PENGARUH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN EKONOMI

advertisement
PENGARUH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN EKONOMI
BERBASIS ELECTRONIC LEARNING (E-LEARNING)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X
DI SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI
2)
3)
Jusli Wijaya1), Ekawarna2), Kuswanto3)
1)
Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Univ. Jambi
Email: [email protected]
Pembimbing Utama, Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Unja.
Pembimbing Pendamping, Dosen Pengajar Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Unja.
ABSTRAK
Ada beberapa pihak yang harus bersikap aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
salah satunya adalah guru. Tinggi ataupun rendahnya daya serap/pemahaman siswa terhadap
penguasaan bahan ajar tersebut bukan karena faktor potensial tetapi salah satu penyebabnya
adalah proses komunikasi dalam diri penyampai pesan (guru) maupun penerima pesan
(siswa/murid) sering terjadi berbagai hambatan.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan
memanfaatkan media pembelajaran. E-learning merupakan suatu media pembelajaran yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet,
intranet atau media jaringan komputer.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Jambi, yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh implementasi pembelajaran ekonomi berbasis electronic learning (elearning) terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Kota Jambi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretes dan posttest.
Subjek penelitian adalah siswa kelas X yang terdiri dari 2 kelas, yang semua kelasnya dijadikan
sampel. Dari hasil pengundian secara random didapat kelas X IIS 1 sebagai kelas kontrol dan X
IIS 2 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengolahan data dengan Chi Kuadrat
) dan koefisien
kontingensi (C).
Dari hasil penelitian diperoleh hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol dan diketahui bahwa harga
hitung > harga
tabel atau 5,66 > 3,841 dan C = 0,28
secara signifikan berbeda dengan nol. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Rerata hasil belajar
siswa kelas eksperimen pada posttest lebih tinggi dan lebih banyak berpengaruh dari pada kelas
kontrol, maka pembelajaran berbasis electronic learning (e-learning) dapat meningkatkan hasil
belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
implementasi pembelajaran ekonomi berbasis electronic learning (e-learning) terhadapa hasil
belajar siswa kelas X di SMA Negeri 3 Kota Jambi. Berdasarkan hasil penelitian ini maka
penulis menyarankan kepada guru, terutama guru mata pelajaran ekonomi sebaiknya dalam
melakukan pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi salah satunya
dengan menggunakan electronic learning (e-learning) dan jangan hanya berpatok dengan gaya
menjelaskan, berceramah dan membaca buku yang secara tidak langsung membuat murid
menjadi bosan dalam kegiatan pembelajaran. Banyak cara sederhana yang digunakan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan semangat siswa salah satunya yaitu
pembelajaran dengan menggunakan strategi electronic learning (e-learning).
Kata Kunci : Electronic Learning, Hasil Belajar
1
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap kepribadian dan ketrampilan
manusia dalam menghadapi masa depan demi terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dituntut
pula peningkatan kualitas pendidikan untuk mengimbanginya, sehingga akan menghasilkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ada beberapa pihak yang harus bersikap aktif
dalam meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya adalah guru. Salah satu tugas guru
berperan sebagai fasilitator yang harus menciptakan lingkungan belajar lebih afektif untuk
membantu siswa mencapai kesuksesan belajar dengan adanya peningkatan hasil belajar. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, maka perlu adanya guru yang kreatif dan inovatif yakni
dengan melaksanakan proses pembelajaran yang variatif, sehingga terjadi proses belajar
mengajar yang optimal pada peserta didik.
Tinggi ataupun rendahnya daya serap/pemahaman siswa terhadap penguasaan bahan ajar
tersebut bukan karena faktor potensial tetapi salah satu penyebabnya adalah proses komunikasi
dalam diri penyampai pesan (guru) maupun penerima pesan (siswa/murid) sering terjadi
berbagai hambatan. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dapat dilakukan salah satunya
dengan memanfaatkan media pembelajaran.
Fungsi media di dalam proses pembelajaran cukup penting dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran terutama membantu siswa untuk belajar (Rusman, 2012:163). Dengan
fungsi media sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyampaikan pesan kepada siswa,
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
Berdasarkan pengamatan penulis pada saat observasi ke SMA N 3 Kota Jambi, kegiatan
pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru dan buku paket saja. Dalam mengajarkan mata
pelajaran ekonomi, masih banyak guru yang memakai metode ceramah, tanya jawab dan
penugasan. Kemudian, media yang digunakan adalah papan tulis dan spidol. Ketika guru
ekonomi menerangkan pelajaran dengan menggunakan media papan tulis, guru terkadang tidak
memperhatikan keadaan murid-muridnya dan komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa
juga sangat jarang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) mid semester ganjil
tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan kurikulum 2013, banyak sekali jumlah siswa yang
tidak mencapai KKM yaitu siswa kelas X sebanyak 91,3% siswa atau 63 orang dari 69 orang
tidak tuntas dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 75.
Menurut Wena (dalam Hasbullah:2008), ada beberapa model pembelajaran yang
dikembangkan sesuai dengan perkembangan IT, diantaranya ialah model pembelajaran berbasis
2
komputer (computer based instruction) dan pembelajaran melalui media elektronik (e-learning)
berbasis web base learning (WBL). Media pembelajaran ini didasarkan atas perkembangan IT
melalui teknologi internet, dan telah memunculkan apa yang disebut dengan e-education atau
electronic learning(e-learning), yaitu kegiatan pendidikan atau pembelajaran melalui media
elektronik, khususnya melalui jaringan internet. E-learning merupakan suatu media
pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan
media Internet, intranet atau media jaringan komputer. Melalui e-learning,siswa dapat
berinteraksi lebih komunikatif, mengakses materi pelajaran lebih update, karena sistem elearning merupakan bentuk implementasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu.
Dari uraian di atas maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut; (1) bagaimana
hasil belajar yang diajar secara konvensional?, (2) bagaimana hasil belajar yang diajar secara
electronic learning (e-learning)?, (3) apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran berbasis electronic learning (e-learning) bila
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada mata pelajaran ekonomi
kelas X di SMA N 3 Kota Jambi? dan (4) apakah terdapat pengaruh pembelajaran berbasis
electronic learning (e-learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas
X di SMA N 3 Kota Jambi?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui hasil
belajar yang diajar secara konvensional, (2) untuk mengetahui hasil belajar yang diajar secara
electronic learning (e-learning), (3) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran berbasis electronic learning (e-learning) bila
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada mata pelajaran ekonomi
kelas X di SMA N 3 Kota Jambi dan (4) Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis
electronic learning (e-learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas
X di SMA N 3 Kota Jambi.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan
siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang
diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel
dalam Purwanto, 2009:44).
3
Menurut Hamalik (2004:155), hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap
dan keterampilan. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya (Rusman, 2012:123). Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh oleh
seseorang dari kegiatan belajarnya yang menyebabkan perubahan pada tingkah laku misalnya
dari ketidak tahuan menjadi tahu.
E-learning terdiri dari dua bagian kata, yaitu e yang merupakan singkatan dari electronic
dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan
menggunakan bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Pembelajaran
berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website)
yang bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal juga
dengan “web based learning” merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran
elektronik (e-learning).
Pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan
media situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web
atau yang dikenal juga dengan “web based learning” merupakan salah satu jenis penerapan dari
pembelajaran elektronik (e-learning).
E-learning tidaklah sama dengan pembelajaran konvensional. Menurut Rusman
(2012:292), E-learning memiliki karakteristik-karakteristik yaitu:
(a) Interactivity (Interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara
langsung
(synchronous),
seperti
chatting
atau
messenger
atau
tidak
langsung
(asynchronous), seperti forum, mailing list atau buku tamu.
(b) Independency (Kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat,
pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada
siswa (student-centered learning).
(c) Accessibility (Aksesbilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah diakses melalui
pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas daripada pendistribusian
sumber belajar pada pembelajaran konvensional.
4
(d) Accessibility (Aksesbilitas); kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan materi
pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi
seperti video streaming, simulasi dan animasi.
Kelebihan tentang pemanfaatan penggunaan internet, khususnya dalam pembelajaran
berbasis electronic learning (Soekartawi, Mulvihil, Utarini dalam Rusman, 2012:321) antara
lain:
1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara
mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan
terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan
ajar dipelajari.
3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan perkuliahan setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
d) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
e)
Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
yang lebih luas.
f)
Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.
g) Relatif lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari sekolah atau perguruan
tinggi.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, Beam, dalam Rusman, 2012:322)
antara lain: (1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran, (2)
Kecenderungan mengabaikan aspek psikomotorik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong
tumbuhnya aspek komersial, (3) Proses pembelajarannya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan, (4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang berbasis pada ICT, (5)
Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal, (6) Tidak semua
tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan, (7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan
5
memiliki keterampilan mengoperasikan internet, (8) Kurangnya personil dalam hal penguasaan
bahasa pemrograman komputer.
Menurut Siahaan (dalam Hasbullah:2008), setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran
elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) :
(a) suplemen/tambahan, (b) komplemen/pelengkap, dan (c) substitusi/pengganti.
METODE PENELITIAN
Penelitian pengaruh pembelajaran ekonomi berbasis electronic learning (e-learning) di
SMA kelas X mengacu pada eksperimen semu (quasi eksperimental) dimana dalam
pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja yaitu variabel yang dipandang
paling dominan, (Sukmadinata:2007,59). Menurut Sugiyono (2012:77), bentuk desain
eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eskperimen. Design ini digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Model eksperimen ini sama dengan desain kelompok kontrol pretest-posttest beracak (pada
eksperimen murni), tetapi pengambilan kelompok tidak sepenuhnya dilakukan secara random
penuh, random disini maksudnya hanya untuk pemilihan mana yang menjadi kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal (pre-tes) dengan
tes yang sama. Kemudian kelompok A sebagai kelompok Eksperimen/Coba diberikan perlakuan
khusus, sedangkan kelompok B diberi perlakuan seperti biasa. Pada kedua kelompok dilakukan
pertemuan sebanyak enam kali pertemuan (satu kali pertemuan sama dengan 2 x 45 menit),
setelah perlakuan kedua kelompok diberi tes yang sama sebagai tes akhir (post-tes). Setelah itu
variabel terikat kedua kelompok tersebut diukur. Kemudian skor perbedaan rata-rata ini
dibandingkan guna memastikan perlakuan eksperimen yang diberikan kepada kelompok coba
telah menyebabkan perubahan yang lebih besar dari pada kelompok kontrol/pengendali.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 3 kota Jambi pada tahun ajaran
2013/2014 yang terdiri dari 2 kelas masing-masing berjumlah 36 siswa dan 33 siswa. Untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka diperlukan alat pengumpulan data.
Arikunto (2006:160) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti cermat lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen
dalam penelitian ini adalah berupa tes objektif dengan lima pilihan (a, b, c, d, dan e). Tes yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes akhir (posttest). Posttest dilakukan setelah berakhirnya
6
rangkaian pembelajaran pada kedua kelas subjek penelitian. Adapun instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Validitas Tes; sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal
yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir yang disebutkan dalam
indikator pencapaian hasil belajar. Untuk menguji validitas tes digunakan rumus dari product
moment (Purwanto, 2009:162).
2. Reliabilitas Tes; reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Tingkat reliabilitas tes berfungsi untuk menampilkan konsisten
atau ketepatannya sesuatu hal yang diukur (Sjarkawi, 2007: 82). Untuk menetapkan
homogenitas tes, Subina dalam Sjarkawi (2007:82) mengatakan bahwa rumus KuderRichardson ke 20 adalah tepat untuk pengukurannya.
3. Tingkat Kesukaran; untuk menetapkan homogenitas tes, Subina dalam Sjarkawi (2007:82)
mengatakan bahwa rumus Kuder-Richardson ke 20 adalah tepat untuk pengukurannya.
4. Menghitung Daya Beda; menentukan daya pembeda pokok uji dengan membandingkan
subjek pada kelompok atas dengan subjek kelompok bawah yang menjadi pokok uji yang
benar (Sjarkawi, 2007:81).
Kemudian untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu “terdapat pengaruh implementasi
pembelajaran berbasis electronic learning (e-learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi kelas X”. Yang diuji adalah perbedaan antara
perbedaan di mana
lebih besar dari
dengan
. Jika terdapat
maka implementasi pembelajaran berbasis electronic
learning (e-learning) berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa, dan bila
kecil daripada
lebih
maka tidak ada pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Teknik
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif tersebut adalah Chi Kuadrat
)
dua sampel (Sugiyono, 2012:143). Cara perhitungannya dapat menggunakan rumus atau
menggunakan Tabel Kontingensi 2 x 2 (dua baris x dua kolom).
Setelah itu, untuk menentukan derajat keeratan hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen maka digunakan koefisien kontingensi (C) (Sugiyono, 2012:143).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini di kelas kontrol, kegiatan pembelajaran berlangsung setiap hari selasa,
rabu dan sabtu dengan menggunakan pembelajaran secara konvensional berdasarkan Rencana
7
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Pembelajaran secara konvensional pada
kelas kontrol ini hanya dapat dilaksanakan di dalam ruangan kelas. Di kelas kontrol tersebut
menggunakan alat berupa spidol dan papan tulis serta sumber buku teks ekonomi yang relevan.
Metode yang diterapkan pada kelas kontrol ini adalah ceramah/tanya jawab.
Sementara itu pada kelas eksperimen, kegiatan pembelajaran berlangsung setiap hari
selasa, rabu dan jum’at dengan menggunakan pembelajaran berbasis electronic learning (elearning) berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dan memakai
materi manajemen yang telah divalidasi oleh guru mata pelajaran Ekonomi tersebut. Di kelas
eksperimen ini menggunakan alat berupa laptop/gadget, infocus, spidol, papan tulis dan sumber
buku teks ekonomi yang relevan. Pada kelas eksperimen ini menggunakan pembelajaran
berbasis electronic learning (e-learning), di mana setiap siswa diwajibkan untuk membawa
sebuah laptop/gadget yang nantinya dihubungkan ke jaringan internet melalui wifi/hotspot area
yang ada pada sekolah tersebut. Kemudian, setiap siswa/i membuka link web materi manajemen
yang telah dibuat oleh peneliti dengan alamat situs www.belajarmanagement1.wordpress.com
disaat jadwal jam pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen tersebut.
Dengan menerapkan pembelajaran berbasis electronic learning (e-learning) di kelas
eksperimen tersebut, kegiatan pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan dalam ruang kelas
melainkan dapat berlangsung di luar ruang kelas juga. Maka dalam penelitian ini, kegiatan
pembelajaran juga dilaksanakan di halaman sekolah dan ruang perpustakaan. Adapun data
kunjungan per pertemuan pada alamat situs web tersebut yaitu pada pertemuan ke-I jumlah
statistik pengunjung sebanyak 48. Jumlah pengunjung pada pertemuan ke-I ini bertambah
banyak karena di luar pertemuan jam pelajaran, mereka secara mandiri mengunjungi situs web
tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran berbasis electronic learning (e-learning)
dapat dilakukan di mana pun, kapan pun dan praktis dengan menggunakan media gadget.
Kemudian, pada pertemuan ke-II jumlah statistik pengunjung sebanyak 35, pada pertemuan keIII sebanyak 33, pada pertemuan ke-IV sebanyak 36, pada pertemuan ke-V sebanyak 46, dan
pada pertemuan ke-VI sebanyak 28. Pada pertemuan terakhir ini, jumlah pengunjung berkurang
karena di saat pertemuan jam pelajaran berlangsung, ada siswa yang tidak hadir karena sakit dan
izin tidak mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran berlangsung sebanyak 6x pertemuan dengan tiap kali pertemuan
berdurasi 2x45 menit. Pada kelas eksperimen, sebelum pertemuan kegiatan pembelajaran diberi
soal pre-test dan setelah pertemuan kegiatan pembelajaran diberi soal post-test. Setelah diadakan
post-test maka diperoleh hasil belajar siswa yaitu pada kelas kontrol terdapat 36 orang atau
8
sebesar 100% yang tidak tuntas dan terdapat 0 orang atau sebesar 0% yang tuntas saat diadakan
pre-test, lalu terdapat juga 16 orang atau sebesar 44,44% yang tidak tuntas dan terdapat 20 orang
atau sebesar 55,56% yang tuntas sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 33 orang atau
sebesar 100% yang tidak tuntas dan terdapat 0 orang atau sebesar 0% yang tuntas saat diadakan
pre-test, lalu terdapat juga 5 orang atau sebesar 15,15% yang tidak tuntas dan terdapat 28 orang
atau sebesar 84,85% yang tuntas.
Berdasarkan perhitungan pada post-test didapat harga
kesalahan 5%, dan dk = 1, maka harga
hitung = 5,66. Dengan taraf
tabel = 3,841. Karena harga
hitung > harga
tabel atau 5,66 > 3,841 dan C = 0,28 secara signifikan berbeda dengan nol, maka dapat
dinyatakan bahwa
diterima
ditolak.
Kemudian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi hasil belajar sebelum dan
sesudah mengikuti pembelajaran berbasis electronic learning (e-learning), di mana setelah
mengikuti pembelajaran berbasis electronic learning (e-learning) banyak siswa/i memperoleh
hasil belajar dengan tuntas. Karena setelah mengikuti pembelajaran berbasis electronic learning
(e-learning) lebih banyak yang memperoleh hasil belajar dengan tuntas, maka berarti perlakuan
yang diberikan kepada siswa/i mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan.
Berdasarkan observasi hasil penelitian dalam pembelajaran terlihat bahwa pada kelas
eksperimen suasana belajar lebih hidup karena siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
siswa termotivasi berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling
memberikan pendapat. Selain itu, siswa juga lebih cepat memahami apa yang disajikan guru dan
dapat langsung memberikan pendapat tentang materi yang dipelajari. Sementara pada kelas
kontrol siswa kurang aktif dan cenderung hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru
dan jarang memberikan pendapat atau komentar sehingga pengetahuannya terbatas. Pemberian
strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar sangat
berpengaruh terhadap peningkatan kegiatan dan hasil belajar siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa:
(1) Hasil belajar ekonomi siswa kelas X IIS 1 yang diajarkan diajarkan secara konvensional
terdapat 20 orang dari 36 orang atau sebesar 55,56% yang nilainya tuntas memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dan rata-rata hasil belajar kelasnya adalah 73,33. Sedangkan hasil
belajar ekonomi siswa kelas X IIS 2 yang diajarkan dengan menggunakan electronic learning (elearning) terdapat 28 orang dari 33 orang atau sebesar 84,85% yang nilainya tuntas memenuhi
9
kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan rata-rata hasil belajar kelasnya adalah 81,09 dan (2)
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus Chi kuadrat (
diperoleh harga
hitung > harga
) dan koefisien kontingensi (C)
tabel atau 5,66 > 3,841 dan C = 0,28 secara signifikan
berbeda dengan nol. Dengan demikian dapat diartikan terdapat pengaruh implementasi
pembelajaran berbasis electronic learning (e-learning) terhadap hasil belajar siswa kelas X IIS
di SMA Negeri 3 Kota Jambi. Dimana dengan pembelajaran yang menggunakan electronic
learnig (e-learning) di kelas eksperimen lebih aktif dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan cara konvensional.
Dari simpulan di atas, berikut dikemukakan saran yaitu menyarankan kepada guru,
terutama guru mata pelajaran ekonomi sebaiknya dalam melakukan pengajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi salah satunya dengan menggunakan
electronic learning (e-learning) dan jangan hanya berpatok dengan gaya menjelaskan,
berceramah dan membaca buku yang secara tidak langsung membuat murid menjadi bosan
dengan kegiatan belajar, sehingga pelajaran ekonomi menjadi pelajaran yang membosankan bagi
siswa. Banyak cara sederhana yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan
menumbuhkan semangat siswa salah satunya yaitu pembelajaran dengan menggunakan strategi
electronic learning (e-learning).
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hasbullah. Diakses tanggal 11 Januari 2014. Perancangan dan implementasi
model pembelajaran e-learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
jpte fptk upi.
http://directory.umm.ac.id/tik/Hasbullah_Perancangan%20dan%20Implementasi%20Model%20
Pembelajaran.pdf
Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman, 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta
Bandung.
Sjarkawi, 2007. Pengaruh Cara Pengorganisasian Pengajaran Melalui Struktur
Orientasi Konseptual Terhadap Perolehan Belajar Siswa. Malang: Wineka
Media.
Sugiono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta Bandung.
Sukmadinata, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
10
Download