Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 MENINGKATAN KETERAMPILAN ASERTIF MELALUI SENI KETOPRAK Titis Firdia Nastiti Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan keterampilan asertif siswa melalui seni Ketoprak. Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan orang lain. Asertif adalah satu sekian keterampilan berbicara yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan salah satu seni budaya yang berasal dari Jawa yaitu Ketoprak. Pelatihan asertif dilakukan dengan metode memainkan peran yang terdapat dalam skenario Ketoprak untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam mengembangkan kemampuan asertif. Melalui seni budaya Indonesia Ketoprak maka siswa dapat mengenal sistem kebudayaan, pengetahuan dan cara pandang terhadap dunianya masyarakat. Cerita rakyat merupakan simbol-simbol sistem kebudayaan dan cerita rakyat tersebut merupakan inti dari seni Ketoprak. Ketoprak merupakan salah satu bahan bimbingan yang sangat berharga dengan memanfaatkan salah kebudayaan Indonesia. Pelatihan asertif melalui Ketoprak akan lebih hidup dan menarik, serta memberikan warna berbeda dengan melestarikan kebudayaan. Kata Kunci: ketoprak, asertif Singgih PENDAHULUAN D. Gunarso (1988 : 19) Fenomena kenakalan remaja yang terjadi mengatakan dari segi hukum kenakalan saat ini semakin hari semakin meningkat remaja digolongkan dalam dua kelompok sehingga meresahkan masyarakat. Tindakan yang berkaitan dengan norma-norma hukum yang merupakan yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan problematika yang terjadi pada remaja. Pada sosial serta tidak diantar dalam undang- dasarnya kenakalan remaja merupakan suatu undang sehingga tidak dapat atau sulit bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai digolongkan sebagai pelanggaran hukum; (2) dengan norma-norma yang hidup di dalam kenakalan yang bersifat melanggar hukum masyarakatnya. Kartini Kartono (2003 : 6-7 ) dengan penyelesaian sesuai dengan undang- secara tegas dan jelas memberikan batasan undang dan hukum yang berlaku sama dengan kenakalan remaja merupakan gejala sakit perbuatan melanggar hukum bila dilakukan secara sosial pada anak-anak dan remaja yang orang dewasa. Bentuk kenakalan remaja yang disebabkan oleh bentuk pengabaian sosial, sekarang ini marak dilakukan yaitu seperti sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tawuran tingkah laku yan menyimpang. narkoba serta seks bebas. Berikut beberapa menyimpang ini antar pelajar, penyalahgunaan fakta dilapangan tentang kenakalan remaja 360 Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 361 antara lain; Tawuran antar pelajar di Taman menunjukkan bahwa para remaja terjerumus Sari, Jakarta Barat, yakni SMK 56 Pluit, ke dalam hal negatif seperti tawuran, narkoba, Jakarta Utara dan SMK 44 Taman Siswa seks bebas, salah satunya disebabkan oleh Kemayoran, Jakarta Pusat pada tanggal 7 kepribadian Maret ketidakmampuan para remaja untuk bersikap 2017 (www.SINDOnews.com), kemudian tawuran dua kelompok pelajar di fly over Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, yang lemah yaitu asertif. Perilaku asertif adalah perilaku individu Ciracas, Jakarta Timur pada 14 Februari yang memiliki 2017(www.TRIBUNNEWS.COM). Tawuran mengungkapkan perasaan atau emosinya yang mengakibatkan korban meninggal juga melalui terjadi pada pelajar SMK Wipama Cikupa Menurut Rakos (1991: 8), perilaku asertif Kabupaten Tangerang akibat luka bacok dijelaskan sebagai perilaku hubungan antar ketika terlibat tawuran pada tanggal 21 pribadi yang menyertakan kejujuran dan Nopember 2016 (www.Warta Kota.com) berterus Perilaku remaja yang menyimpang ekspresi terang kejujuran untuk yang secara mampu dikehendakinya. sosial dalam mengekspresikan pemikiran dan perasaan disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri serta (internal) dan faktor dari luar (eksternal). kesejahteraan orang lain. Townend (1991: 4) Faktor internal meliputi krisis identitas yang yaitu orang yang berperilaku asertif dapat ditandai dengan masih mencari jati diri dan disebutkan sebagai orang yang mempunyai control diri yang lemah sehingga mudah kepercayaan diri, karena orang yang percaya terpengaruh. eksternal diri selalu bersikap positif pada dirinya meliputi kondisi keluarga, pengaruh teman sendiri dan orang lain. Sikap ini akan dan lingkungan yang kurang baik. menjadikan seseorang menjadi tegas, jujur Banyak Sedangkan faktor-faktor faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang mempertimbangkan perasaan dan dan terbuka, kritis, langsung dan nyaman, akan tetapi mampu menghormati orang lain. rusak. Biasanya hal ini berawal dari mereka Salah satu alasan remaja terlibat dalam berteman dengan teman yang membawa perilaku agresif adalah karena tidak memiliki dampak buruk, karena masa remaja itu masa keterampilan sosial dasar. Meraka tidak dimana keadaan psikis remaja bisa mudah mengetahui bagaimana merespon provokasi terpengaruh. Penelitian (Gillen, 2003; Uyun dari oran lain, tidak mengetahui bagaimana & Hadi, 2005; Sert, 2003; Marini & Andriani, cara membuat permintaan atau menolak 2005; Sikone, 2007; Puspitawati, 2009) sebuah ajakan tanpa membuat orang lain 362 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368 marah. Sehingga remaja sangat membutuhkan suasana belajar yang baik maka Bimbingan keterampilan sosial untuk berani mengambil dan Konseling sangat sikap tegas dalam rangka menolak berbagai melaksanakan sistim pendidikan tersebut macam tawaran negatif yang berasal dari dalam pencegahan kenakalan remaja antar lingkungan sekitarnya. Salah satu cara yang remaja. tepat dalam menciptakan dan mengambangkan kemampuan asertif adalah dengan cara berkomunikasi dalam peningkatan asertif. Pendidikan mempunyai peran penting dalam menyelesaikan masalah kenakalan remaja. Sejalan dengan harapan bangsa yaitu menghasilkan generasi muda yang unggul maka khususnya dalam institusi pendidikaan yaitu sekolah dituntut untuk memiliki tanggungjawab yang penuh. Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional dalam UndangUndang No. 20, Tahun 2003, pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan berperan penting Penjelasan dalam buku Bimbingan dan Konseling di sekolah (2008) bahwa: Bimbingan dan Konseling adalah upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dengan menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif, dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, supaya peserta didik dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan tugas-tugas perkembangan. Upaya bantuan ini dilakukan secara terencana dan sistematis untuk semua peserta didik dan dilakukan oleh tenaga profesional yaitu konselor. Pendidikan sangat berpengaruh pada budaya. Sehingga dalam strategi layanan nasional bimbingan dan konseling dapat menggunakan berfungsi mengembangkan kemampuan dan strategi yang berlatar belakang dari salah satu membentuk watak serta peradaban bangsa seni budaya Indonesia yaitu ketoprak. Nilai yang rangka yang dipertahankan dalam seni Ketoprak mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan adalah nilai moral, sosial-kultural, nilai untuk berkembangnya potensi peserta didik pendidikan dan nilai estetika. Fungsi budaya agar menjadi manusia yang beriman dan ketoprak bagi masyarakat yaitu bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sarana berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, sarana kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara lain-lain. Selain bermartabat dalam yang demokratis serta bertanggung jawab.” Mengacu pada usaha Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan penghibur, sarana tuntunan budaya pendidikan, dalam upacara adat atau ritual dan kebudayaan yang sebagai ada itu, ketoprak guna untuk bangsa dengan adanya dapat memenuhi menyertakan nilai-nilai mencintai, melestarikan dan menjadikan salah Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 363 satu karakter bagi negara Indonesia. Dengan adanya kebebasan menonton pertunjukan efektif yang mendukung yang antara lain bisa menyerap ketoprak, masyarakat nilai-nilai kemanusiaan dan moral di dalam setiap cerita. Berdasarkan melihat hal uraian bahwa di atas, penulis yang penting untuk dikembangkan penanaman dengan dikaitkan pendidikan pada menyatakan dan keadaan hak-hak pribadi, berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak budaya ketoprak menjadi sebagai meliputi: emosi karakter peningkatan tersebut, melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi. Menurut Alberti dan Emmons (2002) perilaku asertif adalah perilaku yang membuat seseorang dapat bertindak demi kebaikan keterampilan asertif. Siswa dapat menyerap dirinya, nilai-nilai moral dan nilai pendidikan karakter cemas, mengekspresikan perasaan secara melalui nyaman, dan menjalankan haknya tanpa pementasan dilaksanakan serta ketoprak dapat yang menumbuhkan haknya tanpa melanggar orang lain. kecintaan terhadap kebudayaan Indonesia. Berdasarkan persoalan dan kajian di atas, mempertahankan Dapat disimpukan asertif merupakan suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan peneliti berharap agar penelitian ini dapat apa digunakan sebagai sumbangan pemikiran dipikirkan kepada orang lain namun dengan dalam rangka menambah khasanah ilmu tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta pengetahuan, khususnya dalam ilmu-ilmu perasaan pihak lain. sosial kemasyarakatan diinginkan, dirasakan, dan terutama Menurut Eisler, Miller & Hersen,Johnson bimbingan dan konseling. Di samping itu, & Pinkton (dalam Martin & Poland,1980) ada sebagai beberapa komponen dari asertif, antara lain tinjauan bagi dan yang peneliti dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya adalah: terutama yang berkaitan dengan psikologi 1. Compliance pendidikan. Berkaitan dengan usaha seseorang untuk PEMBAHASAN menolak atau tidak sependapat dengan orang Asertif lain. Yang perlu ditekankan di sini adalah Asertif berasal dari kata asing to assert yang berarti menyatakan dengan tegas. keberanian seseorang untuk “tidak” pada orang lain jika memang itutidak Menurut Lazarus, pengertian perilaku asertif sesuai dengan keinginannya. mengandung suatu tingkah 2. Duration of Reply penuh yang ketegasan laku yang timbul karena mengatakan 364 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368 Merupakan seseorang untuk dikehendakinya, lamanya waktu mengatakan dengan apa bagi 6. Latency of Response yang Adalah jarak waktu antara akhir ucapan menerangkannya seseorang sampai giliran kita untuk mulai pada orang lain. Eisler dkk (dalam Martin berbicara. &Poland, 1980) menemukan bahwa orang sedikit jeda sesaat sebelum menjawab secara yang tingkat asertifnya tinggi memberikan umum lebih asertif daripada yang tidak respons yang lebih lama (dalam arti lamanya terdapat jeda waktu yang digunakan untuk berbicara) Ketoprak daripada orang yang tingkat asertifnya rendah. Jakob 3. Loudness Berbicara Kenyataannya bahwa Soemardjo adanya (1992: 60-62) menyebutkan ketoprak lahir sebagai sebuah dengan keras kebiasaan masyarakat memainkan alat musik, biasanyalebih asertif, selama seseorang itu bernyanyi, dan menari. Kebiasaan tersebut tidak berteriak. Berbicara dengan suara yang lalu diolah sedemikian rupa seiring dengan jelasmerupakan cara yang terbaik dalam perjalanan waktu menjadi sebuah pertunjukan berkomunikasi dengan yang dinamakan ketoprak. Sumber lain oranglain (Eisler dkk dalam Martin & mengatakan bahwa ketoprak adalah kesenian Poland,1980). tradisional yang berupa pementasan drama 4. Request for New Behavior yang secara lebih efektif Meminta munculnya perilaku yang baru mengangkat cerita-cerita tertentu, biasanya kisah legenda. pada orang lain, mengungkapkan tentang Ketoprak merupakan salah satu bentuk fakta ataupun perasaan dalam memberikan teater rakyat yang sangat memperhatikan saran pada orang lain, dengan tujuan agar bahasa situasi berubah sesuai dengan yang kita memperoleh inginkan. digunakan 5. Affect diperhitungkan yang digunakan. perhatian, bahasa Bahasa sangat meskipun Jawa masalah tetapi yang harus unggah-ungguh Afek berarti emosi; ketika seseorang bahasa. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkat- berbicara dalam keadaan emosi maka intonasi tingkat bahasa yang digunakan, yaitu Bahasa suaranya yang Jawa biasa(sehari-hari), Bahasa Jawa kromo disampaikan akan lebih asertif jika seseorang (untuk yang lebih tinggi), Bahasa Jawa kromo berbicara dengan fluktuasi yang sedang dan inggil(yaitu untuk tingkat yang tertinggi). akan meninggi. Pesan tidak berupa respons yang monoton ataupun respons yang emosional. Kasim Ahmad sebagaimana dikutip oleh Herman J. Waluyo (2006:73) Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 365 mengklasifikasikan teater tradisional menjadi disampaikan kepada penonton. Misi yang tiga, yaitu teater rakyat, teater klasik, dan akan disampaikan tersebut dapat dilakukan teater transisi. Sementara ketoprak masuk melalui dialog maupun melalui gerakan. dalam kategori teater rakyat. Disebutkan pula Meningkatkan keterampian asertif melalui bahwa salah satu sifat teater rakyat adalah ketoprak improvisasi, sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan diangkat dalam rakyat. Tema pertunjukkan yang ketoprak Latihan kemampuan asertif merupakan salah satu pendekatan behavioral, yang bisa diterapkan terutama pada situasi-situasi bermacam-macam. Biasanya diambil dari interpersonal pada individu yang mengalami cerita atau legenda di Jawa. Seperti asal - kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa usul sebuah kota, asal usul danau, legenda menyatakan atau menegaskan diri adalah seorang tokoh dan lain-lain. tindakan yang layak atau benar (Corey, 2007: Berdasarkan uraian di depan, dapat 213). Latihan Asertif berasal dari kata asing dipahami bahwa ketoprak merupakan salah to assert yang berarti menyatakan dengan satu kesenian tradisional (teater rakyat) yang tegas. Dengan kata lain perilaku asertif lahir dan berkembang di Jawa Tengah yang mengandung suatu tingkah laku yang penuh mengetengahkan ketegasan cerita-cerita kehidupan rakyat, juga sering berupa cerita legenda Pada dasarnya seni yang timbul karena adanya kebebasan emosi pertunjukan Pada hakekatnya, tindakan asersif yang tradisional secara umum mempunyai empat merupakan tindakan untuk mempertahankan fungsi utama yaitu berfungsi sebagai sarana hak-hak personal yang dimilikinya adalah upacara, atau upaya untuk mencapai kebebasan emosi, yaitu tontonan, sebagai pendidikan atau media kemampuan untuk menguasai diri, bersikap tuntunan, dan sebagai media kritik sosial. bebas dan menyenangkan, merespon hal–hal sebagaihiburan pribadi Kesenian kethoprak adalah salah satu yang disukai atau tidak disukai secara tulus kesenian tradisional yang berfungsi sebagai dan wajar, dan mengekspresikan cinta dan media kasih sayang pada orang yang sangat berarti pendidikan, dimana lakon atau cerita yang dipakai sebagai tuntunan bagi dalam para penonton yang menikmatinya. Pada menunjukkan perilaku asertif atau tidak, akan setiap pertunjukan tampak sekali dalam respon-respon yang tradisional kethoprak, para seniman yang diberikan senbagi bentuk pembelaan diri, pementasan seni mementaskan mempunyai misi yang ingi hidupnya. Apakah seseorang 366 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368 ketika seseorang itu diperlakukan tidak adil untuk dibiarkan sendirian) dan menolak oleh orang lain atau lingkungannya. permintaan. Menurut Corey (2007: 213) dengan 3. Memperlihatkan emosi‐emosi positif memilki kemampuan asertif akan membantu (senang, menghargai, menyukai seseorang, orang-orang yang mengalami masalah sebagai merasa tertarik), memberikan pujian, dan berikut : menerima pujian dengan mengucapkan 1. Orang yang tidak mampu mengungkapkan “terima kasih”. kemarahan atau perasaan tersingung. 4. Memulai, melaksanakan, mengubah, atau 2. Orang yang menunjukkan kesopanan yang menghentikan percakapan secara berlebihan dan selalu mendorong orang menyenangkan, lain untuk mendahuluinya. pendapat, dan pengalaman dengan orang 3. Orang yang memiliki kesulitan untuk mengatakan ”tidak”. mengungkapkan afeksi dan respon-respon perasaan, lain. 5. Mengatasi 4. Orang yang mengalami kesulitan untuk berbagi ketersinggungan sebelum kemarahan makin meningkat dan meledak menjadi agresi. positif Bermain peran. Dengan bimbingan dari 5. Orang yang merasa tidak punya hak untuk konselor, teknik ini digunakan untuk melatih memiliki perasaan dan pikiran-pikiran siswa sendiri. menyatakan diri bahwa tindakannya adalah Berdasarkan mengalami kesulitan untuk Schimmel, layak atau benar. Lebih lanjut dijelaskan oleh (Depdiknas 2008:32) menyatakan bahwa Corey (2007: 213) bahwa latihan asertif dapat beberapa jenis perilaku asertif yang perlu menggunkan prosedur-prosedur permainan dilatihkan terutama adalah: peran. 1. Berani permintaan, penelitian yang mengemukakan kesukaan, pendapat, dsb, yang Menurut Bennett (dalam Romlah:1989) dalam bermain peran anak belajar untuk menjadikan seseorang dihargai sebagai mengembangkan keterampilan-keterampilan manusia yang sederajat dengan manusia dan mengenai hubungan antar lain. manusia dengan jalan memerankan situasi 2. Mengekspresikan (keluhan, emosi‐emosi kebencian, negatif pengertian yang paralel dengan yang terjadi dalam kritik, kehidupan yang sebenarnya. Salah satu ketidaksetujuan, rasa tertekan, kebutuhan faktor yang penting dalam permainan peran Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 367 akan menghasilkan perubahan perilaku dan meningkatkan keterampilan asertif. Selain itu mengurangi hambatan. juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur dan Perubahan sikap perilaku melalui atau permainan perubahan peran terjadi meningkatkan kecintaan siswa terhadap warisan budaya Indonesia. Sesuai secara bertahap. Menurut Lewin (dalam manfaat Romlah: 1989) menggolongkan perubahan maka tersebut dalam tiga tahap, yaitu: (a) pola- penting untuk pola perilaku yang tidak kaku yang dimiliki dengan metode bermain peran. Hal tersebut sekarang; (b) perubahan kearah pola-pola didukung oleh kelebihan dari metode bermain perilaku baru; dan (c) melaksanakan pola- peran yaitu membantu anak untuk membantu pola perilaku baru dalam kehidupan sehari- anak didik untuk berlaku, berpikir dan hari.Strategi bimbingan dan konseling melalui merasakan apa yang dirasakan orang lain permainan peran diharapkan dapat merubah Cheppy (dalam Masitoh, 1980:124). perilaku PENUTUP anak lebih asertif dalam mempertahankan diri dan anak belajar untuk mengambil sikap secara positif. asertifitas yang telah dengan kemampuan dijelaskan asertif anak sangat ditingkatkan. Salah satunya Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan Drama atau bermain peran adalah cerita pembahasan pada bab sebelumnya, selan- yang di lakonkan yang di bawa dalam sebuah jutnya dapat diperoleh simpulkan sebagai pertunjukan. Dalam perkembangan drama berikut: Melalui penggunaan seni ketoprak terbagi dapat meningkatkan kemampuan asertif pada kedalam drama tradisional atau bahasanya menggunakan bahasa daerah dan siswa masih bersifat kedaerahan, seperti ketoprak. ketoprak. Umumnya, lakon-lakon yang dipentaskan kesenian ketoprak seputar babad, legenda dengan memainkan peran dalam Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian maupun sejarah yang terjadi di berbagai yang daerah. Cerita-cerita inilah yang kemudian dikemukakan saran bagi peneliti selanjutnya menjadi kokoh dalam kehidupan warga. dapat Dalam peaksanaan ketoprak maka diperoleh, mendapatkan peningkatan selanjutnya pemahaman keterampian asertif dapat tentang melalui terdapat interaksi yang menonjol seperti ketoprak dan melakukan penelitian untuk komunikasi Dengan mengetahui antar pemain keterampian asertif melalui ketoprak serta dijadikan untuk memanfaatkan peran maka antar pemain. komunikasi dapat keefektifan meningkatkan 368 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368 untuk meneliti hal yang sama dan menyempurnakan hasil penelitian. DAFTAR RUJUKAN Alberti, R & Emmons, M. 2002. Your Perfect Right. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Alberti, R & Emmons, M. 2002. Your Perfect Right. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang SistemPendidikan Nasional. Herman J. Waluyo. 2006. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta:Universitas Sebelas Maret Kartini Kartono. 1988. Psikologi Remaja. Bandung : PT.Rosda Karya Masitoh. dkk. 2003. Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikti. Bagian Proyek Peningkatan Pendidikan Tenaga Kependidikan. Martin, R.A., & Poland, E.Y. 1980. Learning to change : a self-management approach to adjustment. New York: Mc.Graw Hill. Rakos, R. F. 1991. Assertive Behavior Theory, Research and Training. London: Routledge Romlah, Tatiek. 1989. Teori dan Praktek Bimbing Kelompok. Jakarta: P2LPTK. Singgih D. Gunarso. 1988. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Gramedia Sumardjo, Jakob. 1984. Masyarakat dan Sastra Indonesia. Jakarta: Nur Cahaya. Townend, A. 1991. Developing Assertiveness. London: Routledge