yaitu 5, maka nilai 100 akan lebih mudah memberikan gambaran tingkat kepentingan dari proyek yang sedang dinilai, yang ditunjukkan oleh skor akhir perhitungan IE. 4.3 Biaya Awal 4.3.1 Biaya Investasi Awal Biaya investasi adalah seluruh komponen biaya pada tahun pertama yang dibutuhkan untuk mengawali dan membangun proyek TI tersebut, yaitu pemasangan alat DSLAM.Biaya yang dikeluarkan untuk investasi awal adalah sebesar Rp 956.552.800,00 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 38.434.000 26.392.000 21.492.000 21.547.000 4.4 Identifikasi Manfaat Langsung 4.4.1 Penghematan Biaya Maintenance Manfaat langsung yang didapatkan oleh TELKOM MSC terkait dengan proyek pemasangan DSLAM adalah adanya penghematan dalam segi biaya maintenance alat-alat yang rusak. Besarnya penghemaan yang bisa dilakukan adalah seperti pada tabel berikut : Tabel 3 Biaya Penghematan PENGHEMATAN Th1 Th 2 Th 3 Th4 614.916.127 701.443.694 1.166.504.312 845.677.222 4.4.2 Skor ROI Setelah menghitung nilai manfaat langsung, langkah selanjutnya adalah mengitung nilai ROI (Return of Investment), dengan tujuan untuk mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Selanjutnya dari nilai ROI tersebut akan dibobotkan sesuai dengan kriteria yang ada, atau bisa dilihat dalam tabel 4. Tabel 4 ROI ROI (Return on Investment) suku bunga 7,50% A. Biaya Awal : B. Yearly Cash Flow 956.552.800 tahun 1 penghematan maintenance biaya berjalan 614.916.127 tahun 2 701.443.694 26.392.000 tahun 3 tahun 4 1.166.504.312 845.677.222 38.434.000 cash flow (sebelum pajak) 576.482.127 Pajak 1% nett cash flow setelah pajak 5.764.821 DF 7,50% 0,930232558 PV 530.899.819 675.051.694 6.750.517 570.717.305 668.301.177 0,865332612 578.302.803 21.492.000 21.547.000 1.145.012.312 824.130.222 11.450.123 8.241.302 1.133.562.189 815.888.920 0,80496057 0,74880053 912.472.865 610.938.056 2.632.613.542 ROI D. Scoring : 175,219% 175,22% Score 0 1 2 3 4 5 Tabel Dari perhitungan ROI diatas, diperoleh nilai 176,897% yang artinya lebih dari 100%, maka investasi ini layak untuk dilanjutkan. Menurut Parker dan Marylin (1988) dalam bukunya yang berjudul “Information Economics : Linking Business Performance to Information Technologyl" bahwa nilai ROI yang mencapai nilai 176,897% adalah mempunyai skor 1. Selanjutnya skor ini nantinya dimasukkan ke dalam kolom ROI pada IE Scorecard Final. 4.5 Identifikasi Manfaat Intangible Analisis manfaat intangible dilakukan dengan menyebarkan angket kuisioner kepada karyawan inti yang berkaitan langsung dalam proyek pemasangan DSLAM pada TELKOM MSC. Pertanyaan difokuskan kepada faktor-faktor atau variabel-variabel yang berkaitan dengan kondisi perusahaan yang sesuai dalam metode IE. Adapun tiap-tiap pertanyaan memiliki bobot yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Setiap pertanyaan memiliki skala dari 0-5. 4.6 Hasil Kuisioner Kuisioner ini disebarkan kepada 16 responden yang merupakan karyawan inti pada TELKOM MSC yang terlibat langsung dalam 1% 300% 500% 700% 900% to to to to over 299% 499% 699% 899% SCORE ROI 1 proyek pemasangan DSLAM. Kuisioner ini berisi pertanyaan yang dapat dilihat pada LAMPIRAN . Adapun hasil dari kuisioner dapat dilihat pada lampiran. 4.7 Uji Reliabilitas Kuisioner Pada tahapan ini akan dilakukan uji reliabilitas kuisioner dilakukan dengan cara menghitung nilai Cronbach’s Alpha dengan menggunakan software SPSS. Perhitungan nilai Cronbach’s Alpha dari hasil kuisioner adalah 0.958 yang berarti data tersebut sempurna dan reliable. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata per pertanyaan. Jumlah dari jawaban seluruh responden dibagi dengan jumlah responden, yakni 16 orang. Selanjutnya, nilai dari masing-masing pertanyaan dijumlahkan lalu dihitung nilai rata-rata berdasarkan faktor. Lakukan cara yang sama pada semua faktor yang di analisis. Perhitungan untuk mencari nilai rataan bisa dilihat pada lampiran. Hasil nilai rataan tiap faktor bisa dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Nilai Rataan tiap variabel FAKTOR Strategic Match Management Information Support RATAAN 3,9375 3,875 Project Organizational Risk 0,9375 Strategis IS Architectur 3,875 Defitional Uncertainty Technical Uncertainty 1,1875 3,025 IS Infrastructur Risk 4,25 4.8 Analisis Hasil Kuisioner Business Domain Analisis ini merujuk kepada hasil dari nilai rataan pada faktor Business Domain yang terdapat di Tabel 9 diatas. Arti dari nilai-nilai tersebut menurut Parker dan Marlyn 1988) yang disesuaikan dengan kondisi TELKOM MSC adalah sebagai berikut : Strategic Match Skor untuk faktor strategic match adalah 3,94. Skor ini menandakan bahwa proyek pemasangan DSLAM mempunyai hubungan langsung untuk mencapai sebagian tujuan strategis PT. TELKOM MSC. Management Information Support of Core Activities Skor untuk faktor management information support of core activities adalah 3,88. Skor ini menandakan bahwa proyek pemasangan DSLAMsangat penting untuk menyediakan informasi di masa mendatang pada TELKOM MSC. Project or Organizational Risk Skor untuk project or organizational risk ini adalah 0,94. Skor ini menggambarkan tingkat keterkaitan kemampuan perusahaan untuk melakukan perubahan yang dibutuhkan proyek TI ini cukup tinggi. 4.9 Analisis Hasil Kuisioner Technology Domain Analisis ini merujuk kepada hasil dari ratarata faktor Technology Domain yang terdapat di tabel 9. Strategic Information System Architechture Skor untuk faktor ini adalah 3,88. Hal ini menandakan bahwa proyek pemasangan DSLAM adalah bagian dari perencanaan sistem informasi, menghasilkan keuntungan yang besar, bukan merupakan prasyarat dari proyek lain, tetapi secara langsung terkait erat dengan proyek lain. Definitional Uncertainty Skor untuk faktor definitional uncertainty ini adalah 1,19. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan dan spesifikasi cukup jelas, sehingga kecil kemungkinan atas terjadinya perubahan yang tidak rutin. Technical Uncertainty Skor untuk faktor ini adalah 3,02. Hal ini menandakan bahwa perlu beberapa keahlian baru untuk staff dan lebih ekstensif untuk manajemen., Beberapa fasilitas pokok belum pernah diuji ataupun diimplementasikan. Aplikasi ini hanya membutuhkan software standart yang digunakan, tetapi perlu interface yangg cukup kompleks. Program dapat dibeli, tapi tingkat kerumitannya sangat tinggi, atau program akan dikembangkan perusahaan dengan tingkat kerumitannya sedang. Information System Infrastructure Risk Skor untuk faktor ini adalah 4,25. Hal ini menandakan bahwa diperlukan perubahan seperlunya pada beberapa elemen finansial di area yang berbeda. Biaya investasi di awal untuk staf, software, hardware, dan manajemen berkisar dari sedang sampai tinggi, yang mana tidak termasuk adalam implementasi sistem informasi finansial ini, tetapi mewakili investasi fasilitas sistem informasi untuk mendukung investasi itu sendiri. 4.10 Scorecard Selanjutnya, setelah didapat hasil dari kuisioner tersebut, lalu nilai yang didapat tersebut dimasukan kedalam IE Scorecard bersama dengan nilai yang telah didapat dari perhitungan ROI yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya. Nilai – nilai tersebut dimasukan kedalam kolom yang sesuai dengan domain dan juga faktornya. Selanjutnya, nilai ini dikalikan dengan bobot tiap tiap faktor yang telah didapat dari tahapan pembobotan di awal. Setelah dimasukkan hasil perhitungan dari ROI dan juga kuisioner, maka dilakukan perhitungan dengan cara mengalikan bobot dengan nilai dari perhitungan ROI dan kuisioner yang telah didapat dari hasil analisis. Tabel 6 Final IE scorecard Evaluator ROI + 5 Weight Score Project Score 1 5 The Information Economics Scorecard Business Domain Technology Domain SM MI OR DU TU SA + + + 6 5 -1 -1 -3 4 3,93 23,62 3,87 19,37 Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan beberapa rekomendasi untuk TELKOM MSC terkait proyek pemasanagn perangkat DSLAM, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan pelatihan bagi karyawan yang terlibat langsung dengan sistem ini nantinya. 2. Diperlukan perubahan seperlunya pada beberapa elemen finansial di area yang berbeda. Biaya investasi di awal untuk pelatihan staff, hardware, dan manajemen. Berdasarkan final IE scorecard di atas, diperoleh nilai akhir sebesar 35,3 dengan skor maksimum 100 dan skor minimum -45. Kedua skor tersebut akan dijadikan sebagai acuan interval penilaian akhir, hal ini mengacu pada suharsimi Arikunto (2005) dalam bukunya “Manajemen Penelitian” halaman. 209, yaitu dengan cara selisih antara nilai maksimum dan minimum dibagi dengan 5, di mana 5 merupakan tingkatan interval dalam pemberian kategori penilaian. Tingkatannya adalah sebagai berikut : Sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Berikut adalah langkah-langkah menentukan posisi range penilaian : Menetukan nilai interval maka -45 + 29 = -16 -16 + 29 = 13 13 + 29 = 42 42 + 29 = 71 71 + 29 = 100 = (100-(-45))/5 = 29, Tabel 7 Interval penilaian Skala -45 s/d -16 -16 s/d 13 13 s/d 42 42 s/d 71 71 s/d 100 Keterangan Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 0,93 -0,93 1,188 -1,188 3,02 -9,07 3,87 15,5 Total IR -4 4,25 -17 35,3 Berdasarkan tabel di atas, nilai 35,3 masuk dalam kategori cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi ini layak dilanjutkan. 4.11 Analisis dengan Metode Cost &Benefit Analysis Pada bagian ini akan dilakukan analisis dengan metode cost & benefit analysis (CBA), yang meliputi : 4.11.1 ROI Metode ROI bertujuan untuk mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dari perhitungan diperoleh nilai ROI adalah 176,897%% yang artinya adalah lebih besar dari 100%, maka investasi ini layak untuk diteruskan. 4.11.2 Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) berfungsi untuk mengetahui arus kas dalam masa yang akan datang ditarik ke nilai masa sekarang. Perhitungan menunjukkan nilai sebesar Rp 1.676.060.742,00 yang artinya lebih dari nol, maka investasi ini layak diteruskan. 4.11.3 Pay Back Periode Payback Periode adalah waktu yang diukur saaat dimulai investasi sampai dengan tercapainya kondisi Break Even Point (BEP), yang menunjukkan lamanya waktu pengembalian biaya atau investasi yang dikeluarkan dalam membangun proyek. Dalam kasus investasi ini, nilai perhitungan pay back periode sesuai dengan rumus yang ada didapat nilai 1,74 tahun, artinya nilai pengembalian sampai mencapai kondisi BEP adalah selama 1,74 tahun. 4.11.4 Internal Rate of Return (IRR) IRR bertujuan mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun. Jika IRR lebih besar dari pada suku bunga bank yang berlaku, maka investasi bisa dianggap layak. IRR ini juga digunakan untuk menghitung nilai i (suku bunga), dimana nilai NPV harus sama dengan nol. Perhitungan IRR pada investasi ini sesuai dengan tabel berikut Dari perhitungan IRR jika kita lihat dalam grafik maka akan tampak sebagai berikut : 80000000 60000000 40000000 20000000 0 -20000000 0.6 0.64 0.648 0.65 0.7 -40000000 -60000000 -80000000 Gambar 1 Grafik Interpolasi IRR Dari grafik mtersebut nilai i dimana NPV mencapai sama dengan nol adalah pada angka 64,8%. 4.11.5 Profitability Index (PI) PI merupakan metode untuk menganalisis suatu investasi dengan cara membandingkan antara nilai penerimaanpenerimaan sekarang kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi. Perhitungan PI dalam investasi ini menunjukkan niali 2,75, yang artinya lebih dari 1, maka investasi ini layak untuk dilanjutkan. 4.11.6 Average Rete of Return (ARR) Average Rate of Return (ARR) atau sering disebut juga dengan Accounting Rate of Return, menunjukkan prosentase keuntungan netto sesudah pajak dihitung dari rata-rata investasi. Perhitungan ARR dalam investasi ini adalah sebesar 83,33%. 5. KESIMPULAN Dengan menggunakan metode IE dan CBA untuk menganalisis kelayakan investasi pemasangan DSLAM pada PT. TELKOM MSC Surabaya, maka dapat disimpulkan investasi yang dilakukan layak untuk dilakukan, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : Dari perhitungan ROI didapat hasil total manfaat selama 4 tahun adalah sebesar Rp 3.328.541.354,00 dan ROI sebesar 175,22%. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat yang didapatkan dari investasi ini cukup besar jika dibandingkan biaya yang dikeluarkan di awal, yaitu sebesar Rp 956.552.800,00 Dengan skor minimal proyek sebesar -45 dan skor maksimal proyek sebesar 100, proyek investasi pemasangan DSLAM ini mendapat nilai akhir (final IE scorecard) sebesar 35,3. Nilai tersebut menunjukkan bahwa investasi DSLAM ini cukup menguntungkan bagi pihak TELKOM MSC dan menunjang pihak perusahaan untuk mencapai tujuan strategisnya. Hasil akhir perhitungan skor final IE scorecard menunjukkan resiko dari investasi yang dilakukan ini cukup rendah dilihat dari nilai resiko sebesar -28,20 dari nilai maksimal -45. Dari analisis menggunakan metode cost & benefit analysis (CBA) didapat nilai : - NPV sebesar Rp 1.679.060,742 ,00 - ROI sebesar 175,22 % - IRR sebesar 64,8% - PI bernilai 2,75 - ARR sebesar 83,33 % - Pay back periode selama 1,73 tahun. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari segi nilai terhadap analisis CBA maka investasi ini layak untuk diteruskan. Meskipun investasi ini dianggap layak untuk diteruskan, namun ada beberapa faktor yang bisa memmpengaruhi kelangsungan investasi ini untuk dihentikan, antara lain : Keputusan pihak manajemen pusat untuk menggantinya dengan sistem baru. Adanya teknologi baru pada perangkat (yang rusak) yang sudah tidak bisa diperbaiki dengan perangkat DSLAM. DAFTAR PUSTAKA Anthony,Robert,N., dan Vijay,G, 2002, Sistem Pengendalian Manajemen, Buku Pertama, Terjemahan Drs. F.X Kurniawan, Salemba Empat, Jakarta. Aula,A, 2010, Modul Mata Kuliah Evaluasi Proyek Cost & Benefit Analisis, Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Sosial : Universitas Negeri Yogyakarta,Yogyakarta. Arikunto,S, 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Basrowi dan Suwandi., 2008, Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Dapaah,K, 2012, Appraisal and Cost–Benefit Analysis. National University of Singapore, Singapore. Driwantara, 2005, Mengukur ROI (Return on Investment) terhadapa efektivitas suatu pelatihan.Universitas Sumatra Utara : fakultas teknologi industry. Fitzpatrick,dan Edmund W, 2005, IT Portfolio Management : Maximizing the Return on Information Technology Investment. IT Economics Corporation. Francis,dan Jack,C, 1986, Investment: Analysis and Management, Mc-Grow Hill Book Company, New York. Gay,L.R dan Diehl,P.L, 1992, "Research Methods for Business". Gliem and Gliem. (2003). Calculating, Interpreting, and Reporting Cronbach’s Alpha Reliability Coefficient for Likert Tye Scales. 2003 Midwest Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education. Hendry,S, 2008, Kajian Manajemen Investasi Proyek E-Learning Dengan Pendekatan Generic Is/It Business Values. STMIK MDP, Palembang. Kasmir dan Jakfar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis. Kencana,Jakarta. King,J.,dan Schrems,E, 1978, Cost Benefit Analysis in IS Development and Operation. Computing Surveys, March. Parker,dan Marylin,M, 1988, Information Economics : Linking Business Performance to Information Technology. Prentice Hall, New Jersey. Puspanendra, B, 2012, Feasibility Analysis of Information System Financial Applications Investment Using Information Economics Method (IE) in CV. Rinjani Agro Sentosa. InstitutTeknologi Sepuluh Nopember, Surabaya