meningkatan keterampilan asertif melalui seni ketoprak

advertisement
Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling
Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368
Tersedia Online di
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk
ISSN 2579-9908
MENINGKATAN KETERAMPILAN ASERTIF MELALUI SENI
KETOPRAK
Titis Firdia Nastiti
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan keterampilan asertif siswa melalui seni Ketoprak.
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada
orang lain tanpa merugikan orang lain. Asertif adalah satu sekian keterampilan berbicara yang bisa
dilakukan dengan memanfaatkan salah satu seni budaya yang berasal dari Jawa yaitu Ketoprak. Pelatihan
asertif dilakukan dengan metode memainkan peran yang terdapat dalam skenario Ketoprak untuk
meningkatkan kreativitas siswa dalam mengembangkan kemampuan asertif. Melalui seni budaya
Indonesia Ketoprak maka siswa dapat mengenal sistem kebudayaan, pengetahuan dan cara pandang
terhadap dunianya masyarakat. Cerita rakyat merupakan simbol-simbol sistem kebudayaan dan cerita
rakyat tersebut merupakan inti dari seni Ketoprak. Ketoprak merupakan salah satu bahan bimbingan yang
sangat berharga dengan memanfaatkan salah kebudayaan Indonesia. Pelatihan asertif melalui Ketoprak
akan lebih hidup dan menarik, serta memberikan warna berbeda dengan melestarikan kebudayaan.
Kata Kunci: ketoprak, asertif
Singgih
PENDAHULUAN
D.
Gunarso
(1988
:
19)
Fenomena kenakalan remaja yang terjadi
mengatakan dari segi hukum kenakalan
saat ini semakin hari semakin meningkat
remaja digolongkan dalam dua kelompok
sehingga meresahkan masyarakat. Tindakan
yang berkaitan dengan norma-norma hukum
yang
merupakan
yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan
problematika yang terjadi pada remaja. Pada
sosial serta tidak diantar dalam undang-
dasarnya kenakalan remaja merupakan suatu
undang sehingga tidak dapat atau sulit
bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai
digolongkan sebagai pelanggaran hukum; (2)
dengan norma-norma yang hidup di dalam
kenakalan yang bersifat melanggar hukum
masyarakatnya. Kartini Kartono (2003 : 6-7 )
dengan penyelesaian sesuai dengan undang-
secara tegas dan jelas memberikan batasan
undang dan hukum yang berlaku sama dengan
kenakalan remaja merupakan gejala sakit
perbuatan melanggar hukum bila dilakukan
secara sosial pada anak-anak dan remaja yang
orang dewasa. Bentuk kenakalan remaja yang
disebabkan oleh bentuk pengabaian sosial,
sekarang ini marak dilakukan yaitu seperti
sehingga mereka itu mengembangkan bentuk
tawuran
tingkah laku yan menyimpang.
narkoba serta seks bebas. Berikut beberapa
menyimpang
ini
antar
pelajar,
penyalahgunaan
fakta dilapangan tentang kenakalan remaja
360
Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 361
antara lain; Tawuran antar pelajar di Taman
menunjukkan bahwa para remaja terjerumus
Sari, Jakarta Barat, yakni SMK 56 Pluit,
ke dalam hal negatif seperti tawuran, narkoba,
Jakarta Utara dan SMK 44 Taman Siswa
seks bebas, salah satunya disebabkan oleh
Kemayoran, Jakarta Pusat pada tanggal 7
kepribadian
Maret
ketidakmampuan para remaja untuk bersikap
2017
(www.SINDOnews.com),
kemudian tawuran dua kelompok pelajar di
fly over Pasar Rebo, Kelurahan Susukan,
yang
lemah
yaitu
asertif.
Perilaku asertif adalah perilaku individu
Ciracas, Jakarta Timur pada 14 Februari
yang memiliki
2017(www.TRIBUNNEWS.COM). Tawuran
mengungkapkan perasaan atau emosinya
yang mengakibatkan korban meninggal juga
melalui
terjadi pada pelajar SMK Wipama Cikupa
Menurut Rakos (1991: 8), perilaku asertif
Kabupaten Tangerang akibat luka bacok
dijelaskan sebagai perilaku hubungan antar
ketika terlibat tawuran pada tanggal 21
pribadi yang menyertakan kejujuran dan
Nopember 2016 (www.Warta Kota.com)
berterus
Perilaku
remaja
yang
menyimpang
ekspresi
terang
kejujuran untuk
yang
secara
mampu
dikehendakinya.
sosial
dalam
mengekspresikan pemikiran dan perasaan
disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
serta
(internal) dan faktor dari luar (eksternal).
kesejahteraan orang lain. Townend (1991: 4)
Faktor internal meliputi krisis identitas yang
yaitu orang yang berperilaku asertif dapat
ditandai dengan masih mencari jati diri dan
disebutkan sebagai orang yang mempunyai
control diri yang lemah sehingga mudah
kepercayaan diri, karena orang yang percaya
terpengaruh.
eksternal
diri selalu bersikap positif pada dirinya
meliputi kondisi keluarga, pengaruh teman
sendiri dan orang lain. Sikap ini akan
dan lingkungan yang kurang baik.
menjadikan seseorang menjadi tegas, jujur
Banyak
Sedangkan
faktor-faktor
faktor
yang membuat
remaja memasuki dunia pergaulan yang
mempertimbangkan
perasaan
dan
dan terbuka, kritis, langsung dan nyaman,
akan tetapi mampu menghormati orang lain.
rusak. Biasanya hal ini berawal dari mereka
Salah satu alasan remaja terlibat dalam
berteman dengan teman yang membawa
perilaku agresif adalah karena tidak memiliki
dampak buruk, karena masa remaja itu masa
keterampilan sosial dasar. Meraka tidak
dimana keadaan psikis remaja bisa mudah
mengetahui bagaimana merespon provokasi
terpengaruh. Penelitian (Gillen, 2003; Uyun
dari oran lain, tidak mengetahui bagaimana
& Hadi, 2005; Sert, 2003; Marini & Andriani,
cara membuat permintaan atau menolak
2005; Sikone, 2007; Puspitawati, 2009)
sebuah ajakan tanpa membuat orang lain
362 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368
marah. Sehingga remaja sangat membutuhkan
suasana belajar yang baik maka Bimbingan
keterampilan sosial untuk berani mengambil
dan Konseling sangat
sikap tegas dalam rangka menolak berbagai
melaksanakan sistim pendidikan tersebut
macam tawaran negatif yang berasal dari
dalam pencegahan kenakalan remaja antar
lingkungan sekitarnya. Salah satu cara yang
remaja.
tepat
dalam
menciptakan
dan
mengambangkan kemampuan asertif adalah
dengan
cara
berkomunikasi
dalam
peningkatan asertif.
Pendidikan mempunyai peran penting
dalam menyelesaikan masalah kenakalan
remaja. Sejalan dengan harapan bangsa yaitu
menghasilkan generasi muda yang unggul
maka khususnya dalam institusi pendidikaan
yaitu
sekolah
dituntut
untuk
memiliki
tanggungjawab yang penuh. Sesuai dengan
Tujuan Pendidikan Nasional dalam UndangUndang No. 20, Tahun 2003, pasal 3
menyebutkan,
“Pendidikan
berperan penting
Penjelasan dalam buku Bimbingan dan
Konseling di sekolah (2008) bahwa:
Bimbingan dan Konseling adalah upaya
pemberian bantuan kepada peserta didik
dengan
menciptakan
lingkungan
perkembangan yang kondusif, dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan,
supaya peserta didik dapat memahami
dirinya sehingga sanggup mengarahkan
diri dan dapat bertindak secara wajar,
sesuai dengan tuntutan tugas-tugas
perkembangan. Upaya bantuan ini
dilakukan secara terencana dan sistematis
untuk semua peserta didik dan dilakukan
oleh tenaga profesional yaitu konselor.
Pendidikan sangat berpengaruh pada
budaya. Sehingga dalam strategi layanan
nasional
bimbingan dan konseling dapat menggunakan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan
strategi yang berlatar belakang dari salah satu
membentuk watak serta peradaban bangsa
seni budaya Indonesia yaitu ketoprak. Nilai
yang
rangka
yang dipertahankan dalam seni Ketoprak
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
adalah nilai moral, sosial-kultural, nilai
untuk berkembangnya potensi peserta didik
pendidikan dan nilai estetika. Fungsi budaya
agar menjadi manusia yang beriman dan
ketoprak bagi masyarakat yaitu
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sarana
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
sarana
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
lain-lain. Selain
bermartabat
dalam
yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Mengacu
pada
usaha
Pendidikan
Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan
penghibur, sarana
tuntunan
budaya
pendidikan,
dalam upacara adat atau ritual dan
kebudayaan
yang
sebagai
ada
itu,
ketoprak
guna
untuk
bangsa
dengan
adanya
dapat
memenuhi
menyertakan
nilai-nilai
mencintai, melestarikan
dan menjadikan salah
Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 363
satu karakter bagi negara Indonesia. Dengan
adanya kebebasan
menonton pertunjukan
efektif yang mendukung yang antara lain
bisa
menyerap
ketoprak, masyarakat
nilai-nilai
kemanusiaan
dan moral di dalam setiap cerita.
Berdasarkan
melihat
hal
uraian
bahwa
di
atas, penulis
yang penting untuk dikembangkan
penanaman
dengan
dikaitkan
pendidikan
pada
menyatakan
dan
keadaan
hak-hak
pribadi,
berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak
budaya ketoprak menjadi
sebagai
meliputi:
emosi
karakter
peningkatan
tersebut, melakukan hal tersebut sebagai
usaha untuk
mencapai kebebasan emosi.
Menurut Alberti dan Emmons (2002) perilaku
asertif
adalah
perilaku
yang
membuat
seseorang dapat bertindak demi kebaikan
keterampilan asertif. Siswa dapat menyerap
dirinya,
nilai-nilai moral dan nilai pendidikan karakter
cemas, mengekspresikan perasaan secara
melalui
nyaman, dan menjalankan haknya tanpa
pementasan
dilaksanakan
serta
ketoprak
dapat
yang
menumbuhkan
haknya
tanpa
melanggar orang lain.
kecintaan terhadap kebudayaan Indonesia.
Berdasarkan persoalan dan kajian di atas,
mempertahankan
Dapat disimpukan asertif merupakan
suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan
peneliti berharap agar penelitian ini dapat
apa
digunakan sebagai sumbangan pemikiran
dipikirkan kepada orang lain namun dengan
dalam rangka menambah khasanah ilmu
tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta
pengetahuan, khususnya dalam ilmu-ilmu
perasaan pihak lain.
sosial
kemasyarakatan
diinginkan,
dirasakan,
dan
terutama
Menurut Eisler, Miller & Hersen,Johnson
bimbingan dan konseling. Di samping itu,
& Pinkton (dalam Martin & Poland,1980) ada
sebagai
beberapa komponen dari asertif, antara lain
tinjauan
bagi
dan
yang
peneliti
dalam
melakukan penelitian-penelitian selanjutnya
adalah:
terutama yang berkaitan dengan psikologi
1. Compliance
pendidikan.
Berkaitan dengan usaha seseorang untuk
PEMBAHASAN
menolak atau tidak sependapat dengan orang
Asertif
lain. Yang perlu ditekankan di sini adalah
Asertif berasal dari kata asing to assert
yang
berarti
menyatakan dengan
tegas.
keberanian
seseorang
untuk
“tidak” pada orang lain jika memang itutidak
Menurut Lazarus, pengertian perilaku asertif
sesuai dengan keinginannya.
mengandung suatu
tingkah
2. Duration of Reply
penuh
yang
ketegasan
laku
yang
timbul karena
mengatakan
364 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368
Merupakan
seseorang
untuk
dikehendakinya,
lamanya
waktu
mengatakan
dengan
apa
bagi
6. Latency of Response
yang
Adalah jarak waktu antara akhir ucapan
menerangkannya
seseorang sampai giliran kita untuk mulai
pada orang lain. Eisler dkk (dalam Martin
berbicara.
&Poland, 1980) menemukan bahwa orang
sedikit jeda sesaat sebelum menjawab secara
yang tingkat asertifnya tinggi memberikan
umum lebih asertif daripada yang tidak
respons yang lebih lama (dalam arti lamanya
terdapat jeda
waktu yang digunakan untuk berbicara)
Ketoprak
daripada orang yang tingkat asertifnya rendah.
Jakob
3. Loudness
Berbicara
Kenyataannya
bahwa
Soemardjo
adanya
(1992:
60-62)
menyebutkan ketoprak lahir sebagai sebuah
dengan
keras
kebiasaan masyarakat memainkan alat musik,
biasanyalebih asertif, selama seseorang itu
bernyanyi, dan menari. Kebiasaan tersebut
tidak berteriak. Berbicara dengan suara yang
lalu diolah sedemikian rupa seiring dengan
jelasmerupakan cara yang terbaik dalam
perjalanan waktu menjadi sebuah pertunjukan
berkomunikasi
dengan
yang dinamakan ketoprak. Sumber lain
oranglain (Eisler dkk dalam Martin &
mengatakan bahwa ketoprak adalah kesenian
Poland,1980).
tradisional yang berupa pementasan drama
4. Request for New Behavior
yang
secara
lebih
efektif
Meminta munculnya perilaku yang baru
mengangkat
cerita-cerita
tertentu,
biasanya kisah legenda.
pada orang lain, mengungkapkan tentang
Ketoprak merupakan salah satu bentuk
fakta ataupun perasaan dalam memberikan
teater rakyat yang sangat memperhatikan
saran pada orang lain, dengan tujuan agar
bahasa
situasi berubah sesuai dengan yang kita
memperoleh
inginkan.
digunakan
5. Affect
diperhitungkan
yang
digunakan.
perhatian,
bahasa
Bahasa
sangat
meskipun
Jawa
masalah
tetapi
yang
harus
unggah-ungguh
Afek berarti emosi; ketika seseorang
bahasa. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkat-
berbicara dalam keadaan emosi maka intonasi
tingkat bahasa yang digunakan, yaitu Bahasa
suaranya
yang
Jawa biasa(sehari-hari), Bahasa Jawa kromo
disampaikan akan lebih asertif jika seseorang
(untuk yang lebih tinggi), Bahasa Jawa kromo
berbicara dengan fluktuasi yang sedang dan
inggil(yaitu untuk tingkat yang tertinggi).
akan
meninggi.
Pesan
tidak berupa respons yang monoton ataupun
respons yang emosional.
Kasim Ahmad sebagaimana dikutip oleh
Herman
J.
Waluyo
(2006:73)
Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 365
mengklasifikasikan teater tradisional menjadi
disampaikan kepada penonton. Misi yang
tiga, yaitu teater rakyat, teater klasik, dan
akan disampaikan tersebut dapat dilakukan
teater transisi. Sementara ketoprak masuk
melalui dialog maupun melalui gerakan.
dalam kategori teater rakyat. Disebutkan pula
Meningkatkan keterampian asertif melalui
bahwa salah satu sifat teater rakyat adalah
ketoprak
improvisasi, sederhana, spontan, dan menyatu
dengan
kehidupan
diangkat
dalam
rakyat.
Tema
pertunjukkan
yang
ketoprak
Latihan kemampuan asertif merupakan
salah satu pendekatan behavioral, yang bisa
diterapkan
terutama
pada
situasi-situasi
bermacam-macam. Biasanya diambil dari
interpersonal pada individu yang mengalami
cerita atau legenda di Jawa. Seperti asal -
kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa
usul sebuah kota, asal usul danau, legenda
menyatakan atau menegaskan diri adalah
seorang tokoh dan lain-lain.
tindakan yang layak atau benar (Corey, 2007:
Berdasarkan uraian di depan, dapat
213). Latihan Asertif berasal dari kata asing
dipahami bahwa ketoprak merupakan salah
to assert yang berarti menyatakan dengan
satu kesenian tradisional (teater rakyat) yang
tegas. Dengan kata lain perilaku asertif
lahir dan berkembang di Jawa Tengah yang
mengandung suatu tingkah laku yang penuh
mengetengahkan
ketegasan
cerita-cerita
kehidupan
rakyat, juga sering berupa cerita legenda
Pada
dasarnya
seni
yang
timbul
karena
adanya
kebebasan emosi
pertunjukan
Pada hakekatnya, tindakan asersif yang
tradisional secara umum mempunyai empat
merupakan tindakan untuk mempertahankan
fungsi utama yaitu berfungsi sebagai sarana
hak-hak personal yang dimilikinya adalah
upacara,
atau
upaya untuk mencapai kebebasan emosi, yaitu
tontonan, sebagai pendidikan atau media
kemampuan untuk menguasai diri, bersikap
tuntunan, dan sebagai media kritik sosial.
bebas dan menyenangkan, merespon hal–hal
sebagaihiburan
pribadi
Kesenian kethoprak adalah salah satu
yang disukai atau tidak disukai secara tulus
kesenian tradisional yang berfungsi sebagai
dan wajar, dan mengekspresikan cinta dan
media
kasih sayang pada orang yang sangat berarti
pendidikan,
dimana
lakon
atau
cerita yang dipakai sebagai tuntunan bagi
dalam
para penonton yang menikmatinya. Pada
menunjukkan perilaku asertif atau tidak, akan
setiap
pertunjukan
tampak sekali dalam respon-respon yang
tradisional kethoprak, para seniman yang
diberikan senbagi bentuk pembelaan diri,
pementasan
seni
mementaskan mempunyai misi yang ingi
hidupnya.
Apakah
seseorang
366 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368
ketika seseorang itu diperlakukan tidak adil
untuk dibiarkan sendirian) dan menolak
oleh orang lain atau lingkungannya.
permintaan.
Menurut Corey (2007: 213) dengan
3. Memperlihatkan
emosi‐emosi
positif
memilki kemampuan asertif akan membantu
(senang, menghargai, menyukai seseorang,
orang-orang yang mengalami masalah sebagai
merasa tertarik), memberikan pujian, dan
berikut :
menerima pujian dengan mengucapkan
1. Orang yang tidak mampu mengungkapkan
“terima kasih”.
kemarahan atau perasaan tersingung.
4. Memulai, melaksanakan, mengubah, atau
2. Orang yang menunjukkan kesopanan yang
menghentikan
percakapan
secara
berlebihan dan selalu mendorong orang
menyenangkan,
lain untuk mendahuluinya.
pendapat, dan pengalaman dengan orang
3. Orang yang memiliki kesulitan untuk
mengatakan ”tidak”.
mengungkapkan afeksi dan respon-respon
perasaan,
lain.
5. Mengatasi
4. Orang yang mengalami kesulitan untuk
berbagi
ketersinggungan
sebelum
kemarahan makin meningkat dan meledak
menjadi agresi.
positif
Bermain peran. Dengan bimbingan dari
5. Orang yang merasa tidak punya hak untuk
konselor, teknik ini digunakan untuk melatih
memiliki perasaan dan pikiran-pikiran
siswa
sendiri.
menyatakan diri bahwa tindakannya adalah
Berdasarkan
mengalami
kesulitan
untuk
Schimmel,
layak atau benar. Lebih lanjut dijelaskan oleh
(Depdiknas 2008:32) menyatakan bahwa
Corey (2007: 213) bahwa latihan asertif dapat
beberapa jenis perilaku asertif yang perlu
menggunkan prosedur-prosedur permainan
dilatihkan terutama adalah:
peran.
1. Berani
permintaan,
penelitian
yang
mengemukakan
kesukaan,
pendapat,
dsb,
yang
Menurut Bennett (dalam Romlah:1989)
dalam bermain peran anak belajar untuk
menjadikan seseorang dihargai sebagai
mengembangkan
keterampilan-keterampilan
manusia yang sederajat dengan manusia
dan
mengenai hubungan antar
lain.
manusia dengan jalan memerankan situasi
2. Mengekspresikan
(keluhan,
emosi‐emosi
kebencian,
negatif
pengertian
yang paralel dengan yang
terjadi
dalam
kritik,
kehidupan yang sebenarnya. Salah satu
ketidaksetujuan, rasa tertekan, kebutuhan
faktor yang penting dalam permainan peran
Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 367
akan menghasilkan perubahan perilaku dan
meningkatkan keterampilan asertif. Selain itu
mengurangi hambatan.
juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur dan
Perubahan
sikap
perilaku
melalui
atau
permainan
perubahan
peran
terjadi
meningkatkan
kecintaan
siswa
terhadap
warisan budaya Indonesia. Sesuai
secara bertahap. Menurut Lewin (dalam
manfaat
Romlah: 1989) menggolongkan perubahan
maka
tersebut dalam tiga tahap, yaitu: (a) pola-
penting
untuk
pola perilaku yang tidak kaku yang dimiliki
dengan
metode bermain peran. Hal tersebut
sekarang; (b) perubahan kearah pola-pola
didukung oleh kelebihan dari metode bermain
perilaku baru; dan (c) melaksanakan pola-
peran yaitu membantu anak untuk membantu
pola perilaku baru dalam kehidupan sehari-
anak didik untuk berlaku, berpikir dan
hari.Strategi bimbingan dan konseling melalui
merasakan apa yang dirasakan orang lain
permainan peran diharapkan dapat merubah
Cheppy (dalam Masitoh, 1980:124).
perilaku
PENUTUP
anak
lebih
asertif
dalam
mempertahankan diri dan anak belajar untuk
mengambil sikap secara positif.
asertifitas
yang telah
dengan
kemampuan
dijelaskan
asertif anak
sangat
ditingkatkan. Salah satunya
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
Drama atau bermain peran adalah cerita
pembahasan pada bab sebelumnya, selan-
yang di lakonkan yang di bawa dalam sebuah
jutnya dapat diperoleh simpulkan sebagai
pertunjukan. Dalam perkembangan drama
berikut: Melalui penggunaan seni ketoprak
terbagi
dapat meningkatkan kemampuan asertif pada
kedalam
drama
tradisional
atau
bahasanya menggunakan bahasa daerah dan
siswa
masih bersifat kedaerahan, seperti ketoprak.
ketoprak.
Umumnya, lakon-lakon yang dipentaskan
kesenian ketoprak seputar babad, legenda
dengan
memainkan
peran
dalam
Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian
maupun sejarah yang terjadi di berbagai
yang
daerah. Cerita-cerita inilah yang kemudian
dikemukakan saran bagi peneliti selanjutnya
menjadi kokoh dalam kehidupan warga.
dapat
Dalam
peaksanaan
ketoprak
maka
diperoleh,
mendapatkan
peningkatan
selanjutnya
pemahaman
keterampian
asertif
dapat
tentang
melalui
terdapat interaksi yang menonjol seperti
ketoprak dan melakukan penelitian untuk
komunikasi
Dengan
mengetahui
antar
pemain
keterampian asertif melalui ketoprak serta
dijadikan
untuk
memanfaatkan
peran
maka
antar
pemain.
komunikasi
dapat
keefektifan
meningkatkan
368 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368
untuk
meneliti
hal
yang
sama
dan
menyempurnakan hasil penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
Alberti, R & Emmons, M. 2002. Your
Perfect Right. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Alberti, R & Emmons, M. 2002. Your
Perfect Right. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek
Konseling & Psikoterapi. Bandung:
PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor
20
Tahun
2003,
tentang
SistemPendidikan Nasional.
Herman J. Waluyo. 2006. Pengkajian dan
Apresiasi
Prosa
Fiksi.
Surakarta:Universitas Sebelas Maret
Kartini Kartono. 1988. Psikologi Remaja.
Bandung : PT.Rosda Karya
Masitoh. dkk. 2003. Pendekatan Belajar Aktif
di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Depdiknas. Dirjen Dikti. Bagian
Proyek
Peningkatan
Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
Martin, R.A., & Poland, E.Y. 1980. Learning
to change : a self-management
approach to adjustment. New York:
Mc.Graw Hill.
Rakos, R. F. 1991. Assertive Behavior
Theory, Research and Training.
London: Routledge
Romlah, Tatiek. 1989. Teori dan Praktek
Bimbing Kelompok. Jakarta: P2LPTK.
Singgih D. Gunarso. 1988. Psikologi
Perkembangan. Jakarta : PT Gramedia
Sumardjo, Jakob. 1984. Masyarakat dan
Sastra Indonesia. Jakarta: Nur Cahaya.
Townend,
A.
1991.
Developing
Assertiveness. London: Routledge
Download